Corporate Political Engagement Index Penilaian terhadap 90 Perusahaan Pengelola PLTU di Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip

INDEKS PERSEPSI KORUPSI INDONESIA 2017Survei Di Antara Pelaku Usaha. Survei di antara Pelaku Usaha 12 Kota di Indonesia

Materi Paparan Menteri ESDM Strategi dan Implementasi Program MW: Progres dan Tantangannya

Pertama-tama, perkenanlah saya menyampaikan permohonan maaf dari Menteri Luar Negeri yang berhalangan hadir pada pertemuan ini.

GUBERNUR BANK INDONESIA,

Komite Advokasi Nasional & Daerah

Oleh Kepala BPKP. A. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini, persaingan bisnis semakin ketat menuntut setiap

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Perkembangan ekonomi global memberikan sinyal akan pentingnya

PENERAPAN ANTIKORUPSI PADA DUNIA BISNIS PERAN KADIN DALAM MEWUJUDKAN PENGUSAHA BERINTEGRITAS

Promoting Integrity in Doing Business of SOEs

LAPORAN HASIL STUDI INDEKS TRANSPARANSI BUMN 2014 (Berbasis Website)

NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA

Fakta Korupsi di Sektor Pengadaan Tidak ada korupsi yang ongkosnya semahal korupsi dalam pengadaan barang dan jasa (Donald Strombom, 1998) Bank Dunia

BAB I PENDAHULUAN. Sumarto, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2009, hal. 1-2

KEBIJAKAN PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK

BAB VI PENUTUP. Penelitian ini menyajikan pengamatan di 1 bh lokasi PLTP yaitu PLTP

-2- salah satu penyumbang bagi penerimaan Daerah, baik dalam bentuk pajak, dividen, maupun hasil Privatisasi. BUMD merupakan badan usaha yang seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Kesadaran untuk menerapkan prinsip Good Corporate Governance (GCG)

LAPORAN SINGKAT KOMISI VI DPR RI B I D A N G PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN UKM, BUMN, INVESTASI, BSN DAN KPPU

Executive Summary. PKAI Strategi Penanganan Korupsi di Negara-negara Asia Pasifik

BAB I PENDAHULUAN. roda pemerintah yang sumber legitimasinya berasal dari masyarakat. Oleh karena

LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA

Ringkasan Eksekutif INDONESIA ENERGY OUTLOOK 2009

PENGESAHAN RENCANA USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK (RUPTL) PT PLN (PERSERO)

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN PENELITIAN. penelitian. Bagian ini diakhiri dengan menyajikan keterbatasan penelitian dan

FREQUENTLY ASKED QUESTIONS (FAQS)

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk

Restrukturisasi dan privatisasi BUMN. Sistem Ekonomi Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi, teknologi telah menjadi salah satu upaya pemerintah untuk dapat

PROGRES PELAKSANAAN EITI DI INDONESIA

(Tempo.co, 4 Juni 2012) mengatakan perusahaan perusahaan milik negara (BUMN) menjadi berantakan setelah dicampuri orang orang dari partai politik.

MONITORING PERADILAN DI ACEH SELAMA TAHUN Lhokseumawe, 26 Desember 2011

kinerja yang berkualitas merupakan suatu kebutuhan.

Refleksi Pelaksanaan UU KIP

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan nilai perusahaan. Sedangkan Perum mempunyai maksud

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SNI ISO 37001:2016 Sistem Manajemen Anti Penyuapan BADAN STANDARDISASI NASIONAL

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN. 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional

Proyek KPBU TPPAS Regional Legok Nangka Provinsi Jawa Barat

KEBIJAKAN PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI


BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

Pembangunan Integritas Bisnis

GOOD NGO GOVERNANCE. Oleh Lucky Jani

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Jurnal UNIERA Volume 2 Nomor 2; ISSN Implementasi Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Secara Elektronik di Kabupaten Halmahera Utara

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

09Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

TREN PENANGANAN KASUS KORUPSI SEMESTER I 2017

II. KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS

PENGELOLAAN RISIKO DALAM PENYELENGGARAAN INFRASTRUKTUR BERKELANJUTAN. Oleh: Sinthya Roesly, S.T., M.M., M.B.A., M.Eng.Sc.

