ANALISIS GEN NUKLEOPROTEIN VIRUS RABIES BALI (CVB751)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dengan gejala saraf yang progresif dan hampir selalu berakhir dengan kematian. Korban

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

PENDAHULUAN. Latar Belakang. penderitaan yang berat dengan gejala saraf yang mengerikan dan hampir selalu

PERBANDINGAN METODE EKSTRAKSI REAL TIME PCR VIRUS INFLUENZA A ANTARA METODE GUANIDIUM,-THIOCYANATE-PHENOL- CHLOROFORM DAN METODE SPIN KOLOM

MATERI DAN METODE. Kota Padang Sumatera Barat pada bulan Oktober Amplifikasi gen Growth

3. METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

OPTIMASI EKSTRAKSI RNA (Ribo Nucleic Acid) DARI VIRUS AI MENGGUNAKAN METODE PRE EKSTRAKSI. YUNI, Y., EMILIA, SURYATI, Y., dan HERMAWAN, D.

bio.unsoed.ac.id METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental yang bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilakukan di Laboratorium Institute of Human Virology and

FAKULTAS BIOLOGI LABORATORIUM GENETIKA & PEMULIAAN INSTRUKSI KERJA UJI

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

FAKULTAS BIOLOGI LABORATORIUM GENETIKA & PEMULIAAN INSTRUKSI KERJA UJI

IDENTIFIKASI DAGING TIKUS PADA PRODUK ASAL HEWAN DENGAN MENGGUNAKAN TEHNIK POLIMERASE CHAIN REACTION (PCR)

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental yang bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA GENETIKA

II. BAHAN DAN METODE

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan termasuk dalam penelitian dasar yang. dilakukan dengan metode deskriptif (Nazir, 1998).

VISUALISASI HASIL PCR DENGAN METODE PCR LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG PADA SAMPEL BAKTERI Pseudomonas fluorescens dan Ralstonia solanacearum

II. BAHAN DAN METODE. Betina BEST BB NB RB. Nirwana BN NN RN. Red NIFI BR NR RR

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menidentifikasi gen angiotensin converting enzyme (ACE)

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini dilakukan lima tahap utama yang meliputi tahap

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi. Tabel 1. Jumah Sampel Darah Ternak Sapi Indonesia Ternak n Asal Sapi Bali 2 4

METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. amplifikasi daerah HVI mtdna sampel dengan menggunakan teknik PCR;

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan sampel. Penyiapan templat mtdna dengan metode lisis sel

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Selama tiga dekade ke belakang, infeksi Canine Parvovirus muncul sebagai salah

Asam Asetat Glacial = 5,7 ml EDTA 0,5 M ph 8.0 = 10 ml Aquades ditambahkan hingga volume larutan 100 ml

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan 7 sampel dari 7

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Materi

AMPLIFIKASI GEN 18S rrna PADA DNA METAGENOMIK MADU DARI DESA SERAYA TENGAH, KARANGASEM DENGAN TEKNIK PCR (POLYMERASE CHAIN REACTION)

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan Metode Isolasi C. gloeosporioides dari Buah Avokad

III. METODE PENELITIAN. Wajwalku Wildlife Laboratory, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Kasetsart

LAMPIRAN. Lampiran 1. Deskripsi Pembuatan Larutan Stok dan Buffer

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4. METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Materi

SURVEILANS PENYAKIT JEMBRANA DI PROVINSI BALI TAHUN (Jembrana diseasae surveilance in Bali Year 2013)

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dasar dengan metode

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Secara garis besar langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini

ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN FUNDAMENTAL. TAHUN ANGGARAN 2014 (Tahun ke 1 dari rencana 2 tahun)

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Metode Penelitian Pengambilan Sampel Kutukebul dan Tanaman Tomat Sumber TICV

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian akan diawali dengan preparasi alat dan bahan untuk sampling

METODE Waktu dan Tempat Materi Sampel DNA Primer

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. unggas yang dibudidayakan baik secara tradisional sebagai usaha sampingan

METODE. Materi. Tabel 1. Jumlah Sampel DNA yang Digunakan dan Asal Pengambilan Sampel Darah.

