Menyasar Warga Miskin dan Memilih Instrumen yang Tepat: Studi Kasus Indonesia



dokumen-dokumen yang mirip
BERALIH DARI SUBSIDI UMUM MENJADI SUBSIDI TERARAH: PENGALAMAN INDONESIA DALAM BIDANG SUBSIDI BBM DAN REFORMASI PERLINDUNGAN SOSIAL

j-pal policy briefcase [ januari 2013 ] Menyajikan evaluasi oleh Vivi Alatas, Abhijit V. Banerjee, Rema Hanna, Benjamin A. Olken, dan Julia Tobias

MENGEJAR KETERTINGGALAN: AKSI MASYARAKAT DAN PERLINDUNGAN SOSIAL DI INDONESIA

Kertas Kebijakan ini memberikan gambaran umum tentang masalah kesetaraan gender utama

UNIFIKASI SISTEM PENETAPAN SASARAN NASIONAL

PENETAPAN SASARAN BSM BERBASIS RUMAH TANGGA UNTUK MELENGKAPI PENETAPAN SASARAN BERBASIS SEKOLAH

PENDATAAN RUMAH TANGGA MISKIN DI WILAYAH PESISIR/NELAYAN

PEMANFAATAN DATA UNTUK PENAJAMAN INTERVENSI KEBIJAKAN

Efektivitas Program Bantuan Sosial dalam Pengurangan Kemiskinan dan Ketimpangan

HASIL BASIS DATA TERPADU (BDT) 2015 PROVINSI BALI

MENETAPKAN SASARAN BERBASIS WILAYAH DAN RUMAH TANGGA MENGGUNAKAN DATA BDT, PODES, DAN SUSENAS

Hybrid: Perbaikan dari Masyarakat

1. Apa yang dimaksud dengan Basis Data Terpadu? 2. Apa Kegunaan Basis Data Terpadu?

PENCAPAIAN TARGET PEMBANGUNAN: KEMISKINAN, GINI RASIO, PENGANGGURAN DAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA

Hybrid: Tambahan dari Masyarakat Manual untuk Fasilitator

Mendorong Sinergi Program Perlindungan Sosial untuk Penanggulangan Kemiskinan

METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian

Pemutakhiran Basis Data Terpadu Tahun 2015 Untuk Program-program Perlindungan Sosial

Pentingnya Pemantauan dan Evaluasi Sumber informasi untuk Pemantauan dan Evaluasi Melaksanakan Kunjungan lapangan sebagai alat Pemantauan dan

RINGKASAN EKSEKUTIF. Survei Tenaga Kesehatan Papua: Hasil penelitian di empat daerah. Hasil penting

Pendaftaran di Dusun/RW oleh Siapapun

SOLUSI DAN PENANGANAN MASALAH KEPESERTAAN PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN PERLINDUNGAN SOSIAL (P4S)

Sosialisasi dan Pelatihan Petugas Pendaftar Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin

MENETAPKAN SASARAN BERBASIS WILAYAH DAN RUMAH TANGGA MENGGUNAKAN DATA BDT, PODES, DAN SUSENAS

Pendaftaran di Kecamatan oleh Suami & Istri

Pendaftaran di Kecamatan oleh Siapapun

BAB I PENDAHULUAN. oleh si miskin. Penduduk miskin pada umumya ditandai oleh rendahnya tingkat

Pendaftaran di Desa/Kelurahan oleh Suami & Istri

PEDOMAN PENGISIAN FORM UNTUK FASILITATOR METODE HIBRIDA Effective Targeting of Anti Poverty Programs II

BASIS DATA TERPADU 1

Rachel Slater Program Perlindungan Sosial. 30 Mei 2013

INOVASI PEMANFAATAN DATA UNTUK PEMANTAUAN KINERJA PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN. Rapat Kerja Teknis TKPK

Penduduk Lanjut Usia (Lansia) dan Keterjangkauan Program Perlindungan Sosial bagi Lansia. Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Penentuan Peringkat Kesejahteraan Rumah Tangga (P2K), 2008

PEMANFAATAN BASIS DATA TERPADU TAHUN Disampaikan oleh: Kepala BPS Kabupaten Bandung

PERAN FINANCIAL INCLUSION DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN: Mendorong KUR untuk Lebih Pro-Poor

BUPATI POLEWALI MANDAR

MEMBANGUN KELUARGA PRODUKTIF

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

BUKTI DARI PEDESAAN INDONESIA

Program Simpanan Keluarga Sejahtera, Program Indonesia Pintar & Program Indonesia Sehat Untuk Membangun Keluarga Produktif

