MOTOR-MOTOR LISTRIK DIBAWAH 150 KW DAN DIATAS 150 KW



dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING

Analisis Perbandingan Besarnya Arus Start Motor Induksi Berkapasitas Besar Terhadap Jatuh Tegangan Bus


BAB III SPESIFIKASI TRANSFORMATOR DAN SWITCH GEAR

Gambar 3.1 Wiring Diagram Direct On Line Starter (DOL)

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 2/Mei 2014

PENGARUH SOFTSTARTER PADA ARUS MOTOR POMPA PENDINGIN PRIMER RSG-GAS

BACK UP SISTEM KELISTRIKAN PLTGU PT. INDONESIA POWER UBP SEMARANG DENGAN START UP DIESEL GENERATOR 6,3KV DAN 400V

Jurnal Teknik Elektro Vol. 2, No. 1, Maret 2002: 22-26

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilaksanakan di PT Pertamina (Persero) Refinery

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2)

BAB II DASAR TEORI. Motor asinkron atau motor induksi biasanya dikenal sebagai motor induksi

Rifgy Said Bamatraf Dosen Pembimbing Dr. Ir. Margo Pujiantara, MT Dr. Dedet Chandra Riawan, ST., M.Eng.

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. pendukung di dalamnya masih tetap diperlukan suplai listrik sendiri-sendiri.

BAB III. PERANCANGAN PERBAIKAN FAKTOR DAYA (COS φ) DAN PERHITUNGAN KOMPENSASI DAYA REAKTIF

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

KAJIAN PROTEKSI MOTOR 200 KW,6000 V, 50 HZ DENGAN SEPAM SERI M41

MODUL PRAKTIKUM SISTEM TENAGA LISTRIK

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Studi Komparatif Arus Asut Motor Induksi Tiga Fasa Standar NEMA Berdasarkan Rangkaian Ekivalen Dan Kode Huruf

PEMODELAN STATIS DAN DINAMIS PADA MOTOR STARTING UNTUK ANALISIS STABILITAS TRANSIEN DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP 7.

Transformator (trafo)

Pengembangan Rangkaian Kendali untuk Mengoperasikan Motor Induksi3-Fasa

BAB IV ANALISA DATA. 4.1 ETAP (Electrical Transient Analyzer Program) Vista, 7, dan 8. ETAP merupakan alat analisa yang komprehensif untuk

BAB II DASAR TEORI. a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan tempat dimana. ke gardu induk yang lain dengan jarak yang jauh.

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Sistem Eksitasi Pada Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Musi

STUDI PENGASUTAN PADA MOTOR SLURRY PUMPS FC PM-4A SEBAGAI PENGGERAK POMPA DI PT. PERTAMINA (PERSERO) RU III PLAJU

Yanti Kumala Dewi, Rancang Bangun Kumparan Stator Motor Induksi 1 Fasa 4 Kutub dengan Metode Kumparan Jerat

Laporan Evaluasi Kelayakan Capacitor Bank Untuk Pemasangan ESP. Oleh : Saiful Adib

BAB III PLTU BANTEN 3 LONTAR

BAB 3 PELEPASAN BEBAN PADA SISTEM TENAGA LISTRIK. CNOOC SES Ltd NORTH BUSINIESS UNIT DENGAN TEGANGAN OPERASI 13.8 KV

BAB III PERALATAN LISTRIK PADA MOTOR CONTROL CENTER (MCC) WATER TREATMENT PLANT (WTP) 3

DAFTAR ISI JUDUL... LEMBAR PRASYARAT GELAR... LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS... LEMBAR PENGESAHAN... UCAPAN TERIMAKASIH... ABSTRAK...

Proteksi Motor Menggunakan Rele Thermal dengan Mempertimbangkan Metode Starting

PENGATURAN TEGANGAN PADA MOTOR INDUKSI TIGA FASA 1 HP SEBAGAI GENERATOR INDUKSI SATU FASA UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PIKOHIDRO

Penurunan Rating Tegangan pada Belitan Motor Induksi 3 Fasa dengan Metode Rewinding untuk Aplikasi Kendaraan Listrik

ANALISA EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA PADA POMPA SIRKULASI PENDINGIN GENERATOR DI PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG

BAB III SISTEM KELISTRIKAN DAN PROTEKSI

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN KEBUTUHAN GENSET

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SISTEM PROTEKSI PADA MOTOR INDUKSI 3 PHASE 200 KW SEBAGAI PENGGERAK POMPA HYDRAN (ELECTRIC FIRE PUMP) SURYA DARMA

PEMASANGAN KAPASITOR BANK UNTUK PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA PANEL UTAMA LISTRIK GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR

Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275, Indonesia

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2)

Lesita Dewi Rizki Wardani Dosen Pembimbing: Dedet C. Riawan, ST., MT., PhD. Dimas Anton Asfani, ST., MT., PhD.

