BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
Aplikasi Pewarnaan Graf untuk Sistem Penjadwalan On-Air Stasiun Radio

BAB II LANDASAN TEORI

Aplikasi Pewarnaan Graf pada Pemecahan Masalah Penyusunan Jadwal

APLIKASI ALGORITMA GREEDY UNTUK PEWARNAAN WILAYAH (REGION COLORING) PADA PETA KABUPATEN INDRAGIRI HULU DAN KAMPAR DI PROVINSI RIAU TUGAS AKHIR

`BAB II LANDASAN TEORI

BAB VI PEWARNAAN GRAF.. Gambar 1 memperlihatkan sebuah graf, dengan χ ( G) = 3.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

APLIKASI ALGORITMA SEQUENTIAL COLOR UNTUK PEWARNAAN PETA WILAYAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU TUGAS AKHIR

Aplikasi Pewarnaan Graf Pada Pengaturan Warna Lampu Lalu Lintas

Penerapan Pewarnaan Graf dalam Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas

TEORI DASAR GRAF 1. Teori Graf

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pendahuluan

Aplikasi Pewarnaan Graf pada Tempat Penitipan Anak

Pemanfaatan Algoritma Sequential Search dalam Pewarnaan Graf untuk Alokasi Memori Komputer

Graph. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

GRAF. V3 e5. V = {v 1, v 2, v 3, v 4 } E = {e 1, e 2, e 3, e 4, e 5 } E = {(v 1,v 2 ), (v 1,v 2 ), (v 1,v 3 ), (v 2,v 3 ), (v 3,v 3 )}

BAB II LANDASAN TEORI

Algoritma Welch-Powell untuk Pengendalian Lampu Lalu Lintas

PENCARIAN RUTE TERPENDEK MENGGUNAKAN ALGORITMA GREEDY

Teori Dasar Graf (Lanjutan)

Teori Dasar Graf (Lanjutan)

Penerapan Pewarnaan Simpul Graf untuk Menentukan Jadwal Ujian Skripsi pada STMIK Amik Riau Menggunakan Algoritma Welch-powell

BAB 2 LANDASAN TEORI

Oleh : CAHYA GUNAWAN JURUSAN SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG 2012

APLIKASI PEWARNAAN GRAPH PADA PEMBUATAN JADWAL

PENERAPAN PEWARNAAN GRAF DALAM PENJADWALAN

Graf. Matematika Diskrit. Materi ke-5

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

Penerapan Pewarnaan Graf dalam Pengaturan Penyimpanan Bahan Kimia

GRAF. Graph seperti dimaksud diatas, ditulis sebagai G(E,V).

Graf. Bekerjasama dengan. Rinaldi Munir

Penerapan Algoritma Greedy untuk Memecahkan Masalah Pohon Merentang Minimum

PEWARNAAN GRAF SEBAGAI METODE PENJADWALAN KEGIATAN PERKULIAHAN

Aplikasi Pewarnaan Graph pada Pembuatan Jadwal

APLIKASI ALGORITMA GREEDY PADA PERSOALAN PEWARNAAN GRAF

BAB 2 LANDASAN TEORI

Penggunaan Algoritma Dijkstra dalam Penentuan Lintasan Terpendek Graf

BAB 2 LANDASAN TEORI

APLIKASI PEWARNAAN GRAF UNTUK OPTIMALISASI PENGATURAN TRAFFIC LIGHT DI SUKOHARJO. Cahyo Heny Meiliana 1, Dwi Maryono 2. Jl. Ir. Sutami 36A Surakarta

Penerapan Pewarnaan Graf sebagai Metode untuk Mencari Solusi Permainan Sudoku

APLIKASI PEWARNAAN SIMPUL GRAF UNTUK MENGATASI KONFLIK PENJADWALAN MATA KULIAH DI FMIPA UNY

Aplikasi Teori Graf dalam Permainan Instant Insanity

APLIKASI PEWARNAAN GRAF PADA PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III KONSEP DASAR TEORI GRAF. Teori graf adalah salah satu cabang matematika yang terus berkembang

Aplikasi 4-Colour Theorem dalam Teorema Pewarnaan Graf untuk Mewarnai Sembarang Peta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Diktat Algoritma dan Struktur Data 2

Matematika Diskret (Graf II) Instruktur : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs.