BDT. Pendahuluan BASIS DATA TERPADU

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kemiskinan menjadi persoalan serius yang di hadapi oleh banyak

RPSEP-08 KEMISKINAN PROVINSI VERSUS KEMISKINAN KABUPATEN DI BALI

PENSASARAN PROGRAM BERDASARKAN RUMAH TANGGA DAN WILAYAH

Mengurangi Kemiskinan Melalui Keterbukaan dan Kerjasama Penyediaan Data

Pemanfaatan Data Terpadu Untuk Program Perlindungan Sosial di Kota Tanjung Balai

BAB I PENDAHULUAN. harus diminimalisir, bahkan di negara maju pun masih ada penduduknya yang

KEBIJAKAN NASIONAL PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan

Data Kemiskinan, Survai atau Partisipatif? Oleh Ivanovich Agusta. Salah satu pelajaran berharga yang tersembul dari kisruh pemberian dana tunai

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA TAHUN 2009

BASIS DATA TERPADU UNTUK PROGRAM BANTUAN SOSIAL

EVALUASI PROGRAM BANTUAN KEUANGAN DESA

Pemberdayaan masyarakat desa melalui padat karya

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK PROVINSI KEPULAUAN RIAU SEPTEMBER 2016

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2011

PERAN TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN (TKPK) DALAM PENDATAAN PROGRAM PERLINDUNGAN SOSIAL (PPLS) TAHUN 2011 BAPPEDA PROVINSI SUMATERA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah meningkatkan kinerja. perekonomian agar mampu menciptakan lapangan kerja dan menata

SOLUSI DAN PENANGANAN MASALAH KEPESERTAAN PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN PERLINDUNGAN SOSIAL (P4S)

Program Perlindungan Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat untuk Mengatasi Masalah Malnutrisi

BAB I. Pendahuluan Latar Belakang Kemiskinan merupakan masalah yang menjadi perhatian utama

PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGGARA MARET 2017 RINGKASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SAMBUTAN PADA ACARA RAPAT KOORDINASI PELAKSANAAN PENYALURAN RASKIN MENGGUNAKAN KARTU. Jakarta, 17 Juli 2012

Penduduk Lanjut Usia (Lansia) dan Keterjangkauan Program Perlindungan Sosial bagi Lansia. Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K)

Daripada Meratapi Mari Bicara Solusi

BAB I PENDAHULUAN. membantu pertumbuhan ekonomi kota Medan. Konsumsi rumah tangga Medan

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2013

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Highlights May Memahami penggunaan layanan keuangan masyarakat di Indonesia 1,250 20,000. kabupaten. provinsi di wilayah timur Indonesia

Kesenjangan di Indonesia: Tren, penyebab, kebijakan. World Bank September 2014

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2014

BAB I PENDAHULUAN. dan terbelakang, melainkan juga dialami oleh negara-negara maju.

KECAMATAN COBLONG PROSEDUR MUTU PELAYANAN SKTM/ SKM/ REKOMENDASI PROPOSAL

2014 PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP DALAM UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT.

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI PAPUA BARAT SEPTEMBER 2014

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2013

USULAN KOMPENSASI KENAIKAN HARGA BBM: PROGRAM BANTUAN SOSIAL TERPADU

BAB I PENDAHULUAN. penduduk Desa Sudimoro bermata pencaharian sebagai petani yang

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI PAPUA BARAT MARET 2017

TARGET PEMBANGUNAN 6,18 % 5,2 % 4,0-5,0 % 12,22% 10,0 % 7-8 %

KEBIJAKAN STRATEGIS PNPM MANDIRI KE DEPAN

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI PAPUA BARAT SEPTEMBER 2015

Mengukur Kerentanan Terhadap Kemiskinan

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

SINERGI PUSAT-DAERAH DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN

BAB I PENDAHULUAN. Mengkonsumsi rokok dan produk tembakau lainnya menyebabkan

KINI DAN MASA YANG AKAN DATANG

PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGGARA MARET 2016 RINGKASAN

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT NUSA TENGGARA TIMUR 2014

BAB I PENDAHULUAN. dibahas adalah masalah kemiskinan. Baik di negara maju atau negara

LAPORAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA TRIWULAN I DAN TRIWULAN II BIDANG DAN BAGIAN

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI PAPUA BARAT SEPTEMBER 2016

LEMBAR PENGESAHAN NIM. I

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kemiskinan merupakan masalah yang sangat kompleks dan dalam

BAGAIMANA CARANYA AGAR PROGRAM BANTUAN SOSIAL DI INDONESIA LEBIH RAMAH ANAK?

