BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS INVESTASI PADA JASA PENYEWAAN PERANCAH SCAFFOLDING DI KOTA DENPASAR DAN KABUPATEN BADUNG

VII. RENCANA KEUANGAN

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL

BAB II INVESTASI. Setiap perusahaan yang melakukan investasi aktiva tetap selalu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Investasi dalam aktiva tetap

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ABSTRAK. Kata kunci: town house, pasar, teknis, NPV, BCR, IRR, PBP

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang

BAB V HASIL ANALISA. dan keekonomian. Analisis ini dilakukan untuk 10 (sepuluh) tahun. batubara merupakan faktor lain yang juga menunjang.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam menjalankan suatu usaha tidak bisa lepas dari kegiatan investasi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran. 3.2 Metode Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V PENUTUP Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA Lampiran... 75

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut:

III KERANGKA PEMIKIRAN

IV. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB III LANDASAN TEORI

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL

METODOLOGI PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelayakan proyek adalah suatu penelitian tentang layak atau tidaknya suatu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan dengan seorang engineer sehingga menghasilkan pilihan yang. suatu proses analisa, teknik dan perhitungan ekonomi.

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

EVALUASI KELAYAKAN PROYEK PEMBANGUNAN GARUDA WISNU KENCANA DI KABUPATEN BADUNG BALI

Minggu-15. Budget Modal (capital budgetting) Penganggaran Perusahaan. By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

IV. METODE PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN

Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1)

III KERANGKA PEMIKIRAN

Bab 5 Penganggaran Modal

STUDI KELAYAKAN FINANSIAL PROYEK PERUMAHAN MUTIARA ALAM REGENCY KABUPATEN TULUNGAGUNG NASKAH TERPUBLIKASI

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI

IV. METODE PENELITIAN

ANALISA STUDI KELAYAKAN PROYEK STUDI KASUS : PEMBANGUNAN BOOSTER PDAM DI PONTIANAK SELATAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISA STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN BATIK SARI KENONGO TULANGAN SIDOARJO. Oleh Endang PW Teknik Industri FTI-Surabaya ABSTRAK

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II LANDASAN TEORI

RANGKUMAN BAB 23 EVALUASI EKONOMI DARI PENGELUARAN MODAL (Akuntansi Biaya edisi 13 Buku 2, Karangan Carter dan Usry)

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang.

ANALISIS INVESTASI BUDI SULISTYO

Manajemen Keuangan. Keputusan Investasi. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

III. METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. Tugas Akhir Analisis Kelayakan Investasi nilai Jual Minimum Perumahan Bale Maganda Kahuripan BAB II LANDASAN TEORI

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi. Dalam bersosialisasi, terdapat berbagai macam jenis hubungan yang

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN 1

DAFTAR ISI. ii iii iv v vi vii

III. METODE PENELITIAN. Studi ini dilakukan dengan mengumpulkan literatur, baik berupa buku-buku

BAB IV METODE PENELITIAN

PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING)

Proudly present. Penganggaran Modal. Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK.

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

Metode Penilaian Investasi Pada Aset Riil. Manajemen Investasi

IV. METODE PENELITIAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi 4.3. Metode Pengumpulan Data

ANALISIS SENSITIVITAS PADA KEPUTUSAN PEMBANGUNAN MEETING HALL UNTUK MINIMASI RESIKO INVESTASI

II. KERANGKA PEMIKIRAN

KAJIAN RENCANA PENINGKATAN SARANA RUMAH SAKIT UMUM KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini ditandai dengan semakin. meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai bidang usaha, hal ini