UJI PENEGUHAN REAL TIME PCR AVIAN INFLUENZA DI BBKP SURABAYA TERHADAP METODE UJI STANDAR AVIAN INFLUENZA SESUAI STANDAR OIE.

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Iridoviridae yang banyak mendapatkan perhatian karena telah menyebabkan

OPTIMASI SUHU ANNEALING PRIMER UNTUK AMPLIFIKASI DNA GEN LINAMARASE

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN


BAB III METODE PENELITIAN

BABm METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Materi. Tabel 1. Sampel Darah Sapi Perah dan Sapi Pedaging yang Digunakan No. Bangsa Sapi Jenis Kelamin

BAB III METODE PENELITIAN

PRAKATA. Alhamdulillah syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah swt., atas

BIO306. Prinsip Bioteknologi

POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR)

I. PENDAHULUAN. Ekonomi Pertanian tahun menunjukkan konsumsi daging sapi rata-rata. Salah satu upaya untuk mensukseskan PSDSK adalah dengan

BAB III METODE PENELITIAN Bagan Alir Penelitian ini secara umum dapat digambarkan pada skema berikut:

4.1. Alat dan Bahan Penelitian a. Alat Penelitian. No. URAIAN ALAT. A. Pengambilan sampel

HASIL DAN PEMBAHASAN. Uji Kualitatif dan Kuantitatif Hasil Isolasi RNA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peternakan babi berperan penting dalam meningkatkan perekonomian

ANALISA HASIL TRANSFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN PCR KOLONI DAN RESTRIKSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini terdapat lima tahapan penelitian yang dilakukan yaitu

DETEKSI FRAGMEN DNA RENDAH PENGKODE GEN SITOKROM B (cyt b) BABI PADA SAMPEL MIE INSTAN MENGGUNAKAN METODE POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR)

Teknik-teknik Dasar Bioteknologi

FAKULTAS BIOLOGI LABORATORIUM GENETIKA & PEMULIAAN INSTRUKSI KERJA UJI

II. MATERI DAN METODE. Tempat pengambilan sampel daun jati (Tectona grandis Linn. f.) dilakukan di

Suraya Chairunisa, Priyo Wahyudi, Supandi Fakultas Farmasi dan Sains Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit porcine reproductive and respiratory syndrome (PRRS) adalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Deteksi genom virus avian influenza pada penelitian dilakukan

Pembuatan Media Kultur Bakteri Pemanenan sel bakteri. Isolasi DNA kromosom bakteri. Kloning DNA

3. METODE PENELITIAN

Pengambilan sampel tanah dari lahan tambang timah di Belitung. Isolasi bakteri pengoksidasi besi dan sulfur. Pemurnian isolat bakteri

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup dari penelitian ini meliputi bidang ilmu sitogenetika.

METODOLOGI. Waktu dan Tempat Penelitian. Bahan dan Alat. Cara Kerja

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penyediaan Isolat dan Karakterisasi Bakteri Xanthomonas campestris

III. MATERI DAN METODE. Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim

I. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. sangat akut dan mudah sekali menular. Penyakit tersebut disebabkan oleh virus

Metodologi Penelitian. Metode, bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini akan dipaparkan pada bab ini.

Transkripsi:

ANALISIS GEN NUKLEOPROTEIN VIRUS RABIES BALI (CVB751) KETUT KARUNI NYANAKUMARI NATIH, YUNI YUPIANA, DODO HERMAWAN, ENUH RAHARDJO DJUSA Unit Uji Virologi Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan, Gunungsindur-Bogor 16340 ABSTRAK Metode satu tahap reverse transcriptase-polymerase chain reaction (one step RT- PCR) digunakan untuk mendeteksi gen nukleoprotein (N) virus rabies dari isolat yang berasal dari propinsi Bali (CVB751). Sepasang primer RT-PCR (RHN 17: TTC AAA GTC AAT CAG GTG G dan RHN 18: CCA TGT AGC ATC CAA CAA AGT) digunakan untuk mengamplifikasi bagian gen N. Isolat rabies yang ditumbuhkan pada mencit dan sel neuroblastoma (N2A) menunjukkan hasil yang positif pada band 947. Sekuen dari 2 produk DNA yang diamplifikasi bersama dengan 25 sekuen yang diperoleh dari gen bank dianalisa dengan menggunakan software Mega 5.05. Pada penelitian ini virus Rabies dikelompokkan menjadi 7 kelompok yaitu: I (7 isolat central Sumatra dan south Sumatra), II (4 isolat central Sumatra, south Sumatra dan North Sumatra), III (1 isolat Java), IV (9 isolat West Sumatra, Flores dan Kalimantan), V (1 isolat Rabies Bali), VI (2 isolat china), VII (3 isolat dari Thailand, CVS dan India). Kata kunci: Rabies, Gen Nukleoprotein, PCR ABSTRACT One step Method reverse transcriptase-polymerase chain reaction (one step RT- PCR) was used to detect gen nucleoprotein (N) Rabies virus originated from Bali isolate (CVB751). A pair of primer RT-PCR (RHN 17: TTC AAA GTC AAT CAG GTG G dan RHN 18: CCA TGT AGC ATC CAA CAA AGT) was employed to amplify gen N. Rabies

Isolate that was propagated in mice and Neuroblastoma (N2A) cell showed positive result on band 947. Sequence of 2 DNA products were analyzed together with 25 sequences derived from gen bank using Mega 5.05 software. The analysis classify the sequences into 7 groups namely: I (7 isolates from central Sumatra and south Sumatra), II (4 isolates from central Sumatra, south Sumatra and North Sumatra), III (1 isolate from Java), IV (9 isolates from West Sumatra, Flores and Kalimantan), V (1 isolate Rabies Bali), VI (2 isolates from China), VII (3 isolates from Thailand, CVS and India). Keywords: Rabies, Nucleoprotein Gene, PCR PENDAHULUAN Rabies merupakan penyakit zoonosis yang bersifat fatal. Virus Rabies termasuk dalam genus Lyssavirus dan keluarga Rhabdoviridae. Klasifikasi toksonomi Lyssavirus berdasarkan perbedaan antigenik pada protein nukleoprotein (N). Terdapat 6 genotipe dan virus rabies termasuk dalam genotipe 1 (1,5). Virus rabies termasuk virus RNA rantai tunggal berpolaritas negatif (ss-rna virus). Virus rabies mempunyai panjang 180 nm dan diameter 75 nm. Panjang genom 11 12 kb dan tersusun atas lima daerah penyandi protein yaitu: gen Polymerase/Transkriptase (L), Glikoprotein (G), Matriks (M), Non Struktural protein /Phosphorprotein(NS/P) dan Nukleoprotein (N). Protein L, NS dan N berada di dalam nukleokapsid, sedangkan protein G dan M berada di dalam amplop (1,8). Kejadian penyakit rabies di Indonesia dilaporkan telah terinfeksi virus Rabies sejak 1889 dan hingga kini masih belum berhasil diberantas, bahkan daftar wilayah tertular semakin panjang. Wilayah yang tadinya merupakan wilayah bebas historis, misalnya Pulau Bali (2008), Pulau Nias (2010) kini menjadi daerah endemis dan telah mengakibatkan

