Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra 2011

dokumen-dokumen yang mirip
TUGAS ANALISIS DAN ESTIMASI BIAYA

SOAL 6.1. Biaya langsung Biaya tidak langsung Bahan baku tak langsung Tenaga kerja tak langsung

BAB 7. ALOKASI BIAYA BERBASIS AKTIVITAS. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi-Universitas Kristen Petra 2011

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

cost classification) Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku biaya

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS (ABC) : ALAT BANTU PEMBUAT KEPUTUSAN

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

Akuntansi Biaya. Unit Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Universitas Sebelas Maret

Akuntansi Biaya. Activity Accounting: Activity Based Costing dan Activity Based Management. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB

Akuntansi Biaya. Review. Ellis Venissa, MBA. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen.

LAMPIRAN 1 PT TUNGGUL NAGA ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK DALAM TIAP PRODUK DALAM SISTEM TRADISIONAL

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PAKAIAN ANAK-ANAK PEREMPUAN PADA KONVEKSI SINAR JAYA JAKARTA

Bab IV PEMBAHASAN. perusahaan, sehingga perusahaan dapat menentukan harga jual yang kompetitif. Untuk

METODE PEMBEBANAN BOP

BAB II LANDASAN TEORI

Akuntansi Biaya. Akuntansi Aktivitas: Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas dan Manajemen Berdasarkan Aktivitas

BAB II LANDASAN TEORI. biaya bukan merupakan tersendiri yang terpisah dari dua tipe tersebut, namun

PENENTUAN BIAYA PRODUK BERDASARKAN AKTIVITAS (ACTIVITY-BASED COSTING)

ABTSRAK. Universitas Kristen Maranatha

Nama : Silvia Ayu Anggraini NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing :Dr. Emmy Indrayani

BAB I PENDAHULUAN. organisasi (Mulyadi, 2003;4). Atau lebih singkatnya dapat dikatakan bahwa kos

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA PT MUSTIKA RATU, TBK.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK YANG AKURAT DENGAN ACTIVITY BASED COSTING. I Putu Edy Arizona,SE.,M.Si

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Marantha

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI DAN INDUSTRI KECIL MENENGAH

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

: MIRD FAHMI NPM : PEMBIMBING : Prof. Dr. DHARMA TINTRI EDIRARAS, SE., AK., CA., MBA FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : AKUNTANSI

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

UNIT COST. C. Tujuan dan Manfaat Penghitungan Unit Cost

ANALISIS PERHITUNGAN BEBAN POKOK PRODUKSI GUNA MENGETAHUI HARGA JUAL PRODUK YANG TEPAT (Studi Kasus Pada UD. Wijaya Food Blitar)

MATERI 4. KALKULASI KOS BERDASAR AKTIVITAS (ABC System)

Vina Chris Lady Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Dosen Pembimbing : Haryono, SE., MMSI.

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TA...ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN... iv. MOTTO...

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan suatu perusahaan adalah untuk dapat menjaga kelangsungan. hidup perusahaan, melakukan pertumbuhan serta dapat meningkatkan

Penentuan Biaya Overhead Produk Teh Hijau Menggunakan Metode Activity Based Costing (ABC)

COST ACCOUNTING. FACTORY OVERHEAD : Planned, Actual, and Applied. Riaty Handayani, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas. Program Studi Akuntansi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRACT. Keywords: production costs, transportation costs, selling prices, activity-based. viii

Penentuan Biaya Overhead Produk Teh Hijau Menggunakan Metode Activity Based Costing

Perbedaan Metode Harga Pokok Pesanan dengan Harga Pokok Proses. Keterangan Harga Pokok Pesanan Harga Pokok Proses Pengumpulan Biaya Produksi

ANALISIS PENERAPAN METODE KONVENSIONAL DAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) DALAM PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PONDOK BAKSO KATAM

BAB II LANDASAN TEORI

PENDAHULUAN. bahan plastik dengan bahan baku titro propylenna 6531, titanlene dan afal yang

Akuntansi Biaya. Rista Bintara, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Akuntansi.

