FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CADANGAN DEVISA DI INDONESIA TAHUN

dokumen-dokumen yang mirip
Pengaruh ekspor, hutang luar negeri dan kurs terhadap cadangan devisa Indonesia

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. statistik. Penelitian ini mengukur pengaruh pembalikan modal, defisit neraca

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. runtut waktu (time series). Penelitian ini menggunakan data-data Produk

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian

METODE PENELITIAN. Data penelitian ini menggunakan data sekunder berupa data runtun waktu (time

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilakukan uji stasioneritas dengan uji akar-akar unit (unit roots test).

I. PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia saat ini sudah tidak dapat terpisahkan lagi dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IDENTIFIKASI VARIABEL MAKRO EKONOMI YANG BERPENGARUH PADA PERMINTAAN UANG DI INDONESIA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PUBLIKASI KARYA TULIS ILMIAH ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR MIGAS (MINYAK DAN GAS) DI INDONESIA; PENDEKATAN ERROR CORRECTION MODEL

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal,

BAB III METODE PENELITIAN. kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa dalam perekonomian dinilai dengan satuan uang. Seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Cadangan devisa didefenisikan sebagai saham eksternal aset, yang tersedia

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif terapan ( Applied

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. negeri, seperti tercermin dari terdapatnya kegiatan ekspor dan impor (Simorangkir dan Suseno, 2004, p.1)

METODE PENELITIAN. berbagai institusi seperti Badan Pusat Statistik, Bank Indonesia, World Bank,

BAB 4 PEMBAHASAN. H 1 : tidak terdapat unit root (data stasioner)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Produk Domestik Bruto adalah perhitungan yang digunakan oleh suatu

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INFLASI DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang mengimpor maupun mengekspor akan menimbulkan suatu

BAB I PENDAHULUAN. iklimnya, letak geografisnya, penduduk, keahliannya, tenaga kerja, tingkat harga,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang sedang aktif

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Per Dollar AS, Tingkat Inflasi, dan Tingkat Suku Bunga SBI Terhadap IHSG di Bursa Efek Indonesia.

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini variabel terikat (dependent variabel) yang digunakan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah makroekonomi jangka

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

INVESTASI ASING LANGSUNG DI INDONESIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Terhadap Indeks Saham Syariah

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara memiliki mata uang yang menunjukkan harga-harga barang dan

I. PENDAHULUAN. Mata uang asing (valuta asing) merupakan suatu komoditas yang memiliki nilai

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia mengakibatkan perkembangan ekonomi Indonesia

HASIL DAN PEMBAHASAN. metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series

BAB V PENUTUP. penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya. Kemudian, akan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENILITIAN

2. Derivasi Atau Perolehan Kurva BP (Neraca Pembayaran BOP)

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai nilai tambah total yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas

Analisis cadangan devisa Indonesia dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

I.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan

III. METODELOGI PENELITIAN. Dalam penelitian yang berjudul Analisis Determinan Nilai Aktiva Bersih Reksa

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang

I. PENDAHULUAN. perubahan yang menakjubkan ketika pemerintah mendesak maju dengan

METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Data ini

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang. dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

III. METODELOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah current account

PENGARUH EKSPOR, IMPOR DAN KURS TERHADAP CADANGAN DEVISA NASIONAL PERIODE

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Sumber Data Pada penelitian ini data yang digunakan yaitu data sekunder. Data sekunder

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. terbuka. Hal ini mengakibatkan arus keluar masuk barang, jasa dan modal

PENENTUAN TINGKAT KURS RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA SERIKAT DI PASAR VALUTA ASING INDONESIA (PERIODE )

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, termasuk di dalam perdagangan internasional. Pemenuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. pada peningkatan perdagangan internasional. Secara umum bentuk perdagangan

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA SBI, DAN NILAI TUKAR RP/USD TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh ProdukDomestikBruto (PDB),

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder menurut runtun

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. FDR, Inflasi dan kurs terhadap ROA di Indonesia pada tahun 2013: I 2016: VII.

PENGARUH NILAI KURS RUPIAH TERHADAP INFLASI DI INDONESIA. Oleh : Natalia Artha Malau, SE, M.Si Dosen Universitas Negeri Menado

ANALISIS FLUKTUASI KURS RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA TAHUN

Analisis fundamental. Daftar isi. [sunting] Analisis fundamental perusahaan. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

METODE PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series)

BAB 1 PENDAHULUAN. Grafik 1.1 Perkembangan NFA periode 1997 s.d 2009 (sumber : International Financial Statistics, IMF, diolah)

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dihasilkannya (Hariyani dan Serfianto, 2010 : 1). Menurut Tri Wibowo dan

Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah terhadap Jumlah Uang Beredar dengan Pendekatan Error Correction Model (ECM)

BAB I PENDAHULUAN. sektor utama dalam perekonomian Negara tersebut. Peran kurs terletak pada nilai mata

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. kebutuhannya sendiri tanpa mengimpor barang dan jasa dari negara lain.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang paling umum adalah berupa perdagangan atau transaksi barang.