korban meninggal pada manusia dengan tingkat kesakitan yang sangat tinggi. Pada akhir tahun 2011 lalu juga telah terjadi kasus di Kabupaten Morotai, Provinsi Maluku Utara dan Pulau Babar, Kabupaten Maluku Barat Daya, Provinsi Maluku. Sedangkan wilayah dengan status bebas historis dari rabies ada 5 (lima) Provinsi yaitu Papua, Papua Barat, Nusa Tenggara Barat, Kepulauan Riau dan Kepulauan Bangka Belitung. Selain itu kita juga berhasil membebaskan Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah dan DI Yogyakarta pada tahun 1997 serta DKI Jakarta yang dibebaskan pada tahun 2004, sehingga saat ini tercatat ada 9 (sembilan) provinsi di Indonesia yang berstatus bebas rabies (3). Kasus rabies di Propinsi Bali pertama kali terjadi di Kedonganan Kabupaten Badung pada bulan Nopember tahun 2008 dan Bali dinyatakan tertular secara resmi berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian N dano. 1637.I/2008 tertanggal 1 Desember 2008. Berdasarkan kajian kasus pada manusia dan hewan, diperkirakan rabies masuk ke Semenanjung Bukit, Kabupaten Badung sekitar bulan April 2008 (9). Saat ini penularan rabies sudah ke seluruh kabupaten/kota di Propinsi Bali (3). Hal ini mungkin disebabkan cakupan vaksinasi yang tidak optimal, kualitas vaksinnya, penanganan vaksin, atau terjadi perbedaan struktural gen pada virus rabies. Perbedaan gen dapat menyebabkan vaksin yang diberikan tidak mampu lagi memberikan perlindungan. Saat ini teknik molekuler banyak digunakan untuk mendiagnosa rabies. Pada teknik ini, gen N yang bersifat lestari di antara Lyssavirus yang lain digunakan sebagai daerah target (4). Tujuan penelitian ini adalah menganalisa gen N virus Rabies isolat yang berasal dari Propinsi Bali (CVB751) secara molekuler yang disepadankan dengan isolat virus

rabies dari beberapa propinsi di Indonesia dan negara lain. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk mengetahui kekerabatan isolat virus rabies Bali. MATERI DAN METODE Virus Isolat virus rabies lapang berasal dari Kecamatan Selat Kabupaten Karangasem Propinsi Bali dengan kode CVB751. Isolat tersebut dengan uji Flourescent Antibody Technique (FAT) positif dan dalam biakan jaringan neuroblastoma (N2A) mempunyai titer 10 3.5 TCID 50. Secara uji biologis dengan menggunakan mencit menghasilkan titer 10 4.0 MLD 50 (7). Isolasi RNA/Ekstraksi Metode isolasi/ekstraksi RNA menggunakan Qiamp Viral RNA Mini Kit (Qiagen, Cat: 52904) untuk memperoleh RNA (2). Preparasi sebelum melakukan ekstraksi adalah dengan menambahkan 60 ml Ethanol absolut ke dalam 19 ml Buffer AW1 dan 44 ml Ethanol absolut ke dalam 13 ml Buffer AW2. Ekstraksi RNA dilakukan dengan memasukkan sampel sebanyak 140 µl ke dalam life touch microsentrifuge tube 1.7 ml yang bersih dan steril yang ditambah dengan 560 µl Buffer AVL. Kemudian campuran ini divortex selama 15 detik dan diinkubasikan pada suhu ruang selama 10 menit. Setelah itu disentrifus selama 1 menit dengan kecepatan 8000 rpm. Tambahkan 560 µl Ethanol absolut dan divortex selama 15 detik serta di sentrifus selama 1 menit dengan kecepatan 8000 rpm. Larutan sebanyak 630 µl dipindahkan ke dalam Qiamp Spin Column dan disentrifus selama 1 menit dengan kecepatan 8000 rpm. Cairan yan tertampung dalam Collection Tube dibuang dan sisa larutan sebanyak 520 µl

