PANDANGAN AL-SHAWKÂNÎ TERHADAP MASLAHAH MURSALAH (Kajian Kitab Irshâd al-fuhûl Ilâ Tahqîq Al-Haqq Min Ilm Al-Usûl) SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi sebagian syarat-syarat guna memperoleh gelar sarjana Program Strata Satu (S-1) pada jurusan Syariah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Ponorogo Oleh : CHOTIMATUL MUSTOFA NIM : 241022009 Pembimbing 1 DR. H. ABDUL MUN IM, M.Ag Pembimbing 2 MIFTAHUL HUDA, M.Ag Program Studi Ahwalus Syahsiyah JURUSAN SYARIAH STAIN PONOROGO 2009 i
NOTA PEMBIMBING Ponorogo, 28, Maret 2009 Hal Kepada : Persetujuan Munaqasah Skripsi : Yth. Bapak Ketua Jurusan Syari ah STAIN Ponorogo Assalamu alaikum Wr. Wb. Setelah secara cermat kami baca/teliti kembali, dan telah diadakan perbaikan / penyempurnaan sesuai petunjuk dan arahan kami, maka kami berpendapat bahwa skripsi saudara : Nama : Chotimatul Mustofa NIM : 241022009 Jurusan : Ahwalus Syahsiyah Judul : Pandangan al-shawkânî terhadap Maslahah Mursalah (kajian kitab Irshâd al-fuhûl Ila Tahqîq al-haqq Min Ilm al-usûl) Telah memnuhi syarat untuk diajukan dalam sidang ujian Munaqasah Skripsi Fakultas Syari ah STAIN Ponorogo. Untuk itu kami ikut mengharap agar dapat segera di-munaqasahkan. Atas perhatian Bapak, kami sampaikan terima kasih. Wassalamu alaikum Wr. Wb. Pembimbing 1 Pembimbing 2 DR. H Abdul Mun im M.Ag Miftahul Huda M.Ag. NIP. 150 267 266 NIP. 150 321 630 ii
DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) PONOROGO PENGESAHAN Skripsi ini telah dipertahankan pada sidang Munaqosah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Ponorogo: Hari : Rabu Tanggal : 20 Mei 2009 Dan telah diterima sebagai bagian dari tugas dan persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana dan Ilmu Syariah pada: Hari : Rabu Tanggal : 27 Mei 2009 Ponorogo, 27 Mei 2009 Mengesahkan Ketua, Drs. H.A Rodli Makmum M.Ag NIP. 150 237 630 Tim Penguji 1.Ketua Sidang : Agus Purnomo, M.Ag ( ) 2.Sekretaris Sidang : A. Junaidi, M.HI ( ) 3.Penguji I : Drs. Saifullah, M.Ag ( ) 4.Penguji II : DR. H Abdul Mun im, M.Ag ( ) iii
MOTTO تصرف الامام على بالمصلحة منوط الرعية Kebijakan pemimpin atas rakyat itu didasarkan pada maslahah 1 2000), 95. 1 Jaih Mubarok, Kaidah Fiqh Sejarah Dan Kaidah Asasi (Jakarta: Raja Grafindo Persada, iv
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i NOTA PEMBIMBING... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii MOTTO... iv PERSEMBAHAN... v KATA PENGANTAR... vi TRANSLITERASI... viii DAFTAR ISI... x ABSTRAKSI... xiii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Penegasan Istilah... 4 C. Rumusan Masalah... 5 D. Tujuan Penelitian... 5 E. Kegunaan Penelitian... 5 F. Metode Penelitian... 6 1. Jenis Penelitian... 6 2. Data Penelitian... 7 3. Sumber Data... 7 G. Telaah Pustaka... 9 H. Sistematika Pembahasan... 9 v
