STRATEGI TINDAK LANJUT KAMPANYE BANGGA TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER Wilayah Besitang, Sumatera Utara Indonesia Tahun

dokumen-dokumen yang mirip
: Yayasan Orangutan Sumatera - Orangutan Information Centre. LAPORAN TAHAPAN PELAKSANAAN STRATEGI PENYINGKIR HALANGAN Periode Juli 2009 Februari 2010

Yayasan Orangutan Sumatera Lestari - Orangutan Information Centre (YOSL-OIC) Tahun 2011

G. Tindak Lanjut. Pendahuluan

17.0 PESAN KAMPANYE Strategi pembuatan pesan Pesan-pesan Inti dan Slogan-slogan. G. Strategi Kampanye

G. RENCANA TINDAK LANJUT

RENCANA OPERASI PENYINGKIR HALANGAN (BROP) PEMBUATAN DEMPLOT KEBUN TERPADU

Pengetahuan Positif terbentuk. 50% (meningkat dari 3,5%) Pengetahuan Positif terbentuk. 50% (meningkat dari 13,9%) Pengetahuan Positif terbentuk

G. RENCANA TINDAK LANJUT

Rencana Aksi Rencana Pemantauan Risiko Kunci. Mitra Ukuran Metode Target Frekuen si BBTNGL, FFI, UNESCO, KSM Lokal

Tinjauan Kritikal. Tinjauan terhadap Proses Perencanaan Proyek

Kampanye Pride. Di KKLD Kaimana

BAB VIII RANCANGAN PROGRAM STRATEGIS

LAPORAN PERKEMBANGAN BROP KEBUN ENERGI

LAPORAN KEMAJUAN BROP DI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON Labuan, Pebruari 2010

E. Hasil Kampanye. Strategi pemantauan Rencana Proyek memiliki 3 tujuan utama, yaitu:

Konservasi Hutan Berbasis Masyarakat dan Mitigasi Perubahan Iklim di Bentang Alam Kerinci Seblat Konsorsium Perkumpulan WALESTRA (WALESTRA, ICS &

H. Teori Perubahan 19.0 Teori Perubahan

1/12 COLABORATIVE MANAGEMENT UNTUK KAWASAN EKOSISTEM ESENSIAL DI KABUPATEN PEMALANG

PELAKSANAAN PARTICIPATORY MAPPING (PM) ATAU PEMETAAN PARTISIPATIF

Kampaye Pride KKLD Ayau-Asia

DAMPAK PERAMBAHAN HUTAN TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER TERHADAP ASPEK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT

IV. METODE PENELITIAN

TOR RISET KUANTITATIF IDENTIFIKASI KEPENTINGAN DALAM RANGKA PRIDE CAMPAIGN TNUK BALAI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON

1 of 8 7/31/17, 9:02 AM

STRATEGI TINDAK LANJUT

BUDIDAYA PEPAYA BERBASIS RAMAH LINGKUNGAN DENGAN TEKNOLOGI KOMPOS AKTIF. (Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi) 2

Rencana kerja Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten Sumbawa Tahun 2017 disusun sebagai bahan acuan penyelenggaraan program dan

Dana Alumni Rare 2010 Formulir Aplikasi

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan pengembangan wilayah merupakan salah satu bentuk usaha

72 VII. STRATEGI PROGRAM PEMBERDAYAAN

ADVOKASI KESEHATAN Waktu : 45 Menit Jumlah soal : 30 buah

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Hubert Forestier dan Truman Simanjuntak (1998, Hlm. 77), Indonesia

PROGRESS PELAKSANAAN PILOT BDC PER 31 DESEMBER 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

1. Pendahuluan. 6 Peningkatan ini disajikan dalam tabel dan rincian pada Bab E. Hasil Kampanye Dokumen Laporan Proyek Pride Campaign SM Dolok Surungan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN,

.000 WALIKOTA BANJARBARU

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG

F. Analisa Kritikal. Tinjauan Kritikal. Tinjauan terhadap Proses Perencanaan Proyek

BAB 7. Strategi Tindak Lanjut Kampanye Bangga Suaka Margasatwa Sungai Lamandau, Provinsi Kalimantan Tengah-Indonesia

