Aplikasi Isolat Bakteri Hidrokarbonoklastik asal Rizosfer Mangrove pada Tanah Tercemar Minyak Bumi



dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. buangan sebagai limbah yang dapat mencemari lingkungan (Fahruddin, 2010). Berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 85 tahun 1999

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Data-data yang dihasilkan selama penelitian adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh tumpahan minyak bumi akibat. kecerobohan manusia telah mengalami peningkatan dan

Isolasi Bakteri Pendegradasi Hidrokarbon di Tanah Tercemar Lokasi Perbengkelan Otomotif

Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan sektor industri menyebabkan peningkatan berbagai kasus

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH NUTRISI DAN BAKTERI Pseudomonas fluorescensterhadap MIKROORGANISME PENDEGRADASIHIDROKARBON PADA ENTISOL

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI PETROFILIK DARI KONSENTRASI RESIDU TOTAL PETROLEUM HIDROKARBON (TPH) DI BAWAH 1% (W/W) HASIL PROSES BIOREMEDIASI

3 METODE. Bahan dan Alat Penelitian

BIOREMEDIASI LIMBAH CAIR PT PETROKIMIA GRESIK DENGAN BAKTERI INDIGENOUS

Sampel air panas. Pengenceran 10-1

Degradasi Tanah Lahan Suboptimal oleh Bacillus mycoides Indigenous dan Kinetika Reaksinya

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMANFAATAN LUMPUR AKTIF DALAM REMIDIASI LIMBAH CAIR BENGKEL KENDARAAN BERMOTOR DENGAN PENAMBAHAN BAKTERI INDIGENUS

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2015 di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Maret 2014 di Laboratorium

Bioremediasi Tanah Terkontaminasi Limbah Minyak Bumi dengan Menggunakan Kombinasi Konsorsium Bakteri Indigen dan Tanaman Turi (Sesbania grandiflora)

Eksplorasi Bakteria indigen Pendegradasi Limbah Minyak Bumi di Wilayah PT Pertamina UBEP Limau Muara Enim

Gambar 1 Tanaman uji hasil meriklon (A) anggrek Phalaenopsis, (B) bunga Phalaenopsis yang berwarna putih

BAB III METODE PENELITIAN. Departemen Biologi Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga,

BAB I PENDAHULUAN. Minyak bumi merupakan senyawa kimia yang sangat kompleks, sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi

I. PENDAHULUAN. 2014). Badan Pusat Statistik (2013) menyebutkan, di provinsi Daerah Istimewa. satunya adalah limbah minyak pelumas bekas.

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan campuran bakteri (Pseudomonas aeruginosa dan Pseudomonas

III BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR ISOLASI MIKROORGANISME. Disusun Oleh: Rifki Muhammad Iqbal ( ) Biologi 3 B Kelompok 6

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Peremajaan Aktinomiset dari Kultur Penyimpanan Perbanyakan Sclerotium rolfsii dari Kultur Penyimpanan

Air Panas. Isolat Murni Bakteri. Isolat Bakteri Selulolitik. Isolat Terpilih Bakteri Selulolitik. Kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat + 25

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

Bioremediasi Lahan Terkontaminasi Minyak Bumi Dengan Menggunakan Bakteri Bacillus cereus Pada Slurry Bioreaktor

FORMULASI KONSORSIUM MIKROBA ASAL PERTAMBANGAN MINYAK SIAK RIAU YANG EFEKTIF DALAM MENDEGRADASI SENYAWA HIDROKARBON

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari:

BAB I PENDAHULUAN. dan mengancam pemukiman dan lingkungan, sehingga pemerintah membuat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai bulan April 2014.

III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis percobaan pada penelitian ini adalah penelitian eksperimental,

LAMPIRAN. Lampiran 1. Foto Lokasi Pengambilan Sampel Air Panas Pacet Mojokerto

BAB III METODE PENELITIAN. eksplorasi dengan cara menggunakan isolasi jamur endofit dari akar kentang

Isolasi dan Perbaikan. Kultur. Rancang Media. Rancang Media 3/3/2016. Nur Hidayat Materi Kuliah Mikrobiologi Industri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pengambilan sampel tanah yang terkontaminasi minyak burni diambil dari

HASIL DAN PEMBAHASAN. ppm. Tanah yang sudah terkontaminasi tersebut didiamkan selama 24 jam untuk penstabilan (Dahuru 2003).

BAHAN DAN METODE. Tabel 1 Kombinasi perlakuan yang dilakukan di lapangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ISOLATION MICROBE Indigenous TO DEGRADE PROFENOFOS FROM SOIL BEDUGUL AREA.

