BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perubahan zaman yang semakin berkembang menuntut manusia untuk

dokumen-dokumen yang mirip
semua individu dapat bekerja dalam tim. Penilaian yang diberikan kepada Perilaku sosial dalam organisasi atau Organizational Citizenship Behaviour

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dalam kinerja, kesuksesan, dan kefektifan organisasi. Perusahaan harus

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS INTERAKSI ATASAN-BAWAHAN DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOUR (OCB)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi yang selalu ditandai dengan terjadinya perubahanperubahan

HUBUNGAN PERSEPSI KUALITAS INTERAKSI ATASAN BAWAHAN DENGAN OCB PEGAWAI BNNP SUMATERA BARAT

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Suatu perusahaan memiliki tujuan untuk mencapai keunggulan, baik

BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk memusatkan perhatian pada pengembangan SDM. soft skill yang di dalamnya terdapat unsur behavior dan attitude.

I. PENGANTAR Latar Belakang. Kualitas sumber daya manusia yang tinggi sangat dibutuhkan agar manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada jaman era globalisasi seperti sekarang ini yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. SDM merupakan salah satu faktor produksi yang harus dikelola dengan baik,

BAB I PENDAHULUAN. ekstra, baik ditinjau dari segi kebijakan pemerintah maupun persoalan

PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP PERILAKU CITIZENSHIP, KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL (Studi Empiris pada Pemerintah Kotamadya Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) senantiasa harus dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Organisasi merupakan sekumpulan orang-orang yang saling bekerja sama

SKRIPSI. Oleh: ANIK SETYANINGRUM B

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. dalam sebuah organisasi, adalah perilaku extra-role atau perilaku baik warga

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aset penting dalam suatu organisasi, karena

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. zaman. Oleh karena itu sumber daya manusia harus diperhatikan, dijaga dan

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian OCB dan DOCB

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. dimiliki, dengan demikian karyawan menjadi aset penting bagi perusahaan. Rasa suka rela

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia atau istilah asingnya sering disebut dengan Human

BAB I PENDAHULUAN. manusia memegang peranan penting dalam melakukan aktivitas untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) merupakan aset yang penting dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Organisasi ataupun perusahaan tidak akan dapat bertahan tanpa

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang ada pada perusahaan tersebut. Sumber daya

BAB I PENDAHULAN. dan diteliti; organisasi merupakan sarana mencapai sasaran sebab itu banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. keilmuan, memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik dengan anak didiknya,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. akan menghadapi masalah dalam pencapaian tujuan organisasi. Untuk mengurangi

BAB 1 PENDAHULUAN. dan sasaran melalui sumber daya manusia atau manajemen bakat lainnya. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki oleh perusahaan sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. SDM merupakan aset penting dalam suatu organisasi, karena merupakan sumber

BAB I PENDAHULUAN. dengan organisasi lain sehingga dapat terus mengembangkan organisasi.

BAB I PEND AHULUAN 1.1 Latar Belakang

Judul : Pengaruh Komitmen Organisasional dan Kepuasan Kerja terhadap Organizational Citizenship Behavior

BAB I PENDAHULUAN. untuk berbenah diri untuk bisa menangkap peluang dan menyesuaikan diri dari

BAB I PENDAHULUAN. tujuan organisasi dan terdapat orang-orang yang dapat berkomunikasi satu sama

BAB I PENDAHULUAN. banyak hal, selain kualitas SDM, sistem dalam organisasi, prosedur

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perubahan di semua aspek kehidupan manusia karena berbagai permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia dinilai masih

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia sangat berperan dalam usaha organisasi dalam mencapai

A. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Organizational Citizenship Behavior (OCB) 1. Definisi Organizational Citizenship Behavior

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat penting disamping sumber-sumber daya lain yang dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki berbagai tujuan. Untuk mencapai tujuannya,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Organizational Citizenship Behavior. Menurut Organ, Podsakoff, & MacKinzie (2006), organizational

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia yang baik (SDM), berkualitas dan potensial merupakan

