MODERNISASI INDUSTRI GITAR DI KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mengalami transformasi dari perekonomian yang berbasis industri. Sektor industri

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas sehingga tidak

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan, sebab pangan merupakan kebutuhan dasar manusia. Meningkatnya

E-UMKM: APLIKASI PEMASARAN PRODUK UMKM BERBASIS ANDROID SEBAGAI STRATEGI MENINGKATKAN PEREKONOMIAN INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Di Indonesia, industri kreatif dibagi menjadi 15 subsektor, diantaranya: mode,

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan pendapatan di Indonesia. Usaha kecil yang berkembang pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

wbab I PENDAHULUAN No Indikator Satuan Tahun 2011 *) TAHUN 2012 **) PERKEMBANGAN TAHUN Jumlah % Jumlah % Jumlah %

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan dengan cara menghasilkan dan memberdayakan kemampuan berkreasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan situasi global dan lokal bagi dunia bisnis, perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menjadi pasar yang sangat berpotensial bagi perusahaan-perusahaan untuk

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi banyak orang yang terus berpacu untuk. melalui teknologi yaitu internet karena dalam jangka waktu ini banyak

PELATIHAN KETRAMPILAN DAN PENJUALAN ONLINE HASIL KERAJINAN KAYU BAGI USAHA MIKRO BJ WOOD PROCESSING DAN RAKA JAYA MANDIRI

BAB I PENDAHULUAN. agar mampu berkompetisi dalam lingkaran pasar persaingan global. Tidak hanya dengan

BAB VII ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK UMKM DENGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI PEMASARAN

DAYA SAING PRODUK-PRODUK INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH (KELOMPOK BARANG KAYU DAN HASIL HUTAN) DI KOTA TARAKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. industri lagi, tetapi mereka harus lebih mengandalkan SDM yang kreatif.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. analisis data tentang pemberdayaan industri kecil gitar di desa Mancasan

ANALISIS PERKEMBANGAN USAHA INDUSTRI GITAR DI KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2003 DAN TAHUN 2008

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi Terapan (SEMANTIK) 2015 Id paper: SM132

BAB 1 PENDAHULUAN. membuat perusahaan kini harus bergerak cepat dalam usaha merebut pangsa

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Semakin ketatnya persaingan membuat para pelaku usaha semakin

GUBERNUR SULAWESI TENGAH

Bab I Pendahuluan. 1 Ratih Purbasari_

BAB I PENDAHULUAN. kota ataupun kabupaten untuk berlomba-lomba mengembangkan daerahnya di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

6. ANALISIS DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN Kebijakan di dalam pengembangan UKM

RANTAI NILAI DALAM AKTIVITAS PRODUKSI KLASTER INDUSTRI GENTENG KABUPATEN GROBOGAN JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MAKALAH PERAN SERTA PEREMPUAN DALAM UMKM

PEMBERDAYAAN UKM KERAJINAN SENI UKIR BATU PADAS DUSUN SILAKARANG BALI

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor wirausaha dalam negeri dikatakan cukup baik. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. yang ditawarkannya pun semakin beraneka ragam. Setiap Pelaku usaha saling

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

2016 MODEL KEMITRAAN BISNIS DONAT MADU CIHANJUANG

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat menciptakan keunggulan kompetitif yang

STRATEGI PENINGKATAN KEMAMPUAN ADOPSI TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING UKM

IDQAN FAHMI BUDI SUHARDJO

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan globalisasi yang disertai pertumbuhan perdagangan domestik dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab I Mendefinisikan Pemasaran untuk Abad ke- 21

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PEMANFAATAN MEDIA DARING SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN PRODUK UKM DESA CREWEK KECAMATAN KRADENAN KABUPATEN GROBOGAN. Betty Eliya Rokhmah

STRATEGI PEMASARAN HOME INDUSTRY PENGRAJIN ANYAMAN BAMBU DI DESA GINTANGAN KECAMATAN ROGOJAMPI KABUPATEN BANYUWANGI. Lilik Sunarsih *) & Umar HMS **)

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan informasi saat ini semakin pesat, mendorong banyak

BISNIS PLAN JILBAB SHOP

Profil UMKM Sepatu dan Sandal di Kecamatan Medan Denaiˏ Kota Medan

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan strategi pemasaran untuk mengenalkan produk besi baja pada

IDENTIFIKASI KEBERADAAN DAN PERKEMBANGAN KLASTER UKM FURNITUR DI JEPARA THE EXISTENCE AND DEVELOPMENT OF. SMEs FURNITURE CLUSTER IN JEPARA.

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1. 1 Kepadatan UMKM Lintas Dunia Sumber: World Bank IFC (2010)

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dapat dikatakan sebagai tulang punggung perekonomian negara. Keberadaan

Pemasar dapat menawarkan lebih banyak produk dan jasa dari sebelumnya. Pemasar dapat mengumpulkan informasi mengenai konsumennya dengan lebih cepat

BAB I PENDAHULUAN. secara elektronik (e-commerce) yang sangat populer dikalangan penggunanya.