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Untuk dapat memperoleh kualitas beton yang baik dalam proses pembangunan, selain material yang baik, pemilihan perancah yang berkualitas juga sangat diperlukan. Perancah berfungsi sebagai penyangga untuk bekisting beton yang bertugas meneruskan seluruh gaya dan beban dari atas kebawah. Struktur perancah scaffolding dalam penggunaannya perlu diperhitungkan secara optimal, sehingga dapat mendukung seluruh beban yang bekerja padanya, sesuai dengan kapasitas yang mampu didukungnya. Pada pemasangan struktur perancah scaffolding, pada ujung atas dan bawah dari perancah scaffoldingharus dihubungkan dengan baik pada struktur pengikat yang lain, untuk mencegah terjadinya pergerakan selama digunakan. Pada saat ini, pemakaian perancah scaffolding yang paling banyak digunakan di lapangan jika dibandingkan dengan perancah kayu atau bambu. Perancah scaffolding dirancang untuk mudah dirakit dan dilepas sehingga pemasangannya lebih cepat dibandingkan dengan peancah konvensional. Dengan adanya pemakaian perancah scaffolding maka dibutuhkan suatu analisis mengenai peluang investasi untuk masa yang akan datang. 2.2. Pengertian investasi Untuk menjalankan suatu usaha, selain menanamkan dana dalam bentuk harta lancar seperti kas dan piutang dagang, seorang pengusaha juga menanamkan modalnya dalam bentuk investasi. Jika ditinjau dari segi perspektif investor, usaha dari para pengusaha dalam menanamkan dana pada suatu investasi adalah aktivitas investasi. Hal ini mengandung pengorbanan atau pengeluaran untuk suatu harapan di masa yang akan datang. Inilah yang dimaksud dengan investasi (Pujawan, 1995). Menurut Mas ud (1982 : 33) investasi dapat diartikan sebagai penanaman uang atau aktiva lain ke dalam barang-barang (aktiva) yang mempunyai manfaat 4

beberapa periode akuntansi atau beberapa tahun di masa yang akan datang dan penanaman tersebut memerlukan pengeluaran uang atau sejenisnya pada saat ini. Sedangkan Riyanto (1988 : 61) mengartikan investasi merupakan aktiva yang selalu dalam keadaan berputar secara terus-menerus mengalami suatu perubahan. Dari pengertian para ahli tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa investasi merupakan penanaman modal/uang kedalam suatu barang yang secara terus- menerus akan berputar dan mengalami suatu perubahan pada keadaan di masa yang akan datang. 2.3 Aspek Pasar Persaingan untuk memperebutkan konsumen dari perusahaan yang bergerak dibidang yang sama disebabkan karena dimasa lalu perusahaan belum begitu banyak, disamping itu juga persaingan untuk memperebutkan konsumen pada umumnya belum begitu tajam. Dengan demikian, aspek pasar belum menjadi perhatian utama dari para investor. Seiring berkembangnya jaman, saat ini persaingan semakin tajam dikarenakan banyak perusahaan yang mulai bermunculan. Pada keadaan demikian yang menjadi variabel utama dalam pertimbangan investor adalah peranan aspek pasar dalam pendirian maupun perluasan usaha (Husnan, 2000). Secara keseluruhan Aaker dan Day (1990) memberikan sistematika proses pengkajian aspek pasar tersebut adalah : 1. Menilai situasi. 2. Menyusun strategi. 3. Mengumpulkan data dan informasi. 4. Analisis dan peramalan. 2.3.1 Menilai Situasi Suatu keputusan aspek pasar haruslah didasari dengan pengertian dan pemahaman atas situasi dan perkembangan dunia usaha pada umumnya dan aspek pasar yang bersangkutan, seperti : 5

1. Sifat pasar a. Persaingan, monopoli dan lain-lain. Jumlah produsen yang telah ada dan perkiraan penambahan. b. Besarnya permintaan pasar saat ini dan potensi pertumbuhan. 2. Perilaku konsumen a. Lapisan konsumen pembeli. b. Sebab dan dorongan motivasiuntuk pembeli. c. Kapan dan dimana, volumenya berdasarkan musimam atau relatif tetap. 3. Lingkungan sekitar pemasaran a. Peraturan seperti peraturan-peraturan yang akan atau sedang diberlakukan, syarat keselamatan dan lain-lain. b. Sosial dan ekonomi seperti perubahan komposisi kependudukan, lokasi dan lain-lain. c. Teknologi, kemajuan aspek teknologi, adanya penentuan baru mengenai proses produksi serta peralatan-peralatan yang mendukung. 2.3.2 Menyusun Strategi Menurut Stoner, Freeman dan Gilbert (1995), konsep strategi dapat didefinisikan sebagai program untuk menentukan dan mencapai tujuan perusahaan serta mengimplementasikan misinya. Makna yang terkandung dari strategi ini adalah bahwa para pemimpin memainkan peranan yang aktif, sadar dan rasional dalam merumuskan strategi perusahaan. Kontak paling besar dalam pengembangan strategi adalah fungsi dari pemasaran. Dalam peranan strateginya, pemasaran mencakup setiap usaha untuk mencapai kesesuaian antara perusahaan dengan lingkungannya dalam usaha untuk mencapai tujuan. Adapun strategi pemasaran terdiri atas lima elemen yang saling terkait, yaitu : 1. Pemilihan pasar, yaitu memilih pasar yang akan dilayani. 2. Perencanaan produk, meliputi spesifik produk yang dijual. 3. Penetapan harga, yaitu menentukan harga yang dapat mencerminkan nilai kuantitatif dari produk. 6

