Budidaya Rumput Laut Pada Kawasan Pantai Lampung Selatan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

ANALISIS USAHATANI RUMPUT LAUT (EUCHEUMA CATTONI) KECAMATAN MANDALLE KABUPATEN PANGKEP

KONTRIBUSI USAHA BUDIDAYA RUMPUT LAUT

(Eucheuma cottonii) TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA PESISIR (Studi Kasus di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur)

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

MAKSIMISASI KEUNTUNGAN USAHA BUDIDAYA RUMPUT LAUT DI DESA LALOMBI KECAMATAN BANAWA SELATAN KABUPATEN DONGGALA

Produksi bibit rumput laut kotoni (Eucheuma cottonii) Bagian 1: Metode lepas dasar

I. PENDAHULUAN. Rumput laut atau seaweeds adalah tanaman air dikenal dengan istilah alga atau

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

PELATIHAN PENGOLAHAN PRODUK RUMPUT LAUT UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN NUSA LEMBONGAN SEBAGAI DESTINASI WISATA ABSTRAK ABSTRACT

BOKS 2 HASIL KAJIAN POTENSI RUMPUT LAUT DI KABUPATEN ROTE NDAO

ANALISIS USAHATANI RUMPUT LAUT DI KECAMATAN NAGAWUTUNG KABUPATEN LEMBATA

REKOMENDASI KEBIJAKAN PANEL KELAUTAN DAN PERIKANAN NASIONAL (PANELKANAS)

Pemanfaatan jenis sumberdaya hayati pesisir dan laut seperti rumput laut dan lain-lain telah lama dilakukan oleh masyarakat nelayan Kecamatan Kupang

ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA RUMPUT LAUT DI DESA MALLASORO KECAMATAN BANGKALA KABUPATEN JENEPONTO

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara kepulauan yang memiliki pulau dengan panjang garis pantai

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. berkembang pada substrat dasar yang kuat (Andi dan Sulaeman, 2007). Rumput laut

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perbedaan Pendapatan Usahatani Rumput Laut Eucheuma spinosum dan Eucheuma cottonii di Desa Kutuh Kecamatan Kuta Selatan

BAB I PENDAHULUAN. daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara

PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI RUMPUT LAUT Eucheuma cottonii PADA KEDALAMAN PENANAMAN YANG BERBEDA

Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Bab ini merupakan bab terakhir dari penulisan skripsi yang berisi

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah pesisir Indonesia memiliki luas dan potensi ekosistem mangrove

Pendahuluan. Seminar Nasional Hasil Penerapan Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat III 2016 P-ISSN: E-ISSN:

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN ALAK KECAMATAN ALAK KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

ANALISIS USAHA BUDIDAYA RUMPUT LAUT (Eucheuma cottonii) DI PERAIRAN PULAU TAKOUW KECAMATAN TOBELO TIMUR. Ontje Fransisca Winesty Tutupary

PENGEMBANGAN LABORATORIUM LAPANGAN INOVASI PERTANIAN (LLIP) KAWASAN PERBATASAN RI-RDTL PROVINSI NTT

Studi Pertumbuhan Rumput Laut Eucheuma cottonii dengan Berbagai Metode Penanaman yang berbeda di Perairan Kalianda, Lampung Selatan

V. KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG KAWASAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT

BAB I PENGANTAR. pekerjaan rumah bagi jajaran pemerintahan Indonesia. Masyarakat miskin berada

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN PER KAPITA DAN PELESTARIAN EKOSISTEM LAUT DI DESA BONDALEM KECAMATAN TEJAKULA KABUPATEN BULELENG

Faktor yang Berpengaruh dalam Pengembangan Ekonomi Lokal Berbasis Perikanan di Pulau Poteran

I. PENDAHULUAN. penduduk di Indonesia bergantung pada sektor pertanian sebagai sumber. kehidupan utama (Suparyono dan Setyono, 1994).

