JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II



dokumen-dokumen yang mirip
PEMBUATAN TAWAS DARI ALUMINIUM (Aluminium Foil)

Jurnal Kimia Anorganik 2 26 Maret 2014 PEMBUATAN TAWAS. Eka Yulli Kartika. Kelompok 3: Eka Noviana N.A,Masfufatul Ilma, Nina Afria Damayanti

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II PEMBUATAN TAWAS DARI ALUMINIUM

LAPORAN KIMIA ANORGANIK II PEMBUATAN TAWAS DARI LIMBAH ALUMUNIUM FOIL

PENENTUAN KADAR CuSO 4. Dengan Titrasi Iodometri

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA. Senin, 21 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH KELOMPOK 1

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA ANALITIK II. PENENTUAN KADAR KLORIDA Senin, 14 April 2014

PENENTUAN KADAR KLORIDA DALAM MgCl 2 DENGAN ANALISIS GRAVIMETRI

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2. Titrasi Permanganometri. Selasa, 6 Mei Disusun Oleh: Yeni Setiartini. Kelompok 3: Fahmi Herdiansyah

JURNAL PRAKTIKUM. KIMIA ANALITIK II Titrasi Permanganometri. Selasa, 10 Mei Disusun Oleh : YASA ESA YASINTA

KANDUNGAN ALUMINIUM DALAM KALENG BEKAS DAN PEMANFAATANNYA DALAM PEMBUATAN TAWAS. Manuntun Manurung dan Irma Fitria Ayuningtyas

Pembuatan Larutan CuSO 4. Widya Kusumaningrum ( ), Ipa Ida Rosita, Nurul Mu nisah Awaliyah, Ummu Kalsum A.L, Amelia Rachmawati.

Pemanfaatan Logam Aluminium (Al) pada Kaleng Minuman Soda Menjadi Tawas

PENENTUAN KADAR ION KLORIDA DENGAN METODE. ARGENTOMETRI (metode mohr)

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II PENENTUAN KADAR KLORIDA DALAM MgCl 2 DENGAN ANALISIS GRAVIMETRI Selasa, 01 April 2014

PEMBUANTAN NIKEL DMG KIMIA ANORGANIK II KAMIS, 10 APRIL 2014

BAB IV. HASIL PENGAMATAN dan PERHITUNGAN

PENENTUAN KADAR KLORIDA. Abstak

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMBUATAN TAWAS. Penyusun : Muhammad Fadli ( ) Kelompok 3 ( Tiga) : Pinta Rida.

PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT

1. Ciri-Ciri Reaksi Kimia

KELOMPOK 5 BILANGAN OKSIDASI NITROGEN

GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO)

Pembuatan Nikel DMG. dalam range konsentrasi yang lebar.

PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR PENENTUAN KADAR NIKEL SECARA GRAVIMETRI. Pembimbing : Dra. Ari Marlina M,Si. Oleh.

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

HASIL KALI KELARUTAN (Ksp)

PENENTUAN KOEFISIEN DISTRIBUSI

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II ENERGI KESETIMBANGAN FASA Sabtu, 19 April 2014

Menentukan Kadar Ion Br- dan KSCN dengan Metode Argentometri-Volhard (METODE VOLHARD) Menentukan molaritas KSCN dengan metode titrasi balik

TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN

Mn 2+ + O 2 + H 2 O ====> MnO2 + 2 H + tak larut

PEMBUATAN ASAM SALISILAT DARI MINYAK GANDAPURA

RANCANGAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR. Oleh DEDY BAHAR 5960

PEMANFAATAN KALENG ALUMINIUM BEKAS DALAM MENANGANI PENCEMARAN AIR ABSTRACT

Pengaruh Waktu Pemanasan pada Pembuatan Senyawa Alum dari Limbah Foil Blister untuk Keperluan Industri Farmasi (Aji Nugroho, Athiek Sri Redjeki)

TITRASI IODOMETRI. Siti Masitoh. M. Ikhwan Fillah, Indah Desi Permana, Ira Nurpialawati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II PENENTUKAN ION KLORIDA DARI SAMPEL AIR DENGAN METODE ARGENTOMETRIK Selasa, 01 April 2014

PENGARUH KONSENTRASI NaOH PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU

JURNAL PRAKTIKUM SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK 12 Mei 2014

PERCOBAAN VI. A. JUDUL PERCOBAAN : Reaksi-Reaksi Logam

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2

Recycle Afalan Kemasan Aluminium Foil Sebagai Koagulan Pada IPAL

ANION TIOSULFAT (S 2 O 3

MODUL I Pembuatan Larutan

Recovery Logam Ag Menggunakan Resin Penukar Ion

Laboratorium Kimia SMA... Praktikum II Kelas XI IPA Semester I Tahun Pelajaran.../...

