PERLAKUAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS KEGIATAN USAHA PERBANKAN

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran I. Surat Edaran Nomor SE-121/PJ/2010 tentang Penegasan Perlakuan Pajak Pertambahan Nilai atas Kegiatan Usaha Perbankan

bahwa beberapa ketentuan yang terkait dengan jasa perbankan antara lain adalah :


MUTUAL AGREEMENT PROCEDURE (MAP) ( Bagian II )

1. Koreksi Penjualan AYDA sebesar Rp ,00

REVALUASI AKTIVA TETAP

SE - 121/PJ/2010 PENEGASAN PERLAKUAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS KEGIATAN USAHA PERBANKAN

Vegitya Ramadhani Putri, SH, S.Ant, MA, LLM

JENIS, PERIZINAN, PENDIRIAN DAN KEPEMILIKAN

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

JASA DAN LAYANAN PERBANKAN DALAM LALU LINTAS KEUANGAN. Vegitya Ramadhani Putri, SH, S.Ant, MA, LLM

TRANSFER PRICING. Daftar Isi: Redaksi. Edisi Oktober I / eharusan untuk menerapkan prinsip kewajaran dan kelaziman usaha dalam transaksi

Administrasi Pajak Bisnis Lembaga Perbankan

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN 39

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BANK. keuangan (Financial Intermediary) antara debitur dan kreditur

ekonomi Kelas X BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN BUKAN BANK KTSP & K-13 A. Pengertian Bank Tujuan Pembelajaran

PEMUNGUTAN PPH PASAL 22 SESUAI REGULASI TERBARU

BAB II LANDASAN TEORI. lembaga keuangan yang kegiatannya adalah dalam bidang jual beli uang.

Jenis-jenis Uang dan Contohnya Tugas Pokok Bank Umum IPS. Oleh : Nashra Kautsari IX

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN 47

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1

PENJELASAN MATA ACARA RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN DAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA ( Rapat ) PT. BANK SINARMAS Tbk.

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

BAB II LANDASAN TEORI

2. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Undang Undang Nomor 3 Tahun 2004

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam. terutama guna membiayai investasi perusahaan.

ekonomi Kelas X SISTEM PEMBAYARAN DAN ALAT PEMBAYARAN K-13 A. Pengertian Sistem Pembayaran Tujuan Pembelajaran

BAB VI JASA-JASA BANK

No. 15/6/DPNP Jakarta, 8 Maret 2013 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA

AKTIVITAS DAN PRODUK BANK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 7 TAHUN 1992 TENTANG PERBANKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, Presiden Republik Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dengan secara tepat dan cepat menyalurkan dana tersebut pada

BAB II LANDASAN TEORI

Layanan Bebas Biaya Layanan perbankan yang cepat, mudah dan ekonomis

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE- 62/PJ/2013 TENTANG

BAB II LANDASAN TEORI. memudahkan pengelolaan perusahaan. besar dan buku pembantu, serta laporan.

BAB II LANDASAN TEORI. menerbitkan promes atau yang dikenal dengan nama Banknote (uang kertas). Kata

Pertemuan ke V : Produk Dana

No. 15/12/DASP Jakarta, 8 April SURAT EDARAN Kepada BANK, PERUSAHAAN EFEK, DEALER UTAMA DAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN

Tarif dan Biaya. Mohon kunjungi untuk membaca Syarat dan Ketentuan Umum yang berlaku. Persyaratan umum HSBC Advance*

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL TAHUN PAJAK 2 0 NPWP : NAMA WAJIB PAJAK : BULAN / TAHUN PEROLEHAN HARGA PEROLEHAN (US$)

BAB 4 PEMBAHASAN. atau saat melakukan kegiatan usaha atau memperoleh penghasilan. Tidak

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONDISI PERUSAHAAN. 2.1 Pengertian, Fungsi, Jenis, Peran dan Usaha Bank

-1- PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/21/PBI/2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 9/14/PBI/2007 TENTANG SISTEM INFORMASI DEBITUR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG PAJAK PENGHASILAN KEGIATAN USAHA BERBASIS SYARIAH

No. 9/4/DPM Jakarta, 16 Maret 2007 SURAT EDARAN. Tata Cara Lelang Surat Utang Negara di Pasar Perdana dan Penatausahaan Surat Utang Negara

