PENGALOKASIAN DANA TP DAN DAK

dokumen-dokumen yang mirip
KEBIJAKAN UMUM DAN ALOKASI DAK TA 2014

PERHITUNGAN ALOKASI DAN KEBIJAKAN PENYALURAN DAK TA 2014, SERTA ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH DI BIDANG KEHUTANAN

Setyanta Nugraha Kepala Biro Analisa APBN Sekretariat Jenderal DPR RI

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GRAFIK DAN TABEL

Kebijakan dan Program DAK Bidang Pendidikan Menengah Tahun 2013 Dan Rencana Tahun 2014

Perbaikan Juknis DAK Tahun 2013 Dan Rencana Kebijakan DAK Bidang Dikmen Tahun 2014

LOGO. Musrenbang Provinsi DKI Jakarta,

KEBIJAKAN ALOKASI DAK BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2015

DANA ALOKASI KHUSUS DALAM PERIMBANGAN KEUANGAN PUSAT DAN DAERAH

KEBIJAKAN PENGELOLAAN DANA DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN

KEBIJAKAN DAK BIDANG KESEHATAN 2010

PENYALURAN DAK FISIK DAN DANA DESA TA 2017

PENGELOLAAN PERBENDAHARAAN NEGARA DAN KESIAPAN PENYALURAN DAK FISIK DAN DANA DESA MELALUI KPPN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 156/PMK.07/2008 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DANA DEKONSENTRASI DAN DANA TUGAS PEMBANTUAN MENTERI KEUANGAN,

KEBIJAKAN PENGANGGARAN DANA PERIMBANGAN DALAM APBD 2017 DAN ARAH PERUBAHANNYA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penanggulangan Kemiskinan. Pendanaan. Pusat. Daerah. Pedoman.

Pasal I Beberapa ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 156/PMK.07/2008 tentang Pedoman Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 1970-an telah terjadi perubahan menuju desentralisasi di antara negaranegara,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V KEBIJAKAN DESENTRALISASI FISKAL DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH 2009

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.115, 2010 Kementerian Perumahan Rakyat. Pelimpahan wewenang. Dekonsentrasi.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Petunjuk Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pendidikan Menengah Tahun 2013

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2015, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pemberdayaan Perem

2017, No Pengelolaan Perbatasan Negara Lingkup Badan Nasional Pengelola Perbatasan Tahun Anggaran 2017; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 T

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 66 TAHUN 2010 TENTANG

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH (Indikator Makro)

PENGELOLAAN BMN DEKONSENTRASI- TUGAS PEMBANTUAN

SERIAL MODUL PELATIHAN SISTEM PEMANTAUAN DAN EVALUASI DANA ALOKASI KHUSUS (DAK)

Evaluasi dan Agenda Kebijakan DAK

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 71...TAHUN 2009 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP DEPARTEMEN DALAM NEGERI TAHUN 2010

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 64 TAHUN 2008 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP DEPARTEMEN DALAM NEGERI TAHUN 2009

Mekanisme Pelaksanaan Musrenbangnas 2017

2017, No dalam rangka Penyelenggaraan Dekonsentrasi Tahun Anggaran 2018; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

TATA CARA PENGANGGARAN, PENGALOKASIAN, PENYALURAN, PENGGUNAAN, MONITORING DAN EVALUASI DANA DESA

WORKSHOP (MOBILITAS PESERTA DIDIK)

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 250/PMK.07/2014 TENTANG PENGALOKASIAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembar

PEMANTAUAN CAPAIAN PROGRAM & KEGIATAN KEMENKES TA 2015 OLEH: BIRO PERENCANAAN & ANGGARAN JAKARTA, 7 DESEMBER 2015

Kebijakan Pengalokasian, Penyaluran dan Pelaporan Dana Keistimewaan DIY

2011, No Gubernur sebagaimana dimaksud pada huruf a, ditetapkan dengan Peraturan Menteri; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

