PERBANDINGAN TINGKAT STATUS GIZI BERDASARKAN IMT/U ANTARA SISWA KELAS 1 SDN MLATEN 1 DAN SDN MLATEN 2 KECAMATAN PURI KABUPATEN MOJOKERTO

dokumen-dokumen yang mirip
Universitas Sumatera Utara

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA SISWI SMK NEGERI 1 SURABAYA KELAS X TAHUN AJARAN

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI POLA PEMILIHAN MAKANAN SIAP SAJI (FAST FOOD) PADA PELAJAR DI SMA SWASTA CAHAYA MEDAN TAHUN 2012

LAMPIRAN. Surat Pernyataan Persetujuan untuk Ikut Serta dalam Penelitian (Informed Consent)

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU GIZI UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA 2016

HUBUNGAN KELELAHAN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEMETIK TEH DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV BAH BUTONG KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2014

KUESIONER PENELITIAN

Lampiran 1. Lembar Persetujuan Menjadi Responden

CONTOH PERHITUNGAN RECALL AKTIVITAS FISIK SISWI SMP NEGERI 1 SIBORONGBORONG KABUPATEN TAPANULI UTARA

Case Processing Summary. Cases. Valid Missing Total. Umur * Kecelakaan Kerja % 0 0.0% % Pendidikan * Kecelakaan Kerja

KUESIONER HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK USIA BULAN DI PUSKESMAS TERJUN KECAMATAN MEDAN MARELAN TAHUN 2014

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam bab ini penulis akan membahas hasil yang didapat dari pengolahan

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Demikian surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.

EVALUASI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN, DAN REKREASI STKIP PGRI TRENGGALEK

NASKAH PENJELASAN SEBELUM PERSETUJUAN

KUESIONER GAMBARAN TAYANGAN IKLAN FAST FOOD

KUESIONER PENELITIAN

.

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH PADA AWAL KEHAMILAN DENGAN BERAT BADAN LAHIR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI JINGAH ABSTRAK

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. (TU) FKIP. Pada Tanggal 27 Maret 2014, penulis membuat surat ijin penelitian di

LAMPIRAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

KUESIONER TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN PESERTA

KUESIONER ORANG TUA HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU IBU TERHADAP KEJADIAN KARIES

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN PELAKSANAAN PROGRAM K3 DENGAN TERJADINYA KECELAKAAN KERJA PADA PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA DURI TAHUN 20011

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN. 2. Penyakit penyebab HD: DM Diabetes Mellitus Hipertensi Lainnya (sebutkan)...

LEMBAR PERSETUJUAN PENELITI. Alamat: Jln Patra Raya Kp.Guji Rt 03/02 Kelurahan Duri Kepa Kecamatan Kebon

Umur Diagnosis Jenis kelamin Jumlah Kolesterol

BAGIAN PSIKIATRI RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI SUMATERA UTARA JL. Tali Air no. 21 Medan PERNYATAAN KESEDIAAN BERPARTISIPASI DALAM PENELITIAN

MATERI PERTEMUAN KE 3 EXPLORER. Buka kembali contoh soal pada pertemuan kedua minggu kemarin sbb:

PERANAN AGEN PENJUALAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN PADA PT YAKULT INDONESIA PERSADA

IDENTITAS RESPONDEN Mohon kesediaan teman-teman untuk mengisi daftar pertanyaan serta memberikan tanda silang (X) pada tempat yang tersedia

LAMPIRAN Case Processing Summary Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dekripsi (karakteristik) data subjek dengan total subjek yang diteliti

Lampiran Hasil Output SPSS. Statistics. Skor Kepuasan Pasien Rawat Jalan. Valid 200 Missing 0 Mean Skor Kepuasan Pasien Rawat Jalan Frequenc y

LAMPIRAN. Lampiran 1. Copy lembar permohonan surat pengantar menuju RS Paru Surabaya

LAMPIRAN. Tabel Distribusi Frekuensi Frequency Table

LAMPIRAN KUESIONER PENELITIAN SURAT PERSETUJUAN RESPONDEN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP


KUESIONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI IBU HAMIL TRIMESTER III

KUESIONER PENELITIAN. Gambaran Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Gizi Seimbang dan Pola Makan Anak Autis di SDNLB Lubuk Pakam Tahun 2012

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH KOMUNIKASI PERSUASIF BIDAN TERHADAP PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN SUSU FORMULA PADA BAYI USIA0-6

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN TUMBUH KEMBANG BAYI USIA 0 12 BULAN DI DESA GAMPONG JAWA KECAMATAN IDI RAYEUK ACEH TIMURTAHUN 2015.


Utomo, M., Eddy Rifai dan Abdulmutalib Thahir Pembangunan dan Alih Fungsi Lahan. Lampung: Universitas Lampung.