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERBANKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TANYA JAWAB PELAKSANAAN TAX AMNESTY

REKSA DANA. PT DANAREKSA INVESTMENT MANAGEMENT, August 2007

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berhubungan dengan penghasilan juga berhubungan dengan Pajak

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK

No. 11/ 32 /DPM Jakarta, 7 Desember 2009 SURAT EDARAN

TANYA JAWAB. Pelaksanaan Tax Amnesty

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 2/26/PBI/2000 TENTANG FASILITAS LIKUIDITAS INTRAHARI BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA

BAB II LANDASAN TEORI. (financial intermediary) antara pihak pihak yang memiliki kelebihan dana

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1998 TENTANG TATA CARA PENYITAAN DALAM RANGKA PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA

ANGGARAN DASAR PT BANK CIMB NIAGA NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 27 /SEOJK.03/2016 TENTANG KEGIATAN USAHA BANK UMUM BERDASARKAN MODAL INTI

Sistem Informasi Debitur. Peraturan Bank Indonesia No. 7/8/PBI/ Januari 2005 MDC

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

No. 11/ 6 /DPM Jakarta, 10 Februari 2009 SURAT EDARAN KEPADA SEMUA BANK, PERUSAHAAN EFEK DAN LEMBAGA KUSTODIAN BUKAN BANK DI INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 62 TAHUN 1999 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BANK PEMBANGUNAN DAERAH MENTERI DALAM NEGERI,

Perorangan Eqv. IDR 3,000,000. Nasabah (dikreditkan ke rekening) Nasabah (untuk pengiriman uang) Bukan Nasabah (untuk pengiriman uang)

BAB II DESKRIPSI (OBYEK PENELITIAN) sekarang dapat dilihat dari gambar di bawah ini: Pendirian Bank Mayapada Internasional

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1992 TENTANG PERBANKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

PT SULUH PRIMA TARGET. Resume Peraturan Pajak

BADAN KANTOR PELAYANAN PAJAK ORANG PRIBADI. Syarat Objektif Syarat Subjektif. Wilayah tempat kedudukan. Wilayah tempat tinggal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehari-hari yang menuntut masyarakat untuk menggunakan jasa-jasa bank. Para

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 20/2/PADG/2018 TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN FASILITAS LIKUIDITAS INTRAHARI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 135 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA PENYITAAN DALAM RANGKA PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2017 TENTANG PENYELENGGARAAN LAYANAN PINJAM MEMINJAM UANG BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI

2 bagi pelaku ekonomi untuk melakukan transaksi lindung nilai; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huru

PERPAJAKAN I PENDAFTARAN NPWP, PENGAJUAN SPPKP & PEMBAYARAN PAJAK. Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

BAB 4. Pembahasan Hasil Penelitian

Keberadaan Bank BPD DIY cabang Senopati Yogyakarta Bank Pembangunan Daerah DIY sebagai salah satu bank pemerintah daerah

PP 4/1998, TATA CARA PENJUALAN BARANG SITAAN YANG DIKECUALIKAN DARI PENJUALAN SECARA LELANG DALAM RANGKA PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA

ANALISIS PENERAPAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 4 AYAT (2) ATAS PRODUK PT. BANK BNI PADA TAHUN 2010-

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Suatu himpunan bagian atau unsur yang saling berhubungan secara teratur dan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1992 TENTANG PERBANKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1998 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1992 TENTANG PERBANKAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1998 TENTANG TATA CARA PENYITAAN DALAM RANGKA PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA

LAMPIRAN KHUSUS SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 20/3/PADG/2018 TENTANG LAYANAN SUB-REGISTRY BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/26/PBI/2012 TAHUN 2012 TENTANG KEGIATAN USAHA DAN JARINGAN KANTOR BERDASARKAN MODAL INTI BANK

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/16/PBI/2014 TENTANG TRANSAKSI VALUTA ASING TERHADAP RUPIAH ANTARA BANK DENGAN PIHAK DOMESTIK

Tarif dan Biaya. Mohon kunjungi untuk membaca Syarat dan Ketentuan Umum yang berlaku. Total Saldo Keseluruhan

BAB IV EVALUASI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DI LEMIGAS. IV. 1 Objek Penelitian dan Evaluasi mekanisme PPN di LEMIGAS