4 GAMBARAN UMUM. No Jenis Penerimaan

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG

PERANAN KEMENTERIAN KEUANGAN DALAM ALOKASI ANGGARAN PEMERINTAH DAERAH GUNA MENDUKUNG INPRES NOMOR 12 TAHUN 2011

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

Info Singkat Kemiskinan dan Penanggulangan Kemiskinan

RAPAT KOORDINASI BIRO ANALISA ANGARAN DAN PELAKSANAAN APBN 19 MARET /19/2014 Biro Analisa APBN 1

KEBIJAKAN STRATEGIS PNPM MANDIRI KE DEPAN

Revenue & Expenditure

2015, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244) sebagaimana t

16. Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

PECAPP. Revenue & Expenditure. Pengenalan tentang Keuangan Daerah. Syukriy Abdullah

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN UPSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2015

DEPUTI BIDANG PENDANAAN PEMBANGUNAN

POKOK-POKOK PERUBAHAN KEBIJAKAN DANA ALOKASI KHUSUS TAHUN ANGGARAN 2016

SOSIALISASI FORUM PRA MUSRENBANGNAS TAHUN 2015

BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 83 / HUK / 2010 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL,DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU (Indikator Makro)

BAB V KEBIJAKAN DESENTRALISASI FISKAL

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI BARAT (Indikator Makro)

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

UNDANG-UNDANG TENTANG HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAH.

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 148 TAHUN 2011 TENTANG

IMPLIKASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 DALAM KERANGKA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG PENATAAN RUANG

PEMBIAYAAN KESEHATAN. Website:

Evaluasi Kegiatan TA 2016 dan Rancangan Kegiatan TA 2017 Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian *)

PENGANTAR WORKSHOP PEMUTAKHIRAN, VALIDASI DAN EVALUASI DATA SIMLUHKP TAHAP I TAHUN BPPP Banyuwangi, 4 Februari 2015

Pengelolaan Keuangan Daerah

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 84 / HUK / 2009 TENTANG

2016, No Tahun 2009 Nomor 131, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5050); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaha

2015, No Peraturan Menteri Sosial tentang Rencana Program, Kegiatan, Anggaran, Dekonsentrasi, dan Tugas Pembantuan Lingkup Kementerian Sosial

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. INSENTIF UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK (Pelayanan Publik Daerah)

Pengelolaan Keuangan Desa Blitar, 30 September 2016

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN. Barang Milik Negara. Dana Dekonsetrasi. Tugas Pembantuan. Pemindahtanganan.

HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH

2015, No Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Ind

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SELAYANG PANDANG SIMLUH KP

Definisi dan ruang lingkup Keuangan Negara dan Daerah. Disampaikan oleh: Efa Yonnedi, Ph.D, Ak

Mekanisme Pembahasan Multilateral Meeting II, Bilateral Meeting II dan Musrenbangnas dalam Rangka Penyusunan RKP 2017

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG

TENTANG RAKYAT, tentang. Pembantuan, sebagian. Kementeriann. urusan. b. bahwa. Pemerintah. d dalam Menteri. Peraturan. Pelimpahan.

PENYELENGGARAAN PROGRAM DI TINGKAT PROVINSI

Transkripsi:

PENGALOKASIAN DANA TP DAN DAK Disampaikan oleh: IR. JUNAIDI RIFAI, MM KEPALA SUBDIT EVALUASI DANA DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN Dalam Acara: DISKUSI TENTANG SINKRONISASI DANA TUGAS PEMBANTUAN DENGAN DAK Jakarta, 25 Maret 2014 DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Integritas Profesionalisme Sinergi Pelayanan - Kesempurnaan 1

Outline Pengalokasian Dana TP Prinsip Pengelolaan Keuangan Negara Alur Belanja APBN Ke Daerah Pokok-pokok Kebijakan Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Rekomendasi Menteri Keuangan Pengaloksian DAK Dasar Hukum Definisi DAK Prinsip-prinsip DAK Peran K/L Tahap Perencanaan dan Pengalokasian DAK Formula DAK dan Data Penetapan Alokasi dan Dana Pendamping 2