I PENDAHULUAN. Luas Lautan Indonesia Total Indonesia s Waters a. Luas Laut Teritorial b. Luas Zona Ekonomi Eksklusif c.

STUDI KESESUAIAN PANTAI LAGUNA DESA MERPAS KECAMATAN NASAL KABUPATEN KAUR SEBAGAI DAERAH PENGEMBANGAN PARIWISATA DAN KONSERVASI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PROGRAM LINTAS SEKTOR (1): PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI BAWANG MERAH DI KECAMATAN ANGGERAJA KABUPATEN ENREKANG

ADAPTASI SOSIO-EKOLOGI BUDIDAYA RUMPUT LAUT (EUCHEUMA COTTONII) PADA MASYARAKAT PESISIR DI KELURAHAN LAMALAKA, KECAMATAN BANTAENG, KABUPATEN BANTAENG

Budidaya Makroalga Kappaphycus alvarezii di Perairan Pulau Panjang Serta Analisis Ekonominya

BAB I PENDAHULUAN. mangrove di Indonesia mencapai 75% dari total mangrove di Asia Tenggara, seperti

Tim Peneliti KATA PENGANTAR

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Fishermen's Perceptions About Business Fishing in The Kepenghuluan Parit Aman Bangko Subdistrict Rokan Hilir District Riau province ABSTRACT

PENDAMPINGAN PEMBUATAN MEDIA VELTIKULTUR UNTUK PENANAMAN TUMBUHAN OBAT DALAM PEMAKSIMALAN PEKARANGAN RUMAH

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS UBI KAYU MELALUI KEGIATAN DEMONSTRASI FARM DI DESA BAKALAN JUMAPOLO

Analisis Usaha Budidaya Rumput Laut di Desa Pediwang Kecamatan Kao Utara Kabupaten Halmahera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistem pesisir tersebut dapat berupa ekosistem alami seperti hutan mangrove,

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Selain itu,indonesia juga merupakan negara dengan garis pantai

BAB I PENDAHULUAN. Potensi kekayaan alam yang dimiliki Indonesia sangatlah berlimpah, mulai

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat dimanfaatkan untuk menuju Indonesia yang maju dan makmur. Wilayah

Pembangunan Bambu di Kabupaten Bangli

BUSINESS DEVELOPMENT TUNGGAKSEMI AFFINITY GROUPS IN ORDER TO IMPROVEMENT FOOD SECURITY IN SUMBEREJO VILLAGE BATU DISTRICT BATU CITY)

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki pulau dengan garis pantai sepanjang ± km dan luas

TINGKAT PENERAPAN SISTEM BUDIDAYA MANGROVE PADA MASYARAKAT PULAU UNTUNG JAWA, KEPULAUAN SERIBU

Produksi rumput laut kotoni (Eucheuma cottonii) Bagian 2: Metode long-line

TINGKAT PRODUKTIVITAS BUDIDAYA RUMPUT LAUT PADA PERAIRAN PANTAI DI KECAMATAN NUSA PENIDA KABUPATEN KLUNGKUNG. Oleh

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. degradasi hutan. Hutan tropis pada khususnya, sering dilaporkan mengalami

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewi Fitriyani, 2013

Jumlah Penduduk(orang)

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang terdiri dari belasan ribu

I. PENDAHULUAN. internasional. Menurut Aslan (1991), ciri-ciri umum genus Eucheuma yaitu : bentuk

ANALISIS USAHA BUDIDAYA RUMPUT LAUT (Eucheuma cottonii) DI PULAU PARI, KEPULAUAN SERIBU ABSTRACT

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TUGAS LINGKUNGAN BISNIS KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BUDIDAYA RUMPUT LAUT

BAB I. kemampuannya. Indonesia sebagai Negara agraris memiliki potensi pertanian

ANALISIS USAHATANI UBI KAYU (Manihot esculenta) ABSTRAK

Gambar di bawah ini memperlihatkan bentuk rumput laut segar yang baru dipanen (a. Gracillaria, b. Kappaphycus, c. Sargassum) Rumput laut segar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sektor pertanian memegang peranan penting dalam kehidupan manusia.

