Latar Belakang. Outline Presentasi. Isolasi Jamur Potensial Penghasil Mikotoksin Pada Produk Fermentasi Biji Kakao Kering asal Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
Isolasi Jamur Potensial Penghasil Mikotoksin Pada Produk. Fermentasi Biji Kakao Kering asal Indonesia

Anton Rahmadi 1) 1) Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Mulawarman, Kalimantan Timur. korespondensi:

BAB I PENDAHULUAN. Kakao merupakan salah satu komoditas perkebunan di Indonesia yang

MIKO-EKOLOGI JAMUR PENGHASIL TOKSIN DALAM PRODUK KAKAO KERING ASAL KALIMANTAN TIMUR, SULAWESI DAN IRIAN JAYA

Kapang pada Beras yang Berasal dari Beberapa Varietas Padi

KARYA ILMIAH TERTULIS (SKRIPSI)

KARAKTERISTIK BAKTERI ASAM LAKTAT PENGHASIL SENYAWA ANTIKAPANG PADA FERMENTASI KAKAO

BAB I PENDAHULUAN. Biji kakao merupakan bahan baku pembuatan produk cokelat yang bernilai

KONTAMINASI FUNGI Aspergillus sp. PADA BIJI JAGUNG DITEMPAT PENYIMPANAN DENGAN KADAR AIR YANG BERBEDA

BAB I PENDAHULUAN. diliputi oleh perairan. Dengan luas dan panjangnya garis pantai Indonesia, komoditi

PENDAHULUAN. Salah satu keunikan dan keunggulan makanan dari bahan cokelat karena kandungan

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Jumlah Jamur yang Terdapat pada Dendeng Daging Sapi Giling dengan Perlakuan dan Tanpa Perlakuan

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI JAMUR PENGHASIL MIKOTOKSIN PADA BIJI KAKAO KERING YANG DIHASILKAN DI FLORES

PERNYATAAN SKRIPSI...

BAB I PENDAHULUAN. yaitu sekitar 2/3 wilayah dari total wilayah Indonesia. Dengan luasnya

TINGKAT CEMARAN DAN JENIS MIKOBIOTA PADA JAGUNG DARI KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN. Yuliana Tandi Rubak * ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman kakao (Theobroma cacao. l) merupakan salah satu komoditas

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kontribusi untuk meningkatkan devisa negara sehingga banyak

I. PENDAHULUAN. dihasilkan dari buah kakao (Theobroma cacao. L) yang tumbuh di berbagai

METODE Lokasi dan Waktu Materi

I. PENDAHULUAN. pengembangannya, terutama untuk meningkatkan ekspor non migas. Selain itu

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KAPANG PADA KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) YANG DIJUAL DI BEBERAPA PASAR TRADISIONAL DI PROVINSI BALI

BAB I PENGANTAR. Lipase merupakan enzim yang berperan sebagai katalis dalam proses

I. PENDAHULUAN. produsen dan banyak negara konsumen. Kopi berperan penting dalam

I. PENDAHULUAN. tanaman jagung di Indonesia mencapai lebih dari 3,8 juta hektar, sementara produksi

POPULASI JAMUR MIKOTOKSIGENIK DAN KANDUNGAN AFLATOKSIN PADA BEBERAPA CONTOH BIJI KAKAO (Theobroma cacao L) ASAL SULAWESI TENGAH

MATERI DAN METODE PENELITIAN

Produk Bioindustri di Indonesia

Bakteri. mikroorganisme dalam industri. Minggu 02: Contoh peran mikroorganisme 9/13/2016

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dan merupakan hasil olahan dari kacang kedelai yang kaya akan

LAMPIRAN. Lampiran 1. Alur Kerja Isolasi Bakteri Endofit dari Batang dan Akar Tanaman Dara metode Radu & Kqueen (2002) yang dimodifikasi

Detection of Acid Bacteria in the Process of Cocoa Production

Pengembangan Produk Tepung Pisang dengan Indeks Glikemik Rendah dan Sifat Prebiotik sebagai Bahan Pangan Fungsional

PENCEMARAN BAHAN MAKANAN DAN MAKANAN HASIL OLAHAN OLEH BERBAGAI SPESIES KAPANG KONTAMINAN SERTA DAMPAKNYA BAGI KESEHATAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Penyiapan Inokulum dan Optimasi Waktu Inokulasi. a. Peremajaan Biakan Aspergillus flavus galur NTGA7A4UVE10

XIII. JAMUR DAN MIKOTOKSIN DALAM PANGAN

BAB I PENDAHULUAN. kelapa sawit dan karet dan berperan dalam mendorong pengembangan. wilayah serta pengembangan agroindustry.