PENERAPAN ALGOITMA DIJKSTRA DALAM MENCARI LINTASAN TERPENDEK PADA JARINGAN KOMPUTER

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Definisi Graf G didefinisikan sebagai pasangan himpunan (V, E), yang dalam hal ini:

Pencarian Jalur Terpendek dengan Menggunakan Graf dan Greedy dalam Kehidupan Sehari-hari

BAB 2 LANDASAN TEORI

Analisis Pengimplementasian Algoritma Greedy untuk Memilih Rute Angkutan Umum

Aplikasi Algoritma Dijkstra dalam Pencarian Lintasan Terpendek Graf

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

= himpunan tidak-kosong dan berhingga dari simpul-simpul (vertices) = himpunan sisi (edges) yang menghubungkan sepasang simpul

BAB 2 TEORI DASAR. 2.1 Pemodelan Basis Data

MateMatika Diskrit Aplikasi TI. Sirait, MT 1

BAB 2 LANDASAN TEORI

IMPLEMENTASI GRAF DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI GREEDY

Penyelesaian Teka-Teki Sudoku dengan Didasarkan pada Teknik Pewarnaan Graf

ALGORITMA GREEDY : MINIMUM SPANNING TREE. Perbandingan Kruskal dan Prim

G r a f. Pendahuluan. Oleh: Panca Mudjirahardjo. Graf digunakan untuk merepresentasikan objek-objek diskrit dan hubungan antara objek-objek tersebut.

Aplikasi Graf dan Pohon Merentang Minimum dalam Menentukan Jalur Terpendek menuju Daerah Tujuan Wisata di Sumatera Utara

MEMBANDINGKAN KEMANGKUSAN ALGORITMA PRIM DAN ALGORITMA KRUSKAL DALAM PEMECAHAN MASALAH POHON MERENTANG MINIMUM

Penggunaan Perwarnaan Graf dalam Mencari Solusi Sudoku

BAB 2 GRAF PRIMITIF. 2.1 Definisi Graf

Minggu Ke XI Pewarnaan Peta

IMPLEMENTASI ALGORITMA WELCH POWELL DALAM PENERAPAN GRAPH PADA PENJADWALAN UJIAN

Penerapan Algoritma BFS & DFS untuk Routing PCB

Memanfaatkan Pewarnaan Graf untuk Menentukan Sifat Bipartit Suatu Graf

Penerapan Pewarnaan Graf pada Permainan Real- Time Strategy

IMPLEMENTASI GRAF DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI GREEDY

Graf digunakan untuk merepresentasikan objek-objek diskrit dan hubungan antara objek-objek tersebut. Demak Semarang. Kend al. Salatiga.

Pemodelan Sistem Lalu Lintas dengan Graf Ganda Berarah Berbobot

Penggunaan Algoritma Greedy dalam Membangun Pohon Merentang Minimum

Aplikasi Algoritma Prim dalam Penentuan Pohon Merentang Minimum untuk Jaringan Pipa PDAM Kota Tangerang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pengaplikasian Graf Planar pada Analisis Mesh

Penerapan Algoritma Backtracking pada Pewarnaan Graf

Art Gallery Problem II. POLIGON DAN VISIBILITAS. A. Poligon I. PENDAHULUAN. B. Visibilitas

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sepasang titik. Himpunan titik di G dinotasikan dengan V(G) dan himpunan

Kasus Perempatan Jalan

PERBANDINGAN ALGORTIMA PRIM DAN KRUSKAL DALAM MENENTUKAN POHON RENTANG MINIMUM

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

PENERAPAN KONSEP GRAF DALAM PENYUSUNAN JADWAL PERKULIAHAN DI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FMIPA UNG ABSTRAK

Aplikasi Pewarnaan Graf dalam Penyimpanan Senyawa Kimia Berbahaya

Penerapan Algoritma Greedy untuk Permainan Flood It

Representasi Hierarki Kebutuhan Maslow Menggunakan Teori Graf

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Aplikasi Graf pada Penentuan Jadwal dan Jalur Penerbangan

Algoritma Prim dengan Algoritma Greedy dalam Pohon Merentang Minimum

Transkripsi:

II LNSN TORI 2.1 Teori Graf Teori graf adalah cabang kajian yang mempelajari sifat-sifat graf. erikut adalah definisi-definisi graf dari refrensi yang berbeda : efinisi 2.1 (Munir, 2005) Graf didefinisikan sebagai pasangan himpunan (, ), ditulis dengan notasi = (, ) yang dalam hal ini adalah himpunan tidak kosong dari simpul-simpul (vertices atau node) dan adalah himpunan sisi (edge atau arcs) yang menghubungkan sepasang simpul. efinisi2.2 (Lipschut,2002) Sebuah graf G terdiri dari dua bagian : i. Sebuah himpunan V = V (G) memiliki elemen -elemen yang dinamakan simpul, simpul atau simpul. ii. Sebuah kumpulan = (G) merupakan pasangan terurut dari simpulsimpul yang berbeda dinamakan sisi. Kita menuliskang(v,) bilakitainginmenyatakanduabagiandari G. erikutcontohgraf G : e 1 e 2 e 3 e 4 e 5 Gambar 2.1Graf G Gambar 2.1 memperlihatkan graf G dengan simpul V dan sisi dengan sebagai berikut : V = {,,, } = { (,), (,), (,), (,), (,) } = {,,,, } II-1

2.2 Jenis-Jenis Graf Graf dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori : 1. Graf sederhana adalah graf yang tidak mengandung gelang maupun sisi ganda. Pada graf sederhana ini, sisi adalah pasangan tak berurut. Jadi untuk menuliskan sisi (u,v) sama saja dengan (v,u). 2. Graf tidak sederhana adalah graf yang mengandung sisi ganda atau gelang. erikut contoh Gambar 2.2 graf sederhana dan Gambar 2.3 graf tidak sederhana : Gambar 2.2 Graf Sederhana Gambar 2.3 Graf Tidak Sederhana Sisi pada graf dapat mempunyai orientasi arah. erdasarkan orientasi arah pada sisi, maka secara umum graf dibedakan atas dua jenis : 1. Graf tak berarah adalah graf yang sisinya tidak mempunyai orientasi arah. 2. Graf berarah adalah setiap sisinya diberikan orientasi arah yang disebutdenganbusur (arc). alam grafberarah, (u,v) dan (v,u) II-2

menyatakanduabuahbusur yang berbeda. Padabusur (u,v), simpul u dinamakansimpulasaldansimpul v merupakansimpultujuan. Graf ini disebut graf berarah atau directed graf. 2.3 Graf Planar Graf planar adalah suatu graf atau multigraf yang dapat digambarkan pada bidang (plane) sehingga sisi-sisinya tidak saling memotong (Lipschutz,2008). Jika tidak, maka graf tersebut graf tidak planar (Munir, 2005). Sedangkan sebuah graf dikatakan graf bidang bila rusuk-rusuknya terletak pada bidang datar serta tidak saling berpotongan selain dititiknya (Wibisono, 2004). erikut Gambar 2.4 dan Gambar 2.5adalah contoh graf planar dan graf tidak planar : (a) (b) Gambar 2.4Graf Planar (a) (b) Gambar 2.5 Graf Tidak Planar II-3

2.4 Graf ual Graf ual adalah sebuah graf planar G yang direpresentasikan sebagai graf bidang, maka dapat dibuat suatu graf G* yang secara geometri merupakan dual dari graf planar dengan cara berikut (Munir, 2007) : 1. Setiap wilayah atau muka (face) di G, buatlah sebuah simpul yang merupakan simpul untuk G*. 2. Setiap sisi e di G, tariklah sisi e* (yang menjadi sisi untuk G*) yang memotong sisi e tersebut. Sisi e* menghubungkan dua buah simpul v 1 * dan dipisahkan oleh sisi e di G. erikut adalah contoh graf dual : (a) (b) Gambar 2.6 Pembentukan Graf ual Sedangkan untuk merepresentasikan sebuah peta yang terdiri dari sejumlah wilayah memiliki sedikit perbedaan dengan graf dual yang telah disebutkan sebelumnya. Pada graf yang merepresentasikan peta bidang luar tidak dinyatakan sebagai sebuah simpul (Munir, 2005). erikut contoh graf yang mereprentasikan peta : 1 3 1 3 1 3 2 4 2 4 2 4 6 5 7 8 6 5 7 8 6 5 7 8 (a) (b) (c) II-4