4. Sistem produksi, yaitu saluran perdagangan hinga mencapai konsumen. 5. Komunikasi pemasaran (promosi). (Tjiptono, 1997) 2.3.3 Mengumpulkan Data dan Informasi Dalam proses pengumpulan data, untuk menghubungkan manajemen suatu organisasi dengan masalah pasar melalui suatu informasi merupakan fungsi dari kajian aspek pasar. Informasi yang dihasilkan dari pengolahan data yang berasal dari berbagai sumber. Secara garis besar sumber data dapat dibedakan menjadi data primer dan data sekunder (Husnan, 2000). 1. Data primer adalah data yang diperoleh melalui penelitian atau survei untuk kepentingan pekerjaan yang ditangani. 2. Data sekunder adalah data yang sudah disusun oleh instansi-instansi pemerintah dan swasta. Data sekunder dibagi menjadi data internal dan data eksternal. Data internal misalnya laporan keuangan suatu perusahaan. Data eksternal terbagi menjadi dua bagian, yaitu publik dan privat. Data publik adalah data yang dipublikasikan oleh pemerintah maupun oleh dunia yang dapat dipergunakan secara umum. 2.3.4 Analisis dan Peramalan Analisis dan peramalan dapat dilakukan apabila data-data hasil pengumpulan dari berbagai sumber sudah dianggap cukup. Dalam pengkajian aspek pasar, data tersebut dianalisis dan diubah menjadi kesimpulan dan laporan yang dapat dipertanggung jawabkan sebagai masukan dalam pengambilan suatu keputusan. Dalam tugas akhir ini analisa data yang digunakan untuk peramalan adalah analisa metode time series. Metode ini membahas proyeksi masa depan dari suatu variabel yang didasarkan pada data dimasa lampau dan data sekarang. Jika keadaan dimasa yang akan datang cukup stabil dalam atau tidak banyak berubah dibandingkan dengan data masa lampau, maka berbagai metode analisis time series dapat digunakan. Adapun beberapa metode yang umum digunakan yaitu : 7

1. Metode Trend Linier 2. Metode Trend Quadratic 3. Metode Trend Simple Exponential 1. Metode Trend Linier Metode trend linier disebut juga dengan metode kuadrat terkecil, dimana trend yang dicari ditentukan sedemikian, sehingga jumlah dari kuadratkuadrat penyimpangan antara nilai yang didapat dari trend mencapai harga yang terkecil. Metode ini digunakan jika scatter diagram dari data masa lalu yang tersedia cenderung merupakan garis lurus. Trend ditentukan garis lurus, maka persamaannya adalah : Y = a + b. X (2.1) Besarnya nilai a dan b dapat diperoleh apabila X = 0, maka : (2.2) (2.3) Dimana : Y = Variabel penyewaan X = Variabel waktu n = Jumlah data 2. Metode Trend Quadratic Metode trend quadratic disebut juga persamaan polynomial. Metode ini digunakan jika scatter diagram dari data masa lalu yang tersedia cenderung berbentuk parabola. Fungsi persamaannya adalah : Y = a + b. X + c. X 2 (2.4) Nilai a, b, dan c diperoleh apabila X = 0, maka : 8