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA SERIKAT JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak krisis ekonomi menghantam Indonesia pada pertengahan

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kebutuhan cadangan devisa bagi suatu negara mempunyai tujuan dan

PENGARUH PDB, BI RATE, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN NILAI TUKAR TERHADAP INFLASI DI INDONESIA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia di tengah perekonomian global semakin

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam

BAB I PENDAHULUAN. Rp14.900/$ pada kuartal berikutnya. Sama seperti pada tahun1998, Indonesia juga

BAB I PENDAHULUAN. kali lelang SBI tidak lagi diinterpretasikan oleh stakeholders sebagai sinyal

ABSTRAK. Kata kunci: PDB, Kurs, Impor, Utang luar negeri

Analisis Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Jalur Kredit dan Jalur Harga Aset di Indonesia Pendekatan VECM (Periode 2005: :12)

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua negara baik negara maju maupun negara berkembang

Transkripsi:

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CADANGAN DEVISA DI INDONESIA TAHUN 1990-2019 1 Syifa Ma rifatul Hidayah 1 Fakultas Ekonomi, Universitas Tidar Email: Syifamarifatul20@gmail.com Abstrak Cadangan devisa merupakan tabungan yang dimiliki negara untuk transaksi perdagangan internasional, menjaga stabilitas moneter dan membayar utang luar negeri. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh ekspor, impor, GDP dan nilai tukar terhadap cadangan devisa Indonesia tahun 1990-2019. Penelitian ini menggunakan model ECM yang meliputi uji stationeritas, uji kointegrasi, uji jangka panjang, uji jangka pendek, uji F, uji t, uji koefisian determinasi (R 2 ) dan uji asumsi klasik. Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel ekspor berpengaruh positif signifikan terhadap cadangan devisa, impor berpengaruh negative signifikan terhadap cadangan devisa, sedangkan GDP dan nilai tukar tidak berpengaruh baik jangka Panjang maupun pendek terhadap cadangan devisa. Kata Kunci : Cadangan Devisa, Ekspor, Impor, GDP, dan Nilai Tukar. Abstract Foreign exchange reserves are savings owned by the state for international trade transactions, maintaining monetary stability and paying foreign debts. The purpose of this study to determine the effect of exports, imports, GDP and exchange rates on Indonesia's foreign exchange reserves in 1990-2019. This study uses the ECM model which includes stationarity test, cointegration test, long-term test, short-term test, F test, t test, coefficient of determination test (R 2 ) and classical assumption test. The test results show that the export variable has a significant positive effect on foreign exchange reserves, imports have a negative significant effect on foreign exchange reserves, while GDP and the exchange rate have no long or short term effect on foreign exchange reserves. Keywords: Foreign Exchange Reserves, Exports, Imports, GDP, and Exchange Rates. PENDAHULUAN Indonesia adalah bangsa berkembang dimana pembangunan di seluruh bidang sudah masif dilakukan guna meningkatkan angka sejahteranya masyarakat Indonesia. Asal pembiayaan yang cukup sering dimanfaatkan Indonesia guna melakukan banyak pembangunan yaitu devisa. Devisa memiliki peran penting serta menjadi indikator guna menunjukkan kuat tidaknya fundamental perekonomian sebuah negara, selain hal tersebut bisa membendung krisis sebuah negara dalam ekonomi serts keuangan (Asmanto & Suryandari, 2008). Indonesia tergolong dalam negara yang mempunyai cadangan devisa relatif tidak banyak, sehingga membuat Indonesia tidak bisa melaksanakan transaksi Internasional dengan penstabilan kurs yang mengakibatkan defisitnya neraca pembayaran, serta kurs rupiah yang menurun. Cadangan devisa adalah komponen yang krusial dalam perekonomian, utamanya bagi negara Indonesia yang menganut sistem ekonomi terbuka. Banyak sedikitnya cadangan devisa yang dimiliki sebuah negara menunjukkan tingkat perekonomian negara tersebut. Cadangan devisa memiliki Doi Artikel : 10.46306/vls.v2i1.106 338

peran penting serta menjadi indikator moneter yang menandakan kuat tidaknya fundamental ekonomi sebuah negara, selain itu dapat pula dipergunakan untuk membendung kondisi krisis sebuah negara baik daru sisi ekonomi ataupun keuangan. Simpanan devisa yaitu kondisi harta pemerintah yang terdapat di luar negara serta beberapa bank devisa, dimana perlu dipertahankan untuk kebutuhan kegiatan jual beli internasional (Rachbini, J. Didik., Ono, 2000). Devisa dibutuhkan guna membayar biaya impor serta pembayaran utang luar negeri. Simpanan devisa adalah penjamin dalam terbentuknya kestabilan keuangan serta perekonomian secara luas dalam sebuah negara. Jika kegiatan perdagangan masif dilakukan sebuah negara maka memerlukan devisa yang banyak pula. Devisa merupakan piranti pembiayaan luar negara dimana dapat berbentuk uang asing ataupun yang lainnya pada valuta asing untuk pihak lain (Rachbini, J. Didik., Ono, 2000). Tujuan pokok dari devisa ialah guna memberikan fasilitas kepada pemerintah untuk melaksanakan intervensi pasar dalam usaha menstabilkan kurs mata uang (Carbaugh, 2004). Tinggi rendahnya jumlah devisa sebuah bangsa didasarkan pada beberapa jenis indikator yang mempengaruhui contohnya kurs, impor, ekspor, serta GDP. Hady (2001) mengatakan jika devisa ialah jumlah uang asing yang dipunyai negara serta swasta dalam sebuah bangsa. Devisa pula dapat didefinisikan menjadi beberapa uang bangsa lain yang dikuasai serta disimpan bank sentral yang menjadi otoritas keuangan. Devisa bisa dilihat pada kondisi neraca pembayaran internasional bangsa yang bersangkutan. Apabila pemerintah serta masyarakat sebuah negara mempunyai devisa yang besar maka semakin tinggi pula kekuatan bangsa itu ketika melaksanakan kegiatan perekonomian serta moneter internasional dan nilai mata uang bangsa itu akan semakin menguat. Gambar 1. Cadangan Devisa Doi Artikel : 10.46306/vls.v2i1.106 339

