HANDLE PINTU BERGAGANG, PALING SESUAI UNTUK MANULA (TELAAH DI PUSAT KEGIATAN LANSIA AISYIYAH-SOLO)

dokumen-dokumen yang mirip
Kancing Baju Jenis Ceples, Paling Praktis untuk Lansia, Telaah di Pusat Kegiatan Lansia Aisyiyah-Solo

SARANA KERJA YANG TIDAK ERGONOMIS MENINGKATKAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA GARMENT DI BALI

DESAIN KAMAR MANDI UNTUK ORANG LANJUT USIA (STUDI KASUS PANTI WREDHA DHARMA BAKTI)

PEMASANGAN RAILLING KAMAR MANDI MENINGKATKAN KENYAMANAN LANSIA DI PUSAT KEGIATAN LANSIA AISYIYAH, SURAKARTA

BAB VI PEMBAHASAN. Subjek pada penelitian ini semua berjenis kelamin wanita dengan

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN

Desain Troli Ergonomis sebagai Alat Angkut Gas LPG

BAB I PENDAHULUAN. Sampah selalu menjadi polemik yang berkembang setiap tahunnya. Kondisi

Lampiran 1. Daftar pertanyaan wawancara (kuesioner) KUESIONER PENGGUNAAN KNAPSACK SPRAYER

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB VI PEMBAHASAN. Perbaikan Sikap Kerja Dan Penambahan Penerangan Lokal Menurunkan Keluhan

BAB VI PEMBAHASAN. Hasil analisis penelitian tentang pengecatan plafon menggunakan tangkai

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Beban kerja fisik (physical workload) merupakan beban yang diterima

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan. hidupnya, dan hampir sebagian besar dari waktunya dihabiskan di tempat


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VI PEMBAHASAN. Ukuran Lukisan Berbeda Dalam Sebuah Ruang Pameran Terhadap Kelelahan

PERANCANGAN FASILITAS KERJA YANG ERGONOMIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) PADA INDUSTRI KERIPIK UBI

BAB I PENDAHULUAN. Mereka dituntut membuat gambar perencanaan gedung sesuai dengan konsep dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dunia industri di Indonesia masih didominan dengan penggunaan tenaga

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan promotif dan preventif baik sehat maupun sakit.

BAB I PENDAHULUAN I-1

ERGONOMI DESAIN MEJA DAN KURSI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. akan melibatkan kerja tubuh. Kegiatan yang dilakukan secara rutinitas setiap hari

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

DESAIN BENTUK FISIK KERETA DORONG SESUAI ANTROPOMETRI ANAK-ANAK UNTUK PENJUAL COBEK ANAK

REDESAIN BONCENGAN ANAK PADA SEPEDA MOTOR DENGAN PENDEKATAN ANTHROPOMETRI

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN STAGEN PADA AKTIVITAS ANGKAT-ANGKUT DI PASAR LEGI SURAKARTA

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

Perancangan ulang alat penekuk pipa untuk mendukung proses produksi pada industri las. Sulistiawan I BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap produktivitas kerja manusia. Perancangan atau redesain

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan jumlah hotel. Dinas Pariwisata Bali mencatat jumlah hotel yang

PERBAIKAN POSTUR KERJA PADA PROSES PENGIKIRAN WAJAN DI SP ALUMINIUM YOGYAKARTA

ERGONOMI PADA BURUH GENDONG PEREMPUAN. ( Oleh : Risma A Simanjuntak, Prastyono Eko Pambudi ) Abstrak

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB VI PERANCANGAN DAN ANALISIS

Surat Persetujuan. Lampiran 1.1. Saya yang bertanda tangan dibawah ini, yaitu : Nama : Umur :. tahun. Alamat :..

Pembahasan dan Analisis

PENGARUH SOSIAL EKONOMI TERHADAP KUALITAS PERMUKIMAN DI KELURAHAN SIDOREJO KECAMATAN MEDAN TEMBUNG KOTA MEDAN. Mbina Pinem 1.

BEBAN KERJA DAN KELUHAN SISTEM MUSCULOSKELETAL PADA PEMBATIK TULIS DI KELURAHAN KALINYAMAT WETAN KOTA TEGAL

2013 GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PENYAKIT REUMATIK PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1. Universitas Kristen Maranatha

Solichul H.A. BAKRI UNIBA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat kota besar yang mengandalkan kepraktisan sehingga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Industri manufaktur di Indonesia, sekarang ini mengalami. pangsa pasar tidak hanya lokal tetapi internasional. Industri seperti ini

ASPEK ERGONOMI DALAM PERBAIKAN RANCANGAN FASILITAS PEMBUAT CETAKAN PASIR DI PT X.