UNIVERSITAS INDONUSA ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU KESEHATAN JURUSAN KEPERAWATAN FORMULIR BIMBINGAN SKRIPSI

melukiskan perasaan-perasaan yang Anda rasakan saat ini - Beri tanda (X) pilihan Anda pada kolom yang tertera di samping

Hubungan status gizi..., Ratih Agustin P., FKMUI, Lampiran 3. Surat Kerjasama Pemeriksaan Osteoporosis

Kuisioner Penelitian

KUISIONER PENELITIAN

Lampiran 1 BESAR SAMPEL. d2 (N-1) + Z 2 1-α/2. P (1-P) Keterangan: n : Jumlah sampel yang dibutuhkan

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Kuisioner Penelitian HUBUNGAN HIPERTENSI DENGAN TINGKAT KEPARAHAN OSTEOARTHRITIS

Lampiran 1. Kuisioner/Alat Ukur Penelitian PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN UJI VALIDITAS

BAB 4 Hasil Penelitian dan Interpretasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN KUESIONER PENELITIAN. No. Responden :

KUESIONER PENGARUH POLA PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI) TERHADAP STATUS GIZI PADA BAYI 6-12 BULAN DI KECAMATAN MEDAN AMPLAS

KUESIONER PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini telah di lakukan pada bulan Maret 2013 Juli 2013 di

Umur kelompok. Valid < 45 tahun tahun >65 tahun Total

Kuesioner Penelitian

Crosstab dan Chi-Square: Analisis Hubungan Antarvariabel Kategorikal

Lembar Persetujuan Menjadi Responden. di Rumah Sakit Laras Kecamatan Bandar Huluan Kabupaten Simalungun

Persamaan I 379 = 5a + 15b (x3) 1137 = 15a + 45b Persamaan II 1051 = 15a + 55b (x1) 1051 = 15a + 55b

(2) Jenis Kelamin : 1. Laki-laki Perempuan. (3) Kelompok Usia : tahun tahun B. Pemeriksaan Kategori Massa Tubuh

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

KUESIONER PENELITIAN

LEMBAR PENJELASAN. Saya selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Utara dengan: Nama : Ardytia Lesmana Stambuk : 2008

PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN. Yang bertandatangan dibawah ini: Nama :. Umur :. Alamat :.

LAMPIRAN 1 KONVERSI DOSIS

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN. Nama Saya Fauziah, sedang menjalani sedang menjalani pendidikan di

Lampiran 1. Hormat Saya, Caterine. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN A SKALA KUALITAS PELAYANAN SEBELUM DAN SETELAH DI UJI COBA

KUESIONER. 6. Pekerjaan ibu : 1. Ibu rumah tangga 2. Petani 3. Buruh 4. Pedagang/ Wiraswasta 5. PNS

PENGARUH GAYA HIDUP TERHADAP KEJADIAN HIPERTENSI DI RSUD Dr. H. KUMPULAN PANE TEBING TINGGI

p. ISSN: e. ISSN: Jurnal Elektronik Sistem Informasi Dan Komputer VOL 1 No.2 Juli-Desember 2015

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

KUESIONER PENELITIAN

Gambaran Duplikasi Penomoran Rekam Medis. Gambaran Kualifikasi Pendidikan. Gambaran Pengetahuan. Statistics pemberian nomor. N Valid 60.

PEDOMAN PENGAMATAN PERAWAT HUBUNGAN PELAKSANAAN EDUKASI PERAWAT TERHADAP TINGKAT NYERI PASIEN PASCA TINDAKAN NASOLARINGOSCOPY

B. Persepsi Tentang Mutu Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Mutiara Kabupaten Asahan.

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

Cara kerja penelitian Faktor yang Berhubungan dengan Gagal Konversi Pasien TB Paru Kategori I pada Akhir Pengobatan Fase Intensif di Kota Medan

c. Jenis Kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan d. Pendidikan : 1. SD/Tidak Tamat SD/Tidak Sekolah 2. SLTP 3. SLTA 4. PT

Kuesioner Penelitian. Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Kelelahan Kerja. Pada Pegawai Negeri Sipil Kantor Inspektorat

Analisa Kecenderungan dengan Metode Kuadrat Terkecil (least squares)

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMA NEGERI 7 MANADO

LAMPIRAN A SKALA WORK ENGAGEMENT DOSEN TETAP DAN TIDAK TETAP

Lampiran 1 Instrumen Penelitian

N X Y XY X Total

Lampiran 1. Kuesioner. 4. Jenis Kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan. 5. Status Perkawinan : 1. Kawin 2. Belum Kawin 3. Janda/Duda

