IS IT SAFE TO E-CIGARETTE SMOKING AS ALTERNATIVE SMOKING?



dokumen-dokumen yang mirip
Gambaran Pemahaman, Persepsi, dan Penggunaan Rokok Elektrik pada Siswa SMA di Kota Denpasar

PENGGUNAAN ROKOK ELEKTRONIK DI KOMUNITAS PERSONAL VAPORIZER SURABAYA

ROKOK ELEKTRIK TERHADAP KAWASAN TANPA ROKOK OLEH. Anak Agung Ketut Andhy Dharma Laksana. I Ketut Sudiarta

BAB I PENDAHULUAN. dua pertiganya berada di negara berkembang.paling sedikit satu dari empat orang

Komparasi Efektivitas Nicotine Replacement Therapy dan Analisa Dukungan Pemerintah Indonesia

BAB 1: PENDAHULUAN. ketergantungan) dan tar yang bersifat karsinogenik. (1)

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DI INDONESIA TERKAIT BAHAYA KONSUMSI ROKOK ELEKTRIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung CO (Carbon monoksida) yang mengurai kadar oksigen dalam

BAB I PENDAHULUAN. Data Statistik Negara Pengguna Rokok Terbesar di Dunia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, Indonesia menghadapi tantangan dalam meyelesaikan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan salah suatu kebiasaan penduduk Indonesia. Kebiasaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indian di Amerika untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad

BAB I PENDAHULUAN. pandang, gaya hidup dan budaya suatu masyarakat, bahkan perseorangan.

BAB I PENDAHULUAN. melalui mulut, dan pada kalangan usia lanjut. 2 Dry mouth berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.2 LATAR BELAKANG

BAB 1 : PENDAHULUAN. tempat seperti di lingkungan keluarga, kantor, fasilitas kesehatan, cafe, kendaraan

BAB I PENDAHULUAN. Health Organization (WHO) pada tahun 2011 jumlah perokok laki-laki di

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dari setiap negara. Salah satu indikatornya adalah meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. semua orang tahu akan bahaya yang ditimbulkan akibat merokok. Rokok mengandung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan suatu masalah kesehatan pada masyarakat dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica, dan spesies lainnya atau sintesis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rokok sudah menjadi suatu barang konsumsi yang sudah familiar kita

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah i

BAB 1 PENDAHULUAN. memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU

BAB I PENDAHULUAN. sampai saat ini telah dikenal lebih dari 25 penyakit berbahaya disebabkan oleh rokok.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut WHO, jumlah perokok di dunia pada tahun 2009 mencapai 1,1

BAB 1 PENDAHULUAN. merokok namun kurangnya kesadaran masyarakat untuk berhenti merokok masih

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kesehatan dan mempunyai faktor risiko terjadinya beberapa jenis

GAMBARAN PSIKOLOGIS PEROKOK TEMBAKAU YANG BERALIH MENGGUNAKAN ROKOK ELEKTRIK (VAPORIZER)

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi mulai dari usia remaja hingga orang tua baik laki-laki maupun

I. PENDAHULUAN. Rokok merupakan salah satu produk yang cukup unik (terutama cara

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB 1 : PENDAHULUAN. tahun itu terus meningkat, baik itu pada laki-laki maupun perempuan. Menurut The

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Asap rokok mengandung 4000 bahan kimia dan berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan masalah yang kompleks. Merokok tidak saja berhubungan

BAB I PENDAHULUAN dan pada abad 21 ini, akan ada 1 miliar orang meninggal akibat. penyakit disebabkan rokok (Evy, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (PTM), yang merupakan penyakit akibat gaya hidup serta

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan politik (Depkes, 2006). Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG BAHAYA MEROKOK DENGAN TINDAKAN MEROKOK REMAJA DI PASAR BERSEHATI KOTA MANADO

tahun 2007 menjadi 6,9% pada tahun Adapun sekitar 6,3 juta wanita Indonesia

PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PENGGUNA ROKOK ELEKTRIK (ELECTRONIC CIGARETTE) DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung.

BAB 1 : PENDAHULUAN. kalangan masyarakat seperti di lingkungan keluarga, kantor, fasilitas kesehatan, cafe,

Rokok Elektronik (Electronic Cigarette)

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan sebuah kebiasaan yang dapat merugikan. kesehatan baik si perokok itu sendiri maupun orang lain di sekelilingnya.

dipandang oleh anggota masyarakat Indonesia (Wulandari, 2007). serius pada orang-orang yang bukan perokok.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya terjadi di negara-negara berkembang. Sekitar 5 juta orang mati

berkembang yang memiliki tingkat konsumsi rokok dan produksi rokok yang tinggi. Program anti tembakau termasuk dalam 10 program unggulan kesehatan.