KERANGKA DAN STRATEGI PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG DALAM PROGRAM KARBON HUTAN BERAU (PKHB)

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PERLINDUNGAN HUTAN

POHON KINERJA TAHUN 2017 DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN

BAB VI F. ANALISA KRITIS

LAPORAN KOMISI INFORMASI PROVINSI JAWA BARAT Tahun 2012

PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN MAROS. NOMOR : 05 Tahun 2009 TENTANG KEHUTANAN MASYARAKAT DI KABUPATEN MAROS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

F. ANALISA KRITIKAL. Tinjauan Kritikal. Tinjauan terhadap Proses Perencanaan Proyek

RUMUSAN RAPAT KOORDINASI PANGAN TERPADU SE KALTIM TAHUN 2015

1/8 PENDATAAN KEMATIAN PENDUDUK UNTUK PERCEPATAN PENERBITAN AKTA KEMATIAN DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN KEBUMEN.

Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan Perikanan dan Kehutanan Kota Prabumulih 1

PEMBAHASAN UMUM Visi, Misi, dan Strategi Pengelolaan PBK

Langkah-Langkah Advokasi

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Menteri Kehutanan No. 134/Menhut-II/2004 tentang Perubahan fungsi

KUALIFIKASI TENAGA AHLI PERENCANAAN PERUMAHAN (TAPP) PROVINSI JAWA TENGAH

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (S O P) FORUM LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. kegiatan pertanian yang mendominasi perekonomian masyarakat desa, dimana

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA - SKPD) TAHUN ANGGARAN 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MEMBUKA DATA DARI BAWAH TUJUH LANGKAH UNTUK MEMBUKA DATA PEMERINTAH DENGAN SUKSES PANDUAN PELAKSANAAN JAKARTA

Membuka Data. Tujuh Langkah untuk Membuka Data Pemerintah dengan Sukses. 25 Agustus 2015 JAKARTA

I. GAMBARAN UMUM SL PHT

KERANGKA ACUAN PELAKSANAAN EVALUASI AKHIR PROGRAM MITRA TFCA- SUMATERA PADA SIKLUS HIBAH 1

D. KEGIATAN-KEGIATAN KAMPANYE

RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PERTANIAN KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 KETERANGAN

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi

Tabel I.16. Program/Kegiatan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi D.I.Yogyakarta yang Dibiayai oleh APBD Tahun 2007

PANDUAN PRAKTIKUM TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN. (MK. Budidaya Tanaman Perkebunan Utama/LUHT 4345)

CATATAN KRITIS PERTEMUAN PARA AHLI DAN PIHAK TERKAIT KKPD KABUPATEN BERAU

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 20 TAHUN

PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATAN SOSIALISASI RESTORASI GAMBUT

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki sumberdaya alam

Evaluasi Tata Kelola Sektor Kehutanan melalui GNPSDA (Gerakan Nasional Penyelamatan Sumberdaya Alam) Tama S. Langkun

PETA PERSAMPAHAN BANDUNG. Mengembangkan Piranti Lunak Untuk Mendorong Sistem Persampahan Berbasis Komunitas di Kota Bandung

ACUAN DISTRIBUSI MEDIA BANTU SOSIALISASI SECARA PARTISIPATIF

KEBIJAKAN PENYULUHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN, DAN SINERGI PENYELENGGARAN PENYULUHAN

BAB III PENYAJIAN DATA. data tentang penerapan human relations dalam meningkatkan kepuasan kerja

GAPOKTAN KPH 2 Pembibitan Porang 7000 bibit Semua kelompok Januari 2016 Swadaya dan pihak lain

BAB V. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH KABUPATEN ALOR

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

Post Disaster Management Sebuah Pembelajaran dari Desa Sekoci, Besitang, Langkat

19.0 TEORI PERUBAHAN. H. Teori Perubahan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA UTARA NOMOR : 30 TAHUN 2008 TENTANG BADAN KOORDINASI PENGELOLAAN EKOSISTEM KAWASAN DANAU TOBA

