BAB V PEMBAHASAN. Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap 270 sampel di wilayah usaha



dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada pemakaian air di Wilayah Usaha PAM PT. TB

Jurnal Spektran Vol.3, No.1, Januari 2015

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan berbagai macam kebutuhan dasar manusia (basic human

PROFIL PARIWISATA. Tabel Kawasan Pariwisata Di Kabupaten Badung. Kuta Selatan. Kuta Selatan. Kuta Selatan. Kuta Selatan. Kuta Selatan.

BAB IV DASAR PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB III PENENTUAN KEBUTUHAN AIR MINUM

Wedding Chapel di Kuta Selatan BAB I PENDAHULUAN

BAB IV PENENTUAN KEBUTUHAN AIR MINUM DI WILAYAH PERENCANAAN

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pelayanan publik yang dilaksanakan oleh aparatur

PROFIL KABUPATEN / KOTA

BAB 4 POLA KONSUMSI AIR BERSIH RUMAH TANGGA DI KELURAHAN SETIAMANAH

Luas Wilayah Provinsi DKI Jakarta

BAB II KAJIAN PUSTAKA. merupakan suatu tindakan yang langsung dalam mendapatkan, mengkonsumsi

PROFIL KABUPATEN / KOTA

STRATEGI PDAM KOTA TOMOHON DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN AIR BERSIH

PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH KELURAHAN KAYAWU KOTA TOMOHON

ANALISA KEMAMPUAN DAN KEMAUAN MASYARAKAT BERLANGGANAN AIR BERSIH (Studi Kasus: SPAM Brondong-Paciran Kabupaten Lamongan )

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari pulau

BAB I PENDAHULUAN. Bali adalah salah satu propinsi di Indonesia dengan luas wilayah keseluruhan 5.686

KAJIAN KEMAMPUAN DAN KEMAUAN MASYARAKAT KOTA LUBUK BASUNG DALAM MENDAPATKAN PELAYANAN AIR BERSIH

Kata Kunci : IPA Penet, Daerah Layanan, Jaringan Distribusi Utama, Suplesi dan software WaterNet

LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI HOTEL DI MALANG

STUDI SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI PULAU BARRANG LOMPO KECAMATAN UJUNG TANAH KOTA MAKASSAR

ABSTRAK. Kata kunci: Waduk Muara Nusa Dua, Pola Operasi, Debit Andalan, Kebutuhan air baku, Simulasi

PROFIL KABUPATEN / KOTA

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Evaluasi Pajak Pengambilan dan Pemanfataan Air Permukaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor-faktor yang..., Muhammad Fauzi, FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI KEBUTUHAN AIR PERKOTAAN BANJARMASIN SEBAGAI IBUKOTA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. internet kita bisa melakukan bisnis secara online, mencari berbagai informasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI HOTEL DI BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. mampu menghasilkan devisa negara dengan mendatangkan wisatawan domestik

BAB III PENENTUAN KEBUTUHAN AIR MINUM

BAB I PENDAHULUAN. standar hidup serta menstimulasikan sektor-sektor produktif lainnya (Pendit,

STUDI JARINGAN AIR BERSIH PDAM DI KECAMATAN PONTIANAK TENGGARA

LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI HOTEL DI BEKASI

PROFIL KABUPATEN / KOTA

UCAPAN TERIMA KASIH. Denpasar, 28 Oktober Penulis. 5. Seluruh rekan dan keluarga yang telah memberikan dorongan semangat

BAB III ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA MELAWI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2011

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Masalah Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian 7

BAB II LANDASAN TEORI. mengukur kepuasan pelanggan, yaitu sebagai berikut :

Tabel IV.1 Guna Lahan Perumahan Dan Proyeksi Jumlah Penduduk

PENGELOLAAN SISTEM PIPA TRANSMISI DAN DISTRIBUSI PDAM DUA SUDARA KOTA BITUNG UNTUK MELANJUTKAN PELAYANAN


PROFIL KABUPATEN / KOTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V ANALISIS KEBUTUHAN AIR BERSIH

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN WALIKOTA DENPASAR NOMOR 38 TAHUN 2010 TENTANG

PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH UNTUK ZONA PELAYANAN IPA PILOLODAA KOTA GORONTALO

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI MARET 2012

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

sedangkan untuk kategori usia tenaga kerja yang dimulai dari usia tahun

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI 2011

INFRASTRUKTUR AIR MINUM BERKELANJUTAN

VII. ESTIMASI NILAI KERUGIAN EKONOMI PENDUDUK AKIBAT PENCEMARAN AIR TANAH. air tanah dengan sumber air bersih lainnya yakni air PDAM.

IDENTIFIKASI TINGKAT KEKUMUHAN DAN POLA PENANGANAN YANG TEPAT DI KAWASAN KUMUH KELURAHAN TANJUNG KETAPANG TAHUN 2016

ANALISIS PERUBAHAN PEMAKAIAN AIR MINUM SEBELUM DAN SETELAH KENAIKAN TARIF PDAM KABUPATEN JEMBRANA (STUDI KASUS : KECAMATAN NEGARA)

ANALISA SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH DESA TUGU KECAMATAN MANTUP KABUPATEN LAMONGAN

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JANUARI 2015

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup dan budaya bangsa, memperkokoh persatuan dan kesatuan

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI 2015

PERENCANAAN PENINGKATAN PELAYANAN AIR BERSIH DI KECAMATAN TANJUNGPANADN KEBUPATEN BELITUNG

PROFIL KABUPATEN / KOTA

ANALISIS KEBUTUHAN AIR BAKU PADA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DI WILAYAH KECAMATAN KUTA DAN KUTA SELATAN

PROFIL KABUPATEN / KOTA

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. ketersediaan air dengan tingkat pemenuhan yang dapat ditelorir di daerah yang

KAJIAN ALTERNATIF PENYEDIAAN AIR BAKU UNTUK PENGEMBANGAN BUDIDAYA PERIKANAN DESA PAMOTAN KECAMATAN DAMPIT KABUPATEN MALANG