PENGALOKASIAN DANA TP 3

PRINSIP PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA Pasal 3 UU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara ಯ Keuangan Negara dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggungjawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.ರ 4

ALUR BELANJA APBN KE DAERAH Daerah Pemerintah Pusat Mendanai kegiatan 6 Urusan (Absolut) Belanja Pemerintah Pusat Melalui Angg.K/L diselenggarakan Sendiri oleh Pemerintah Sebagian dapat diselenggarakan Sendiri oleh Pemerintah; Mendanai kegiatan di luar 6 Urusan Absolut Sebagian dapat diselenggarakan melalui asas Dekonsentrasi; Sebagian dapat diselenggarakan melalui asas Tugas Pembantuan. Mendanai Program Nasional Belanja APBN Melalui Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan (APP) Dana Perimbangan Transfer ke Daerah Dana Otsus Dana Penyesuaian DBH DAU DAK PNPM ; BOK ; Jamkesmas Subsidi ; BLT Pajak SDA Penyelenggaraan Desentralisasi (Masuk APBD) 5

Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Dan Sumber Pendanaan Provinsi Desen TP Desen Kab/Kot a TP NEW Desa SUMBER PENDANAAN DUB Dana Transfer TP Dana Transfer Deko n ADD, dll Untuk Provinsi dan Kab/Kota berupa urusan wajib dan pilihan Sendir i Pusat Dana Alokasi Desa (DAD) Diluar 6 urusan absolut politik luar negeri; pertahanan; keamanan; yustisi; Moneter & fiskal nasional agama. DAD 1. 2. 3. 4. 5. 6. Concurrent (Urusan Bersama) 6 Urusan absolut Penyelenggaraan Urusan / KEWENANGAN Prinsip: MONEY FOLLOWS FUNCTION AND CAPACITY Berskala Desa 6

POKOK-POKOK KEBIJAKAN PENGELOLAAN DANA DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN 7

DASAR HUKUM PENGELOLAAN DANA DEKON/TP UU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintaha Daerah; PP No. 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah; PP No. 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga; PP No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota; PP No. 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan. PP No. 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas dan Wewengan serta Kedudukan Keuangan Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah Provinsi PMK 156 Tahun 2008 tentang Pedoman Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas Pembantuan yang disempurnakan dengan PMK 248 Tahun 2010 SEB 3 Menteri tentang Peningkatan Efektivitas Penyelenggaraan Program dan Kegiatan K/L di Daerah serta Peningkatan Peran Aktif Gubernur Selaku Wakil Pemerintah 8

DEFINISI Dekonsentrasi (DK) adalah pelimpahan wewenang dari Pemerintah kepada Gubernur sebagai Wakil Pemerintah (WP) dan/atau kepada instansi vertikal di wilayah tertentu. Dana Dekonsentrasi adalah dana yang berasal dari APBN yang dilaksanakan oleh gubernur sebagai wakil Pemerintah yang mencakup semua penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan Dekonsentrasi, tidak termasuk dana yang dialokasikan untuk instansi vertikal pusat di daerah. Tugas Pembantuan (TP) adalah penugasan dari Pemerintah kepada daerah dan/atau desa, dari pemerintah provinsi kepada kabupaten, atau kota dan/atau desa, serta dari pemerintah kabupaten, atau kota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu dengan kewajiban melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaannya kepada yang menugaskan. Dana Tugas Pembantuan adalah dana yang berasal dari APBN yang dilaksanakan oleh daerah dan desa yang mencakup semua penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan tugas pembantuan. 9