BAHAYA MEROKOK BAGI KESEHATAN

tinggi tingkat kesehatan, maka kesegaran jasmani akan semakin baik pula. Berdasarkan Undang- Undang Kesehatan No 36 tahun 2009 yang memuat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terjadi dalam lingkungan kesehatan dunia, termasuk di Indonesia. Tobacco

KUISIONER PENELITIAN GAMBARAN KARAKTERISTIK DAN SOSIAL BUDAYA KELUARGA DALAM HAL PERILAKU MEROKOK SISWA SMK SATRIA NUSANTARA BINJAI PADA TAHUN 2012

BAB 1 : PENDAHULUAN. tidak menular salah satunya adalah kebiasaan mengkonsumsi tembakau yaitu. dan adanya kecenderungan meningkat penggunaanya.

Gambaran Perilaku Merokok pada masyarakat di Kabupaten Purwakarta: Suatu Kajian Literatur

BAB 1 PENDAHULUAN. mengurangi kualitas dan angka harapan hidup. Menurut laporan status global

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 : PENDAHULUAN. membuktikan secara tuntas bahwa konsumsi rokok dan paparan terhadap asap rokok berbahaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Rokok sudah dikenal manusia sejak tahun sebelum Masehi. Sejak

BAB 1 PENDAHULUAN. Volume maksimum oksigen (VO 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kata kunci : asap rokok, batuk kronik, anak, dokter praktek swasta

BAB I PENDAHULUAN. kecenderungan yang semakin meningkat dari waktu ke waktu (Kemenkes RI,

BAB I PENDAHULUAN. salah satu negara konsumen tembakau terbesar di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. umum. Saat ini kegiatan merokok adalah kebutuhan bagi sebagian orang, namun

BAB 1 : PENDAHULUAN. karena membunuh 6 juta orang setiap tahunnya (1). Sekitar 21% dari populasi dunia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai tobacco dependency sendiri dapat didefinisikan sebagai

ANALISIS PERILAKU MEROKOK WARGA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT, FAKULTAS KEDOKTERAN DAN FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS HASANUDDIN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Global Adults Tobacco Survey (GATS) Indonesia, Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang di negara-negara besar di dunia walaupun hal tersebut sudah

PERBANDINGAN EFEK ASAP ROKOK KONVENSIONAL DAN ROKOK HERBAL TERHADAP MOTILITAS SPERMATOZOA MENCIT (Mus musculus)

BAB 1 PENDAHULUAN. 600 ribu kematian dikarenakaan terpapar asap yang ditimbulkan. Hampir 80%

BAB I PENDAHULUAN. dewasa normal bervariasi antara 4-10 jam sehari dan rata-rata berkisar antara

BAB I PENDAHULUAN. merokok baik laki-laki, perempuan, anak kecil, anak muda, orang tua, status

[PP NO.19/2003 (PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN)] December 22, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Bahaya merokok terhadap remaja yang utama adalah terhadap fisiknya.

BAB 1 : PENDAHULUAN. Perilaku merokok merupakan suatu hal yang fenomenal. Hal ini ditandai dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. baru kemudian individu menyadari tentang sesuatu yang dinamakan. ada dalam diri individu yang bersangkutan ( Sunaryo, 2004 ).

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

Kuesioner Penelitian

Perbandingan kualitas spermatozoa tikus wistar (rattus norvegicus) yang diberi paparan asap rokok dengan asap rokok elektronik

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari orang terlibat di dalam tindakan membuat keputusan atau decision

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reddi Ladiasalman, 2015

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain, bahkan merokok dapat menyebabkan kematian. Laporan dari World

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS KADAR NIKOTIN ROKOK HERBAL INDONESIA. Rahmat Nur Hidayat, Adam M. Ramadhan, Rolan Rusli ABSTRACT

SATUAN ACARA PENYULUHAN BAHAYA MEROKOK

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perilaku merokok dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Transkripsi:

[ARTIKEL REVIEW] IS IT SAFE TO E-CIGARETTE SMOKING AS ALTERNATIVE SMOKING? Tegar Dwi Prakoso Faculty of Medicine, Lampung University Abstract E-cigarette or electronic cigarette is an electronic device that resembles a cigarette and can produce smoke as the result of evaporation of the liquid. Fluids used in the e-cigarette are generally composed of propyleneglycol, glycerol, distilled water, flavoring substances and nicotine. E-cigarette is claimed to have beneficial effects on health such as increased exercise tolerance and less coughing as the result of smoking on conventional cigarretes. However, although relatively safe, smoking remains detrimental to health. E-cigarette still contains nicotine as in conventional cigarettes that can cause addiction. So that the use of e-cigarettes on the public needs to be reevaluated. Keywords: conventional cigarette, electric cigarette, nicotine Abstrak E-cigarette atau electronic cigarette adalah alat elektronik yang mirip seperti rokok dan dapat menghasilkan asap yang merupakan hasil penguapan cairan. Cairan yang digunakan dalam e-cigarette umumnya terdiri dari propilen glikol, gliserol, air suling, zat perasadan nikotin. E-cigarette diklaim memiliki efek yang bermanfaat bagi kesehatan seperti meningkatkan toleransi latihan dan sedikit menimbulkan batuk. Namun, walaupun relatif lebih aman, merokok tetaplah merugikan bagi kesehatan. E-cigarette tetap mengandung nikotin seperti pada rokok konvensional yang dapat menimbulkan kecanduan. Sehingga penggunaan e-cigarette pada masyarakat perlu dikaji ulang. Kata kunci: rokok elektrik, nikotin, rokok konvensional... Korespondensi: Tegar Dwi Prakoso tegar_dpn10@ yahoo.co.id Pendahuluan E-cigarette atau electronic cigarette adalah alat elektronik yang mirip seperti rokok yang membawa propylene glycol dan/atau glycerol mist ke saluran pernafasan saat dihisap melalui mulut. 1 Penggunaan e-cigarette diklaim lebih aman dibandingkan dengan rokok konvensional. Namun, sebenarnya masih banyak pertanyaan yang belum terjawab mengenai tingkat keamanan, efek terhadap pengurangan bahaya dan pemberhentian merokok, dan dampak total terhadap kesehatan masyarakat 2. Apabila dilihat dari kandungannya, e-cigarette sebenarnya memiliki kandungan yang hampir sama dengan rokok konvensional walaupun dengan jumlah yang lebih sedikit. Nikotin dan senyawa lain seperti pemberi rasa terdapat pada cairan yang akan diuapkan oleh e-cigarette. 1 DISKUSI E-cigarette E-cigarette (Gambar 1) adalah produk terbaru dan paling menjanjikan untuk tobacco harm reduction (THR) 3. E-cigarette terdiri dari bagian baterai yang biasanya merupakan baterai lithium, cartridge dimana cairan disimpan dan atomizer untuk menyemprotkan cairan dengan menerapkan energi dan menghasilkan J MAJORITY Volume 4 Nomor 5 Februari 2015 123

panas sehingga membentuk uap air. Konsumen dapat memilih dari beberapa konsentrasi/kadar nikotin, termasuk cairan non-nikotin dan pilihan rasa yang jumlahnya banyak. Hal ini lah yang membedakan e-cigarette dari produk THR lainnya. 4 Gambar 1. Struktur e-cigarette Ketika pengguna menarik udara melalui e-cigarette, sensor mendeteksi aliran udara dan memanaskan cairan dalam cartridge, yang kemudian menguapkan cairan dalam cartridge. Aerosol yang memberikan nikotin untuk pengguna e-cigarette, dan bagian lain dari aerosol e-cigarette dilepaskan ke udara bebas ketika pengguna bernapas. Suhu aerosol e-cigarette berkisar 40 C hingga 65 C. Menurut produsen, e-cigarette cartridge tunggal dapat menghasilkan 10-250 puff, sebanding dengan 5-30 rokok konvensional. Selain itu, e-cigarette generasi kedua dan generasi ketiga baru-baru ini telah dikembangkan. E- cigarette generasi terbaru memiliki baterai dan atomizer yang lebih kuat dan dapat memberikan dosis yang lebih tinggi dari nikotin, sehingga meningkatkan resiko kecanduan. 5 Kandungan e-cigarette Cairan yang digunakan dalam e- cigarette umumnya terdiri dari propilen glikol, gliserol, air suling, perasa dan nikotin. 4 Nikotin pada e-cigarette Rokok konvensional merupakan sumber yang paling umum untuk asupan nikotin. Penyakit yang berhubungan dengan merokok yang secara patofisilogis dikaitkan dengan stres oksidatif, aktivasi jalur inflamasi dan efek toksik lebih dari 4000 bahan kimia dan karsinogen hadir dalam asap tembakau. Selain itu, setiap isapan mengandung lebih dari 1 10 15 radikal bebas. Semua bahan kimia ini dipancarkan terutama selama proses pembakaran, yang tidak ada dalam ECs. Meskipun potensi adiktif nikotin dan terkait senyawa sebagian besar didokumentasikan. 4 Overdosis nikotin atau intoksikasi tidak mungkin terjadi dengan vaping, karena jumlah yang dikonsumsi dan diserap cukup rendah. Selain itu, meskipun belum terbukti, diharapkan vapers atau pengguna e- cigarette akan mengurangi asupan nikotin mereka dengan cara yang mirip dengan rokok konvensional sehingga tidak merubah kebiasaan mereka. Akhir-akhir ini, terdapat bukti yang menunjukkan nikotin yang tidak dapat disalurkan dengan cepat dan efektif dari e-cigarette dibandingkan dengan rokok tembakau. Oleh karena itu, mungkin e-cigarette memiliki keuntungan secara teoritis dalam hal risiko kesehatan dibandingkan dengan rokok konvensional karena tidak adanya bahan kimia beracun yang dihasilkan dalam jumlah besar oleh pembakaran. Namun, nikotin dalam e- cigarette tidak dapat mengatasi masalah keamanan yang signifikan, terutama ketika penggunaan e- cigarette dimaksudkan untuk J MAJORITY Volume 4 Nomor 5 Februari 2015 124