I. PENDAHULUAN. untuk meningkatkan ekspor non migas. Selain itu juga kakao juga digunakan

BAB I PENDAHULUAN. seperti Indonesia adalah faktor suhu lingkungan yang cukup tinggi. Kondisi ini

Nova Nurfauziawati VI. PEMBAHASAN

Infeksi Cendawan pada Biji Kopi selama Proses Pengolahan Primer (Studi Kasus di Propinsi Bengkulu)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Dalam SNI tempe didefinisikan sebagai produk makanan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SPESIES KAPANG KONTAMINAN PADA BIJI KACANG MERAH DI PASAR TRADISIONAL KOTA MALANG

SELEKSI ISOLAT KAPANG TANAH WONOREJO PENGHASIL ENZIM LIPASE

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata pada Agustus 2013 hingga Januari 2014.

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN

*

LAPORAN PRAKTIKUM KULTUR JARINGAN BM 506. Kamis, 17 November Dita Hasni - Siti Syarifah - Leo Pardon Spy

VARIASI PENAMBAHAN SUSU SKIM TERHADAP MUTU COCOGHURT MENGGUNAKAN Enterococcus faecalis UP 11 YANG DIISOLASI DARI TEMPOYAK. Riau.

Kakao merupakan salah satu tanaman andalan dalam pembangunan sub. sektor perkebunan untuk meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petani serta

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

Keragaman Jenis Kapang pada Manisan Buah Salak (Salacca edulis Reinw.)

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahan-bahan organik yang dibuat menjadi pupuk cair memiliki

4.PEMBAHASAN. dimana kondisi bahan bagian dalam belum kering walaupun bagian luarnya telah kering (Endrasari et al., 2010).

UJI PATOGENISITAS Fusarium moniliforme SHELDON PADA JAGUNG ABSTRAK

`BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Benarkah Ada Aflatoksin pada Kakao?

Koloni bakteri endofit

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional di masa yang akan datang

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai dengan Januari

MAKALAH SEMINAR (PTH 1507) PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM (Pleurotus sp.)

I. PENDAHULUAN. bagi perekonomian Indonesia. Pada tahun 2012 luas perkebunan kakao di

KEBERADAAN KAPANG PENGKONTAMINASI KEMIRI (Aleurites moluccana Willd.) YANG DIJUAL DI PASAR RAYA PADANG. Oleh : ABSTRACT

II. MATERI DAN METODE

Peningkatan Mutu Biji Kakao Dengan Cara Perlakuan Perendaman Kapur Pada Saat Fermentasi

TEKNOLOGI PELARUTAN FOSFAT MENGGUNAKAN MIKROBA

PENGANTAR. Latar Belakang. kegiatan produksi antara lain manajemen pemeliharaan dan pakan. Pakan dalam

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR ISOLASI MIKROORGANISME. Disusun Oleh: Rifki Muhammad Iqbal ( ) Biologi 3 B Kelompok 6

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat. Sedangkan ketersediaan

BAB I. PENDAHULUAN. pertanian atau sisa hasil pertanian yang bernilai gizi rendah sebagai bahan pakan

BUWGKIL KtaChNG TANAW OhEH ~hizopus oligosporus NRRL 2710 TEWHADAP KANDUNGAN AFLATOKSlN

BUWGKIL KtaChNG TANAW OhEH ~hizopus oligosporus NRRL 2710 TEWHADAP KANDUNGAN AFLATOKSlN

BAB I PENDAHULUAN. Pantai Gading dan Ghana. Hasil panen dari perkebunan coklat yang ada di

H100 TEKNOLOGI PENGAWETAN IKAN DALAM HUBUNGANNYA DENGAN KERAGAMAN MIKOFLORA SERTA SPESIES KAPANG KONTAMINAN DOMINAN PADA DENDENG IKAN

KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI YOGHURT SARI BUAH SIRSAK (Annona muricata L.) TERHADAP BAKTERI FLORA USUS

BAB I PENDAHULUAN. Segala penciptaan Allah SWT dan fenomena alam yang terjadi pasti terdapat

BAB I PENDAHULUAN. terutama beras sebagai bahan pangan pokok dan umbi-umbian cukup tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan bahan tambahan berbahaya untuk makanan. Salah satu bahan

BAB I PENGANTAR. dapat menghemat energi dan aman untuk lingkungan. Enzim merupakan produk. maupun non pangan (Darwis dan Sukara, 1990).