Transkripsi:

www.suluhpajak.com Editorial PERLAKUAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS KEGIATAN USAHA PERBANKAN Dalam Pasal 4A ayat (3) huruf d Undang-Undang (UU) Nomor 18 Tahun 2000 (UU PPN perubahan kedua) dinyatakan bahwa jasa di bidang perbankan, asuransi, dan sewa guna usaha dengan hak opsi, merupakan jasa yang tidak dikenakan PPN. Salam Jumpa Pembaca, Alhamdulillah, puji syukur senantiasa Redaksi panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena hingga saat ini kita masih bisa berjumpa dengan pembaca melalui SPTaxNewsletter ini. Mudah-mudahan karya sederhana kami bisa memberikan manfaat bagi para pembaca. Dalam edisi kali ini, Redaksi SPTaxNewsletter akan mengetengahkan tema tentang Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Atas Usaha Jasa Perbankan. Ketentuan ini penting untuk dipahami oleh Wajib Pajak dalam konteks dunia perbankan, dan para Wajib Pajak yang dalam usahanya berhubungan dengan usaha perbankan. Hal ini penting sebab, Wajib Pajak akan mengetahui hak dan kewajibannya. Baik dari sisi Bank sebagai pihak yang melakukan pemotongan terhadap PPN, dan Wajib Pajak yang dipungut PPN-nya oleh Bank itu sendiri. Semoga tulisan ini bisa membantu pembaca dalam memahami dan melaksanakan MAP. Simak ulasannya! Salam Target, Redaksi Selanjutnya dalam Pasal 8 huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 144 Tahun 2000 tentang Jenis Barang Dan Jasa Yang Tidak Dikenakan Pajak Pertambahan Nilai, ditegaskan bahwa jasa di bidang perbankan yang tidak dikenai PPN, adalah jasa perbankan sesuai dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam UU Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 10 Tahun 1998 (UU Perbankan), kecuali jasa penyediaan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga, jasa penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak (perjanjian), serta anjak piutang. Dalam UU PPN Nomor 42 Tahun 2009 yang merupakan perubahan ketiga atas UU PPN Nomor 8 Tahun 1983, dan berlaku efektif sejak tanggal 1 April 2010, tidak ada lagi kata atau kalimat jasa di bidang perbankan. Sebagai gantinya, Pasal 4A ayat (3) huruf d UU PPN tersebut menggunakan istilah jasa keuangan sebagai salah satu jasa yang tidak dikenakan PPN. Penjelasan pasal tersebut menyatakan bahwa jasa keuangan meliputi: a. Jasa menghimpun dana dari masyarakat berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan/atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu; b. Jasa menempatkan dana, meminjamkan dana, atau meminjamkan dana kepada pihak lain dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek, atau sarana lainnya; Daftar Isi: PPN Atas Usaha Perbankan.............. hal. 1 Jadwal Training SPT Nop Des 2010..... hal. 8 Jakarta: Surabaya: Medan: Batam: PT Suluh Prima Target Tanjung Mas Raya Blok B1 No.4 Tanjung Barat, Jak-Sel Tel. (021)780 3254/7112 2992 Fax. (021) 781 8456 PT Prakarsa Target Maxima Graha Pena Lt. 17 R.1709 Jl. A. Yani 88, Surabaya Tel. (031) 829 3464 / 827 1099 Fax. (031) 829 1091 Jl. Imam Bonjol No. 16 D Gd. Mandiri Lt 4 Medan Tel. (061) 821 4127 Fax (061) 821 4219 PT Target Solusi Perkasa First City Kompleks B# B2-40 Batam Center Tel. (0778) 461 977 (0778) 788 9407 Fax (0778) 461 977 Redaksi Wildan Permana, Tugiman Binsarjono, Abdul Rohim, Harto Subekti, Sugeng Kurniawan, Tomy Ardiansyah, Titin Pawira, Dery Saiful Rahmansyah, Tiwi Ayu