Pengelolaan Sumbedaya Air untuk Meningkatkan Produksi Tanaman Padi Secara Berkelanjutan di Lahan Pasang Surut Sumatera Selatan

PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT RT 05 RW IX KELURAHAN KROBOKAN KECAMATAN SEMARANG BARAT MELALUI PENGOLAHAN BAHAN PANGAN LOKAL DAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Sejarah Desa Pulau Pahawang berawal dari datangnya Ki Nokoda tahun an


IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Timur Provinsi Lampung. Desa ini memiliki luas hektar. Desa yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kontribusi yang besar dalam penyediaan pangan bagi masyarakat Indonesia.

ANALISIS KEBERLANJUTAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA LAUT GUGUS PULAU KALEDUPA BERBASIS PARTISIPASI MASYARAKAT S U R I A N A

KARAKTERISTIK PETANI KOPI DI DESA BUKIT KEMUNING KECAMATAN BUKIT KEMUNING KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2011

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2009, hlm 1 14 ISSN

III. KEADAAN UMUM LOKASI

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN I. Luas Wilayah ** Km2 773, ,7864

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari

I. PENDAHULUAN. Hampir 75 % tumbuhan mangrove hidup diantara 35ºLU-35ºLS (McGill, 1958

I. PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan dan maritim terbesar di dunia. Selain

291 ZIRAA AH, Volume 41 Nomor 3, Oktober 2016 Halaman ISSN Elektronik

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KRITERIA LAHAN UNTUK BUDIDAYA RUMPUT LAUT (Eucheuma cottonii) DI PULAU GILI GENTING, MADURA

Transkripsi:

View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk brought to you by CORE provided by LLDikti Wilayah IX Journal Systems (Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi) Celebes Abdimas: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat http://journal.lldikti9.id/cer/index Vol 2, No, 1, April 2020, pp 01-06 p-issn:2656-7938 dan e-issn: 2657-1870 DOI: https://doi.org/10.37541/celebesabdimas.v2i1.337 Budidaya Rumput Laut Pada Kawasan Pantai Lampung Selatan Nur Adliani 1, Nirmawana Simarmata 2, Heriansyah 3 1Program Studi Farmasi, Institut Teknologi Sumatera, Indonesia 2Program Studi Teknik Geomatika, Institut Teknologi Sumatera, Indonesia 3Program Studi Teknik Elektro, Institut Teknologi Sumatera, Indonesia 1Email: nur.adliani@fa.itera.ac.id Artikel info Article history: Received: Februari-2020 Revised: Februari-2020 Accepted: Maret-2020 Publish: April-2020 Abstract. Community empowerment in South Lampung Village in seaweed cultivation is an effort to increase community knowledge in seaweed cultivation. For this purpose, the service aims to: (1) Identify cultivation sites, (2) Analyze the potential of the cultivation area, (3) Analyze the benefits of community empowerment, (4) Analyze the advantages and disadvantages of community empowerment. The dedication activity is carried out by survey method by directly observing the area along the coast which has the potential as a cultivation land and conducting an analysis of the potential of the cultivation area suitable for seaweed cultivation. Community service activities can be: (1) Creation of seaweed cultivation areas in the village, (2) Forming a community of superior seaweed farmers who have received a recommendation from the village head for seaweed cultivation, (3) Creation of a built village formed by a team of devotees from Institut Teknologi Sumatera. This dedication activity as a whole has been carried out well with some data that has been collected, the success of the search for potential location targets for seaweed cultivation, the achievement of cultivation objectives, success in seaweed cultivation. Abstrak.Pemberdayaan masyarakat di Desa Lampung Selatan dalam budidaya rumput laut merupakan upaya untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam budidaya rumput laut. Untuk itu kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk: (1) Mengidentifikasi lokasi budidaya, (2) Menganalisis potensi kawasan budidaya, (3) Menganalisis kebermanfaatan dari pemberdayaan masyarakat, (4) Menganalisis keuntungan dan kerugian dari pemberdayaan masyarakat. Kegiatan pengabdian dilakukan dengan metode survei dengan melihat langsung kawasan sepanjang pantai mana yang berpotensi sebagai lahan budidaya serta melakukan analisis potensi kawasan budidaya yang cocok untuk budidaya rumput laut. Kegiatan pengabdian dapat : (1) Terciptanya kawasan lahan budidaya rumput laut di Desa, (2) Membentuk komunitas petani-petani rumput laut unggul yang sudah mendapat rekomendasi kepala desa untuk budidaya rumput laut, (3) Terciptanya desa binaan yang dibentuk oleh tim pengabdi dari 1