PRINSIP PENGELOLAAN DANA DEKON/TP Pendanaan Dekon/TP hanya dialokasikan untuk membiayai kegiatan yang merupakan kewenangan Pemerintah Pusat di daerah (PP 38/2007) Pendanaan Dekon/TP seluruhnya bersumber dari APBN, K/L tidak diperkenankan meminta Daerah menyediakan dana pendamping (cost sharing) Kegiatan Dekon/TP yang didanai mengacu pada RKP dan Prioritas Nasional Pendanaan Dekon/TP memperhatikan keseimbangan pendanaan di daerah dan kebutuhan pembangunan daerah agar tepat sasaran dan tidak terkonsentrasi pada daerah tertentu K/L wajib memberitahukan kegiatan Dekon/TP kepada Gubernur/Bupati/Walikota sebelum pelimpahan/penugasan dalam rangka mendukung terwujudnya sinergisitas pusat dan daerah Pengelolaan Dana Dekon/TP dilakukan secara tertib, transparan dan akuntabel guna mewujudkan LKPP yang Wajar Tanpa Pengecualian 10

PRINSIP PENDANAAN DEKON/TP Untuk mendukung pelaksanaan program dan kegiatan, K/L juga harus memperhitungkan kebutuhan anggaran: biaya penyusunan dan pengiriman laporan oleh SKPD; biaya operasional dan pemeliharaan atas hasil pelaksanaan kegiatan yang belum dihibahkan; honorarium pejabat pengelola keuangan dana dekonsentrasi dan/atau dana tugas pembantuan; dan biaya lainnya dalam rangka pencapaian target pelaksanaan kegiatan dekonsentrasi dan tugas pembantuan. Pengalokasian Dana Dekon dan Dana TP memperhatikan kemampuan keuangan negara, keseimbangan pendanaan di daerah (besarnya transfer ke daerah dan kemampuan keuangan daerah), dan kebutuhan pembangunan di daerah Formulasi Keseimbangan Pendanaan di Daerah dituangkan dalam bentuk Rekomendasi Menteri Keuangan, yang selanjutnya digunakan sebagai bahan masukan bagi K/L dalam menentukan lokasi dan alokasi Dana Dekon dan Dana TP 11

KARAKTERISTIK KEGIATAN DK/TP Dekonsentrasi Sifat kegiatan non-fisik yaitu kegiatan yang menghasilkan keluaran yang tidak menambah aset tetap Kegiatan non-fisik, antara lain berupa: sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, fasilitasi, bimbingan teknis, pelatihan, penyuluhan, supervisi, penelitian dan survey, pembinaan dan pengawasan, serta pengendalian. Pendanaan hanya diperuntukkan mendukung peran Gubernur selaku Wakil Pemerintah Pusat Menggunakan Akun Belanja Barang sesuai dengan peruntukannya Tugas Pembantuan Sifat kegiatan fisik, yaitu kegiatan yang menghasilkan keluaran yang menambah nilai aset pemerintah. Kegiatan fisik, antara lain pengadaan tanah, bangunan, peralatan dan mesin, jalan, irigasi dan jaringan, serta dapat berupa kegiatan yang bersifat fisik lainnya - Kegiatan bersifat fisik lainnya antara lain pengadaan barang habis pakai, seperti obat-obatan, vaksin, pengadaan bibit dan pupuk, atau sejenisnya yang diserahkan kepada pemerintah daerah Pengadaan aset Belanja Barang Fisik Lainnya Tugas Pembantuan menggunakan akun dengan kode akun 521411 Menggunakan Akun Belanja Modal sesuai dengan peruntukannya 12

Rekomendasi Menteri Keuangan 2013 Keseimbangan Pendanaan di Daerah Dalam Rangka Perencanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan T.A. 2014

Tujuan 1. Mewujudkan transparansi dan akuntabilitas, serta proporsional dalam pengalokasian dana Dekon/TP 2. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pengelolaan dana Dekon/TP 3. Mendukung K/L dalam merencanakan lokasi dan alokasi dana Dekon/TP agar tepat sasaran Dasar Hukum PP 7/2008 Pasal 21 Ayat (2) dan Pasal 50 Ayat (2) PMK 156/2008 (Pasal 8, 9, dan 10) 14

(Intrepretasi UU 17/2003) Kementerian/Lembaga (COO - Pengguna Anggaran) Menteri Keuangan (CFO - Pengelola Fiskal dan BUN) Indikator Teknis Indikator Umum Alokasi dan lokasi Dana Dekon/TP Keseimbangan Pendanaan di Daerah Renja - KL Rekomendasi Menkeu www.djpk.depkeu.go.id 15