(2.5) (2.6) (2.7) 3. Metode Trend Exponential Metode ini digunakan jika data yang tersedia cenderung naik turun dengan perbedaan yang tidak terlalu banyak, tetapi secara keseluruhan cenderung naik. Persamaan awal Y = a. b x (2.8) Dalam fungsi logaritma Log Y = log a + (log b)x (2.9) Apabila besarnya X = 0, maka : (2.10) (2.11) 4. Menghitung Metode yang Paling Akurat Dari semua metode tersebut, kemudian dicari standar deviasi (SD). Standar deviasi terkecil yang digunakan sebagai metode peramalan untuk selanjutnya. Untuk menentukan rumus standar deviasi yang harus dipakai yaitu dilihat dari jenis dan jumlah data yang akan dihitung. Dilihat dari jenis data yang dianalisa berupa data tak berkelompok dan jumlah data (sampel) kecil yaitu n 30 (Sudjana, 1991 : 159). Maka besarnya standar deviasi dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : 9

SD = (2.12) Dimana : SD = Standar deviasi Y = Variabel penyewaan Y = Variabel penyewaan hasil peramalan n = Jumlah data 5. Kegunaan ramalan penyewaan Ramalan penyewaan sangat penting bagi perusahaan untuk membantu dalam mencapai sasaran yang telah direncanakan yaitu besarnya jumlah volume penyewaan yang akan dicapai oleh perusahaan. Menurut Drs. Sofyan Assauri kegunaan dari ramalan penyewaan adalah : 1. Penentuan kebijaksanaan dalam persoalan penyusunan anggaran (budgeting) yang meliputi anggaran penjualan, pembelian dan pengerjaan. 2. Pengawasan dalam persediaan membantu bagian produksi. 3. Membantu kegiatan perencanaan dan pengawasan. 4. Dapat mengurangi banyak ongkos, karena telah diketahui aktivitas yang akan dilakukan. 5. Merupakan ukuran yang baik untuk mengevaluasi kegiatan salesmandalam melayani daerah penyewaan. 6. Berguna untuk mengadakan perencanaan perluasan perusahaan. 7. Mengurangi atau mengganti produk yang tidak menguntungkan. 8. Pengawasan dalam pembelanjaan. 9. Untuk penyusunan kebijaksanaan kepegawaian yang lebih efektif dan efisien. 2.4 Aspek Teknis Apabila berdasarkan analisa aspek pasar suatu proyek memiliki kesempatan pemasaran yang memadai untuk suatu jangkauan waktu yang relatif panjang, maka tahapan berikutnya yang perlu dilakukan adalah aspek teknis. 10

Aspek teknis merupakan suatu aspek yang berkenan dengan proses pembangunan usaha secara teknis dan pengoperasiannya setelah usaha tersebut dibangun. Dalam aspek teknis terdapat beberapa variabel yang harus ditinjau, yaitu : 1. Lokasi usaha, yakni dimana suatu usaha didirikan baik untuk pertimbangan lokasi dan lahan pabrik atau bukan lahan pabrik. 2. Seberapa besar skala operasi/luas produksi ditetapkan. 3. Layout dari tempat usaha yang akan direncanakan. 2.4.1 Lokasi Perusahaan Lokasi usaha untuk perusahaan industri mencakup dua pengertian yaitu lokasi dan lahan pabrik serta lokasi untuk bukan pabrik. Pengetian kedua menunjuk pada lokasi untuk kegiatan yang secara langsung tidak berkaitan dengan produksi, yakni meliputi lokasi bangunan administrasi perkantoran dan pemasaran. 2.4.2 Luas Produksi Luas produksi adalah jumlah produk yang seharusnya diproduksi untuk mencapai keuntungan optimal. Pengertian ini berbeda dengan pengertian luas perusahaan, yakni luas produksi hanyalah salah satu alat ukur dari luas perusahaan. 2.4.3 Layout Layout merupakan keseluruhan proses penentuan bentuk dan penempatan fasilitas-fasilitas yang dimiliki suatu perusahaan. Dengan demikian pengertian layout mencakup layout site(layout lahan lokasi usaha), layout pabrik, layout bangunan dan fasilitas-fasilitasnya. 11