2 Celebes Abdimas: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Keywords: Eucheuma cottonii; Kawasan; Sumatera; (5). Institut Teknologi Sumatera. Kegiatan pengabdian ini secara keseluruhan telah terlaksana dengan baik dengan beberapa data yang telah dikumpulkan, keberhasilan target pencarian lokasi potensial untuk budidaya rumput laut, ketercapaian tujuan budidaya, keberhasilan dalam budidaya rumput laut. Coresponden author: Nur Adliani Email: nur.adliani@fa.itera.ac.id artikel dengan akses terbuka dibawah lisensi CC BY -4.0 PENDAHULUAN Budidaya rumput laut merupakan salah satu mata pencarian alternatif yang dapat digalakkan ditengah sulitnya hasil tangkapan nelayan yang diakibatkan dari kondisi alam seperti gelombang yang tinggi dan alat tangkap yang kurang efektif. Budidaya rumput laut dapat memenuhi kebutuhan pangan ataupun non pangan (Subair dan Haris, 2019). Provinsi Lampung memiliki peluang ekonomi rumput laut yang besar, dengan perkiraan produksi sekitar satu juta ton rumput laut kering per tahun. Luas potensial laut di Lampung sekitar 50.000 Ha dan dapat menghasilkan devisa sekitar Rp 13 triliun/tahun. Rumput laut di Lampung dapat dibudidayakan tidak hanya oleh pengusaha tetapi juga nelayan yang berada di kawasan pesisir Lampung. Dengan PKM yang telah dilaksanakan sehingga tercapai tujuan tim pengabdi untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat di Desa Tridharmayoga Kecamatan Ketapang Kabupaten Lampung Selatan tentang cara budidaya rumput laut, sehingga dapat menjadi sumber pengasilan tambahan bagi para petani. Desa Tridharmayoga Kecamatan Ketapang Kabupaten Lampung Selatan merupakan desa yang memiliki luas desa, 400 Ha/m 2. Batas wilayah bagian utara dan barat berbatasan dengan Desa Legundi. Selatan, Desa Ruguk. Timur, Laut Jawa. Ketinggian tanah 150 mdpl, topografi wilayah adalah pantai. Jarak tempuh dari Desa ke kantor kabupaten/kota yaitu 35 Km, jarak tempuh dari Desa ke Bandar Lampung 92 Km atau lebih kurang 2,5 jam perjalanan. Jumlah penduduk di Desa Tridharmayoga dapat dilihat dari Tabel 1.1. Tabel 1. Jumlah Penduduk Desa Tridharmayoga Uraian Jumlah satuan Penduduk Laki laki 736 Orang Penduduk Perempuan 700 Orang Kepala Keluarga 335 Keluarga Kelahiran Laki laki Kelahiran Perempuan Sumber Penghasilan Utama Penduduk Desa Pertanian, Perkebunan, Nelayan orang selama tahun 2014 orang selama tahun 2014 Sumber penghasilan utama masyarakat pada umumnya adalah nelayan, dimana kendala utama pada saat cuaca buruk maka penghasilan masyarakat jadi menurun, sehingga kesejahteraan masyarakat juga menjadi menurun (Rahmi, A., 2018). Berdasarkan analisis situasi tersebut maka kepala desa Tridharmayoga meminta bantuan kepada tim untuk melakukan pelatihan budidaya rumput laut di desa mereka, sebagai mata pencaharian alternatif disaat hasil tangkapan nelayan sedang menurun.

