Proyeksi Eropa, Aksonometri, dan Gambar Perspektif

dokumen-dokumen yang mirip
PS. DESAIN INTERIOR FDIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL

Bab 4 SISTEM PROYEKSI 4.1. PENGERTIAN PROYEKSI GAMBAR PROYEKSI

MENGGAMBAR PROYEKSI BENDA

PENDAHULUAN Pokok bahasan pada materi Gambar 3 Dimensi meliputi definisi, macam-macam gambar 3 Dimensi, dan teknik-teknik pembuatan gambar 3 Dimensi.

Berikut ini adalah materi pembelajaran mengenai Proyeksi,Sebagai. salah satu bagian dari materi mata pelajaran Membaca gambar mudahmudahan

MENGGAMBAR PERSPEKTIF

MENGGAMBAR KONSTRUKTIF

4. VISUALISASI DAN GAMBAR SKET

MATA KULIAH PROYEKSI & PERSPEKTIF

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

GAMBAR PROYEKSI ORTOGONAL

PROYEKSI PROYEKSI. Proyeksi Ortogonal (Posisi Pemproyeksian) - Sebuah titik - Sebuah garis - Sebuah bidang - Sebuah benda.

MATA KULIAH PROYEKSI DAN PERSPEKTIF. Arsianti Latifah, S.Pd., M.Sn. Program Studi Pendidikan Seni Rupa FBS UNY

JOB SHEET Menggambar Proyeksi Isometrik. B. Kompetensi Dasar Menggambar perspektif, proyeksi, pandangan dan potongan

MENGGAMBAR PROYEKSI AKSONOMETRI

Menggambar Chasis Elektronika

PERTEMUAN 6 PENYAJIAN GAMBAR KHUSUS

PENGANTAR GAMBAR PERSPEKTIF

Menggambar Teknik & CAD

FORMAT GAMBAR PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR ATA 2014/2015 LABORATURIUM TEKNIK INDUSTRI LANJUT UNIVERSITAS GUNADARMA

MODUL TUGAS BESAR MENGGAMBAR TEKNIK

Perspektif mata burung : dilihat secara keseluruhan dari atas. Perspektif mata normal : dilihat secara keseluruhan dengan batas mata normal

DASAR GAMBAR PROYEKSI

MEMBACA GAMBAR TEKNIK MESIN

MODUL TUGAS BESAR MENGGAMBAR TEKNIK

GAMBAR PERSPEKTIF SATU TITIK HILANG

BAB 3 GAMBAR PERSPEKTIF

TEKNIK MEMBACA GAMBAR

MENGGAMBAR KONSTRUKSI PERSPEKTIF

HANDOUT GAMBAR TEKNIK

GAMBAR TEKNIK PROYEKSI ISOMETRI. Gambar Teknik Proyeksi Isometri

ANGKA UKUR. Angka ukur diletakan di tengah-tengah garis ukur. Angka ukur tidak boleh dipisahkan oleh garis gambar. Jadi boleh ditempatkan dipinggir.

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SUB SEKTOR INDUSTRI BARANG DARI LOGAM SUB BIDANG PENGELASAN SMAW

MENGGAMBAR PROYEKSI ORTOGONAL

BAB. I PENDAHULUAN. A. Deskripsi. B. Prasyarat. C. Petunjuk Penggunaan Modul

Kegiatan Pembelajaran 2. Standar Kertas dan Tata Letak pada Gambar Teknik A. Deskripsi

ATURAN-ATURAN DASAR UNTUK MEMBERI UKURAN

PERTEMUAN 3 GAMBAR PROYEKSI

Gambar Perspektif. Oleh Tri Suerni

BAB. I PENDAHULUAN. A. Deskripsi. B. Prasyaratan. C. Petunjuk Penggunaan Modul

BANGUN RUANG BAHAN BELAJAR MANDIRI 5

Beberapa Benda Ruang Yang Beraturan

3.1. Sub Kompetensi Uraian Materi MODUL 3 MENGGAMBAR BENTUK BIDANG

PERTEMUAN 4 ATURAN PENYAJIAN GAMBAR

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

Pokok bahasan pada materi Gambar 2 Dimensi meliputi definisi, macam proyeksi orthogonal dan teknik-teknik pembuatan gambar proyeksi 2D orthogonal.