BAB I PENDAHULUAN. disimpan cukup lama sebelum diproduksi. Biji kakao yang dihasilkan dari

Menurut Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, jumlah kasus gizi

BAB I PENDAHULUAN. penghasil devisa negara, penyedia lapangan kerja serta mendorong pengembangan

III. METODE PENELITIAN. Persiapan alat dan bahan yang akan digunakan. Pembuatan media PDA (Potato Dextrose Agar)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. cokelat berasal dari hutan di Amerika Serikat. Jenis tanaman kakao ada berbagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kopi (Coffea spp) adalah spesies tanaman yang termasuk dalam famili Rubiaceae

H098 ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKOFLORA KAPANG KONTAMINAN PADA KUE PIA YANG DIJUAL DI KOTA MALANG

BAHAN MAKANAN SETENGAH JADI

merupakan salah satu produk pangan yang cukup digemari oleh masyarakat lokal seperti umbi-umbian dan kacang-kacangan. Penggunaan bahan baku yang

PENDAHULUAN. kandungan gizi tinggi, akan tetapi mudah mengalami kerusakan (perishable food).

LAMPIRAN. Sterilisasi alat dan bahan. Mengisolasi dan Menghitung Populasi Awal dari Bakteri yang Terkandung dalam Biofertilizer komersial

I. PENDAHULUAN. bentuk padat, maupun minyak yang merupakan bentuk cair dari lemak. Minyak

Gambar 1. Susunan buah kopi (Kirsten, 2007)

BAB I PENDAHULUAN. (Theobroma cacao) dan biasa digunakan sebagai komponen utama dari coklat

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini, penggunaan senyawa bahan alam cenderung meningkat. Bahan alam yang jumlahnya tidak terbatas ini menjadi potensi tersendiri

BAHAN PENYEGAR. Definisi KAKAO COCOA & CHOCOLATE COKLAT 10/27/2011

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN PENGUJIAN EFEKTIFITAS FUNGISIDA PADA JAMUR YANG MERUSAK ARSIP KERTAS

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

Isolasi Jamur Potensial Penghasil Mikotoksin Pada Produk Fermentasi Biji Kakao Kering asal Indonesia Bagaimana menurut Anda tentang keamanan produk cokelat? Anton Rahmadi & Graham H. Fleet Seminar dan Konferensi PATPI Oktober 28 Palembang Images are from Internet Outline Presentasi Latar belakang Tujuan Penelitian Metodologi Hasil Diskusi Biji kakao merupakan produk utama dari tanaman kakao (Theobroma cacao) yang diproduksi di negaranegara tropis: Ghana, Ivory coast, Indonesia. Kebun kakao umumnya bercampur dengan tanaman pelindung dan pisang. East Kalimantan, Aug 27

Biji kakao dikeluarkan dari pod-nya, difermentasi dan dikeringkan. Biji kakao disimpan di pengumpul besar, untuk kemudian di ekspor ke negara-negara pengolah cokelat (sebagian besar ke Eropa dan Amerika) Proses yang umum dilakukan adalah disangrai (roasted), digiling (ground) dan diekstraksi untuk menghasilkan kakao bubuk dan cocoa butter. Fakta: Minifie (98, revisi 999) menyatakan: ada kemungkinan kontaminasi mikotoksin pada produk biji cokelat. Standar kualitas biji kakao yang diperdagangkan di tingkat dunia mengizinkan maksimum sebesar 3% kontaminasi jamur (ICCO, 27) Tiga standar CODEX (98, revised 2) tidak mencantumkan standar mikotoksin dalam produk cokelat. Riset-riset terbaru (Tafuri et al, 2; Raters & Matissek, 27) melaporkan terdapatnya okratoksin A & deoxynivanol pada produk biji kakao yang diperdagangkan di Eropa. Dari riset sebelumnya (Ardhana & Fleet, 23), jamurjamur berfilamen ternyata juga ditemukan pada tahap awal proses fermentasi biji kakao. Dari berbagai fakta ini, faktor keamanan produk cokelat menjadi sebuah pertanyaan dilihat dari aspek keamanan pangan. Tujuan riset Untuk memetakan diversitas spesies jamur berfilamen, terutama yang berpotensi menghasilkan mikotoksin yang tumbuh di biji kakao kering fermentasi. Populasi sampel Sampel diambil dari lima () daerah di wilayah Indonesia bagian Timur. Sampel dari wilayah kalimantan (3 wilayah) merupakan contoh di tingkat petani yang dikumpulkan pada bulan Agustus, 27. Sampel dari dan merupakan contoh komersial diperoleh dari Cadbury, Australia pada akhir tahun 26. 2