dipindahkan kedalam Collection Tube yang baru kemudian ditambahkan Buffer AW1 sebanyak 500 µl dan disentrifus selama 1 menit dengan kecepatan 8000 rpm. Cairan yang tertampung didalam Collection Tube dibuang dan ditambahkan Buffer AW2 sebanyak 500 µl untuk mencuci membran spin column. Setelah itu disentrifus selama 3 menit dengan kecepatan 14000 rpm. Cairan yang tertampung pada Collection Tube dibuang dan disentrifus lagi selama 1 menit dengan kecepatan 14000 rpm. Selanjutnya cairan beserta Collection Tube diibuang. Qiamp Spin Column dipindahkan ke dalam Collection Tube yang baru dan ditambahkan Buffer AVE sebanyak 50 µl, diinkubasi selama 1 menit pada suhu ruang kemudian disentrifus selama 1 menit dengan kecepatan 8000 rpm. Tahap akhir adalah Qiamp Spin Column dibuang dan filtrat yang didalam tabung adalah RNA. Simpan RNA pada suhu -20 o C sampai akan digunakan untuk identifikasi selanjutnya Primer Primer yang digunakan adalah Primer untuk mengamplifikasi gen Nukleoprotein RHN 17 (TTC AAA GTC AAT CAG GTG G) dan RHN 18 (CCA TGT AGC ATC CAA CAA AGT). Primer akan menghasilkan fragmen 947 bp (2). Amplifikasi PCR Amplifikasi PCR tujuannya untuk mendeteksi keberadaan materi genetik virus rabies menggunakan perosedur One Step RT-PCR (Gel Based) (Qiagen, Cat: 210212) (1,2). Kedalam tabung 200 ul dicampurkan reagen PCR mix yang terdiri dari 5 µl One Step Buffer, 1 µl dntp, 1 µl Primer RHN 17 (40 µm), 1 µl Primer RHN 18 (40 µm), 1 µl One Step Enzyme dan 11 µl RNAse Free Water sehingga total volume mencapai 20 µl.

Setelah itu campuran di vorteks dan sentrifus beberapa detik dan ditambahkan template RNA sebanyak 5 ul. Tabung diasukkan ke dalam mesin thermal cycler (Eppendorf) dengan program yang di awali dengan Reverse Transcriptase pada suhu 50 o C selama 30 menit, Hot start 94 o C selama 15 menit, kemudian 35 siklus dimana masing-masing siklus terdiri dari denaturasi 95 o C selama 1 menit, pelekatan (annealing) 60 o C selama 1 menit, dan elongasi (elongation) 72 o C selama 1 menit. Amplifikasi diakhiri dengan elongasi terakhir pada suhu 72 o C selama 7 menit. Analisa Produk PCR Produk PCR dianalisa dengan elektrophoresis menggunakan gel agarose (Invitrogen) 2 % dalam buffer TAE (Invitogen) dan syber safe (Invitrogen). Hasil PCR masing-masing sebanyak 10 µl kemudian dicampur dengan loading dye 1 µl. Campuran dimasukkan ke dalam lubang gel agarosa di dalam elektroforesis chamber. Salah satu lubang diisi dengan marker 100 bp (Invitrogen) sebanyak 10 µl. Elektrophoresis dilakukan pada 100 volt dan 400 ma dalam buffer TAE selama 45 menit. Hasil elektroforesis dilihat dengan menggunakan sinar biru (2). Sekuen dari 2 produk DNA yang diamplifikasi bersama dengan 25 sekuen yang diperoleh dari gen bank dianalisa dengan menggunakan software Mega 5.05. HASIL DAN PEMBAHASAN Deteksi isolat rabies dari Propinsi Bali dengan kode CVB751 dengan teknik satu tahap reverse transcriptase-polymerase chain reaction (one step RT-PCR) menggunakan sepasang primer RT-PCR (RHN 17: TTC AAA GTC AAT CAG GTG G dan RHN 18:

CCA TGT AGC ATC CAA CAA AGT) untuk mengamplifikasi bagian N, menunjukkan hasil yang positif pada band 947 (Gambar 1). 947 bp 600 bp 3 2 1 M Gambar 1. Hasil RT-PCR Gen N Virus Rabies (M: Marker (100 bp); 1 = CVS; 2 = CVB 751 sm1 (27/4/11); 3 = kontrol (-) ekstraksi RNA; 4 = kontrol (-) PCR mix) Sekuen dari 2 produk DNA yang diamplifikasi bersama dengan 25 sekuen yang diperoleh dari gen bank dianalisa dengan menggunakan software Mega 5.05. Pada penelitian virus Rabies dikelompokkan menjadi 7 kelompok yaitu: I (7 isolat central Sumatra dan south Sumatra), II (4 isolat central Sumatra, south Sumatra dan North Sumatra), III (1 isolat Java), IV (9 isolat West Sumatra, Flores dan Kalimantan), V (1 isolat Rabies Bali), VI (2 isolat China), VII (3 isolat dari Thailand, CVS dan India) (Gambar 2).

