PENGARUH MOTIVASI PENILAIAN K-13 TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA DI SMP NASIONAL KOTA MALANG

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH STRATEGI PENILAIAN K-13 TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPS-GEOGRAFI SISWA DI SMP NASIONAL DAN SMP BUDI MULIA PAKISAJI

PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PENGAPIAN SISWA KELAS X SMK PANCASILA 1 KUTOARJO TAHUN PELAJARAN

Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Mata Pelajaran Ekonomi

PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN SISTEM PENDINGIN MENGGUNAKAN PORTABLE COOLER ENGINE

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN OTENTIK DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VI SD NEGERI 008 BUMI AYU

Oleh: Binuko Pambagyo, Widiyatmoko Pendidikan Teknik Otomotif FKIP. Universitas Muhammadiyah Purworejo

PENERAPAN PAIKEM PADA MATERI MENJELANG PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA (Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar)

Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu

JURNAL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Akuntansi. Oleh NISFILAILI A

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA MUHAMMADIYAH 2

PENGARUH MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS III SDN DI PENENGAHAN LAMPUNG SELATAN. Sudarmaji Dosen STKIP PGRI Bandar Lampung

PENGARUH SARANA DAN PRASARANA PAKTIK TERHADAP PRESTASI BELAJAR MOTOR BENSIN SISWA KLAS XI DI SMK NEGERI 4 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB 1 PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA

guna mencapai tujuan dari pembelajaran yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran saintifik dari kelas I sampai dengan kelas VI. Pembelajaran tematik

PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalampembangunan

PUBLIKASI ILMIAH DYAH LUSIANA A54F ABSTRAK

KOLABORASI MEDIA GAMBAR DAN MODEL PEMBELAJARAN BOTLE DANCE PADA MATERI PENINGGALAN SEJARAH

PENGARUH KEDISIPLINAN DAN KEAKTIFAN SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS

SKRIPSI. Oleh: ARI SUSANTI NIM: K

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT DALAM PROSES PEMBELAJARAN TRIGONOMETRI

Eri Novalinda 1, Sri Kantun 1, Joko Widodo 1 1 Program Studi Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember.

Analisis keterlaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada materi ajar IPA SMP Kelas VIII SMP Negeri 3 Madiun

HUBUNGAN KEBIASAAN BELAJAR DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 27 BATAM

EFEKTIVITAS PENERAPAN KURIKULUM 2013 TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN SMK MA ARIF 1 KEBUMEN

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN MOTIVASI BELAJAR PAI SISWA KELAS XI SMAIT ABU BAKAR YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang sesuai dengan kenyataan dan

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR JURNAL. Oleh YOCIE CALLISTA PUTRI BAHARUDDIN RISYAK SYAIFUDDIN LATIF

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMAN 1 MEDAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Dengan Menggunakan Metode Pemberian Tugas Kelas IV SDN Tolole

JURNAL PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1. Jurusan Pendidikan Akuntansi.

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN:

PENGARUH SUASANA BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP INTENSITAS BELAJAR SERTA DAMPAKNYA PADA PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

Andi H. Tegelon 1, Muh. Amir Arham 2, Ivan R. Santoso 3 Jurusan Pendidikan Ekonomi ABSTRAK

PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS INQUIRY DITINJAU DARI SIKAP ILMIAH DAN KREATIVITAS MAHASISWA

PENGARUH CARA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) SISWA KELAS III JURUSAN LISTRIK SMK NEGERI 5 MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada awal abad 21 ini, dunia pendidikan di indonesia menghadapi

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE DEMONSTRASI DI KELAS IV SDN 1 NGLURUP KECAMATAN SENDANG TULUNGAGUNG SEMESTER I TAHUN 2011/2012

DESKRIPSI IMPLEMENTASI PENDIDIKAN BERKARAKTER DARI SEGI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN GURU SMK SE-KABUPATEN PURWOREJO

DEWI ARIANTI PUJI ASTUTI A

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI COOPERATIVE LEARNING JIGSAW

BAB II KAJIAN PUATAKA. tujuan (Mc. Donald dalam Sardiman A.M, 2001:73-74). Menurut Mc. Donald. motivasi mengandung 3 elemen penting, yaitu:

Penelitian Tindakan Kelas Rumpun Bidang Fisika, Biologi, Kimia dan IPA

NASKAH PUBLIKASI. Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) tanggung jawab, kejujuran, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

PENGARUH MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS III SD N PANDANSARI WARUNGASEM BATANG TAHUN AJARAN 2014/2015

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT SISWA UNTUK MELANJUTKAN STUDI KE SMK JURUSAN TKR DI SMP N 34 PURWOREJO

Penggunaan Model Carousel Feedback untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Peta pada Siswa Kelas XII IPS 1 SMA Negeri 2 Madiun

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SMPN 7 BANDA ACEH ABSTRAK

Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(2)

Kata kunci: Efektivitas, keterampilan proses, pendekatan induktif, sikap ilmiah

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

Bimafika, 2016, 8, 10 15

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DAN LINGKUNGAN MASYARAKAT TERHADAP MINAT SISWA DALAM PEMILIHAN PROGRAM KEAHLIAN SISWA SMK NAWA BHAKTI KEBUMEN

: FETI UTAMININGSIH NIMK

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) DI KABUPATEN MELAWI

Oleh: Sri Arita dan Susi Evanita ABSTRACT

Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

depan yang akan dijalani yang diwarnai tantangan dan perubahan. Kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari Kurikulum Tingkat Satuan

Dosen Pendidikan Kimia PMIPA, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia. Keperluan korespondensi, HP : ,

HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR PRAKTEK LAS TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA DI BIDANG PENGELASAN SISWA SMK

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG PELAJARAN KIMIA DENGAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA NEGERI 9 PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata 1 (S1) Program Studi Pendidikan Akuntansi

Abstrak PENDAHULUAN ISSN : X

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Meningkatkan Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam Melalui Pemberian Tugas Pada Siswa Kelas IV SD N 23 Sabang

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN KINERJA GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SMP NEGERI 10 PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD NEGERI MEDAN ESTATE

HUBUNGAN KEBIASAAN DISIPLIN DI SEKOLAH DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III SD SE-GUGUS 4 KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PEMAHAMAN DAN PENERAPAN ASESMEN OTENTIK PADA GURU MATA PELAJARAN PENGOPERASIAN MESIN OTOMASI DASAR SMK SWASTA SE-KOTA MALANG

PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Oleh : Fistika Sari A

PENGARUH KONSENTRASI BELAJAR DAN KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS DI SMA MUHAMMADIYAH 1

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR CHASSIS PEMINDAH TENAGA DENGAN PENGGUNAAN MACROMEDIA FLASH SISWA KELAS XI TKR SMK TAMTAMA KROYA

Oleh: Umi Hidayah Sahida 1, Noorhidayati 2, Kaspul 3 Program Studi Pendidikan Biologi PMIPA FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin 1,2,3

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS TINGGI SD NEGERI 01 WONOLOPO TAHUN AJARAN 2014/2015

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN DISIPLIN TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA DI SMP KARYA INDAH KECAMATAN TAPUNG FITRIANI

II. TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD MENGGUNAKAN KOMIK

PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MELIHAT DAYA SERAP SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 29 MEDAN

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Akuntansi. Oleh:

Oleh: RISA AMALIA A

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

JURNAL. Oleh FARAH NURIKASARI NPM

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

PENGARUH PROFESIONALISME GURU DAN PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DI SMA SRAGEN KOTA

JURNAL OLEH YENI FARIDA The Learning University

Transkripsi:

PENGARUH MOTIVASI PENILAIAN K-13 TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA DI SMP NASIONAL KOTA MALANG 1) Yuli Ifana Sari; 2) Dwi Kurniawati 1)2) Universitas Kanjuruhan Malang Email: 1) ifana@unikama.ac.id; 2) kurniawatid96@yahoo.co.id Abstrak Kurikulum yang digunakan di SMP Nasional Kota Malang adalah K-13, dimana sistem penilaiannya menitikberatkan pada tiga aspek penilaian yaitu afektif, kognitif, dan psikomotor. Sistem penilaian autentik yang terdapat dalam kurikulum 2013 telah sesuai dan mampu untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar. Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji apakah ada pengaruh yang signifikan antara motivasi penilaian K-13 terhadap hasil belajar siswa. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah kelas VIII SMP Nasional tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 121. Teknik sampling menggunakan proportional random sampling, bahwa sampel diambil 30% dari 121 yaitu 36 siswa. Instrumen yang digunakan yaitu angket, sedangkan teknik pengumpulan datanya adalah: teknik angket dan teknik dokumentasi. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi linear sederhana. Adapun tingkat signifikasi yang digunakan yaitu 5%. Penghitungan analisis data menggunakan program SPSS 16. Hasil analisis uji regresi linear sederhana menunjukkan bahwa motivasi penilaian K-13 tidak berpengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa kelas VIII di SMP Nasional. Kata Kunci: Motivasi Penilaian K-13, Hasil Belajar. PENDAHULUAN Pembelajaran merupakan kegiatan utama dalam dunia pendidikan. Untuk mencapai keberhasilan dalam pembelajaran dilihat dari hasil belajar yang optimal. Hasil belajar optimal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor misalnya minat dan motivasi. Hilgard (dalam Slameto, 2013) menyatakan minat dapat timbul dari luar maupun dari dalam diri seseorang. Minat yang besar terhadap sesuatu merupakan modal yang besar artinya untuk mencapai atau memperoleh tujuan yang diminati. Sama halnya dalam belajar, siswa yang memiliki minat belajar yang tinggi akan senantiasa memberikan perhatian penuh dalam usahanya mencapai tujuan pembelajaran. Selain minat, motivasi belajar juga berpengaruh terhadap hasil belajar. Dengan adanya motivasi, siswa akan belajar lebih keras, ulet, tekun dan memiliki konsentrasi penuh dalam pembelajaran. Dorongan motivasi dalam belajar merupakan salah satu hal yang perlu dibangkitkan dalam upaya pembelajaran di sekolah. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006), motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan sikap serta perilaku pada individu. Siswa yang mempunyai motivasi yang baik ditandai dengan beberapa hal yaitu: siswa tanggap terhadap tantangan terutama dalam belajar, rasional dalam berpikir, bertanggung jawab, bersikap jujur dan bersemangat dalam belajar, berusaha unggul dalam 1

kelompok, dan selalu dapat menyesuaikan diri bila ia berinterksi dengan teman-temannya. Mudjiman (2008) menyebutkan ada 8 faktor yang diperkirakan berpengaruh terhadap pembentukan motivasi belajar antara lain: (1) pengetahuan tentang kegunaan belajar; (2) faktor kebutuhan untuk belajar; (3) faktor kemampuan melakukan kegiatan pembelajaran; (4) faktor kesenangan terhadap ide melakukan kegiatan pembelajaran; (5) faktor pelaksanaan kegiatan pembelajaran; (6) faktor hasil belajar; (7) faktor kepuasan terhadap hasil belajar; dan (8) faktor karakteristik pribadi dan lingkungan terhadap proses pembuatan keputusan. Pendapat Mudjiman dapat disimpulkan bahwa peranan motivasi dalam pembelajaran sangat penting karena dapat berpengaruh terhadap banyak aspek yang berhubungan dengan kegiatan belajar siswa. Oleh karena itu, pada penerapan kurikulum 2013 yang sistem penilaiannya lebih menyeluruh yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Siswa diharapkan lebih termotivasi dalam belajar, karena penilaian hasil belajar tidak dominan pada aspek kognitif saja. Pembelajaran yang berpusat pada siswa mampu meningkatkan motivasi belajar. Pada penerapan kurikulum 2013 diharapkan adanya perubahan peran siswa dari siswa pasif menjadi siswa yang aktif. Peran siswa dalam pembelajaran berkembang menjadi partisipan aktif, membuat keputusan atas apa dan bagaimana mereka belajar, membangun pengetahuan dan keterampilan baru berdasar pengetahuan dan keterampilan yang dikuasai, memahami harapan dan didorong untuk menggunakan langkahlangkah penilaian diri, memantau pembelajaran sendiri untuk mengembangkan strategi belajar, bekerja sama dengan siswa lainnya serta melaksanakan pembelajaran autentik. Pelaksanaan pembelajaran pada kurikulum 2013 pada tahap penilaiannnya dilaksanakan secara autentik. Penilaian autentik menitikberatkan pada tiga aspek penilaian yaitu afektif, kognitif, dan psikomotor. Penilaian autentik mencoba menggabungkan kegiatan guru mengajar, siswa belajar, motivasi, keterlibatan siswa serta ketrampilan siswa. Kegiatan ini dapat dilakukan penilaian secara langsung dan berkelanjutan. Artinya dalam melakukan penilaian tidak dilakukan berdasarkan rangking karena dalam penilaian ini melihat input siswa dengan berbagai kemampuan yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Penilaian autentik dapat dibuat oleh guru sendiri, guru secara tim atau guru bekerjasama dengan siswa. Penilaian dilakukan untuk memantau proses, kemampuan belajar, dan perbaikan hasil belajar siswa secara berkesinambungan. Motivasi belajar siswa tidak akan terwujud dengan baik tanpa adanya peran guru. Peran guru sesuai kurikulum 2013 adalah melakukan pembelajaran aktif yang berpusat pada siswa. Hal yang dapat dilakukan antara lain mengenali dan mengakomodasi modalitas belajar yang berbeda, mendengarkan dan menghormati karakteristik siswa, mendorong dan memfasilitasi siswa dalam mengambil keputusan, mengatasi masalah dengan mengajukan pertanyaan terbuka untuk membantu siswa sampai pada kesimpulan atau pemecahan masalah. Apabila semua komponen telah berjalan dengan baik maka motivasi 2