ABSTRACT. Keywords: Cost of product, Selling Price, Conventional Methods, and Activiy Based Costing. vii. Universitas Kristen Maranatha

Analisa Varian Biaya Overhead Pabrik. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra

PERHITUNGAN BIAYA POKOK PENJUALAN DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA INDUSTRI MEBEL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Akuntansi Biaya. FACTORY OVERHEAD COSt Lanjutan. Diah Iskandar SE., M.Si dan Lawe Anasta, SE.,M.S.,Ak. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghasilkan produk. Sistem akuntansi biaya tradisional yang selama ini

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI. semacam ini sering disebut juga unit based system. Pada sistem ini biaya-biaya yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. adalah akuntansi yang membicarakan tentang penentuan harga pokok (cost) dari

BAB I PENDAHULUAN. hotel terhadap pelanggannya misalnya fasilitas kolam renang, restoran, fitness center,

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan domestik harus mempersiapkan secara matang kinerja dan

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi pada beberapa tahun kedepan yang dimana persaingan antar perusahaan

Perhatian. Materi kuliah Akuntansi Manajemen, dapat diunduh (download) di :

Nama : Henny Ria Hardiyanti NPM : Kelas : 3 EB 18

ABSTRAK. Kata Kunci : Analisis profitabilitas Pelanggan, Activity Based Costing (ABC)

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dengan peluang usaha yang sedikit yang disebabkan oleh sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelangsungan hidup perusahaan, melakukan pertumbuhan serta upaya untuk

Handout Akuntansi Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Penetapan harga pokok produk sangatlah penting bagi manajemen untuk

BAB II LANDASAN TEORI. mengukur pengorbanan ekonomis yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi.

ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE KONVENSIONAL DAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) PADA PERUSAHAAN ROTI IDEAL

Bab 5. Sistem Harga Pokok Proses-FIFO. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi-Universitas Kristen Petra 2011

Sistem Biaya Standar dan Analisa Varian Bahan Baku dan Tenaga Kerja Langsung. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra

BAB I PENDAHULUAN. khususnya di Indonesia. Salah satu dampak yang nyata bagi industri dalam

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, untuk

ANALISIS DATA. 4.1 Deskripsi Pelanggan Pelanggan Home Industry Aryani Art selama tahun 2011 dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini.

BAB III METODE PENELITIAN. masyarakat Mojokerto dan sekitarnya. Rumah Sakit ini berlokasi di jalan

NRP : Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Moses Laksono Singgih, M.Sc, M.Reg.Sc

Lampiran 1 Pengelompokan Biaya Rawat Inap dan Cost Driver Kamar Rawat Inap

BAB I PENDAHULUAN. Pada setiap perusahaan penentuan harga jual merupakan hal penting untuk

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH AKUNTANSI BIAYA*/** (EB) KODE / SKS : KK / 3 SKS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi saat ini perekonomian mempunyai peranan yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus dapat mengendalikan biaya operasional dengan baik agar tetap

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menerapkan metode Activity Based Costing dalam perhitungan di perusahan. metode yang di teteapkan dalam perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Gerakan cepat menuju perekonomian global didukung perkembangan IT yang

Gloria S.Rotikan, Penerapan Metode Activity... PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING DALAM PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PT.

Transkripsi:

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra 2011

Menjelaskan pengertian alokasi biaya Menjelaskan tujuan alokasi biaya Menjelaskan proses alokasi biaya berbasis volume (volume based costing) Mengaplikasikan langkah-langkah dalam mengalokasikan biaya dengan direct method, step method dan reciprocal method Membebankan biaya dari cost pool ke cost object berbasis volume

Alokasi Biaya Menghubungkan beberapa biaya atau kelompok biaya (cost pool) dengan satu atau lebih cost object. Biaya yang bersifat langsung (direct cost) yang dapat ditelusur item per item ke dalam cost object, tidak membutuhkan metode alokasi Alokasi biaya menjadi penting ketika hubungan antara biaya dengan cost object bersifat tidak langsung