PROYEKSI ISOMETRI PENDAHULUAN

Geometri Ruang (Dimensi 3)

Menggambar Arsitektur

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

BAB 4 MENGGAMBAR PROYEKSI BENDA

Geometri MAT 3 A. TITIK, GARIS, BIDANG PADA RUANG B. KEDUDUKAN TITIK, GARIS & BIDANG GEOMETRI. materi78.co.nr

PERTEMUAN 7 ATURAN DAN CARA MEMBERI UKURAN

PEMBELAJARAN BANGUN RUANG (1)

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN MATEMATIKA BAB VIII ALAT UKUR, ALAT HITUNG DAN ALAT LUKIS DALAM GEOMETRI RUANG

MEMBACA GAMBAR TEKNIK

MEMBUAT PANDANGAN PERSPEKTIF

BAB Gambar Sebagai Bahasa Teknik

Dimensi Tiga (Sudut Pada Bangun Ruang)

A. Pasangan Dinding Batu Bata

Sekilas Tentang Perspektif

SUSUNAN KOORDINAT BAGIAN-1. Oleh: Fitria Khasanah, M. Pd

DIMENSI TIGA 1. Standar Kompetensi: Menentukan kedudukan, jarak, dan besar sudut yang melibatkan titik, garis, dan bidang dalam ruang dimensi tiga.

IDENTIFIKASI KESALAHAN ESENSIAL GAMBAR KERJA PRAKTIK PEMESINAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL TUGAS AKHIR SKRIPSI

Menggambar Teknik & CAD

DIGITAL MODEL & RENDERING

GAMBAR TEKNIK & PENGUKURAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya guru menciptakan suasana belajar yang menyenangkan

Menggambar Teknik. Peralatan Menggambar Teknik, Media Kertas, Huruf, dan Tugas Membuat Model Gambar (Maket Desain Produk) Mahdi Abdullah, ST.

GAMBAR PRODI PEND. TEKNIK ARSITEKTUR

BAB. I PENDAHULUAN. A. Deskripsi

PEMANTULAN CAHAYA LAPORAN PRAKTIKUM OPTIK. Disusun oleh: Nita Nurtafita


D. GEOMETRI 2. URAIAN MATERI

KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

A. Peta 1. Pengertian Peta 2. Syarat Peta

BESARAN VEKTOR B A B B A B

6 FUNGSI LINEAR DAN FUNGSI

Bab 3. Persamaan Garis Lurus. Standar Kompetensi. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus.

MEMBERI UKURAN PADA GAMBAR KERJA

DESAIN MULTIMEDIA. i P age

ACARA I. Pengenalan Sistem Proyeksi Peta Kartografis

Peta Konsep. Standar Kompetensi. Kompetensi Dasar. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi. persamaan garis lurus

MENGINTERPRETASIKAN GAMBAR TEKNIK Kode Kompetensi : 021-DKK-005

TUGAS MAHASISWA TENTANG

Pencerminan dan Simetri Lipat

B.1. Menjumlah Beberapa Gaya Sebidang Dengan Cara Grafis

KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

menjelaskan teknik shading & rendering dalam perspektif

GAMBAR TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS. Nuryanto.ST.,MT

MENGGAMBAR DETAIL SECARA RINCI

MODUL 4 LINGKARAN DAN BOLA

SILABUS MATA PELAJARAN : GAMBAR TEKNIK (PEMINATAN)

ILMU UKUR TANAH 2 PENENTUAN POSISI

Alat ukur sudut. Alat ukur sudut langsung

Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

SISTEM KOORDINAT. Berikut ini kita akan mempelajari bagaimana menentukan sistem koordinat dibidang dan diruang.

KEGIATAN BELAJAR II SUDUT ANTARA GARIS DAN BIDANG

Modul Sifat dan Operasi Gaya. Ir.Yoke Lestyowati, MT

Transkripsi:

Proyeksi Eropa, Aksonometri, dan Gambar Perspektif Kata proyeksi secara umum berarti bayangan. Gambar proyeksi berarti gambar bayangan suatu benda yang berasal dari benda nyata atau imajiner yang dituangkan dalam bidang gambar menurut cara-cara tertentu. Cara-cara tersebut berkenaan dengan arah garis pemroyeksi yang meliputi sejajar (paralel) dan memusat (sentral). Arah yang sejajar terdiri atas sejajar tegak lurus terhadap bidang gambar dan sejajar akan tetapi miring terhadap bidang gambar. Berdasarkan arah garis pemroyeksi tersebut dikenal berbagai jenis gambar proyeksi. Garis pemroyeksi yang sejajar tegak lurus terhadap bidang gambar menghasilkan gambar proyeksi orthogonal yang terdiri dari proyeksi Eropa, proyeksi Amerika, dan proyeksi Aksonometri. Garis pemroyeksi yang sejajar tetapi miring terhadap bidang gambar menghasilkan proyeksi Oblik (miring). Sementara garis pemroyeksi yang memusat (sentral) terhadap bidang gambar menghasilkan gambar perspektif. Gb.1. Contoh pandangan sejajar tegak Secara umum berbagai jenis gambar proyeksi dan perspektif tersebut difungsikan sebagai sarana komunikasi dalam bentuk pictorial. Benda kongkret yang ada, misalnya meja atau kursi, digambarkan sedemikian rupa sehingga dipahami oleh orang lain. Benda imajiner (khayalan penggambar), misalnya meja atau kursi yang sebelumnya tidak ada digambarkan sedemikian rupa sehingga dipahami oleh orang lain misalnya tukang atau pemesan. Gambar proyeksi dan perspektif lebih banyak menampilkan benda imajiner, oleh karena itu sangat bermanfaat dalam bidang perencanaan. 1. Proyeksi Ortogonal (Eropa) Penampilan gambar proyeksi Eropa relative sederhana dibandingkan dengan yang lain. Gambar ini menampilkan pandangan atas, depan (muka), dan samping. Oleh karena itu proyeksi Eropa sangat tepat digunakan untuk kepentingan perancangan mebel atau desain produk. Sistem gambar proyeksi Eropa dihasilkan dari pemroyeksian pada ruang atau sudut pertama (first angel). Oleh karena itu proyeksi Eropa sering disebut proyeksi Kuadran

Pertama atau Kuadran I. Ruang atau sudut penampilan tersebut berbentuk tiga dimensi, yang terdiri atas 3 bidang, yakni bidang I, II, dan III. Bidang I berfungsi untuk menampilkan bayangan benada tampak dari atas, bidang II untuk bayangan benda tampak depan, dan bidang III untuk bayangan benda tampak dari samping kiri. Oleh karena itu proyeksi Eropa sering dikelompokkan dalam proyeksi multiview (tampak ganda). Jika diperhatikan sistem proyeksi Eropa ini menempatkan posisi benda/obyek yang digambar berada di antara titik pengamat (proyektor) dan proyeksi benda. Jika diurutkan maka posisi tersebut adalah pengamat, objek, dan gambar proyeksi. Posisi pengamat terhadap bidang gambar adalah tegak lurus. Di samping itu, masing-masing garis pemroyeksi yang merupakan hubungan dari titik pengamat dan benda sehingga menghasilkan proyeksi tersebut adalah sejajar sesamanya. Ruang / sudut yang berbentuk tiga dimensi ini diubah sedemikian rupa menjadi dua dimensi. Dengan kata lain diubah menjadi bidang datar sehingga dapat dituangkan ke dalam bidang atau kertas gambar. Perubahan sudut / ruang tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut: Gb.2. Konstruksi ruang dalam proyeksi Eropa Gb.3. Ruang dalam proyeksi Eropa yang dibentangkan menjadi bidang datar.

Gb 4. Sumbu proyeksi Eropa yang terbentuk karena rebahan ruang. Gb. 5. Contoh cara memproyeksikan sebuah titik. Gb.6. Contoh benda berupa kubus yang diproyeksikan dengan cara Eropa.

2. Proyeksi Aksonometri Proyeksi Aksonometri tergolong jenis proyeksi sejajar (paralel) dan juga tegak (ortogonal). Perbedaannya dengan proyeksi Eropa terutama adalah dalam penampilan tampak. Dalam proyeksi Aksonometri diupayakan untuk penampilan tampak atas, depan, dan samping dalam satu kesatuan gambar tidak seperti dalam proyeksi Eropa yang terpisah oleh bidang-bidang. Gambar proyeksi Aksonometri menampilkan objek gambar baik yang kongkret maupun imajiner ke dalam bayangan tiga dimensi, oleh karena itu aksonometri tergolong jenis proyeksi piktorial. Jenis proyeksi Aksonometri dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: a. Proyeksi Isometri Proyeksi isometri adalah jenis proyeksi aksonometri berpenampilan tiga dimensi atau piktorial dengan besaran sudut masing-masing 120 0, dan perbadingan masing-masing ukuran tinggi, panjang, dan dalam yaitu 1:1:1. Besar sudut sumbu 120 0 dapat digunakan alternatif dibuat sudut 30 0 terhadap horisontal (baik sudut kanan maupun kiri) Gb.7. Tampilan gambar isometri. b. Proyeksi Dimetri Penggunaan isometri seringkali menyebabkan distorsi pada gambar yang ditampilkan, dan garis-garis yang berimpit. Kelemahan ini dapat ditanggulangi dengan proyeksi dimetri. Dimetri artinya ada dua jurusan sumbu yang sama panjang. Pada dimetri perbandingan yang sama terdapat pada dimensi tinggi dan panjang. Perbandingan yang lazim digunakan yaitu 2:2:1 atau 3:3:1 Perbandingan ini diikuti dengan konsekuensi pada sudut objek yang digambar terhadap garis horizon yaitu 41,4 derajat untuk sudut sebelah kanan dan 7,2 derajat untuk sudut sebelah kiri. Gb. 8. Tampilan gambar dimetri.