NASKAH PUBLIKASI PERANCANGAN GENERATOR INDUKSI 1 FASE DARI MOTOR INDUKSI 3 FASE

PENDAHULUAN. Adapun tampilan Program ETAP Power Station sebagaimana tampak ada gambar berikut:

BAB II MOTOR INDUKSI SEBAGAI GENERATOR (MISG)

Analisis Kestabilan Transien dan Pelepasan Beban Pada Sistem Integrasi 33 KV PT. Pertamina RU IV Cilacap akibat Penambahan Beban RFCC dan PLBC

BAB IV HASIL PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

Starter Dua Speed Untuk Motor dengan Lilitan Terpisah. (Separate Winding)

PENGARUH BEBAN TIDAK SEIMBANG TERHADAP EFISIENSI TRANSFORMATOR TIGA FASA PADA HUBUNGAN OPEN-DELTA

ANALISIS TEGANGAN JATUH PADA JARINGAN DISTRIBUSI RADIAL TEGANGAN RENDAH oleh : Fitrizawati ABSTRACT

BAB III METODOLOGI DAN PENGUMPULAN DATA

Hubungan Antara Tegangan dan RPM Pada Motor Listrik

ANALISA BEBAN TIDAK SEIMBANG PADA TRANSFORMATOR 400 KVA 11,5 KV/400 V DI POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

Standby Power System (GENSET- Generating Set)

SYNCHRONOUS GENERATOR. Teknik Elektro Universitas Indonesia Depok 2010

PENGARUH KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TRANSFORMATOR KERING BHT02 RSG GA SIWABESSY TERHADAP ARUS NETRAL DAN RUGI-RUGI

BAB IV JATUH TEGANGAN PADA PANEL DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

PENGARUH VARIASI KETIDAKSEIMBANGAN TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA DENGAN NILAI FAKTOR KETIDAKSEIMBANGAN TEGANGAN YANG SAMA

BAB IV ANALISA GANGGUAN PLTU 2 BANTEN LABUAN

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

ANALISIS TEORITIS PENEMPATAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI MENURUT JATUH TEGANGAN DI PENYULANG BAGONG PADA GARDU INDUK NGAGEL

PEMODELAN STATIS DAN DINAMIS PADA MOTOR STARTING UNTUK ANALISIS STABILITAS TRANSIEN DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP 7.

MODUL 10 DASAR KONVERSI ENERGI LISTRIK. Motor induksi

ANALISIS KINERJA TRANSFORMATOR TIGA BELITAN SEBAGAI GENERATOR STEP-UP TRANSFORMER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III KRONOLOGI & DAMPAK GANGGUAN

Mesin Arus Bolak Balik

Perancangan Instalasi Listrik Aplikasi Sistem Pemilihan Kabel dan Pemutus pada Proses Pengeboran Minyak dan Gas di Daerah X

Batas Porsi Defence. Aliran Amphere. Moment Putaran. Saves Electricity Saves You Money Saves the Environment

Mesin AC. Motor Induksi. Dian Retno Sawitri

ANALISA PENGARUH PERUBAHAN BEBAN TERHADAP KARAKTERISTIK GENERTOR SINKRON ( Aplikasi PLTG Pauh Limo Padang )

ANALISA PENGASUTAN MOTOR INDUKSI 3 FASA 2500 KW SEBAGAI PENGGERAK FAN PADA BAG FILTER

Pengereman Dinamik Motor Induksi 3 Fase 220V/380V

ANALISA PEMAKAIAN DAYA MOTOR INDUKSI 3 FASA 180 KW (ROTOR SANGKAR TUPAI) SEBAGAI PENGGERAK POMPA DI PDAM TIRTA MUSI PALEMBANG

