SPEKTROFOTOMETER ULTRA-VIOLET DAN SINAR TAMPAK SERTA APLIKASINYA DALAM OSEANOLOGI



dokumen-dokumen yang mirip
Spektrofotometer UV /VIS

Hukum Dasar dalam Spektrofotometri UV-Vis Instrumen Spektrofotometri Uv Vis

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERCOBAAN 1 PENENTUAN PANJANG GELOMBANG MAKSIMUM SENYAWA BAHAN PEWARNA

ALAT ANALISA. Pendahuluan. Alat Analisa di Bidang Kimia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unsur-unsur kimia secara terus menerus terhadap lingkungan di sekelilingnya di

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II PERCOBAAN IV PENENTUAN KOMPOSISI ION KOMPLEKS

INTERAKSI RADIASI DENGAN BAHAN

TUGAS ANALISIS FARMASI ANALISIS OBAT DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

Berdasarkan interaksi yang terjadi, dikembangkan teknik-teknik analisis kimia yang memanfaatkan sifat dari interaksi.

PENENTUAN RUMUS ION KOMPLEKS BESI DENGAN ASAM SALISILAT

ANALISIS INSTRUMEN SPEKTROSKOPI UV-VIS

PENDAHULUAN. Gambar 1 Ilustrasi hukum Lambert Beer (Sabrina 2012) Absorbsi sinar oleh larutan mengikuti hukum lambert Beer, yaitu:

UJI KUANTITATIF DNA. Oleh : Nur Fatimah, S.TP PBT Ahli Pertama

TUGAS II REGULER C AKADEMI ANALIS KESEHATAN NASIONAL SURAKARTA TAHUN AKADEMIK 2011/2012

BAB IV ANALISIS DENGAN SPEKTROFOTOMETER

MAKALAH Spektrofotometer

SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN UV-VIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam buku British pharmacopoeia (The Departemen of Health, 2006) dan

Laporan Kimia Analitik KI-3121

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA PROSES PEMBUATAN KURVA STANDAR DARI LARUTAN - KAROTEN HAIRUNNISA E1F109041

Spektrofotometer UV-Vis

ANALISIS SPEKTROSKOPI UV-VIS. PENENTUAN KONSENTRASI PERMANGANAT (KMnO 4 )

JURNAL PRAKTIKUM ANALITIK III SPEKTROSKOPI UV-VIS

SPEKTROFOTOMETRI. Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. KONSEP DASAR SPEKTROSKOPI

Spektrofotometri UV-Vis

ACARA IV PERCOBAAN DASAR ALAT SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM

Spektrofotometri Serapan Atom

Prof.Dr.Ir.Krishna Purnawan Candra, M.S. Jurusan Teknologi Hasil Pertanian FAPERTA UNMUL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. absorbansi dengan cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu

abc A abc a = koefisien ekstingsi (absorpsivitas molar) yakni tetap b = lebar kuvet (jarak tempuh optik)

Beberapa definisi berkaitan dengan spektrofotometri. Spektroskopi (spectroscopy) : ilmu yang mempelajari interaksi antara bahan dengan

BAB IV HASIL PENGAMATAN

Fluorimetri. Imam Santosa, MT

LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENT INDUSTRI PERALATAN ANALISIS (SPEKTROFOTOMETER)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Spektrofotometri uv & vis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENENTUAN TETAPAN PENGIONAN INDIKATOR METIL MERAH SECARA SPEKTROFOTOMETRI

KIMIA ANALISIS ORGANIK (2 SKS)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS DUA KOMPONEN TANPA PEMISAHAN

Pengaruh Panjang Gelombang Terhadap Daya Serap Pupuk NPK Dengan Menggunakan Alat Spektrofotometer

BAB 3 METODE DAN BAHAN PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Tujuan Praktikum 1.3. Manfaat Praktikum