Gambar 2.7 RepresentasiPeta dalam Graf 2.5 Pewarnaan Graf Pewarnaan suatu graf G adalah suatu pemberian warna pada salah satu elemen-elemennya ( simpul dan sisi), sehingga elemen-elemen yang saling terhubung langsung mendapatkan warna yang berbeda. da tiga macam pewarnaan graf yaitu pewarnaan simpul, pewarnaan sisi, dan pewarnaan wilayah (region). 1. Pewarnaan simpul atau verteks adalah suatu pemberian warna untuk simpul dari G sedemikian sehingga simpul yang bersebelahan memiliki warna yang berbeda (Lipschutz, 2008) 2. Suatupewarnaansisi untukgraf adalah suatu penggunaan sebagian atau semua warnauntukmewarnaisemuasisi di sehingga setiap pasang sisi yang mempunyai simpulpersekutuandiberiwarna yang berbeda. 3. Pewarnaan wilayah adalah warna yang diberikan kesetiap wilayah pada graf, sehingga tidakada wilayah yang bersebelahan memiliki warna yang sama. erikut adalah contoh pewarnaan graf : Gambar 2.8 Pewarnaan Simpul II-5

Gambar 2.9 Pewarnaan Sisi R 1 R 2 R 3 R 4 R 5 Gambar 2.10 Pewarnaan Wilayah 2.6 lgoritma 2.6.1 lgoritma Welch Powell lgoritma Welch Powell dapat digunakan untuk mewarnai sebuah graf G secara efisien. lgoritma ini tidak selalu memberikan jumlah warna minimum yang diperlukan untuk mewarnai G, namun algoritma ini cukup praktis untuk digunakan dalam pewarnaan simpul sebuah graf. lgoritma Welch Powell hanya cocok digunakan untuk graf dengan orde yang kecil (s ad,2007). erikutadalahlangkah-langkahalgoritmawelch Powell (Lipschutz, 2008): 1. Urutkan simpul G menurut derajat yang mengecil. 2. erikan warna pertama 1 pada simpul pertama dan lalu secara berurutan, berikan 1 ke setiap simpul yang tidak bersebelahan dengan simpul sebelumnya yang telah diberi 1. 3. Ulangi langkah 2 dengan warna ke dua 2 dan simpul berikutnya yang belum diwarnai. 4. Ulangi langkah 3 dengan warna ketiga 3, lalu warna keempat 4 dan sedemikian seterusnya sampai semua simpul telah diwarnai. erikut adalah contoh pewarnaan menggunakan algoritma Welch Powell : II-6

iberikan graf G pada Gambar 2.11 yang terdiri atas 6 buah simpul dan 7 buah sisi, akan ditentukan bilangan kromatiknya dengan menggunakan algoritma Welch Powell sebagai berikut: Gambar 2.11 Pewarnaan Simpul yang elum diwarnai Seluruh Simpulnya Penyelesaian pewarnaan simpul dengan algoritma Welch Powell sebagai berikut: 1. Mengurutkan simpul menurut derajatnya Tabel 2.1 erajat yang Telah iurutkan dengan lgoritma Welch Powell No Simpul erajat 1 3 2 3 3 3 4 2 5 2 6 1 2. erikan warna pertama 1 pada simpul pertama dengan derajat tertinggi II-7

Gambar 2.12 Pewarnaan Simpul Menggunakan Warna Merah 3. erikan 1 kesetiapsimpul yang tidakbersebelahandengansimpulsebelumnya yang telahdiberi 1 Gambar 2.13 Pewarnaan Simpul Menggunakan Warna Merah 4. Ulangi langkah 2 dengan warna ke dua 2 dan simpul berikutnya yang belum diwarnai. Gambar 2.14 Pewarnaan Simpul, dan Menggunakan Warna iru 5. Ulangi langkah 3 dengan warna ketiga 3, lalu warna keempat 4 dan sedemikian seterusnya sampai semua simpul telah diwarnai Gambar 2.15 Pewarnaan Simpul Menggunakan Warna Hijau II-8