SKRIPSI PEMANFAATAN LUMPUR AKTIF DALAM REMIDIASI MINYAK PELUMAS BEKAS MOBIL PENUMPANG DENGAN PENAMBAHAN BAKTERI INDIGENUS

Teknik Isolasi Bakteri

Isolasi Bakteri Pendegradasi Minyak Solar Dari Perairan Teluk Pare-Pare

BAB III METODE PENELITIAN

Uji Kosser Sitrat Hidrolisis Lemak Uji Oksidase dan Katalase Hidrolisis Gelatin Motilitas Hidrolisis Kasein Uji H2S Uji Indol Reduksi Nitrat

SKRIPSI ISOLASI DAN UJI KEMAMPUAN BAKTERI INDIGENUS DALAM PERBAIKAN KUALITAS LIMBAH DOMESTIK

Bioremediasi Limbah Cair Tercemar Kromium (Cr) Menggunakan Mixed Culture Bakteri Bacillus subtilis dan Bacillus megaterium.

BIOREMEDIASI TANAH TERCEMAR MINYAK DENGAN TEKNIK BIOAUGMENTASI DAN BIOSTIMULASI

III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT C. METODE PENELITIAN

STUDI PENGGUNAAN BAKTERI INDIGEN PETROFILIK DALAM PROSES BIOREMEDIASI HIDROKARBON MINYAK BUMI DI WILAYAH SUMATERA BAGIAN SELATAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di

Teknik Isolasi Bakteri

IV. KULTIVASI MIKROBA

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE Tempat dan waktu penelitian Bahan dan Alat Isolasi dan Uji Reaksi Hipersensitif Bakteri Penghasil Siderofor

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penyiapan Tanaman Uji Pemeliharaan dan Penyiapan Suspensi Bakteri Endofit dan PGPR

I. PENDAHULUAN. Pada saat ini masyarakat modem tengah menghadapi banyak masalah. lingkungan dan pendekatan secara biologi mulai banyak dilakukan untuk

BIOREMEDIASI HIDROKARBON MINYAK BUMI MENGGUNAKAN ISOLAT INDIGENOUS

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi, Departemen

LAMPIRAN. Lampiran 1. Komposisi Media Bushnell-Haas, Larutan Standar Mc. Farland, Larutan Orsinol

PERUBAHAN SENYAWA HIDROKARBON SELAMA PROSES BIOREMEDIASI TANAH TERCEMAR MINYAK BUMI MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI GAS SPEKTROFOTOMETRI MASSA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-November Penelitian ini

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. yang besar bagi kepentingan manusia (Purnobasuki, 2005).

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Data yang diperoleh disajikan secara deskriptif kualitatif meliputi

Modul 5 Bioremediasi Polutan Organik

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Agustus Uji potensi

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian Penyiapan tanaman uji

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB 4. METODE PENELITIAN

LAMPIRAN Lampiran 1: Komposisi dan Penyiapan Media Skim Milk Agar, Komposisi Media Feather Meal Agar, Komposisi Media Garam Cair.

Analisis Nitrit Analisis Chemical Oxygen Demand (COD) HASIL DAN PEMBAHASAN Isolasi dan Identifikasi Bakteri

III. METODE PENELITIAN

BIODEGRADASI MINYAK OLEH Rhodotorula dan Candida HASIL ISOLASI DARI PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA

LAMPIRAN. Lampiran A: Alur Kerja Isolasi Bakteri Penghasil Biosurfaktan

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

BIOREMEDIASI TANAH TERCEMAR MINYAK BUMI DENGAN MENGGUNAKAN BAKTERI Bacillus cereus PADA SLURRY BIOREAKTOR

Teknik Isolasi Mikroorganisme

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. uji, yaitu uji resistensi logam berat, uji TPC (Total Plate Count), dan uji AAS

I. PENDAHULUAN. lingkungan dapat menyebabkan pencemaran tanah.

Jurnal Penelitian Sains Volume 17 Nomor 1 Januari 2014

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian Pra-pengamatan atau survei

3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan industri adalah limbah bahan berbahaya dan beracun. Penanganan dan

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai September

Transkripsi:

Jurnal Lahan Suboptimal ISSN: 2252-6188 (Print), ISSN: 2302-3015 (Online) Vol. 1, No.2: 123-129, Oktober 2012 Aplikasi Isolat Bakteri Hidrokarbonoklastik asal Rizosfer Mangrove pada Tanah Tercemar Minyak Bumi Application of Hydrocarbonoclastic Bacteria Isolates from Mangrove Rhizosphereon Petroleum Polluted Soil Nuni Gofar 1,2*) 1 Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya Indralaya 2 Pusat Unggulan Riset Pengembangan Lahan Suboptimal (PUR-PLSO) Unsri *) Penulis untuk korespondensi: Tel./Faks. +62711352879, email: nigofar@yahoo.co.id ABSTRACT This research was aimed at studying the ability of hydrocarbonoclastic bacteria to reduce total petroleum hydrocarbon of petroleum polluted soil. The hydrocarbonoclastic bacteria were isolated from rhizosphere of mangrove grown on petroleum contaminated soil in Sungsang, Sumatra Selatan. The samples were taken using a defined sampling method from the oil contaminated areas. Soil samples around the roots of mangrove plants were randomly taken in the contaminated area. Isolates obtained from the isolation and selection of bacteria from mangrove forests were overhauled at the laboratory-scale using oil-enriched medium following a completely randomized design. Nine isolates of hydrocarbonoclastic bacteria were found to be capable of growing on petroleum contained medium in vitro. Two best isolates in degrading petroleum hydrocarbon compound were Pseudomonas alcaligenes (I 5 ) and Alcaligenes facealis (I 8 ). P. alcaligenes and A. facealis were able to decrease TPH up to 63% and 70% respectively. The ability of these isolates in degrading hydrocarbon compound was 6.5-7.0 times higher than the control. Key words: hydrocarbonoclastic bacteria, hydrocarbon compounds, mangrove ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mempelajari kemampuan bakteri hidrokarbonoklastik asal rizisfer mangrove dalam menurunkan kadar TPH pada tanah tercemar minyak bumi. Bakteri hidrokarbonoklastik diisolasi dari rizosfer mangrove yang tumbuh pada tanah terkontaminasi minyak bumi di daerah Sungsang Sumatera Selatan. Contoh tanah sumber bakteri hidrokarbonoklastik diambil dari rizosfer mangrove secara acak pada area yang terkontaminasi minyak bumi. Isolasi dan seleksi bakteri hidrokarbonoklastik dilakukan pada skala laboratorium menggunakan media yang diperkaya dengan minyak bumi. Isolatisolat berkemampuan tumbuh pada medium mengandung minyak bumi diaplikasikan pada tanah tercemar minyak bumi dengan rancangan acak lengkap. Ditemukan 9 isolat bakteri hidrokarbonoklastik yang mampu tumbuh pada medium mengandung minyak bumi secara in vitro. Dua isolat terbaik dalam mendegradasi senyawa hidrokarbon minyak bumi adalah Pseudomonas alcaligens (I 5 ) dan Alcaligens facealis (I 8 ). P. alcaligens dan A. faecalis mampu menurunkan TPH berturut-turut sebesar 63 dan 70%. Kemampuan kedua isolat dalam mendegradasi senyawa hidrokarbon 6,5-7,0 kali lebih tinggi dibandingkan kontrol. Kata kunci: Bakteri hidrokarbonoklastik, senyawa hidrokarbon, mangrove