PENDAHULUAN Latar Belakang

RENCANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

PENDAHULUAN. Permasalahan yang dihadapi dalam pengusahaan tanah-tanah miring. berlereng adalah erosi. Untuk itu dalam usaha pemanfaatan lahan-lahan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH

Kajian Sistem Pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Sektor Kehutanan 2015

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Deskripsi PT Proxsis Manajemen Internasional

BUPATI ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI ASAHAN NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH

panduan praktis Edukasi Kesehatan

FR-APL-01. FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKASI KOMPETENSI

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR : 11 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN VERIFIKASI PERMOHONAN HAK PENGELOLAAN HUTAN DESA

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. konsultasi, pelatihan, penilaian independen dan outsourcing untuk perbaikan

Transkripsi:

STRATEGI TINDAK LANJUT KAMPANYE BANGGA TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER Wilayah Besitang, Sumatera Utara Indonesia Tahun 2011

G. Tindak Lanjut Rencana Tindak Lanjut Kampanye adalah strategi yang diartikulasikan dengan jelas dari langkahlangkah yang perlu diterapkan untuk membangun, dan mempertahankan capaian kampanye tahap awal. Strategi ini mencakup ringkasan sumbersumber daya manusia dan keuangan yang diperlukan; pemantauan yang akan dilakukan, dan mitramitra yang diperlukan untuk mencapai sukses.

Pendahuluan Tahap pertama kampanye Taman Nasional Gunung Leuser, Wilayah Besitang, telah menunjukkan beberapa capaian : Pengetahuan tentang isuisu konservasi TNGL mengalami peningkatan meningkat selama berlangsunya kampanye, sedangkan sikap khalayak sasaran utama (petani) setuju dan merasa bermanfaat untuk menerapkan pola kebun tumpangsari (agroforestri) di luar hutan, dan mendukung proyek. Telah tersusun aturan desa (PERDES) yang mendukung upaya pengamanan hutan dan pengurangan ancaman perambahan hutan TNGL wilayah Besitang, yaitu dengan tersusunnya PERDES pengeloaan hutan secara partisipatif di blok hutan damar hitam Desa Mekar Makmur, dimana PEDES ini juga disepakati oleh pengungsi yang menguasai hutan blok damar hitam untuk tidak melakukan perluasan perambahan hutan. Sebanyak 30 keluarga petani di desa Mekar Makmur dan 2 keluarga petani di Desa Halaban, telah mengadopsi pola kebun tumpangsari (agroforestri), dan sebagian para wanita telah membuat kebun pekarangan rumah, seperti ibu Asnawati, dan ibu Runtah (Desa Mekar Makmur). Meskipun kami dapat merayakan keberhasilan yang nyata dari kampanye sampai saat ini, kami tidak boleh berpuas diri, karena alasanalasan sebagai berikut: Aktivitas perambahan hutan menjadi kebun belum berhenti, masih ada aktivitas pembukaan hutan menjadi kebun dibeberapa blok hutan Leuser sampai pada akhir kampanye. Masih belum selesainya proses relokasi pengungsi asal Aceh yang menguasai lahan hutan oleh Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser, yang berdampak pada munculnya kecemburuan social pada masyarakat di luar hutan, dan menimbulkan keinginan untuk ikut merambah hutan, serta keberadaan pengungsi yang dijadikan alasan bagi para pelaku perambah hutan. Budaya monokultur, dan berkembangnya komoditas kelapa sawit sebagai tanaman pertanian, berkontribusi pada peningkatan laju kebutuhan lahan dan tekanan terhadap hutan. Tingkat adopsi dari perilaku baru masih sangat terbatas pada satu desa dan anggota kelompok, sementara kelangsungan TNGL tergantung pada lebih dari dua puluh ribu jiwai yang berdiam di perbatasan kawasan penting ini. Strategi tindak lanjut yang ditekankan di sini, dibangun di seputar penanganan isuisu ini.