ari Gambar 2.15 didapat 3 (tiga) warna minimum atau (G) = 3 2.6.2 lgoritma Greedy lgoritma greedy adalah algoritma yang memecahkan masalah langkah per langkah, pada setiap langkah membuat pilihan optimum (local optimum) pada setiap langkah dengan harapan bahwa langkah berikutnya mengarah ke solusi optimum global (global optimum). lgoritma greedy membuat keputusan berdasarkan pilihan yang ada sekarang, tidak melihat pilihan yang akan muncul kemudian. Karena itulah algoritma greedy dikategorikan dalam algoritma yang berpandangan pendek dan tidak dapat diulang karena keputusan yang telah diambil pada suatu langkah tidak dapat diubah lagi pada langkah selanjutnya (diwazsha). Komponenalgoritma Greedy terdiridari : a. HimpunanKandidat Himpunan yang berisielemenpembentuksolusi S. b. HimpunanSolusiS Himpunan yang berisielemensolusipemecahanmasalah. c. ungsiseleksi ungsi yang memilihkandidat yang paling memungkinkandarihimpunankandidatuntukdimasukkankedalamhimpunansol usi agar solusi optimal terbentuk.kandidat yang sudahterpilihpadasuatulangkahtidakakandipertimbangkanlagipadalangkahsela njutnya. ungsi seleksi terbagi 2, diantaranya : 1) ungsi seleksi simpul Memilih simpul yang memiliki sisi terbanyak atau derajat terbanyak. 2) ungsi seleksi warna Memilih warna yang akan digunakan untuk mewarnai simpul. Pengerjaan fungsi seleksi warna terbagi atas dua langkah, yaitu : II-9

a. Jika layak, warna akan diambil dari himpunan solusi yaitu warna yang sudah digunakan sebelumnya. b. Jika tidak ada satu pun warna dari himpunan solusi layak atu himpunan solusi masih kosong, maka akan diambil dari himpunan kandidat yaitu warna yang belum pernah digunakan. d. ungsikelayakan ungsi yang memeriksaapakahsuatukandidat yang terpilihakanmenimbulkansolusi yang layak, yaitukandidattersebut, bersamadenganhimpunansolusi yang terpilihtidakakanmelanggarkendala yang berlakupadamasalah. e. ungsiobyektif ungsi yang memaksimalkanataumeminimalkannilaisolusi.dapunlangkahlangkahpewarnaangrafdenganmenggunakanalgoritmagreedysebagaiberikut: 1. Inisialisasi himpunansolusidengankosong. 2. Melakukanpemilihanvertex yang akandiisiwarnanyadenganfungsiseleksivertex. 3. Memilihkandidatwarnadenganmenggunakanhimpunankandidatkurangiwa rnaanggotahimpunankandidatdenganwarna yang diambil. 4. Periksakelayakanwarna yang dipilihmenggunakanlangkah 3. Jikalayakdimasukkankehimpunansolusi. 5. Periksaapakahsolusisudahmelilputiperwarnaanseluruhvertex. Jikasudahmakaberhenti, jikabelummakaakankembalikelangkah 3 erikut adalah contoh pewarnaan simpul menggunakan algoritma Greedy dengan graf yang sama : iberikan graf G pada Gambar 2.16 yang terdiri atas 6 buah simpul dan 7 buah sisi, akan ditentukan bilangan kromatiknya dengan menggunakan algoritma Greedy sebagai berikut: II-10

Gambar 2.16 Pewarnaan Simpul yang Seluruh Simpulnya elum iwarnai Penyelesaian pewarnaan simpul dengan algoritma Greedy sebagai berikut: 1. Mengurutkan simpul menurut derajatnya Tabel 2.2 erajat yang Telah iurutkan dengan lgoritma Greedy No Simpul erajat 1 3 2 3 3 3 4 2 5 2 6 1 2. MatriksKetetanggan 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 3. a. Himpunan kandidat :{biru, hijau, merah, ungu, kuning, orange} b. Himpunan solusi S :{ } c. ungsi seleksi simpul :simpul d. ungsi seleksi Warna :Warna biru II-11

e. ungsi kelayakkan :ilihat dari matriks ketetanggannya simpul bertetengga dengan 3 (tiga) buah simpul yang belum diwarnai. Maka birulayaldigunakan. f. ungsi obyektif :Solusi belum optimal karena semua simpul belum diwarnai. Gambar 2.17 Pewarnaan Simpul Menggunakan Warna iru 4. a. Himpunan kandidat :{ hijau, merah, ungu, kuning, orange} b. Himpunan solusi S :{biru } c. ungsi seleksi simpul :simpul d. ungsi seleksi Warna :Warna biru e. ungsi kelayakkan :ilihat dari matriks ketetanggannya simpul bertetengga dengan 3 (tiga) buah simpul dimana salah satu simpul telah diwarnai dengan warna biru. Maka warna biru tidak layak digunakan. f. ungsi seleksi Warna :Warna hijau g. ungsi kelayakkan :ilihat dari matriks ketetanggannya, warna hijau layak digunakan karena tidak salah satu simpul tetangga menggunakan warna hijau. Maka warna hijau layak digunakan. h. ungsi obyektif :Solusi belum optimal karena semua simpul belum diwarnai. Gambar 2.18Pewarnaan Simpul Menggunakan Warna Hijau II-12