2.5 Aspek Finansial Didalam aspek ini akan dikaji pengeluaran uang dengan pengembaliannya, apakah dana dari usaha tersebut terjamin. Selanjutnya akan dibahas seberapa jauh usaha penyewaan perancah scaffoldingmemberikan pendapatan yang lebih besar daripada biayanya atau dengan kata lain apakah perusahaan tersebut membawa pendapatan bersih dari segi investor. Untuk menentukan ada tidaknya serta tingkat dari pendapatan bersih, perlu kita bandingkan antara arus pendapatan dengan arus biayanya. 2.5.1 Net Present Value (NPV) Kriteria nilai sekarang netto (Net Present Value-NPV) didasarkan pada konsep mendiskonto seluruh aliran kas ke nilai sekarang. Dengan mendiskonto semua aliran kas masuk dan keluar selama umur proyek (investasi) ke nilai sekarang, kemudian menghitung angka netto, maka akan diketahui selisihnya dengan memakai dasar yang sama, yaitu harga (pasar) saat ini. Berarti sekaligus dua hal telah diperhatikan, yaitu faktor nilai waktu dari uang (selisih) besar aliran kas masuk dan keluar (Soeharto, 1997). Menurut Giatman (2006), suatu cash flow investasi tidak selalu dapat diperoleh secara lengkap, yaitu terdiri dari cash in dan cash out, tetapi mungkin saja hanya yang dapat diukur langsung aspek biayanya saja atau benefitnya saja. Contoh, jika melakukan investasi dalam rangka memperbaiki atau menyempurnakan salah satu bagian saja dari sejumlah rangkaian fasilitas produksi, sehingga yang dapat dihitung hanya komponen biayanya saja, sedangkan komponen benefitnya tidak dapat dihitung karena masih merupakan rangkaian dari satu sistem tunggal. Jika demikian, maka cash flow tersebut hanya terdiri dari cash-out atau cash-in. Cash flow yang benefit saja perhitungannya disebut dengan Present Worth of Benefit (PWB), sedangkan jika yang diperhitungkan hanya cash-out (cost) disebut dengan Present Worth of Cost (PWC).Untuk mendapatkan nilai PWB, PWC, dan NPV dipakai formula umum sebagaiberikut: 12

Dimana: NPV = Net Present Value PWB = Present Worth of Benefit PWC = Present Worth of Cost Cb = Cash Flow Benefit Cc = Cash Flow Cost n = Umur investasi FPB = Faktor bunga present t = Periode waktu Kriteria kelayakan NPV adalah sebagai berikut: 1. Jika NPV > 0, (NPV positif), hal ini berarti total pendapatan lebih besar dari total biaya sehingga dapat dikatakan pembangunan perusahaan tersebut menguntungkan. 2. Jika NPV = 0, NPV netral berarti total pendapatan sama dengan total biaya berarti pendapatan tersebut hanya cukup untuk menutupi biaya selama umur ekonomis. 3. Jika NPV < 0, (NPV negatif), hal ini berarti total pendapatan lebih kecil dari total biaya, berarti bahwa pendapatan tidak cukup untuk menutupi biaya selama umur ekonomis dari perusahaan, maka pembangunan perusahaan tersebut tidak menguntungkan. 2.5.2 Benefit Cost Ratio (BCR) Metode Benefit Cost Ratio (BCR) adalah salah satu metode yang sering digunakan dalam tahap-tahap evaluasi awal perencanaan investasi atau sebagai analisis tamabahan dalam rangka menvalidasi hasil evaluasi yang telah dilakukan dengan metode lainnya. Disamping itu, metode ini sangat baik dilakukan dalam rangka mengevaluasi proyek-proyek pemerintah yang berdampak langsung pada masyarakat banyak (publik goverment project,ect), dampak yang dimaksud baik yang bersifat positif maupun negatif. Metode BCR ini memeberikan penekanan 13