dog 03003INDO SC97-01dogindo2003 SS01-21dogindo2003 I II III IV V VI VII SC00-36dogindo2003 SC02-90dogindo2003 SC01-63dogindo2003 SC02-89dogindo2003 SS01-13dogindo2003 SC01-70tigerindo2003 SN00-14dogindo2003 SN00-03dogindo2003 JA97-05dogindo2003 SW97-04dogindo2003 FL02-10dogindo2003 FL01-08dogindo2003 FL97-01dogindo2003 SW01-11dogindo2003 FL01-27dogindo2003 SW02-22dogindo2003 KL97-03dogindo2003 KL00-18dogindo2003 Rabies5CVB JF810669.1 Rabies ZQ09 nucleoprotein zhejiangdog2008compcds Thailanddog1983compcds Rabies9CVS Indiadog2009partcds Gambar 2. Pohon filogenetik gen N dari isolat Bali (CVB751) dengan beberapa virus asal Indonesia

Isolasi dan identifikasi organisme merupakan kegiatan mikrobiologi yang paling penting dalam bidang kedokteran untuk mendiagnosa penyakit, khususnya bagi virus rabies yang bersifat zoonosis dan fatal. Saat ini metode PCR sangat ideal untuk mendeteksi penyakit infeksi karena cepat dan sensitif, dengan pemilihan primer yang spesifik untuk patogen tertentu, teknik ini mempunyai kespesifikan yang tinggi. Dengan PCR, dimungkinkan untuk mendeteksi patogen tanpa harus mengkulturkan terlebih dahulu. Ini sangat bermanfaat bila patogen tumbuh lambat atau tidak dapat tumbuh pada kondisi in vitro, bila metoda deteksi konvensional kurang sensitif atau dibutuhkan diagnosis yang cepat. Proses PCR memerlukan 2 macam primer yaitu primer forward dan primer reverse. Gen N merupakan komponen utama di dalam nukleokapsid internal yang mempengaruhi regulasi transkripsi dan replikasi virus rabies (12). Identifikasi gen N isolat virus rabies lapang lebih cepat dan sensitif dilakukan dengan teknik RT-PCR dibandingkan dengan FAT (1). Penggunaan metode PCR berdasarkan gen N telah banyak dilakukan peneliti dan saat ini merupakan teknik yang paling sering dilakukan untuk mendiagnosa rabies karena merupakan salah satu gen yang jarang terjadi mutasi (1,6) dan dapat digunakan untuk mengetahui karakteristik, epidemiologi virus rabies serta hubungan kekerabatan virus rabies (6). Di Indonesia, teknik RT-PCR telah dikembangkan dan diaplikasikan untuk diagnosis rabies dan praktis digunakan pada surveilens dalam rangka upaya pembebasan rabies pada suatu daerah (10). Gen N selain jarang bermutasi juga cenderung bersifat homolog. Tingkat homologi gen N virus rabies berkisar antara 79.7-96.8% (12). Berdasarkan sekuen gen N, kekerabatan pohon filogenetik antara virus-virus Rabies dapat diamati dengan lebih mudah dibandingkan dengan menggunakan antibodi monoklonal atau metode konvensional yang

lain. Kajian yang dilakukan oleh Susetya et al. 2003 menunjukkan virus rabies lapang di Thailand memiliki kedekatan genetik dengan isolat dari China sebagai bagian dari garis keturunan Asia. Pada penelitian ini dikonfirmasi bahwa semua isolat dari Indonesia termasuk dalam Lyssavirus genotype 1, genotype ini merupakan tipe klasik virus Rabies dan memiliki kekerabatan lebih dekat dengan isolat dari China dibandingkan dengan Thailand, India atau Srilanka (11). Sementara pada penelitian ini dapat dilihat bahwa kekerabatan virus rabies Bali dengan isolat China juga lebih dekat dibandingkan dengan Thailand dan India. Untuk virus Rabies Indonesia, kajian ini mengelompokkan virus secara genetik menjadi 5 kelompok yaitu kelompok 1 dan 2 termasuk dalam kelompok Sumatra, kelompok 3 termasuk dalam kelompok Jawa, kelompok 4 termasuk dalam kelompok Flores, Kalimantan dan Sumatra Barat dan virus Bali termasuk dalam kelompok 5. Sementara kajian yang dilakukan oleh Susetya dkk menunjukkan ada 3 kelompok yang secara endemis ada di Indonesia. Hal ini menunjukkan kemungkinan telah terjadinya perubahan secara genetis pada virus yang ada di Indonesia. Banyak faktor yang menyebabkan masih adanya kasus rabies di Propinsi Bali, antara lain cakupan vaksinasi yang kurang dari 70 %, aplikasi vaksin yang tidak tepat, penanganan vaksin yang kurang baik, kemungkinan anjing yang divaksinasi sudah dalam masa inkubasi dan strain virus vaksin yang digunakan tidak cocok dengan strain virus yang ada di Propinsi Bali..