140000 120000 100000 80000 60000 40000 20000 Cadangan Devisa 0 1990 1992 1994 1996 1998 2000 2002 2004 2006 2008 2010 2012 2014 2016 2018 Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS), diolah Cadangan devisa berada di puncak terjadi pada tahun 2019, yakni sebanyak USD 129.183,28. Kejadian kekurangan uang yang terjadi di Amerika Serikat pada 2008 serta Eropa pada 2005 serta 2008 diperkirakan menjadi penyebab berkurangnya cadangan devisa di Indonesia. Akan tetapi kabar mengenai kekurangan uang Eropa, yakni Euro. Bangsa Yunani menyatakan jika negaranya tidak memenuhi syarat yang diperlukan guna masuk wilayah Euro. Dampaknya keadaan itu menyebar ke bangsa lain seperti Indonesia (Ganendra, 2011). Kegiatan ekspor mempunyai peran penting bagi negara berkembang misalnya Indonesia, mata uang asing yang diperoleh pada aktivitas ekspor dapat meningkatkan devisa bangsa dimana bisa memperkokoh kondisi perekonomian Indonesia. Cara yang dilakukan negara guna memperoleh devisa dari negara lain adalah menggunakan cara sumber daya alam Indonesia di ekspor ke luar negeri serta melakukan pinjaman luar negeri. Hasil dari cara ini bisa dimanfaatkan guna meningkatkan anggaran pembangunan negara (Sayoga, P., & Tan, 2017). Kegiatan ekspor tidak hanya dimanfaatkn menjadi pendorong pendapatan nasional saja, namun kegiatan ekspor juga sudah dimanfaatkan guna menambah kesempatan kerja, pengembangan teknologi, serta penambahan penerimaan devisa (Sukirno, 2010). Upaya guna meningkatkan daya saing maka dibutuhkan peningkatan kualitas standar komoditi ekspor sehingga penolakan (klaim) serta pembeli luar negeri bisa dihindari. Dalam keadaan ini pemerintah harus menetapkan kebijakan pengembangan ekspor untuk menanggulangi terjadinya dampak buruk serta penurunan aktivitas ekspor kelompok migas. Doi Artikel : 10.46306/vls.v2i1.106 340

Terdapat kebijakan untuk mengembangkan aktivitas ekspor diantaranya kebijaksanaan efektif yakni kebijakan penghasilan devisa, kebijaksanaan keuangan, modal, moneter, kebijaksanaan cukai mengenai berubahnya anggaran komposisi, serta kebijaksanaan yang dipakai oleh banyak negara terutama yang berkaitan dengan subsidi pemerintah serta harga. Bagi produsen, negara, serta eksportir kebijakan pengembangan ekspor sangat penting dalam transaksi internasional. Kemampuan sebuah negara dalam memproduksi komoditi yang mampu menghadapi persaingan bersama barang negara lain akan menentukan kegiatan impor. Sebuah negara yang melaksanakan impor akan membutuhkan total devisa yang lebih banyak guna membiayai transaksi tersebut. Hal ini membuat ketersediaan devisa memegang peran penting dalam kegiatan impor (Juniantara & Sri Budhi, 2012). Jadi jika tingkat impor suatu negara tinggi maka akan mengurangi devisa negara tersebut. Kondisi cadangan devisa sebuah negara umumnya dikatakan aman jika memenuhi keperluan impor untuk periode setidaknya tiga bulan, apabila negara mempunyai devisa yang belum bisa memenuhi keperluan selama tiga bulan, maka keadaan tersebut dikatakan berisiko (Wiguna & Bagus, 2014). Produk Domestik Bnito atau Gross Domestic Product merupakan salah satu indikator makroekonomi yang hingga saat ini masih digunakan imtuk mengukur kinerja perekonomian di suatu negara. Beberapa penelitian seperti yang dilakukan oleh Alkadri (2000) dan Tumovsky (2000), mendefinisikan pertumbuhan ekonomi sebagi persentase perubahan pada indikator Produk Domestik Bruto (PDB). Kebijakan ekonomi yang berorientasi pada upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, lebih banyak memperhatikan perkembangan pada PDB untuk menerangkan kinerja perekonomian secara lebih luas. Hal ini dikarenakan PDB memiliki unsur yang lebih luas daripada Produk Nasional Bruto yang hanya menjelaskan besarnya output yang dihasilkan oleh warga negara. Alasan inilah yang mendasarkan pentingya PDB dalam suatu pengamatan terutama yang diorientasikan untuk melihat kinerja perekonomian di suatu negara. Pendapat teori Keynesian menyatakan bahwa nilai tukar bisa berdampak pada banyaknya devisa sebuah bangsa. Kurs adalah harga pada sebuah mata uang dalam mata uang negara lain serta menggambarkan banyaknya uang yang dibutuhkan supaya memperoleh satu dollar AS. Apabila pemerintah serta penduduk sebuah negara semakin banyak memiliki devisa menunjukkan bahwa semakin tinggi kesanggupan bangsa itu melaksanakan kegiatan Doi Artikel : 10.46306/vls.v2i1.106 341