Halaman 2 c. Jasa pembiayaan, termasuk pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, berupa: 1) Sewa Guna Usaha Dengan Hak Opsi; 2) Anjak Piutang; 3) Usaha Kredit; dan/atau 4) Pembiayaan Konsumen d. Jasa penyaluran pinjaman atas dasar hukum gadai, termasuk gadai syariah dan fidusia; dan e. Jasa Pinjaman Regulasi dalam UU PPN yang baru ini menuntut Wajib Pajak (WP) untuk memilah mana saja jasa-jasa perbankan yang terutang PPN dan mana yang tidak terutang PPN. Proses pemilahan ini tentu saja melibatkan penafsiran yang sangat mungkin berbeda antara satu individu dengan individu lainnya. Sampai pada tingkat tertentu hal ini tentu saja akan berimbas pada meningkatkan ketidakpastian hukum yang berarti meningkatnya risiko bagi WP. Beruntung Direktorat Jenderal Pajak tanggap terhadap permasalahan ini dan kemudian menerbitkan Surat Edaran (SE) Nomor SE-121/PJ/2010, tertanggal 23 November 2010, tentang Penegasan Perlakuan Pajak Pertambahan Nilai Atas Kegiatan Usaha Perbankan. Mengutip ketentuan Pasal 6 UU Perbankan, SE Dirjen Pajak tersebut menyatakan bahwa usaha Bank Umum pada dasarnya meliputi kegiatan: 1. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu; 2. memberikan kredit; 3. menerbitkan surat pengakuan utang; 4. membeli, menjual atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas perintah nasabahnya : a. surat-surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh bank yang masa berlakunya tidak lebih lama daripada kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud; b. surat pengakuan utang dan kertas dagang lainnya yang masa berlakunya tidak lebih lama dari kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud; c. kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah; d. Sertifikat Bank Indonesia (SBI); e. Obligasi; f. surat dagang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun; g. instrumen surat berharga lain yang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun; 5. memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah; 6. menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek atau sarana lainnya; 7. menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan atau antar pihak ketiga; 8. menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga; 9. melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak; 10.melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek; 11.melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan kegiatan wali amanat; 12.menyediakan pembiayaan dan atau melakukan kegiatan lain berdasarkan Prinsip Syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia; 13.melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak bertentangan dengan Undang- Undang ini dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Halaman 3 Kegiatan Usaha Bank Umum yang Bukan Merupakan Objek PPN Dari keseluruhan kegiatan bank umum tersebut, SE-121/PJ./2010 kemudian memilah dan membedakannya ke dalam 2 kegiatan. Pertama, kegiatan bank umum yang merupakan jasa keuangan dan tidak terutang PPN. Kemudian kedua, kegiatan bank umum yang terutang PPN. Kegiatan usaha bank umum yang merupakan penyerahan jasa keuangan yang tidak terutang PPN memiliki karakteristik sebagai berikut: 1. jasa keuangan yang diserahkan berupa jasa pembiayaan yang mendapatkan imbalan berupa bunga, atau 2. jasa keuangan yang diserahkan secara langsung oleh bank kepada nasabah, dalam hal jasa keuangan tersebut bukan jasa pembiayaan Berdasarkan karakteristik tersebut di atas maka kegiatan usaha Bank Umum yang merupakan penyerahan jasa keuangan yang tidak terutang PPN meliputi : 1. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu; 2. memberikan kredit; 3. menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek atau sarana lainnya; 4. melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit; 5. menyediakan pembiayaan dan atau melakukan kegiatan lain berdasarkan Prinsip Syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia; 6. menerbitkan surat pengakuan utang; 7. menjamin atas risiko sendiri: a. surat-surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh bank yang masa berlakunya tidak lebih lama daripada kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud; b. surat pengakuan utang dan kertas dagang lainnya yang masa berlakunya tidak lebih lama dari kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud; c. kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah; d. Sertifikat Bank Indonesia (SBI); e. obligasi; f. surat dagang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun; g. instrumen surat berharga lain yang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun; 8. melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak bertentangan dengan UU Perbankan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam tabel 1 disajikan kegiatan usaha perbankan yang tidak dikenakan PPN disertai contoh produk/jasa/ pendapatan yang tidak dikenakan PPN.