Laporan Praktikum Analisis Sediaan Farmasi Penentuan kadar Asam salisilat dalam sediaan Bedak salicyl

PENENTUAN KADAR BESI DALAM SAMPEL AIR SUMUR SECARA SPEKTROFOTOMETRI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH ph DAN PENAMBAHAN ASAM TERHADAP PENENTUAN KADAR UNSUR KROM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

4 Hasil dan Pembahasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SPEKTROSKOPI INFRA RED & SERAPAN ATOM

LAPORAN PRAKTIKUM III PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ARTI PENTING KALIBRASI PADA PROSES PENGUKURAN ANALITIK: APLIKASI PADA PENGGUNAAN phmeter DAN SPEKTROFOTOMETER UV-Vis. Iqmal Tahir ABSTRAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo,

PENENTUAN STRUKTUR MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER UV- VIS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Ekstraksi Zat Warna Rhodamin B dalam Sampel

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penentuan struktur senyawa organik

SPEKTROFOTOMETER UV-VIS

SOAL-SOAL SPEKTROFOTOMETRI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS ANALISIS PANGAN. Fluorometri, radiometri dan imonologi. Oleh : : Rizka Resmi NRP :

Laporan Praktikum Biomedik 3 BM 506 Metabolisme Glukosa, Urea Dan Trigliserida (Teknik Spektofotometer)

1. Dapat mengerti prinsip-prinsip dasar mengenai teknik spektrofotometri (yaitu prinsip dasar

2 Ditinjau dari caranya, kimia analitik digolongkan menjadi : Analisis klasik Analisis klasik berdasarkan pada reaksi kimia dengan stoikiometri yang t

PENENTUAN KADAR BESI DALAM TABLET MULTIVITAMIN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM DAN UV-VIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KOLORIMETRI dan SPEKTOFOTOMETRI. Imam Santosa, MT

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - GELOMBANG ELEKTROMAGNET - G ELO MB ANG ELEK TRO M AG NETIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Landasan Teori

ANALISA KADAR IODIUM PADA GARAM DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI

DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG SMA NEGERI 10 PADANG Cahaya

1. Tujuan Menentukan kadar kafein dalam sample Dapat menggunakan spektofotometer uv dengan benar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahan pencemar yang berasal dari industri juga dapat meresap ke dalam

I. KEASAMAN ION LOGAM TERHIDRAT

4 Hasil dan Pembahasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produksi, baik industri maupun domestik, yang kehadirannya pada suatu saat

Laporan Kimia Analitik KI-3121

Kimia dalam AIR. Dr. Yuni K. Krisnandi. KBI Kimia Anorganik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS AKHIR. EKSTRAKSI SERBUK KELOPAK BUNGA ROSELA ( Hibiscus sabdarifa Linn. ) untuk UJI KANDUNGAN WARNA dengan SPEKTROFOTOMETER

A. Judul B. Tujuan C. Dasar Teori

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ditjen BKAK., (2014) uraian tentang parasetamol sebagai berikut:

4 Hasil dan Pembahasan

I. PENDAHULUAN. Kaca merupakan salah satu produk industri kimia yang banyak digunakan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PRAKTIKUM 1 Spektrofotometri. Spectrophotometer Mapada V-1100D

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan

HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Hasil Ekstraksi Daun dan Buah Takokak

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Analisa kualitatif terhadap Kalsium, Besi, Posfor dan Seng dalam sampel

Transkripsi:

Oseana, Volume X, Nomor 1 : 39-47, 1985. ISSN 0216-1877 SPEKTROFOTOMETER ULTRA-VIOLET DAN SINAR TAMPAK SERTA APLIKASINYA DALAM OSEANOLOGI Oleh Etty Triyati 1 ) ABSTRACT ULTRA VIOLET AND VISIBLE SPECTROPHOTOMETER AND ITS APPLICATION IN OCEANOLOGY. Ultra violet and visible spectrophotometer is one of the practical instrument which is able to detect the biological and chemical characteristics of sea water. The principle mechanism of this instrument is based on the light absorption by a solution at certain wave length. This paper describes the instrument and gives notes on the application in the field of oceanology, such as primary productivity, nutrients, suspended solid and sediment load. PENDAHULUAN Air laut berfungsi sebagai penampung berbagai macam buangan seperti buangan industri, buangan domestik dan buangan pertanian yang mengandung banyak zat organik dan anorganik baik yang terlarut ataupun tidak, dan juga merupakan lingkungan hidup biota air. Untuk mengetahui tingkat kesuburan suatu perairan dan amannya biota laut, serta untuk keperluan industri dan sebagainya seperti penjagaan bahaya korosi dari air laut terhadap peralatan, pipa-pipa dan tanki yang terkena air laut, dibutuhkan beberapa parameter fisika, kimia dan biologi. Tingkat kesuburan suatu perairan ditunjukkan oleh besarnya produksi zat organik yang dihasilkan oleh perairan tersebut, yang biasa disebut produktivitas primer. Tulisan ini akan mencoba memberikan sedikit gambaran mengenai metode Spektrofotometri Ultra-Violet dan Sinar Tampak, serta aplikasinya di dalam oseanologi. LATAR BELAKANG TEORITIK SPEKTROFOTOMETER ULTRA- VIOLET DAN SINAR TAMPAK Analisis kimia bertujuan untuk mengetahui komposisi suatu zat atau campuran zat yang merupakan informasi kualitatif mengenai ada atau tidak adanya suatu unsur atau komponen dalam contoh. Selain itu juga untuk mengukur jumlah atau banyaknya unsur yang diteliti atau dengan perkataan lain adalah untuk mengetahui data kuantitatif, juga dapat dipakai untuk menentukan struktur suatu zat. Dalam analisis kimia dikenal berbagai macam cara untuk mengetahui data kualitatif dan kuantitatif baik yang menggunakan suatu peralatan optik (instrumen) ataupun dengan cara basah. Alat instrumen biasanya dipergunakan untuk menentukan suatu zat berkadar rendah, biasanya dalam satuan ppm (part per million) atau ppb (part per billion). Salah satu metode sederhana 1) Pusat Penelitian Ekologi Laut, Lembaga Oseanologi Nasional - LIPI, Jakarta. 39

untuk menentukan zat organik dan anorganik secara kualitatif dan kuantitatif dalam contoh air laut, yaitu dengan metode Spektrofotometri Ultra-violet dan Sinar Tampak. Prinsip kerjanya berdasarkan penyerapan cahaya atau energi radiasi oleh suatu larutan. Jumlah cahaya atau energi radiasi yang diserap memungkinkan pengukuran jumlah zat penyerap dalam larutan secara kuantitatif (PECSOK et al. 1976; SKOOG & WEST 1971). Cahaya adalah suatu bentuk energi radiasi yang mempunyai sifat sebagai gelombang dan partikel. Sifatnya sebagai gelombang dapat dilihat dengan terjadinya pembiasan dan pemantulan cahaya oleh suatu medium, sedangkan sifatnya sebagai partikel dapat dilihat dengan terjadinya efek foto listrik. Energi radiasi terdiri dari sejumlah besar gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang yang berbeda-beda. Bagian-bagian suatu radiasi dapat dipisahpisahkan menjadi spectrum elektromagnetik seperti tertera pada Tabel 1. Cahaya Tampak hanyalah merupakan bagian kecil dari seluruh radiasi elektromagnetik. Spektrum cahaya Tampak terdiri dari komponen-komponen merah, jingga, kuning, hijau, biru dan ungu, dimana masing-masing warna mempunyai panjang gelombang yang berbeda. Satuan yang banyak dipergunakan untuk menyatakan panjang gelombang adalah Angstrom, 1 A = 10-10 meter. Perkiraan panjang gelombang warna-warna dalam daerah Cahaya Tampak dapat dilihat pada Tabel 2. Metode Spektrofotometri Ultra-violet dan Sinar Tampak telah banyak diterapkan untuk penetapan senyawa-senyawa organik yang umumnya dipergunakan untuk penentuan senyawa dalam jumlah yang sangat kecil (SKOOG & WEST 1971). Dalam suatu larutan gugus molekul yang dapat mengabsorpsi cahaya dinamakan gugus kromofor, contohnya antara lain: C = C, C = O, N = N, N = O, dan sebagainya. Molekul-molekul yang hanya mengandung satu gugus kromofor dapat mengalami perubahan pada panjang gelombang seperti tertera pada Tabel 3. Tabel 1. Daerah spektrum gelombang elektromagnetik (PECSOK et al 1976; SKOOG & WEST 1971). Macam sinar Panjang gelombang SinarX 10-100 pkm Ultra-violet jauh 10-200 nm Ultra-violet dekat 200-400 nm Sinar Tampak 400-750 nm Infra-merah dekat 0,75-2 u m Infra-merah tengah 2,5-50 u m Infra-merah jauh 50-1000 u m Gelombang mikro 0,1-100 cm Gelombang radio 1-1000 m 40