Budidaya rumput laut (Adliani, Simarmata, Heriansyah) 3 Seperti kita ketahui bahwa masih kurangnya pengetahuan dan keterampilan masyarakat di Desa Tridharmayoga Kecamatan Ketapang Kabupaten Lampung Selatan tentang cara budidaya rumput laut, perlu adanya pelatihan budidaya rumput laut untuk meningkatkan pendapatan dari masyarakat sekitar desa (Sahri, A., 2019). Masyarakat Desa secara langsung meminta bantuan kepada tim untuk membantu masyarakat dalam pelatihan budidaya rumput laut tersebut. Berdasarkan permasalahan yang ada di Desa Tridharmayoga Kecamatan Ketapang Kabupaten Lampung Selatan dalam budidaya rumput laut maka pengabdian masyarakat ini dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat tentang cara budidaya rumput laut (M.K. Tokan, 2015). Setelah terlaksananya kegiatan ini diharapkan dapat membantu masyarakat untuk memanfaatkan potensi laut yang ada di sekitar mereka sebagai lahan konservasi untuk budidaya rumput laut (Restiana, R.W. et all, 2007). Pelatihan budidaya rumput laut ini diharapkan tidak hanya untuk dibudidaya oleh masyarakat Desa Tridharmayoga Kecamatan Ketapang Kabupaten Lampung Selatan saja, namun dalam jangka panjang dapat dijual kepada masyarakat di luar lampung sehingga dapat menambah penghasilan masyarakat Desa Tridharmayoga Kecamatan Ketapang Kabupaten Lampung Selatan. Metode Metode lepas dasar pada budidaya rumput laut, dilakukan di atas dasar perairan yang berpasir atau pasir berlumpur serta terlindung dari hemapasan gelombang yang besar. Hal ini penting untuk memudahkan pemasangan patok/pancang yang akan digunakan. Biasanya metode lepas dasar diterapkan pada lokasi yang dikelilingi oleh karang pemecah gelombang (barrier reef). Kedalaman perairan harus dipertimbangkan secara matang sebelum memilih metode tersebut. Disamping itu lokasi untuk metode ini sebaiknya memiliki kedalaman air tidak kurang dari 50 cm. Pada surut terendah dan 3 m pada saat pasang tertinggi. Dengan demikian, penerapan metode lepas dasar ini hanya terbatas pada daerah yang memiliki kedalaman tertentu dengan dasar berpasir atau pasir berlumpur. Untuk mempermudah pembuatan dan perawatan, maka metode lepas dasar dapat dibuat blok dengan ukuran 10 x 10 m. Untuk membuat satu blok dengan ukuran 10 x 10 m, maka peralatan dan bahan yang dibutuhkan antara lain : a) Patok kayu atau bambu dengan panjang sekitar 1 m dengan diameter 5 cm sebanyak 25 buah. b) Tali polietilien berdiameter 4 mm untuk tali rentang atau tali ris sebanyak 2 kg. c) Tali polietilien berdiameter 8 mm sebagai tali utama sebanyak 3 kg. d) Tali rapia sebagai tali pengikat bibit sebanyak 1 kg. e) Alat angkut bibit atau hasil panen di air misalnya rakit bambu, ban mobil, keranjang atau perahu/sampan. f) Bibit rumput laut (Eucheume cottoni) sekitar 100-200 kg (Kamilasi, Y., 2008). Penanaman rumput laut dengan metode lepas dasar dilakukan dengan cara sebagai berikut: a) Kedalaman laut lokasi budidaya sedalam 7 m. b) Patok-patok (tiang kayu atau bambo) ditancapkan pada dasar perairan dengan ketinggian sekitar 50 cm. Untuk menghindari agar tali utama tidak kendor, maka jarak patok dapat dibuat setiap 2,5 m. c) Tali utama direntangkan di antara dua patok pada ketinggian pengikatan sekitar 40 cm di atas dasar perairan. d) Tali ris direntangkan pada tali utama dengan jarak antara tali ris sekitar 25 cm sehingga jarak tanam antar ikatan adalah tidak kurang dari 25 x 25 cm. e) Bibit diikat pada tali raffia, kemudian rumput bibit tersebut diikatkan pada tali ris dengan jarak antar ikatan sekitar 25 cm.