KASUS-KASUS HUKUM DAN PENYIMPANGAN PAJAK - PENYELESAIAN INPRES NO. 1 TAHUN

Menyinari Sudut Kelam Tata Pemerintahan yang Lemah dan Korupsi Oleh Christine Lagarde

BAB 9 PENGADAAN BARANG DAN JASA PUBLIK. Prof. Indra Bastian, Ph.D, MBA, Akt

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh globalisasi memicu para pelaku bisnis dan ekonomi untuk melakukan

SAMBUTAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMASI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2010 TENTANG TRANSPARANSI PENDAPATAN NEGARA DAN PENDAPATAN DAERAH

Lampiran 4 SK No /HK.01.01/02/ReINDO/12/2012 Tanggal 26 Desember 2012 PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI

PROFIL KABUPATEN SAMPANG (2014) Tahun berdiri Jumlah penduduk Luas Wilayah km 2

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DI INDONESIA: EVALUASI TERHADAP IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG PELAYANAN PUBLIK

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI

Dikutip dan disarikan dari Buku Panduan Mencegah Korupsi dalam Pengadaan Barang dan Jasa Publik, TII, 2006

Kerangka Acuan Pemilihan Wakil Masyarakat Sipil dalam Tim Pelaksana EITI Indonesia Periode

POLICY PAPER. : Strategi Pemberantasan Korupsi di Indonesia Inisiator : Pusat Kajian Administrasi Internasional LAN, 2007

BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI SANITASI. 6.1 Gambaran Umum Struktur Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berbagai kasus pelanggaran etika di bidang akuntansi yang melibatkan

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI

1. Memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional pada umumnya dan penerimaan negara pada khususnya.

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia, pada era-era yang lalu tidak luput dari

BAB VI PENUTUP. terkait dengan judul penelitian serta rumusan masalah penelitian. yang telah dibahas dalam bab-bab sebelumnya.

BAB I PENDAHULUAN. Tabloid Opini Edisi 11, Juli 2005 tentang Korupsi BUMN menuliskan

KERANGKA PELAKSANAAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB)

Peran Asosiasi Bisnis dalam Mencegah Korupsi di sektor usaha Migas

Sambutan Presiden RI - Pembukaan KNPK dan Peluncuran Program Jaga, Jakarta, 1 Desember 2016 Kamis, 01 Desember 2016

RENCANA UMUM ENERGI DAERAH (RUED)

KEBIJAKAN PENGAWASAN DAN AKUNTABILITAS APARATUR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam pembukaan Undang Undang

BAGI PIHAK PELAPOR DAN PIHAK LAINNYA. Bagian Kedua, Pengenalan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa

PERSIAPAN DAERAH dalam menghadapi

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini mencerminkan adanya respon rakyat yang sangat tinggi akan permintaan

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat, tidak terkecuali BUMN. Para pelaku bisnispun dihadapkan pada

PERSAINGAN USAHA dan JASA KONSTRUKSI

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern saat ini tidak bisa dilepaskan dari energi listrik.

BAB I PENDAHULUAN. Jalal (2013) dalam tulisan artikelnya mengatakan bahwa tanggungjawab

BAB I PENDAHULUAN. penting yang berkaitan dengan kondisi perusahaaan, keandalan dari informasi

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyak tuntutan publik agar terciptanya tata kelola yang baik, agar

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia saat ini sedang memasuki masa pemulihan akibat krisis

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi, teknologi informasi komunikasi (TIK) semakin lama

I. PENDAHULUAN. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan perusahaan milik negara yang

Materi Paparan Menteri ESDM

BAB I PENDAHULUAN. Program pembangunan pembangkit listrik Megawatt (MW) merupakan program strategis pemerintahan Jokowi-JK untuk mendukung

Non Bank. Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM

PEMAPARAN HASIL STUDY DAN DISKUSI PUBLIK RKA-DIPA, Masihkan Rahasia?