Tabel 2. Perkiraan panjang gelombang warna-warna dalam daerah Cahaya Tampak (SKOOG & WEST 1971). Warna Warna pelengkap Panjang gelombang (mm) ungu hijau kuning 400-435 biru kuning 435-480 biru hijau oranye 480-490 hijau biru merah 490-500 hijau merah lembayung 500-560 hijau kuning ungu 560-580 kuning biru 580-595 oranye biru hijau 595-610 merah hijau biru 610-750 Tabel 3. Pita absorpsi elektronik untuk gugus kromofor tunggal (SKOOG & WEST 1971). Kromofor nitril asetilida ester karboksil aldehida azo nitroso λ maksimum (nm) 160 175-180 205 200-210 210 285-400 302 Molekul yang mengandung dua gugus kromofor atau lebih akan mengabsorpsi cahaya pada panjang gelombang yang hampir sama dengan molekul yang hanya mempunyai satu gugus kromofor tertentu, tetapi intensitas absorpsinya adalah sebanding dengan jumlah kromofor yang ada. Interaksi antara dua kromofor tidak akan terjadi, kecuali kalau memang antara dua kromofor itu ada kaitannya. Walaupun demikian, suatu kombinasi tertentu dari gugus fungsi akan menghasilkan suatu sistim kromoforik yang dapat menimbulkan pita-pita absorpsi yang karakteristik (SKOOG & WEST 1971). Banyak zat organik juga menunjukkan absorpsi khusus, misalnya permanganat, ion nitrat, ion kromat, dan ruthenium, molekul iodium dan ozon. Banyak pereaksi akan bereaksi dengan zat yang tidak mengabsorpsi memberikan hasil yang akan mengabsorpsi sinar Ultra-violet atau Sinar Tampak dengan kuat. Pereaksi organik yang membentuk kompleks berwarna yang stabil adalah o-phenanthrolin untuk besi, dimetil glioksim untuk nikel, dietil thio karbamat untuk tembaga, dan sebagainya (SKOOG & WEST 1971). 41