BAB I PENDAHULUAN. keempat, yaitu industri ekonomi kreatif (creative economic industry). Di

KAJIAN ANALISIS SWOT PADA INDUSTRI KONVEKSI DI CIPAYUNG DEPOK

BAB I PENDAHULUAN. keluar untuk mengatasi masalah perekonomian di Indonesia. UMKM di. ditampung sehingga tingkat pengangguran semakin berkurang.

BAB I PENDAHULUAN. karena setiap negara menginginkan proses perubahan perekonomian yang lebih

KEPUTUSAN MANAJER DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN

STRATEGI KEMITRAAN UMKM PENGOLAH IKAN DI KABUPATEN REMBANG. Anik Nurhidayati 1), Rikah 2) 1

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional yang dicanangkan oleh pemerintah. Tidak dapat

LAMPIRAN 1. Wawancara Terhadap Sales & Marketing Manager PT Senswell International:Ibu Vanny

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Banyak pihak yang membutuhkan aliran informasi yang cepat dan murah.

BAB I. mendorong tumbuhnya berbagai industri sebagai upaya dalam memenuhi. Persaingan dalam dunia industri sebagai dampak dari beragamnya

2015 PENGARUH KREATIVITAS, INOVASI DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP LABA PENGUSAHA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan dan Pertumbuhan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) merupakan salah satu motor pengerak yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan usahanya memiliki jumlah penjualan sebesar < Rp per

KERUPUK KARAK BERAS TANPA BORAK, MSG DAN PENGAWET, MENEMBUS PASAR DENGAN BRANDING. Sri Sumarni. 1 ABSTRAK

FORMULASI STRATEGI DENGAN MEMPERTIMBANGKAN FAKTOR BAURAN PEMASARAN (MARKETING MIX) Sunyoto 1

BAB I PENDAHULUAN. lapangan kerja, menaikan devisa negara serta mengangkat prestise nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data yang diambil dari situs resmi sensus ( bahwa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hidup, serta baiknya pengelolaan sumber daya alam yang ada. diri menjadi penting agar masyarakat dapat berperan dalam model

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen

DESKRIPSI TENAGA KERJA INDUSTRI KERUPUK RAFIKA DI KELURAHAN TANJUNG HARAPAN KECAMATAN KOTABUMI SELATAN KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. pula pada kemampuan pengusaha untuk mengkombinasikan fungsi-fungsi. tersebut agar usaha perusahaan dapat berjalan lancar.

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan signifikan. Cara baru tersebut dikenal sebagai pemasaran digital

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara. Terbukti pada tahun 2013 pariwisata di Indonesia menjadi

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. negara- negara ASEAN yang lain. Hal ini disebabkan pemerintah Indonesia telah

BAB I PENDAHULUAN. Industri properti di Indonesia walaupun mengalami guncangan pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di dalam era globalisasi akan semakin mengarahkan sistem

PENGENALAN E-COMMERCE

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis harus menghadapi tuntutan bisnis yang terus menerus mengalami

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada zaman modern ini perkembangan industri musik sangat pesat, khususnya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern mendorong berbagai macam

Mengumpulkan Informasi (Riset Pemasaran)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis five forces Porter, analisis fungsional, dan analisis

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti sekolah, perkantoran, perbankan, penyedia jasa, dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. penyebarluasan suatu produk atau jasa kepada orang lain.

I. PENDAHULUAN. Dalam konteks ekonomi pembangunan, perluasan terhadap ekspor. merupakan faktor penentu kunci pertumbuhan ekonomi di negara berkembang.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Abah adalah melalui jasa sales, brosur, word of mouth. Pada awal mula berdirinya Bandrek Abah menggunakan strategi word of

BAB II Landasan Teori

Transkripsi:

MODERNISASI INDUSTRI GITAR DI KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH Afif Baihaqi Verinza 1, Sylvia Mildiana Ningrum 2, Lilis Karunia Atmaja 3, Fajri Irfani Riswan 4, Misya Silvia 5, Siti Hadiyati Nur Hafida 6* 1 2 3 Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Indonesia e-mail: A610190095@student.ums.ac.id 1, A610190024@student.ums.ac.id 2, karuniaatmajalilis@gmail.com 3, A610190035@student.ums.ac.id 4, Misyasilvia09@gmail.com 5, shnh421@ums.ac.id 6 * (Received: Juli-2021; Reviewed: Desember-2022; Accepted: Januari-2022; Available online: Februari 2022; Published: Februari 2022) Abstrak Industri gitar di Kecamatan Baki merupakan sentra pembuatan gitar di Kabupaten Sukoharjo.Untuk mempertahankan eksistensinya di kalangan masyarakat, industri ini memerlukan sistem produksi, penjualan, dan pemasaran yang modern berbasis digital. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sejauh mana modernisasi yang dilakukan oleh pelaku industry gitar dalam kaitannya dengan produksi, penjualan, dan pemasaran produk.penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif deskriptif.pemilihan responden dilakukan secara purposive sampling dan diperoleh hasil sebanyak 32 sampel, sedangkan teknik analisis yang digunakan adalah statistik deskriptif.hasil analisis menunjukkan bahwa industri gitar belum maksimal dalam memanfaatkan modernisasi yang ada. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya factor kekuatan berupa sumber daya manusia sedangkan kelemahannya berupa terbukanya pangsa pasar oleh karena itu, dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya tersebut, ditemukan permasalahan yang membuat penjualan produk gitar belum mencapai titik maksimal, yaitu modernisasi dalam produksi, pemasaran, dan penjualan. Kata kunci: industri gitar; pemasaran; penjualan; produksi; moderniasi Abstract The guitar industry in Baki District is the center of guitar manufacture in Sukoharjo Regency. To maintain its existence in the community, this industry requires a modern digital-based production, sales and marketing system. This study aims to analyze the extent of modernization carried out by the guitar industry in relation to the production, sales, and marketing of products. This research uses descriptive quantitative research. The selection of respondents was carried out by purposive sampling and obtained as many results 32 sample,while the analysis technique used was descriptive statistics. The results of the analysis show that the guitar industry has not been maximized in utilizing the existing of modernization. This is indicated by the strength factor in the form of human resources, while the weakness is in the form of open market share. Therefore, with the strengths and weaknesses it has, it is found that there are a problems that make guitar product sales have not reached the maximum point, that is modernization in production, marketing, and sales. Key words: guitar industry; marketing; sales; production; modernization Modernisasi Industri Gitar di Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo Povinsi Jawa Tengah 169