menggantikan rokok tembakau, produk nikotin yang paling efisien. 4 Prevalensi pengguna e-cigarette Meskipun terdapat bukti yang kurang mengenai e-cigarette efektif dalam menghentikan perilaku merokok, orang-orang yang berminat terhadapecigarette justru semakin meningkat. Kebanyakan pengguna e-cigarette di seluruh dunia adalah perokok dewasa. 6-7 Di Amerika Serikat, sebuah survei yang dilakukan pada lebih dari 10.000 orang dewasa menunjukkan bahwa pengetahuan tentang keberadaan e- cigarette meningkat dua kali lipat antara tahun 2009 dan 2010 yakni dari 16,4% menjadi 32,2%, dan penggunaan e-cigarette meningkat hingga hampir empat kali lipat yakni dari 0,6% pada tahun 2009 menjadi 2,7% di tahun 2010di antara perokok aktif, 8 11,4% dilaporkan telah digunakan e-cigarette, dan 4,1% melaporkan telah digunakan e-cigarette dalam 30 hari terakhir. 9 Di Inggris, proporsi pengguna e- cigarettemeningkat dari 2,7% pada tahun 2010 menjadi 6,7% pada tahun 2012. 10 Data yang dikumpulkan antara tahun 2010 dan 2011 dari 5939 orang di empat negara yakni Amerika Serikat, Inggris, Kanada, dan Australia menunjukkan bahwa sekitar setengah dari responden (46,6%) yang menyadari keberadaan e-cigarette. Namun, proporsi individu yang menyadari keberadaan e-cigarette bervariasi secara signifikan antara negara-negara yang diteliti, yang lebih tinggi di Amerika Serikat (73,4%) dan Inggris (54,4%), dimana penggunaan e- cigarette diperbolehkan, dan lebih rendah di Kanada (39,5 %) dan Australia (20,0%), dimana penggunaan e- cigarette telah dilarang. Tingkat penggunaan e-cigarette dalam eksperimen adalah 7,6% (16,3% diantaranya menyadari adanya e- cigarette), dan tingkat penggunaan saat ini 3%; proporsi pengguna e-cigarette saat ini tidak berbeda antara negaranegara yang diteliti (p = 0,114). 11 Kelebihan dan kekurangan e-cigarette dibandingkan dengan rokok konvensional Adapun kelebihan e-cigarette dibandingkan dengan rokok konvesional adalah memiliki efek yang bermanfaat bagi kesehatan seperti meningkatkan toleransi latihan dan sedikit menimbulkan batuk. E-cigarette juga tidak menimbulkan bau rokok atau bau nafas dan lebih tidak toksik daripada rokok konvensional. Pada perokok konvensional yang beralih ke e-cigarette menimbulkan sensasi di tenggorokan yang mirip dengan merokok konvensional dan penggunaannya mirip dengan merokok pada umumnya sehingga tidak dapat mempermudah pemberhentian merokok konvensional. Selain itu, ter dapat juga klaim bahwa merokok e- cigarette tidak perlu menggunakan fasilitas merokok dan meredakan gejala withdrawal dari rokok konvensional. 3 Namun, tetap saja merokok e- cigarette memiliki kekurangan seperti pada beberapa orang sensistif terhadap propylene glycol seperti mulut dan tenggorokan kering, beberapa rasa memiliki bau yang menetap, pada beberapa produk terdapat sisa kontaminan dan logam sehingga cukup berbahaya, e-cigarette lebih berat daripada rokok konvensional, puffing techniquememerlukan latihan, tidak J MAJORITY Volume 4 Nomor 5 Februari 2015 125