ALAT DAN CARA KERJA 1. ALAT Susunan peralatan Spektrofotometer Ultra-violet dan Sinar Tampak diperlihatkan pada Gambar 1 yang meliputi bagianbagian sebagai berikut: sumber radiasi/cahaya (A), monokromator (B), sel absorpsi (C), detektor (D) dan pencatat (E). Sumber cahaya dipergunakan untuk pengukuran absorpsi. Sumber cahaya ini harus memancarkan sinar dengan kekuatan yang cukup untuk penentuan dan pengukuran, juga harus memancarkan cahaya berkesinambungan yang berarti harus mengandung semua panjang gelombang dari daerah yang dipakai. Kekuatan sinar radiasi harus konstan selama waktu yang diperlukan. Sumber Cahaya Tampak yang paling umum dipakai adalah lampu Wolfram. Sedangkan sumber radiasi Ultra-violet biasa dipergunakan lampu Hidrogen atau Deuterium yang terdiri dari tabung kaca dengan jendela dari kwartz yang mengandung Hidrogen dengan tekanan tinggi. Oleh karena kaca menyerap radiasi Ultra-violet, maka sistim optik Spektrofotometer Ultra-Violet dan sel harus dibuat dari bahan kwartz. Monokromator dipergunakan untuk memisahkan radiasi ke dalam komponenkomponen panjang gelombang dan dapat memisahkan bagian spektrum yang diinginkan dari lainnya. Sel absorpsi dipakai dari bahan silika, kuvet dan plastik banyak dipakai untuk daerah Sinar Tampak. Kualitas data absorbans sangat tergantung pada cara pemakaian dan pemeliharaan sel. Sidik jari, lemak atau pengendapan zat pengotor pada dinding sel akan mengurangi transmisi. Jadi sel-sel itu harus bersih sekali sebelum dipakai (GLASSTON 1960; PECSOK et al. 1976; SKOOG & WEST 1971). Detektor dipergunakan untuk menghasilkan signal elektrik. Dimana signal elektrik ini sebanding dengan cahaya yang diserap. Signal elektrik ini kemudian dialirkan ke alat pengukur (GLASSTON 1960; PECSOK et al. 1976; SKOOG & WEST 1971). Rekorder dipergunakan untuk mencatat data hasil pengukuran dari detektor, yang dinyatakan dengan angka. 2. PRINSIP KERJA ALAT Seperti terlihat pada bagan alat susunan Spektrofometer Ultra-violet dan Sinar Tampak, suatu sumber cahaya; dipancarkan melalui monokromator (B). Monokromator menguraikan sinar yang masuk dari sumber cahaya tersebut menjadi pita-pita panjang gelombang yang diinginkan untuk pengukuran suatu zat tertentu seperti yang tertera pada Tabel 3, yang menunjukkan bahwa setiap gugus kromofor mempunyai panjang gelombang maksimum yang berbeda. Dari monokromator tadi cahaya/energi radiasi diteruskan dan diserap oleh suatu larutan yang akan diperiksa di dalam kuvet. Kemudian jumlah cahaya yang diserap oleh larutan akan menghasilkan signal elektrik pada detektor, yang mana signal elektrik ini sebanding dengan cahaya yang diserap oleh larutan tersebut. Besarnya signal elektrik yang dialirkan ke pencatat dapat dilihat sebagai angka. Metode Spektrofotometri Ultra-violet dan Sinar Tampak berdasarkan pada hukum LAMBERT-BEER. Hukum tersebut menyatakan bahwa jumlah radiasi cahaya Tampak, Ultra-violet dan cahaya-cahaya lain yang diserap atau ditransmisikan oleh suatu larutan merupakan suatu fungsi eksponen dari konsentrasi zat dan tebal larutan. Hukum ini secara sederhana dapat dinyatakan dalam rumus berikut: 42

43 Gambar 1. Bagan susunan alat Spektrofotometer Ultra-violet dan Sinar Tampak. Keterangan A = sumber cahaya. B = monokromator. C = sel absorpsi (tempat larutan). C1 = contoh. C 2 = pelarut. D = detektor. E = meter atau rekorder.