Variabel Keseimbangan Pendanaan di Daerah Pertimbangan : Transparan dan Akuntabel Proporsionalitas Tidak terkonsentrasi di Daerah tertentu Variabel Keseimbangan Pendanaan di Daerah Variabel Kemampuan Fiskal Daerah (KFD) Agenda Pembangunan Nasional : Pro-Growth Pro-Job Pro-Poor Variabel Pembangunan di Daerah (IPM) Sumber Data : - KFD dari Pemda (APBD) dan Depkeu - IPM dari BPS PAD Lain-Lain Pend yg sah Transfer ke Daerah (DAU, DAK, DBH, Otsus, Penyesuaian Belanja PNSD Cut Off : Data (n-1) untuk Alokasi (n+1) n = Tahun Proses Indikator Pembangunan Masyarakat di Daerah, mencakup bidang : Pendidikan, Kesehatan dan Kesejahteraan rakyat 16

Peta Keseimbangan Pendanaan di Daerah Prioritas 2 Kuadran II Kuadran I KFD di bawah rata-rata nasional namun IPM di atas rata-rata nasional KFD dan IPM di atas rata-rata Nasional Non prioritas Keterangan : KFD = Kemampuan Fiskal Daerah Indeks KFD Prioritas 1 www.djpk.depkeu.go.id Kuadran III Kuadran IV KFD dan IPM di bawah rata-rata nasional KFD di atas rata-rata nasional namun IPM di bawah rata-rata nasional Reindex IPM IPM = Indeks Pembangunan Manusia Non prioritas 17

KELOMPOK DAERAH REKOMENDASI MENKEU TAHUN 2013 HASIL EXERCISE KESEIMBANGAN PENDANAAN DI DAERAH BERDASARKAN INDEKS KFD DAN IPM No Prop IKFD re-ipm 11 Sumsel Bengkulu Kalteng Jabar Bali Sulut DIY Jambi Sumbar Jateng Sumut 0,91 0,77 0,94 0,42 0,73 0,61 0,57 0,66 0,59 0,41 0,54 1,01 1,01 1,04 1,00 1,01 1,06 1,05 1,01 1,03 1,01 1,03 No Prop IKFD re-ipm 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Maluku 0,74 2 Gorontalo 0,74 3 Lampung 0,40 4 Sulbar 0,70 5 Banten 0,40 6 NTB 0,55 7 Sultra 0,68 8 Kalbar 0,53 9 Sulteng 0,68 10 Papua 0,84 11 Jatim 0,38 12 Sulsel 0,58 13 Malut 0,85 www.djpk.depkeu.go.id 14 NTT 0,51 1 0,99 0,98 0,99 0,97 0,98 0,92 0,97 0,96 0,99 0,90 1,00 1,00 0,96 0,94 Prioritas 2 Prioritas 1 No IKFD re-ipm DKI Jakarta Kepri Kaltim Riau Babel 2,69 1,55 4,84 1,84 1,00 1,08 1,05 1,05 1,06 1,01 No Prop 1 Aceh 2 Papua Barat 3 Kalsel IKFD re-ipm 1,66 2,58 1,11 1,00 0,96 0,97 1 2 3 4 5 Prop Catatan: Daerah dalam Kuadran III seyogyanya diprioritaskan dalam pengalokasian dana dari K/L, setelahnya adalah Daerah dalam Kuadran II 18