ANALISIS POSTUR KERJA DAN KELUHAN PEKERJA PADA AKTIVITAS PEMOTONGAN BAHAN BAKU PEMBUATAN KERIPIK

Bab 1 : Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN

BAB V PEMBAHASAN. saat penelitian dilakukan yang diukur dengan satuan tahun. Dalam

Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe

RANCANG BANGUN ALAT TANAM BENIH JAGUNG ERGONOMIS DENGAN TUAS PENGUNGKIT

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.

RANCANG BANGUN PROTOTIPE ALAT TANAM BENIH JAGUNG ERGONOMIS DENGAN TUAS PENGUNGKIT DAN MEKANIK PEMBUAT LUBANG UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS TANAM

1 Pendahuluan. 2 Tinjauan Literatur

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia, dan belum banyak menjadi perhatian bagi peneliti ergonomis di

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kata yunani yaitu Ergo yang berarti kerja dan Nomos yang berarti hukum.

ANALISIS KELELAHAN KERJA, KEBOSANAN KERJA, KEPUASAN KERJA SEBAGAI DASAR REKOMENDASI PERBAIKAN FISIOLOGIS PEKERJA

LAMPIRAN 1. Data Anthropometri Tubuh Manusia Dan Data yang Berhubungan dengan Produk

BAB 2 LANDASAN TEORI

KAJIAN ERGONOMI TANGGA PENYEBRANGAN JALAN DI DEPAN KAMPUS I UNTAR JAKARTA

PERANCANGAN GERGAJI LOGAM DAN PETA KERJA UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. khusus guna menghasilkan suatu produk yang bermanfaat bagi masyarakat. Interaksi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan di Puskesmas Wonosari pada bulan September-Oktober 2016.

Pengertian dan Ruang Lingkup Ergonomi : bahasa Yunani Ergon : kerja Nomos : peraturan/hukum - Arbeitswissenschaft di Jerman - Biotechnology di Skandin

RUMAH KONTRAKAN DAERAH X DI KOTA DENPASAR, TIDAK NYAMAN. DITINJAU DARI KELUHAN SUBYEKTIF DAN RESPON FISIOLOGIS PENGHUNI

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. berlebihan dan kondisi fisik yang lain dapat mengakibatkan gangguan

PERANCANGAN ALAT BANTU PEMINDAHAN GALON AIR MINERAL (STUDI KASUS: DEPOT AIR MINERAL PEKANBARU)

PERANCANGAN ELEMEN-ELEMEN RUMAH TINGGAL DENGAN MEMPERTIMBANGKAN DATA ANTHROPOMETRI

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 1 Universitas Kristen Maranatha

PERANCANGAN ULANG ALAT BANTU MANUAL MATERIAL HANDLING OPERATOR PEMINDAH TABUNG GAS LPG 3 KG UNTUK MEREDUKSI TINGKAT BEBAN KERJA

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN METODE OWAS

Hubungan Faktor Internal Dan Eksternal Terhadap Kelelahan Kerja Melalui Subjective Self Rating Test

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. secara terus-menerus, dan berkesinambungan. Proses penuan ini akan. sehingga akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh secara

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Penempatan Posisi Ketinggian Monitor Diturunkan Dapat Mengurangi Keluhan Subjektif Para Pemakai Kaca Bifokal, Bagian I

BAB 6 PERANCANGAN DAN ANALISIS

POTENSI TEKNOLOGI PEMANEN KABUT DI DATARAN TINGGI NGOHO (154L)

PERBAIKAN SARANA KAMAR MANDI MENINGKATKAN KENYAMANAN LANSIA DI PUSAT KEGIATAN LANSIA AISYIYAH, SURAKARTA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Grip Strength BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidup manusia secara luas, namun tanpa disertai dengan

PENCAHAYAAN SEBAGAI INDIKATOR KENYAMANAN PADA RUMAH SEDERHANA YANG ERGONOMIS Studi Kasus RSS di Kota Depok Jawa Barat

IDENTIFIKASI TINGKAT KELELAHAN OTOT PADA PENGGUNA KOMPUTER DI BIRO PUSAT ADMINISTRASI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