belajar akan memberikan pengaruh pada hasil belajar. Hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Jadi kaitan motivasi belajar terhadap hasil belajar yakni motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dalam pencapaian hasil belajar (Sardiman, 2008). Selain itu, siswa yang termotivasi akan perolehan hasil belajar yang tinggi akan menetapkan tujuan dengan standar keberhasilan dan kesempurnaan yang tinggi, namun bersifat realistis (Wade dan Carol, 2007). Sehingga dapat dipastikan jika seorang siswa mempunyai motivasi yang baik maka ia akan memperoleh peluang yang cukup besar dalam memperoleh hasil belajar maksimal dibandingkan dengan siswa yang mempunyai motivasi yang kurang baik. Berdasarkan penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa motivasi penilaian K- 13 memberikan pengaruh dan meningkatkan hasil belajar IPS siswa. Oleh karena itu dengan penerapan kurikulum yang baik akan menghasilkan output hasil belajar yang baik pula. Berdasarkan latar belakang tersebut maka dilakukanlah penelitian Pengaruh Motivasi Penilaian K-13 terhadap Hasil Belajar IPS Siswa di SMP Nasional Kota Malang, dengan rumusan masalah apakah motivasi penilaian K-13 dapat berpengaruh terhadap hasil belajar?. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah kelas VIII SMP Nasional tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 121. Teknik sampling menggunakan proportional random sampling, bahwa sampel diambil 30% dari 121 yaitu 36 siswa. Instrumen penelitiannya mengunakan angket, dimana untuk memperoleh data yang baik dan benar maka penggunaan instrumen harus diujicobakan terlebih dahulu. Teknik pengumpulan data yang digunakan antara lain: teknik angket dan teknik dokumentasi. Pengujian hipotesis menggunakan regresi linear sederhana. Adapun tingkat signifikasi yang digunakan yaitu 5%. Penghitungan analisis data menggunakan program SPSS 16. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengelompokan skor motivasi belajar menggunakan acuan skor akhir 80-100; sangat termotivasi, 60-79; termotivasi, 40-59; cukup termotivasi, 20-39; kurang termotivasi, dan 0-19; tidak termotivasi. Tabel 1. Rata-rata Skor Motivasi Penilaian K-13 Motivasi Penilaian Kategori Hasil Belajar K-13 71 Sangat Termotivasi 70 Sumber: Hasil Penelitian Hasil analisis uji linear sederhana menunjukkan bahwa motivasi penilaian K-13 diperoleh hp1-level 0,343 lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti Ho diterima dan H 1 ditolak sehingga tidak ada pengaruh yang signifikan antara 3