Halaman 4 No. Kegiatan Usaha Perbankan Contoh produk/contoh jasa/pendapatan perbankan 1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu 1. Tabungan, giro, deposito berjangka, sertifikat deposito. 2. Berbagai jenis pendapatan yang berhubungan dengan deposit, seperti beban saldo minimum yang ditagih ke deposan, beban penagihan dan pelayanan sejenis lainnya. 3. Pendapatan dari pelayanan buku cek. 4. Pendapatan yang diterima sehubungan dengan returned cheques/tolakan kliring. 5. Pendapatan yang diterima dari administrasi rekening tabungan/giro dari nasabah. 6. Pendapatan yang diterima dari administrasi penarikan dan penyetoran uang tunai melalui teller. 7. Pendapatan dari penjemputan setoran dan pengantaran simpanan nasabah (pick-up) 8. Pendapatan dari nasabah sehubungan dengan penggunaan pembayaran secara elektronik. 9. Pendapatan sehubungan dengan pengambilan dana atau penggunaan kartu kredit oleh nasabah bank lain melalui jaringan bank (EDC dan ATM), misal ATM Bersama. 10. Pendapatan yang diterima dari administrasi pengiriman uang. 11. Pendapatan dari pengecekan saldo oleh nasabah melalui bank lain. 2. Memberikan kredit 1. Pendapatan berupa bunga yang diterima sehubungan dengan pemberian lini kredit ke nasabah. 2. Pendapatan berupa bunga yang diterima berkaitan dengan pinjaman sindikasi. 3. Pendapatan yang diterima atas biaya tahunan berkaitan dengan pemberian kredit kepada nasabah. 4. Pendapatan yang diterima sehubungan dengan pelunasan yang dipercepat atas kredit yang diberikan kepada nasabah. 5. Pendapatan berupa penalti atas keterlambatan pembayaran bunga dan angsuran pinjaman. 3. Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek atau sarana lainnya. 1. Bunga dan pendapatan fee terkait. 2. Pendapatan berkaitan dengan kegiatan sebagai bank korespondensi (VOSTRO accounts). 4. Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit 1. Bunga dan pendapatan fee terkait. 2. Pendapatan dari iuran tahunan kartu kredit. 3. Pendapatan yang diterima dari pemegang kartu kredit sehubungan dengan transaksi cash advance. 4. Pendapatan berupa penalti yang diterima dari pemegang kartu kredit karena melebihi limit kartu. 5. Pendapatan dari merchant terkait transaksi kartu kredit (merchant discount rate). 5. menyediakan pembiayaan dan atau melakukan kegiatan lain berdasarkan Prinsip Syariah, sesuai dengan ketentuan Bunga atau bagi hasil dan pendapatan fee terkait. yang ditetapkan oleh Bank Indonesia 6. menerbitkan surat pengakuan utang 7. menjamin atas risiko sendiri: 1) surat-surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh bank yang masa berlakunya tidak lebih lama daripada kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud; 2) surat pengakuan utang dan kertas dagang lainnya yang masa berlakunya tidak lebih lama dari kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud; 3) kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah 4) Sertifikat Bank Indonesia (SBI); 5) obligasi; 6) surat dagang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun 7) instrumen surat berharga lain yang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun Pendapatan yang berhubungan dengan penjaminan ekspor-impor. 8. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak bertentangan dengan UU Perbankan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku Pendapatan yang berkaitan dengan penjaminan bank garansi.

Halaman 5 Kegiatan Usaha Bank Umum yang Terutang PPN Kegiatan usaha Bank Umum yang merupakan penyerahan jasa yang terutang PPN meliputi: 1. memindahkan uang untuk kepentingan bukan nasabah; 2. melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek; 3. menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan atau antar pihak ketiga; 4. menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga; 5. melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak; 6. membeli, menjual atau menjamin untuk kepentingan dan atas perintah nasabahnya; a. surat-surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh bank yang masa berlakunya tidak lebih lama daripada kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud; b. surat pengakuan utang dan kertas dagang lainnya yang masa berlakunya tidak lebih lama dari kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud; c. kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah; d. Sertifikat Bank Indonesia (SBI); e. obligasi; f. surat dagang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun; g. instrumen surat berharga lain yang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun. 7. melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak bertentangan dengan UU Perbankan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam Tabel 2 disajikan kegiatan usaha perbankan yang terutang PPN disertai contoh produk/jasa/pendapatan yang merupakan objek PPN. (Tabel 2 dapat dilihat pada Halmaan 6).