terhadap nilai perbandingan antara aspek manfaat (benefit) yang akan diperoleh dengan aspek biaya dan kerugian yang akan ditanggung (cost) dengan adanya investasi tersebut (Giatman, 2006). Adapun rumus yang digunakan adalah: Dimana: BCR = Perbandingan manfaat terhadap biaya (benefit cost ratio) PWB = Present Worth of Benefit atau nilai sekarang benefit PWC = Present Worth of Cost Kriteria kelayakan BCR adalah sebagai berikut: BCR 1, investasi layak (feasible) BCR < 1, investasi tidak layak (unfeasible) 2.5.3 Internal Rate of Return (IRR) Dalam menghitung Internal Rate of Return (IRR) yang dapat juga disebut sebagai Rate of Return (ROR) haruslah dengan cara coba-coba (trial and error). Pada metode IRRyang akan dicari adalah suku bunganya di saat NPV sama dengan nol. Kadang IRR juga disebut discounted cash flow karena tingkat pengembalian (IRR) berhubungan dengan nilai NPV, dimana IRR dihitung berdasarkan jumlah NPV yang sama dengan nol (Mangitung, 2013). Untuk mendapatkan IRR dilakukan dengan mencari besarnya NPV dengan memberikan nilai i variabel (berubah-ubah) sedemikian rupa sehingga diperoleh suatu nilai i saat NPV mendekati nol yaitu NPV(+) dan nilai NPV(-), dengan cara coba-coba (trial and error). jika telah diperoleh nilai NPV(+), NPV(-) tersebut diasumsikan nilai di antaranya sebagai garislurus, selanjutnya dilakukan interpolasi untuk mendapatkan IRR. Sehingga untuk mencari Internal Rate of Return (IRR) dapat menggunakan rumus: Dimana: IRR = Internal Rate of Return yang akan dicari 14

inpv _ = suku bunga negative inpv + = suku bunga positive NPV _ = Net Present Value dengan hasil negative NPV + = Net Present Value dengan hasil positive 2.5.4 Discounted Payback Period (DPP) Analisis periode pembayaran kembali (payback period)adalah salah satu analisis untuk menghitung kelayakan usaha, dimana dihitung berapa lama sejak investasi digulirkan jumlah pengeluaran (cash out) atau biaya yang dikeluarkan dan pemasukan (cash in) atau manfaat yang masuk berjumlah nol. Dengan kata lain, kapan suatu investasi mencapai titik impas (Mangitung, 2013). Pada analisis ini hanya dibahas periode pembayaran kembali yang terdiskonto saja atau biasa bisebut Discouted Payback Period (DPP). Istilah diskonto berasal dari discount, yakni nilai periode akan datang pasti berkurang nilainya akibat dari berjalannya waktu atau dengan inflasi atau suku bunga, atau nilai masa datang tidak sama dengan nilai awal periode investasi. Tingkat diskonto ini dapat menentukan nilai sekarang dari nilai manfaat atau biaya yang akan datang. Jadi semua nilai investasi, baik pemasukan (benefit atau cash in) ataupun nilai biaya (cost atau cash out) harus dikaitkan dengan faktor diskonto atau nilainya berkurang dibandingkan dengan nilai sekarang. Untuk mencari jumlah arus kas positif pada investasi selama periode n dapat digunakan rumus sebagai berikut: Dimana: D = Jumlah arus kas periode t sampai d I 0 = Investasi awal t = Periode waktu d = Waktu jumlah arus kas bernilai positif P t = Nilai sekarang pada periode t f t = Faktor diskonto periode t Kriteria kelayakan DPP adalah sebagai berikut: 15