Penetapan kadar Cu dalam CuSO 4.5H 2 O

NURUL MU NISAH AWALIYAH ( ) 16 APRIL PENENTUAN KADAR SENYAWA KOMPLEKS NIKEL DMG (NiDMG) 2

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II VISKOSITAS Sabtu, 05 April 2014

I. TUJUAN PERCOBAAN 1. Mengetahui konsep reaksi kimia. 2. Mengamati peristiwa kimia dan perubahan yang terjadi dalam reaksi kimia.

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan

BAB I PENDAHULUAN A. Judul Percobaan B. Tujuan Percobaan

BAB III BAHAN DAN METODE. Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan

Pembuatan Garam Kompleks dan Garam Rangkap.

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II Teknik Isolasi Kafein dari Biji Kopi

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II PENENTUAN KOEFISIEN DISTRIBUSI Sabtu, 26 April 2014

Penentuan Kadar Klorida Menggunakan Metode Gravimetri

Analisis Kation Golongan III

LAPORAN PRAKTIKUM STANDARISASI LARUTAN NaOH

LEMBAR KERJA SISWA 2

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK 2

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KUALITATIF ANION

Penentuan Kesadahan Dalam Air

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II PEMBUATAN ASAM SALISILAT DARI MINYAK GANDARURA Kamis, 04 April 2014

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA LING KUNGAN MODUL IV ANGKA PERMANGANAT (TITRIMETRI) KELOMPOK IV

Penarikan sampel (cuplikan) Mengubah konstituen yang diinginkan ke bentuk yang dapat diukur Pengukuran konstituen yang diinginkan Penghitungan dan

I. Tujuan Percobaan Memahami identifikasi beberapa zat dan ion secara kualitatif

Laporan Analisis Anion. Disusun Oleh : CHO MEITA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. berdampak positif, keberadaan industri juga dapat menyebabkan dampak

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN III (PEMURNIAN BAHAN MELALUI REKRISTALISASI)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

LEMBAR KERJA SISWA 3

Revisi BAB I PENDAHULUAN

TITRASI ARGENTOMETRI dengan CARA MOHR. Abstak

FUN CHEMISTRY. Putri Anjarsari

TITRASI IODIMETRI PENENTUAN KADAR VITAMIN C. Siti Masitoh. M. Ikhwan Fillah, Indah Desi Permana, Ira Nurpialawati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

Udara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA ANALITIK II TITRASI IODOMETRI. KAMIS, 24 April 2014

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS BAHAN MAKANAN ANALISIS KADAR ABU ABU TOTAL DAN ABU TIDAK LARUT ASAM

NURUL MU NISAH AWALIYAH ( ) 3 APRIL 2014 SINTESIS ASAM SALISILAT DARI MINYAK GANDAPURA

I. PENDAHULUAN. senyawa kompleks bersifat sebgai asam Lewis sedangkan ligan dalam senyawa

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK I PERCOBAAN V

Basic laboratory skills terampil menggunakan alat dasar

BAB V METODOLOGI. digester, kertas ph secukupnya, cawan porselin 3 buah, kurs porselen 3 buah,

Laporan Praktikum Kimia Laju Reaksi

PERGESERAN KESETIMBANGAN KIMIA BERBASIS MATERIAL LOKAL

PANDUAN PRAKTIKUM TOKSIKOLOGI KLINIK DAN LINGKUNGAN

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 1 PERCOBAAN VII TITRASI PENGENDAPAN

Widya Kusumaningrum ( ) Page 1

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

Transkripsi:

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II PEMBUATAN TAWAS DENGAN ALUMINIUM FOIL Rabu, 26 maret 2014 Ipa Ida Rosita 1112016200007 Kelompok 2 Amelia Rahmawati 1112016200004 Nurul mu nisa A. 1112016200008 Ummu Kalsum A. 1112016200012 Widya Kusumaningrum 1112016200005 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014

I. ABSTRAK Pembuatan tawas ini dengan menggunakan alumunium foil. Alumunium foil adalah lembaran aluminium tipis yang dapat dipakai untuk berbagai macam aplikasi memasak, poles garpu sendok juga pembutan tawas. Pembuatan tawas bertujuan agar dapat mengetahui cara-cara pembuatan tawas serta mengetahui reaksi yang terjadi dalam pembuatan tawas. Salah satu keuntungan dari menggunakan aluminium foil adalah karena sifatnya yang dapat digunakan kembali hingga beberapa kali. Dapat diketahui bahwa alumunium foil ini adalah salah satu yang banyak sekali manfaatnya. Untuk itu untuk melestarikannya maka dalam pembutan tawasa ini aluminium foil sangat dibutuhkan. Alumuium yang digunakn untuk pembuatan tawas tidak hanya dengan aluminium foil, namun dapat juga dengan bahan-bahan lain yang mengandung aluminium. II. PENDAHULUAN Aluminium adalah logam putih yang liat dan dapat ditempa,bubuknya berwarna abuabu. Ia melebur pada 659 0 C. Bila terkena udara, objek-objek aluminium teroksidasi pada permukaannya, tetapi lapisan oksidaini melindungi objek dari oksida lebih lanjut. Asam klorida encer dengan mudah melarutkan logam ini, pelarutan lebih lambat dalam asam nitrat encer. 2Al + 6H + 2Al 3+ + 3H 2 Proses pelarutan dapat dipercepat dengan menambahkan sedikit merkurium (II) klorida pada campuram ( G. Svehla, 1985).