PENDAHULUAN UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) merupakan suatu usaha produktif yang dimiliki oleh perorangan atau suatu badan usaha perorangan yang telah memenuhi kriteria usaha mikro. UMKM memiliki peranan sebagai penunjang pembangunan perekonomian di Indonesia. Saat ini, hampir semua negara mengandalkan peran dari Usaha Kecil dan Menengah untuk pertumbuhan ekonomi negara (Mizar et al., 2014). UMKM menyumbang kontribusi ke sektor perekonomian Indonesia yang cukup besar. Pada Tahun 2018, Kontribusi yang diberikan UMKM sebesar 61,1% terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Selain berperan dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia, UMKM juga berperan sebagai peluang dalam kesempatan kerja, mengurangi pengangguran, dan kesejahteraan masyarakat. Menurut data Koperasi dan UKM (Usaha Kecil dan Menengah) menyebutkan bahwa terdapat sekitar 57,9 juta sebagai pelaku UMKM di Indonesia (Sunariani et al., 2017). Hal tersebut tidak lepas dari masalah sosial ekonomi yang sangat dipengaruhi oleh minimnya lapangan kerja yang ada di masyarakat serta tingkat pendapatan rendah (D. Putri et al., 2021). Perkembangan UMKM ini memunculkan berbagai sektor industri kreatif di Indonesia. Dengan adanya industri kreatif, masyarakat dapat memanfaatkan keterampilan yang dimiliki untuk memperluas lapangan kerja. Industri kreatif mempunyai nilai ekonomi produk yang tidak hanya dilihat dari segi kualitas, harga, dan bahan baku saja, melainkan dapat mengandalkan dari segi imajinasi, inovasi produk yang tinggi dan kreativitas dari keterampilan tenaga kerja, sehingga dapat meningkatkan daya saing produk (Pahlevi, 2017 ; Harwiki et al., 2018 ; Anjaningrum & Sidi, 2018) Industri kerajinan gitar merupakan usaha yang termasuk dalam sektor industri kreatif. Salah satu wilayah yang masyaratnya menggeluti usaha pada bidang industri gitar terdapat di Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo. Kecamatan Baki memiliki sentra industri gitar yang mempunyai skala besar. Industri gitar di Kecamatan Baki menjadi salah satu industri unggulan daerah (Hastiningsih et al., 2019b). Hal ini membuat industri gitar yang berada di Kecamatan Baki menjadi potensi dalam peningkatan ekonomi masyarakat sekitar. Kelebihan yang dimiliki industri gitar di Kecamatan Baki adalah tersedianya bahan baku untuk produktivitas disekitar lokasi industri gitar, menggunakan bahan baku lokal berkualitas, produk bervariasi, dan sumber daya manusia sudah berpengalaman (Hastiningsih et al., 2019a ; Sekti & Armayana, 2020). Fokus bisnis gitar di Kecamatan Baki memberikan pilihan untuk memanfaatkan bahan dari bahan yang ada di Indonesia sehingga harga gitar lebih terjangkau. Berkembangnya UMKM seperti industri kreatif ini beriringan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) di Indonesia, sehingga memudahkan manusia untuk mengakses layanan elektronik dan digital dan mendapat peluang untuk mencari sumber penghasilan. (Putri et al., 2021 ; Mulyandi & Puspitasari, 2018). Perkembangan IPTEK mendorong pelaku UMKM untuk melakukan modernisasi pada usaha yang digelutinya. Modernisasi dapat dilakukan oleh pelaku UMKM supaya dapat meningkatkan kualiatas serta kuantitas produk, sehingga pendapatan yang diperoleh meningkat. Era 4.0 atau era teknologi digital ini memunculkan kreativitas masyarakat untuk memodernisasikan segala bidang, mulai dari fashion, food, seni dan budaya, dan lain-lain, supaya menambah citra nilai produk. Modernisasi dapat diaplikasikan pada seluruh sektor industri kreatif, termasuk industri gitar. Modernisasi ini masih belum sepenuhnya diterapkan pada sektor industri gitar di Indonesia. Hal ini dikarenakan keterbatasan masyarakat dalam penggunaan teknologi dan Modernisasi Industri Gitar di Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo Povinsi Jawa Tengah 170