D n, investasi layak D > n, investasi tidak layak Dimana D adalah periode titik impas dan n adalah periode investasi 2.5.5 Analisis Sensitivitas Karena nilai-nilai parameter dalam studi ekonomi teknik biasanya diestimasikan besarnya maka jelas nilai-nilai tersebut tidak akan bisa dilepaskan dari faktor kesalahan. Artinya, nilai-nilai parameter tersebut mungkin lebih besar atau lebih kecil dari hasil estimasi yang diperoleh atau berubah pada saat-saat tertentu. Perubahan-perubahan yang terjadi pada nilai-nilai parameter tentunya akan mengakibatkan perubahan-perubahan pula pada tingkat output atau hasil yang ditunjukan oleh suatu alternatif investasi. Perubahan-perubahan tingkat output atau hasil ini memungkinkan keputusan akan berubah dari satu alternatif ke alternatif yang lainnya. Apabila berubahnya faktor-faktor atau parameterparameter tadi akan mengakibatkan berubahnya suatu keputusan maka keputusan tersebut dikatakan sensitif terhadap perubahan nilai parameter-parameter atau faktor-faktor tersebut. Untuk mengetahui seberapa sensitif suatu keputusan terhadap perubahan faktor-faktor atau parameter-parameter yang mempengaruhinya maka setiap pengambilan keputusan pada ekonomi teknik hendaknya disertai dengan analisa sensitivitas. Analisa ini akan memberikan gambaran sejauh mana suatu keputusan akan cukup kuat berhadapan dengan perubahan faktor-faktor atau parameterparameter yang mempengaruhi. Analisa sensitivitas dilakukan dengan mengubah nilai dari suatu parameter pada suatu saat untuk selanjutnya dilihat bagaimana pengaruhnya terhadap akseptabilitas suatu alternatif investasi (Pujawan, 1995). Menurut Giatman (2006) parameter-parameter investasi yang memerlukan analisis sensitivitas antara lain: - Investasi - Benefit/pendapatan - Biaya/pengeluaran - Suku bunga ( i ) 16

Analisis sensitivitas umumnya mengandung asumsi bahwa hanya satu parameter saja yang berubah (variable), sedangkan parameter yang lainnya diasumsikan relatif tetap dalam satu persamaan analisis. Untuk mengetahui sensitivitas parameter yang lainnya, maka diperlukan persamaan kedua, ketiga, keempat dan seterusnya. Jika analisis sensitivitas dikenakan pada dua atau lebih parameter sekaligus, dimana akan terdapat dua atau lebih variable, penyelesaiannya dapat dilakukan dengan metode persamaan dinamis, mungkin dalam bentuk program dinamis atau dalam bentuk program simulasi computer. Sementara itu, jika parameter yang ditinjau dalam bentuk variable satu demi satu dengan asumsi parameter yang lain bersifat konstan maka masalahnya dapat diselesaikan dengan persamaan sederhana biasa. 2.6 Analisis Pendapatan dan Biaya Pada usaha jasa penyewaan perancah scaffolding ini sumber-sumber pendapatan hanya ditinjau dari penyewaan perancah scaffolding.diantara berbagai macam biaya khususnya biaya finansial yang berhubungan dengan terwujudnya suatu usaha, maka bagian terbesar yang harus diperhatikan dalam membandingkan antara pendapatan usaha dengan biaya ekonomis yang dikeluarkannya adalah : 1. Biaya Langsung a. Biaya sewa tanah Biaya sewa tanah adalah biaya langsung maupun tidak langsung yang dikeluarkan untuk pengadaan tanah. b. Biaya bangunan Biaya bangunan adalah biaya dari konstruksi gedung itu sendiri. c. Biaya peralatan dan perlengkapan Biaya ini mencakup biaya perancah scaffoldingper unit. 17

2. Biaya Tahunan a. Biaya operasional dan pemeliharaan Biaya operasional dan pemeliharaan mencakup : biaya pemeliharaan bangunan dan peralatan, gaji tenaga kerja dan biaya operasional pendistribusian perancah scaffolding b. Penyusutan atau Depresiasi Metode depresiasi yang dipergunakan adalah metode garis lurus (Straight Line). Metode garis didasarkan pada asumsi bahwa berkurangnya nilai suatu aset berlangsung secara linier dengan rumus : (2.19) dimana : Dt = Besarnya depresiasi pada tahun ke-t P = Ongkos awal dari aset yang bersangkutan S = Nilai sisa dari aset tersebut N = Masa pakai dari aset tersebut dinyatakan dalam tahun (Sumber : Pujawan, 1995) c. Pajak Di Indonesia menurut seri PPh Tarif PPh Pasal 17 tahun 2012, tarif pajak penghasilan wajib pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap adalah sebesar 28 % ( dua puluh delapan persen ). 18