IV. TEST UNTUK DATA NOMINAL DAN ORDINAL 14 Desember 2005

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN PENELITI

STS TS S SS 14 Anak banyak membuat kita lebih merasakan kehidupan yang lebih indah dibandingkan mempunyai anak sedikit

Lampiran 1. Standar IMT pada anak laki-laki usia 6-12 tahun. Universitas Sumatera Utara

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN AKTIVITAS OLAHRAGA DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA DI SMA NEGERI PLANDAAN JOMBANG. M. Miftahul Laili Ramadhana. Junaidi Budi Prihanto

Transkripsi:

Perbandingan Tingkat Status Gizi Berdasarkan IMT/U Antara Siswa Kelas 1 SDN Mlaten 1 Dan SDN Mlaten 2 PERBANDINGAN TINGKAT STATUS GIZI BERDASARKAN IMT/U ANTARA SISWA KELAS 1 SDN MLATEN 1 DAN SDN MLATEN 2 KECAMATAN PURI KABUPATEN MOJOKERTO Pradana Hakim Wicaksono Mahasiswa S-1 Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi, Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Surabaya Faridha Nurhayati Dosen S-1 Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi, Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Surabaya Abstrak Penilaian pertumbuhan dan status gizi pada anak sangat diperlukan, ini berfungsi untuk mengetahui apakah seorang anak tumbuh dan berkembang dengan status gizi yang normal atau tidak. Perubahan ukuran fisik penduduk merupakan salah satu indikator keberhasilan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia. Salah satu cara untuk mengetahui pertumbuhan ukuran fisik penduduk adalah dengan melalui pengukuran antropometri tinggi badan dan berat badan anak baru masuk sekolah. Hasil tersebut dapat digunakan sebagai bahan evaluasi mengenai penilaian status gizi dan pencapaian berat badan dan tinggi badan yang ideal bagi anak Indonesia untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan berkompeten di masa mendatang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Perbedaan status gizi berdasarkan (IMT/U) siswa kelas 1 SDN Mlaten I dan SDN Mlaten II. (2) mana yang lebih baik antara status gizi siswa kelas 1 SDN Mlaten I dan SDN Mlaten II. (3) faktor yang mempengaruh tingkat status gizi siswa kelas 1 SD. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas 1 SDN Mlaten I dan SDN Mlaten II yang diambil masing-masing sekolah sebanyak 20 siswa. Metode dalam analisa ini menggunakan metode statistik desikriptif dan komparatif (Chi Square Test), sedangkan proses pengambilan data dilakukan dengan pengukuran secara langsung tinggi badan, berat badan, dan umur pada subjek. Kesimpulan: (1) Tidak terdapat perbedaan signifikan antara status gizi siswa kelas 1 SDN Mlaten I dan SDN Mlaten II, hasil uji chi square asymp. sig (0,112) > α (0,05).. (2) Siswa laki-laki dan perempuan SDN Mlaten I dan SDN Mlaten II mempunyai status gizi yang sama (tidak ada yang lebih baik). Rata-rata siswa laki-laki dan perempuan SDN Mlaten I dan SDN Mlaten II sama-sama dalam kategori gizi normal. (3) Tingkat pendidikan orang tua dan jenis pekerjaan merupakan faktorfaktor yang tidak berpengaruh signifikan terhadap status gizi siswa, hasil uji chi square asymp. sig sebesar (0,321-0,402) > α (0,05) Kata Kunci: Status Gizi, IMT/U, Siswa Sekolah Dasar. Abstract Valuation of development and nutrient status on childrens are very necessary, it works to know whether a children growth and develop with nutrient status in normal or abnormal level. Revolution of physical size is, one of successful indicator for increasing human resources quality. The way to knowing physical size growth of people is throughout new student s height and weight anthropometric. Those result can be used to evaluate material about valuation of nutrient status and height or weight attainment which ideal for the children of Indonesia, to create great quality and competent of human resources in the future. The purpose of this research is known for 1) Difference of nutrient status based on (IMT/U) student class 1 SDN Mlaten I and SDN Mlaten II. 2) Which one better between nutrient status of student class 1 SDN Mlaten I and SDN Mlaten II. 3) The factor which affect nutrient status of student class 1 in elementary school. Target for this research is student class 1 SDN Mlaten I and SDN Mlaten II whose taken as much as 20 students each. The method of this analyze is using desciptive and comparative statistic method (Chi- Square Test), whereas, while taking data process is using height, weight, and ages measurement directly from subject. The conclusion is, 1) There is no significant difference between nutrient status within student class 1 SDN Mlaten I and SDN Mlaten II, Chi-Square test result, asymp.sig (0,112) > α (0,05). 2) Male and female students of SDN Mlaten I dan SDN Mlaten II have same average of nurient status (no ones better). Average value of male and female student in SDN Mlaten I and SDN Mlaten II, both on same normal nutrient category. 3) Level of education and kind of work of parents, are factor which have not significant effect to student s nutrient status, Chi-Square asymp.sig test result has showed in number, (0,321 0,402) > α (0,05). Keywords: Nutrient Status, IMT/U, Student Of Elementary School. http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-pendidikan-jasmani/issue/archive 501