masyarakatnya masih cenderung tradisional. Oleh karena itu, penelitian ini ingin mengetahui apakah industri gitar di Kecamatan Baki termasuk dalam industri yang sudah memodernisasikan produknya atau belum. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis modernisasi industri gitar di Kecamatan Baki. Penelitian ini masih jarang dilakukan, karena sebagian besar penelitian mengenai industri gitar mengkaji mengenai strategi pengembangan, sedangkan penelitian ini menganalisa tentang apakah industri gitar di Kecamatan Baki telah menerapkan modernisasi pada produknya. Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah mengetahui sejauh mana modernisasi yang dilakukan oleh pelaku industri gitar di Kecamatan Baki yang kaitannya dengan produksi, penjualan, dan pemasaran produk. METODE Jenis Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif deskriptif untuk mengetahui sejauhmana modernisasi yang telah dilakukan oleh pelaku industri gitar. Waktu dan Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilaksanakan di Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan dari Bulan April hinga Bulan Juni Tahun 2021. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat di Kecamatan Baki dengan teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Kriteria sampel yang digunakan adalah masyarakat di Kecamatan Baki yang bergerak di industri gitar yaitu terdapat 32 responden. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan menggunakan kuesioner. Item pertanyaan dalam kuesioner berkaitan dengan kondisi sosial dan ekonomi pada industri gitar yang meliputi parameter potensi pada industri gitar dan pengembangan pada industri gitar. Teknik Analisis Data Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis statistik deskriptif berdasarkan tiga sektor modernisasi, yaitu proses produksi yang meliputi alat produksi, proses penjualan, dan proses pemasaran. Penelitian ini juga melakukan observasi dan wawancara kepada responden untuk mempertegas hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari responden. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Hasil penelitian ini diperoleh dari hasil kuesioner yang telah diberikan kepada responden yang berjumlah 32 responden pelaku industri gitar di Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo. Hasil analisis diklasifikasikan berdasarkan dua parameter, yaitu parameter potensi industri gitar yang terdiri dari indikator ketersediaan bahan baku, pangsa pasar, sumber daya manusia dan fasilitas pendukung (Tabel 1) dan parameter pengembangan industri gitar yang memiliki indikator pengembangan alat-alat produksi, Modernisasi Industri Gitar di Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo Povinsi Jawa Tengah 171

pengembangan ide dan konsep, pengembangan strategi pemasaran dan penjualan, analisis bisnis dan daya tarik pasar, serta komersialisasi produk (Tabel 2). Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif serta teknik pengambilan data berupa sensus yaitu penyebaran kuesioner terhadap pengusaha industri gitar yang ada di wilayah Kecamatan Baki yang disebar di dua desa yaitu Ngrombo dan Mancasan. Dari dua desa tersebut terkumpul sejumlah 32 pengrajin gitar yang disurvei berdasarkan tiga sektor modernisasi, yaitu proses produksi yang meliputi alat produksi, proses penjualan, dan proses pemasaran. Penjelasan masing-masing sektor dapat dilihat melalui subbab berikut: 1. Analisis Industri Gitar Berdasarkan kuesioner yang telah diolah pada parameter potensi industri gitar diperoleh bahwa perolehan persentase dari jawaban responden pelaku industri gitar di Kecamatan Baki, yang termasuk dalam kelas sedang atau cukup baik hingga baik yaitu terdapat pada indikator ketersediaan bahan baku, pangsa pasar, dan sumber daya manusia (Tabel 1.). Hasil kuesioner pada indikator ketersediaan bahan baku gitar menyatakan sebesar 42,42% menjawab sedang atau cukup baik dalam hal terdapat potensi ketersediaan bahan baku gitar di Kecamatan Baki. Hal ini menunjukan bahwa perolehan bahan baku pembuatan gitar mudah diperoleh oleh pelaku industri gitar. Tabel 1. Kelemahan dan Kelebihan Industri Gitar Baki Indikator Baik Sedang Kurang Ketersediaan Bahan Baku 38.18 42.42 19.39 Pangsa Pasar 29.55 48.48 21.97 Sumber Daya Manusia 17.17 40.40 42.42 Fasilitas Pendukung 23.64 23.03 52.73 Sumber: Hasil analisis data, 2021 Kemudian pada indikator indikator pangsa pasar, sebanyak 48,48% responden menyatakan bahwa pangsa pasar industri gitar cukup baik. Pangsa pasar sudah sangat terbuka luas dengan konsumen dari berbagai wilayah. Selain kedua faktor tersebut, terdapat faktor sumber daya manusia yang cukup kompeten untuk perluasan industri yaitu mencapai angka 40.40%. Namun, dilain sisi potensi berupa fasilitas pendukungnya masih kurang. Responden sebagian besar menjawab fasilitas pendukung kurang dengan perolehan persentase jawaban sebanyak 52,73%. Fasilitas pendukung untuk industri gitar di Kecamatan Baki belum memadai ditandai dengan peralatan yang masih tradisional serta masih belum adanya manajemen terpadu dalam produksi. 2. Analisis Pengembangan dalam Industri Gitar Tabel 2. Kondisi Industri Gitar dan Pengembangannya Variabel Baik Sedang Kurang Pengembangan Alat-alat Produksi 50.76 23.48 25.76 Pengembangan Ide dan Konsep 36.36 39.39 24.24 Pengembangan Strategi Pemasaran dan Penjualan 45.45 50 4.55 Analisis Bisnis dan Uji Daya Tarik Pasar 33.33 63.64 3.03 Komersialisasi Produk 69.70 0 30.30 Sumber: Hasil analisis data, 2021 Modernisasi Industri Gitar di Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo Povinsi Jawa Tengah 172