Aluminium dengan kadar yang bervariasi, mengingat aluminium mempunyai sifat tahan korosi, ringan dan mudah di dapat sehingga memungkinkan untuk dijadikan bahan baku kaleng. Kandungan aluminium dalam kaleng bekas juga memberi peluang untuk diolah menjadi bahan koagulan penjernih air (tawas) atau bahan dalam deodorant. Daya koagulasi tawas yang di dapat akan di bandingkan dengan tawas dari pasaran dengan metode turbidimetri. Mengingat banyaknya minuman ringan yang diproduksi dan menggunakan kemasan kaleng serta dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan, maka diperlukan penelitian terhadap kandungan aluminium dari beberapa jenis kaleng minuman ringan. Kaleng bekas minuman ringan yang mengandung aluminium selanjutnya diolah menjadi bahan koagulan penjernih air (tawas) Pada penambahan KOH 20% ( Manuntun,2010). Aluminium foil umumnya terdiri atas 92 sampai 99% logam aluminium serta memiliki ketebalan berkisar antara 0.00017 sampai 0.0059 inci. Aluminium foil memiliki banyak kegunaan di dunia industri, salah satunya sebagai bahan pelapis makanan. Hal ini disebabkan aluminium foil memiliki harga produksi yang murah, tahan lama, tidak beracun, dan anti air. Bahkan lebih jauh lagi, aluminium foil dapat menangkal zat kimia berbahaya dan bertindak sebagai pelindung terhadap sifat kemagnetan. Berdasarkan sifat aluminium foil yang tahan lama, tidak beracun, dan anti air. Di samping itu, pemanfaatan sampah aluminium foil di sumbernya dapat mencegah terjadinya pencemaran akibat penanganan sampah yang salah, seperti pembakaran sampah yang dapat memicu gas beracun terlepas ke atmosfer (Apriyanti, 2013).

III. ALAT DAN LANGKAH KERJA A. Alat dan bahan Alat Neraca ohauss Erlenmayer 250 ml Hotplane Kertas saring Bahan Aluminium foil 2 gram KOH 20 % 40 ml H 2 SO 4 6 M 30 ml Es batu Corong Baskom Gelas kimia 100 ml Tabung reaksi Pipet tetes B. Langkah kerja: 1. Timbang aluminium foil sebanyak 2 gram, 2. Masukan 40 ml KOH 20% ke dalam erlenmayer 250 ml, 3. Masukan alumunium foil 2 gram ke dalam erlenmayer yang berisi 40 ml KOH 20%, 4. Kemudian diamkan hingga reaksi gelembung menghilang, 5. Panaskan larutan tersebut dengan hotplane hingga reaksi gelembung menghilang kembali, 6. Saring larutan dengan kertas saring ke dalam gelas kimia 100 ml, 7. Tunggu hingga larutan dingin, 8. Kemudian tambahkan 30 ml H 2 SO 4 6 M kedalam larutan tersebut, 9. Saring kembali larutan hingga larutan menjadi panas, 10. Dinginkan larutan dengan es batu yang terdapat dalam baskom hingga terbentuk endapan putih, 11. Kemudian diamkan selama 1 hari, hingga terbentuk kristal putih, 12. Timbang kristal dengan neraca ohauss, dan