Contoh alokasi biaya Item Biaya Biaya pemakaian kain (industry garmen) Dasar alokasi Jumlah meter kain yang digunakan Biaya tenaga professional (perusahaan jasa konsultan) Biaya keamanan dan kebersihan? Biaya sewa kantor/pabrik? Biaya bahan penolong? Gaji pengawas/supervisor? Jam konsultasi yang diberikan

Menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan. Mengurangi kecerobohan atas penggunaan sumber daya yang dipakai bersama Mendorong manajemen untuk mengevaluasi efisiensi pemberian jasa internal. Menghitung biaya produksi full cost untuk tujuan pelaporan keuangan dan menentukan harga jual berbasis biaya (cost-based price).

Alokasi berbasis volume (Volume based costing=vbc) Alokasi berbasis aktivitas (Activity based costing = ABC)

Mengalokasikan biaya tidak langsung ke masing-masing departemen menggunakan volume-cost driver. Mengalokasikan biaya dari departemen pendukung ke departemen produksi menggunakan volume-cost driver. Membebankan biaya dari departemen produksi ke cost object menggunakan volume-cost driver.

Data biaya produksi Departemen Pemeliharaan, Departemen Umum, Departemen Persiapan dan Departemen Pemasangan Dep. Pemeliharaan Dep. Umum Dep. Persiapan Dep. Pemasangan Total Biaya langsung 68,000 85,000 120,000 70,000 343,000 Biaya tak langsung : - bahan penolong 55,000 - tenaga kerja 40,000 Total biaya (dalam Rp 000) 438,000 volume cost driver: - jumlah material yang digunakan 3,125 3,750 2,875 2,750 12,500 - jam pemakaian mesin 500 1,250 375 375 2,500 Alokasi biaya tak langsung berupa bahan penolong dialokasikan ke Departemen Persiapan sebesar (3,125/12,500) X Rp55,000 ribu = Rp13,750 ribu

Alokasi Biaya Tak Langsung (indirect cost) ke Departemen Dep. Pemeliharaan Dep. Umum Dep. Persiapan Dep. Pemasangan Total (dalam Rp 000) Biaya langsung 68,000 85,000 120,000 70,000 343,000 Biaya tak langsung - bahan penolong 13,750 16,500 12,650 12,100 55,000 - tenaga kerja 8,000 20,000 6,000 6,000 40,000 Total alokasi biaya tak langsung 21,750 36,500 18,650 18,100 95,000 Total biaya setelah alokasi biaya tak langsung 89,750 121,500 138,650 88,100 438,000

Data alokasi biaya dari departemen jasa ke departemen lainnya Dep. Pemeliharaan (S-1) Dep. Umum (S-2) Dep. Persiapan (P-1) Dep. Pemasangan (P-2) Dep. Pemeliharaan (S-1) 40% 30% 30% De. Umum (S-2) 25% 45% 30%

Metode untuk mengalokasikan biaya dari Departemen Pendukung ke Departemen Produksi adalah : 1.Direct Method 2. Step Method 3. Reciprocal Method

1.Direct Method Alokasi biaya yang diperhitungkan hanya alokasi dari departemen jasa (pendukung) ke Departemen Produksi. Alokasi ke Departmen Jasa lainnya tidak diperhitungkan

Alokasi Biaya dari Departemen Jasa ke Departmen lainnya- DIRECT METHOD Departemen Total S-1 S-2 P-1 P-2 Biaya masing-masing departemen sebelum alokasi 89,750 121,500 138,650 88,100 438,000 Alokasi dari Departemen Pemeliharaan (S-1) Persentase alokasi S-1 yang diperhitungkan 30% 30% Proporsi alokasi 1) 50% 50% Alokasi S-1 ke Departemen Produksi 44,875 44,875 89,750 Alokasi dari Departemen Umum (S-2) Persentase alokasi S-2 yang diperhitungkan 45% 30% Proporsi alokasi 2) 60% 40% Alokasi S-2 ke Departemen Produksi 72,900 48,600 121,500 Biaya masing-masing departemen setelah alokasi 3) - - 256,425 181,575 438,000 1) S-1 = 50% berasal dari 30% : 60%, perhitungan yang sama untuk S-2 2) S-1 = 60% diperoleh dari 45% : 75%, perhitungan yang sama untuk S-2 3) Total alokasi biaya di departemen S1 setelah alokasi diperoleh dari : 138,650+44,785+72,900