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JANUARI 2016

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PENGEMBANGAN SISTIM PELAYANAN AIR BERSIH

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI NOVEMBER 2015

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi energi listrik hal ini juga terjadi di Bali. Data dari Pembangkit Listrik

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI APRIL 2015

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN TEMUKAN PEMBOROSAN AIR BERSIH SENILAI Rp791 MILIAR

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI APRIL 2014

PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BERSIH BAGI MASYARAKAT DI PERUMNAS PUCANGGADING TUGAS AKHIR

BUPATI BARITO UTARA PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 2 TAHUN 2010

PROFIL KABUPATEN / KOTA

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 50 Tahun 2017 Seri E Nomor 41 PERATURAN WALI KOTA BOGOR NOMOR 50 TAHUN 2017 TENTANG

RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KOTA BALIKPAPAN


PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2015

BERITA DAERAH KOTA BOGOR

PENENTUAN TARIF AIR MINUM PDAM KOTA KUALA KAPUAS

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI PEBRUARI 2010

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI DESEMBER 2015

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH

ANALISIS KEBUTUHAN AIR BERSIH DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR SUMATERA SELATAN

II. TINJAUAN PUSTAKA Pemasaran

Transkripsi:

69 BAB V PEMBAHASAN 5.1 Pemakaian Air Bersih 5.1.1 Pemakaian Air Untuk Domestik Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap sampel di wilayah usaha PAM PT. TB, menunjukkan bahwa pemakaian air bersih berkaitan erat dengan tingkat kesejahteraan masyarakat. Semakin besar pendapatan mempunyai kecenderungan pemakaian air semakin tinggi. Perbedaan karakteristik wilayah di Badung selatan di wilayah usaha PAM PT. TB dalam pemakaian air domestik sangat berpengaruh. Besarnya pendapatan, rata-rata jumlah KK tiap sambungan dan pemakaian air bersih di wilayah pelayanan PAM PT. TB dapat dilihat pada Tabel 5.1 dan Tabel 5.2, serta Gambar 5.1 dan Gambar 5.2. Tabel 5.1 Penghasilan, rasio KK dan Pemakaian Air Rata-rata di Wilayah Pelayanan PAM PT. Tirtaartha Buanamulia Kecamatan Kuta No. Desa/Kel. Penghasilan Rata-Rata (Rp/RT/bln) Anggota Keluarga dalam satu sambungan PAM Rata-Rata Pemakaian Air (lt/org/hr) 1 Kedonganan 3.886.667 4,33 215,74 2 Tuban 5.305.405 3,68 257,13 3 Kuta 6.391.892 4,00 257,59 Rata-rata 5.194.655 4,00 243,49 Sumber : Hasil Data yang Diolah Standar Pemakaian Air Ditjen Cipta Karya (ltr/org/hr) 190

70 Dari Tabel 5.1 memperlihatkan besarnya penghasilan rata-rata di sebagian Kecamatan Kuta yang merupakan wilayah usaha PAM PT. TB, dengan penghasilan rata-rata adalah sebesar Rp. 5.194.655,-/RT/bulan. Besarnya anggota keluarga yang memanfaatkan air setiap satu sambungan PAM PT. TB adalah 4,00 orang. Pemakaian air rata-rata di wilayah usaha PAM PT. TB adalah sebesar 243,49 liter/orang/hari. Tabel 5.2 Penghasilan, prosentase KK dan Pemakaian Air Rata-rata di Wilayah Pelayanan PAM PT. Tirtaartha Buanamulia Kecamatan Kuta Selatan No. Desa/Kel. Penghasilan Rata-Rata (Rp/RT/bln) Anggota Keluarga dalam satu sambungan PAM Rata-Rata Pemakaian Air (lt/org/hr) 1 Pecatu 2.388.235 4,41 65,69 2 Ungasan 5.725.000 4,04 220,87 3 Kutuh 2.828.571 4,07 60,67 4 Benoa 5.217.073 3,85 208,32 5 Tj. Benoa 6.464.286 3,93 279,48 6 Jimbaran 3.133.803 3,87 173,04 Rata-rata 4.292.828 4,03 220,43 Sumber : Hasil Data yang Diolah Standar Pemakaian Air Ditjen Cipta Karya (ltr/org/hr) 190 Dari Tabel 5.2 memperlihatkan besarnya penghasilan rata-rata di Kecamatan Kuta Selatan yang merupakan wilayah usaha PAM PT. TB dengan penghasilan rata-rata adalah sebesar Rp. 4.292.828,-/RT/bulan. Besarnya anggota keluarga yang memanfaatkan air setiap satu sambungan PAM PT. TB adalah 4,03 orang. Pemakaian air rata-rata di wilayah usaha PAM PT. TB di luar Desa Pecatu dan Desa Kutuh adalah sebesar 220,43 liter/orang/hari. Desa Pecatu

71 7000000 6391892 6464286 6000000 5725000 5305405 5217073 5000000 3886667 4000000 3133803 2828571 3000000 2388235 2000000 Penghasilan (Rp.) 1000000 0 Gambar 5.1 Grafik Penghasilan Rata-rata/bulan di Wilayah Usaha PAM PT. TB 300 250 200 215,74 257,13257,59 220,87 208,32 279,48 173,04 150 100 65,69 60,67 Pemakaian Air (liter/orang/hari) 50 0 Gambar 5.2 Grafik Pemakaian Air Rata-rata (org/ltr/hr) di Wilayah Usaha PAM PT. TB

