BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Profil SLB C Yayasan Pendidikan Luar Biasa (Y) Blitar Yayasan Pendidikan Luar Biasa (Y) C Blitar merupakan lembaga penyedia layanan pendidikan swasta yaitu sekolah khusus penyandang tunagrahita ringan yang berdiri sejak tahun 1975. Kegiatan belajar mengajar 5 jam sesuai dengan kemampuan siswa tunagrahita dengan menggunakan kurikulum sesuai dengan pemerintah yaitu adanya mata pelajaran umum dan program khusus. SLB C Y terletak di jl. Imam bonjol No. 1, sananwetan kec. Sananwetan, Kab. Blitar. B. Sejarah SLB C Y Blitar SLB C Y Berdiri pada tahun 1997, Berdirinya SLB khusus grahita ini karena pada awalnya melihat banyaknya anak disabilitas mental membutuhkan pelayanan pendidikan yang layak seperti anak normal lainnya. Pendidikan ini dikhususkan untuk anak tunagrahita karena kebutuhan secara spesifik dari disabilitas lainnya memiliki perbedaan. Faktor berdirinya juga dilatarbelakangi karena melihat orang tua dalam memberikan pengasuhan kepada anak mengalami kesulitan maka didirikan SLB Y ini guna mendapatkan pelayanan. Tahun 1985 SLB ini mulai dikembangkan hingga membuka kelas SMA, antara SLB B untuk tunarungu dan SLB C untuk tunagrahita menjadi sekolah terpisah yang lebih dikhususkan. 43
C. Visi dan Misi SLB C Y Visi : Menjadikan anak SLB C Y-C Y BLITAR mandiri, beriman bertaqwa dan berperan serta dalam masyarakat. Misi : 1. Membelajarkan dan membimbing siswa secara aktif sehingga setiap siswa dapat berkembang secara optimalisasi sesuai bakat dan kemampuan yang cerdas sebagai dasar untuk menjadikan manusia Indonesia yang sehat jasmani dan rokhani, mandiri berkepribadian berakal keterampilan bertaqwa dan berbudi luhur. 2. Mendorong dan menumbuhkan semangat berprestasi, berkreatifitas belajar mandiri dsn bekerja keras yang ditandai budaya nasional dan moral agama. 3. Meningkatkan dan menaktifkan ajaran agama. D. Tujuan sekolah dan nilai - nilai budaya yang dikembangkan SLB C Y Blitar Tujuan : Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlaq mulia, serta keterampilan mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Sejalan dengan tujuan pendidikan tersebut serta sesuai dengan visi sekolah, maka tujuan sekolah SLB C Y BLITAR adalah mewujudkan anak terampil, mandiri dan diterima di masyarakat berdasarkan iman taqwa dan ilmu pengetahuan. Nilai nilai budaya : 44
Nilai-nilai budaya yang dikembangkan adalah sebagai berikut : 1. Keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia, yaitu melalui pembiasan pembiasan dalam kehidupan sehari hari diciptakan kehidupan yang agamis. 2. Senyum, salam, dan sapa yaitu pengembangan keramah tamhan dan sopan santun dalam kehidupan sehari hari. 3. Hidup bersih dan ramah lingkungan, yaitu menanamkan kebiasaan dan kecintaan terhadap lingkungan yang bersih serta peduli untuk menjaga kelestarian lingkungan. 4. Bina kerja, kemandirian dan kedisiplinan yaitu pengembangan kerajinan melalui pekerjaan pekerjaan sederhana, sehingga memiliki percaya diri yang dapat membentuk kemandirian, dengan kedisiplinan yang tinggi. 45
E. Struktur Organisasi Yayasan Pendidikan Luar Biasa (Y) Bagan 4.1 Struktur Organisasi SLB C Y Blitar CABDIN KOTA DAN KABUPATEN BLITAR Ketua Yayasan Drs. H. Soegito Kepada Sekolah Yulistin Nataliah, S.Pd Komite Endang Setyowati Bendahara Elies.Sa ada h, S.Pd Inventaris Heni Anita, S.Pd Kesiswaan Tutik Yulianti. A. Kurikulum Havan Isdya C, S.PD.,Gr Perpustakaan Amanda Anggarni, S.Pd. UKS Dwi Lamsih, S. Pd. GURU KELAS 46