2. Step Method Alokasi yang diperhitungkan hanya alokasi dari departemen awal ke departemen berikutnya Alokasi ke Departmen Jasa SEBELUMNYA tidak diperhitungkan

Alokasi Biaya dari Departemen Jasa ke Departmen lainnya- STEP METHOD Departemen Total S-1 S-2 P-1 P-2 Biaya masing-masing departemen sebelum alokasi 89,750 121,500 138,650 88,100 438,000 Alokasi dari Departemen Pemeliharaan (S-1) Persentase alokasi S-1 yang diperhitungkan 40% 30% 30% Proporsi alokasi Alokasi S-1 ke Departemen Produksi 35,900 26,925 26,925 53,850 3) Alokasi dari Departemen Umum (S-2) Persentase alokasi S-2 yang diperhitungkan 45% 30% Proporsi alokasi 1) 60% 40% Total biaya S-2 setelah alokasi dari S-1 157,400 Alokasi S-2 ke Departemen Produksi 94,440 62,960 157,400 Biaya masing-masing departemen setelah alokasi 2) - - 260,015 177,985 438,000 1) S-1 = 60% diperoleh dari 45% : 75%, perhitungan yang sama untuk S-2 2) Total alokasi biaya di departemen S1 setelah alokasi diperoleh dari : 138,650+ 26,925+94,440 3) Total alokasi S-1 ke departemen lainnya, yang dijumlahkan, hanya alokasi ke departemen produksi (26,925+26,925), karena alokasi ke departemen jasa (S-2) hanya bersifat sementara, total biaya S-2, termasuk alokasi dari S-1 akan dialokasikan semuanya ke departemen produksi

3. Reciprocal Method memperhitungkan semua alokasi biaya dari departemen jasa ke departemen lainnya. Untuk mengalokasikan biaya dengan reciprocal method, pertama harus dihitung total biaya dari departemen jasa setelah alokasi dari departem jasa lain

3. Reciprocal Method Menghitung biaya di departemen jasa (S-1 dan S-2) setelah alokasi antar departemen jasa, dengan menyusun persamaan matematika sederhana berikut: S1 = 89,750 + 25% S2 S2 = 121,500 + 40% S1 S1 = 89,750 + 0.25 * (121,500 + 0.4 S1) S1 = 89,750 + 0.25 * (121,500 + 0.4 S1) S1 = 89,750 + 30,375 + 0.1 S1 0.9 S1= 120,125 S1 = 133,472.22

3. Reciprocal Method Setelah nilai S-1 diperoleh, maka dapat dicari nilai S-2, sebagai berikut: S2= 121,500 + 40% S1 S2 = 121,500 + 40% (133,472.22) S2 = 174,888.89

3. Reciprocal Method Menghitug alokasi biaya dari departemen jasa ke departemen produksi : Departemen Total S-1 S-2 P-1 P-2 Biaya masing-masing departemen sebelum alokasi 89,750 121,500 138,650 88,100 438,000 Alokasi dari Departemen Pemeliharaan (S-1) Persentase alokasi S-1 ke departemen produksi 30% 30% Total Biaya S-1 setelah alokasi dari S-2 133,472 Alokasi S-1 ke Departemen Produksi 40,042 40,042 80,083 Alokasi dari Departemen Umum (S-2) Persentase alokasi S-2 ke departemen produksi 45% 30% Total biaya S-2 setelah alokasi dari S-1 174,889 Alokasi S-2 ke Departemen Produksi 78,700 52,467 131,167 Biaya masing-masing departemen setelah alokasi 1) - - 257,392 180,608 438,000 1) Total alokasi biaya di departemen S1 setelah alokasi diperoleh dari : 138,650+ 40,042+ 78,700

PT. Anugerah menghasilkan dua jenis produk masingmasing produk Standar yang diproduksi sebanyak 6,000 unit dan produk Premium yang diproduksi sebanyak 2,000 unit. Biaya produksi di Departemen Persiapan dan Departemen Pemasangan dibebankan ke cost object yaitu produk Standar dan Premium Volume cost driver yang digunakan yaitu : 1. unit yang diproduksi 2. tenaga kerja langsung.

