BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Profil SLB C Yayasan Pendidikan Luar Biasa (YPLB) Blitar

dokumen-dokumen yang mirip
2015 PENGARUH METODE DRILL TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMAKAI SEPATU BERTALI PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS 3 SDLB DI SLB C YPLB MAJALENGKA

BAB I PENDAHULUAN. seharusnya mendapatkan perlakuan yang sama seperti siswa normal. Siswa SLB

BAB I PENDAHULUAN. Ai Nuraeni, 2014 Pembelajaran PAI Untuk Siswa Tunarungu Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

Sekolah Taman Kanak-Kanak Dasar Model (TK dan SD Model) Kabupaten Sleman

BAB I PENDAHULUAN. taraf kelainannya. American Association On Mental Deliciency (AAMD) dalam

BAB I PENDAHULUAN. (Activity Daily Living/ADL) (Effendi,2008). tidak lepas dari bimbingan dan perhatian yang diberikan oleh keluarga,

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tumbuh dan berkembang baik hanya tertuju pada aspek psikologis saja,

BAB I PENDAHULUAN. Anak tunagrahita sedang adalah anak yang tingkat kecerdasan (IQ) berkisar

BAB I PENDAHULUAN. Anak tunagrahita merupakan anak yang mengalami gangguan dalam. kecerdasan yang rendah. Gangguan perkembangan tersebut akan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tork, et al (dalam Ramawati, 2011) setiap orangtua. menginginkan anak yang sehat dan mandiri. Namun, pada kenyataannya

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah hal yang sangat mendasar untuk perkembangan

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah bahkan sekolah dewasa ini di bangun oleh pemerintah agar anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia menghadapi tantangan yang cukup berat untuk saat ini dan

PROFIL SEKOLAH. YAYASAN HANG TUAH CABANG JAKARTA SD HANG TUAH 3 Jl. Teluk Mandar No. 70 Komp. TNI AL Rawa Bambu Pasar Minggu Telp.

BAB I PENDAHULUAN. rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab

BAB IV PEMBERDAYAAN REMAJA DISABILITAS

BAB I PENDAHULUAN. Anak membutuhkan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat saling mengisi dan saling membantu satu dengan yang lain.

BAB I PENDAHULUAN. tercantum dalam pasal 31 UUD 1945 (Amandemen 4) bahwa setiap warga negara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hak asasi setiap warga negara. Oleh karena itu, pemerintah

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. (PP No. 72 Tahun 1991). Klasifikasi yang digunakan di Indonesia saat ini dengan

Bina Diri Anak Tunagrahita

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Galih Wiguna, 2014

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Guru adalah orang yang memiliki kemampuan merencanakan program

BAB I PENDAHULUAN. 1 SLB Golongan A di Jimbaran. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah amanat dari Allah SWT dan sudah seharusnya orang tua. mendampingi dan mengawali perkembangan anak, sehingga anak dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berkembang secara normal. Orang tua pun akan merasa senang dan bahagia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wiwi Widiawati, 2014

BINA DIRI BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS OLEH: ASTATI

BAB 1 PENDAHULUAN. anak mencapai tujuan yang diinginkan. Penerapan pola asuh yang tepat

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

L. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SDLB TUNARUNGU

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa dan berbudi pekerti luhur. Sebagaimana yang diamanatkan Undang-

Bab I Pendahuluan. Sekolah Luar Biasa Tunagrahita di Bontang, Kalimantan Timur dengan Penekanan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tita Nurhayati, 2013

SILABUS MATA KULIAH PENDIDIKAN KARAKTER FIS UNY

J. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN SDLB TUNARUNGU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang diciptakan oleh Tuhan yang memiliki kekurangsempurnaan baik dalam segi

BAB IV GAMBARAN UMUM. Sekolah Dasar Negeri 2 Waringinsari Timur merupakan satu dari 4 sekolah yang

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Istilah yang umum dipakai dalam pendidikan luar biasa antara lain anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. perkembangan anak (Permeneg PP&PA Nomor 10 Tahun 2011).

BAB I PENDAHULUAN. itu bisa didapatkan dan dilakukan dimana saja, bisa di lingkungan sekolah, Dengan pendidikan kehidupan manusia menjadi terarah.

BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI. kelas dan ruang serbaguna yang memiliki luas 324 m 2.