Transkripsi:

1 HANDLE PINTU BERGAGANG, PALING SESUAI UNTUK MANULA (TELAAH DI PUSAT KEGIATAN LANSIA AISYIYAH-SOLO) Oleh : SOLICHUL HADI A. BAKRI Mahasiswa Pascasarjana Program Studi Ergonomi-Fisiologi Kerja, Universitas Udayana - Bali Ph.+62 812 2589990 e-mail: shadibakri@astaga.com Abstrak Suksesnya program keluarga berencana (KB) yang dimulai awal tahun 1970-an dan meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan masyarakat umum di Indonesia, berdampak terhadap peningkatan prosentase manula (manusia usia lanjut) dari tahun ke tahun. Banyak peralatan yang dipergunakan di rumah tangga masih kurang memperhatikan kemampuan dan kebolehan manula. Untuk itulah perlu perancangan produk yang memperhatikan hal-hal di atas. Kajian yang menyangkut kemampuan dan kebolehan manula di Indonesia sangat minim untuk dapat dijadikan patokan, untuk itulah penelitian pendahuluan tentang kesesuaian handle pintu di Pusat Kegiatan Lanjut Usia Aisyiyah di Surakarta dapat memberikan arti bagi telaah manula. Fasilitas kegiatan ini diubahsuaikan dari ruang kelas pendidikan perawat, menjadi ruang tinggal manula dengan beberapa perubahan fasilitas pendukungnya seperti dapur, MCK, juga fasilitas lainnya. Observasi dilakuan terhadap seluruh populasi penghuni yang masih aktif yaitu sebanyak 13 wanita lansia. Diawali dengan pengukuran antropometri, pengukuran mikroklimat dan kesan/respon fisiologis uji coba penggunaan tujuh macam handle pintu. Adapun hasil yang diperoleh dalam observasi adalah: (1) ubah suai ruangan yang semula kelas menjadi ruang tinggal manula membutuhkan penyesuaian fasilitas lanjutan, (2) di siang hari pada saat observasi dilakukan, suhu kering antara 28,7-30,0 0 C, suhu basah 21,2-21,4 0 C, dan indeks suhu bola basah (ISBB) 23,6-24,4 O C, (3) handle yang dirasa paling sesuai dengan selera responden berbentuk bulat dengan warna keemasan (30,76%), (4) sedangkan untuk respon genggaman yang paling baik adalah, handle bergagang (31,54%), (5) kemudahan penggunaan anak kunci, pilihan terbanyak pada handle bergagang (35,38%), (6) secara keseluruhan daftar kuesioner handle pintu bergagang paling sesuai untuk digunakan manula (31,92%), dan secara statistik significant (p<0,05). Perancangan perkakas dengan pendekatan SHIP (sistemic, holistic, inter discipliner dan partisipatory) diperlukan mengingat kompleknya permasalahan manula yang akan dihadapi. Kata kunci : Manula, handle, ergonomis.