Rekomendasi Menteri Keuangan Dalam Perencanaan Lokasi dan Alokasi Dana Dekon/TP Tahun 2014: 1. Daerah yang direkomendasikan untuk diprioritaskan mendapat alokasi dana dekonsentrasi dan/atau dana tugas pembantuan T.A 2014 sebanyak 323 daerah, dengan rincian sebagai berikut : Prioritas 1: Kelompok daerah dengan KFD dan IPM di bawah rata-rata nasional sebanyak 136 daerah, yang terdiri dari 14 Provinsi dan 122 Kabupaten/Kota (Lampiran II.A dan II.B) Prioritas 2: Kelompok daerah dengan KFD di bawah rata-rata nasional namun IPM di atas rata-rata nasional sebanyak 187 daerah, yang terdiri dari 11 Provinsi dan 176 Kabupaten/Kota (Lampiran III.A dan III.B) 2. Kementerian/Lembaga menyusun indikator teknis untuk menentukan besaran alokasi dana dekonsentrasi dan dana tugas pembantuan di daerah dengan mempertimbangkan karakteristik dan kebutuhan daerah sebagai wujud transparansi dan akuntablitas perencanaan. 3. Kementerian/Lembaga menerapkan kebijakan reward dan punishment dalam perencanaan lokasi dan anggaran dekonsentrasi dan tugas pembantuan dengan mempertimbangkan aspek kinerja daerah. 4. Kementerian/Lembaga wajib melakukan koordinasi dengan Gubernur sebelum penyusunan Rencana Kerja K/L (Renja-K/L) dalam rangka sinergi kebijakan Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota 19

PENGALOKASIAN DAK 20

DASAR HUKUM DAK UU 17/2003 Tentang Keuangan Negara Pasal 8 : Menkeu mempunyai tugas menyusun kebijakan fiskal dan kerangka ekonomi makro serta menyusun rancangan APBN dan APBN P Pasal 22 : Dana Perimbangan dialokasikan berdasarkan UU Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah UU 33/2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah Berisi Besaran DAK dalam APBN, Definisi, Kriteria Pengalokasian dan Kewajiban Dana Pendamping DAK PP 55/2005 PMK PMT PMD Tentang Dana Perimbangan Berisi Proses Perencanaan, Perhitungan, Penganggaran, Pelaporan dan Pemantauan dan Evaluasi DAK Permenkeu Tentang Pedoman Umum dan Penetapan Alokasi DAK Perdaerah Permenkeu tentang Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Anggaran Transfer Ke Daerah Permenkeu tentang Pengalokasian Anggaran Transfer Ke Daerah (NEW) (PMK 165/2012) Permen Teknis Tentang Petunjuk teknis Penggunaan DAK Per Bidang Permendagri Tentang Petunjuk Teknis Penatausahaan Administrasi Keuangan DAK di APBD

Pengertian Dana Alokasi Khusus (1) dana yang bersumber dari Pendapatan APBN dialokasikan kepada daerah tertentu untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah sesuai prioritas nasional Tujuan DAK membantu daerah tertentu untuk mendanai kebutuhan sarana dan prasarana pelayanan dasar masyarakat, dan untuk mendorong percepatan pembangunan daerah dan pencapaian sasaran prioritas nasional.

Pengertian Dana Alokasi Khusus (2) Daerah Tertentu sebagaimana dimaksud adalah daerah yang dapat memperoleh alokasi DAK berdasarkan kriteria umum, kriteria khusus, dan kriteria teknis. Membantu dalam arti bukan penyediaan dana yang utama dan/atau bukan menggantikan yang semua sudah ada. Demikian juga hanya diberikan kepada daerah/bidang yang menurut kebijakannnya harus dibantu. Kegiatan khusus yang ditetapkan oleh Pemerintah mengutamakan kegiatan pembangunan dan/atau pengadaan dan/atau peningkatan dan/atau perbaikan sarana dan prasarana FISIK pelayanan dasar masyarakat dengan umur ekonomis yang panjang, termasuk pengadaan sarana fisik penunjang. Kewenangan daerah, bukan kewenangan pusat. Program yang menjadi prioritas nasional sebagaimana dimaksud dimuat dalam Rencana Kerja Pemerintah tahun anggaran bersangkutan. RKP disetujui DPR,selanjutnya dimuat dalam Nota Keuangan dan RAPBN.