Data volume cost driver untuk pembebanan biaya dari Departemen Produksi ke Produk : Departemen Volume cost driver Produk Standar Premium Dep. Persiapan (P1) unit yang diproduksi 6,000 2,000 Dep. Pemasangan (P-2) jam tenaga kerja langsung 3,600 2,400

Pembebanan Biaya Dari Departemen Produksi Ke Produk Standar Dan Premium (Direct Method) Standar Premium Total Biaya yang dialokasi Total Biaya di Dep. Persiapan (P1)-Direct Method 192,318.75 64,106.25 256,425.00 Total Biaya di Dep. Pemasangan (P-2)-Direct Method 108,945 72,630 181,575 Total biaya produksi 301,263.75 136,736.25 438,000 Jumlah unit yang diproduksi 6,000 2,000 Biaya produksi per unit 50.21 68.37

Soal 6.1 PT. Indah Jaya memproduksi 2 jenis produk mainan mobil balap untuk anak-anak merek Sporty dan Luxury, masing-masing diproduksi 5,000 unit dan 7,500 unit. Pengeluaranpengeluaran di pool kan ke dalam pool biaya yaitu Departemen SDM dan Departemen Umum, serta dua departemen produksi yaitu Departemen Perakitan dan Departemen Pengepakan. Data biaya pada masing-masing cost pool adalah : Dep. SDM Dep Umum Dep Perakitan Dep Pengepakan Total Biaya langsung 30,000 50,000 150,000 250,000 480,000 Biaya tidak langsung Bahan baku tak langsung 50,000 Tenaga kerja tak langsung 75,000 Total 605,000 Bahan baku tak langsung akan dialokasikan ke masing-masin departemen berdasarkan jam kerja tenaga kerja langsung (TKL), sedangkan tenaga kerja tak langsung berdasarkan jam mesin, dengan data sebagai berikut: Dep. SDM Dep Umum Dep Perakitan Dep Pengepakan Total Bahan baku tak langsung 3750 4375 3125 1250 12500 Tenaga kerja tak langsung 6700 8375 10050 8375 33500 Diminta : Hitunglah total cost dimasing-masing departemen setelah alokasi biaya tak langsung

Soal 6.2 Dengan menggunakan data pada soal 6.1 di atas, anda diminta untuk menghitung alokasi biaya dari departemen jasa (Departemen SDM dan Departemen Umum) ke departemen produksi, jika diketahui persentase alokasi sebagai berikut : Dep. SDM Dep Umum Dep Perakitan 60% 40% Dep Pengepakan 35% 65% Diminta : Hitunglah alokasi: a. Hitunglah alokasi dari departemen jasa ke departemen produksi, dengan menggunakan : i. Direct method ii. Step method iii. Reciprocal method b. Hitunglah biaya per unit produk masing-masing merek mainan anak, jika alokasi menggunakan direct method dan step method

Soal 6.3 Asuransi Masa Depan Cerah memiliki dua departemen jasa, departments actuarial (S1) dan premium rating (S2), serta dua departemen produksi, yaitu departments marketing dan sales. Distribusi biaya per departemen adalah sebagai berikut Biaya yang di pool kan dimasing-masing departemen sebagai berikut: Diminta : Actuarial Premium Marketing Sales Actuarial (S1) - 70% 15% 15% Premium (S2) 25% 0% 25% 50% Hitunglah alokasi biaya dari departemen jasa ke departemen lainnya, dengan menggunakan : a. Direct method b. Step method c. Reciprocal method Actuarial $96,000 Premium Rating 18,000 Marketing 72,000 Sales 48,000