124 Gofar : Aplikasi bakteri hidrokarbonoklastik asal rizosfer mangrove PENDAHULUAN Ekosistem mangrove merupakan daerah peralihan antara darat dan laut yang terdapat di sepanjang pantai yang terlindung dan muara sungai. Selain mengalami penurunan luas, hutan mangrove juga mengalami penurunan kualitas lingkungan akibat pencemaran, salah satunya pencemaran minyak akibat eksplorasi minyak bumi. Untuk menanggulangi masalah pencemaran minyak bumi di kawasan mangrove, teknologi yang direkomendasikan adalah teknik bioremediasi yang memanfaatkan bakteri hidrokarbonoklastik (Mangkoedihardjo, 2005). Bakteri tersebut mampu menggunakan PAH (policyclic aromatic hydrocarbon) sebagai satusatunya sumber karbon dan energi selama proses bioremediasi tanah tercemar minyak bumi dan mendegradasinya secara lengkap hingga terbentuk senyawa akhir yang stabil dan tidak beracun (Zam, 2006) serta karbondioksida dan air (Ling, 2006). Kelompok bakteri merupakan agens bioremediasi yang banyak digunakan terutama karena bakteri memiliki kecepatan reproduksi yang tinggi dan bakteri merupakan kelompok mirkoba yang mudah beradaptasi dengan lingkungan, sehingga memungkinkan dapat menggunakan residu minyak bumi sebagai sumber karbon dan energi (Koswara, 2003; Foght, 2008). Menurut Desai dan Vyas (2006), mikroba pendegradasi hidrokarbon secara alami terdapat dimana-mana dan relatif lebih tinggi jumlahnya pada tanah tercemar minyak bumi dibandingkan pada tanah tidak tercemar. Hasil penelitian Gofar et al. (2011) telah menemukan 3 isolat kapang hidrokarbonoklastik indigen asal hutan mangrove Sumatera Selatan tercemar minyak bumi yang terbukti mampu mendegradasi minyak bumi secara in vitro. Ketiga isolat tersebut diidentifikasi sebagai Aspergillus fumigatus, A. Parasiticus, dan Chrysonilia sitophila. Selain kapang, eksplorasi bakteri hidrokarbonoklastik asal rizozfer tanaman mangrove Sumatera Selatan yang tercemar minyak bumi penting juga dilakukan untuk mengetahui potensi bakteri indigen dalam merombak minyak bumi. Oleh karena itu, penelitian yang bertujuan untuk mempelajari kemampuan bakteri hidrokarbonoklastik asal rizofer mangrove dalam menurunkan kadar TPH pada tanah tercemar minyak bumi perlu dilakukan. Dari isolasi dan pengujian kemampuan bakteri hidrokarbonoklastik dalam merombak minyak bumi yang mencemari tanah diharapkan akan diperoleh isolat-isolat bakteri yang berkemampuan tinggi merombak hidrokarbon minyak bumi dan memperkaya keanekaragaman hayati yang bermanfaat untuk menanggulangi pencemaran lingkungan. BAHAN DAN METODE Contoh tanah sumber isolat bakteri hidrokarbonoklastik diambil dari rizozfer tumbuhan mangrove asal areal pasang surut Kabupaten Banyuasin pada bulan Januari 2010. Sampel tanah sumber isolat diambil dengan metode purposive samplingdari rizosfer tumbuhan mangrove yang tumbuh di daerah tercemar minyak bumi. Contoh tanah tercemar minyak bumi untuk pengujian kemampuan isolat bakteri hidrokarbonoklastik diambil di desa Talang Jimar, Prabumulih pada kedalaman 0-20 cm. Aplikasi isolat bakteri hidrokarbonoklastik terpilih pada tanah tercemar minyak bumi berkadar 7,2% TPH (total petroleum hydrocarbon) dilakukan dalam percobaan pot menggunakan rancangan acak lengkap. Sampel tanah asal rizosfer tanaman mangrove Sumatera Selatan ditimbang sebanyak 4,5 g dan disuspensikan dalam 45 ml medium Bushnell Haas Mineral Salt(BHMS) cair, lalu diinkubasi selama 5 hari pada suhu 30 o C dengan laju pengocokan 100 rpm. Terhadap contoh tanah yang telah mengalami pengayaan ini dilakukan pengenceran sampai tingkat 10-6. Dari pengenceran 10-4, 10-5, 10-6 diambil sebanyak 1 ml, dicampur dengan medium Bushnell Haas Mineral Salt(BHMS) padat