BAB II URAIAN TEORITIS. Pembahasan mengenai Organizational Citizenship Behavior (OCB)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. peran karyawannya. Karyawan dalam suatu perusahaan bukan semata-mata obyek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Organisasi yang berhasil mewujudkan perubahan memiliki ciri-ciri mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. bergeser dari bekerja secara individual menjadi bekerja secara tim. Efektivitas dan kinerja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. diperhatikan, dijaga, dan dikembangkan. Organizational Citizenship Behaviour

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan antara job..., Putriani Pradipta Utami Setiawan, FISIP Universitas UI, 2010 Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Panjang (RPJP) Pemerintah Republik Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN TEORI. A. Organizational Citizenship Behavior (OCB) 1. Pengertian Organizational Citizenship Behavior (OCB)

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan sangat efektif dan efisien. Efektifitas dan efisiensi proses kerja

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi situasi dan kondisi di era globalisasi ini, perusahaan dituntut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia merupakan komponen utama suatu organisasi

BABI PENDAHULUAN. Abad 21 telah mengantarkan pada sebuah lingkungan kerja yang. memuat baik ancaman maupun kesempatan bagi organisasi publik dan

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. diperlukan, maka individu dalam organisasi memerlukan perilaku untuk

HUBUNGAN ANTARA BUDAYA ORGANISASI DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOUR (OCB) PADA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN KOTA CILEGON

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hal yang sangat penting karena faktor manusia sangat berperan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Organizational Citizenship Behavior (OCB) Schultz (Prihatsanti, 2010) menyatakan bahwa OCB melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. sebuah kebutuhan yang cukup penting. Hal ini menjadikan industri jual beli

2016 PENGARUH KEPUASAN KERJA D AN KOMITMEN ORGANISASI TERHAD AP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB)

BAB I PENDAHULUAN. dimainkan oleh orang yaitu karyawan dalam organisasi dapat memberikan sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Peringkat manusia

BAB I PENDAHULUAN. dan antar negara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan mempengaruhi satu

GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN EFEKNYA KEPADA KEPERCAYAAN TERHADAP PEMIMPIN SERTA ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB)

PENDAHULUAN. mampu untuk bekerja sama dan membantu rekan kerja serta melakukan. Orgnizational Citizenship Behavior (OCB) (Steve dan Thomas, 2014)

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan ataupun di dalam organisasi. Dibalik kemajuan jaman yang pesat saat

BAB I PENDAHULUAN. paling penting dimiliki oleh suatuperusahaan, karena keberhasilan organisasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dari peran karyawannya. Karyawan dalam suatu perusahaan bukan semata-mata

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dituntut menciptakan kinerja karyawan yang tinggi untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori pertukaran sosial menurut Staley dan Magner (2003) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. mampu untuk bekerja sama dan membantu rekan kerja serta melakukan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu orang-orang yang memberikan tenaga, pikiran, bakat, kreatifitas serta usaha

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang potensial menjadi kebutuhan organisasi atau

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS PENELITIAN. melakukan balas budi terhadap organisasi dengan bersikap dan berprilaku lebih

TINJAUAN PUSTAKA Organizational Citizenship Behavior

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. yang tidak berorientasi untuk mencari keuntungan semata. Bahkan reward hampir

BAB I PENDAHULUAN. atau kelompok orang yang dikenal sebagai bawahan ( Siagian; 2009: 15). menjalankan tugas di dalam organisasi.

khususnya yang dapat meningkatkan fungsi organisasi secara agregat dengan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. habisnya. Didalam UU No.20/2003 tentang sistem pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. dayanya rendah, slowdown dan terkesan upaya dalam menyelesaikan. pekerjaan kurang optimal. Selain itu, dikatakan juga bahwa pegawai