STRATEGI 1 : Mengembangkan model kebun tumpangsari (agroforestri) untuk meningkatkan adopsi dan pengembangan pasar hasil pertanian. Sasaran SMART : Pada oktober 2011, Jumlah petani yang mengadopsi pola kebun tumpangsari meningkat dari 30 petani menjadi 60 orang petani di desa Mekar Makmur. Tabel 1. Kegiatan 1: Prosedur pengembangan kebun tumpangsari KEGIATAN 1 : Prosedurprosedur Pengembangan kebun tumpangsari (agroforestri) Deskripsi kegiatan Para petani yang telah mengadopsi pada tahapan kampanye pertama akan menjadi inovator bagi yang petani lain.para petani pengadopsi pertama ini akan dimobilisasi untuk memberikan pengalaman dan pengetahuannya kepada petani lain melalui berbagai pertemuan dan pelatihan bagi petani yang lainnya. Untuk pengembangan pengetahuan dan kapasitas petani di desa Mekar Makmur dilakukan pelatihan dan pendampingan serta mengembangan demplot yang lebih efektif dengan tanaman yang senantiasa tersedia sebagai bahan belajar petani. Tahapantahapan kegiatan yang di akan dilakukan adalah : Pembangunan balai tani ; balai tani ini akan menggunkan fasilitas desa yang ada, seperti gedung pertemuan desa dan didesain sebagai pusat informasi dan belajar pola kebun tumpangsari (agroforestri) Melaksanakan setidaknya 2 kali pelatihan bagi petani tentang teknik pola kebun tumpangsari dan teknik perawatan tanaman dan pembuatan pupuk kompos/organic. Penyediaan benih tanaman untuk membantu kebutuhan adopsi Untuk meningkatkan ekonomi petani dari hasil kebun, maka dilakukan upaya menjaring pasar dari hasil panen kebun tumpangsari (agroforestri). Identifikasi dan jaringan pasar tradisional dan lokal akan dipertemuan untuk menerima hasil panen petani sehingga hasil pertanian tidak hanya untuk kebutuhan pribadi tetapi dapat dijual dan menambah kebutuhan ekonomi keluarga petani lebh besar. Materimateri yang dibutuhkan 1. Pelatihan teknik pengelolaan kebun tumpngsari (agroforestri) Pelaksanaan pelatihan ini dilakukan sedikitnya 2 kali pelatihan. Pelatihan diberikan untuk meningkatkan pengetahuan dan kapasitas petani agar mampu menerapkan pola kebun tumpangsari (agroforestri) di kebun mereka yang ada di luar hutan Leuser. 2. Membangun balai tani. Balai tani sebagai pusat informasi, diskusi dan komunikasi para petani untuk memperkuat sikap petani dan mendorong proses adopsi berjalan lebih cepat. Balai tani adalah gedung atau tempat yang merupakan fasilitas desa yang sudah ada dan didesain sebagai pusat informasi tani. 3. Booklet panduan bertani tumpangsari (agroforestri) Booklet akan modul/panduan bagi petani untuk dengan mudah mempraktekkan kebun pola tumpangsari (agroforstri) di lahannya sendiri dan mengurangi dan akan mengurangi ketergantungan petani kepada program terkait dengan teknis dan pengetahuan.