Jurnal Lahan Suboptimal, 1(2) Oktober 2012 125 dengan metode pour plate, kemudian diinkubasi pada suhu 30 o C selama 5 hari. Setiap koloni bakteri yang tumbuh dan mempunyai ciri yang berbeda, dipindahkan pada medium nutrien agar (NA) padat dalam cawan petri menggunakan jarum ose dengan cara goresan (streak plate) dan diinkubasi kembali pada suhu 30 o C selama 5 hari. Selanjutnya koloni yang sudah murni diinokulasikan ke dalam medium Zobell miring untuk penyimpanan. Isolat bakteri yang diperoleh diseleksi berdasarkan kemampuan mendegradasi residu minyak bumi dalam dua tahap, yaitu: Seleksi tahap I: Isolat-isolat bakteri yang telah murni diinokulasikan pada medium Zobell padat dalam cawan Petri, kemudian kertas saring yang telah diolesi residu minyak bumi diletakkan di atas permukaan medium, kultur diinkubasi pada suhu 30 o C selama5 hari. Tumbuhnya koloni isolat bakteri pada permukaan medium Zobell yang diolesi residu minyak bumi menunjukkan isolat tersebut mampu bertahan hidup dan tumbuh pada lingkungan yang mengandung residu minyak bumi. Seleksi tahap II: Isolat bakteri yang mampu tumbuh pada seleksi tahap I diinokulasikan pada medium Soeminarti cair dalam tabung reaksi dan ditambahkan residu minyak bumi sebanyak 0,3 ml, lalu diinkubasi pada shaker incubator (100 rpm) pada suhu 30 o C selama 5 hari. Terbentuknya lapisan berwarna putih diantara fase media (cair) dan fase residu menunjukkan isolat tersebut tumbuh dan mempunyai kemampuan menggunakan residu minyak bumi sebagai sumber karbon dan energi. Selanjutnya, isolat bakteri yang sudah diketahui mampu mendegradasi residu disebut sebagai isolat terpilih dan dibuat kultur persediaan dengan medium NA. Kegiatan selanjutnya adalah pengujian kemampuan isolat bakteri hidrokarbonoklastik hasil isolasi pada tanah tercemar minyak bumi. Satu ose isolat bakteri hidrokarbonaklastik terpilih diinokulasi ke 10 ml medium NB, diinkubasi selama 48 jam pada suhu ruang. Contoh tanah tercemar minyak bumi untuk pengujian ini disterilisasi dengan autoklaf pada suhu 121 0 C, tekanan 1 atm selama 15 menit. Pencemaran tanah dengan minyak bumi steril dilakukan dengan konsentrasi 10% w/w tanah, yaitu 30 g minyak bumi dicampur dengan 270 g tanah dan diaduk rata. Bakteri pada media MB diinokulasikan masing-masing 0,5% v/v tanah yang telah dicemari tersebut, lalu diinkubasikan selama 1 bulan. Peubah yang diamati dari percobaan ini adalah kadar TPH, persen biodegradasi senyawa minyak bumi, kadar CO 2 yang dilepas yang diamati pada 7, 14, 21 dan 28 hari inkubasi. Data dianalisis dengan sidik ragam rancangan acak lengkap dan dilanjutkan dengan uji BNT 0,05. HASIL Diperoleh 30 isolat bakteri hidrokarbonoklastik asal rizosfer mangrove tercemar minyak bumi yang mampu hidup pada medium mengandung minyak bumi. Dari hasil seleksi dalam 2 tahap seperti yang dijelaskan dalam bahan dan metode,diperoleh sebanyak 9 isolat yang mampu mendegradasi minyak bumi (selanjutnya diberi kode I 1 sampai I 9 ), lalu yang dilanjutkan dengan pengujian kemampuan mendegradasi minyak bumi pada tanah tercemar minyak bumi. Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa inokulasi isolat bakteri hidrokarbon pada tanah tercemar minyak bumi berpengaruh nyata terhadap pelepasan CO 2. Pengaruh aplikasi bakteri hidrokarbonoklastik pada tanah tercemar minyak bumi terhadap rata-rata pelepasan CO 2 mingguandisajikan dalam Tabel 1. Adapun total produksi CO 2 yang dihasilkan pada 1, 2, 3, dan 4 minggu setelah inkubasi disajikan pada Gambar 1.Tabel 1 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pelepasan CO 2 berkisar 6,5 sampai 7 kali akibat inokulasi berbagai bakteri hidrokarbonoklastik dibandingkan dengan kontrol. Selain itu, peningkatan produksi CO 2 terlihat jelas pada minggu ke-2 dan ke-