BAB V PENUTUP. Pelajaran Pendidikan Agama Islam Bagi Anak Tunagrahita di SDLB Negeri. Batang maka dapat di simpulkan sebagai berikut :

BAB IV ANALISIS DATA METODE PEMBELAJARAN INDIVIDUAL, PENDIDIKAN AGAMA ISLAM, ANAK TUNA GRAHITA

STIE CENDEKIA KARYA UTAMA

PROFIL / KEADAAN SEKOLAH UPTD SMAN 1 KARANGREJO - TULUNGAGUNG. 1. Nama Sekolah : UPTD SMA Negeri 1 Karangrejo

BAB I PENDAHULUAN. karena itu dibutuhkan sistem pendidikan dan manajemen sekolah yang

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat dapat membawa perubahan kearah yang lebih maju. Untuk itu perlu

KOMITMEN KEPALA SEKOLAH DALAM MENYIAPKAN KEMANDIRIAN PESERTA DIDIK ABK. Juang Sunanto Pendidikan Luar Biasa, Universitas Pendidikan Indonesia

BEST PRACTICE MBS TENTANG BUDAYA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH SDN SN PASAR LAMA 1 BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Pada hakekatnya semua anak memiliki kesempatan yang sama untuk

ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH (OSIS) SMP NEGERI 1 JATIROTO Alamat : Jln. Jatiroto Jatisrono, Wonogiri Tlp. (0273) blog : -

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 735 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2016 RUMUSAN PROGRAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MERAWAT DIRI BAGI ANAK TUNAGRAHITA SEDANG DI SLB X PALEMBANG

PRAKTEK BAIK IMPLEMENTASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SMPN 1 MEDAN DI SAMPAIKAN OLEH: DRA.HJ. SITI HAFSAH, MA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang

A. KUALIFIKASI PEMBIMBING

BAB I PENDAHULUAN. mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang. SD Negeri 2 Tambakboyo mempunyai visi sekolah yang

PROPOSAL PERMOHONAN PENGURUKAN HALAMAN SEKOLAH TAHUN ANGGARAN 2018

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Luar Biasa PKK Propinsi Lampung sebagai salah satu sekolah centara

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. SMA Ar-Risalah beralamat Jl. Aula Muktamar no.2 kota kediri,

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT

BAB IV UPAYA KETELADAN GURU DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWA DI MI MUHAMMADIYAH KARANGASEM UTARA BATANG TAHUN 2010

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. 516 dan SMP Kartika IV-10, sebelah barat adalah Makodam V Brawijaya, tepatnya di

RUMUSAN VISI DAN MISI SMP NEGERI 1 PAYUNG. Pengambilan keputusan dalam perumusan visi-misi dan tujuan satuan

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Mentri Pendidikan Nasional RI nomor 22 dan 23 tahun 2006.

Program Kerja Kesiswaan MTs. Wachid Hasyim Surabaya Tahun Pelajaran 2017/2018

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian tentang indeks inklusi ini berdasarkan pada kajian aspek

BAB I PENDAHULUAN. sendiri serta bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PEMBIMBING PADA KURSUS DAN PELATIHAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perbedaan harus diwujudkan sejak dini. Dengan kata lain, seorang anak harus belajar

BAB I PENDAHULUAN. investasi sumber daya manusia, serta memiliki konstribusi yang besar untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. dan perkembangan pada mental intelektual (mental retardasi) sejak bayi atau

BAB VI PENUTUP. dirumuskan kesimpulan seperti di bawah ini. 1. Kondisi anak tunagrahita di SDLB-C PGRI Among Putra Ngunut,

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI LEMBAR KERJA SISWA DI SEKOLAH LUAR BIASA ISLAM YASINDO TUMPANG KABUPATEN MALANG

Transkripsi:

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Profil SLB C Yayasan Pendidikan Luar Biasa (Y) Blitar Yayasan Pendidikan Luar Biasa (Y) C Blitar merupakan lembaga penyedia layanan pendidikan swasta yaitu sekolah khusus penyandang tunagrahita ringan yang berdiri sejak tahun 1975. Kegiatan belajar mengajar 5 jam sesuai dengan kemampuan siswa tunagrahita dengan menggunakan kurikulum sesuai dengan pemerintah yaitu adanya mata pelajaran umum dan program khusus. SLB C Y terletak di jl. Imam bonjol No. 1, sananwetan kec. Sananwetan, Kab. Blitar. B. Sejarah SLB C Y Blitar SLB C Y Berdiri pada tahun 1997, Berdirinya SLB khusus grahita ini karena pada awalnya melihat banyaknya anak disabilitas mental membutuhkan pelayanan pendidikan yang layak seperti anak normal lainnya. Pendidikan ini dikhususkan untuk anak tunagrahita karena kebutuhan secara spesifik dari disabilitas lainnya memiliki perbedaan. Faktor berdirinya juga dilatarbelakangi karena melihat orang tua dalam memberikan pengasuhan kepada anak mengalami kesulitan maka didirikan SLB Y ini guna mendapatkan pelayanan. Tahun 1985 SLB ini mulai dikembangkan hingga membuka kelas SMA, antara SLB B untuk tunarungu dan SLB C untuk tunagrahita menjadi sekolah terpisah yang lebih dikhususkan. 43

C. Visi dan Misi SLB C Y Visi : Menjadikan anak SLB C Y-C Y BLITAR mandiri, beriman bertaqwa dan berperan serta dalam masyarakat. Misi : 1. Membelajarkan dan membimbing siswa secara aktif sehingga setiap siswa dapat berkembang secara optimalisasi sesuai bakat dan kemampuan yang cerdas sebagai dasar untuk menjadikan manusia Indonesia yang sehat jasmani dan rokhani, mandiri berkepribadian berakal keterampilan bertaqwa dan berbudi luhur. 2. Mendorong dan menumbuhkan semangat berprestasi, berkreatifitas belajar mandiri dsn bekerja keras yang ditandai budaya nasional dan moral agama. 3. Meningkatkan dan menaktifkan ajaran agama. D. Tujuan sekolah dan nilai - nilai budaya yang dikembangkan SLB C Y Blitar Tujuan : Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlaq mulia, serta keterampilan mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Sejalan dengan tujuan pendidikan tersebut serta sesuai dengan visi sekolah, maka tujuan sekolah SLB C Y BLITAR adalah mewujudkan anak terampil, mandiri dan diterima di masyarakat berdasarkan iman taqwa dan ilmu pengetahuan. Nilai nilai budaya : 44

Nilai-nilai budaya yang dikembangkan adalah sebagai berikut : 1. Keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia, yaitu melalui pembiasan pembiasan dalam kehidupan sehari hari diciptakan kehidupan yang agamis. 2. Senyum, salam, dan sapa yaitu pengembangan keramah tamhan dan sopan santun dalam kehidupan sehari hari. 3. Hidup bersih dan ramah lingkungan, yaitu menanamkan kebiasaan dan kecintaan terhadap lingkungan yang bersih serta peduli untuk menjaga kelestarian lingkungan. 4. Bina kerja, kemandirian dan kedisiplinan yaitu pengembangan kerajinan melalui pekerjaan pekerjaan sederhana, sehingga memiliki percaya diri yang dapat membentuk kemandirian, dengan kedisiplinan yang tinggi. 45

E. Struktur Organisasi Yayasan Pendidikan Luar Biasa (Y) Bagan 4.1 Struktur Organisasi SLB C Y Blitar CABDIN KOTA DAN KABUPATEN BLITAR Ketua Yayasan Drs. H. Soegito Kepada Sekolah Yulistin Nataliah, S.Pd Komite Endang Setyowati Bendahara Elies.Sa ada h, S.Pd Inventaris Heni Anita, S.Pd Kesiswaan Tutik Yulianti. A. Kurikulum Havan Isdya C, S.PD.,Gr Perpustakaan Amanda Anggarni, S.Pd. UKS Dwi Lamsih, S. Pd. GURU KELAS 46

Tabel 4.1 Data Guru Dan Pegawai SLB C Y Kota Blitar No Nama L/ Pendidikan Jabatan Lama NIP P bekerja 1. Yulistin nataliah, S.Pd P S-1 Kepala 34 NIP.196112251986032004 sekolah Tahun 2. Elies Sa adah, S.Pd P S-1 Sekretaris 22 NIP.19681228200501201 & Guru Tahun 2 3. Heni Aninda, S.Pd P S-1 Guru 20 Tahun 4. Dwi Lamsih, S.Pd P S-1 Matematika Guru 4 Tahun 5. Havan Isdya Cahyana, L S-1 Waka 4 Tahun S.PD.,Gr kurikulum 6. Amanda Anggarini, S.Pd P S-1 7. Tutik Yulianti, A.Ma P D-2 PGSD Guru Guru 3 Tahun 1 Tahun 8. Ika Jayanti, S.Pd P S-1 Guru - EKO 47