Metodologi Metode sampling yang direkomendasikan oleh Batista et al (23) dan Pitt & Hocking (997) digunakan dalam penelitian ini: Direct plating (Batista et al, 23) Dengan atau tanpa disinfeksi permukaan (.% Klorin) Diinokulasikan di atas medium DG-8 Agar Dilution plating (Pitt & Hocking, 997) Biji kakao direndam selama 3 menit hingga lunak Dihomogenisasi dengan Stomacher Diencerkan dan diplating (, ml) pada medium DRBC & DG-8 Agar Metodologi Jamur berfilamen diidentifikasi berdasarkan ciriciri morfologis di bawah mikroskop. Perhitungan total jamur dilakukan setelah medium diinkubasikan selama hari pada suhu 2 C Perhitungan diulang tiga kali, pada setiap ulangan dilakukan secara duplo. Hasil dan Pembahasan Tabel. Diversitas spesies jamur diisolasi dengan inokulasi langsung biji cokelat di atas media DG- 8 tanpa disinfeksi permukaan Jamur dari biji kakao asal Samarinda yang tumbuh di atas medium DG-8, tanpa disinfeksi permukaan (kiri), dengan disinfeksi permukaan (kanan) Asal sampel Spesies jamur Aspergillus flavus, A. niger, A wentii, A. ochraceus, A. versicolor, Eurotium chevaleri, Chaetomium globosum, Penicillium spinolosum, P. citrinum, Mucor pyriformis A. flavus, A. niger, A. clavatus, A. wentii, P. citrinum, Stemphylium sp., Fusarium sp ( species) A. flavus, A. niger, A. clavatus, A. wentii, A. ochraceus, P. citrinum, Fusarium sp ( spesies), Geotrichum candidum A. flavus, A. niger, A. wentii, P. citrinum, Stemphylium sp., Epicoccum nigrum A. flavus, A. niger, A. clavatus, P. spinolosum, Stemphylium sp., P. citrinum, Penicillium corylophilum, yeasts 3

Tabel 2. Diversitas spesies jamur diisolasi dengan inokulasi langsung biji cokelat di atas media DG- 8 dengan disinfeksi permukaan. Tabel 3 &. Kemunculan spesies jamur di biji cokelat Asal Sampel Aspergillus flavus, A. niger, A. carbonarius. A. clavatus, A. wentii, A. ochraceus A. niger, A. clavatus Spesies jamur A. flavus, A. niger, A. wentii, Penicillium spinolosum, P. citrinum, Eupenicillium cinnamopurporeum, Mucor pyriformis, Epicoccum nigrum, Fusarium sp. A. clavatus, E. cinnamopurporeum Spesies Aspergillus & teleeomorf Penicillium Lainnya Frekuensi isolasi dari biji cokelat Penajam Malinau Samarinda Tanpa Disinfeksi Permukaan 33 23 6 8 2 Dengan Disinfeksi Permukaan Total Isolat 9 E. cinnamopurporeum Aspergillus & teleeomorf Penicillium Lainnya 3 7 Tabel. Populasi jamur pada biji cokelat di atas media agar DRBC dan DG-8 Hasil Samples DRBC a 23, DG-8 a 38, Dari kiri: A. flavus, A. wentii, A. niger (warna hitam) 7,2, 2,, 2, 2, 22 78 32 3 a) in CFU/g

Hasil Aspergillus flavus (Indonesia) Hasil Fusarium spp. (Indonesia) Penicillium spp. (Indonesia) Hasil lainnya yang relevan Yang tidak disebutkan dalam makalah kali ini: terdapatnya konsentrasi Bakteri Asam Laktat dan Bacillus dalam konsentrasi yang amat tinggi ( 8 - CFU/g) pada beberapa sampel yang total jamurnya rendah (< CFU/g) Pertumbuhan jamur-jamur berfilamen pada sampelsampel tersebut kemungkinan dihambat oleh kombinasi BAL dan Bacillus. Tetapi, hipotesis ini memerlukan penelitian lebih lanjut. Kesimpulan A. flavus, A. niger, A. wentii, P. citrinum, P. spinolosum adalah jamur-jamur yang dominan terdapat dalam biji cokelat kering fermentasi asal Indonesia. A. flavus, A. niger, A. ochraceus, A. carbonarius merupakan jamur-jamur berpotensi menghasilkan mikotoksin terdapat pada semua sampel. Penggunaan disinfeksi klorin (, %) merupakan cara yang efektif (~ -6%) untuk mengurangi kadar jamurjamur yang berpotensi menghasilkan mikotoksin.