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bagaimana kemauan para pengrajin untuk meningkatkan alat menuju alat modern di Kecamatan Baki. Dari keterangan pada tabel, dapat terlihat bahwa terdapat 50.76% pengrajin yang menginginkan menggunakan alat an 23.03% masih menganggap efektivitas alat mereka, dan 25.25% tidak ingin memperbarui alat produksi. Hal ini menunjukkan bahwa pengrajin gitar di Desan Mancasan dan Ngrombo sudah mulai menggunakan alat modern, meskipun masih terbilang rendah. Hal ini mengindikasikan bahwa modernisasi teknologi sudah mulai diterapkan khususnya pada alat-alat yang digunakan dalam proses produksi. Mayoritas pengrajin menginginkan perbaikan dari alat mereka untuk beralih menggunakan teknologi modern untuk meningkatkan produktivitas pembuatan gitar. Dari analisis yang telah dilakukan, mayoritas pengrajin gitar masih menggunakan alatalat tradisional dengan sistem kerja konvensional atau tidak berbasis digital. Pembuatan gitar dilakukan dengan tenaga manusia yang masih mendominasi. Pembahasan 1. Analisis Potensi Industri Gitar Potensi yang dimiliki industri gitar di Kecamatan Baki menjadi sebuah kelebihan dan kelemahan bagi pelaku industri. Industry gitar memiliki kelebihan setiap produksi yang dilakukan, antar wilayah saling bahu-membahu dalam proses produktivitas, mulai dari pengolahan barang mentah, setengah jadi hingga barang jadi, hal itu tentu memudahkan dalam pembuatan gitar dan harga gitar menjadi terjangkau, sehingga pengrajin gitar dapat memperoleh keuntungan. Kelemahan dari industri gitar membutuhkan waktu lama untuk mengerjakan gitar karena dari pihak produsen menunggu bahan dan perlu di finishing. Sistem produksi yang digunakan pengrajin gitar Baki masih menggunakan alatalat tradisional membutuhkan waktu yang lama dalam pembuatan produk yang berskala besar. Oleh karena itu, permintaan pasar dalam jumlah yang besar tidak bisa dipenuhi dalam satu kali masa pembuatan.konsumen diharuskan menunggu dalam waktu yang cukup lama untuk memperoleh pesanan gitar mereka. Hal ini menjadi kelemahan di sistem produksi yang menghambat kecepatan ekspansi, sehingga industri gitar tidak dapat berkembang secara cepat. 2. Analisis Pengembangan dalam Industri Gitar Hasil analisis dilakukan dengan pengolahan hasil kuesioner, wawancara dan observasi. Pada pengembangan industri gitar di Kecamatan Baki hampir keseluruhan sudah cukup baik. Perolehan jawaban responden pada kelima indikator, yaitu pengembangan alat-alat produksi, pengembangan ide dan konsep, pengembangan strategi pemasaran dan penjualan, analisis bisnis dan uji daya tarik pasar, komersialisasi produk menjawab cukup baik hingga baik (Tabel 2). Persentase jawaban responden pada pengembagan alat produksi di industri gitar yang menyatakan alat-alat produksi yang dimiliki baik sebesar 50,76%, sehingga dalam pengembangan umkm dapat berjalan dengan baik karena alat-alat yang dimiliki termasuk dalam kategori baik. Namun, alat-alat produksi yang dimiliki yang berkembang dengan baik masih bersifat tradisional. Dari segi alat produksi pengrajin gitar di Kecamatan Baki sudah mulai menggunakan alat modern, meskipun masih terbilang rendah karna yang menggunakan masih belum banyak. Dari analisis dan observasi yang telah dilakukan, mayoritas pengrajin gitar masih menggunakan alat-alat tradisional dengan sistem kerja konvensional atau tidak berbasis digital. Pembuatan Modernisasi Industri Gitar di Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo Povinsi Jawa Tengah 173