Transkripsi:

Menyasar Warga Miskin dan Memilih Instrumen yang Tepat: Studi Kasus Indonesia

Indonesia mencoba beralih dari sekumpulan program bantuan sosial menjadi suatu jaring pengaman yang terintegrasi

Usaha menyasar warga miskin secara tepat sangat penting. Namun, Indonesia menghadapi lingkungan penentuan sasaran yang menyulitkan Indonesia merupakan lingkungan penentuan sasaran yang rumit Negara kepulauan terbesar Populasi terbesar keempat dunia Sangat Terdesentralisasi Pemerataan Rendah Kemiskinan Mengalir Penentuan sasaran dengan banyak sasaran Mengoptimalkan penentuan sasaran merupakan salah satu cara mengurangi ketergantungan Setiap program secara historis menggunakan pendekatan penentuan sasaran yang terpisah dan mempertahankan database yang terpisah

Persentase Penerimaan % Penerima Bantuan Bantuan Persentase Penerimaan Bantuan % Penerima Bantuan Sekarang, separuh dari seluruh warga miskin tersisihkan, dan setengah dari seluruh bantuan diterima oleh rumah tangga yang bukan sasaran Cakupan Bantuan berdasarkan Desil 100 Bukan Sasaran Sasaran 80 25 20 Bantuan Diterima Sesuai Desil Sasaran Bukan Sasaran 60 15 40 10 20 5 0 0 Desil Konsumsi Per Kapita Rumah Tangga Desil Konsumsi Per Kapita Rumah Tangga U C T B e r a s K e s e h a t a n U C T B e r a s K e s e h a t a n

Penentuan sasaran dapat dilakukan dengan serangkaian metode Mengumpulkan pilihan: Rumah tangga yang mana yang akan dinilai? Penentuan sasaran secara geografis Menyasar wilayah warga miskin Survei menyisir Mengunjungi seluruh rumah tangga Rujukan dari masyarakat Kunjungan ulang ke daftar yang ada Penilaian pribadi Semua keluarga boleh mendaftar Penentuan Pilihan: Bagaimana cara menilai rumah tangga? Pengujian Rerata Memastikan pendapatan dengan arsip/catatan Pengujian Rerata Terdekat/Proxy Means Kategori Menggunakan aset rumah tangga untuk menilai secara statistik Muda, tua, hamil, dll Pemilihan oleh masyarakat Pemilihan secara mandiri Semua orang yang mendaftgar Suatu campuran metode dapat diterapkan di berbagai wilayah atau konteks yang berbeda: tidak ada satu metode terbaik untuk segala situasi

Pemerintah Indonesia, J=PAL dan Bank Dunia melaksanakan dua percobaan lapangan untuk menguji metode penentuan sasaran Pemerintah, J-PAL dari MIT dan Bank Dunia melakukan dua uji acak pengendali (RCT) untuk menguji tiga metode penentuan sasaran yang berbeda - Percobaan kedua disesuaikan dengan perluasan program CCT (PKH) Metode 1: Status Quo: PMT - Skor PMT digunakan untuk memilih penerima bantuan - Varian A: Mengunjungi kembali daftar warga miskin dan melakukan wawancara ulang untuk memperbarui data PMT (praktika yang sekarang) - Varian B: Mengunjungi seluruh rumah tangga dan melakukan wawancara untuk data PMT Metode 2: Penentuan sasaran berbasis masyarakat - Varian A: Masyarakat memilih penerima bantuan dari seluruh rumah tangga yang hidup di desa - Varian B: Separuh penerima bantuan dipilih dari daftar PMT yang sudah ada; masyarakat dapat menambahkan rumah tangga lain, dan mencoret rumah tangga dari daftar dan menggantinya dengan rumah tangga baru Metode 3: Penentuan sasaran secara mandiri - Sembarang rumah tangga yang ingin mendaftar untuk wawancara dengan survei PMT - Rumah tangga yang telah melakukan wawancara diverifikasi dengan kunjungan rumah

Pewawancara PMT menanyakan anggota rumah tangga tentang kondisi rumah mereka dan berbagai karakteristik lainnya

Rumah tangga dengan atap rumah, dinding dan lantai yang rusak kemungkinan akan dianggap sebagai warga miskin oleh PMT