perekonomian serta moneter internasional serta menguatnya nilai mata uang. Berlebihnya devisa bermanfaat untuk meminimalisir naik turunnya kurs serta menunjang majunya perekonomian bangsa. Dengan semakin banyaknya valas maupun devisa yang dipunyai pemerintah serta masyarakat sebuah bangsa berarti makin kuat kesanggupan bangsa guna bertransaksi serta moneter internasional dan menguatnya nilai mata uang. Di sisi lain, kurs dalam negeri yang makin tinggi, membuktikan ekonomi bangsa tersebut semakin kuat, dimana bisa mendapatkan devisa yang lebih banyak. Kelebihan cadangan devisa juga mempunyai peranan utama untuk menanggulangi naik turun nilai tukar serta menunjang majunya perekonomian sebuah negara (Rizvi, 2011). Dari latar belakang yang telah dijelaskan maka maksud pada penelitian ini yaitu guna melihat dampak ekspor pada cadangan devisa, dampak impor terhadap cadangan devisa, dampak inflasi pada cadangan devisa serta dampak kurs pada devisa di Indonesia pada tahun 1990 sampai tahun 2019. TINJAUAN PUSTAKA Kajian Pustaka 1. Cadangan Devisa Cadangan devisa yaitu tabungan uang negara lain yang dilakukan otoritas keuangan serta bank utama (kurniawan, ketut, 2012). Cadangan devisa yaitu mata uang bangsa lain, obligasi, serta deposito yang bank sentral miliki serta lembaga keuangan yang memiliki kewenangan (Arunachalam, 2010). Cadangan devisa dapat disebut pula sebagai komponen dari tabungan nasional dimana pertumbuhan serta banyak sedikitnya cadangan devisa adalah tanda tentang kemampuan keputusan peraturan moneter serta credit worthiness sebuah bangsa. Simpanan devisa yang dibutuhkan sebuah negara memiliki persamaan dengan keperluan seseorang guna mengantongi uang tunai, untuk motif spekulasi, berjagajaga, serta bertransaksi. Pernyataan tersebut berdasar pada studi liquidity preference yang disampaikan Keynes tahun 1936. Jenis-jenis devisa : 1. Valuta Asing, yaitu uang yang dapat dimanfaatkan dengan mudah serta diakui dalam perniagaan internasional. Kegiatan perniagaan serta keuangan internasional sering menggunakan mata uang asing ini. Doi Artikel : 10.46306/vls.v2i1.106 342

2. Emas Moneter. Emas moneter merupakan cadangan emas milik Bank Indonesia yang berbentuk emas batangan dengan syarat internasional tertentu. Selain emas batangan, dapat pula berupa emas asli, serta uang emas ada pada dalam ataupun luar negara. 3. Special Drawing Rights (SDR) yang merupakan bagian dari penggunaan dana adalah sebuah sarana yang difasilitasi oleh International Monetary Fund (IMF) terhadap anggotanya. Sarana ini diharapkan mampu menambah atau mengurangi cadangan devisa negara anggota. Maksud dari pelaksanaan ini adalah untuk meningkatkan kelancaran internasional. 4. Reserve Position in the Fund (RPF) yakni simpanan uang asing pada sebuah bangsa yang terdapat pada IMF. Angkanya akan menggambarkan kondisi harta serta penagihan suatu negara yang bersangkutan terhadap IMF. 5. Tagihan Lainnya. Tagihan yang tidak tergolong dalam klasifikasi sebelumnya. IMF bertugas menentukan kurs SDR serta harga pasar guna tagihan seperti penyertaan. Kegiatan jual beli emas moneter dinilai atas dasar harga pasar transaksi yang mendasarinya, sementara untuk penilaian kondisi simpanan devisa menggunakan harga pasar yang berdampak pada akhir periode. 2. Ekspor Ekspor merupakan kegiatan perpindahan barang dari sebuah wilayah ke wilayah yang berbeda. Kegiatan tersebut banyak dimanfaatkan para pengusaha pada kelompok usaha mikro hingga menengah menjadi taktik penting guna meningkatkan persaingan pada dunia internasional. Penjual maupun pihak yang bertindak sebagai pengirim barang ke luar negeri merupakan eksportir atau pengekspor. Ekspor merupakan kegiatan pembelian komoditi yang diproduksi perusahaan dalam negara yang dilakukan oleh negara lain. Kemampuan sebuah negara dalam memproduksi barang yang bisa bersaing di kancah internasional merupakan komponen penting dalam penentuan ekspor (Sukirno, 2008). Ekspor bersih adalah hasil pengurangan dari total ekspor dengan total impo pada sebuah wilayah. Jika angka ekspor bersih positif, menunjukkan angka ekspor berada di atas angka impor serta jika angka ekspor bersih negatif, menunjukkan angka ekspor berada di bawah angka impor (Case, Karl E., Fair, 2007). Ekspor merupakan penjualan barang dengan susunan pembiayaan, mutu, jumlah serta persyaratan lain yang sudah disepakati kedua belah pihak ke luar negeri (Sukirno, 2010). Menurut keterangan yang sudah dijelaskan Doi Artikel : 10.46306/vls.v2i1.106 343