motivasi penilaian K-13 terhadap motivasi belajar. Berdasarkan hasil angket yang telah diisi siswa di SMP Nasional Malang dapat dikatakan bahwa siswa sangat termotivasi terhadap strategi penilaian K-13. Namun komposisi siswa yang termotivasi dengan siswa yang cukup termotivasi lebih banyak siswa yang cukup termotivasi yakni sebanyak 27 siswa dan yang termotivasi hanya 9 siswa. Hal inilah yang menjadi salah satu faktor mengapa dalam analisis data tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi penilaian K- 13 terhadap belajar siswa. Hasil penelitian Nasrullah dan Susanto (2015) menunjukkan bahwa sekolah yang menerapkan efektifitas kurikulum 2013 cenderung menumbuhkan semangat motivasi siswa untuk belajar lebih baik. Sedangkan Sadriani (2013) dengan hasil penelitiannya memaparkan bahwa pembelajaran yang dilakukan dengan pendekatan saintifik dapat memotivasi belajar siswa hingga mencapai rata-rata 3,18 (baik) dan persentase keterlaksanaan mencapai 75.50% atau dikategorikan terlaksana dengan baik. Sementara penelitian ini dilakukan di SMP Nasional Malang dimana SMP tersebut telah menerapkan kurikulum 2013 tetapi kenyataannya dari hasil penelitian terhadap beberapa sampel siswa menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh antara motivasi penilaian K- 13 dengan motivasi belajar siswa. Menurut hasil angket yang telah diperoleh, penerapan kurikulum 2013 sekolah kurang memberikan pengaruh terutama pada peningkatan motivasi dan belajar siswa. Hal ini diduga karena penerapan baik K-13 kurang diterapkan secara maksimal. Mulyoto (2013) menjelaskan bahwa beberapa kekurangan yang terdapat pada kurikulum 2013 adalah sebagai berikut: (a) guru banyak salah paham, karena beranggapan dengan kurikulum 2013 guru tidak perlu menjelaskan materi kepada siswa di kelas, padahal banyak mata pelajaran yang harus tetap ada penjelasan dari guru; (b) banyak guru-guru yang belum siap secara mental dengan kurikulum 2013; (c) kurangnya pemahaman guru dengan konsep pendekatan Scientific; (d) kurangnya keterampilan guru merancang RPP; (e) guru tidak banyak yang menguasai penilaian autentik; (f) terlalu banyak materi yang dikuasai siswa; (g) beban belajar siswa dan termasuk guru terlalu berat, sehingga waktu belajar di sekolah terlalu lama. Sejalan dengan pernyataan tersebut artinya dibutuhkan usaha yang lebih dari semua pihak sekolah guna meningkatkan motivasi belajar siswa terutama berkaitan dengan proses pembelajaran. Diketahui bahwa proses pembelajaran berperan penting dalam meningkatkan motivasi belajar siswa karena akan menciptakan pengalaman yang bermakna. Pengalaman bermakna ini didapatkan dalam proses pelaksanaan pembelajaran yang meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Proses pembelajaran dalam kurikulum 2013 ini mendorong siswa untuk melakukan kegiatan setiap harinya, baik secara kelompok maupun individu. Oleh karena itu siswa akan termotivasi untuk belajar dan terus belajar untuk menyelesaikan tugas yang diberikan. Dorongan untuk belajar itulah yang akan menimbulkan motivasi belajar pada diri siswa. Kuat atau tidaknya dorongan pada diri siswa untuk belajar akan mempengaruhi hasil belajarnya. Motivasi belajar berperan penting dalam kestabilan siswa untuk belajar, 4