Rumah tangga penerima bantuan diumumkan secara terbuka

Ranking masyarakat tentang rumah tangga dilakukan melalui proses yang dirancang dan difasilitasi secara cermat 1a. Pemuka kampung mengundang pemuka masyarakat ke hari/malam pertemuan 2. Fasilitator mengadakan diskusi terbuka mengenai konsep kemiskinan 4. Dua rumah tangga pertama diurutkan 6a. Pemuka masyarakat menentukan apakah RT lebih miskin atau lebih makmur dari RT lain yang telah diurutkan 1b. Pemuka kampung mengundang seluruh masyarakat ke hari/malam pertemuan 3. Tumpukan kartu untuk setiap rumah tangga 5. Fasilitator mengumumkan rumah tangga selanjutnya yang akan diurutkan. 6b. Masyarakat menentukan RT mana yang lebih miskin atau lebih makmur dibanding RT yang telah diurut

Masyarakat membandingkan antara kesejahteraan dua rumah tangga satu sama lain

Untuk penentuan sasaran secara mandiri, dilakukan pertemuan desa untuk menjelaskan program CCT

Setelah mendapatkan hari dan waktu yang dijadwalkan, rumah tangga kembali untuk wawancara PMT

Pertanyaan kebijakan: metode mana yang paling efektif untuk memperbarui data? Seberapa efektif metode Seberapa efektif motode berbasis berbasis masyarakat untuk perbaruan? masyarakat untuk memperbarui? APAKAH APAKAH ADA PEMUKA PEMUKA MASYARAKAT MASUK? YANG MASUK? 2 Seberapa efektif penentuan sasaran secara mandiri untuk memperbarui? Seberapa efektif metode penentuan sasaran secara mandiri untuk perbaruan?

1 Seberapa efektif metode berbasis masyarakat untuk perbaruan?

Persen Presentase % Desil Terpilih Persentasse Desil Terpilih PMT dianggap memiliki tingkat kesalahan penentuan sasaran terendah, namun masyarakat lebih mampu mengidentifikasi warga yang sangat miskin 40 30 20 10 0 Kesalahan penentuan sasaran PMT Secara statistik signifikan Secara statistik tidak signifikan Masyarakat Kesalahan penentuan sasaran: (1) Rumah tangga diberi ranking lebih rendah daripada batas kuota desa yang bukan penerima bantuan; (2) Rumah tanggan diberi ranking lebih tinggi daripada batas kuota desa penerima bantuan 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Penerima bantuan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Masyarakat Menggunakan batas ukuran PPP$2 belanja per hari per kapita, poin 3 persentase (atau 10) meningkatkan kesalahan penentuan sasaran di masyarakat dan campuran pada PMT. Metode masyarakat memilih lebih banyak dari warga sangat miskin (mereka yang hidup kurang dari PPP$1 per hari)

Masyarakan mungkin memiliki konsep kemiskinan yang berbeda: PMT berhubungan erat dengan konsumsi, namun lebih erat hubungan masyarakat dengan penilaian rumah tangga secara mandiri Korelasi antara Ranking dan Konsumsi Per Kapita Rumah Tangga Korelasi antara Ranking dan Penilaian Mandiri Rumah Tangga 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 PMT Masyarakat Secara statistik signifikan PMT Masyarakat Secara statistik tidak signifikan

Presentase (%) Secara umum, rumah tangga di wilayah masyarakat dan campuran lebih puas dengan proses dibandingkan dengan yang di wilayah pengendali Apakah Anda puas dengan proses secara umum? Kontrol Komunitas Percobaan pengendali mengunjungi ulang rumah tangga PPLS08 sebagai warga yang sangat miskin (dengan tambahan rumah tangga dari kantor desa dan hasil sisiran BPS), dan melaksanakan wawancara PMT serupa seperti pada penentuan sasaran secara mandiri.

Poin Presentase Pada percobaan, tidak ada bukti pemuka desa yang disertakan Tambahan kesempatan Menerima CCT jika Pemuka dan pada Pemuka dengan perlakuan di bawah standar Peluang Tambahan Untuk Menerima PKH Angka tersebut menggambarkan kemungkinan tambahan menerima PKH jika pada wilayah penentuan masyarakat yang banyak dihuni pemuka, berbanding relatif terhadap wilayah yang ditinggali masyarakat, sifatnya tergantung atas konsumsi rumah tangga.