4 Celebes Abdimas: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Hasil Dan Pembahasan Kegiatan pengabdian Budidaya Rumput Laut di Kawasan Pantai Lampung Selatan di Desa Tri Dharmayoga Kecamatan Ketapang Kabupaten Lampung Selatan. Kegiatan pengabdian dihadiri oleh nelayan dan ibu rumah tangga Desa Tri Dharmayoga sebanyak 50 Orang peserta yang diundang berdasarkan arahan Bapak Kepala Desa. Para peserta sangat antusias dan sangat senang dengan adanya program pengabdian dari tim PKM ITERA berupa Pelatihan Budidaya Rumput Laut sebagai Upaya Meningkatkan Pengetahuan Masyarakat di Desa Tri Dharmayoga Kecamatan Ketapang Kabupaten Lampung Selatan (Radiarta, N., et all., 2016). Materi pelatihan berupa: (a) pengetahuan tentang macam-macam metode budidaya rumput laut, (b)cara budidaya rumput laut yang baik dan menentukan kawasan budidaya. Semua materi dan pelatihan tersebut disampaikan oleh tim pengabdi di pantai dengan metode ceramah dan praktik langsung. Pada sesi tanya jawab ada beberapa pertanyaan yang diajukan peserta, antara lain: Cara mendapatkan bibit rumput laut yang murah dan bagus, bagaimana cara merawat rumput laut agar dapat tumbuh subur dan berkualitas. Rumput laut Eucheuma cottonii yang ditanam pada kedalaman 60 cm pertumbuhannya lebih lambat dibandingkan dengan pada kedalaman 30 cm dan 45 cm (Novalina, S., Irawati, 2010). Dalam kegiatan PM diberikan materi dan pelatihan serta bibit rumput laut untuk dibudidayakan di lokasi pengabdian. Disediakannya hadiah kepada para peserta yang dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh tim PM diakhir acara. Gambar 1: Kawasan hasil budidaya rumput laut dan Pemateri dan Kepala Desa Tri Dharmayoga Luaran yang dicapai kegiatan PKM secara garis besar dapat dilihat berdasarkan komponen sebagai berikut: 1. Keberhasilan target jumlah peserta pelatihan Keberhasilan target jumlah peserta pelatihan dapat dikatakan sangat baik. Dari 50 orang peserta yang diundang berdasarkan arahan Bapak Kepala Desa Tri Dharmayoga dapat menghadiri kegiatan pelatihan. 2. Ketercapaian tujuan pelatihan Ketercapaian tujuan pelatihan dapat dikatakan baik. Ada peningkatan pengetahuan dari peserta tentang budidaya rumput laut, hal ini dibuktikan dengan pemberian beberapa pertanyaan dan metode budidaya rumput laut yang sudah dijelaskan sebelumnya oleh tim PM kepada para peserta dapat dikerjakan dengan baik dan benar. 3. Ketercapaian target materi dan pelatihan yang telah direncanakan Ketercapaian target materi dan pelatihan yang telah direncanakan dapat dikatakan sangat baik. Semua materi pelatihan dapat disampaikan oleh tim PM. Kemampuan peserta dalam penguasaan materi Kemampuan peserta dalam penguasaan materi dapat dikatakan baik. Penyampaian materi dengan metode ceramah dan praktik meningkatkan kemampuan peserta dalam menguasai materi yang disampaikan oleh tim PM. Serta kemampuan dalam langkah peningkatan