72 dan Desa Kutuh tidak dimasukkan dalam pemakaian rata-rata, karena kondisi di kedua desa tersebut tidak mendapatkan air secara kontinyu selama 24 jam, sehingga pemakaian air di kedua desa tidak bisa dihitung secara riil, karena air yang mereka manfaatkan selama ini membeli dari mobil-mobil tangki. Besarnya pemakaian air di semua wilayah usaha PAM PT. TB sangat variatif, yaitu berkisar dari 60,67 liter/orang/hari sampai penggunaan air yang paling boros mencapai 257,59 liter/orang/hari. Untuk memprediksi kebutuhan sebenarnya untuk pemakaian air domestik di wilayah usaha memang agak sulit, karena hampir semua wilayah usaha terdapat sumur, baik sumur gali maupun sumur bor yang juga lebih sering dimanfaatkan oleh masyarakat di wilayah usaha PAM PT. TB untuk kebutuhan sehari-hari walaupun mereka sudah mendapatkan air PAM dari PT. TB, sedangkan untuk dua wilayah usaha yaitu Desa Pecatu dan Desa Kutuh debit air yang mengalir sering mati dan tingkat kontinuitas pelayanan tidak mencapai 24 jam karena air mengalir di wilayah tersebut digilir setiap tiga hari sekali dan justru sering mati dan kalaupun mengalir tekanan airnya sangat kecil, sehingga konsumen PAM PT. TB dalam memenuhi kebutuhannya akan air bersih dengan membeli lewat mobil tangki yang airnya diambilkan dari sumber air di reservoar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa asumsi pemakaian air domestik di wilayah usaha PAM PT. TB sebesar 190 liter/orang/hari yang mengacu pada ketetapan Ditjen Cipta Karya (2000), jauh lebih kecil dari pemakaian yang sebenarnya, yang ada saat ini di wilayah usaha PAM PT. TB yang terletak di sebagian Kecamatan Kuta adalah sebesar 243,49 liter/orang/hari, demikian pula

73 pemakaian air untuk wilayah Kecamatan Kuta Selatan di luar Desa Pecatu dan Desa Kutuh sebesar 220,43 liter/orang/hari. Namun apabila dilihat dari kebutuhan di masing-masing desa/kelurahan, seperti di sebagian Kecamatan Kuta (Kedonganan, Tuban dan Kuta) yang pemakaian airnya berkisar antar 215,74 257,59 liter/orang/hari dan juga untuk Kecamatan Kuta Selatan khususnya di Desa Ungasan pemakaian airnya sebesar 220,87 liter/orang/hari, Kelurahan Benoa sebesar 208,32 liter/orang/hari dan yang paling ekstrim pemakaian airnya adalah di Desa Tanjung Benoa, yaitu sebesar 279,48 liter/orang/hari yang ternyata jauh melebihi standar yang telah ditetapkan oleh Ditjen Cipta Karya (2000), yaitu sebesar 190 liter/orang/hari. Dari hasil analisa dan perhitungan ternyata semakin besar penghasilan dari masyarakat, maka kecenderungan akan kebutuhan air akan meningkat pula seperti yang terlihat pada Tabel 5.1 dan Tabel 5.2 di atas. 5.1.2 Pemakaian Air Pada Hidran Umum Pada sebagian masyarakat yang lain yang tidak menjadi pelanggan PAM PT. TB, kebutuhan air bersihnya dipenuhi dari sumur gali, sumur bor, air tangki dan lain sebagainya. Data yang diperoleh dari PAM PT. TB menunjukkan saat ini di wilayah usaha PAM PT. TB terdapat tiga puluh satu hidran umum, yang digunakan untuk mobil pemadam kebakaran yang tanpa memakai water meter, sehingga sangat sulit memperkirakan pemakaian rata-rata hidran umum dalam satu bulan. Hidran untuk kepentingan umum, dan hanya untuk pemadam kebakaran yang ada di wilayah usaha PAM PT. TB berjumlah tiga puluh satu buah, tiga buah

74 yang berlokasi di Desa Jimbaran termasuk yang di depan kantor PAM PT. TB dan 28 buah tersebar di Kecamatan Kuta (Kedonganan, Tuban dan Kuta). 5.1.3 Pemakaian Air Untuk Non Domestik a. Pemakaian Air Untuk Akomodasi Wisata Kebutuhan air untuk akomodasi pariwisata berupa hotel dibedakan berdasarkan hotel berbintang dan non bintang (hotel melati dan pondok wisata). Perhitungan kebutuhan air untuk hotel berbintang berdasarkan hasil penelitian rata-rata 726,84 liter/kamar/hari dan hotel non bintang 43,85 liter/kamar/hari, dan hampir di semua hotel baik berbintang maupun non bintang memiliki sumur, yaitu sumur gali dan sumur bor. Kebutuhan air rata-rata untuk hotel berbintang juga sangat jauh dari standar yang ditetapkan oleh Ditjen Cipta Karya (2000), yaitu sebesar 150 liter/kamar/hari, namun untuk hotel non bintang masih dibawah standar. Dalam RDTR (Rencana Detail Tata Ruang) Kecamatan Kuta Utara, Kuta dan Kuta Selatan Kabupaten Badung (2002) mengasumsikan rata-rata pemakaian air untuk hotel berbintang sebesar 1500 liter/kamar/hari dan hotel non bintang 750 liter/kamar/hari. Melihat kebutuhan air untuk hotel berbintang sebenarnya masih berada dibawah asumsi yang dianalisis dalam RDTR Kecamatan, yang mana untuk fasilitas maupun sarana dan prasarana yang digunakan oleh hotel berbintang sudah jelas berstandar internasional, termasuk fasilitas kolam renang didalamnya, sehingga sangat jauh dari standar yang ditetapkan oleh Ditjen Cipta Karya.

75 Tabel 5.3 Pemakaian Air Non Domestik untuk Fasilitas Industri No. Sekolah Pemakaian Air (ltr/org/hr) 1. Hotel Berbintang 23,72 2. Hotel Non Bintang 11,56 3. Restoran/Rumah Makan 2,37 Rata-rata 9,99 Sumber : Hasil Data Yang Diolah Standar Pemakaian Air Ditjen CK (;tr/org/hr) 10 Kebutuhan air untuk keperluan restoran dan rumah makan berdasarkan hasil penelitian sebesar 18,85 liter/seat/hari. Kebutuhan ini masih jauh dari standar yang ditetapkan Ditjen Cipta Karya (2000), yaitu sebesar 100 liter/seat/hari. Kebutuhan air untuk Bandara Ngurah Rai digunakan untuk keperluan katering, pencucian maupun keperluan lainnya. Kebutuhan air bersih untuk bandara 4 m 3 /tahun. b. Pemakaian Air Untuk Sekolah Kebutuhan air untuk fasilitas sekolah didasarkan atas jumlah siswa dan jumlah guru. Pemakaian air untuk fasilitas pendidikan berdasarkan hasil penelitian adalah sebesar 9,99 liter/orang/hari. Penggunaan air untuk kebutuhan air non domestik pada sekolah selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 5.4.