semua orang mengurangi konsumsi rokok konvensional walaupun tujuan e- cigarette adalah untuk menekan konsumsi rokok konvensional. 3 SIMPULAN Meskipun sebagian besar dari pembahasan e-cigarette di bidang kesehatan telah berkonsentrasi pada produk itu sendiri, potensi toksisitasnya, dan penggunaan e- cigarette untuk membantu orang berhenti merokok, perusahaan e- cigarette telah berkembang pesat dengan menggunakan pesan pemasaran yang agresif yang mirip dengan yang digunakan untuk mempromosikan rokok pada 1950-an dan 1960-an. Iklan E-rokok adalah di televisi dan radio di banyak negara yang telah lama melarang iklan serupa untuk rokok dan produk tembakau lainnya dan mungkin secara tidak langsung mempromosikan merokok rokok konvensional. Meskipun masuk akal untuk mengasumsikan bahwa, jika perokok yang ada beralih sepenuhnya dari rokok konvensional (tanpa perubahan lain dalam pola penggunaan) untuk e-cigarette, akan ada beban penyakit yang lebih rendah disebabkan oleh kecanduan nikotin. Namun, bukti yang ada saat ini, meskipun terbatas, menunjukkan tingginya tingkat penggunaan ganda e- cigarette dengan rokok konvensional, manfaat penghentian merokok konvensional tidak terbukti dengan e- cigarette. Selain itu, tingginya tingkat penggunaan ganda dapat mengakibatkan total beban kesehatan masyarakat yang lebih besar dan mungkin meningkatkan risiko individu jika perokok mempertahankan bahkan tingkat rendah kecanduan rokok tembakau selama bertahun-tahun bukannya berhenti. DAFTAR PUSTAKA 1. Bullen C, Williman J, Howe C, Laugesen M, McRobbie H, Parag V, Walker N. Study protocol for a randomised controlled trial of electronic cigarettes versus nicotine patch for smoking cessation. BMC Public Health. 2013; 13(210): 1-8. 2. Grana R, Benowitz N, Glantz SA. E- Cigarettes: A Scientific Review. Circulation. 2014;129(19):1972-86. 3. Polosa R, Rodu B, Caponnetto P, Maglia M, Raciti C. A fresh look at tobacco harm reduction: the case for the electronic cigarette. Harm Reduct J. 2013; 10(19): 1-11. 4. Farsalinos KE, Polosa R. Safety evaluation and risk assessment of electronic cigarettes as tobacco cigarette substitutes: a systematic review. Ther Adv Drug Saf. 2014; 5(2): 67-86. 5. Knorst MM, Benedetto IG, Hoffmeister MC, Gazzana MB. The electronic cigarette: the new cigarette of the 21st century. J Bras Pneumol. 2014; 40(5): 564-72. 6. Yamin CK, Bitton A, Bates DW. E- cigarettes:a rapidly growing Internet phenomenon. Ann Intern Med. 2010;153(9):607-9. 7. Pepper JK, Brewer NT. Electronic nicotine delivery system (electronic cigarette) awareness, use, reactions and beliefs:a systematic review. Tob Control. 2014;23(5):375-84. 8. Regan AK, Promoff G, Dube SR, Arrazola R. Electronic nicotine delivery systems: Adult use and awareness of the e-cigarette in the USA. Tob Control. 2013;22(1):19-23. 9. Pearson JL, Richardson A, Niaura RS, Vallone DM, Abrams DB. e-cigarette awareness, use, and harm perceptions inus adults. Am J Public Health. 2012;102(9):1758-66. 10. Dockrell M, Morrison R, Bauld L, McNeill A. E-cigarettes:prevalence and J MAJORITY Volume 4 Nomor 5 Februari 2015 126

attitudes in Great Britain. Nicotine TobRes. 2013;15(10):1737-44. 11. Adkison SE, O Connor RJ, Bansal- Travers M, HylandA, Borland R, Yong HH. Electronic nicotine delivery systems: international tobacco control four-country survey. Am J Prev Med. 2013;44(3):207-15. J MAJORITY Volume 4 Nomor 5 Februari 2015 127