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 02 Nomor 02 Tahun 2014, 501-506 PENDAHULUAN Keberhasilan pembangunan suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki fisik yang tangguh, mental yang kuat dan kesehatan yang prima disamping penguasaan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi. Kaum muda sebagai potensi andalan produktivitas nasional. Harus dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya. Salah satu sarana paling strategis bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah melalui pendidikan. Belajar sebagai proses atau aktivitas disyaratkan oleh banyak sekali hal-hal atau faktorfaktor. Untuk memudahkan pembahasan dapat diklasifikasikan antara lain faktor-faktor yang berasal dari luar diri pelajar dan faktor dari dalam diri pelajar. Salah satu faktor yang berasal dari si pelajar adalah intelegensi. Intelegensi merupakan kecerdasan, untuk menyatakan seseorang itu cerdas atau memiliki intelegensi tinggi apabila orang tersebut dapat dengan cepat dan berhasil menyelesaikan tugas dan atau masalah yang dihadapinya (Nursalim dkk, 2007: 96). Untuk menentukan intelegensi juga dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor pembawaan, faktor kematangan, dan faktor pembentukan. Pada faktor pembentukan dijelaskan bahwa perkembangan dipengaruhi keadaan-keadaan dari luar atau lingkungan. Salah satu faktor lingkungan adalah gizi. Kadar gizi yang terkandung dalam makanan mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan jasmani, rohani, dan intelegensi serta menentukan produktivitas kerja seseorang. Seandainya terjadi kekurangan asupan gizi, maka pertumbuhan dan perkembangan anak yang bersangkutan akan terhambat, terutama perkembangan mental dan otaknya. Apabila otak tidak dapat tumbuh berkembang secara normal, maka fungsinyapun akan kurang normal pula, maka anak akan menjadi kurang cerdas (Nursalim dkk, 2007: 108-109). Zat gizi kita dapatkan dari makanan yang kita makan setiap hari. Bila makanan yang kita makan tidak lengkap dan jumlahnya kurang, kita akan mengalami kekurangan gizi yang diperlukan tubuh. Kekurangan gizi akan menyebabkan badan kurus, lemah pucat, kurang lincah, cepat lelah, mudah terserang penyakit. Apabila makanan yang tidak mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan, maka dapat menimbulkan penyakit kurang gizi (Depdikbud, 1997 : 22). Perubahan ukuran fisik penduduk merupakan salah satu indikator keberhasilan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam hal gizi. Cara pengukuran status gizi yang paling sering digunakan di masyarakat adalah antropometri gizi. Salah satu indeks antropometri adalah pengukuran indeks massa tubuh menurut umur (IMT/U). Tak terkecuali di daerah kecamatan Puri kabupaten Mojoketo. Secara geografis kecamatan Puri terletak di sebelah timur dari wilayah Mojokerto. Dari kota Mojokerto jaraknya sekitar 32 km atau 45 menit ditempuh dengan menggunakan kendaraan pribadi, baik sepeda motor maupun mobil. Sehingga bisa dibilang jauh dari perkotaan. Sebagian besar mata pencaharian penduduk di Mojokerto adalah petani dan buruh. Sehingga tingkat ekonominya termasuk dalam kategori sedang sampai rendah dan tingkat pengetahuan akan gizi masih kurang. Karena tingkat pendidikan orang tua yang rendah.dan tingkat pengetahuan akan gizi masih kurang. Karena tingkat pendidikan orangtua yang rendah. di SDN Mlaten 1lebih banyak didominasi oleh penduduk desa setempat yang keadaan sosial ekonominya tergolong menengah ke bawah, sedangkan di SDN Mlaten 2 lebih banyak didominasi yang tinggal di perumahan yang sosial ekonominya rata-rata menengah ke atas. Jadi hipotesis dalam penelitian ini adalah perbedaan perbandingan antara tingkat status gizi berdasarkan IMT/U pada siswa kelas 1 Sdn Mlaten 1 dan Sdn Mlaten 2 Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto. METODE Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian diskriptif kuantitatif, adapun metode yang digunakan adalah survei. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas 1 SDN Mlaten 1 sebanyak 20 siswa dan SDN Mlaten 2 sebanyak 20 siswa Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto. Jadi jumlah subjek dalam penelitian ini adalah 40 siswa. Teknik Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data, data yang dicatat meliputi: nama anak, jenis kelamin, tanggal lahir, umur (tahun), dan tinggi badan (cm), berat badan (cm). 1. Alat/Fasilitas a.microtoise b.timbangan c.alat tulis 2. Petugas a.satu Orang sebagai pengukur b.satu orang sebagai pencatat hasil HASIL DAN PEMBAHASAN 1). Karakteristik siswa berdasarkan jenis kelamin/ gender 502 ISSN : 2338-798X