76 Tabel 5.4 Pemakaian Air Non Domestik untuk Fasilitas Pendidikan No. Sekolah Pemakaian Air (ltr/org/hr) 1. Taman Kanak-Kanak (TK) 23,72 2. Sekolah Dasar (SD) 11,56 3. Sekolah Menengah Pertama (SMP) 2,37 4. Sekolah Menengah Atas (SMA) 2,32 5. Perguruan Tinggi 9,98 Rata-rata 9,99 Sumber : Hasil Data Yang Diolah Standar Pemakaian Air Ditjen CK (;tr/org/hr) 10 Pada Tabel 5.4 memperlihatkan pemakaian air untuk tingkat sekolah khususnya TK dan SD melampaui dari standar yang ditetapkan oleh Ditjen Cipta Karya, yaitu sebesar 10 liter/murid/hari, hal ini disebabkan untuk tingkat taman kanak-kanak dan sekolah dasar banyak mempunyai taman atau ruang terbuka hijau yang perlu disiram setiap hari, sehingga kebutuhan air di sekolah di samping digunakan MCK untuk murid dan guru juga dimanfaatkan untuk penyiraman tanaman. c. Pemakaian Air Untuk Kesehatan Pemakaian air non domestik untuk fasilitas kesehatan diambil dari pemakaian air untuk rumah sakit, tempat bersalin dan puskesmas yang memiliki fasilitas rawat inap. Kebutuhan air untuk fasilitas kesehatan berupa rumah sakit, tempat bersalin dan puskesmas dihitung berdasarkan jumlah tempat tidur (bed) yang dimiliki. Dari hasil penelitian kebutuhannya sebesar 562,13 liter/bed/hari.

77 Selengkapnya pemakaian air untuk fasilitas kesehatan dapat dilihat pada Tabel 5.5. Tabel 5.5 Pemakaian Air Non Domestik Untuk Fasiltas Kesehatan No. Fasilitas Kesehatan Pemakaian Air (ltr/bed/hr) 1. Rumah Sakit Kasih Ibu 526,32 2. Rumah Sakit BIMC 444,44 3. Rumah Sakit Surya Husada 444,44 4. Puskesmas Kuta 833,33 Rata-rata 562,13 Sumber : Hasil Data Yang Diolah Standar Pemakaian Air Ditjen CK (ltr/bed/hr) 200 Dari standar yang ditetapkan oleh Ditjen Cipta Karya, (2000) pemakaian air untuk rumah sakit sebesar 200 liter/bed/hari. Tabel 5.5 menunjukkan bahwa rumah sakit dan puskesmas yang ada di wilayah usaha PAM PT. TB lebih besar dari standar yang ada. Hal ini disebabkan oleh wilayah usaha merupakan kawasan pariwisata, sehingga segala jenis pelayanan publik yang ada harus berstandar internasional dengan tingkat kunjungan wisatawan baik asing maupun domestik sangat tinggi di wilayah usaha, sehingga kebutuhan akan air untuk pelayanan kesehatan juga akan semakin meningkat. 5.2 Kinerja PAM PT. Tirtaartha Buanamulia PAM PT. Tirtaartha Buanamulia sebagai sebuah perusahaan yang telah memberikan pelayanan kepada pelanggan di sebagian wilayah Kecamatan Kuta yang meliputi Desa Kedonganan, Kelurahan Tuban dan Kelurahan Kuta serta

78 seluruh wilayah Kecamatan Kuta Selatan yang meliputi Desa Pecatu, Desa Ungasan, Desa Kutuh, Kelurahan Benoa, Desa Tanjung Benoa dan Desa Jimbaran. Semakin tahun seiring dengan penambahan jaringan perpipaan serta peningkatan kapasitas sistem penyediaan air bersih lainnya, maka prosentase pelayanan sampai akhir masa konsesi sudah mencapai 97,81% dari jumah total penduduk di wilayah usaha, dengan jumlah penduduk yang terlayani sebanyak 103.308 jiwa dan jumlah pelanggan sejumlah 25.827 pelanggan. Jumlah karyawan yang ada di PAM PT. TB sejumlah 122 orang, untuk teknik 79 orang dan non teknik 43 orang. Untuk saat ini prosentase karyawan yang berlatar belakang teknik sudah mencapai 64,76% dari total karyawan yang ada. Jadi sudah melebihi dari persyaratan yang ada, dimana dari Konsep Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Bidang Air Minum yang dikeluarkan oleh Ditjen Tata Perkotaan dan Tata Pedesaan Departemen Pekerjaan Umum, (2004) dengan mempersyaratkan tenaga teknik minimal 55% sampai dengan 60%. Namun jika ditinjau dari rasio jumlah karyawan terhadap jumlah pelanggan di wilayah usaha PAM PT. TB, maka rasio setiap 1000 pelanggan sebanding dengan 5,33 orang karyawan. Jika dibandingkan dengan Standar Pelayanan Bidang Air Minum yang mempersyaratkan rasio karyawan per 1000 pelanggan adalah 10 sampai dengan 12 karyawan, maka PAM PT. TB dalam hal jumlah karyawan sangat efisien.