4. Video panduan utk teknik agroforestri dan dampaknya terhadap kawasan. Media video ini akan dikombinasikan dengan lagu kampanye Pride awal, diharapkan media ini akan membantu meningkatkan pengetahuan, sikap, dan komunikasi interpersonal, serta menjadi panduan bagi petani untuk mengadopsi kebun tumpangsari. Indikator keberhasilan Berkembangnya demplot kebun tumpangsari (agroforestri) seluas 4 hektar dengan system pengelolaan yang lebih baik dari kampanye awal, yaitu dengan tanaman yang akan selalu ada sepanjang tahun untuk menjadi pusat pembelajran budidaya dan optimalisai lahan. Terlaksananya 2 kali pelatihan teknik pengembangan kebun tumpangsari (agroforestri) Meningkatnya jumlah petani yang mengadopsi dari 30 orang menjadi 60 orang petani, Rencana monitoring Monitoring dan evaluasi kegiatan dilakukan dengan melakukan monitoring setiap bulan terhadap perkembangan dan tahapan implementasi program Melakukan diskusi kelompok (FGD) secara rutin minimal 2 kali dalam satu bulan Membuat daftar perkembangan tanaman yang ada di demplot yang diisi oleh petani secara rutin pada tiap minggu.membuat daftar namanama pengadopsi dan memantau perkembangannya dengan melakukan kunjungan ke kebun para adopter dan melakukan pertemuan secara periodik Strategi 2 : Mempertahankan dukungan berkelanjutan para petani pengadopsi pola kebun tumpangsari (agroforestri) untuk terus melanjutkan pola itu di kebunnya di luar hutan dan tidak kembali berkebun di hutan. Sasaran SMART : Akhir September 2011, pengetahuan petani di desa Mekar Mamkur tentang penerapan pola kebun tumpangsari meningkat dari 50% (survey paska kampanye awal) menjadi 75% pada kampanye tindak lanjut., Akhir September 2011, para petani telah saling berbicara dan menyampaikan kepada teman (25% pada survey paska kampanye awal) dan berbicara kepada keluarga (18,4% pada survey paska kampamye awal) meningkat menjadi 40%. Pada akhir September 2011, para petani di desa Mekar Makmur akan memiliki sikap yakin dan merasa mudah menerapkan pola kebun tumpangsari (agroforestri) meningkat dari 56,5% (pada survey paska kampanye awal) menjadi 75%. Tabel 2. Kegiatan 2: Penjangkauan untuk petani & masyarakat umum Deskripsi kegiatan KEGIATAN 2 : Prosedurprosedur Penjangkauan Pada kampanye tindak lanjut, capaian yang telah dihasilkan pada kampanye awak harus ditingkatkan, Bukan sekedar pengetahuan yang tetap harus ditingkatkan, akan tetapi peningkatan dukungan sikap dan komunikasi interpersonal yang terbentuk juga sangat penting untuk mendorong perubahan perilaku yang terjadi. Untuk meningkat pengetahuan, sikap dan membentuk komunikasi I terpersonal guna mendukung perubahan perilaku dan meningkatkan adopsi kebun tumpangsari maka diperlukan bebebrapa saluran media. Alatalat penjangkauan berikut akan berlanjut selama periode kampanye btahap ke dua ini : Video lagu dengan kombinasi video panduan praktek kebun tumpangsari

(agroforestri). Pertunjukan teater rakyat Memelihara dukungan dan sikap masyarakat melalui pesan SMS Blast. Membangun pertemuan kampung (FDG) untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dukungan, dan komunikasi interpersonal Membangun komunikasi dan kerjasama kepada pemerintah daerah untuk untuk mengembangan demplot dan dukungan pemerintah daerah. Rincian Kegiatan 1. Video lagu dengan kombinasi panduan bertani tumpangsari (agroforestri). Video lagu yang telah dibuat pada kampanye tahap pertama sebenarnya dalah hal yang menarik bagi khalayak, tetapi karena keterlambatan produksi sehingga tidak menyebar dengan luas kepada khalayak yang lebih luas. Untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan membangun komunikasi interpersonal maka perbanyakan video lagu penting untuk dikombinasikan dengan panduan bertani tumpangsari sehingga khalayak akan menerima berbagai pesan kampanye dalam satu media. 2. Pertunjukkan teater rakyat pertunjukan teater rakyat akan menceritakan bagaimana pentingnya adopsi kebun tumpangsari, pentingnya konservasi hutan dan bahaya kerusakan hutan bagi masyarakat lokal. 3. Pertemuan kampung (penyuluhan/fgd) Pertemuan akan membahas isuisu sekitar konservasi hutan Leuser, praktek kebun tumpangsari, membangun dukungan lokal untuk adopsi, dan merancang pengembangan pasar hasil dari kebun tumpangsari yang telah diterapkan oleh para petani. 4. Melakukan kunjungan dan dan audiensi kepada pemerintah daerah Kabupaten Langkat, Sumatera Utara untuk menjalin hubungan komunikasi dan menjaring dukungan. 5. SMS Blast Penyampaian pesan melalui SMS bertujuan untuk memelihara sikap positip dan dukungan yang terbentuk. Menyampaikan informasi pengetahuan, dan menjalin komunikasi interpersonal yang baik untuk mendukung perubahan perilaku dan peningkatan adopsi. Indikator keberhasilan Meningkatnya pengetahuan, sikap dan komunikasi interopersonal sesuai dengan sasaran SMART yang telah ditetepkan. terselengaranya berbagai diskusi bersama petani dan masyarakat lokal setidaknya 1 kali dalam sebulan. terlaksananya kunjungan dan audiensi kepada pemerintah daerah, minimal satu kali. Terkirimnya pesan kampanye dan SMS kepada target uadiens Rencana monitoring Menyusun jadwal pertemuan dengan petani untuk setiap bulannya melakukan fukus diskusi dan wawancana untuk menyusun materi kampanye tindak lanjut Menyusun draft pesan SMS dan membuat strategi kreatif, seperti kuis, pesan berantai dan sebagainya.