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan zaman yang semakin berkembang menuntut manusia untuk bekerja lebih giat demi memenuhi kebutuhan hidupnya, baik pria maupun wanita, bekerja merupakan hal yang pokok dan penting untuk memenuhi kebutuhan perekonomiannya. Dalam kehidupan bermasyarakat maupun dunia kerja manusiajuga tak lepas dari organisasi, baik organisasi yang berhubungan dengan pemerintahan maupun organisasi swasta. Dr Sondang P dalam Indrawijaya (2000) mengemukakan bahwa organisasi adalah setiap bentuk persekutan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan, dalam ikatan mana terdapat seorang/beberapa orang yang disebut atasan/sekelompok orang yang disebut bawahan. Kemampuan anggota tim dalam organisasi untuk membangun tim (work teams) sangat berpengaruh terhadap pekerjaan yang dilakukan. Selain itu adanya rasa toleransi serta sukarela antar anggota satu dengan lain juga sangat mempengaruhi kinerja tim dan efektifitasnya suatu organisasi. Perilaku dalam bekerja yang tidak terdapat pada deskripsi kerja formal pegawai, akan sangat dihargai jika ditampilkan seorang pegawai karena dapat meningkatkan efektivitas dan kelangsungan hidup organisasi,hal tersebut biasa disebut dengan perilaku extra-role,dalam organisasi juga dikenal dengan istilah organizational citizenship 1

2 behavior (OCB), dan orang yang menampilkan perilaku OCB disebut sebagai pegawai yang baik (good citizen). Sehingga perilaku OCB dalam diri pegawai tidak hanya meningkatkan kelancaran kegiatan operasional instansi tempat pegawai tersebut bekerja, akan tetapi lebih penting lagi sangat menentukan keberhasilan instansi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (Ratnawati,2013). Suatu organisasi dapat berjalan secara efektif ditentukan oleh perilaku para anggotanya. Perilaku tersebut tidak hanya meliputi pekerjaan yang sesuai dengan job des yang ditentukan saja, tetapi diharapkan dapat lebih memunculkan perilaku extra-role dari individu tersebut yaitu berupa perilaku pendukung yang dapat meningkatkan organisasi.organ ( dalam Ishak, 2009) juga mendefinisikan OCB sebagai perilaku individu yang tidak secara langsung atau secara eksplisit diakui oleh sistem reward formal, dan dengan jumlah keseluruhan meningkatkan efektivitas fungsi organisasi. Kebanyakan tindakan OCB, dibawa oleh masingmasing individu, namun tidak terlalu berpengaruh dalam kinerja keseluruhan organisasi. Menurut Quzwini (2013) OCB merupakan perilaku organisasional yang cukup penting karena dapat memberikan pengaruh yang positif baik bagi karyawan maupun perusahaan, OCB selain menjadi perilaku sukarela juga menjadi perilaku yang terbentuk karena pengaruh lingkungan sehingga dapat dikatakan bahwa perusahaan bisa membentuk OCB pada karyawan. Munculnya perilaku OCB dipengaruhi berbagai faktor yang sangat kompleks,faktor tersebut meliputi yaitu budaya dan iklim organisasi, kepribadian

3 dan suasana hati, persepsi terhadap dukungan organisasional, persepsi terhadap kualitas hubungan/interaksi atasan bawahan, masa kerja, dan jenis kelamin.salah satu faktor yang merupakan prediktor adanya Organizational citizenship behavior (OCB) pada organisasi yaitu Kualitas interaksi atasan-bawahan (Leader-Member Exchange). Seperti yang dikemukakan Miner (1988)bahwa interaksi atasan bawahan yang berkualitas tinggi akan memberikan dampak seperti meningkatnya kepuasan kerja, produktifitas dan kinerjakaryawan. Data empiric pada penelitian Sudarma (2011) menunjukkan fenomena OCB yaitu perilaku SDM terutama pada karyawan PNS yang kinerjanya belum maksimal dan cenderung mengalami penurunan. Hal ini ditandai dengan belum efektifnya penggunaan waktu, masih banyak yang datang terlambat, bekerja santai, kurang kreatif memanfaatkan waktu kerja sore hari dan seterusnya. Sedangkan dalam inspeksi mendadak (sidak) pada tahun 2013 di kabupaten sukoharjo yakni BLUD RSU Sukoharjo, Kantor Kecamatan Bendosari, Kantor Kelurahan Gayam dan Kantor DPU Sukoharjo yang dilakukan Bupati Sukoharjo, Wardoyo Wijaya, memeriksa absensi dan memastikan kehadiran PNS secara fisik dengan cara memanggil satu per satu.dari empat kantor itu tercatat sebanyak 148 PNS yang tak masuk kerja dengan berbagai alasan. Di antaranya, sakit, tugas luar dan turun piket. Ke-148 orang itu terbanyak PNS BLUD RSU Sukoharjo berjumlah 143 orang. Mereka tidak masuk kerja karena turun piket sebanyak 139 PNS, dinas luar sebanyak tiga orang dan cuti seorang.hal tersebut juga tampak pada saat peneliti melakukan observasi di Kantor Kecamatan Kartasura, dari observasi yang telah dilakukan banyak karyawan yang datang terlambat padahal