2 I. PENDAHULUAN Makin meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan dan kualitas kehidupan masyarakat umum di Indonesia, berdampak terhadap peningkatan persentase manula (manusia lanjut usia) dari tahun ke tahun. Kecenderungan ini juga terjadi pada penduduk tua dunia, pada tahun 1980-an warga yang berumur 65 tahun ke atas berjumlah 5,9 % penduduk dunia. Diperkirakan pada tahun 2010 persentasenya akan meningkat menjadi 7,4 % (Kumashiro, M; 2000). Hasil sensus penduduk Indonesia pada tahun 1961, ternyata manula berjumlah 6,1 juta jiwa atau 6,39 % dari jumlah penduduk. Pada tahun 1971 jumlahnya meningkat menjadi 7,3 juta manula atau 6,17 % jumlah penduduk. Di tahun 1980 jumlahnya meningkat cukup tajam yaitu mencapai 11,6 juta jiwa atau 7,91 % dari jumlah penduduk. Pada tahun 2000-an diperkirakan penduduk manula akan mencapai 22,3 juta (9,99 % dari jumlah penduduk) (Astawan M, Wahyuni M., 1988). Dikaruniai usia panjang ternyata bukan tanpa masalah, karena secara alamiah kemampuan fisiologis organ manula telah mengalami penurunan fungsi. Perubahan gerak otot yang semakin kaku, stabilitas gerakan tangan yang gemetaran, kontrol keseimbangan semakin labil dan berbagai penurunan fungsi organ lainnya (Hari T., dkk, 2001). Perancangan perkakas yang disesuaikan peruntukannya bagi manula menjadi penting karena secara alamiah, kemampuan fisiologis organ lansia telah mengalami penurunan fungsi. Kesesuaian alat yang dipergunakan seharusnya didasarkan atas kemampuan, kebolehan dan batasan yang dimiliki manula. Batasan kemampuan fungsi fisiologis ini ternyata berdampak juga pada pilihan handle pintu yang dipergunakan. Keluhan yang sering ditemui adalah, beberapa jenis handle pintu yang tersedia di pasaran menyulitkan manula untuk beraktivitas secara mandiri. Pemilihan dan penggunaan bentuk yang lebih baru, terkadang kurang memperhatikan tingkat kesesuaian dan batasan tersebut, sehingga handle pintu yang seolah berpenampilan lebih modis sering menimbulkan hambatan baru bagi manula. Bangunan Pusat Kegiatan Lanjut Usia Aisyiyah-Surakarta yang dibangun pada tahun 1994, sebenarnya diperuntukan bagi sarana pendidikan Akademi Perawat Lanjut Usia, sehingga bentuk ruangan yang ada merupakan fasilitas yang diperuntukan ruang kelas. Dalam perkembangan berikutnya ruangan kelas di lantai dasar dipergunakan sebagai ruang tinggal manula, banyak upaya penyesuaian dilakukan untuk dapat memberikan pelayanan yang memadai. Penyesuaian tata letak dan rehabilitasi bangunan termasuk di dalamnya perubahan letak kamar mandi dan beberapa fungsi pelayanan lainnya sering memunculkan masalah baru. Misalnya keluhan terhadap penggunaan ruangan muncul saat tahap pengubahan handle pintu kamar mandi yang dipergunakan. Beberapa penghuni pernah terkunci di dalam kamar mandi dan membutuhkan pertolongan perawat jaga. Hal ini terjadi karena penghuni yang telah lanjut usia kesulitan dalam mengoperasikan handle pintu dalam kondisi tangan yang basah. Dengan demikian perlu dilakukan penyesuaian seiring dengan menurunnya kemampuan fisiologis dan kebolehan manula. Berdasarkan permasalahan tersebut di atas dibuat rumusan permasalahannya, jenis handle pintu manakah yang memberikan kemudahan dan paling sesuai bagi manula di Pusat Kegiatan Lanjut Usia Aisyiyah, Surakarta?

3 II. MATERI DAN METODE 2.1 Materi Penelitian dilakukan, pada lokasi Pusat Kegiatan Lanjut Usia Aisyiyah, Jalan Pajajaran Utara-Sumber, Surakarta. Responden ditetapkan dari populasi wanita yang telah menghuni ataupun mengikuti kegiatan rutin di tempat tersebut minimal selama 1 (satu) tahun. Parameter pengukuran objektif meliputi pengukuran suhu kering, suhu basah, indeks suhu bola basah, antropometri, denyut nadi istirahat dan nadi kerja. Percobaan kesesuaian handle pintu ini dilakukan terhadap 7 (tujuh) jenis dan bentuk yang berbeda dan diupayakan dari bentuk yang banyak diperdagangkan dan dipergunakan di rumah tinggal. 2.2 Metode Penelitian Penelitian ini mempergunakan metode observasi dan dianalisis secara statistik. Pengumpulan berbagai data primer dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan pengukuran dari 13 responden wanita yang ditetapkan dari populasi penghuni yang masih aktif, di Pusat Kegiatan Lanjut Usia Aisyiyah, Jalan Pajajaran Utara-Sumber, Surakarta. Wawancara dilakukan untuk mengetahui keluhan subjektif penggunaan handle pintu, yang meliputi kesan terhadap bentuk dan tampilan fisik dan respon fisik, hal lain yang juga diobservasi adalah kesan pada tingkat kemudahan responden dalam mengoperasikan handle pintu tersebut. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Antropometri Dari pengukuran anthropometri 13 penghuni wanita yang masih aktif (Tabel 1) diketahui bahwa rerata tinggi badan 140,29 cm dan hampir semua mengalami bungkuk punggung yang disebabkan osteoporosis dan osteomalasi tulang, sedangkan hasil pengukuran lainnya dapat dilihat pada tabel-1, Tabel 1. Ukuran Anthropometri Manula. No. Anthropometri satuan Rerata SD 1 Berat badan kg. 46.19 9,24 2 Tinggi badan cm. 140.29 7,23 3 Tinggi siku cm. 87.07 5,19 4 Tinggi knuckle cm. 56.95 12,53 5 Panjang telapak tangan cm. 16.26 0,68 6 Lebar metacarpal cm. 7.32 0.31 7 Panjang telunjuk cm. 6.48 0,62 8 Panjang ibu jari cm. 5.28 0,60 9 Diameter genggaman inch 1.31 0,08 Dalam melakukan penelitian pada manula dibutuhkan sikap yang lebih sabar dan telaten, karena sering dijumpai responden tidak sabar menunggu antriannya. Pada percobaan yang membutuhkan gerakan pengulangan (repetisi), diberikan istirahat beberapa saat