c. Trimetri Penggunaan proyeksi dimetri ternyata dirasakan banyak terjadi distorsi, oleh karena itu ukuran kedua rusuk/sumbu salah satunya (rusuk panjang) perlu dipendekkan, sehingga perbandingan yang sering digunakan adalah 10:9:5 atau 6:5:4. Gb. 9. Tampilan gambar Trimetri. 3. Gambar Perspektif Dalam penglihatan kita sehari-hari, benda-benda yang letaknya lebih dekat dengan mata terlihat lebih besar dan benda-benda yang terletak lebih jauh dengan mata terlihat lebih kecil. Semakin jauh letak benda dari mata kita, benda itu akan terlihat semakin kecil hingga akhirnya hanya tampak sebagai titik saja. Demikian juga dua benda atau lebih yang letaknya sejajar dan membujur menjauhi kita, semakin jauh dari mata, keduanya akan terlihat semakin berdekatan hingga akhirnya saling berimpit dan akan menjadi satu titik. Gb. 9. Konstruksi gambar perspektif Seperti halnya dalam proyeksi Eropa maka dalam gambar perspektifpun diupayakan agar bidang-bidang yang semula saling berpotongan harus dibentangkan menjadi bidang datar. Pembentangan tersebut dapat dilihat seperti pada gambar di bawah ini. Bidang mata dibentangkan ke atas menjadi sejajar dengan bidang tafrir, begitu juga dengan bidang tanah yang dibentangkan ke bawah menjadi sejajar dengan bidang tafrir.

Gb.10. Bidang hasil pembentangan bidang mata dan bidang tanah menjadi sejajar bidang tafrir. Selanjutnya, untuk kepentingan menggambar perspektif bidang itu menjadi disederhanakan seperti di bawah ini Gb.11. Posisi mata, distansi, tinggi tafrir, garis horizon, dan garis tanah. Gb.12. Contoh sebuah titik yang diproyeksikan dengan gambar perspektif

1. Perspektif satu titik lenyap (one point perspective) Sistem perespektif ini digunakan untuk menggambar obyek (benda) yang terletak relatif dekat dengan mata. Karena letak obyek yang cukup dekat, akibatnya mata memiliki sudut pandang yang sempit, sehingga garis-garis batas benda akan menuju satu titik lenyap saja, kecuali bila sejajar dengan horizon dan tegak lurus terhadapnya. Gambar yang demikian sering disebut dengan paralel perspective sebab banyak menggunakan garis-garis bantu yang sejajar horizon dan vertikal. Penerapan gambar ini banyak digunakan pada gambar rancang bangun (desain) interior. 2. Perspektif dua titik lenyap (two point perspective) Sistem gambar ini digunakan untuk menggambarkan benda-benda yang letaknya relatif jauh dan letaknya tidak sejajar (serong) terhadap mata pengamat. Karena posisi pengamat jauh dengan obyek maka sudut pandang mata melebar, akibatnya garis-garis batas benda akan menuju titik lenyap sebelah kiri dan kanan. Gambar ini banyak digunakan untuk desain eksterior. 3. Perspektif tiga titik lenyap (three point perspective) Gambar perspektif ini muncul akibat benda/obyek yang diamati jauh di bawah atau ke atas horizon. Oleh karenanya sudut pandang mata melebar ke segala arah. Perspektif ini banyak digunakan untuk menggambar arsitektur bangunan yang serba tinggi. Jika kita mengamati gambar di atas, titik A pada bidang tafrir yang merupakan titik pertemuan garis mata dengan kedudukan titik tersebut yang ditarik lurus ke garis tanah kemudian diteruskan ke P sebagai titik hilang. Memproyeksikan titik sebenarnya dapat melalui 4 cara seperti di bawah ini: Cara pertama

Cara kedua Cara ketiga Cara keempat

Di bawah ini adalah gambar perspektif sebuah garis AB yang posisinya tegak lurus terhadap garis tanah. Untuk benda-benda yang memiliki dimensi tinggi perhatikan gambar di bawah ini. Garis ketinggian benda diukur dari garis tanah tepat pada perpanjangan garis benda di garis tanah. Ukuran garis tinggi benda diukur dengan ukuran sebenarnya.