A. SALURAN TRANSMISI. Kategori saluran transmisi berdasarkan pemasangan

STUDI KELAYAKAN PERALATAN PADA INSTALASI PANEL KONTROL DI BENGKEL TEKNIK LISTRIK, POLITEKNIK NEGERI PADANG

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. panasbumi Unit 4 PT Pertamina Geothermal Energi area Kamojang yang. Berikut dibawah ini data yang telah dikumpulkan :

Analisa Perancangan Gardu Induk Sistem Outdoor 150 kv di Tallasa, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan

EFEK PENGGUNAAN SCR MOTOR CONTROLLER UNTUK PENINGKATAN EFISIENSI PADA MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. relevan dengan perangkat yang akan dirancang bangun yaitu trainer Variable Speed

BAB IV ANALISA DATA. Berdasarkan data mengenai kapasitas daya listrik dari PLN dan daya

ABSTRAK. Kata kunci : Kondisi tanpa Harmonisa, Kondisi dengan Harmonisa, Harmonic Analysis Load Flow, Rugi Daya, Sistem Tegangan Rendah.

PEMBUATAN TAHANAN ASUT MOTOR INDUKSI ROTOR SANGKARTIGA FASA 41,5V AC 50W MESIN ARUS BOLAK- BALIK MATERI STARTING MOTOR INDUKSI TIGA FASA

Dampak Perubahan Putaran Terhadap Unjuk Kerja Motor Induksi 3 Phasa Jenis Rotor Sangkar

MODUL PRAKTIKUM SISTEM TENAGA LISTRIK II

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB III KEBUTUHAN GENSET

BAB III SISTEM KELISTRIKAN MOTOR INDUKSI 3 PHASA. 3.1 Rangkaian Ekivalen Motor Induksi Tiga Fasa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGGUNAAN MOTOR INDUKSI SEBAGAI GENERATOR ARUS BOLAK BALIK. Ferdinand Sekeroney * ABSTRAK

ANALISIS PENGOPERASIAN SPEED DROOP GOVERNOR SEBAGAI PENGATURAN FREKUENSI PADA SISTEM KELISTRIKAN PLTU GRESIK

PENGARUH KECEPATAN PUTAR DAN KAPASITOR PARAREL PADA BELITAN BANTU TERHADAP KELUARAN GENERATOR INDUKSI 1 FASE 6 KUTUB

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

ELECTRICAL PROBLEM Page 1

(Influence Analysis of Unbalance Under Voltage and Unbalance Over Voltage to Performance of Three Phase Induction Motor)

Transkripsi:

MOTORMOTOR LISTRIK DIBAWAH 150 KW DAN DIATAS 150 KW Sesuai dengan aturan buku kontrak, motor listrik dibawah 150 KW adalah motor tiga phasa, dengan rating 400 V, 50 HZ dan powernya disuplai dari LV Switchgear. Motor listrik dengan kapasitas 150 KW keatas adalah motor Medium Voltage dan powernya disupplai dari MV switchgear. Penentuan motormotor tegangan menengah dan tegangan rendah sangat berkaitan dengan arus start pada motor. Pengendalian arus start pada motor sangat penting, karena arus start yang tinggi akan menimbulkan drop tegangan yang tinggi juga dan akan mempengaruhi kestabilan tegangan dari power supply dan bebanbeban didekatnya. Untuk menjalankan motor listrik pada saat start dibutuhkan daya yang lebih besar dari daya operasi normalnya. Hal ini berbanding lurus dengan besarnya arus pada saat start, walaupun terjadi dalam waktu yang singkat, tapi untuk motormotor besar hal ini bisa mengganggu jaringan power supplai dan motor itu sendiri. Untuk mengatasi dampak ini dapat dilakukan dengan pemilihan system tegangan yang tepat, memperbesar ukuran kabel dan pemilihan sisitem start yang tepat. Metode start yang umum pada motormotor listrik terdiri dari dua bagian yakni : 1. Starting dengan tegangan penuh dari jaringan, starting ini menggunakan tegangan penuh dari power supply yang langsung dihubungkan dengan terminal motor. Metode starting ini sering disebut DOL Starting Direct On Line Starting. 2. Starting dengan penurunan tegangan. Berdasarkan buku kontrak AC motor shall be suitable for 3 phase 50 HZ supply and unless otherwise specified or approved, shall be squirrel cage induction type suitable for direct on line starting. Dari