Melakukan pelatihan kepada pemuda untuk bisa melakukan teater kampanye. Mendokumentasikan setiap tahapan program, terutama tahapan aplikasi kebun tumpangsari untuk membantu pembuatan video panduan dan booklet kebun tumpangsari (agroforestri). Strategi 3 : Mengumpulkan petisi untuk mendorong percepatan proses penyelesaian perambahan dan penguasaan kawasan hutan oleh pengungsi asal Aceh. Sasaran SMART : Akhir Maret 2011, terdapat satu petisi yg ditandantangani oleh minimal 5 kepala desa dan anggota BPD serta kelompok swadaya masyarakat (KSM) yanga ada di sekitar TNGL wilayah Besitang, untuk mendorong percepatan proses penyelesaian perambahan hutan dan relokasi pengungsi yg masih mendiami kawasan. Tabel 3. Kegiatan 2: Pengumpulan petisi untuk mendorong percepatan proses penyelesaian perambahan hutan dan relokasi pengungsi asal Aceh KEGIATAN 2 : Prosedurprosedur Penjangkauan Untuk mengawal capaian proyen dan memastikan pengurangab ancaman perambahan maka upaya penegakan hukum, sangat diperlukan. Oleh karena penegakan hukum adalah kewenagan dan tanggung jawab pemerintah, dan lembaga YOSLOIC visi dan misinya tidak melakukan aksi langsung pada penegakkan hukum, maka sangat perlu kampanye pada tahap ini mendorong melalui pkomunikasi, petisi dan advokasi media, agar pemerintah dan pihak yang berwenang untuk lebih cepat melaksanakn tugasnya untuk mengurangi ancaman perambahn hutan dan relokasi pengungsi dari kawasan hutan TNGL wilayah Besitang. Deskripsi kegiatan Hal ini sangat penting untuk mengawal keberhasilan kampanye tahap sebelumnya, karena petani dan masyarakat melihat adanya proses penegakan hukum maka mereka juga akan lebih cepat untuk tidak melakukan perambahan dan perusakan hutan. Alatalat untuk mencapai hal ini adalah : Pertemuan dan komunikasi kepada pemerintah / balai Besar TNGL untuk mendorong proses penyelesaian masalah Advokasi media massa (khusunya media cetak) untuk mengangkat isu perambahan dan relokasi pengungsi menjadi perhatian pemerintah dan publik Menyusun/mengumpulkan petisi untuk mendorong proses penyelesaian masalah perambahan hutan dan relokasi pengungsi. Rincian Kegiatan 1. Pertemuanpertemuan untuk menjalin komunikasi dan membicarakan capaian progress penanganan kasus perambahan hutan dan relokasi pengungsi. 2. Press rilase media untuk mengangkat isu perambahan hutan Leuser dan kedudukan pengungsi asal Aceh yang menguasai lahan hutan di TNGL wilayah Besitang 3. Mendorong munculnya petisi dari masyarakat lokal untuk mendorong pemerintah agar mempercepat proses penyelesaian perambahan hutan dan relokasi pengungsi asal Aceh yang berada di dalam kawasan huutan TNGL