mengenai ekspor, maka bisa diartikan ekspor yaitu sebuah aktivitas perekonomian yang melakukan penjualan barang ke negara lain yang bermaksud guna memperoleh laba untuk individu, pengusaha, serta bangsa. 3. Impor Impor merupakan kegiatan perpindahan barang pada sebuah wilayah ke wilayah berbeda dengan resmi, biasanya pada aktivitas perniagaan. Kegiatan impor biasanya merupakan kegiatan pengiriman barang pada sebuah wilayah ke dalam wilayah sendiri. Pada aktivitas impor barang, biasanya dibutuhkan proses bea cukai pada wilayah yang mengirim serta menerima barang. Aktivitas impor merupakan komponen utama dalam perniagaan internasional. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat maka perlu dilakukan kegiatan impor. Barang impor yaitu produk yang belum bisa diproduksi atau wilayah telah bisa memproduksi, namun tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan rakyat (Ratnasari, 2012). 4. PDB PDB (Produk Domestik Bruto) merupakan nilai pasar produk serta jasa yang diolah sebuah bangsa pada waktu tertentu. PDB adalah cara dalam penghitungan penghasilan negara. Produk Domestik Bruto adalah penghitungan ekonomi yang utama sebab diyakini menjadi satu-satunya tolak ukur paling baik tentang tingkat sejahtera masyarakat. Pendapat tersebut didasarkan sebab GDP menghitung dua komponen dalam waktu yang sama : jumlah pendapatan seluruh orang pada perekonomian serta jumlah belanja negara guna pembelian produk serta jasa produksi dari aktivitas ekonomi. GDP bisa melaksanakan penghitungan jumlah penghasilan serta pembelanjaan disebabkan dalam sebuah kegiatan ekonomi secara menyeluruh, penghasilan dapat dipastikan setara pembelanjaan (Mankiw,2006:5). 5. Nilai Tukar Nilai tukar atau kurs yakni suatu kesepakatan dimana diketahui menjadi tolak ukur mata uang pada pembiayaan masa kini maupun suatu saat, dengan menggunakan dua jenis mata uang yang berbeda. Nilai tukar merupakan total uang dalam negara yang diperlukan guna bertukat dengan satu uang luar negara (Nofiatin, 2013). Kurs yaitu perbandingan nilai dua macam mata uang dalam pertukaran uang yang berbeda itu (Muchlas, Z., & Alamsyah, 2015). Dari penjelasan di atas untuk nilai tukar sehingga bisa disebutkan jika nilai tukar Doi Artikel : 10.46306/vls.v2i1.106 344

yakni harga pada sebuah mata uang terhadap mata uang yang berbeda serta memberi tahu total uang yang dibutuhkan supaya memperoleh satu unit dollar AS. METODE PENELITIAN Penelitian tersebut memakai data sekunder dimana data itu adalah data urutan waktu (time series) pada tahun 1990 hingga 2019. Data yang dipakai serta didapatkan berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS), World Bank, serta beberapa situs lain yang memiliki korelasi dengan penelitian ini. Sesudah data dikumpulkan dari hasil pengkasifikasian data, maka berikutnya penulis menentukan metode penganalisisan data dimana hal ini adalah sebuah cara yang akan dipakai guna mengelola data hasil penelitian dengan maksud guna mendapatkan sebuah kesimpulan penelitian tersebut. Error Correction Model (ECM) dipakai guna menganalisis data dimana pengolahan data urutan waktu yang dipakai guna komponen yang mempunyai kaitan disebut kointegrasi. Metode ECM dipilih sebab bisa menganalisis korelasi jangka pendek serta jangka panjang dampak komponn independen pada variabel dependen serta juga bisa mencari problematika komponen urutan periode yang tidak stasioner. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Uji Akar Unit (Unit Root Test) a. Dalam Tingkat Level Guna menguji stasioner data penelitian tersebut digunakan metode Augmented Dickey-Fuller (ADF). Menurut hasil uji ADF dalam tingkat level yakni sebagai berikut: Tabel 1 Perolehan Percobaan Akar Unit Augmented Dickey-Fuller (ADF) Variabel Angka ADF Nilai Kritis Mackinnon 5% Probabilitas Keterangan Cadangan Devisa -0.532784-2.967767 0.8706 Tidak Stasioner Ekspor -0.247011-2.967767 0.9213 Tidak Stasioner Impor -3.058344-2.967767 0.0412 Stasioner GDP -3.854796-2.967767 0.0065 Stasioner Doi Artikel : 10.46306/vls.v2i1.106 345