4 sudah melebihi jam masuk kerja, terlihat juga karyawan yang keluar makan pada jam kerja dan beberapa karyawan yang mengobrol sambil membaca koran karena pekerjaannya sudah digantikan dengan siswa magang di kantor tersebut. Sedangkan hasil yang didapat dari quisioner di Kecamatan Kartasura ditemukan beberapa karyawan yang belum bekerja sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan selain itu ada beberapa karyawan yang ikut berperan diluar tugas pokok berupa membantu dibidang PKK dan mengikuti rapat yang seharusnya dihadiri oleh atasannya. Karyawan lain juga mengungkapkan pernah membantu pekerjaan teman karena teman tidak mampu mengerjakan sehingga harus menggantikan tugas temannya. Selain itu atasan.3 memberikan dukungan berupa fasilitas dan reward bagi karyawan yang mampu melakukan tugas lebih atau tugas yang tidak termasuk dalam job desc. Sloat (dalam Novliadi, 2006) menjelaskan bahwa OCB merupakan istilah yang digunakan untuk mengidentifikasikan perilaku karyawan sehingga dapat disebut sebagai anggota yang baik. Perilaku ini cenderung melihat seseorang (karyawan) sebagai makhluk sosial (menjadi anggota organisasi), dibandingkan sebagai makhluk individual yang mementingkan diri sendiri. sebagai makhluk sosial, manusia mempunyai kemampuan untuk memiliki empati kepada orang lain dan lingkungannya dan menyelaraskan nilai-nilai yang dianutnya dengan nilainilai yang di miliki lingkungannya untuk menjaga dan meningkatkan interaksi sosial yang lebih baik.semakin tinggi interaksi atasan-bawahan maka seorang atasan akan berpandangan positif terhadap bawahannya sehingga muncul perilaku saling memberi dukungan dan motivasi antara atasan dan bawahan, hal ini

5 meningkatkan rasa percaya dan hormat bawahan pada atasan sehingga mereka termotivasi untuk melakukan lebih dari yang diharapkan oleh atasan mereka. Hal ini sesuai dengan penelitian Novliadi (2006) yangmenemukan sumbangan efektif aspek-aspek persepsi terhadap kualitas interaksi atasanbawahan terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) sebesar 18,062%. Faktor kesediaan atasan menggunakan kekuasaan otoritasnya untuk membantu bawahan memecahkan masalah yang dihadapi merupakan faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi OCB, yaitu 17,13% kemudian diikuti dengan faktor kemampuan bawahan mempengaruhi atasan untuk mengubah peran yang dimainkan sebesar 8,161%. Penelitian ini dilakukan pada karyawan Universitas Nasional di Jakarta. Subyek Penelitian berjumlah 89 orang yang terdiri dari 43 orang dosen dan 46 orang karyawan administratif. Suatu kontrak kerja dalam sebuah organisasi sangat terkait erat dengan hubungan antara atasan dan bawahan, semakin erat hubungan tersebut, dengan dilandasi kepercayaan, loyalitas, hubungan saling menguntungkan, keakraban, dan saling hormat satu sama lain maka semakin baik kinerja karyawan (bawahan) baik kinerja in-role maupun extra role (OCB). Selain itu pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Ratnawati (2013) dengan subyek penelitian seluruh pegawai yang berkerja pada Kodam Iskandar Muda Aceh yang berjumlah 463 orang teralokasi pada 22 satuan kerja. kepercayaan pada atasan berpengaruh signifikan terhadap organizational citizenship behavior (OCB) pada PNS dilingkungan Kodam Iskandar Muda Banda Aceh sebesar 32,4 persen OCB dikalangan pegawai dipengaruhi oleh kepercayaan pada atasan.