4 sebelum dilanjutkan pada tahap berikutnya. Seperti yang dikemukakan oleh Prastowo Marjikun (l993) pada Manula sering dijumpai perasaan yang lebih sensitif, cepat marah, mudah tersinggung, gugup dan jiwa yang kurang mantap. Gejala lain yang juga dijumpai adalah perasaan lekas lelah (fatigue), sulit tidur (insomnia), sering pusing (vertigo), sakit kepala, lebih jauh merasa nyeri pada seluruh anggota tubuh terutama pinggang/pinggul dan jantungnya sering berdebar-debar (palpitasi). 3.2 Mikroklimat Pada observasi ini dilakukan pengukuran mikroklimat dengan mempergunakan Questtemp. Ini dilakukan untuk mengetahui apakah pada saat dilakukannya percobaan, cuaca dan keadaan alam dalam kondisi yang normal, sebagaimana keadaan keseharian yang menyertai para penghuni sebagai responden. Pengukuran dilakukan di tujuh ruangan (titik ukur), yang sering dipergunakan sebagai tempat kegiatan para manula. Untuk daerah dengan dua musim yaitu penghujan dan kemarau seperti di Indonesia, PUSPERNAS (1995) menyatakan hasil penelitiannya bahwa suhu yang akan memberikan kenyamanan di dalam ruangan adalah antara 22-26 O C. Dibandingkan dengan hasil pengukuran mikroklimat di tujuh titik pengukuran, pada bangunan Pusat Kegiatan Lansia, ternyata suhu kering (Ta) cukup tinggi (28,7-30,0 O C), suhu basah (Tb) berkisar (21,2-21,4 O C), Tr (29,4-31,3 O C) dan indeks suhu bola basah (ISBB) 23,6-24,4 O C. Tingginya nilai ISBB pada suatu ruangan berpengaruh terhadap pembatasan kemampuan kerja seseorang. Pengendalian terhadap pengaruh tekanan panas akan direspon oleh tubuh dengan naiknya suhu badan pada tingkat yang masih dapat ditolerir. Pada nilai ISBB tujuh titik pemeriksaan di tempat ini, menunjukan nilai rerata 24,01 O C. Untuk jenis pekerjaan sedang, seperti memasak, mencuci dan menyetrika, seseorang maksimum diperkenankan bekerja berkisar 50-75% (Depnaker,1995; Solichul, H dkk., 2001 ). Tabel 2. Hasil Pengukuran Mikroklimat (Suhu Kering, Suhu Basah, Suhu Radiasi dan ISBB.) Ta Tb Tr ISBB No.lokasi Lokasi Ukur o C o C o C o C 1 Luar/halaman 30.00 21.80 30.20 24.30 2 Aula/Mushola 30.00 21.40 31.30 24.40 3 Kamar-A 29.40 21.30 31.10 24.20 4 Dapur 29.20 21.20 29.40 23.80 5 Kamar-B 28.80 21.40 30.40 24.00 6 R.Isolasi 29.10 21.40 29.50 23.80 7 Selasar 28.70 21.20 29.80 23.60 Rerata 29.31 21.39 30.24 24.01