Halaman 6 No. Kegiatan Usaha Perbankan Contoh produk/contoh jasa/pendapatan perbankan 1. Memindahkan uang untuk kepentingan bukan nasabah 1. Pendapatan dari pengiriman uang yang bukan dari nasabah. 2. Pendapatan dari RTGS (Real Time Gross Settlement) yang bukan dari nasabah. 2. Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek 3. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan atau antar pihak ketiga 4. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga Jasa kustodian. 1. Jasa kustodian. 2. Subscription fees dari transaksi reksadana. 3. Switching fee dari transaksi reksadana. 4. Subscription fee dari obligasi - primary market. 5. Redemption fee. Pendapatan dari administrasi dan persewaan safe deposit 5. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak 6. Membeli dan menjual untuk kepentingan dan atas perintah nasabahnya: 1) surat-surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh bank yang masa berlakunya tidak lebih lama daripada kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud; 2) surat pengakuan utang dan kertas dagang lainnya yang masa berlakunya tidak lebih lama dari kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud 3) kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah; 4) Sertifikat Bank Indonesia (SBI); 5) obligasi; 6) surat dagang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun; 7) instrumen surat berharga lain yang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun Pendapatan berupa fee dari jasa wali amanat, security agent 1. Pendapatan berupa brokerage fee dari nasabah. 2. Komisi yang diterima untuk pemrosesan transaksi perdagangan nasabah securities dalam negeri. Termasuk transaksi yang terkait dengan jasa penjualan surat berharga (efek, reksadana, obligasi). 7. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak bertentangan dengan UU Perbankan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku 1. Penghasilan yang diterima sehubungan dengan transaksi bank draft, traveler check, payment order. 2. Pendapatan dari telex, swift, SKN (Sentra Kliring Nasional) yang diterima dari nasabah. 3. Pendapatan dari Escrow account. 4. Pendapatan fee yang diterima atas jasa penerimaan pembayaran pajak (bank persepsi). 5. Komisi sehubungan dengan asuransi yang dibayarkan oleh nasabah karena produk asuransi dibeli oleh nasabah. 6. Pendapatan yang diterima dari jasa manajemen skema pensiun. 7. Komisi yang diterima dari jasa kustodian ke nasabah pemegang safekeeping dengan depositories atau offshore custody centres. 8. Komisi yang diterima dari administrasi fund. 9. Pendapatan yang diterima terkait dengan jasa penagihan kredit macet. 10.Pendapatan yang diterima atas jasa penerimaan setoran SIM/STNK, Tilang, listrik, air, telepon, dan sebagainya, kecuali dalam hal pendapatan berasal dari penyetoran melalui transfer dari rekening nasabah pada bank yang bersangkutan. 11.Pendapatan berupa fee yang diterima bank sehubungan dengan transaksi mata uang asing yang diterima dari nasabah. 12.Pendapatan dari sewa gedung. 13.Pendapatan dari perusahaan atas pembayaran gaji karyawan (payroll) dengan cara pemindahbukuan dari rekening perusahaan tersebut ke rekening tabungan karyawannya.

Halaman 7 Penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) Bank umum juga dapat melakukan kegiatan yang bukan merupakan penyerahan jasa, misalnya berupa membeli sebagian atau seluruh agunan, baik melalui pelelangan maupun di luar pelelangan berdasarkan penyerahan secara sukarela oleh pemilik agunan atau berdasarkan kuasa untuk menjual di luar lelang dari pemilik agunan dalam hal nasabah debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada bank, dengan ketentuan agunan yang dibeli tersebut wajib dicairkan secepatnya, sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 12A UU Perbankan. Dalam hal ini, penjualan agunan, yang telah diambil alih oleh bank tersebut, merupakan penyerahan Barang Kena Pajak yang terutang PPN. Kewajiban Menjadi PKP Bank yang melakukan penyerahan jasa maupun barang yang terutang PPN, wajib dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP) dan wajib memungut, menyetor, dan melaporkan PPN yang terutang. Mereka juga wajib membuat Faktur Pajak untuk setiap penyerahan jasa yang mereka lakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Khusus untuk bank yang masih tergolong Pengusaha Kecil PPN, sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 68/PMK.03/2010, dapat memilih untuk tidak dikukuhkan sebagai PKP. Namun apabila omset yang berasal dari penyerahan barang maupun jasa yang terutang PPN tersebut sudah melebihi Rp 600 juta dalam satu tahun buku, maka bank tersebut wajib dikukuhkan menjadi PKP. Bank Perkreditan Rakyat dan Bank Syariah Dalam hal Bank Perkreditan Rakyat dan Bank Syariah melakukan kegiatan usaha yang sama seperti Bank Umum yang diuraikan di atas, perlakuan PPN atas kegiatan usaha Bank Perkreditan Rakyat dan Bank Syariah tersebut adalah sama dengan perlakuan PPN atas kegiatan usaha Bank Umum (mutatis mutandis). Penutup Sebelum berlakunya UU PPN terbaru, jasa perbankan bukan merupakan objek PPN kecuali jasa perbankan yang berupa jasa penyediaan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga, jasa penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak (perjanjian), serta anjak piutang. Namun UU PPN yang baru tidak lagi menyebutkan jasa perbankan secara keseluruhan sebagai jasa yang tidak dikenakan PPN. Sebagai gantinya dalam UU PPN ini dinyatakan bahwa salah satu jasa yang tidak dikenakan PPN adalah jasa keuangan. Dengan demikian jasa di bidang perbankan sebagian merupakan objek PPN dan sebagian