Prinsip-prinsip DAK kegiatan yang akan didanai DAK dimuat dalam RKP sebagai prioritas nasional, kegiatan yang didanai bersifat fisik dan merupakan kewenangan daerah, kegiatan dan alokasi DAK dibahas dengan DPR RI dan disahkan dalam UU APBN, pengalokasian DAK menggunakan formula indeks dari tiga kriteria, yaitu kriteria umum, kriteria khusus, dan kriteria teknis, sehingga dimungkinkan tidak semua daerah bisa mendapatkan DAK, DAK masuk APBD dan disalurkan dari Kas Negara ke Kas Daerah, daerah wajib menyediakan dana pendamping minimal 10% dari besaran dak yang diterimanya juga untuk fisik.

Peran K/L Dalam Pengalokasian DAK 1. Mengusulkan program/ Kegiatan yang akan didanai DAK 2. Menyampaikan kriteria teknis beserta data teknis untuk pengalokasian DAK 3. Menyusun Petunjuk Teknis penggunaan DAK 4. Melakukan Pemantauan dan Evaluasi pelaksanaan DAK di Daerah 5. Menyampaikan Laporan pelaksanaan DAK di Daerah

Tahapan Perencanaan dan Pengalokasian DAK 1) Penetapan Program dan kegiatan DAK; 2) Perhitungan DAK; 3) Penetapan Alokasi, Penggunaan dan Penganggaran DAK; dan 4) Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan DAK

Penetapan Program Dan Kegiatan DAK DAK dialokasikan dalam APBN sesuai dengan program yang menjadi prioritas nasional yang dimuat dalam RKP tahun anggaran bersangkutan. Menteri teknis mengusulkan kegiatan khusus yang akan didanai dari DAK dan ditetapkan setelah berkoordinasi dengan Menteri Dalam Negeri, Menteri Keuangan, dan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional, sesuai dengan RKP. Menteri teknis menyampaikan ketetapan tentang kegiatan khusus kepada Menteri Keuangan.

Penghitungan Alokasi DAK Per Daerah (Pasal 53 PP 55 tahun 2005) Setelah menerima usulan kegiatan khusus dari Menteri Teknis terkait, Menteri Keuangan melakukan penghitungan alokasi DAK (Pasal 54 PP 55 tahun 2005) Penghitungan alokasi DAK dilakukan melalui 2 (dua) tahapan, yaitu: Penentuan daerah tertentu yang menerima DAK; Penentuan besaran alokasi DAK masing-masing Daerah. Penentuan Daerah Tertentu harus memenuhi kriteria umum, kriteria khusus, dan kriteria teknis. Besaran alokasi DAK masing-masing daerah ditentukan dengan perhitungan indeks berdasarkan kriteria umum, kriteria khusus, dan kriteria teknis. 28

FORMULA PERHITUNGAN DAK PER DAERAH 1. Menentukan daerah penerima dengan menggunakan 3 (tiga) kriteria, yaitu: Kriteria Umum (KU) Kriteria Khusus (KK) Kriteria Teknis (KT) KU = (PAD + DAU + DBH DBH DR) - Belanja Gaji PNSD Daerah dengan KU dibawah rata-rata KU secara Nasional adalah daerah yang prioritas mendapatkan DAK Berupa : a. Memperhatikan peraturan perundang-undangan yang mengatur penyelenggaraan otonomi khusus (Papua & Papua Barat), dan Karakteristik daerah, yang meliputi: (1) Daerah Tertinggal; (2) Daerah perbatasan dengan negara lain; (3) Daerah rawan bencana; (4) Daerah Pesisir dan/ atau Kepulauan; (5) Daerah ketahanan pangan; (6) Daerah pariwisata b. Seluruh daerah tertinggal diprioritaskan mendapat alokasi DAK ditetapkan oleh Kementerian/Lembaga teknis terkait yang memuat indikator-indikator yang mencerminkan kebutuhan teknis 2. Menghitung DAK per daerah menggunakan indeks dari KU, KK dan KT 29