Indikator keberhasilan Tersusunya satu buah petisi yang telah ditandatangani, dan disampaikan kepada pemerintah. Terbangunnya komunikasi dan kesepahaman kepada beberapa pemerintahan desa akan pentingnya menyelamatkan TNGl dari perambahan hutan. Rencana monitoring Melakukan kunjungan dan pertemuan personal kepada beberapa kepala desa. Merancanag draft petisi sebagai bahan diskusi Membangun persetujuan dan kesepahaman dalam bentuk penandatanganan petisi. Pendanaan / Biaya kegiatan A B (=C+D) C D Kategori Item Gaji (Termasuk gaji untuk posisi staf khusus, jumlah waktu yang diperlukan, jumlah gaji) Perlengkapan dan Bahanbahan Kampanye (misalnya, buklet, poster, lembaran fakta) Konfrensi dan Pertemuanpertemuan Pelatihan dan Pengembangan Profesional Honor mitra BR/konsultan Biaya proyek secara keseluruhan US$ Gaji 1 orang community organizing selama 12 bulan*1,500,000= 18,000,000 (US$ 2000) Gaji orang asisten lapangselama 12 bulan*1,000,000= 12,000,000 (US$ 1333) Produksi booklet 1000 exp *Rp.10,000= 10,000,000 (US$ 1,111) SMS Blast (biaya pulsa Rp.500,000/bulan*4 bulan= 2,000,000 (US$ 222) Jumlah yang diajukan kepada Dana Alumni Rare dalam US$ 1,111 222 produksi Video panduan kebun tumpangsari Rp. 4,000,000 (US$ 555) FDG Bulanan Rp. 400*12=4,800,000 (US$ 533) 533 1 kali Workshop pengembangan program bersama peani dan mitra = 555 5.000,000 (US$ 555) Pelatihan teknik kebun tumpangsari Rp. 7,500,000*2 kali=15,000,000 (US$ 1,667 1,667) Honor konsultan selama 3 bulan *3,000,000=9,000,000 1,000 (US$ 1,000) Kemampuan organisasi untuk memberi dukungan dalam bentuk barang dan menyediakan sisa budget yang masih harus dipenuhi dalam US$ 2,000 1,333 445

Pengadaan bibit, pupuk dan biaya pengolahan lahan Transportasi Lokal Biaya Perjalanan Makan dan Penginapan Pengadaan berrbagai bibit tanaman holtikultura 3,000,000*4 hektar = 12,000,000 (US$ 1,333) Pemupukan & pemeliharaan tanaman 2,000,000*4 hektar = 8,000,000 (US$ 889) Biaya pengelolaan lahan 1,000,000*4 hektar = 4,000,000 (US$ 444) 1,334 889 445 Mobilisasi & transport lokal 12 bulan *200,000 = 267 2,400,000 (US$ 400) Transport monitoring bulanan, 12 bulan*400,000 = 4,800,000 (US$ 667) 533 Konsumsi tim 400,000*12 bulan = 4,800,000 (US$ 534) 533 Total 12,867 9,089 3,778 *1 US$ = Rp. 9000 Kesimpulan Tahap pertama kampanye berfungsi sebagai dasar membangun basis dukungan social untuk mendukung gerakan anti perambahan hutan TNGl wilayah Besitang. Upaya pengembangan kebun pola tumpangsari (agroforestri) adalah sebuah solusi awal yang akan menjadi solusi bagi petani perambah hutan untuk memanfaatkan kebun mereka yang dil luar hutan. Walau samapai akhir kampanye tahap pertama, ancaman perambahan hutan belum berkurang secara signifikan, akan tetapi dukungan social dari masyarakat seckiat hutan sudah terbangun dengan baik pada kampanye tahap pertama. Untuk menjamin keberlangsungan program dan menjaga capaian yang atelah ada pada kampanye sebelumnya, maka dukungan pendanaan menjadi kunci untuk mencapainya.