126 Gofar : Aplikasi bakteri hidrokarbonoklastik asal rizosfer mangrove 3, terutama akibat inokulasi isolat 8 dan 9. Pada minggu ke-4 inkubasi, evolusi CO 2 mengalami penurunan yang disebabkan aktivitas bakteri dalam merombak minyak bumi mulai menurun.peningkatan pelepasan CO 2 mengindikasikan aktivitas bakteri hidrokarbonoklastik dalam merombak minyak bumi. Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa inokulasi bakteri hidrokarbon berpengaruh nyata terhadap kadar TPH (Total Petroleum Hidokarbon). Rata-rata TPH pada tanah tercemar minyak bumi pada 2 dan 4 MSI (Minggu setelah inkubasi) disajikan pada Tabel 2. Pada pengukuran TPH minggu kedua terlihat bahwa ke sembilan isolat menyebabkan penurunan TPH yang berbeda nyata terhadap kontrol. Kadar TPH paling rendah pada pengamatan minggu ke empat dijumpai pada tanah yang diaplikasi dengan isolat I 5 dan I 8. Pengaruh inokulasi isolat bakteri hidrokarbonoklatik pada tanah tercemar minyak bumi terhadap rata-rata persentase penurunan TPHmingguan jugadisajikan dalam Tabel 2. Terlihat pada Tabel 2 bahwa persentase penurunan TPH pada tanah tercemar yang diinokulasi isolat bakteri hidrokarbonoklastik jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol (tanpa inokulasi). CO 2 ( mg g -1 Minggu -1 ) 120.00 100.00 80.00 60.00 40.00 20.00 0.00 Isolat 1 Isolat 2 Isolat 3 Isolat 4 Isolat 5 Isolat 6 Isolat 7 Isolat 8 Isolat 9 Kontrol Isolat Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Gambar 1. Produksi CO 2 akibat inokulasi berbagai isolat Tabel 1. Pengaruh berbagai isolat bakteri hidrokarbonoklastik terhadap pelepasan CO 2 setiap minggu Kode Isolat Rata-rata minggu 1 Rata-rata minggu 2 Rata-rata minggu 3 Rata-rata minggu 4... mg CO 2 kg -1 minggu -1... I 1 8,80 bc 17,62 b 40,16 bc 20,02 b I 2 8,03 b 17,20 b 41,30 c 20,32 b I 3 9,08 bc 16,80 b 43,68 d 20,16 b I 4 10,80 cd 17,06 b 41,14 b 19,67 b I 5 10,78 cd 17,06 b 39,20 b 22,56 cd I 6 9,75 bcd 17,20 b 44,01 d 20,65 bc I 7 11,88d 19,88 c 44,17 d 23,85 de I 8 8,80 bc 21,21 c 44,50 d 25,13 e I 9 10.80 cd 21,21 c 44,96 d 21,44 bc K 3,87 a 3,99 a 5,90 a 3,99 a Uji BNT 0.5 2,7 1,6 1,5 2,1 Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang tidak nyata pada taraf uji 5%.

Jurnal Lahan Suboptimal, 1(2) Oktober 2012 127 Tabel 2. Rata-rata kadar TPH (%) tanah tercemar minyak bumi pada 2 dan 4 MSI Kode isolat TPH (%) pada Biodegradasi TPH (%) 2 MSI 4 MSI 2 MSI 4 MSI I 1 4,25 a 3,85 ab 41,0 46,5 I 2 3,75 a 3,16 ab 48,0 56,1 I 3 4,50 a 4,23 b 37,5 41,2 I 4 4,43 a 3,83 ab 38,5 46,8 I 5 3,60 a 2,68 ab 50,0 63,0 I 6 3,71 a 3,16 ab 48,5 56,1 I 7 4,04 a 3,16 ab 43,9 56,1 I 8 3,81 a 2,18 a 47,1 70,0 I 9 4,32 a 4,15 ab 40,0 42,4 K 6,78 b 6,50 c 5,8 9,7 BNT 0,05 1,31 2,08 Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang tidak nyata pada uji BNT 0,05. PEMBAHASAN Produksi CO 2 pada tanah tercemar minyak bumi akibat inokulasi berbagai isolat bakteri hidrokarbonoklastik lebih tinggi dan berbeda nyata dengan kontrol pada setiap minggu. Gas CO 2 yang diukur merupakan hasil perombakan senyawa minyak bumi oleh bakteri hidrokarbonoklastik. Menurut Leahy dan Colwell (1990), hasil proses biodegradasi senyawa hidrokarbon kompleks umumnya berupa CO 2 dan metana yang kurang berbahaya dibandingkan minyak pada konsentrasi yang sama serta senyawa sederhana lainnya. Proses pemecahan rantai hidrokarbon oleh bakteri dapat berlangsung karena adanya reaksi enzimatik. Menurut Fritsche dan Hofritchter (2009), kebanyakan bakteri memproduksi enzim oksigenase sehingga dapat mendegradasi hidrokarbon. Hal ini disebabkan kemampuan bakteri mengoksidasi hidrokarbon dan menjadikan hidrokarbon sebagai donor elektronnya untuk selanjutnya mendegradasi hidrokarbon menjadi H 2 O dan CO 2. Peningkatan CO 2 tertinggi terjadi pada minggu ketiga dan setelah minggu keempat pelepasan CO 2 menurun kembali (Gambar 1). Menurut Noegroho (1999), penurunan produksi CO 2 sejalan dengan lamanya waktu inkubasi, akibat menurunnya kadar minyak bumi sumber karbon. Laju penurunan TPH tinggi pada 2 minggu pertama setelah inkubasi dan selanjutnya menurun pada 4 minggu setelah inkubasi (Tabel 2). Menurut Walker dan Colwell (1974) dalam Nugroho (2006), keanekaragaman dan kelimpahan mikroorganisme pendegradasi hidrokarbon yang terdapat di alam memiliki hubungan yang linear dengan peningkatan kadar polusi hidrokarbon. Isolat bakteri hidrokarbon dapat memanfaatkan minyak bumi sedemikian rupa sehingga kelimpahannya semakin meningkat. Dengan demikian, proses degradasi hidrokarbon berlangsung efektif yang dibuktikan dengan semakin tingginya persentase degradasi. Senyawa hidrokarbon yang tertumpah di alam mengalami degradasi secara alamiah karena faktorfaktor lingkungan, meskipun laju degradasinya berlangsung lambat. Pada penelitian ini, tanah tercemar minyak bumi yang tidak diinokulasi dengan bakteri hidrokarbonoklastik masih mengalami proses degradasi, namun laju degradasinya lebih lambat dibandingkan jika diinokulasi dengan bakteri hidrokarbonoklastik. Setelah 4 minggu masa inkubasi, persentase penurunan TPH pada kontrol rata-rata hanya 9,72% sedangkan penurunan TPH pada 4 minggu masa inkubasi berkisar antara 41-70%.