BAB II MASLAHAH MURSALAH SEBAGAI METODE PENETAPAN HUKUM A. Pengertian Maslahah... 12 1. Maslahah menurut al-ghazali... 19 2. Maslahah menurut al-shâtibî... 21 B. Pembagian maslahah dalam pandangan para ahli usûl... 22 C. Maslahah Mursalah menurut al-ghazâlî dan al-shâtibî... 30 1. Pengertian maslahah mursalah... 30 2. Batasan-batasan maslahah mursalah... 34 3. Kedudukan maslahah mursalah dalam metode penetapan hukum... 37 BAB III PANDANGAN AL-SHAWKÂNÎ TERHADAP MASLAHAH MURSALAH A. Biografi Muhammad Ibn Ali Ibn Muhammad Al- Shawkânî... 42 1. Nasab dan Tempat Kelahirannya... 42 2. Riwayat Pendidikannya... 43 3. Aqidah dan Aliran Madhhabnya... 44 B. Maslahah Dan Maslahah Mursalah Dalam Kitab Irshâd al-fuhul Ilâ Tahqîq al-haqq Min Ilm al-usûl... 46 1. Pengertian maslahah... 48 2. Maslahah dan Maslahah Mursalah dalam Bab Qiyas... 53 C. Kedudukan maslahah mursalah dalam metode penetapan hukum... 67 vi
BAB IV PANDANGAN AL-SHAWKÂNÎ TERHADAP MASLAHAH MURSALAH DAN RELEVANSINYA DENGAN HUKUM ISLAM DI INDONESIA A. Maslahah Mursalah sebagai Salah Satu Metode Ijtihad... 69 B. Maslahah Mursalah al-shawkânî dan Hukum Islam di Indonesia... 71 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan... 79 B. Saran-saran... 79 C. Penutup... 80 DAFTAR PUSTAKA... 81 vii
ABSTRAKSI Pandangan Al-Shawkânî terhadap Maslahah Mursalah (kajian Kitab Irshâd al- Fuhûl ilâ Tahqîq al-haqq Min llm al-usûl). Chotimatul Mustofa, 241022009, Syari ah, Program Studi Ahwalus Syahsiyah, STAIN Ponorogo, 2009. Seiring dengan berkembangnya persoalan yang terjadi di kalangan umat Islam, semakin banyaklah persoalan yang belum diperoleh ketentuan hukumnya dalam al- Qur an maupun al-sunnah. Hal ini disebabkan karena permasalahan yang menimpa manusia pada saat ini belum pernah terjadi pada masa sebelumnya, khususnya pada masa Rasulullah SAW. Bertolak dari hal inilah maka para pakar hukum Islam berusaha keras untuk mencari penyelesaian dari permasalahan yang dihadapi oleh umat Islam pada khususnya. Salah satu upaya yang ditempuh untuk bisa menyelesaikan permasalahan ini adalah dengan ijtihâd untuk dapat menemukan hukum baru yang relevan dengan keadaan umat pada masa sekarang. Salah satu metode ijtihad yang digunakan adalah maslahah mursalah. Hanya saja dalam kedudukannya sebagai dasar untuk menentukan hukum, tidak semua ulama bisa menerima konsep tersebut sebagai dalil dalam menetapkan hukum Islam. Di antara para ulama yang tidak bisa menerima maslahah mursalah sebagai dasar untuk mengambil kesimpulan hukum adalah al-shawkânî, seorang ulama dari golongan Shî ah, yang gaya pemahamannya terhadap al-qur an dirasa lebih ketat karena tidak bisa menerima adanya ta wîl. Adapun rumusan masalah dalam skripsi ini adalah: Bagaimana pandangan al- Shawkânî terhadap maslahah mursalah baik mengenai pengertian, kedudukan, dan kehujjahannya sebagai dalil hukum, dan bagaimana pula penerapan maslahah mursalah al-shawkânî dengan hukum Islam di Indonesia. Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (Library Research) dengan menggunakan metode analisis deskriptif. Dengan metode ini, penulis mencoba untuk menganalisa data-data dan memaparkan dalam bentuk deskripsi. Penelitian ini menyimpulkan jawaban dari rumusan masalah di atas bahwa maslahah mursalah menurut al-shawkânî adalah maslahah yang tidak mempunyai kesaksian shara, dan dapat digunakan sebagai dasar dalam menentukan hukum dengan syarat darûrî, qat î, kulli yang berlaku untuk semua umat manusia tanpa kecuali, dan harus dipertimbangkan melalui munâsabah untuk mencari dalil al-qur an yang sesuai dengan maslahah itu. viii