Kriteria Umum Kriteria Khusus Kriteria Teknis PAD T- 2 Daerah & KemKeu DAU T- 2 KemKeu DBH T-2 KemKeu Belanja Gaji PNSD T-2 Daerah & KemKeu Daerah Tertinggal T-1 Kem PDT Daerah Perbatasan T-1 BNPP Daerah Rawan Bencana T-1 BNPB Da Ketahanan Pangan T-1 Kem Pertanian Da Potensi Pariwisata T-1 Kem Bud Par Daerah Pesisir T-1 Kem Kelautan & Per Kondisi Infrastruktur Per Bidang Per daerah T-1 K/L terkait Sesuai dengan PMK 165/2012 Data kewilayahan dan indeks teknis disampaikan paling lambat pada bulan Juli

Kriteria Teknis BAGAN PERHITUNGAN ALOKASI DAK Kriteria Umum Kriteria Khusus KEMAMPUAN KEUANGANDAERAH (IFN < 1) YES PERATURAN PERUNDANGAN NO 2 NO 4 KARAKTERISTIK DAERAH (IKW) 1 INDIKATOR KEBUTUHAN TEKNIS YES INDEKS TEKNIS IT = (Indikator Teknis) INDEKS FISKAL WILAYAH & TEKNIS (IFWT-1) = (0,5 IFW + 0,5 IT)? INDEKS FISKAL & WILAYAH (IFW) = (0,5IFN-1 + 0,5IKW) YES 3 IFW > 1 NO IFWT-1 > 1 NO DAERAH TIDAK LAYAK YES DAERAH LAYAK INDEKS TEKNIS IT = (Indikator Teknis) ; IT > 0 INDEKS FISKAL WILAYAH & TEKNIS (IFWT-2) = (0,2 IFW + 0,8 IT)? No DAERAH TIDAK LAYAK UNTUK BIDANG TERTENTU Yes BOBOT DAK Per Daerah Per Bidang (BD) = IFWT-2 * IKK ALOKASI DAK per BIDANG (ADB) = (BD/ BD)* PAGU per BIDANG ALOKASI DAK Utk DAERAH (AD) = (ADB1)+(ADB2)+.(ADBn) 31

Penetapan Alokasi, Penggunaan Dan Penganggaran DAK Alokasi DAK per daerah ditetapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan segera setelah UU APBN diterbitkan. Berdasarkan penetapan alokasi DAK, menteri teknis menyusun Petunjuk Teknis Penggunaan DAK, paling lambat 2 (dua) minggu setelah PMK ditetapkan. Daerah penerima DAK wajib mencantumkan alokasi dan penggunaan DAK di dalam APBD. Penggunaan DAK dilakukan sesuai dengan Petunjuk Teknis Penggunaan DAK. DAK tidak dapat digunakan untuk mendanai administrasi kegiatan, penyiapan kegiatan fisik, penelitian, pelatihan, dan perjalanan dinas

Dana Pendamping Daerah penerima DAK wajib menganggarkan Dana Pendamping dalam APBD sekurang-kurangnya 10% (sepuluh persen) dari besaran alokasi DAK yang diterimanya. Dana Pendamping digunakan untuk mendanai kegiatan yang bersifat kegiatan fisik. Daerah dengan kemampuan keuangan tertentu tidak diwajibkan menganggarkan Dana Pendamping. Yang dimaksud daerah dengan kemampuan keuangan tertentu adalah daerah yang selisih antara penerimaan umum APBD dan Belanja Pegawainya sama dengan 0 (nol) atau negatif.

Trend Dana Alokasi Khusus Jutaan DAK 40,000,000 35,000,000 30,000,000 25,000,000 2010 2011 20,000,000 2012 2013 15,000,000 2014 10,000,000 5,000,000 DAK 2010 21,133,382,500,00 2011 25,232,800,000,00 2012 26,115,948,000,00 2013 31,697,143,000,00 2014 33,000,000,000,00 34

KEMENTERIAN KEUANGAN Jl. DR Wahidin No. 1, Gedung Radius Prawiro Jakarta Pusat, Indonesia, 10710 Telp. +6221-3509442 Fax. +6221-3509443 Website : http://www. djpk.depkeu.go.id Terima Kasih 35