Perbandingan Tingkat Status Gizi Berdasarkan IMT/U Antara Siswa Kelas 1 SDN Mlaten 1 Dan SDN Mlaten 2 Hasil perhitungan karakteristik siswa kelas 1 SDN Mlaten I berdasarkan jenis kelamin/ gender adalah sebagai berikut: Tabel 1 Karakteristik Siswa SDN Mlaten I Berdasarkan Jenis Kelamin Gender Frekuensi Persen Laki-laki 11 55,0% Perempuan 9 45,0% Dari tabel di atas dapat dikatakan bahwa siswa yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 11 siswa (55,0%) dan siswa berjenis kelamin perempuan sebanyak 9 siswa (45,0%). Jadi siswa kelas 1 SDN Mlaten I mayoritas berjenis kelamin laki-laki. 2). Hasil Pengukuran Status Gizi (IMT/U) Perhitungan Indeks Massa Tubuh dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut: IMT = Berat Badan (kg) Tinggi Badan (m) x Tinggi Badan (m) Sedangkan perhitungan status gizi dilakukan menggunakan rumus Z-skor sebagai berikut: Z-Skor = Pengukuran status gizi siswa diukur berdasarkan indeks massa tubuh menurut umur (IMT/U) dengan perhitungan z-skor. Berikut ini adalah deskripsi pengukuran tinggi badan, berat badan, dan z-skor (IMT/U). Tabel 2 Hasil Pengukuran Usia, Tinggi Badan, Berat Badan, IMT/U, dan Z-Skor Siswa SDN I Mlaten Deskripsi L/P Umur Berat Tinggi IMT Badan Badan (m) (Kg/m 2 ) Thn Bln (Kg) Z-skor Mean L 7,0 4,6 1,17 22,5 16,2 0,1 P 7 1,7 1,16 20,1 14,9-0,5 Maksimum L 7 8 1,25 41 26,2 5,3 P 7 9 1,25 36 23,0 4,7 Minimum L 6 9 1,07 15 10,9-3,6 P 6 8 1,06 15 9,8-4,0 Dari tabel di atas dapat dikatakan bahwa: a) Rata-rata usia siswa laki-laki 7 tahun 4,6 bulan; dengan usia maksimum 7 tahun 8 bulan dan usia minimum 6 tahun 9 bulan. Sedangkan rata-rata usia siswa perempuan 7 tahun 1,7 bulan; dengan usia maksimum 7 tahun 9 bulan dan usia minimum 6 tahun 8 bulan. b) Rata-rata tinggi badan siswa laki-laki sebesar 1,17 m; dengan tinggi maksimum 1,25 m dan minimum 1,08 m. Sedangkan rata-rata tinggi badan siswa perempuan sebesar 1,16 m; dengan tinggi maksimum 1,25 m dan minimum 1,06 m. c) Rata-rata berat badan siswa laki-laki sebesar 22,5 kg; dengan berat maksimum 41 kg dan minimum 15 kg. Sedangkan rata-rata berat badan siswa perempuan sebesar 20,1 kg; dengan berat maksimum 36 kg dan minimum 15 kg. d) Rata-rata indeks IMT/U siswa laki-laki sebesar 16,2 kg/m 2 ; dengan nilai Z-skor sebesar 0,1; sedangkan rata-rata indeks IMT/U siswa perempuan sebesar 14,9 kg/m 2 ; dengan nilai Z- skor sebesar -0,5. Berdasarkan rujukan baku IMT/U bahwa nilai z-skor sebesar -2 SD sampai dengan 2 SD masuk kategori Normal. Hal ini dapat dikatakan rata-rata stats gizi siswa laki-laki dan perempuan kelas 1 SDN I Mlaten dapat dikategorikan Normal. 3). Penentuan kategori status gizi dengan menggunakan Z-Skor (IMT/U) adalah sebagai berikut: Tabel 3. Status Gizi Siswa SDN Mlaten I berdasar IMT/U Kategori Ambang Batas Frekuensi Persentase Status Gizi (Z-score) Obesitas > 2 SD 4 20,0% Gemuk > 1 SD to 2 SD 0 0,0% Normal -2 SD to 1 SD 12 60,0% Kurus -3 SD to < -2 SD 1 5,0% Sangat Kurus < -3 SD 3 15,0% 20 100,0% Dari tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebanyak 4 siswa (20,0%) dalam kategori obesitas, sebanyak 12 siswa (60,0%) dalam kategori normal, sebanyak 1 siswa (5,0%) dalam kategori kurus, dan sebanyak 3 siswa (15,0%) dalam kategori sangat kurus. Hal ini dapat dikatakan bahwa mayoritas siswa kelas 1 SDN Mlaten I mempunyai status gizi dalam kategori normal. 4). Karakteristik siswa berdasarkan jenis kelamin/ gender Hasil perhitungan karakteristik siswa kelas 1 SDN Mlaten II berdasarkan jenis kelamin/ gender adalah sebagai berikut: Tabel 4. Karakteristik Siswa SDN Mlaten II Berdasarkan Jenis Kelamin Gender Frekuensi Persen Laki-laki 14 70,0% Perempuan 6 30,0% Dari tabel di atas dapat dikatakan bahwa siswa yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 14 siswa (70,0%) http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-pendidikan-jasmani/issue/archive 503