Tabel 4.1 Data Guru Dan Pegawai SLB C Y Kota Blitar No Nama L/ Pendidikan Jabatan Lama NIP P bekerja 1. Yulistin nataliah, S.Pd P S-1 Kepala 34 NIP.196112251986032004 sekolah Tahun 2. Elies Sa adah, S.Pd P S-1 Sekretaris 22 NIP.19681228200501201 & Guru Tahun 2 3. Heni Aninda, S.Pd P S-1 Guru 20 Tahun 4. Dwi Lamsih, S.Pd P S-1 Matematika Guru 4 Tahun 5. Havan Isdya Cahyana, L S-1 Waka 4 Tahun S.PD.,Gr kurikulum 6. Amanda Anggarini, S.Pd P S-1 7. Tutik Yulianti, A.Ma P D-2 PGSD Guru Guru 3 Tahun 1 Tahun 8. Ika Jayanti, S.Pd P S-1 Guru - EKO 47
F. Kondisi SiswaTigaTahunTerakhir Tabel 4.2 Kondisi siswa tiga tahun terakhir No TahunPelajaran Kelas SDLB I II III IV V VI JML 1 2017/2018 2 6 12 6 8 12 46 2 2018/2019 6 9-4 7 2 28 3 2019/2020 1 6 9-5 7 28 No TahunPelajaran Kelas SM VII VIII IX JML 1 2016/2017 3 2 13 19 2 2017/2018 6 9 4 18 3 2018/2019 2 6 9 17 Data siswa di atas didapatkan terdapat Tunagrahita dengan klasifikasi ringan (debil) berkisar IQ 50-70 merupakan disabilitas mental dengan kondisi hambatan untuk bisa berpikir pelik, namun masih memiliki kemampuan dalam akademik menerima pelajaran dan sedang (embisil) dengan IQ 35-50 merupakan masih mampu latih. Dari keduanya hambatan yang dimiliki adalah kurangnya kemampuan untuk melakukan perawatan diri secara mandiri hal ini 48
dikarenakan oleh faktor bawaan individu yang mudah lupa maka harus dilakukan pelatihan secara berulang-ulang. Pada data diatas siswa SD terdapat siswa grahita 42 % diantaranya merupkan siswa dengan kondisi embisil, dan 57% diantaranya dalam kondisi debil atau ringan. G. Program Khusus Bina Diri (Perawatan Diri) Keragaman individu pada anak berkebutuhan khusus membawa dampak pada kebutuhan anak secara beragam, salah satu kebutuhan ABK adalah perawatan diri yang mengacu pada kegiatan bersifat pribadi individu tetapi memiliki dampak human relationship. Disebut sebagai kebutuhan pribadi karena mengandung bahwa keterampilan yang diajarkan menyangkut kebutuhan individu yang harus dilakukan sendiri tanpa bantuan orang lain bila kondisinya memungkinkan. Bina diri, self care, self help skill dan personal management mempunyai esensi yang sama yaitu membahas tentang mengurus diri sediri berkaitan dengan kegiatan rutin harian yang merupakan usaha membangun diri individu baik dalam segi makhluk sosial melalui pendidikan, di keluarga, disekolah dan di masyarakat sehingga terwujudnya kemandirian dengan menyesuaikan diri sehingga keterlibatannya dalam kehidupan sehari-hari yang memadai.. Prinsip dasar bina diri berkaitan dengan fungsi bina diri yaitu: mengembangkan keterampilan-keterampilan pokok untuk memelihara dalam memenuhi kebutuhan personal. Meningkatkan kemandirian dan melengkapi tugas pokok secara efisien sehingga dapat diterima dilingkungan masyarakat. Bina diri anak tunagrahita berkaitan dengan mengurus diri sendiri yaitu: personal hygiene seperti: kebersihan kaki, kuku dan tangan, kebersihan 49
rambut, kebersihan gigi dan mulut, kebersihan mata, kebersihan kulit, hidung, teinga, mencuci tangan, berhias, mencuci pakaian, memakai pakaian, makan, minum memakai dan merawat sepatu atau benda yang dikenakan dibadan Hambatan yang dialami pada tunagrahita dalam melakukan perawatan diri : 1. Tunagrahita Ringan : hambatan pada tunagrahita ringan terletak pada respon pada perintah karena mereka susah diaturdan bandel. Daya ingat dalam mengingat sesuatu sehingga perlu adanya pemberian informasi dan praktek secara terus menerus dan berulang-ulang, mudah beradaptasi dengan orang baru akan tetapi perlu adanya bimbingan sopan santun dalam bersosial. 2. Tunagrahita Sedang : hambatan pada tunagrahita sedang terletak pada ruang gerak yang terbatas dan daya tangkap materi yang sangat lamban. Dari kondisi hambatan diatas maka pihak sekolah memfokuskan pada aspek perawatan diri secara mendasar sedangkan untuk yang lebih lengkapnya diterapkan dirumah melalui pendampingan oran tua dan materi dari guru kelas. 50