Halaman 8 Jadwal Pelatihan Des 2010 - Jan 2011 Doorprize Menarik...! 1 20-21 Des PPN 2010: Penyusunan Form SPT Masa Baru + ESPT (Form 1111 dan 1111DM) Surabaya 2 20-21 Des PPN 2010 : Menyiasati Berlakunya UU PPN/PPnBM No.42 Tahun 2010+ ESPT(2hari) Jakarta 3 22-23 Des Analisa Laporan Keuangan Jakarta 4 27 Des PSAK 46_ Dampak Harmonisasi PSAK vs. IFRS Jakarta 5 28 Des Transfer Pricing: Dokumentasi Transfer Pricing Jakarta 6 28 Des PPN 2010: Penyusunan Form SPT Masa Baru + ESPT (Form 1111 dan 1111DM) Jakarta 7 29-30 Des Tax Audit Keberatan Banding & PPh Badan serta E-SPT-nya (tentatif) Jakarta 8 10-11 Januari 2011 WHT 2010_ Strategi Penanganan dan Administrasi Withholding Tax dan E- SPT Jakarta 9 12-13 Januari 2011 PPh Badan: Optimalisasi Penghitungan SPT PPh Badan & OP Serta Manajemen Resiko Perpajakannya Jakarta 10 12 Januari 2011 Transfer Pricing - Dokumentasi Transfer Pricing BATAM 11 17-18 Januari 2011 IFRS Best Practice Jakarta 12 17 Januari 2011 PPN 2010 : Penyusunan Form SPT Masa PPN Baru, Form 1111 & 1111 DM (1 hari) Jakarta 13 18 Januari 2011 Update PPH Pasal 21: Cara Penghitungan SPT Masa Jakarta 14 20 Januari 2011 Transfer Pricing - Dokumentasi Transfer Pricing Jakarta 15 19-20 Januari 2011 All About Tax_Overview Perubahan Peraturan Perpajakan Implikasinya Bagi Dunia Usaha Jakarta 16 24-25 Januari 2011 Analisa Laporan Keuangan Jakarta Informasi Hubungi: Divisi Marketing SPT Jakarta Telp: 021-780 3254 Fax: 021-781 8456 Kurs Pajak Mingguan Periode Sampai Dengan USD SGD EUR JPY (100) CNY 6 Des 10 12 Des 10 9.020,20 6.870,86 11.846,95 10.744,98 1.353,95 13 Des 10 19 Des 10 9.015,00 6.878,79 11.955,02 10.789,62 1.355,00 Sumber: Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 1084/KM.1/2010 dan KMK Nomor 1107/KM.1/2010 SPTaxNews adalah produk publikasi berkala yang diterbitkan oleh Target Cosulting Group (TCG) untuk para Member yang berisikan pembahasan mengenai seputar berita dan peraturan pajak terbaru (beserta implikasinya) dalam bentuk artikel. Materi yang disajikan semata-mata untuk kepentingan pemberian informasi dan bukan merupakan opini resmi kami dalam pengambilan keputusan yang bersifat strategis * * * *