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 02 Nomor 02 Tahun 2014, 501-506 dan siswa berjenis kelamin perempuan sebanyak 6 siswa (30,0%). 5). Hasil Pengukuran Status Gizi (IMT/U) Pengukuran status gizi siswa diukur berdasarkan indeks massa tubuh menurut umur (IMT/U) dengan perhitungan z-skor. Berikut ini adalah deskripsi pengukuran tinggi badan, berat badan, dan z-skor (IMT/U) siswa kelas 1 SDN Mlaten II. Tabel 5 Hasil Pengukuran Usia, Tinggi Badan, Berat Badan, IMT/U,dan Z-Skor Siswa SDN Mlaten II Deskripsi L/P Umur Berat Tinggi IMT Badan Badan (m) (Kg/m 2 ) Thn Bln (Kg) Z-skor Mean L 7 0,7 1,16 20,2 15,0-0,5 P 6 11,2 1,16 19,2 14,1-1,1 Maksimum L 7 8 1,24 28 19,4 2,2 P 7 9 1,31 27 16,2 0,5 Minimum L 6 6 1,08 17 13,4-1,4 P 6 7 1,09 16 12,3-2,5 a) Rata-rata usia siswa laki-laki 7 tahun 0,7 bulan; dengan usia maksimum 7 tahun 8 bulan dan usia minimum 6 tahun 6 bulan. Sedangkan rata-rata usia siswa perempuan 6 tahun 11,2 bulan; dengan usia maksimum 7 tahun 9 bulan dan usia minimum 6 tahun 7 bulan. b) Rata-rata tinggi badan siswa laki-laki sebesar 1,16 m; dengan tinggi maksimum 1,24 m dan minimum 1,08 m. Sedangkan rata-rata tinggi badan siswa perempuan sebesar 1,16 m; dengan tinggi maksimum 1,31 m dan minimum 1,09 m. c) Rata-rata berat badan siswa laki-laki sebesar 20,2 kg; dengan berat maksimum 28 kg dan minimum 17 kg. Sedangkan rata-rata berat badan siswa perempuan sebesar 19,2 kg; dengan berat maksimum 27 kg dan minimum 16 kg. d) Rata-rata indeks IMT/U siswa laki-laki sebesar 15,0 kg/m 2 ; dengan nilai Z-skor sebesar -0,5; sedangkan rata-rata indeks IMT/U siswa perempuan sebesar 14,1 kg/m 2 ; dengan nilai Z- skor sebesar -1,1. Berdasarkan rujukan baku IMT/U bahwa nilai z-skor sebesar -2 SD sampai dengan 2 SD masuk kategori Normal. Hal ini dapat dikatakan bahwa rata-rata stats gizi siswa laki-laki dan perempuan kelas 1 SDN II Mlaten dapat dikategorikan Normal. 6). Penentuan kategori status gizi dengan menggunakan Z-Skor (IMT/U) adalah sebagai berikut: Tabel 6 Status Gizi Siswa SDN Mlaten II Berdasarkan IMT/U Kategori Ambang Batas Status Gizi (Z-score) Frekuensi Persentase Obesitas > 2 SD 1 5,0% Gemuk > 1 SD to 2 SD 0 0,0% Normal -2 SD to 1 SD 18 90,0% Kurus -3 SD to < -2 SD 1 5,0% Sangat Kurus < -3 SD 0 0,0% 20 100,0% Dari tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebanyak 1 siswa (5,0%) dalam kategori obesitas, sebanyak 18 siswa (90,0%) dalam kategori normal, dan sebanyak 1 siswa (5,0%) dalam kategori kurus. Hal ini dapat dikatakan bahwa mayoritas siswa kelas 1 SDN Mlaten II mempunyai status gizi dalam kategori normal. Pengujian Statistik Pengujian statistik dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan status gizi antara siswa kelas 1 SDN Maleten I dan II, serta untuk mengetahui faktor-faktor yang mempunyai hubungan dengan tingkat status gizi siswa. Dalam hal ini pengujian statistik dilakukan dengan menggunaka rumus Chi Square (χ 2 ). Berikut ini adalah hasil-hasil pengujian berdasarkan Out Put SPSS for Windows: a. Perbandingan Status Gizi Siswa SDN Mlaten I dan II Hasil perhitungan perbadingan status gizi siswa SDN Mlaten I dan II berdasarkan out put SPSS for windows adalah sebagai berikut: Tabel 7 Hasil Crosstab antara Kelompok Siswa dan Kategori Status Gizi Status Gizi Total Status Gizi * Kelompok Siswa Crosstabulation Sangat Kurus Kurus Normal Obesitas Kelompok Siswa SDN 1 SDN 2 Total 3 0 3 7.5%.0% 7.5% 1 1 2 2.5% 2.5% 5.0% 12 18 30 30.0% 45.0% 75.0% 4 1 5 10.0% 2.5% 12.5% 20 20 40 50.0% 50.0% 100.0% Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa: 1) Distribusi frekuensi status gizi siswa kategori sangat kurus sebanyak 3 siswa (7,5%) dengan rincian sebanyak 3 siswa dari SDN 1. 504 ISSN : 2338-798X