serta memperjelas tujuan siswa dalam belajar. Setiap siswa memiliki tingkat motivasi yang berbeda. Siswa yang memiliki motivasi yang kuat menurut Sardiman (2008) dapat dilihat dari ciriciri sebagai berikut: (1) Tekun dalam mengerjakan tugas, (2) ulet dalam menghadapi kesulitan, (3) menunjukkan minat terhadap permasalahan sekitar, (4) lebih senang bekerja mandiri, dan (5) ulet dalam memecahkan masalah. Selain penjelasan di atas, pembelajaran yang melibatkan siswa secara total dengan menggunakan kompetensi dalam tiap diri siswa merupakan pembelajaran yang mampu memberikan motivasi belajar yang optimal kepada siswa. Siswa yang termotivasi belajar memiliki kreativitas yang tinggi untuk mencapai hasil belajar yang optimal. Selama pembelajaran berlangsung, siswa berupaya untuk mengungkapkan ide atau gagasan yang beragam, dengan berbagai sudut pandang masingmasing, berdasarkan pengalamannya masing-masing, dalam berinteraksi baik dengan temannya maupun dengan guru. Siswapun harus mencoba memunculkan sikap-sikap positif dalam pembelajaran dengan cara melibatkan diri secara total sebagai pihak yang aktif dan memiliki peran utama dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan belajar di sekolah harus dilakukan siswa tanpa beban, tidak mendapat tekanan dari pihak manapun, dan dapat terlaksana karena adanya peran guru menjadi motivator yang baik dan senantiasa memberikan arahan serta umpan balik terhadap hal-hal yang belum dipahami oleh siswa. Pembelajaran melibatkan siswa pada hal-hal yang konkrit dan nyata menjadikan suasana belajar menyenangkan bagi siswa. Penyebab tidak berpengaruhnya motivasi penilaian K-13 terhadap hasil belajar diduga karena kurikulum K-13 menerapkan strategi penilaian autentik yakni pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar siswa untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Penilaian autentik merupakan proses asesmen yang melibatkan beberapa bentuk pengukuran kinerja yang mencerminkan belajar siswa, prestasi, motivasi, dan sikap yang sesuai dengan materi pembelajaran. Penilaian K-13 mengembangkan ranah pengetahuan, sikap, dan keterampilan berdasarkan pemahaman yang akan membentuk kompetensi individual. Ketiga ranah tersebut sering disebut sebagai pendekatan Scientific dengan langkahlangkah yang dilakukan secara ilmiah yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaring memungkinkan siswa dapat mengembangkan kemampuan penalaran dan komunikasi. Selain ditinjau dari segi kurikulum, kondisi sekolah baik guru, siswa dan berbagai fasilitas di dalamnya juga berpengaruh terhadap pencapaian hasil belajar. SMP Nasional Malang dan SMP Budi Mulia Pakisaji merupakan sekolah dengan kualitas yang sama. Kemampuan guru dalam menyampaikan materi sesuai dengan pelaksanaan kurikulum masing-masing, kemampuan siswa dalam memahami materi, serta fasilitas yang mendukung antara kedua sekolah tidak ada perbedaan. Artinya walaupun dengan kurikulum yang berbeda tetapi tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar antara kedua sekolah. 5

Apapun bentuk kurikulum yang diterapkan pada suatu sekolah pasti memiliki tujuan yang sama yakni untuk meningkatkan kualitas pendidikan terutama bagi siswa kedepannya. Semua itu tergantung pada bagaimana cara menerapkan kurikulum sesuai dengan yang diharapkan, mendidik siswa sesuai dengan ketentuan yang terdapat pada kurikulum serta kemampuan guru dalam menyampaikan pembelajaran. Apabila beberapa hal tersebut telah terlaksana dengan baik maka penerapan K-13 maupun KTSP akan memberikan dampak yang maksimal bagi pendidikan terutama dalam meningkatkan pengetahuan siswa. KESIMPULAN Kesimpulan Motivasi penilaian K-13 tidak berpengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa. Saran a. Bagi guru, perlu menggunakan model pembelajaran yang terintegrasi dengan Kurikulum 2013 sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. b. Bagi peneliti lain, perlu adanya penelitian lanjutan untuk mengetahui pengaruh motivasi penilaian K-13 terhadap variabel yang berbeda dan dilakukan pada sampel lain. DAFTAR PUSTAKA Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Mudjiman, H. 2008. Belajar Mandiri. Surakarta: UNS Press. Mulyoto. 2013. Strategi Pembelajaran di Era Kurikulum 2013. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher. Nasrullah, Hamid & Arif Susanto. Efektivitas Penerapan Kurikulum 2013 terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik kendaraan Ringan SMK Ma arif 1 Kebumen. Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif_Universitas Muhammadiyah Purworejo. Vol.05/No.01/Januari 2015. ISSN: 2303-3738. Sadriani. 2013. Pengaruh Pendekatan Saintifik Terhadap Motivasi Belajar Sains Pada Siswa Kelas IV SD Inpres 1 Sidondo, 6(3). Sardiman, A.M. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Slameto. 2013. Belajar dan Faktorfaktor yang Mempengaruhi. Jakarta: PT Rineka Cipta. Wade, Carole & Carol, Tavris. 2007. Psikologi, Edisi ke-9 Jilid 2. Jakarta: Erlangga. 6