79 5.2.1 Cakupan Wilayah Pelayanan Cakupan wilayah pelayanan PAM PT. TB secara rata-rata sebesar 97,81% dari total jumlah penduduk di wilayah usaha. Ini menunjukkan bahwa pelayanan air bersih oleh PAM PT. TB telah menyentuh sebagian besar jumlah penduduk di wilayah usaha. 5.2.2 Klasifikasi Pelanggan a. Jumlah Pelanggan Jumlah pelanggan PAM PT. TB sesuai dengan Data PAM PT. TB (2011), berjumlah 103.308 jiwa atau sejumlah 25.827 pelanggan. Jumlah ini akan bertambah terus, semakin meningkatnya kesadaran masyarakat untuk memakai air bersih. Belum terlayani sepenuhnya masyarakat terutama di wilayah kecamatan Kuta Selatan karena kondisi medan yang berbukit, sehingga PAM PT. TB belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat sepenuhnya karena terbentur biaya infrastruktur. b. Klasifikasi Pelanggan Klasifikasi pelanggan sangat penting dilakukan sebagai pedoman dalam menentukan tarif atas air. Dengan terbentuknya klasifikasi pelanggan sehingga diharapkan terjadinya pemerataan pembayaran yang disesuaikan dengan kemampuan pelanggan.

80 5.2.3 Kontinuitas Pelayanan, Kwantitas dan Kwalitas Pelayanan yang diberikan oleh PAM PT. TB adalah selama 24 jam, hal ini telah sesuai dengan Konsep Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Bidang Air Minum Departemen Pekerjaan Umum (2004), yaitu pelayanan selama 24 jam. Pelayanan air selama 24 jam sangat memberikan kepuasan bagi pelanggan di wilayah usaha PAM PT. TB, kecuali di wilayah Desa Pecatu dan Desa Kutuh, Kecamatan Kuta Selatan yang masing belum mampu mengalirkan air selama 24 jam. Hasil survei menyatakan bahwa 73,07% pelanggan merasakan puas atas pelayanan selama 24 jam dan sisanya perlu dipertimbangkan untuk pengembangan infrastruktur untuk lebih dapat memberikan pelayanan yang maksimal. Potensi sumber air masih memungkinkan untuk meningkatkan kwantitas pelayanan, dengan melihat produksi air sampai akhir tahun 2012 sebesar 11.712.337 m 3, sedangkan penjualan baru sebesar 7.953.092 m 3, sehingga ketersediaan air masih ada. Kwalitas air yang disediakan oleh PAM PT. TB untuk memenuhi kebutuhan air di wilayah usaha telah sesuai dengan baku mutu air yang ditetapkan oleh Permenkes No. 429/Menkes/Per/IV/2010, tertanggal 19 April 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum yaitu kualitas air yang ada cocok dipakai sebagai air golongan B, yaitu air baku yang harus direbus terlebih dahulu sebelum di minum.

81 5.2.4 Penentuan Tarif Atas Air Dari hasil analisis yang dilakukan, maka besarnya tarif yang dikenakan dibandingkan dengan penghasilan rata-rata rumah tangga adalah sebesar 5,8% di sebagian Kecamatan Kuta yang merupakan wilayah usaha PAM PT. TB dan 4,95% untuk wilayah usaha di Kecamatan Kuta Selatan. Hal ini telah melebihi standar yang ditetapkan pada Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) No. 23 Tahun 2006 tentang Pedoman Teknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum pada Perusahaan Daerah Air Minum. Pasal 3 ayat 2 Permendagri No. 23 Tahun 2006 menyebutkan bahwa tarif untuk standar kebutuhan pokok air minum harus terjangkau oleh daya beli masyarakat pelanggan yang berpenghasilan sama dengan Upah Minimum Provinsi (UMP), yaitu maksimal 4% dari pendapatan rumah tangga. Melihat prosentase dari pembayaran rekening terhadap penghasilan serta prosentase keuntungan yang ada, maka sudah semestinya PAM PT. TB untuk tidak menaikkan tarif lagi, jika mengacu pada Permendagri No. 23 Tahun 2006 tentang PDAM. 5.2.5 Kebocoran Air Sesuai dengan data yang dikeluarkan oleh PAM PT. TB (2009), kehilangan atau kebocoran air total yang dialami oleh PAM PT. TB sebesar 23%. Jika dibandingkan dengan Standar Pelayanan Bidang Air Minum Departemen Pekerjaan Umum (2004) yang memberikan toleransi kebocoran air sebesar 25%, maka kebocoran air PAM PT. TB masih lebih rendah.

82 5.3. Pelayanan Air Bersih di Wilayah Usaha PAM PT. TB 5.3.1 Kepuasan Pelanggan Secara umum pelayanan air bersih di wilayah usaha PAM PT. TB saat ini telah memuaskan sebagian besar pelanggannya. Kepuasan pelanggan terhadap pelayanan PAM PT. TB dapat dilihat dari minimnya gangguan, kwalitas air yang baik dan bersih dan tekanan air yang sedang. Hal ini dapat dilihat dari prosentase kepuasan rata-rata pelanggan untuk kebutuhan air domestik sebesar 73,07%. Untuk lebih jelasnya prosentase tingkat kepuasan pelanggan di wilayah usaha PAM PT. TB dapat dilihat pada Tabel 5.6 dan Gambar 5.3. Tabel 5.6 Prosentase Kepuasan Pelanggan Air Domestik di Wilayah Usaha PAM PT. Tirtaartha Buanamulia Kepuasan Pelanggan No. Desa/Kelurahan (%) 1. Kedonganan 86,7 2. Tuban 94,6 3. Kuta 89,2 4. Pecatu 47,1 5. Ungasan 75,0 6. Kutuh 14,3 7. Benoa 80,5 8. Tanjung Benoa 85,7 9. Jimbaran 84,5 Rata-rata 73,07 Sumber : Hasil Data yang Diolah

83 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 86,7 94,6 89,2 47,1 75 14,3 80,5 85,7 84,5 Prosentase Kepuasan Pelanggan Gambar 5.3 Grafik Prosentase Kepuasan Pelanggan di Wilayah Usaha PAM PT. TB Kondisi ini menunjukkan bahwa PAM PT. TB mempunyai kinerja yang cukup baik, namun perlu terus ditingkatkan khususnya pada wilayah usaha Desa Pecatu dan Desa Kutuh yang berdasarkan apa yang ditunjukkan pada Tabel 5.6 tingkat kepuasan pelanggan masih sangat rendah yaitu 47,1% di Desa Pecatu dan 14,3% di Desa Kutuh, karena kurang debit air yang mengalir ke wilayah tersebut, sehingga seringkali terjadi pemadaman air bergiliran, dan kalaupun mengalir tekanan airnya sangat kecil sekali, dengan demikian kontinuitas aliran juga sangat berpengaruh besar terhadap tingkat kepuasan pelanggan. Sedangkan kepuasan pada pemakaian untuk kebutuhan air non domestik dapat dilihat pada Tabel 5.7.