Perbandingan Tingkat Status Gizi Berdasarkan IMT/U Antara Siswa Kelas 1 SDN Mlaten 1 Dan SDN Mlaten 2 2) Distribusi frekuensi status gizi siswa kategori kurus sebanyak 2 siswa (5,0%) dengan rincian sebanyak 1 siswa dari SDN 1 dan sebanyak 1 siswa dari SDN II. 3) Distribusi frekuensi status gizi siswa kategori normal sebanyak 30 siswa (75,0%) dengan rincian sebanyak 12 siswa dari SDN 1 dan sebanyak 18 siswa dari SDN II. 4) Distribusi frekuensi status gizi siswa kategori obesitas sebanyak 5 siswa (12,5%) dengan rincian sebanyak 4 siswa dari SDN 1 dan sebanyak 1 siswa dari SDN II. Distribusi frekuensi status gizi dari masing-masing kelompok siswa (SDN I dan SDN II). Dari tabel tersebut diketahui bahwa siswa SDN Mlaten I dan II mempunyai sebaran frekuensi kategori status gizi yang tidak sama, perbedaan pada siswa yang mempunyai kategori kurus, normal dan obesitas. Tabel 8 Hasil Perbandingan Status Gizi Siswa SDN Mlaten I dan II (Chi Square Test) Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases Chi-Square Tests Asymp. Sig. Value df (2-sided) 6.000 a 3.112 7.294 3.063.000 1 1.000 a. 6 cells (75.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.00. Hasil tabel di atas dapat diketahui nilai Pearson Chi-Square sebesar 6,000 dan Asymp.Sig sebesar 0,112. Dengan kata lain tidak terdapat perbedaan signifikan antara status gizi siswa kelas 1 SDN Mlaten I dan SDN Mlaten II. Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Status Gizi Siswa 1). Karakteristik orang tua siswa berdasarkan tingkat pendidikan Tabel 9 Tingkat Pendidikan Orang Tua Siswa SDN Mlaten I Pendidikan / lulusan Frekuensi Persen Sarjana 9 45.0% 40 SMA 9 45.0% SMP 2 10.0% Hal ini dapat dikatakan bahwa mayoritas orang tua siswa kelas 1 SDN Mlaten I berijzah sarjanah dan SMA. 2). Karakteristik orang tua siswa berdasarkan jenis pekerjaan Tabel 10 Jenis Pekerjaan Orang Tua Siswa SDN Mlaten I Jenis Pekerjaan Frekuensi Persen ABRI 1 5.0% Petani 3 15.0% Swasta 13 65.0% Wiraswasta 3 15.0% Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa mayoritas orang tua siswa kelas 1 SDN Mlaten I bekerja sebagai pegawai swasta. 3). Karakteristik orang tua siswa berdasarkan tingkat pendidikan Tabel 11 Tingkat Pendidikan Orang Tua Siswa SDN Mlaten II Pendidikan / lulusan Frekuensi Persen Sarjana 10 50,0% SMA 9 45,0% SMP 1 5,0% Hal ini dapat dikatakan bahwa mayoritas orang tua siswa kelas 1 SDN Mlaten II berijzah sarjanah. 4). Karakteristik orang tua siswa berdasarkan jenis pekerjaan Tabel 12 Jenis Pekerjaan Orang Tua Siswa SDN Mlaten II Jenis Pekerjaan Frekuensi Persen ABRI 2 5,0% Guru 2 10,0% Petani 1 5,0% PNS 6 30,0% Swasta 2 10,0% Wiraswasta 7 35,0% Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa mayoritas orang tua siswa kelas 1 SDN Mlaten II bekerja sebagai PNS dan berwiraswasta. 5). Tingkat pendidikan orang tua terhadap status gizi anak Tabel 13 Hasil Crosstab Antara Tingkat Pendidikan dan Status Gizi Siswa Tingkat Pendidikan Orang Tua * Status Gizi Siswa Crosstabulation Tingkat Pendidikan SMP Orang Tua SMA Total Sarjana Sangat Status Gizi Siswa Kurus Kurus Normal Obesitas Total 0 1 2 0 3.0% 2.5% 5.0%.0% 7.5% 2 0 14 2 18 5.0%.0% 35.0% 5.0% 45.0% 1 1 14 3 19 2.5% 2.5% 35.0% 7.5% 47.5% 3 2 30 5 40 7.5% 5.0% 75.0% 12.5% 100.0% http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-pendidikan-jasmani/issue/archive 505