5 3.3 Handle Pintu Contoh handle pintu yang dipergunakan dalam percobaan ini sebanyak 7 (tujuh) handle. Ada dua handle dengan jenis yang sehingga dikelompokkan ke dalam 6 (enam) alternatif bentuk, dimana alternatif nomer 4 (empat) terdapat dua variant karena hanya dibedakan warna dan bahan finishingnya saja. Hampir seluruh bahan handle terbuat dari logam tuang-cetak, dengan berbagai cara finishingnya. Harga handle ditetapkan berkisar antara Rp. 40.000,- s/d 95.000,- atau kurang dari Rp. 100.000,- / unit dipasaran, bentuk ditentukan dan dipilih berdasarkan jenis yang paling laku pada kurun waktu empat bulan terakhir yang terjual di beberapa toko besi di kota Surakarta. Dalam bentuk penggambaran dalam skala 1 x 1 cm2 setiap kotaknya, dapat disajikan pada Gambar-1. Percobaan yang dilakukan pada responden meliputi, a. untuk pertanyaan dan pengisian kuesioner nomer-1, responden diminta melakukan pengamatan secara visual dan seksama, serta ditanyakan kesan terhadap bentuk luarnya. b. untuk butir pertanyaan nomer-2, responden diminta mencoba minimal tiga kali untuk keseluruhan handle uji, c. secara berbarengan satu tangan mengoperasikan handle, sedangkan tangan yang lainnya memutar anak kunci (setelah diulang tiga kali, responden dimintakan pendapatnya), dan d. untuk pertanyaan nomer-nomer berikutnya, responden diminta mengulang pengoperasian handle sebelum kesan dan pendapatnya diisikan ke dalam hasil wawancara. Sedangkan hasilnya dengan skoring 1-4, dapat dilihat pada tabel-3, Gambar 1. Bentuk dan Ukuran Handle Pintu (Tampak Depan dan Samping).

6 Tabel 3. Hasil Pendataan Kesan Fisik Penggunaan Handle Pintu. N Type Handle o 1 2 3 4a 4b 5 6 1 Model terbagus 4 9 13 42 11 7 44 2 Mudah dipergunakan 19 15 12 16 13 15 40 3 Anak kunci mudah digunakan 9 17 10 14 7 27 46 4 Paling sesuai dengan selera 13 6 9 40 7 17 38 5 Paling kokoh dan aman 12 29 7 21 4 17 40 6 Nyaman genggamannya 9 15 18 24 3 10 41 Jumlah dan Distribusi Skore 7 91 69 157 45 93 249 Keterangan : Paling jelek : 1 Bagus : 3 Jelek : 2 Paling bagus : 4 Pada butir pertanyaan pertama perihal kesan/tampilan luar sebelum responden mencobanya, handle nomer 6 memperoleh nilai 44 (33,85 %), berikutnya nomer-4a memperoleh nilai 42 (32,31%). Kesan model terbagus dari handle didukung oleh warnanya yang keemasan, sehingga benda ini menjadi titik tangkap pandangan yang mengesankan. Setelah dilakukan uji coba minimal tiga kali untuk setiap benda uji, ditanyakan kesan kemudahan penggunaannya. Ternyata didapat nilai tertinggi pada handle nomer 6, mendapat nilai 40 (30,77%), nomer 1 (14,62%), nomer 4a (12,31%). Pada tahap ini sudah mulai terlihat responden manula menemui kesulitan untuk memutar handle yang berbentuk bulat, bila dibandingkan dengan yang memiliki gagang. Pada pernyataan kemudahan penggunaan anak kunci, ternyata responden menemui kesulitan yang cukup berarti pada handle yang anak kuncinya berada ditengah-tengah pegangan. Perolehan angka 10 (7,69%) pada handle bulat nomer 3, nilai 14(10,76%) pada nomer 4a dan nilai 7 (5,38%) pada nomer 4b, dibandingkan dengan letak anak kunci tidak satu tempat dengan handle (nomer 2, 5 dan 6) memperoleh nilai 17 (13,07%), 27 (20,76%) dan nilai 46 (35,38%). Terlihat bahwa pada handle nomer 6, responden paling mudah mengoperasikan anak kuncinya. Pernyataan responden pada bentuk yang paling sesuai dengan selera, diperoleh nilai tertinggi untuk handle nomer 4a (30,76%) berbentuk bulat warna keemasan, berikutnya nomer 6 (29,23%). Sedang untuk kesan genggaman handle yang paling baik, nomer 6 kembali memperoleh nilai tertinggi 41 (31,54%), nomer 4a (18,46%), nomer 1 (14,61%), nomer 3 (13,84%) dan yang dirasakan paling tidak baik genggamannya nomer 4b (2,31%). Secara keseluruhan dari enam jenis pertanyaan di atas, terbukti bahwa handle pintu nomer 6 memperoleh jumlah nilai tertinggi 249 (31,92%), berikutnya nomer 4a dengan nilai 157 (20,13%), nomer 5 dengan nilai 93 (11,92%), nomer 2 dengan nilai 91 (11,67%). Dari