F. Kondisi SiswaTigaTahunTerakhir Tabel 4.2 Kondisi siswa tiga tahun terakhir No TahunPelajaran Kelas SDLB I II III IV V VI JML 1 2017/2018 2 6 12 6 8 12 46 2 2018/2019 6 9-4 7 2 28 3 2019/2020 1 6 9-5 7 28 No TahunPelajaran Kelas SM VII VIII IX JML 1 2016/2017 3 2 13 19 2 2017/2018 6 9 4 18 3 2018/2019 2 6 9 17 Data siswa di atas didapatkan terdapat Tunagrahita dengan klasifikasi ringan (debil) berkisar IQ 50-70 merupakan disabilitas mental dengan kondisi hambatan untuk bisa berpikir pelik, namun masih memiliki kemampuan dalam akademik menerima pelajaran dan sedang (embisil) dengan IQ 35-50 merupakan masih mampu latih. Dari keduanya hambatan yang dimiliki adalah kurangnya kemampuan untuk melakukan perawatan diri secara mandiri hal ini 48

dikarenakan oleh faktor bawaan individu yang mudah lupa maka harus dilakukan pelatihan secara berulang-ulang. Pada data diatas siswa SD terdapat siswa grahita 42 % diantaranya merupkan siswa dengan kondisi embisil, dan 57% diantaranya dalam kondisi debil atau ringan. G. Program Khusus Bina Diri (Perawatan Diri) Keragaman individu pada anak berkebutuhan khusus membawa dampak pada kebutuhan anak secara beragam, salah satu kebutuhan ABK adalah perawatan diri yang mengacu pada kegiatan bersifat pribadi individu tetapi memiliki dampak human relationship. Disebut sebagai kebutuhan pribadi karena mengandung bahwa keterampilan yang diajarkan menyangkut kebutuhan individu yang harus dilakukan sendiri tanpa bantuan orang lain bila kondisinya memungkinkan. Bina diri, self care, self help skill dan personal management mempunyai esensi yang sama yaitu membahas tentang mengurus diri sediri berkaitan dengan kegiatan rutin harian yang merupakan usaha membangun diri individu baik dalam segi makhluk sosial melalui pendidikan, di keluarga, disekolah dan di masyarakat sehingga terwujudnya kemandirian dengan menyesuaikan diri sehingga keterlibatannya dalam kehidupan sehari-hari yang memadai.. Prinsip dasar bina diri berkaitan dengan fungsi bina diri yaitu: mengembangkan keterampilan-keterampilan pokok untuk memelihara dalam memenuhi kebutuhan personal. Meningkatkan kemandirian dan melengkapi tugas pokok secara efisien sehingga dapat diterima dilingkungan masyarakat. Bina diri anak tunagrahita berkaitan dengan mengurus diri sendiri yaitu: personal hygiene seperti: kebersihan kaki, kuku dan tangan, kebersihan 49

rambut, kebersihan gigi dan mulut, kebersihan mata, kebersihan kulit, hidung, teinga, mencuci tangan, berhias, mencuci pakaian, memakai pakaian, makan, minum memakai dan merawat sepatu atau benda yang dikenakan dibadan Hambatan yang dialami pada tunagrahita dalam melakukan perawatan diri : 1. Tunagrahita Ringan : hambatan pada tunagrahita ringan terletak pada respon pada perintah karena mereka susah diaturdan bandel. Daya ingat dalam mengingat sesuatu sehingga perlu adanya pemberian informasi dan praktek secara terus menerus dan berulang-ulang, mudah beradaptasi dengan orang baru akan tetapi perlu adanya bimbingan sopan santun dalam bersosial. 2. Tunagrahita Sedang : hambatan pada tunagrahita sedang terletak pada ruang gerak yang terbatas dan daya tangkap materi yang sangat lamban. Dari kondisi hambatan diatas maka pihak sekolah memfokuskan pada aspek perawatan diri secara mendasar sedangkan untuk yang lebih lengkapnya diterapkan dirumah melalui pendampingan oran tua dan materi dari guru kelas. 50