84 Tabel 5.7 Prosentase Kepuasan Pelanggan Air Non Domestik di Wilayah Usaha PAM PT. Tirtaartha Buanamulia Kepuasan Pelanggan No. Uraian (%) 1. Pendidikan 100 2. Kesehatan 100 3. Restoran/Rumah Makan 100 4. Hotel Berbintang 100 5. Hotel Non Bintang 100 Sumber : Hasil Data Yang Diolah Dari Tabel 5.7 di atas menunjukkan bahwa prosentase kepuasan pelanggan air non domestik dengan tingkat kepuasan 100%, baik dari kwalitas airnya yang bersih, jarang terjadinya gangguan dan tekanan air dari sedang sampai baik atau kisaran 2 s/d 4 bar. Dari kebersihan air yang disalurkan pada pelanggan, baik pelanggan air domestik maupun non domestik mengakui bahwa kwalitas air yang mengalir ke pelanggan kondisinya baik dan bersih. 5.3.2 Gangguan Aliran PAM PT. TB Mengenai gangguan yang terjadi pada pelayanan PAM PT. TB dalam satu bulan untuk semua pelanggan baik domestik maupun non domestik berkisar antara satu sampai tiga kali gangguan dalam satu bulan. Gangguan yang dimaksud dalam hal ini seperti air macet (kontinuitas aliran yang tidak mengalir selama 24 jam) atau tekanan air yang kecil. Selengkapnya mengenai frekwensi gangguan pelayanan PAM PT. TB dapat dilihat pada Tabel 5.8 dan Tabel 5.9.

85 Tabel 5.8 Prosentase Frekwensi Gangguan Aliran Air Domestik di Wilayah Usaha PAM PT. Tirtaartha Buanamulia No. Desa/Kelurahan satu kali dua kali tiga kali lebih dari tiga kali (%) (%) (%) (%) 1. Desa Kedonganan 100 - - - 2. Kelurahan Tuban 100 - - - 3. Kelurahan Kuta 100 - - - 4. Desa Pecatu 35,3 - - 64,7 5. Desa Ungasan 100 - - - 6. Desa Kutuh 14,3 - - 85,7 7. Kelurahan Benoa 100 - - - 8. Desa Tanjung Benoa 100 - - - 9. Desa Jimbaran 100 - - - Rata-rata 83,29 - - 16,71 Sumber : Hasil Data Yang Diolah Tabel 5.9 Prosentase Frekwensi Gangguan Aliran Air Non Domestik di Wilayah Usaha PAM PT. Tirtaartha Buanamulia No. Uraian satu kali dua kali tiga kali lebih dari tiga kali (%) (%) (%) (%) 1. Pendidikan 100 - - - 2. Kesehatan 100 - - - 3. Restoran/Rumah Makan 100 - - - 4. Hotel Berbintang 100 - - - 5. Hotel Non Bintang 100 - - - Rata-rata 100 - - - Sumber : Data Yang Diolah

86 Dari Tabel 5.8 dan Tabel 5.9 memberikan gambaran frekwensi gangguan aliran PAM PT. TB yang sebagian besar menunjukkan bahwa dalam satu bulan minimal terjadi sekali gangguan. Meskipun rata-rata pelanggan mengalami gangguan aliran air dalam satu bulannya, hal ini tidak mengurangi kepuasan pelanggan atas pelayanan PAM PT. TB. Ini memberikan gambaran meskipun ada gangguan tetapi secara keseluruhan hal tersebut tidak mengganggu aktifitas pelanggan. 5.4. Kesediaan Menerima Kenaikan Tarif Atas Pelayanan Yang Lebih Baik 5.4.1. Kesediaan Menerima Kenaikan Tarif Penelitian menunjukkan bahwa apabila ada jaminan yang lebih baik dalam hal pelayanan dan meningkatkan kepuasan pelanggan, maka 100% pelanggan menyatakan mau membayar kenaikan tarif. Gambaran tentang kesediaan menerima kenaikan tarif atas jaminan pelayanan dan meningkatkan kepuasan pelanggan dapat dilihat pada Tabel 5.10. Tabel 5.10 Prosentase Kesediaan Menerima Kenaikan Tarif Atas Pelayanan Yang Lebih Baik Pelanggan PAM PT. Tirtaartha Buanamulia No. Desa/Kelurahan Kemauan Membayar kenaikan tarif atas pelayanan yang lebih baik Mau Tidak Mau (%) (%) 1. Kedonganan 100-2. Tuban 100-3. Kuta 100-4. Pecatu 100 -

87 No. Desa/Kelurahan Kemauan Membayar kenaikan tarif atas pelayanan yang lebih baik Mau Tidak Mau (%) (%) 5. Ungasan 100-6. Kutuh 100-7. Benoa 100-8. Tanjung Benoa 100-9. Jimbaran 100 - Sumber : Data Yang Diolah Tabel 5.10 menunjukkan bahwa 100% pelanggan setuju dengan kenaikkan tarif 10%, walaupun pada kenyataan yang dilihat pada tabel kepuasan masih sangat kurang di beberapa desa khususnya di kecamatan Kuta Selatan, dan kemungkinan persetujuan tersebut juga disebabkan Pemerintah Kabupaten Badung mengeluarkan kebijakan menaikkan tarif air minum 10% setiap tahunnya untuk semua kelompok pengguna air melalui Perbup. No. 1 Tahun 2012 tentang Tarif Air Minum Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Badung. 5.4.2. Prosentase Kenaikan Tingkat kesejahteraan serta perilaku pemakai air sangat berkaitan dengan kesediaan untuk menerima kenaikan dan besaran kenaikan atas pelayanan yang lebih baik dari PAM PT. TB. Gambaran dari prosentase kenaikan yang disetujui oleh pelanggan PAM PT. TB seperti ditunjukkan pada Tabel 5.11.