6 Fahmi (2013) menyebutkan dalam konteks hubungan antara pemimpin dan karyawan/pegawai juga sangat dipengaruhi oleh gaya pemimpin yang dimiliki. Ini disebabkan pemimpin memiliki kekuasaan dan otoritas lebih dalam usaha membentuk terwujudnya suatu model manajemen organisasi yang diharapkan. Hubungan antara pemimpin dengan pengikutnya merupakan hubungan saling ketergantungan yang pada umumnya tidak seimbang. Bawahan pada umumnya merasa lebih tergantung kepada pimpinan daripada sebaliknya. Dalam proses interaksi yang terjadi antara pimpinan dan bawahan, berlangsung proses saling mempengaruhi dimana pemimpin berupaya mempengaruhi bawahannya agar berperilaku sesuai harapannya, dan interaksi atasan dan bawahanlah yang menentukan derajat keberhasilan pemimpin dalam kepemimpinannya. Seperti pada penelitian yang telah dilakukan oleh Wang,dkk (2005) menunjukkan bahwa Leader-Member Exchange (LMX) menjadi perantara hubungan antara kepemimpinan transformasional dan kinerja tugas dan OCB. Ini berarti bahwa ukuran kinerja mempengaruhi kepemimpinan transformasional melalui pertukaran sosial antara pemimpin dan bawahan. Hasil keseluruhan penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku kepemimpinan transformasional adalah pokok dalam tingkat tinggi LMX. Mereka juga menunjukkan bahwa kepemimpinan transformasional berhubungan positif dengan kinerja tugas dan OCB. Pemimpin transformasional meningkatkan bawahan yang terbuka terhadap peran dan memperluas penawaran sertamemunculkan perilaku ekstra dengan memungkinkan mereka untuk secara pribadi mengidentifikasikan diri mereka dengan organisasi, dan LMX membuat kepemimpinan transformasional lebih berarti bagi bawahan.

7 Berdasarkan latar belakang di atas, maka muncul pertanyaan apakah ada hubungan antara kualitas Interaksi atasan bawahan dengan organizational citizenship behavior (OCB)? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, peneliti tertarik mengadakan penelitian mengenai Hubungan antara kualitas Interaksi atasan bawahan dengan organizational citizenship behavior (OCB) B. Tujuan Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Hubungan antara kualitas Interaksi atasan-bawahan dengan organizational citizenship behavior. 2. Sumbangan efektif kualitas Interaksi atasan-bawahan terhadaporganizational citizenship behavior. 3. Tingkat kualitas Interaksi atasan-bawahan 4. Tingkat organizational citizenship behaviour. C. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi : 1. Atasan dan karyawan. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan berpikir pada pimpinan dan bawahan agar dapat menjalin interaksi dengan kualitas yang baik antara atasan dan bawahan sehingga dapat menciptakan perilaku OCB dalam organisasi.

8 2. Bidang psikologi dan instansi terkait. Diharapkan dapat membantu pengembangan ilmu psikologi, khususnya bidang psikologi Industri dan organisasi serta instansi yang terkait. 5. Peneliti lain. Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dan acuan dalam pengembangan penelitian yang sejenis, terutama yang berkaitan tentang Hubungan antara kualitas Interaksi atasan-bawahan dengan organizational citizenship behavior.