7 uraian ini terlihat bahwa handle pintu nomer 6 paling sesuai dengan kebolehan dan kemampuan manula di pusat Kegiatan Lansia Aisyiyah-Surakarta. Apabila diamati dengan seksama ternyata handle pintu nomer-6 memiliki beberapa ciri kesesuaian dengan karakteristik responden manula di antaranya adalah sebagai berikut, a. Memiliki gagang terpanjang (13,45 cm) dibandingkan dengan handle uji lainnya, hal ini berakibat momen torsi yang dihasilkan pada putaran ujungnya lebih tinggi, sehingga responden lebih mudah dan enteng memutar handle ini. b. Berbentuk oval dengan diameter 2,86-3,01 cm, ini sesuai dengan rerata diameter genggaman responden sebesar 1,31 atau +3,06 cm. c. Memiliki letak lubang anak kunci dibawah pegangannya, sehingga memudahkan koordinasi kedua tangan, yaitu bagian kanan memutar handle dan tangan kiri memutar anak kunci, atau sebaliknya. d. Kesesuaian antara anthropometri panjang rerata telapak tangan (16,26 cm.) dengan keliling handle dan metacarpal (7,32 cm.) dengan panjang handle 13,45 cm. IV. SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut. a. Bentuk handle pintu yang sepintas terlihat bagus, belum tentu sesuai dan memudahkan kegiatan sehari-hari Manula. b. Handle pintu bergagang paling sesuai bagi Manula penghuni Pusat Kegiatan Lanjut Usia (Lansia) Aisyiyah, Surakarta. 4.2 Saran Dengan mengamati kecenderungan makin meningkatnya jumlah Manula di Indonesia, perlu dipersiapkan berbagai hal di antaranya adalah sebagai berikut, a. Pemerintah memberikan perhatian yang lebih khusus, dimulai dari penelitian tempat kerja yang paling sesuai untuk manula, sehingga para Manula tetap produktif (Ancok, D.,1993) b. Perhatian produsen peralatan rumah tangga untuk dapat menghasilkan peralatan yang sesuai dipergunakan oleh manula. c. Penelitian terapan dari dunia akademisi untuk manula, perlu ditingkatkan. d. Peran serta masyarakat untuk memberikan dukungan kepada manula, sehingga penghargaan kepada manula lebih nyata. Hindarkan manula dari stress, kesepian karena merasa ditinggalkan oleh yang dikasihi, atau merasa tidak berguna lagi pada syndroma post-power (Mardjikun, P., 1993). Kepustakaan Ancok, Djamaluddin, 1993. Seminar Sehari, Manusia Lanjut Usia: Realitas dan Harapan, IPADI, Persiapan Menyongsong Manula dari Segi Psikologi, Yogyakarta Rabu 16 Juni 1993, Yogyakarta:5-9

8 Astawan, Made; Wahyuni, Mita, 1988. Gizi dan Kesehatan MANULA (Manusia Usia Lanjut). PT. Mediyatama Sarana Perkasa, Jakarta: 2-15. Departemen Tenaga Kerja, Republik Indonesia, 1995. Standar Pengujian Iklim Kerja dengan Parameter ISBB, Depnaker, Jakarta : 6-7. Hari, T, etal, Desain Mangkok untuk Membantu Memudahkan Manula untuk Makan. Guide Book Ergonomics and Sport Physiology Seminar, Denpasar 9-12 Juli 2001, Udayana University, Denpasar: 51. Kumashiro, Masaharu, 2000, Ergonomics Strategies and Actions for Achieving Productive Use of an Ageing Work Place, Ergonomics, 2000. Vol.43, No.7, London:1007-1018. Mardjikun, Prastowo. 1993. Seminar Sehari, Manusia Lanjut Usia: Realitas dan Harapan, IPADI, Persiapan Menyongsong Manula dari Segi Kesehatan, Yogyakarta Rabu 16 Juni 1993, Yogyakarta:9-10. Solichul Hadi, dkk. 2001, The Observation About Pleasant Condition of Rental Room in X-Area, Denpasar. Guide Book Ergonomics and Sport Physiology Seminar, Denpasar 9-12 Juli 2001, Udayana University, Denpasar:16. -o0o-

9