gitar dilakukan dengan tenaga manusia yang masih mendominasi. Hal ini mengindikasikan bahwa modernisasi teknologi sudah mulai diterapkan khususnya pada alat-alat yang digunakan dalam proses produksi. Mayoritas pengrajin menginginkan perbaikan dari alat mereka untuk beralih menggunakan teknologi modern untuk meningkatkan produktivitas pembuatan gitar. Sistem produksi didukung oleh adanya ide dan konsep dari pengelola. Hasil kuesioner menyatakan sebanyak 39,39% menjawab sudah cukup baik atau sedang dalam indikator ide dan konsep pengrajin industri gitar. Ide dan konsep dalam pengembangan gitar sudah cukup baik dengan membuat variasi gitar. Gitar didesign dengan menarik supaya dapat menarik masyarakat untuk membeli produk gitar. Sistem penjual-belian yang digunakan oleh pengrajin gitar di Kecamatan Baki adalah pembeli memesan brang terlebih dahulu, kemudian setelah memesan para pengrajin baru mulai memproses produksi produk gitar tersebut. Pengrajin tidak mau menimbun barang terlalu banyak. Hal ini mengakibatkan pembeli menunggu sangat lama, padahal sistem pembelian digunakan dalam industri untuk pengadaan barang yang diperlukan oleh industri. Selain tidak ingin menimbun produk, para pengrajin juga adanya keterbatasan dana. Biasanya pembeli akan membayar lunas jika pesanan telah selesai (Hastiningsih et al., 2019a). Penjual menjual produk gitar dengan harga yang terjangkau berdasarkan nilai seni yang terkandung. Penetapan harga yang dilakukan dapat menjadi sebuah kekuatan dalam daya saing pasar (Farida et al., 2016). Biasanya pembeli menengah kebawah akan membeli gitar yang memiliki harga lebih murah. Selain alat produksi dan ide konsep untuk pembuatan gitar, modernisasi penjualan industri gitar di Kecamatan Baki akan membahas cara produk dijual, melalui toko konvensional, melalui website atau e-commerce, ataupun gabungan dari keduanya sebagai pemanfaatan teknologi modern untuk proses penjualan gitar. Pemasaran produk gitar melalui e-commerce atau website meliputi strategi iklan yang dilakukan oleh pengrajin, pemasangan produk dalam website/e-commerce, dan cara menjaga loyalitas pembeli produk. Berdasarkan hasil analisis (Tabel 2) responden dari pengrajin gitar menyatakan strategi pemasaran dan penjualan sudah cukup baik, ditunjukan dengan hasil jawaban responden yang menjawab cukup baik atau sedang sebanyak 50%, serta 63,64% pada indikator analisis bisnis dan uji daya tarik pasar. Pengelola di indutri gitar Kecamatan Baki sudah melibatkan sistem perdagangan elektronik atau e-commerce dalam industrinya, walaupun industrinya di ecommerce masih rendah untuk dikenal masyarakat luas.sehingga pengrajin gitar juga harus menjual produknya secara sistem campuran antara melalui toko konvensional dan secara online melalui e-commerce atau website serta media sosial. Indikator komersialisasi produk diperoleh hasil sebesar 69,70% responden menjawab baik. Pemasaran produk sudah baik dilakukan pada toko konvensional. Biasanya pembeli mengunjungi toko tersebut untuk membeli produk gitar. Namun dalam konteks modern, pemasaran yang dilakukan belum sepenuhnya memasarkan produk secara online. Pemasaran yang dilakukan untuk menjual produk masih belum intens. Penjualan yang dilakukan melalui toko konvensional membuat produk tidak dapat dikenal secara luas di kalangan masyarakat. Hanya masyarakat tertentu yang sudah mengenal Kecamatan Baki yang akan mengunjungi toko konvensional. Sehingga, untuk masyarakat yang belum mengetahui letak, harga, model, variasi gitar akan kesulitan dalam menjangkau toko konvensional ini. Pembeli akan lebih memilih untuk Modernisasi Industri Gitar di Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo Povinsi Jawa Tengah 174