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 02 Nomor 02 Tahun 2014, 501-506 Hasil Crosstab menunjukan bahwa terdapat kesamaan antara tingkat pendidikan orang tua terhadap status gizi siswa terutama antara pendidikan SMA dan Sarjana, meskipun ada perbedaan pada tingkat pendidikan SMP. Hal ini dapat dikatakan bahwa tingkat pendidikan orang tua kurang begitu berpengaruh terhadap status gizi siswa. Untuk mengetahui signifikan atau tidak pengaruh tersebut dapat dilihat nilai chi square pada tabel berikut ini. Tabel 14 Hasil Chi Square Test Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Status Gizi Siswa Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases Chi-Square Tests Asymp. Sig. Value df (2-sided) 7.002 a 6.321 5.743 6.453.755 1.385 a. 10 cells (83.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is.15. Hasil tabel di atas dapat diketahui nilai Pearson Chi- Square sebesar 7,002 dan Asymp.Sig sebesar 0,321. Dengan taraf kesalahan α ditentukan sebesar 5% (0,05) maka kriteria pengujian yaitu: terimah Ho jika Asymp.Sig > 0,05 dan sebaliknya tolak Ho jika Asymp.Sig < 0,05. PENUTUP Simpulan Setelah dilakukan proses penelitian tentang perbandingan status gizi berdasarkan IMT/U antara siswa kelas 1 SDN Mlaten I dan SDN Mlaten II Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto, maka disimpulkan yaitu: 40 1. Tidak terdapat perbedaan signifikan antara status gizi siswa kelas 1 SDN Mlaten I dan SDN Mlaten II, hasil uji chi square asymp. sig (0,112) > α (0,05). 2. Siswa laki-laki dan perempuan SDN Mlaten I dan SDN Mlaten II mempunyai status gizi yang sama (tidak ada yang lebih baik). Ratarata siswa laki-laki dan perempuan SDN Mlaten I dan SDN Mlaten II sama-sama dalam kategori gizi normal. 3. Tingkat pendidikan orang tua dan jenis pekerjaan merupakan faktor-faktor yang tidak berpengaruh signifikan terhadap status gizi siswa, hasil uji chi square asymp. sig sebesar (0,321-0,402) > α (0,05). Saran Berdasarkan kesimpulan tersebut di atas maka saran-saran yang perlu diungkapkan: 1. Bagi para orang tua siswa,. diharapkan selalu memperhatikan dan meningkatkan asupan gizi bagi putera-puterinya agar pertumbuhan fisik anak menjadi lebih seimbang dan dapat menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan berkompeten di masa mendatang. 2. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai acuan dalam membuat karya ilmiah yang lain, dan dapat melanjutkan penelitian dengan lokasi penelitian yang berbeda mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tingkat status gizi anak dengan menambah jumlah subyek dan variabel penelitian seperti: pendapatan orang tua per bulan, tingkat pemahaman orang tua mengenai asupan gizi anak, perhatian orang tua, dan lingkungan tempat tinggal. DAFTAR PUSTAKA Maksum, Ali. 2008. Metodologi Penelitian Dalam Olahraga. Surabaya : Universitas Negeri Surabaya. Nursalim, Muchamad dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Surabaya : Unesa University Press. Suharto dan MS, Sonti. 1997. Pendidikan Kesehatan 4. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2010. Status Gizi dan Faktor Yang Mempengaruhi (Online), (http://www.beriberi.com/2010/08/status-gizi-dan-faktoryang.html, diakses 26 April 2011). 506 ISSN : 2338-798X