K = konstanta yang bergantung pada kondisi percobaan. Jika persamaan (1) dan (2) dikombinasikan, maka diperoleh: Jika c dinyatakan dalam mole/liter, maka yang bersangkutan dinamakan absorptivitas molar dan diberikan lambang E. L Perbandingan dinamakan transmisi (T). o Cara lain untuk menyatakan perbandingan ini adalah: Satuan-satuan dan lambang untuk persamaan-persamaan di atas disajikan pada Tabel 4. Bila absorbansi A dialurkan terhadap konsentrasi c untuk contoh yang tebalnya b cm, maka akan menghasilkan suatu garis lurus dengan lereng AB dalam daerah dimana hukum LAMBERT-BEERT berlaku (PECSOK et al. 1976; SKOOG & WEST 1971). Kurvanya bisa dilihat pada Gambar 2. Garis lurus yang dihasilkan ini tidak selalu diperoleh melalui titik awal (titik nol). Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor fisika dan kimia. Faktor fisika disebabkan oleh keadaan alatnya sendiri, misalnya sumber cahaya yang dipakai, lebar celah, kepekaan rekorder dan sebagainya, tetapi kesalahan ini relatif kecil karena alat yang dipakai sebelum dikeluarkan telah diuji ketelitiannya. Faktor kimia disebabkan oleh perbedaan ph larutan, konsentrasi, suhu dan terjadinya reaksi kimia dalam larutan, misalnya: oksidasi, disosiasi, polime-risasi dan pembentukan kompleks (PECSOK et al. 1976 ; SKOOG & WEST 1971). Tabel 4. Satuan dan lambang pada hukum LAMBERT-BEER (SKOOG & WEST 1971). Lambang yang diterima Definisi Nama yang diterima. Lambang Pengganti Nama T transmisi T transmisi A absorbansi D,E kerapatan optik ekstingsi a absorptivitas k koefisien ekstingsi indeks absorbansi Є b absorptivitas molar panjang jalan yang ditempuh l, d koefisien ekstingsi molar indeks absorbansi molar 44

Gambar 2. Pengaluran absorbansi terhadap konsentrasi. Bila transmisi T dialurkan terhadap c pada kondisi yang sama akan dihasilkan kurva eksponen yang diperlihatkan pada Gambar 3, tetapi kurva log T terhadap c adalah garis lurus dengan lereng ab (PECSOK et al. 1976; SKOOG & WEST 1971). Gambar 3. Pengaluran transmisi terhadap konsentrasi. 45