5. a. Himpunan kandidat :{ merah, ungu, kuning, orange} b. Himpunan solusi S :{biru, hijau } c. ungsi seleksi simpul :simpul d. ungsi seleksi Warna :Warna biru e. ungsi kelayakkan :ilihat dari matriks ketetanggannya, warna biru layak digunakan karena tidak satu pun simpul tetangga simpul menggunakan warna biru. Maka warna biru layak digunakan. f. ungsi obyektif :Solusi belum optimal karena semua simpul belum diwarnai. Gambar 2.19Pewarnaan Simpul Menggunakan Warna iru 6. a. Himpunan kandidat :{ merah, ungu, kuning, orange} b. Himpunan solusi S :{biru, hijau } c. ungsi seleksi simpul :simpul d. ungsi seleksi Warna :Warna biru e. ungsi kelayakkan :ilihat dari matriks ketetanggannya simpul bertetengga dengan 2 (dua) buah simpul dimana salah satu simpul telah diwarnai dengan warna biru. Maka warna biru tidak layak digunakan. d. ungsi seleksi Warna :Warna hijau e. ungsi kelayakkan :Warna hijau layak digunakan karena simpul tetangga telah menggunakan warna biru. f. ungsi obyektif :Solusi belum optimal karena semua simpul belum diwarnai II-13

Gambar 2.20Pewarnaan Simpul Menggunakan Warna Hijau 7. a. Himpunan kandidat :{ merah, ungu, kuning, orange} b. Himpunan solusi S :{biru, hijau } c. ungsi seleksi simpul :simpul d. ungsi seleksi Warna :Warna biru e. ungsi kelayakkan :ilihat dari matriks ketetanggannya simpul bertetengga dengan 2 (dua) buah simpul dimana salah satu simpul telah menggunakan warna biru. Maka warna biru tidak layak digunakan. f. ungsi seleksi Warna :Warna hijau g. ungsi kelayakkan :Kedua simpul telah menggunakan warna biru dan warna hijau. Maka hijau tidak layak digunakan. h. ungsi seleksi Warna :Warna merah i. ungsi kelayakkan :Semua simpul tetangga simpul telah diwarnai dan tidak satupun simpul menggunakan warna merah. Maka merah layak digunakan. j. ungsi obyektif :Solusi belum optimal karena semua simpul belum diwarnai Gambar 2.21Pewarnaan Simpul Menggunakan Warna Merah II-14

8. a. Himpunan kandidat :{ ungu, kuning, orange} b. Himpunan solusi S :{biru, hijau, merah } c. ungsi seleksi simpul :Simpul d. ungsi seleksi Warna :Warna biru e. ungsi kelayakkan :ilihat dari matriks ketetanggannya simpul bertetengga dengan sebuah simpul yang telah diwarnai dengan warna biru. Maka warna biru tidak layak digunakan. d. ungsi seleksi Warna :Warna hijau e. ungsi kelayakkan :Warna hijau layak digunakan karena simpul tetangga telah menggunakan warna biru. f. ungsi obyektif :Solusi telah optimal karena semua simpul telah diwarnai Gambar 2.22Pewarnaan Simpul Menggunakan Warna Hijau ari Gambar 2.22 didapat 3 (tiga) warna minimum atau (G) = 3 2.7 Kompleksitas lgoritma Sebuah program komputer, meskipun diturunkan dari sebuah algoritma yang benar, mungkin saja tidak berguna untuk jenis masukkan tertentu karena waktu yang diperlukan untuk melakukan program atau memori yang diperlukan untuk menyimpan data, variabel program, dan lain sebagainya terlalu besar. nalisis algoritma mengacu pada proses memperoleh perkiraan dari waktu dan ruang yang diperlukan untuk mengeksekusi algoritma (Johnsonbaugh,1997). Pembahasan yang digunakan adalah kompleksitas algoritma karena kompleksitas ruang dan waktu membutuhkan ruang dan waktu yang dikaitkan dengan struktur data yang digunakan untuk mengimplementasikan algoritma. II-15

Mengukur kompleksitasalgoritma adalah menghitung banyaknya operasi yang dilakukan oleh algoritma. II-16