mencari produk-produk yang sudah tersedia di toko-toko online maupun di sosial media. 3. Analisis Produksi, Penjualan, dan Pemasaran Modern Dari analisis yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa pada produksi, penjualan dan pemasaran pada industri gitar di Kecamatan Baki masih belum modern. Menurut (Hasmiati, 2018) bahwa suatu usaha akan berhasil apabila tidak terlepas dari adanya faktor-faktor yang mendukung usaha itu sendiri. Pemanfaatan alat-alat modern untuk produktivitas gitar di Kecamatan Baki belum maksimal dalam penggunaan alat serta teknologi dalam pembuatan gitar, dikarenakan hanya sebagian kecil pelaku industri yang memiliki teknologi dan alat-alat modern untuk memproduksi. Hal ini berkaitan dengan modal usaha yang masih terbatas, bahkan terdapat beberapa rumah produksi yang belum memiliki izin usaha, sehingga sulit untuk menerima bantuan modal. Industri gitar di Kecamatan Baki masih bersifat individu dan termasuk dalam industri kecil hingga menengah, hal ini dikarenakan kurangnya dukungan dari pemerintah. Oleh karena itu, sifat dari produksinya masih berjalan secara individualis dan belum ada koordinasi yang paten. Proses produksi gitar tidak hanya dilakukan pada satu tempat saja, melainkan terbagi pada beberapa wilayah di Kecamatan Baki, mulai dari bagian yang memproduksi bahan mentah gitar hingga distribusi pemasaran gitar yang sudah jadi. Modernisasi alat industri diperlukan agar dapat meningkatkan proses produksi gitar. Dalam proses penjualan produk gitar terdapat ketiadaan manajemen terpadu yang menjadi salah satu kelemahan industri di Kecamatan Baki. Manajemen ini berhubungan dengan penjualan dan keterkaitan antara rumah produksi yang satu dan yang lainnya. Penjualan yang dilakukan dengan toko fisik atau konvensional menjadikan produk tidak dapat diakses oleh masyarakat secara luas. Pemanfaatan iklan masih minim dilakukan. Pengrajin gitar belum mengiklankan produk mereka secara maksimal. Beberapa pengrajin gitar di Kecamatan Baki belum menggunakan media online untuk kegiatan pemasaran produk (Sekti & Armayana, 2020). Kurangnya intensitas promosi pemasaran produk dikarenakan belum seluruhnya pengrajin gitar memanfaatkan kemajuan teknologi. Sehingga, dapat dikatakan bahwa teknologi modern dalam hal promosi/iklan belum begitu gencar dimanfaatkan oleh para pengrajin gitar di Kecamatan Baki. Padahal dengan adanya promosi, dapat memudahkan dalam pemasaran seperti produk, harga, diskon, dan lain sebagainya supaya mencapai tujuan khususnya dalam peningkatan volume penjualan dan meningkatnya omset pendapatan (Tambunan & Sinuraya, 2016 ; Hasugian, 2018). Pemanfaatan alat-alat modern akan menghasilkan produk dalam skala yang lebih besar dan waktu yang cepat. Oleh karena itu, pemanfaatan alat-alat modern ini merupakan basis dari produksi gitar agar dapat memenuhi permintaan pasar dengan skala besar. Dalam masa orientasi pemasaran, konsumen sudah menempati posisi inti di mana kegiatan perusahaan bermula dan berakhir dari konsumen. Produsen tidak menghasilkan produk apa yang dapat diproduksi, tetapi produk apa yang dibutuhkan dan diinginkan konsumen itulah yang seharusnya dihasilkan produsen. Sehingga tujuan industri tidak lagi menghasilkan produk, tetapi memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen baik yang riil maupun yang potensial. Kurangnya promosi pada e-commerce membuat industri gitar di Kecamatan Baki melakukan pemasaran dengan membuka toko secara fisik atau konvensional. Modernisasi Industri Gitar di Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo Povinsi Jawa Tengah 175

Pemanfaatan google maps sudah seharusnya dilakukan dengan gencar untuk memudahkan masyarakat ketika ingin mencapai letak toko konvensional. Disaat tradisional komunikasi pemasaran mengalami penurunan efektivitasnya sebuah cara baru di dunia pemasaran mengalami perkembangan yang siginifikan. Cara baru tersebut dikenal dengan pemasaran digital. Pemasaran digital yang menggabungkan faktor psikologis, humanis, antropologi, dan teknologi akan menjadi media baru dengan kapasitas besar, interaktif, dan multimedia dan perkembangan penggunaan IPTEK. Hasilnya adalah era baru interaksi antara produsen, intermediasi pasar, dan konsumen. Pemasaran yang berbasis pada digital akan memberikan gambaran, bagaimana proses tersebut sebagian atau seluruhnya dikombinasikan ke dalam bentuk kontak baru dengan konsumen melalui internet. Hal ini disebabkan oleh kemudahan yang ditawarkan aplikasi ini untuk pembeli dalam menemukan toko gitar ketika pembeli tidak mengetahui secara pasti letak toko konvensional, sehingga keikutsertaan toko di google maps membantu penjual dalam memasarkan produknya dan membantu pembeli dalam menemukan letak toko yang diinginkan. Selain itu, untuk membantu penjualan gitar e-commerce dapat dimanfaatkan secara maksimal. Hal ini dilakukan untuk membantu penjual untuk memasarkan gitar dalam mencapai konsumen yang luas. Tidak hanya dengan menjual dari toko konvensional, namun kedua cara ini dapat dikombinasikan agar penjualan mencapai titik maksimal.. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis, dapat ditarik kesimpulan bahwa industri gitar di Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo belum memodernisasikan produk gitar yang dimiliki. Kelemahan industri gitar di Kecamatan Baki terletak pada faktor-faktor pendukung seperti, alat-alat produksi yang masih tradisional, kurangnya memanfaatkan teknologi untuk promosi penjualan elektronik atau e-commerce. Dengan peralatan yang tradisional, pengrajin belum dapat memenuhi permintaan pasar dengan skala besar dan dalam waktu yang singkat. Dalam hal pemasaran dan penjualan produk gitar yang dilakukan oleh industri gitar di Kecamatan Baki juga belum memanfaatkan digital secara maksimal, sehingga penjualan dan pemasaran masih dilakukan secara fisik berupa toko konvensional. Oleh karena itu, modernisasi dalam industri gitar diperlukan, mulai dari fasilitas pendukung dan alat-alat produksi, penjualan, serta pemasaran produk gitar berbasis teknologi. Penelitian ini belum mampu mencakup modernisasi pada industri gitar, dan belum membahas secara detail mengenai teknologi apa saja yang digunakan pada industri gitar yang sudah memodernisasikan industri gitarnya. Oleh karena itu, penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu dasar untuk penelitian selanjutnya yang lebih kompleks mengenai modernisasi pada industri gitar, sehingga industri gitar dapat menjadi memodernisasikan produk industrinya pada era digital. Penelitian ini tidak lepas dari keterbatasan. Penelitian ini terbatas yang mengkaji berdasarkan parameter potensi industri gitar dan pengembangan industri gitar. Penelitian ini belum mampu mencakup modernisasi pada industri gitar, dan belum membahas secara detail mengenai teknologi apa saja yang digunakan pada industri gitar yang sudah memodernisasikan industri gitarnya. Oleh karena itu, penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu dasar untuk penelitian selanjutnya yang lebih kompleks mengenai modernisasi pada industri gitar, dengan menggunakan metode kualitatif maupun kuantitatif, agar semakin beragam jenis penelitian mengenai modernisasi industri gitar. Modernisasi Industri Gitar di Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo Povinsi Jawa Tengah 176