88 Tabel 5.11 Prosentase Kenaikan Tarif Yang Disetujui Pelanggan di wilayah usaha PAM PT. Tirtaartha Buanamulia No. Desa/Kelurahan Prosentase Kenaikan Tarif yang disetujui 10% 15% 20% 30% 1. Kedonganan 100 - - - 2. Tuban 100 - - - 3. Kuta 100 - - - 4. Pecatu 100 - - - 5. Ungasan 100 - - - 6. Kutuh 100 - - - 7. Benoa 100 - - - 8. Tanjung Benoa 100 - - - 9. Jimbaran 100 - - - Sumber : Hasil Data Yang Diolah Prosentase kenaikan tarif yang disetujui oleh pelanggan pada kelompok pemakai air domestik menyatakan 100% setuju kisaran kenaikan tarif 10%, dimana sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah Kabupaten Badung melalui Perbup. No. 1 tahun 2012 tentang tarif air minum, yang menyebutkan kenaikan tarif dilakukan setiap tahun sebesar 10%. 5.5. Hubungan Antar Variabel Analisis hubungan antar variabel dengan paket Program SPSS Versi 13 menunjukkan bahwa beberapa variabel mempunyai hubungan yang bermakna dengan variabel lainnya, yaitu peluangnya (P) lebih kecil dari 0,05 atau derajat kepercayaan 5% (P < 0,05). Hubungan ya ng bermakna dalam hal ini bisa

89 memberikan korelasi positif tetapi juga sebaliknya bisa memberikan korelasi yang negatif. Selengkapnya hubungan antara variabel dapat dilihat pada Tabel 5.12 dan Tabel 5.13. Pemakaian Total Tabel 5.12 Hubungan Antar Variabel Pola Pemakaian Air di Wilayah Usaha Pearson Correlation Sig. (2- tailed) N PAM PT. Tirtaartha Buanamulia Pemakaian Total 1 Jumlah Anggota Keluarga 0.546** Penghasilan 0.734** Pembayaran Rekening PAM 1.000** Jumlah Anggota Keluarga Pearson Correlation Sig. (2- tailed) N 0.546** 1 0.289** 0.546** Penghasilan Pearson Correlation Sig. (2- tailed) N 0.743** 0.289** 1 0.734** Pembayaran Rekening PAM Pearson Correlation Sig. (2- tailed) N Sumber : Hasil Analisis 1.000** 0.546** 0.734** 1 Tabel 5.12 menunjukkan bahwa pemakaian air mempunyai hubungan yang bermakna dengan variabel lainnya, seperti jumlah anggota keluarga, penghasilan, rekening PAM dan pembayaran rekening. Jadi berdasarkan hal tersebut diatas, maka pemakaian air mempunyai koefisien korelasi (pearson correlation) positif

90 dengan jumlah anggota keluarga, yaitu 0,546, berarti keeratan korelasinya kuat, yang kisaran koefisien korelasi antara 0,41 sampai dengan 0,70. Semakin banyak anggota keluarga mempunyai kecenderungan pemakaian air yang semakin besar juga. Demikian juga jika dihubungkan dengan penghasilan keluarga yang mempunyai koefisien korelasi (pearson correlation) positif, yaitu 0,734 berarti korelasi memiliki keeratan sangat kuat, yang berada pada kisaran koefisien korelasi antara 0,71 sampai dengan 0,90. Dan semakin besar penghasilan keluarga mempunyai kecenderungan pemakaian air semakin besar. Pemakaian air yang semakin besar akan berpengaruh terhadap pembayaran rekening air yang semakin besar juga. Jika dihubungkan pemakaian air dengan pembayaran rekening yang mempunyai koefisien korelasi (pearson correlation) positif, yaitu 1 berarti korelasi sempurna. Jumlah anggota keluarga akan berpengaruh terhadap variabel lainnya, yaitu semakin besar anggota keluarga berpengaruh terhadap semakin besarnya penghasilan keluarga dan semakin besarnya pembayaran rekening air. Penghasilan keluarga yang semakin besar akan berpengaruh terhadap pemakaian air yang semakin besar serta pembayaran rekening yang semakin besar pula. Nilai p-value pada kolom sig.(2-tailed) semua bernilai 0,000 < 0,05 level of significant (α) berarti semua variabel tersebut yaitu pemakaian air, jumlah anggota keluarga, penghasilan dan pembayaran rekening air saling berkorelasi. Hubungan antar variabel dalam pelayanan air ditunjukkan pada Tabel 5.13.

91 Tabel 5.13 Hubungan Antar Variabel Pelayanan Air di Wilayah Usaha PAM PT. Tirtaartha Buanamulia Gangguan PAM Pearson Correlation Sig. (2- tailed) N Gangguan PAM 1.000 Tekanan Air -0.153** Ketidakpuasan Pelayanan 0.499** Kesediaan Menerima Kenaikkan Tarif -0.111** Tekanan Air Pearson Correlation Sig. (2- tailed) N -0.153** 1.000-0.263** 0.004 0.104** 0.011 Ketidakpuasan Pelayanan Pearson Correlation Sig. (2- tailed) N 0.499** -0.263** 1.000-0.098** Kesediaan Menerima Kenaikkan Tarif Pearson Correlation Sig. (2- tailed) N Sumber : Hasil Analisis -0.111** 0.104* 0.011-0.098** 1.000 1.000 Tabel 5.13 menunjukkan bahwa kepuasan pelanggan berhubungan secara bermakna atau berkorelasi dengan variabel lainnya (P<0,05). Ini berarti bahwa kepuasan sangat dipengaruhi oleh variabel yang diteliti. Semakin besar gangguan PAM mempunyai korelasi positif dengan semakin besarnya ketidakpuasan terhadap pelayanan PAM. Demikian juga dengan semakin besar gangguan yang ada kesediaan masyarakat menerima kenaikkan tarif atas pelayanan yang lebih baik menjadi semakin kecil, demikian juga sebaliknya. Gangguan terhadap PAM mempunyai korelasi negatif dengan tekanan air, artinya semakin besar tekanan air