13. Masukan sedikit kristal tersebut kedalam tabung reaksi dan tambahkan air solokan 1 ml untuk menentukan terbentuknya tawas. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Data percobaan: Berat aluminium foil Kertas saring Kaca arloji Kristal putih (tawas) 2. Persamaan reaksi: : 2 gram : 0,62 gram : 6 gram : 2,65 gram a. 2Al + 2KOH + 6H 2 O 2K[Al(OH) 4 ] + 3H 2 b. 2K[Al(OH) 4 ] + H 2 SO 4 2Al(OH) 3 + K 2 SO 4 + 2H 2 O c. 2Al(OH) 3 + 3H 2 SO 4 Al 2 (SO 4 ) 3 + 6H 2 O d. K 2 SO 4 +Al 2 (SO 4 ) 3 + 12H 2 O 2KAl(SO 4 ) 2.12H 2 O B. Pembahasan Pada percobaan pembuatan tawas dilakukan dengan menggunakan aluminium foil, KOH 20 % dan 30 ml H 2 SO 4 6 M. Reaksi yang terjadi ketika aluminium foil direaksikan dengan KOH 20% sebanyak 40 ml reaksi berjalan cepat dan bersifat eksoterm karena menghasilkan kalor. Reaksi yang terjadi adalah : 2Al + 2KOH + 6H 2 O 2K[Al(OH) 4 ] + 3H 2 Dalam reaksi ini terbentuk gas H2 yang ditandai dengan munculnya gelembunggelembung gas dan larutan berubah warna menjadi hitam, Gelembung-gelembung gas hilang setelah semua aluminium bereaksi. Pada tahap ini, dilakukan pemanasan untuk mempercepat reaksi, dan filtrat yang dihasilkan menghasilkaan endaapaan hitam, maka Filtrat yang diperoleh ditambah H 2 SO 4 6 M kemudian disaring untuk menghilangkan pengotor-pengotornya. Dalam proses pengendapan, ukuran partikel endapan ditentukan oleh laju relatif dari dua proses yaitu pembebtukan inti (nukleasi) dan pertumbuhan inti-inti

untuk membentuk partikel-partikel yang besar untuk mengendap,endan ini mudah disaring dan lebih murni daripada endapan yang ukuran partikelnya relatif kecil ( underwood, 2002 ). Reaksi yang terjadi adalah : 2K[Al(OH) 4 ] + H 2 SO 4 2Al(OH) 3 + K 2 SO 4 + 2H 2 O Penambahan larutan H2SO4 dilakukan agar seluruh senyawa K[Al(OH)4] dapat bereaksi sempurna. Al(OH)3 yang terbentuk langsung bereaksi dengan H2SO4 dengan persamaan reaksi sebagai berikut : 2Al(OH) 3 + 3H 2 SO 4 Al 2 (SO 4 ) 3 + 6H 2 O Pada reaksi sebelumnya, penambahan H2SO4 membentuk Al(OH)3 bersamasama dengan K[Al(OH)4], namun setelah berlebih H2SO4 melarutkan Al(OH)3 menjadi Al2(SO4)3 berupa larutan bening tak berwarna. Senyawa Al2(SO4)3 yang terbentuk pada reaksi di atas bereaksi kembali dengan K2SO4 hasil reaksi membentuk kristal yang diperkirakan adalah KAl(SO4)2.12H2O berwarna putih Reaksinya adalah : K 2 SO 4 +Al 2 (SO 4 ) 3 +12H 2 O 2KAl(SO 4 ) 2.12H 2 O Berat tawas yang diperoleh yaitu 2,65 gram. Untuk membuktikan terbentuknya tawas atau tidak, maka kristal yang terbentuk ditambahkan 1 ml air solokan Dapat dilihat bahwa ketika kristal putih terbentuk ditambahkan 1 ml air solokan, air pada solokan menjadi tidak berwarna. Hal ini menunjukkan bahwa pembuatan tawas berhasil. tawas hasil percobaan mempunyai kinerja yang hampir sama sebagai koagulan yaitu untuk penjernih air (Manuntun, 2010). koagulasi adalah peristiwa pengendapan atau penggumpalan partikel koloid. Untuk penjernihan air ini, salah satu bahan bakunya adalah tawas (Apriyanti, 2013). V. KESIMPULAN Berdasarkan percobaan yang dilakuikan dapat disimpulkan bahwa: 1. Aluminium foil adalah lembaran aluminium tipis yang dapat digunakan sebagai pembutan tawas 2. Pembuatan tawas yang diperoleh yaitu 2,65 gram.

3. Reaksi yang terjadi adalah: K2SO4+Al2(SO4)3+12H2O 2KAl(SO4)2.12H2O (tawas) 4. tawas hasil percobaan mempunyai kinerja yang hampir sama sebagai koagulan yaitu untuk penjernih air. VI. DAFTAR PUSTAKA Svehla, G. 1985. Buku Teks Analisisa Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta: PT. Kalman Maedia Pustaka Underwood, Day JR. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga Manuntun, Manurung dan Irma F Ayuningtyas. 2010. Kandungan Aluminium dalam Kaleng Bekas dan Pemanfaatannya dalam Pembutan Tawas. (http://ojs.unud.ac.id/index.php/jchem/article/viewfile/2806/1995) diakses tanggal 28 Maret 2014 pukul 11.02 WIB Pratiwi, Apriyanti D. 2013. Kaleng Bekas sebagai Solusi Air Bersih. (http://pkm.mfkasim.com/files_upload/isi-.pdf-120115141955.pdf) diakses tanggal 29 Maret 2014 pukul 05.07 WIB