Lampiran 1. Tabel untuk anggota tim dan khalayak kunci (RACI) Anggota Tim & Khalayak Kunci (RACI) Memantau Capaian (Deliverables) Kampanye Nama Anggota Tim Asosiasi/Peran Ide komunikasi Founding Director YOSLOIC (Panut Hadisiswoyo) Manajer program YOSLOIV (sopian Hadinata) SKW VI BBTNGL Besitang (Bapak Subhan, S.Hut) Tempat konsultasi C, pelatih (R), memberi informasi (I) Memberi informasi (I) Tempat konsultasi C, Membantu memberi informasi (I) Dinas Pertanian (Kepala Dinas) Tempat konsultasi dan pelatih Dinas Kehutanan (Kepala Dinas) Tempat konsultasi dan pelatih (C) Pelaksanaan kegiatan Pelaksanaan kegiatan Perencanaan kolaboratif Dukungan dan batuan bibit/alat/sdm Dukungan dan batuan bibit/alat/sdm Rencana Komunikasi/Membangun Hubungan Kerjasama Prelaunch Launch Implementasi Tindak Lanjut x ü laporan kemajuan support dana 2011 x ü laporan kemajuan support dana 2011 x ü ü ü x x Menyusun Rencana Kegiatan bersama Sosialisasi Rencana Kegiatan Sosialisasi Rencana Kegiatan kegiatan berkelanjutan Membuat surat permohonan bantuan bibit Membuat surat permohonan bantuan bibit Balai Besar TNGL (bapak Harojoko) Tempat konsultasi C, Membantu memberi informasi (I) Perencanaan kolaboratif ü x Ismail Manajer kampanye (R) Pelaksana program ü x R Responsible/Penanggungjawab: Adalah mereka yang melakukan kerja atau menyediakan sumber daya untuk menyelesaikan tugas. A Accountable/Dapat dipercaya : (Juga yang menyetujui) adalah mereka yang pada akhirnya bertanggung jawab atas keakuratan dan keseluruhan penyelesaian tugas. Mereka mengawasi atau mengakhiri kerja yang dilakukan oleh Penanggungjawab/R. C Consulted/Pemberi konsultasi: Adalah mereka yang opininya diminta untuk tugas tersebut. I Informed/Pemberi Informasi: Adalah mereka yang mereka yang menjamin informasi kemajuan proyek tetap uptodate.

Lampiran 2. Rencana Kegiatan Operasional Kampanye Tindak Lanjut No Kegiatan PJ Kampanye penjangkauan Sosialisasi rencana CM Kampanye ke2 & membangun tim Merancang media CM & tim kampanye Pertemuan kampung CM & tim Mulai September Oktober November Durasi Berakhir oktober Desember Juli 2011 Hari/ Bulan Program Status 2011 Keterangan 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Ke internal lembaga YOSLOIC dan menjaring relawan dan asisten lapangan Mengembangkan meda dan pesan. Mendistibusikan kepada khalayak Melaksanakan FGD dan Penyuluhan kepada petani dan masyarakat. Membangun kesepatan pelaksanaan pengembangan strategi BR Pengembangan Demplot Penyingkiran Hambatan (Barrier Removal) Pengelolaan lahan Konsultan Oktober Agustus Pengeloaan lahan, penanaman demplot Pertanian 2011 Pertemuan Pengembangan Demplot & adopsi CM & Konsultan Pertanian Maret 2011 April 2011 FGD & pembahasan modul belajar Pelatihan teknik kebun tumpangsari Membangun komunikasi & dukungan PEMDA Membangun pasar CM & konsultan pertanian Februari 2011 Juni 2011 Pelakanaan pelatihan untuk meningkatkan kapasitas petani CM & tim Maret 2011 Maret Audiensi dan mejalin komunikasi untuk memperoleh dukungan dan bantuan CM & konsultan pertanian & petani Monitoring & Evaluasi Kegiatan Evaluasi tahap CM SMSL+ implemetasi Supervisor keseluruhan +PPM Februari 2011 Oktober Laporan Kegiatan Kampanye Laporan kegiatan CM Oktober Mei 2011 September 2011 September 2011 Mengidentifikasi pasar lokal yang berpotensi untuk penyaluran penjualan hasil kebun petani. Ini merupakn ukuran keberhasilan ekonomi Dalam rapat koordinasi per bulan Per 3 bulan di blog campaign RarePlanet