Nilai Tukar -1.162454-2.967767 0.6766 Tidak Stasioner Sumber : Eviews 10 (diolah 2021) Berdasarkan hasil stasioneritas pada tabel di atas bisa disimpulkan bahwa impor dan GDP menunjukkan hasil stasioner dalam tingkat level, bisa dilihat pada angka ADF t-statistik berada di atas angka MacKinnon pada tingkat signifikansinya, serta nilai probilitas kedua variable lebih rendah dari 0.05 ataupun 5%. Sementara variabel-variabel cadangan devisa, ekspor dan kurs tidak stasioner dalam tingkat level, bisa dilihat pada angka ADF t-statistik yang ada di bawah angka MacKinnon pada tingkat signifikansinya serta nilai probabilitas tiga komponen di atas 0.05 atau 5%. Sebab terdapat tiga komponen tidak stasioner dalam tingkat level, sehingga perlu diteruskan ke derajat integrasi First Difference. b. Pada Tingkat First Difference Tabel 2 Perolehan Percobaan Derajat Integrasi Augmented Dickey-Fuller (ADF) Nilai Kritis Variabel Angka ADF Probabilitas Keterangan Mackinnon 5% Cadangan Devisa -9.932959-2.971853 0.0000 Stasioner Ekspor -6.155148-2.971853 0.0000 Stasioner Impor -3.328977-2.998064 0.0252 Stasioner GDP -3.083718-2.991878 0.0414 Stasioner Nilai Tukar -6.363608-2.971853 0.0000 Stasioner Sumber : Eviews 10 (diolah, 2021) Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa sesudah dilaksanakan pengujian dalam tingkat first difference, semua variabel yang dipakai telah stasioner. Dapat dilihat bahwa nilai MacKinnon dalam tingkat signifikansinya masing-masing variable lebih tinggi daripada nilai ADF t-statistik. Nilai probabilitas pada setiap variabel pula di bawah 0.05 ataupun 5%. Maka dari itu bisa dinyatakan jika komponen yang ada didalam penelitian ini stasioner dlama tingkat first difference. 2. Uji Kointegrasi Doi Artikel : 10.46306/vls.v2i1.106 346

Kointegrasi merupakan sejumlah variable mempunyai keseimbangan atau kointegrasi pada jangka waktu yang Panjang serta dapat saling berintegrasi pada orde yang sama dengan ini dapat dikatakan saling berkointegrasi. Berikut hasil kointegrasi yaitu: Tabel 3 Hasil Kointegrasi Angka Kritis Komponen Angka ADF Probabilitas Keterangan Mackinnon 5% Residual -8.346936-2.967767 0.0000 Stasioner Sumber : Eviews 10 (diolah, 2021) Berdasarkan hasil uji kointegrasi diatas, pada Uji Kointegrasi Johansen nilai probabilitasnya dari masing-masing variable yang digunakan lebih rendah dari α = 0.05 atau 5%. Serta pada nilai residual ectnya stasioner dalam tingkat level. Bisa dilihat pada nilai ADF t-statistik lebih tinggi daripada nilai MacKinnon dalam tingkat signifikansinya. Nilai Probabilitas dari variable yang digunakan juga lebih rendah dari α = 0.05 atau 5% yakni sebanyak 0.0000 yang artinya menyatakan kointegrasi. 3. Uji ECM Error Corection Model (ECM) atau model koreksi kesalahan merupakan suatu model yang terdapat pada variable bebas dari variable terikat yang memiliki tujuan guna melihat pengaruh dalam waktu yang singkat serta lama. (Sutna,2004) a. Model Jangka Panjang Tabel 4 Perolehan Perkiraan Jangka Panjang Komponen Independen Coefficient t-statistic Probabilitas Adjusted R-Squared EKSPOR 5.16E-07 4.71662 0.0001 IMPOR -3070.579-2.373074 0.0256 GDP -1834.71-1.164661 0.2551 0.81453 NILAI_TUKAR -0.72496-0.415551 0.6813 C 78818.06 1.681383 0.1051 Sumber : Eviews 10 (diolah, 2021) Doi Artikel : 10.46306/vls.v2i1.106 347

Berdasarkan hasil estimasi jangka Panjang nilai probabilitas variable ekspor menunjukan bahwa positif dan signifkan terhadap cadangan devisa, karena t-statistic sebesar 4.716620 dengan tanda positif dan nilai probabilitasnya 0.0001 < 0.05 atau 5%, yang berarti bila ekspor meningkat sebanyak 1% maka akan menaikkan cadangan sebanyak 0.0001. Variable Impor menunjukkan bahwa pegaruhnya negative signifikan tehadap cadangan devisa, karena t- statistic sebesar -2.373074 dengan tanda negative dan nilai probabilitasnya 0.0256 < 0.05 atau 5%, yang artinya jika impor turun sebanyak 1% maka akan mengurangu cadangan devisa sebanyak 0.0256. Sementara variabel GDP dan kurs menunjukkan bahwa tidak berdampak jangka Panjang pada devisa. b. Model Jangka Pendek Tabel 5 Hasil Estimasi Jangka Pendek Variabel Independen Coefficient t-statistic Probabilitas Adjusted R-Squared C -4146.059-1.164853 0.2560 D(EKSPOR) 5.93E-05 2.030241 0.0541 D(IMPOR) -2414.758-2.314764 0.0299 0.714194 D(GDP) -264.3662-0.318606 0.7529 D(NILAI TUKAR) 2.415862 0.831972 0.4140 ECT(-1) -0.864384-8.445642 0.0000 Sumber : Eviews 10 (diolah, 2021) Dari hasil estimasi dalam waktu yang singkat menjelaskan jika komponen pengiriman barang ke luar negara berdampak positif serta signifikan pada devisa, karena nilai t-statistic 2.030241 dengan tanda positif dan probabilitasnya 0.0541< 0.05 atau 5%, yang berarti apabila ekspor naik sebanyak 1% maka aka menaikkan simpanan devisa sebanyak 0.0541. Komponen impor memberikan dampak negative signifikan pada cadangan devisa, karena t-statistic - 2.314764 dengan tanda negative dan probabilitasnya 0.0299 < 0.05 atau 5%, yang artinya jika impor turun sebanyak 1% maka akan mengurangi simpanan devisa sebanyak 0.0299. Sementara variabel GDP dan kurs bahwa tidak berdampak jangka pendek pada cadangan devisa. 4. Uji F Doi Artikel : 10.46306/vls.v2i1.106 348