Dalam analisis Spektrofotometri Ultraviolet dan Sinar Tampak harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut, karena berhubungan dengan warna (GLASSTON 1960; PECSOK et al. 1976; SKOOG & WEST 1971). 1. Kestabilan warna. Sedapat mungkin warna yang dihasilkan stabil untuk beberapa lama. 2. Reaksi warna yang spesifik. Sebaiknya dipakai reaksi warna yang spesifik untuk unsur tertentu, sehingga adanya unsur-unsur lain tidak mengganggu dan pemisahan tidak perlu dilakukan. 3. Sifat zat warna. Kalau zat warna yang terbentuk berada dalam keadaan tertutup dan segera diperiksa karena penguapan akan menyebabkan pemekatan larutan. 4. Sensitif. Sensitif yaitu dengan perubahan konsentrasi yang kecil, akan menyebabkan pemekatan larutan. 5. Larutan homogen. Larutan yang homogen akan mengabsorpsi cahaya di setiap bagian sama. APLIKASI DALAM OSEANOLOGI Kegunaan Spektrofotometer Ultra-violet dan Sinar Tampak dalam analisis kimia adalah untuk analisis kualitatif dan kuantitatif. Kelemahan Spektrofotometer Ultra-violet dan Sinar Tampak dalam analisis kualitatif adalah kurang teliti. Hal tersebut disebabkan karena pitapita absorpsi yang diperoleh melebar, dengan demikian kurang khusus atau terbatas pemakaiannya. Walaupun demikian, berdasarkan spektrum serapan Ultra-violet dan Sinar Tampak, dapat dipakai untuk mengetahui ada atau tidak adanya gugus fungsional tertentu dalam senyawa organik. Alat ini dapat juga dipergunakan untuk menentukan jumlah kecil senyawa berkadar rendah yang dapat mengabsorpsi dalam media non absorben (PECSOK et al. 1976; SKOOG & WEST 1971). Pemakaian Spektrofotometer Ultra-violet dan Sinar Tampak dalam analisis kuantitatif mempunyai beberapa keuntungan: - Dapat dipergunakan untuk banyak zat organik dan anorganik. Adakalanya bebe rapa zat harus diubah dulu menjadi senyawa berwarna sebelum dianalisa. - Selektif. Pada pemilihan kondisi yang tepat dapat dicari panjang gelombang untuk zat yang dicari. - Mempunyai ketelitian yang tinggi, dengan kesalahan relatif sebesar 1% 3%, tetapi kesalahan ini dapat diperkecil lagi. - Dapat dilakukan dengan cepat dan tepat. Spektrofotometri Ultra-violet dan Sinar Tampak merupakan salah satu cara yang sederhana dan praktis untuk menentukan beberapa parameter ekologi di laut. Tingkat kesuburan suatu perairan ditun-jukkan oleh besarnya produksi zat organik yang dihasilkan oleh perairan tersebut yang biasa disebut produktivitas primer. Produksi zat organik yang dihasilkan tersebut bisa melalui proses fotosintesa yang terjadi pada tumbuhan yang mengandung pigmen fotosintetik. Salah satu cara yang sudah umum dan luas dipakai untuk mengetahui banyaknya biomassa fitoplankton di laut adalah menentukan kadar klorofil fitoplankton dengan metode Spektrofotometri. Zat terlarut ataupun tidak terlarut dalam air laut, seperti unsur-unsur hara dan beberapa logam sangat dibutuhkan oleh biota laut untuk pertumbuhannya, seperti nitrat (NO 3 =), fosfat (PO 4-3 ), sulfat (SO 4-2 ), besi (Fe), seng (Zn) dan sebagainya. Kadar zat-zat terlarut ataupun tidak terlarut dalam air seperti logam dan senyawanya mempunyai batas tertentu untuk amannya biota laut. Dosis tertentu menyebabkan pengaruh yang serius pada kehidupan biologis seperti zooplankton, fitoplankton, ikan bahkan pada manusia baik secara langsung maupun tidak langsung yang akhirnya bisa menimbulkan kematian. Salah satu cara yang praktis dan sudah umum dipakai untuk menentukan un- 46

sur-unsur hara dan kadar logam-logam ter-sebut adalah dengan metode Spektrofotometri Ultraviolet dan Sinar Tampak. Penggunaan Spektrofotometer Ultra-violet dan Sinar Tampak bisa untuk contoh cairan maupun padatan, seperti air laut, lumpur/sedimen dan batuan. Oleh karena prinsip kerja Spektrofotometer Ultra-violet dan Sinar Tampak berdasarkan penyerapan cahaya oleh suatu larutan, maka semua contoh yang akan diperiksa hams diubah terlebih dahulu menjadi bentuk larutan. Untuk pemakaian Spektrofotometer Sinar Tampak larutan tersebut harus berwarna. Hal ini bisa dikerjakan dengan menambahkan pereaksi tertentu pada contoh yang diperiksa. Kemudian hasil pengukuran dari Spektrofotometer dimasukkan ke dalam rumus LAMBERT-BEER, maka akan didapatkan kadar zat yang dicari. DAFTAR PUSTAKA GLASSTON, S. 1960. Textbook of physical chemistry. 2 nd ed. Macmillan and Co. Ltd., London. PECSOK, R.L.; L.D. SHILEDS; T. CAIRNS; and I.G. MCWILLIAM 1976. Modern methods of chemical analysis. 2 nd ed. John Wiley & Sons, Inc., New York. SKOOG, D.A. and D.M. WEST 1971. Principles of instrumental analysis. Holt, Rinehart and Winston, Inc., New York. 47