PANDUAN KOMPETISI INOVASI PELAYANAN PUBLIK KABUPATEN SITUBONDO TAHUN 2017

Yang Terhormat: Sulawesi Tengah

BAB I PENDAHULUAN. dimana hal ini menciptakan persaingan antar perusahaan-perusahaan yang

Transkripsi:

Corporate Political Engagement Index Penilaian terhadap 90 Perusahaan Pengelola PLTU di Indonesia

Dominasi batu bara dalam Kelistrikan Indonesia Suplai listrik di Indonesia meningkat pesat à Skor Getting Electricity dalam Ease of Doing Business Indonesia tahun 2020 meningkat (87,3) dari sebelumnya (86,4) Bauran energi pembangkit listrik didominasi oleh batu bara: 62,98% dan gas sebesar 21,4% à EBT hanya menyumbang bauran energi sebesar 11,4% dan BBM sebesar 4,18%. Kementerian ESDM menilai bauran energi dari batubara memiliki porsi terbesar karena harganya yang relatif murah Minimnya komitmen pemerintah à porsi energi terbarukan yang pada akhir tahun 2020 (11,5%). Dalam PP 79/2014 tentang Kebijakan Energi Nasional, energi terbarukan di tahun 2025 ditargetkan mencapai angka 23%.

Korupsi dan Peran Koneksi Politik di Sektor Kelistrikan Proses perencanaan kelistrikan di Indonesia dinilai tidak transparan: proses Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) tidak open for public à Eni Saragih & Idrus Marham Transparency in Corporate Reporting (TRAC) 2019: menilai transparansi sistem pencegahan korupsi dari 95 Pengembang Pembangkit Listrik (PPL), 51 perusahaan yang sama sekali tidak memiliki sistem pencegahan korupsi. Swasta: Advisor perusahaan, pemerintah, APINDO, KADIN Rentan konflik kepentingan karena beberapa nama yang berposisi sebagai pejabat publik aktif atau terafilisasi dengan mereka yang menduduki jabatan tersebut (politically-exposed persons) turut memiliki bisnis PLTU Mis: Nusamba Group, Salim Group dan Barito Pacific Group pada masa Orba Manipulasi estimasi pertumbuhan permintaan listrik Pengadaan Proyek Pembangkit Listrik yang tidak kompetitif

Corporate Political Engagement Index menilai interaksi antara perusahaan PLTU dengan pejabat publik/pemerintah: nilai/prinsip dalam kebijakan, dan praktik di perusahaan Politically Exposed Person (PEP) di perusahaan PLTU à relasi dan interaksi antara perusahaan dengan pejabat publik difasilitasi oleh PEP. Selain itu, penilaian ini juga menilai bagaimana mekanisme kontrol perusahaan dalam mencegah tindakan ilegal yang bertujuan untuk mempengaruhi kebijakan publik.

Dimensi CPEI Lingkungan Pengendalian nilai dan kode perilaku perusahaan dalam interaksi dengan pejabat publik, serta mekanisme pengendalian internal di dalam perusahaan Donasi Politik Lobi yang Keluar-Masuk Pintu Transparansi Bertanggung Jawab Pelaporan kebijakan Suap dan prosedur di mengenai pemberian Pelayanan donasi politik oleh Publik perusahaan kebijakan lobi yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempengaruhi proses pengambilan keputusan, baik yang dilakukan secara langsung maupun secara tidak langsung Peran Publik kebijakan yang bertujuan untuk mencegah konflik kepentingan dalam bentuk praktik keluar masuk pintu (revolving door) dan upaya pencegahan praktik tersebut melalui penerapan masa jeda kemudahan akses dan ketersediaan informasi mengenai kegiatan politik perusahaan

Metode Penilaian CPEI Pengumpulan data: 90 perusahaan yang mensponsori, membangun, dan mengoperasikan PLTU di wilayah Indonesia, TI Indonesia menggunakan data dari situs Global Coal Plant Tracker Analisis dokumen yang diterbitkan oleh perusahaan dan dapat diakses oleh publik à laporan tahunan, laporan keberlanjutan, laporan keuangan, pedoman perilaku perusahaan, panduan tata kelola perusahaan, dan kebijakan antikorupsi perusahaan yang terbit pada periode 2018 2020. Analisis: Juli 2020 Desember 2020. Umpan balik ke perusahaan

Hasil Penelitian

Dimensi Lingkungan Pengendalian Kode perilaku yang mengatur secara khusus mengenai interaksi antara perusahaan dengan pejabat publik serta mengidentifikasi seluruh kegiatankegiatan perusahaan yang bersifat politis Rerata persentase pemenuhan indikator dalam dimensi lingkungan pengendalian (control environment):10%. Indikator yang paling banyak dipenuhi dalam dimensi ini adalah nilai atau prinsip dalam melakukan keterlibatan politik perusahaan. 16 dari 90 perusahaan telah menyatakan kepada publik bahwa perusahaannya memiliki nilai dan prinsip yang secara spesifik ditujukan pada interaksi antara perusahaan dengan pejabat publik Indikator 2 1 0 Nilai atau prinsip dalam melakukan keterlibatan politik perusahaan Pendekatan terintegrasi dalam melakukan keterlibatan politik perusahaan 16 6 68 0 5 85 Peran dan akuntabilitas direksi atau komisaris 0 25 65 Persetujuan pimpinan terhadap anggaran untuk keterlibatan politik perusahaan 1 1 88 Monitoring keterlibatan politik perusahaan 0 21 69