keterangan ini, motor induksi yang terpasang dapat beroperasi start normal dengan sisitem DOL. Namun system DOL ini memiliki kelemahan dimana arus start nya antara ( 57) X arus beban penuh motor. System dol cocok diterapkan pada motormotor kecil antara 7.5 KW hingga 22 KW, jika ingin diterapkan pada motormotor yang lebih besar maka perlu dipastikan bahwa arus setartnya tidak menggangu kestabilan jaringan power supplai, karna arus startnya yg begitu tinggi Gambar start langsung pada motor ( DOL start) Motormotor besar sangat diharapkan terpasang pada busbar tegangan menengah, karena arus beban penuhnya akan lebih kecil jika dibandingkan dengan motor besar yang dipasang pada busbar tegangan rendah,yang mana arus beban penuhnya jauh lebih besar. Karena semakin kecil arus beban penuh berarti semakin kecil juga arus startnya. Berdasarkan buku kontrak starting current for motor rated above 40 KW shall not exceed the value given in IEC 3412 ( starting performance of single speed three phase cage induction motor. Pada IEC 3412 ini tidak ada diatur masalah pembagian motor

motor menengah dan motormotor rendah dan juga tidak ada diatur masalah arus start pada motor, yang diatur adalah system design dari motor yang dikaitkan dengan kondisi torque start pada motor dan locked rotor apparent power ( daya yang timbul pada awal start). Torque start pada motor dapat dibagi menjadi : Rated torque (Tn) : torsi yang bekerja dalam kondisi beban normal Locked rotor torque ( T1 ) : torsi yang timbul pertama kali, sewaktu motor distart Breakdown torque ( Tb) : torsi terbesar yang muncul pada saat start motor, sebelum mencapai torsi normal Pull up torque ( Tu) : torsi terendah yang muncul, antara periode rated torque ke breakdown torque. Dari kondisi torque start ini lah ditentukan design dari motor yaitu: Design N (DOL start),normal start torque, dengan 2,4,6,8 kutub, kelas motor 0,4 KW ke 1600 KW Design NY : sama dengan kelas N namun dengan system star/ delta start Design H ( DOL start): start torque yang tinggi, dengan 4,6,8 kutub, kelas motor 0,4 KW ke 1600 KW tetapi pada frkuensi 60 HZ Design HY: sama dengan design H, namun dengan star/delta start System start dengan start/ delta adalah salah satu jenis dari sistm start dengan reduced voltage Pada awal start motor juga menghasilkan torque yang tinggi bisa mencapai (1.5 4 ) X torque normal. Besar dari torque motor ini tergantung dari kapasitas dari motor. Untuk motormotor dibawah 30 KW, antara (2.53) X torque normal. Untuk motormotor diatas 250

KW antara (22.5)X torque normal. Kecendrungan motormotor besar memiliki start torque yang kecil, bahkan terkadang bisa dibawah torque normal. Untuk Indonesia dengan frekuensi 50 HZ design yang digunakan yakni design N dan NY. Pada IEC 3412 ini dibatasi system start dengan DOL dan Star/Delta dan tidak ada keterangan tentang system reducing voltage start yang lain, seperti soft starting : auto transformer start: start dengan resistor.pada IEC ini rating motor antara 0.4 KW hingga 1600 KW dan tidak ada acuan menentukan 150 KW sebagai motor Low Voltage atau motor medium voltage. Dan tidak ada acuan tentang design motormotor diatas 1600 KW. Berdasarkan table 2 dari IEC 6003412 Maximum Value of locked Rotor Apparent power for design N dan H Range of rated output KW 6.3<Pn 25 25 < Pn 63 63< Pn 630 630 < Pn 1600 S1/Pn 12 11 10 9 S1 : Locked Rotor Current ( daya yang muncul pertama kali sewakru start) Pn : daya normal motor Dari table diatas menggambarkan harga maksimun antara perbandingan daya sewaktu start dengan daya normal dalam satuan KW.Dari table ini terlihat tidak ada ketegasan membedakan rating motor MV dengan LV.