Presentase Di antara program penentuan sasaran non-eksperimental, terdapat temuan penyertaan pada Bantuan Kesehatan bagi Warga Miskin Kemungkinan Tambahan Pemuka menjadi Penerima Bantuan (Konsumsi kondisional per kapita rumah tangga) Secara statistik signifikan Secara statistik tidak signifikan UCT Kesehatan Beras Tidak ada temuan pada UCT, atau Raskin Kondisional pada catatan belanja per kapita, persentase pemuka adalah 2,9 poin (6,8 persen) lebih berkesempatan menerima bantuan Kesehatan untuk warga miskin Kuat atas definisi pemuka, kuat bagi pemuka saja (bukan kerabat), kuat pengendalian apakah seseorang masuk pada kelompok sosial pemuka masyarakat

Persen Presentase (%) Presentase (%) Persen Ini dikendalikan oleh pemuka formal, yang lebih mungkin menerima bantuan, dibandingkan dengan pemuka informal Kemungkinan Tambahan Pemuka menjadi Penerima Bantuan (Konsumsi kondisional per kapita rumah tangga) Pemuka Elit Formal Formal Pemuka Informal Elit Informal 10 8 6 4 2 0 UCT Kesehatan Beras UCT Kesehatan Beras UCT Kesehatan Beras Secara statistik signifikan 0-1 -2-3 -4-5 -6-7 Secara statistik tidak signifikan UCT Kesehatan Beras

Persen Presentase (%) Presentase (%) Persen Terlebih lagi, pemuka lebih mungkin menerima bantuan jika ada 'kelebihan' kuota Kemungkinan Tambahan Pemuka menjadi Penerima Bantuan (Konsumsi kondisional per kapita rumah tangga) Elit Formal Elit Informal 10 1 8 0,5 0-0,5 6 4-1 2-1,5 UCT Kesehatan Beras UCT Kesehatan Beras UCT Kesehatan Beras Secara statistik signifikan 0 Secara statistik tidak signifikan UCT Kesehatan Beras

2 Seberapa efektif metode penentuan sasaran secara mandiri sasaran secara mandiri untuk perbaruan?

Meskipun waktu tunggu cukup lama, namun proses pengajuan permohonan berjalan lancar. Waktu tunggu lama - Rumah tangga rata-rata menunggu 3.5 jam per orang - 14 persen rumah tangga kembali esok hari karena menunggu terlalu lama. Proses pengajuan biasanya berjalan lancar - Ada beberapa kasus konflik, gangguan, kekerasan - Ketika ditanya seberapa lancar prosesnya, jawaban rumah tangga tidak berbeda dengan kendali penelitian (rumah tangga PPLS08 yang dikunjungi di rumah)

Presentase yang mendaftar Persentase Pengajuan Warga miskin lebih tertarik mengajukan permohonan dibandingkan dengan yang bukan warga miskin, dan tidak terganggu oleh ketentuan yang diterapkan Kemungkinan Pengajuan Berdasarkan Kuintil Konsumsi 70 60 50 40 30 20 10 0 1 2 3 4 5 Kuintil Konsumsi Rumah tangga Kuintil Konsumsi Rumah Tangga Alasan utama bagi mereka yang tidak mengajukan adalah mereka tidak tahu prosesnya Dari rumah tangga yang seharusnya menerima PKH dan tidak mengajukan, tidak ada yang tidak mengajukan karena ketentuan yang diterapkan Kuintil konsumsi rumah tangga ada dalam survei batas, dan tidak menggambarkan kuintil konsumsi nasional

Persen Presentase Warga miskin yang memilih tidak ikut berarti lebih rendahnya kesalahan inklusi pada wilayah penentuan sasaran mandiri dibandingkan dengan penelitian pengendali Insiden Manfaat Penentuan sasaran secara mandiri Dibandingkan dengan Penelitian Pengendali 40 35 30 25 20 Kontrol 15 Sasaran Mandiri 10 5 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0 Percobaan pengendali mengunjungi ulang rumah tangga PPLS08 sebagai warga yang sangat miskin (dengan tambahan rumah tangga dari kantor desa dan hasil sisiran BPS), dan melaksanakan wawancara PMT serupa seperti pada penentuan sasaran secara mandiri.

Persen Presentase &meskipun pengajuan dari warga miskin dari luar daftar yang telah ada sebelumnya mengurangi kesalahan eksklusi Cakupan Penentuan sasaran secara mandiri Dibandingkan dengan Penelitian Pengendali 14 12 10 8 Kontrol 6 Sasaran Mandiri 4 2 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0 Percobaan pengendali mengunjungi ulang rumah tangga PPLS08 sebagai warga yang sangat miskin (dengan tambahan rumah tangga dari kantor desa dan hasil sisiran BPS), dan melaksanakan wawancara PMT serupa seperti pada penentuan sasaran secara mandiri.