DAFTAR RUJUKAN Anjaningrum, W. D., & Sidi, A. P. (2018). Determinan Keunggulan Kompetitif dan Kinerja Industri Kreatif. Jurnal Ekonomi Modernisasi, 4(1), 40 56. Farida, I., Tarmizi, A., & November, Y. (2016). Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran 7P Terhadap Kepuasan Pelanggan Pengguna Gojek Online. Jurnal Riset Manajemen Dan Bisnis (JRMB) Fakultas Ekonomi UNIAT, 1(1), 31 40. https://doi.org/10.36226/jrmb.v1i1.8 Harwiki, W., Choiron, A., & Hartini, S. (2018). Batik Creative Industry: Creativity, Innovation and Competitiveness to Encounter Global Market. Journal of Business and Finance in Emerging Markets, 1(2), 189 196. Hasmiati, H. (n.d.). Prospek Industri Meubel Terhadap Pendapatan Keluarga Pengrajin Di Kelurahan Malewang Kecamatan Polombangkeng Utara Kabupaten Takalar. LaGeografia, 16(2), 74 85. Hastiningsih, W. T., Junaedi, Sari, A. A., & Prastowo, I. (2019a). PPPUD Gitar Sebagai Uunggulan Daerah dan Wisata Industri Kreatif di Desa Mancasan, Baki, Sukoharjo, Jawa Tengah. Dharmakarya: Jurnal Aplikasi Ipteks Untuk Masyarakat, 8(4), 235 238. Hastiningsih, W. T., Junaedi, Sari, A. A., & Prastowo, I. (2019b). Pengembangan Usaha Gitar Sebagai Wisata Industri Kreatif Unggulan Daerah. Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat, 1025 1032. Hasugian, P. S. (2018). Perancangan Website Sebagai Media Promosi Dan Informasi. Journal Of Informatic Pelita Nusantara, 3(1), 82 86. Mizar, M. A., Tuwoso, Priyono, Hermawan, A., & Iriaji. (2014). Pengembanan Industri Kreatif Berbasis Bahan Baku Kayu di Malang-Jatim. Jurnal Teknik Mesin, 22(1), 71 80. Mulyandi, M. R., & Puspitasari, V. A. (2018). Industri Kreatif, Media Sosial, dan Minat Berwirausaha: Sinergi Menuju Pembangunan Berkelanjutan. National Conference of Creative Industri, 1 9. Pahlevi, A. S. (2017). Gagasan Tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif Nasional (Studi Pada Potensi, Peluang Dan Tantangan Ekonomi Kreatif Di Kota Malang). Seminar Nasional Seni Dan Desain, 185 188. Putri, A. Z., Pramudiati, N., Nusron, L. A., & Prasetyo, D. (2021). Modernisasi Strategi Umkm Demi Resistensi Usaha Di Masa Pandemi Covid-19. Al-Khidmat : Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat, 4(1), 58 66. https://doi.org/10.15575/jak.v4i1.12009 Putri, D., Nurhapsa, N., & Sriwahyuningsih, A. E. (2021). Marketing Strategy of Oyster Mushroom (Pleurotus Ostreatus) in Maritengngae District, Sidenreng Rappang Regency (Case Study of Independent Mushroom Business). LaGeografia, 20(1), 32 42. Sekti, W. B., & Armayana, R. (2020). Analisis SWOT Terhadap Strategi Pemasaran Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Sentra Industri Gitar dalam Menghadapi Covid- 19. Literasi : Jurnal Kajian Keislaman Multi-Perspektif, 1(1), 49 70. https://doi.org/10.22515/literasi.v1i1.3257 Sunariani, N. N., Suryadinata, A. O., & Mahaputra, I. I. R. (2017). Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Melalui Program Binaan di Provinsi Bali. Jurnal Ilmiah Manajemen Dan Bisnis, 2(1), 1 20. Tambunan, R., & Sinuraya, F. (2016). Pengaruh Kebijakan Promosi Terhadap Perubahan Volume Penjualan Pada CV.Allan Aritha Utama Kabanjahe. Jurnal Ilmiah Methonomi, 21 36. Modernisasi Industri Gitar di Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo Povinsi Jawa Tengah 177