Bardasarkan standar NEMA locked Rotor Current NEMA MG 1 horsepower 50 HZ 380 Volt Locked rotor Current ampere Design letter (Kva/hp) 100 125 150 200 965 1207 1441 1927 B,C,D,E B,C,D,E B,C,D,E B,C,E * Locked Rotor Current adalah arus yang muncul pertama kali saat motor di start. Dari data table diatas menunjukkan, semakin besar kapasitas motor, maka semakin besar arus Locked Rotor nya. Untuk melakukan pendekatan tentang motor MV dan LV dilakukan dengan perhitungan Sebagai contoh kalkulasi Horsepower konversi ke KW yakni : KW = 0.746 X HP 200 HP setara dengan 149.2 KW ( kva / hp) xhpx1000 Formula Locked Rotor Current ampere = 1.73xV maka untuk 200 HP secara calculationnya design letter (kva/hp) diambil harga 4.5

4.5x200x1000 = 1300. 578 Ampere, jauh dibawah harga standarnya 1927 1.73x400 Ampere. Jadi harga Locked Rotor Current diatas adalah harga maksimal yang diijinkan. hpx746 Arus normalnya = Ampere, jika efesiensinya 95% dan 1.73XVXpfXefesiensi cos q 0.85 maka arus normalnya = =267 Ampere. 200x746 Ampere yaitu 1.73X 400X 0.85X 0.95 Pada motor listrik dengan start DOL, arus start maksimun terjadi pada locked rotor current, yang mana arusnya bisa mencapai 7 kali arus normal. Pada system reduced voltage, arus locked rotor current antara (24) kali arus normal. Dari kasus diatas arus normal 267 Ampere, jika dengan system DOL, maka arus startnya 7 X 267 = 1869 A ( hasil ini terbukti dengan data table, nilainya masih dibawah 1927 A). Jika dengan system reduced voltage 4 X 267 = 1068 A ( Arus locked rotor currentnya lebih rendah dengan system start DOL) Jika motor 260 HP ( 193.96 MW),dengan power factor 0.85 dan efesiensinya 95% digantungkan pada busbar 400 V, maka arus normalnya 260X 746 = Ampere 1.73X 400X 0.85X 0.95 =347.1 Ampere Jika motor ini distart dengan system DOL maka arus startnya, = 341.1 X 7 Ampere = 2429.74 Ampere. Jika distart dengan system reduced voltage, arus locked startnya 341.1 X 4 Ampere = 1364.4 Ampere Melihat perhitungan sederhana ini dimana motor 260 HP ( katagori motor MV) dimana arus locked rotornya 1364.4 Ampere dibawah

1927 Ampere( batas tertinggi Locked current rotor 200 HP), maka dapat dinyatakan motor 260 HP memenuhi sarat untuk dihubungkan dengan sumber tegangan 400 V melalui start reduced voltage * mengacu kependekatan kalkulasi ini, menunjukkan bahwa motor MV 260 HP dapat digantungkan pada tegangan rendah dengan cara reduced voltage start. Jika motor 260 HP digantungkan pada busbar 6.3 KV, dengan power factor yang sama dan efesiensi yang sama. 260X 746 Arus normalnya = =22.03 Ampere 1.73X 6300X 0.85X 0.95 Jika distart dengan system DOL maka arus Locked Rotor nya =22.03 X 7 Ampere =154.26 Ampere. Jika distart dengan system reduced voltage maka locked Rotor Current nya = 22.03 X 4 Ampere =88.15 Ampere Dari perhitungan diatas menunjukkan bahwa motor 260 HP, masih dapat digantungkan pada busbar 400 V, namun arus normal yang besar menyebabkan arus start yang besar, membutuhkan penampang penghantar yang besar dan dengan arus yang besar menyebabkan rugurugi pada penghantar lebih besar. Ketika motormotor besar ini digantungkan pada system 6.3 KV, arus normal yang mengalir lebih kecil,sehingga arus start juga lebih kecil,penampang kabel yang lebih kecil dan rugirugi penghantar juga lebih kecil

Berdasarkan NEMA standart NEMA MG 10 Energy Management Guide For Selection and Use of Fixed Frequency Medium AC SquirrelCage Polyphase Induction Motor mengklasifikasikan tegangan menengah sebagai berikut. Rating motor dalam HP 125 150 200 250 350 500 Putaran dalam RPM 451514 51560 601720 721900 9011200 12013600 *125 HP setara dengan 93.25 KW *500 HP setara dengan 373 KW Dari keterangan table ini NEMA menjelaskan MV motor mulai dari rating 93.25 KW sampai 373 KW. Namun dari table ini tidak dijelaskan Motormotor tegangan menengah disuplai dari tegangan menengah atau tegangan rendah