Konsumsi penerima bantuan penentuan sasaran secara mandiri lebih rendah dibandingkan dengan jika seluruh rumah tangga menjalani wawancara PMT, dan ada beberapa peningkatan dalam kesalahan inklusi Kemungkinan Penerima Manfaat Bersyarat terhadap Konsumsi Rumah Tangga Per Kapita Penentuan sasaran secara mandiri Rumah Tangga Penentuan sasaran secara mandiri menunjukkan 13% rerata konsumsi yang lebih rendah Kesalahan Eksklusi serupa Wawancara Semuanya Kesalahan Inklusi lebih rendah untuk penentuan sasaran secara mandiri

3 Metode apa yang sebaiknya digunakan untuk memperbarui sistem database terpadu?

Metode perbaruan yang berbeda memiliki kelebihan masing-masing metode pendekatan campuran mungkin yang terbaik Metode Kelebihan Kekurangan Kemungkinan Penggunaan di 2014 Survei Sisir (PMT) Menjangkau seluruh warga miskin Secara signifikan meningkatkan jangkauan Makan biaya/mahal Di wilayah kemiskinan tinggi Di wilayah di bawah kuota Penentuan sasaran secara mandiri (PMT) Warga makmur mungkin tidak akan muncul Menarik lebih banyak warga miskin Tidak seluruh rumah tangga layak menerima mendaftar Di wilayah dengan kemiskinan rendah Di wilayah yang melebihi kuota Tidak mahal Tambahan dari Sensus PMT masih valid Beberapa rumah tangga Di wilayah kemiskinan sedang Pra-pendaftaran sensus Memungkinkan perluasan (PMT) ke kuota yang diinginkan Tidak Rumah tangga tidak lagi tinggal di sana wilayah Di wilayah yang tepat/kurang kuota mahal Masyarakat Lebih mampu mengidentifikasi Kurang akurat Di wilayah dengan angka kesalahan eksklusi warga tambahan (non- Warga sangat miskin Di luar warga miskin PMT) Tingkat kepuasan lebih miskin Untuk menangkap guncangan tinggi Tidak ada pemuka yang masuk daftar Tidak mahal sementara Untuk memverifikasi daftar program

Metode perbaruan yang berbeda memiliki kelebihan masing-masing metode pendekatan campuran mungkin yang terbaik (02) Metode Kelebihan Kekurangan Kemungkinan Penggunaan di 2014 Meninjau kembali tambahan PPLS11 + dari Sensus (PMT) Menangkap perubahan sejak terakhir kali Dapat mengumpulkan data baru Cukup Mahal Jika data tambahan dibutuhkan bagi rumah tangga yang telah ada

RINGKASAN Penentuan sasaran secara mandiri merupakan mekanisme perbaruan yang efektif - Kemungkinan besar warga miskin akan muncul dibandingkan dengan yang tidak miskin - Banyak rumah tangga tidak miskin yang tidak mengajukan: kesalahan inklusi turun secara signifikan - Namun, rumah tangga miskin non PPLS08 mengajukan: kesalahan eksklusi turun secara signifikan - Proses lancar, meskipun waktu tunggu lama - Kepuasan warga secara keseluruhan lebih rendah dibanding penelitian pengendali, namun masih normal, dan lebih sedikit warga bukan miskin yang terseleksi. Gabungan antara Masyarakat-PMT merupakan mekanisme perbaruan yang efektif - Tidak ada temuan pemuka masuk, meskipun tingkat manfaatnya hanya sedang - Masyarakat menambahkan warga miskin yang tidak ada dalam daftar PPLS08, menekan kesalahan eksklusi - Masyarakat menambah rumah tangga tidak miskin, meningkatkan kesalahan inklusi - Kepuasan rumah tangga dengan proses secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan penelitian pengendali (atau penentuan sasaran secara mandiri) Setiap mekanisme perbaruan menghasilkan kesalahan yang lebih rendah dibandingkan dengan tidak melakukan perbaruan sama sekali, namun pendekatan metode campuran mungkin yang paling efektif - Meninjau kembali daftar yang ada di wilayah tertentu, atau meninjau kembali seluruh rumah tangga di wilayah sangat miskin dapat menjadi metode perbaruan yang efektif