92 berarti gangguan semakin kecil. Sedangkan gangguan PAM mempunyai korelasi positif dengan ketidakpuasan pelayanan dan kesediaan menerima kenaikkan tarif. Semakin besar gangguan maka pelanggan semakin tidak puas dan pelanggan makin tidak menerima kenaikkan tarif. Tekanan air mempunyai korelasi negatif dengan ketidakpuasan pelanggan dan kesediaan pelanggan menerima kenaikkan tarif. Semakin besar tekanan air yang ada maka ketidakpuasan pelanggan dan kesediaan menerima kenaikkan tarif menjadi semakin rendah. Ketidakpuasan pelayanan mempunyai korelasi positif dengan kesediaan menerima kenaikkan tarif ini, artinya semakin besar ketidakpuasan maka semakin besar pula niat pelanggan untuk mau menerima kenaikkan tarif untuk mendapatkan pelayanan yang lebih baik. 5.6. Keandalan Penyediaan Air Minum di Wilayah Usaha PAM PT. Tirtaartha Buanamulia 5.6.1 Prediksi Jumlah Penduduk Data jumlah penduduk yang dipakai sebagai pedoman mengacu pada data yang dikeluarkan oleh BPS Kabupaten Badung tahun 2012. Dari Analisis yang dilakukan terhadap karakteristik penduduk yang ada, maka dapat diketahui beberapa hal, yaitu laju pertumbuhan penduduk dari data sepuluh tahun terakhir (2002-2011) di desa Kedonganan pertumbuhan penduduk rata-rata sebesar 2,4%, Kelurahan Kuta 1,88%, Kelurahan Tuban 2,44%, Desa Pecatu 1,65%, Desa Kutuh 2,26%, Desa Ungasan 2,26%, Kelurahan Benoa 3,51%, Desa Tanjung Benoa 3,51% dan Desa Jimbaran 6,92%.

93 Pertumbuhan penduduk berdasarkan pertumbuhan yang terjadi dengan menggunakan metode Aritmatika diperoleh data prediksi jumlah penduduk seperti Tabel 5.14 berikut. Tabel 5.14 Prediksi Jumlah Penduduk di Wilayah Usaha PAM PT. Tirtaartha Buanamulia Tahun Prediksi Jumlah Penduduk No. Desa/Kel 2011 (jiwa) 2015 (jiwa) 2020 (jiwa) 2025 (jiwa) 1. Kedonganan 5.600 6.167 6.957 7.848 2. Tuban 14.230 15.671 17.678 19.942 3. Kuta 12.654 13.633 14.963 16.424 4. Pecatu 6.920 7.388 8.018 8.702 5. Ungasan 11.182 12.228 13.673 15.290 6. Kutuh 3.661 4.003 4.477 5.006 7. Benoa 22.168 25.448 30.239 35.932 8. Tj. Benoa 5.426 6.229 7.402 8.795 9. Jimbaran 23.777 31.074 43.420 60.671 Sumber : Hasil Perhitungan 5.6.2 Keandalan Penyediaan Air Minum di Wilayah Usaha PAM PT. Tirtaartha Buanamulia Keandalan penyediaan air di wilayah usaha PAM PT. TB melihat keandalan penyediaan air secara keseluruhan dengan memanfaatkan 3 (tiga) sumber air, yaitu sumber air produksi Blusung, sumber air produksi Estuary dan sumber air ABT (T-1), (T-4), (T-11) dan (T-13).

94 Besarnya keandalan penyediaan air bersih harus memperhitungkan juga besarnya kebocoran dan kebutuhan air non domestik yang terjadi. Berdasarkan hasil analisa kebutuhan per tahun penggunaan air non domestik di wilayah uasaha PAM PT. TB mencapai 72,69% dari kebutuhan air domestik dengan tingkat kebocoran 23% dari penggunaan air domestik dan non domestik. Hasil analisa tersebut jauh melebihi standar yang diperkirakan Direktorat Jenderal Cipta Karya (2000), yang memperkirakan besarnya kebutuhan air non domestik sebesar 20%-30% dari kebutuhan air domestik. Selengkapnya analisis keandalan penyediaan air dilakukan pada 3 (tiga) skenario, dimana skenario 1 (satu) sumber air yang memang tersedia saat ini dengan tetap menjual air ke wilayah Badung dan Kota Denpasar sebesar 137,08 lt/dt (4.335.010 m 3 /th), dan skenario 2 (dua) sumber air yang ada tanpa menjual air ke wilayah Badung dan Kota Denpasar, dan skenario 3 (tiga) ada tambahan pasok an sumber dari SARBAGITA sebesar 250 lt/dt (7.905.600 m 3 /th), dengan rincian 150 lt/dt dari Tukad Penet dan 100 lt/dt dari Tukad Petanu, dapat dilihat pada Tabel 5.15 sampai dengan 5.17. No. Tabel 5.15 Perhitungan Keandalan Penyediaan Air di Wilayah Usaha Uraian PAM PT. Tirtaartha Buanamulia (skenario 1) Tahun Kebutuhan Air 2015 2020 2025 2015 2020 2025 (Jiwa) (Jiwa) (Jiwa) (m 3 /th) (m 3 /th) (m 3 /th) 1. Ds. Kedonganan 6.167 6.957 7.848 494.963,42 558.368,82 629.880,48 2. Kel. Tuban 15.671 17.678 19.942 1.498.931,15 1.690.900,70 1.907.452,30 3. Kel. Kuta 13.633 14.963 16.424 1.306.314,06 1.433.754,66 1.573.747,68 4. Ds. Pecatu 7.388 8.018 8.702 180.562,72 195.959,92 212.676,88 5. Ds. Ungasan 12.228 13.673 15.290 1.004.652,48 1.123.373,68 1.256.226,40 6. Ds. Kutuh 4.003 4.477 5.006 90.347,71 101.045,89 112.985,42