KESIMPULAN Hasil analisis gen N virus rabies Bali (CVB751) mengindikasikan adanya perubahan secara genetis dari virus rabies yang ada di Indonesia. DAFTAR PUSTAKA 1. Anonim. 2009. Diagnosis of Rabies by Reverse Transcriptase-Polymerase Chain Reaction (RT-PCR). In: Annual Report Virology Research Lab. Veterinary Research Center. Agricultural and Livestock Research. 313-317. 2. Anonim. 2011. Standard Operating Procedure (SOP) Deteksi Biologi Molekuler IBR. Disampaikan pada Pelatihan Bioteknologi 2011 Teknik diagnosa virus rabies dan infectious Bovine Rhinotracheitis secara molekuler di Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Oba Hewan 11-15 Juli 2011. PT. Gene Craft labs. Jakarta. 3. Anonim. 2012. Rakornas Rabies. Arahan Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. Pertemuan Koordinasi Pengendalian Rabies Nasional Bali, 28 Maret 2012. 4. Arai YT, Yamada K, Kameoka Y, Horimoto T, Yamamoto K, Yabe S, M. Nakayama M, Tashiro M. 1997. Nucleoprotein gene analysis of fixed and street rabiesvirus variants using RT-PCR. Arch. Virol 142: 1787-1796. 5. Bourhy H, Kissi B, Tordo N. 1993. Molecular diversity of the Lyssavirus genus. Virology 194: 70-81. 6. Black EM, Lowing JP, Smith J, Heaton PR, McElhinney. 2002. A Rapid RT- PCR method to differentiate six established genotypes of rabies and rabies-related viruses using TaqManTM technology. Journal of Virol. Methods. 105:25-35. 7. Djusa ER, Tenaya IWM, Natih KKN, Agustini NLP, Wirata K, Yupiana Y, Hermawan D, Nuryani N. 2011. Isolasi dan identifikasi isolat virus rabies lapang. Rapat Teknis dan Pertemuan Ilmiah Kesehatan Hewan Tahun 2010. Poster dan Prosiding. 8. Koprowski H. 1991. Overview. In: The Natural history of Rabies. 2nd Edition. Editor George M Baer. CRC Press Inc. United States.

9. Putra AAG, Gunata IK, Faizah, Dartini NL, Hartawan DHW, Setiaji G, Semara-Putra AAG, Soegiarto, Scott-Orr H. 2009. Situasi Rabies Bali: Enam bulan pasca program pemberantasan. Buletin Veteriner. XXI (74):13-26. 10. Sarosa A, Abdul Adjid RM, Wiyono A. 2003. Pengembangan teknik reverse Transcriptase Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) untuk diagnosis penyakit rabies. Dalam: Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Puslibang Peternakan Bogor, 29-30 September 2003. Hlm: 432-435. 11. Susetya H, Sugiyama M, Inagaki A, Naoto I, Mudiarto G, Minamoto N. 2008. Molecular epidemiology of rabies in Indonesia. Virus Research. 135: 144 149. 12. Suwarno. 2005. Karakterisasi molekuler protein serta gen penyandi nukleoprotein dan glikoprotein virus rabies dari beberapa daerah geografi di Indonesia. Program Doktor Ilmu Kedokteran. Program Pasca Sarjana. Universitas Airlangga. Surabaya.