128 Gofar : Aplikasi bakteri hidrokarbonoklastik asal rizosfer mangrove Minyak bumi mengandung ratusan komponen senyawa karbon tergantung daerah asalnya, baik berupa rantai alifatik, aromatik, dan senyawa non hidrokarbon seperti naftenat, fenol, tiol dan senyawa sulfur (Lestari, 2003). Perubahan senyawa karbon rantai panjang tersebut menjadi senyawa rantai pendek dan pelepasan CO 2 disebabkan aktivitas bakteri yang diinokulasikan. Sebelum inokulasi isolat bakteri hidrokarbon, kandungan TPH awal tanah tercemar minyak bumi adalah 7,2%. Setelah 2 dan 4 MSI, terjadi penurunan kadar TPH pada semua perlakuan, termasuk kontrol. Penurunan TPH disebabkan karena bakteri hidrokarbon memerlukan minyak bumi sumber karbon sebagai sumber energi untuk aktivitasnya. Pada 2 dan 4 MSI, semua isolat mampu menurunkan kadar TPH secara nyata dibanding kontrol. Dari Tabel 1 dan Tabel 2, isolat bakteri hidrokarbonoklastik terbaik dalam menurunkan TPH adalah I 5 dan I 8 mampu mendegradasi minyak bumi 6,5 kali (65%) untuk isolat I 5 dan 7 kali (70%) untuk isolat I 8 dibandingkan dengan kontrol. Terhadap isolat bakteri I 5 dan I 8 yang terbukti berkemampuan tinggi menurunkan kadar TPH dilakukan karakterisasi dan identifikasi. I 5 teridentifikasi sebagai Pseudomonas alcaligenes dengan ciri morfologi sel berbentuk batang, gram negatif, tidak menghasilkan spora, dan tidak motil. Dari hasil uji biokimia, terjadi reaksi positif pada hidrolisis pati, memproduksi katalase, bereaksi positif pada uji TSI, simmon s sitrat dan reduksi nitrat. I 8 teridentifikasi sebagai Alcaligens faecalis dengan ciri morfologi mikroskopis sel berbentuk bulat, gram negatif, dan tidak menghasilkan spora serta bersifat motil. Hasil uji biokimia menunjukkan bakteri ini mampu menghidrolisis kasein, bereaksi positif terhadap uji metil merah dan uji Simmon s sitrat. Kedua bakteri tergolong bakteri aerobik. Menurut Foght (2008), bakteri aerobik berpotensi lebih baik dibandingkan bakteri anaerobik dalam mendegradasi senyawa hidrokarbon. Penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian Ramsay et al. (2000), Ibrahim et al. (2008) dan Widjajanti (2012) yang menemukan isolat bakteri yang mampu mendegradasi hidrokarbon minyak bumi dari kawasan mangrove yang berasal dari genus Pseudomonas, Alcaligenes, Klebsiella, Bacillus dan Enterobacter. Widjajanti et al. (2010) berhasil mengisolasi 16 spesies bakteri pendegradasi minyak bumi yang berpotensi sebagai agen bioremediasi, yaitu Alcaligens eutropus, Bacillus cereus, B. firmus, B.licheniformis, B. polymyxa, Enterobacter agglomerans, Flavobacterium thalpophilum, Pseudomonas alcaligenes, P. aureofaciens, P. epacia, P. diminuta, P. mendocina, P. pseudomallei, P. saccharophila dan P. syringae. Fritsche dan Hofritchter (2009) mengungkapkan bahwa bakteri yang dominan dalam biodegradasi hidrokarbon alifatik, hidrokarbon aromatik, hidrokarbon polisiklik aromatik, dan senyawa terklorinasi lainnya adalah dari genus Pseudomonas, Alcaligenes dan Bacillus. KESIMPULAN Ditemukan 9 isolat bakteri hidrokarbonoklastik yang mampu tumbuh pada medium mengandung minyak bumi secara in vitro. Dua isolat terbaik dalam mendegradasi senyawa hidrokarbon minyak bumi adalah Pseudomonas alcaligens (I 5 ) dan Alcaligens facealis (I 8 ). P. alcaligens dan A. faecalis mampu menurunkan TPH berturut-turut sebesar 63 dan 70%. Kemampuan kedua isolat dalam mendegradasi senyawa hidrokarbon 6,5-7,0 kali lebih tinggi dibandingkan kontrol. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Nasrul Harahap sebagai mahasiswa yang membantu dalam pengumpulan data untuk penelitian dan penulisan artikel ini. DAFTAR PUSTAKA