Dimensi Donasi Politik Terkait kebijakan pemberian donasi politik atau perusahaan memperbolehkan pemberian donasi politik dibawah persyaratan tertentu. Rerata persentase dimensi penilaian donasi politik hanya sebesar 15%. Hanya 15 dari 90 perusahaan yang telah memiliki kebijakan donasi politik. Sedangkan 68 perusahaan sama sekali tidak memiliki kebijakan donasi politik. Indikator 2 1 0 Kebijakan Donasi Politik 15 7 68 Transparansi Pemberian Donasi Politik 6 6 78

Dimensi Lobi yang bertanggung jawab Penilaian: upaya-upaya yang dilakukan secara langsung maupun secara tidak langsung dalam mempengaruhi proses pengambilan keputusan yang bersifat politis. Rerata persentase dari dimensi penilaian mengenai lobi yang bertanggung jawab hanya 5%. Indikator 2 1 0 Kebijakan lobbying 0 0 90 Kebijakan lobbying untuk pihak ketiga 0 0 90 Prosedur identifikasi keanggotaan perusahaan dalam organisasi yang melakukan lobi Konsultasi perusahaan dengan pemangku kepentingan 0 0 90 3 9 78 Publikasi isu yang menjadi perhatian oleh perusahaan 14 1 75 Transparansi biaya lobbying 0 0 90 Transparansi keanggotaan perusahaan dalam asosiasi bisnis 7 3 80

Dimensi Keluar-Masuk Pintu post-public employment: Bapak A merupakan salah satu Menteri à membuat kebijakan à pensiun à ditarik ke perusahaan A1 pre-employment: Bapak B merupakan salah satu direksi perusahaan B1 à ditunjuk menjadi Wakil Menteri Indikator 2 1 0 Kebijakan revolving door 0 1 89 Kebijakan cooling-off period 1 1 88

Dimensi Transparansi dalam Pelaporan Kegiatan Politik Perusahaan kemudahan akses dan ketersediaan informasi mengenai kegiatan politik perusahaan. Rerata persentase dalam dimensi penilaian ini hanya 13%. 24 dari 90 perusahaan hanya mampu memenuhi sebagian indikator. Indikator 2 1 0 Transparansi pelaporan perusahaan 0 24 66

Perbandingan CPEI No Pengendali perusahaan Jumlah Rerata skor CPEI Skor CPEI 0 1 BUMN 13 2,18 3 2 Modal Internasional 41 0,82 28 3 Oligarki 10 1,16 5 4 Modal domestik 11 0,17 9 5 BUMN+modal internasional 4 0,00 4 6 BUMN+oligarki 1 0,00 1 7 Oligarki+modal internasional 7 0,71 6 8 Modal internasional+modal domestik 2 0,00 2 9 N/A 1 0,00 1 Jumlah 90 59

Politically Exposed Persons (PEPs) Why? mengetahui prevalensi keberadaan PEPs di dalam sektor pembangkitan listrik Who? Mengacu pada definisi PPATK Per-02/1.02/PPATK/02/15 dan FATF Guidance: Politically Exposed Persons How? (1) TI Indonesia membuat kategori pengendali perusahaan berdasarkan kategori modal. Secara umum, modal dibagi menjadi dua kategori, yakni modal internasional (perusahaan internasional )dan modal domestic (modal negara BUMN, BUMD, oligarki, swasta non oligarki) How? (2) Penelusuran informasi dan profiling yang diperoleh dari situs perusahaan dan situs-situs lainnya. Selain itu, TI-Indonesia juga dibantu oleh sejumlah jurnalis ekonomi dari media terkemuka dalam melakukan profiling. Identifikasi PEPs dilakukan pada periode Januari 2021 April 2021.