Dari dasar hasil estimasi model ECM didapatkan F hitung senilai 14.99373 sedangkan dalam jangka panjang didapatkan F hitung senilai 32.83983, nilai F hitung > F tabel yaitu 2.534 dengan probabilitas senilai 0.000000 kurang dari taraf signifikasi α = 1%. Maka, dapat dikatakan bahwa variabel ekspor, impor, GDP, dan kurs dalam jangka pendek ataupun jangka panjang secara bersamaan (simultan) berpengaruh pada simpanan devisa. 5. Uji t Dampak ekspor pada simpanan devisa dalam jangka pendek di dapatkan t hitung sebanyak 2.030241, pada angka t tabel senilai 2.060. Sehingga t hitung < t tabel yaitu 2.030241 < 2.060 dan angka probabilitas 0.0541 artinya variabel ekspor berpengaruh positif dan signifikan dalam taraf signifikasi, α = 5%. Sedangkan dalam jangka panjang di dapatkan t hitung sebesar 4.716620, pada angka t tabel senilai 2.060. Sehingga t hitung > t tabel yaitu 4.716620 > 2.060 dan angka probabilitas 0.0001 artinya komponen ekspor memberi dampak positif serta signifikan dalam taraf signifikasi α = 5%. Pengaruh impor terhadap simpanan devisa pada jangka pendek di dapatkan t hitung senilai -2.314764, pada angka t tabel senilai 2.060. Sehingga t hitung < t tabel yaitu -2.314764 < 2.060 dan angka probabilitas 0.0299 artinya variabel impor berpengaruh negatif signifikan dalam taraf signifikasi α = 5%. Sedangkan dalam jangka panjang di dapatkan t hitung senilai - 2.373074, pada angka t tabel senilai 2.060. Sehingga t hitung < t tabel yaitu -2.373074 < 2.060 dan angka probabilitas 0.0256 artinya variabel impor berpengaruh negatif signifikan dalam taraf signifikasi α = 5%. Pengaruh GDP terhadap cadangan devisa dalam jangka pendek di dapatkan t hitung sebesar -0.318606, pada angka t tabel senilai 2.060. Sehingga t hitung < t tabel yaitu -0.318606 < 2.045 dan angka probabilitas 0.7529 artinya variabel GDP berpengaruh negatif serta belum signifikan dalam signifikasi α = 1%, α = 5%, dan α = 10%. Sedangkan dalam jangka panjang di dapatkan t hitung sebesar -1.164661, pada angka t tabel senilai 2.060. Sehingga t hitung < t tabel yaitu -1.164661 < 2.060 dan angka probabilitas 0.2551 artinya variabel GDP berpengaruh negatif serta belum signifikan dalam signifikasi α = 1%, α = 5%, dan α = 10%. Dampak kurs pada cadangan devisa dalam jangka pendek di dapatkan t hitung sebesar 0.831972, pada angka t tabel senilai 2.060. Sehingga t hitung < t tabel yaitu 0.831972 < 2.045 dan angka probabilitas 0.4140 artinya variabel nilai tukar berpengaruh positif serta belum signifikan dalam signifikasi α = 1%, α = 5%, dan α = 10%. Sedangkan dalam jangka panjang Doi Artikel : 10.46306/vls.v2i1.106 349

di dapatkan t hitung sebesar -0.415551, pada angka t tabel senilai 2.060. Sehingga t hitung < t tabel yaitu -0.415551 < 2.060 dan angka probabilitas 0.6813 artinya variabel nilai berpengaruh negatif serta belum signifikan dalam signifikasi α = 1%, α = 5%, dan α = 10%. 6. Koefisien Determinasi (R2) Angka koefisien determinasi (R2) = 0.814530. Artinya, 81.45% variable Y dipengaruhi oleh X, serta variabel lain pada luar model mempengaruhi sisanya sebanyak 18.55%. Sesudah data sekunder dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan World Bank dilakukan penelitian kemudian diolah dengan menggunakan bantuan aplikasi eviews 10, maksud yang disampaikan pada penelitian ini yakni hasil pada olah data yang sudah dilaksanakan, bisa dikemukakan bahwa variable ekspor dalam jangka panjang maupun pendek memberikan pengaruh positif serta signifkan pada devisa, hasil percobaan tersebut selaras pada hasil penelitian yang telah dilaksanakan Agustina dan Reny (2014) yang mengatakan jika ekspor memberi pengaruh signifikan positif pada devisa. Jika Nusantara banyak melaksanakan kegiatan ekspor maka Indonesia bisa mendapatkan devisa dari bangsa lain, sehingga apabila komoditi yang dijual semakin banyak, membuat tinggi pula uang asing yang akan didapatkan. Maka peningkatan kegiatan ekspor, menggambarkan jika negara itu semakin besar dalam penerimaan pemasukan dari luar negeri, atau sering dikatakan penerimaan devisa maupun valuta asing yang mana itu adalah salah satu asal pendapatan negara. Variable impor pada jangka panjang maupun pendek berdampak negatif serta signifkan pada simpanan devisa, hasil penelitian tersebut selaras dengan hasil percobaan Jimmy Benny (2013) yang menyimpulkan jika aktivitas input barang ke negara sendiri berdampak negatif signifikan pada simpanan devisa. Berkaitan bersama dampak ekspor, cadangan devisa juga dipengaruhi kegiatan impor. Impor merupakan perniagaan dengan metode menginput komoditi dari negara lain ke negeri sendiri. Ekspor bisa disebut sebagai indikator injeksi, namun impor adalah kebocoran pada penghasilan negara. Dari perolehan perkiraan, hal tersebut sudah sejalan pada studi yang menyebutkan jika makin tinggi angka impor maka dapat menurunkan cadangan simpanan devisa. Meningkatnya impor dipengaruhi oleh tingginya permintaan masyarakat terhadap barang impor selaras dengan murahnya komposisi di Indonesia serta rendahnya anggaran tenaga kerja yang membuat investor tertarik berinvestasi di Indonesia melalui pembangunan pabrik barang yang biasa diimpor yang membuat kucuran investasi asing yang terjun menyebabkan kenaikan dalam neraca perdagangan negara maka terjadi Doi Artikel : 10.46306/vls.v2i1.106 350