Budidaya rumput laut (Adliani, Simarmata, Heriansyah) 5 budidaya rumput laut dengan cara mencari kualitas bibit yang baik, panjang bentangan, dan jarak ikat dapat mempengaruhi kualitas rumput laut. (Irmayani, S.Y., Arsyad, M., 2015). Secara keseluruhan kegiatan Pengabdian masyarakat Budidaya Rumput Laut di Pantai Lampung Selatan dapat dikatakan berjalan dengan baik dan lancar sesuai dengan tujuan program ini, yang dapat diukur dari keempat komponen yang telah disebutkan di atas. Kekurangan dari kegiatan pemberdayaan masyarakat ini yaitu singkatnya waktu dan kurangnya dana dalam pelaksanaan program kegiatan pengabdian masyarakat. Budidaya rumput laut membutuhkan dana yang cukup banyak karena harga bibit rumput laut yang mahal disebabkan jauhnya jarak pemasok bibit rumput laut. Simpulan Dan Saran Adapun simpulan dari artikel ini yaitu pemberdayaan masyarakat melalui budidaya rumput laut ini dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tentang budidaya rumput laut. Budidaya rumput laut dapat dimanfaat sebagai mata pencaharian utama maupun sumber penghasilan tambahan bagi nelayan dan dapat memanfaatkan potensi kawasan pantai sebagai lahan untuk budidaya rumput laut. Sesuai dengan kegiatan yang telah dilaksanakan, program ini sebaiknya dapat dilanjutkan dengan harapan Desa Tri Dharma Yoga dapat mandiri serta dapat dijadikan mitra desa binaan program studi maupun institusi. Daftar Rujukan Irmayani, S.Y., Arsyad, M. (2015). Increasing Farmer s Income with Production of Seaweed Eucheuma cottonii sp. Adv. Econ. Bus. 3, 83 92. Kamilasi, Y. (2008). Kajian Ekologis dan Biologi untuk Pengembangan Budidaya Rumput Laut (Eucheume cottoni) di Kecamatan Kupang Barat Kabupaten Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur. M. K. Tokan. (2015). Perilaku Petani Rumput Laut dalam Berusaha Tani Sehat dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya di Kabupaten Kupang. Radiarta, N., Erlania, Joni, H., Annisya, R. (2016). Analisis Pengembangan Budidaya Rumput Laut Di Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara. Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia. Vol. 8 (1). Rahmi, A., (2018). Transformasi Kerja Dari Nelayan Menjadi Pembudidaya Ikan Dan Rumput Laut Di Kabupaten Dompu Provinsi Nusa Tenggara Barat (PhD Thesis). University of Muhammadiyah Malang. Restiana, R.W. dan Sya rani, Lachmuddin dan Arini. (2007). Analisis Kesesuaian Perairan Pulau Karimun Jawa dan Pulau Kemujan Sebagai Lahan Budidaya Rumput Laut Menggunakan Sistem Informasi Geografis. Jurnal Pasir Laut. Vol. 3, No. 1:27-45 Sahri, A. (2019). Mengenal potensi rumput laut: kajian pemanfaatan sumber daya rumput laut dari aspek industri dan kesehatan. Maj. Ilm. Sultan Agung 44, 95 116. Serdiati, N. dan Irawati, M.W. (2010). PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI RUMPUT LAUT Eucheuma cottonii PADA KEDALAMAN PENANAMAN YANG BERBEDA. Media Litbang Sulteng III (1). ISSN: 1979 5971. 21-26.

6 Celebes Abdimas: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Subair, N., Haris, R., (2019). Factors that motivate Mappakasunggu women of seaweed farmers to develop a family economic survival strategy. AACL Bioflux 12, 687 695.