Politically Exposed Persons TI Indonesia membuat beberapa kategori: (1) Birokrasi (2) Orang dekat PEP (3) Jabatan strategis (4) Penegak hukum (5) Militer (6) Politisi Ada 40 dari 90 (44%) perusahaan yang berbisnis PLTU yang memiliki direksi dan komisaris yang tergolong sebagai Politically-Exposed Persons (PEPs). Dari 90 perusahaan, 40 perusahaan (44%) tidak dapat ditelusuri info lebih lanjut mengenai PEPs dalam posisi direksi dan komisaris perusahaan. PEPs pada umumnya menduduki jabatan komisaris perusahaan. Kendala: Banyak informasi tidak dapat ditelusuri karena bahasa

Hasil Penelusuran PEPs Perusahaan swasta: penempatan PEP akan memberi akses ke pengambil kebijakan. BUMN dan perusahaan negara lainnya: PEP juga bentuk patronase karena yang direkrut sebagai PEP adalah pendukung pemegang kekuasaan atau memiliki jasa besar dalam kompetisi politik. Selain PEP, dari penelusuran direksi dan komisaris, penelitian ini menemukan ada beberapa nama yang masuk dalam list Panama Paper Latar belakang Jumlah Birokrasi 47 Orang dekat PEP 32 Jabatan strategis 37 Penegak hukum 4 Militer 9 Politisi 3 Jumlah 132

Kesimpulan Penilaian Corporate Political Engagement Index (CPEI) terhadap 90 Pengembang Pembangkit Listrik yang mensponsori, membangun, dan mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di wilayah Indonesia menunjukkan hasil yang sangat buruk. Skor Corporate Political Engagement Index (CPEI) dari 90 perusahaan yang dinilai hanya 0.9/10. Skor yang sangat rendah mengindikasikan bahwa perusahaan yang berbisnis PLTU di Indonesia tidak transparan dalam aktivitas politik. Kehadiran politically-exposed persons (PEPs) di perusahaan yang berbisnis PLTU ternyata juga telah menjadi suatu hal yang lazim di sektor pembangkitan listrik. Ada 40 dari 90 perusahaan (44%) yang memiliki PEPs. Meskipun keberadaan PEPs tidak selalu memiliki konotasi buruk misalkan saja PEPs dengan latar belakang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), namun keberadaan PEPs perlu diberikan perhatian ekstra agar kebijakan publik di sektor pembangkitan listrik tidak dibajak oligarki.

Rekomendasi Publikasi perusahaan yang memiliki dan membangun PLTU PLN harus lebih transparan dalam menyampaikan informasi mengenai rencana proyek PLTU, proses pengadaan proyek PLTU, serta perusahaan-perusahaan yang memenangkan pengadaan proyek PLTU. Penyusunan dan Penegakan Regulasi mengenai Keterlibatan Politik Perusahaan Mayoritas perusahaan belum menyadari pentingnya memiliki nilai, kode perilaku, dan kebijakan yang secara khusus mengatur interaksi antara perusahaan dengan pejabat publik. Pengaturan praktik lobi Praktik lobi sangat variatif dan dapat dilakukan melalui berbagai cara. Praktik lobi perlu diatur agar kegiatan tersebut dilakukan secara transparan sehingga masyarakat dapat memonitor beragam praktik lobi yang dilakukan oleh perusahaan atau asosiasi bisnis kepada pejabat publik.

Rekomendasi Pengaturan praktik keluar masuk pintu (revolving door) Praktik keluar masuk pintu (revolving door) perlu diatur agar tidak informasi dan koneksi yang dimiliki oleh individu yang keluar dari sektor publik tidak dimanfaatkan oleh perusahaan yang merekrut individu. Transparansi Pemilik Manfaat Akhir (Beneficial Owner) dan Identifikasi PEPs Keterbukaan informasi mengenai pemilik manfaat akhir (beneficial owner) dari perusahaan yang berbisnis PLTU sangat dibutuhkan karena ketidakjelasan dari siapa yang memiliki perusahaan yang memenangkan tender adalah salah satu indikator proksi dari tindakan korupsi. Perusahaan PLTU harus menerapkan prinsip Know Your Beneficial Owner yang sudah dimandatkan lewat Perpres Nomor 13 tahun 2018 mengenai Beneficial Owner. Selain itu, pemerintah dan PLN juga harus melakukan uji kepatutan terhadap politically-exposed persons (PEPs) dari perusahaan yang berbisnis PLTU untuk mencegah konflik kepentingan dan memperbaiki iklim usaha agar lebih kompetitif.