peningkatan uang asing. Selain itu variabel GDP dan nilai tukar hasilnya negative signifikan yang artinya tidak ada pengaruh jangka pendek ataupun jangka panjang pada cadangan devisa. KESIMPULAN Dari hasil analisis data serta penjelasan tadi, maka bisa disebutkan pada penelitian ini yakni komponen ekspor berdampak positif serta signifikan pada devisa. Komponen impor berdampak negative serta signifikan pada devisa. Sementara variabel GDP serta nilai tukar tidak memberikan dampak jangka panjang ataupun pendek terhadap cadangan devisa. DAFTAR PUSTAKA Arunachalam, P. (2010). Foreign Exchange Reserves in India and China. Asmanto, P., & Suryandari, S. (2008). Cadangan Devisa, Financial Deeping, dan Stabilisasi Nilai Tukar Riil Rupiah Akibat Gejolak Nilai Tukar Perdagangan. Benny, J. (2013). Ekspor dan Impor Pengaruhnya terhadap Posisi Cadangan Devisa di Indonesia. Jurnal EMBA, 1(4), 1406 1415. Carbaugh, R.. J. (2004). International Economics. Case, Karl E., Fair, R. C. (2007). Prinsip-prinsip Ekonomi. Ganendra, S. (2011). Krisis Ekonomi Yunani. Juliansyah, H., Moulida, P., & Apridar. (2020). Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhui Cadangan Devisa Indonesia Bukti (Kointegrasi dan Kausalitas). Jurnal Ekonomi Regional Unimal, 3(2), 32 46. Juniantara, I. P. K., & Sri Budhi, M. K. (2012). Pengaruh Ekspor, Impor, dan Kurs Terhadap Cadangan Devisa Nasional Periode 1999-2010. Julnal Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana, 1(1). kurniawan, ketut, edo dan bendesa i komang. (2012). Pengaruh Produksi Karet Kurs Dollar Amerika Serikat dan Ekspor Karet terhadap Cadangan Devisa Indonesia Periode 1995-2012. Muchlas, Z., & Alamsyah, A. R. (2015). FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Kurs Rupiah Terhadap Dolar Amerika Pasca Krisis (2000-2010). Nofiatin, I. (2013). Hubungan Inflasi, Suku Bunga, Produk Domestik Bruto, Nilai Tukar, Jumlah Uang Beredar, dan Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) Periode 2005 2011. Palembangan, I. T., Kumaat, R. J., Mandeij, D., Pembangunan, J. E., Ekonomi, F., & Ratulangi, U. S. (2020). Analisis Pengaruh Tingkat Bunga Acuan BI, SIBOR, dan Nilai Tukar Rupiah terhadap Cadangan Devisa di Indonesia (2011:Q1-2019:Q4). Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi, 20(02), 152 164. Rachbini, J. Didik., Ono, S. (2000). Menuju Independensi Bank Sentral. Reny, A. dan. (2014). Pengaruh Ekspor, Impor, Nilai Tukar Rupiah, dan Tingkat Inflasi Terhadap Cadangan Devisa Indonesia. Jurnal Wira Ekonomi Mikroskill, 4(2), 61 70. Ridho, M. (2015). Pengaruh Ekspor, Hutang Luar Negeri dan Kurs Terhadap Cadangan Devisa Indonesia. E-Junal Perdagangan, Industri Dan Moneter, 3(1), 1 9. Doi Artikel : 10.46306/vls.v2i1.106 351

Rizvi. (2011). Pakistan s Accumulation of Foreign Exchange Reserves during 20012006: Benign or Hostile Excessive or Moderate. Sayoga, P., & Tan, S. (2017). Analisis Cadangan Devisa Indonesia dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Paradigma Ekonomi. Sukirno, S. (2008). Makro Ekonorni Teori Pengantar. Sukirno, S. (2010). Makro Ekonomi. Teori Pengantar. Edisi ketiga. Widarjono. (2013). Ekonometrika Pengantar dan Aplikasi Disertai Panduan EViews Buku Edisi Keempat. Wiguna, W. S., & Bagus, I. (2014). Pengaruh Devisa, Kurs Dollar As, Pdb Dan Inflasi Terhadap Impor Mesin Kompressor Dari China. Doi Artikel : 10.46306/vls.v2i1.106 352