Jurnal Lahan Suboptimal, 1(2) Oktober 2012 129 Desai A, Vyas P. 2006. Applied Microbiology: Petroleum and hydrocarbon microbiology. Dept. of Microbiology, M.S. Univ. of Baroda, Vadodara. Foght J. 2008. Anaerobic biodegradation of aromatic hydrocarbon: Pathways and prospects. J. Mol. Mocrobiol. Biotechnol. 15: 93-120. Fritsche W, Hofritchter M. 2009. An aerobic degradation by microorganisms. Http://www.wileyvch.de/books/biotech/pdf/v11b_aero.pd f. 02/05/2009. Gofar N. 2011. Characterization of petroleum hydrocarbon decomposing fungi isolated from mangrove rhizosphere. J. of. Tropical Soils. 16(1): 39-45. Ibrahim ML, UJJ Ijah, SB Manga, AB Rabah. 2008. Occurrence of hydrocarbon utilizing bacteris in the rhizosphere of Eucalyptus camaldulensis, Lablab purpureus and Moringa oleifera. Int. J. of Pure and Appl. Sci. 2(3): 21-26. Koswara A. 2003. Kemampuan isolat bakteri dari tanah tercemar pelumas dalam Mendegradasi pelumas bekas. Tesis pada Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) ITB, Bandung (tidak dipublikasikan). Leahy JG, Colwell RR. 1990. Microbial Degradation of Hydrocarbons in the Environment. Microbiological Rev: 305-315. Lestari Y. 2003. Bioremediasi lahan terkontaminasi senyawa hidrokarbon. Prosiding seminar Bioremediasi dan REhabilitasi Lahan Skitar Perminyakan dan Pertambangan. Forum Bioremediasi IPB, Bogor. Ling GC. 2006. Biodegradation ability and community structure of bacteria in mangrove sediment contaminated by Polycyclic aromatic hydrocarbons (PAHs). Doctor of Phylosophy Dissertation. City Univ. of Hongkong. Mangkoedihardjo S. 2005. Seleksi Teknologi Pemulihan untuk Ekosistem Laut Tercemar Minyak. Seminar Nasional Teori dan Aplikasi Teknologi Kelautan ITS, Surabaya. p. 1-9. Noegroho H. 1999. Pengaruh aerasi pada bioproses limbah kilang minyak. Lembaran Publiksi Lemigas, Jakarta. Nugroho A. 2006. Biodegradasi sludge minyak bumi dalam skala mikrokosmos. Makara Teknologi. 10(2): 82-89. Ramsay MA, RPJ Swannells, WA Shipton, NC Duke and RT Hill. 2000. Effect of bioremediation on the microbial community in oiled mangrove sediments. Marine Pollution Bull. 41: 413-419. Widjajanti H, I Anas, N Gofar and MR Ridho. 2010. Screening of petroleum hydrocarbons degrading bacteria as a bioremediating agents from mangrove areas. Proceeding of International Seminar, workshop on integrated lowland development and management. ISBN no. 978-979-25-8652-7. March 18-20, 2010. Widjajanti H. 2012. Bioremediasi minyak bumi menggunakan bakteri dan kapang hidrokarbonoklastik dari kawasan mangrove tercemar minyak bumi. [Disertasi] Program Doktor Ilmu Pertanian PPs Universitas Sriwijaya (tidak dipublikasikan). Zam SI. 2006. Bioremediasi Limbah Pengilangan Minyak Bumi PERTAMINA UP II Sungai Pakning dengan Menggunakan Bakteri Indigen. [Tesis]. Program Studi Bioteknologi Institut Teknologi Bandung, Bandung (tidak dipublikasikan).