Berdasarkan Tabel kelas motor dari scheider electric electrical Instalation guide 2008 Kapasitas motor (KW) Arus pada 400 V(Ampere) Arus pada 6.9 KV (Ampere) 150 160 185 200 220 250 315 335 400 500 560 630 710 800 900 1000 280 350 430 540 610 690 1478 1652 1844 2070 2340 2640 2910 162 203 250 313 354 400 493 551 615 690 780 880 970 Dari table ini scheider electric, membuka ruang untuk motormotor kelas menengah 160 KW, 200 KW dan 250 KW hingga 1000 KW digantungkan pada jaringan 400V

Berdasarkan Tabel standart 50 HZ nameplate Motor polyphase dari buku GE Industrial System AC Motor Selection and Application Guide Sistem Tegangan Motor listrik dibawah 125 HP( 93.25 KW),dalam satuan Volt 200 220 380 415 440 550 3000 Sistem Tegangan Motor Listrik diatas 125 HP(93.25 KW), dalam satuan Volt 380 415 440 550 3000 Dari table diatas dibuka peluang motormotor listrik diatas 93.25 KW digantungkan pada tegangan rendah 380 V. Berdasarkan table dari buku The Motor Guide, ABB Motor ABB Motor is Avalaible in these Voltage range Motor size ( KW) Voltage (Volt) (50 HZ) 63100 2202440 (deltha) 380480 (Why) 112132 220 ( deltha) 380480 (why)

160400 220240(deltha) 380480(why) * ABB membuka ruang untuk motormotor kelas 160 KW sampai 400 KW dihubungkan ke tegangan rendah. Berdasarkan MILITARY HANDBOOK, Steam Power PlantFossil Fueled (UFC3 54002N 16 January 2004) Voltages for station service power supply within steam electric,generating stations are related to motor size and, to a lesser extent, distances of cable runs. Motor sizes for draft fans and boiler feed pumps usually control the selection of the highest station service power voltage level. Rules for selecting motor voltage are not rigid but are based on relative costs. For instance, if there is only one motor larger than 200 hp and it is, say, only 300 hp, it might be a good choice to select this one larger motor for 460 volts so that the entire auxiliary power system can be designed at the lower voltage. Dari keterangan handbook ini, bahwa pemilihan system tegangan pada unit auxiliary pembangkit berkaitan dengan ukuran motormotor nya. Motor IDF dan BFP biasanya menjadi penentu pemilihan system tegangan pada unit auxiliary. Aturan untuk memilih system tegangan motor tidak kaku dan berkaitan dengan efesiensi harga. Jika hanya ada satu motor besar saja ( diatas 200 HP), motormotor besar ini dapat digantungkan pada tegangan rendah, sehingga busbar system auxiliary berdesain tegangan rendah. Hal ini juga untuk mengurangi biaya pembangunan pembangkit. Sejauh ini belum ada standart yang dengan tegas menyatakan bahwa motormotor diatas 150 KW wajib digantungkan ditegangan menengah,contohnya pada PLTU Labuhan Angin 2 X 115 MW, Motor OCCW, Motor High Pressure Pump, Motor Electric untuk hydrant yang ratingnya antara 150 KW hingga 200 KW digantungkan ditegangan rendah 400 VAC. Kondisi

PLTU LA 2 X 115 MW sama dengan system design pada Singrauli,Pradesh India Super Thermal Power Station 5 X 200 MW Unit Auxiliary Power distribution System. For supplying power for to these unit Auxiliaries the generator is connected to generator transformer through isolated phase busduct and also through nos of unit auxiliary transformer which step down the voltage to 6.6 KV. The UAT are connected unit 6.6 KV bus system by 2500 A, 6,6 KV busduct.each transformer is connected to unit buses A and b. Medium voltage MOCB switchgear is used for feeding power to motor rated above 200 KW. Dari keterangan ini motormotor 200 KW dihubungkan ke Medium Voltage. Dan berdasarkan data beberapa manufacture juga mengijinkan motormotor 150 KW hingga 400 KW dihubungkan dengan tegangan menengah.namun untuk kehandalan jelas motormotor listrik diatas 150 KW lebih diinginkan dihubungkan ke tegangan menengah. Keuntungan bila MV motor dihubungkan ke LV Busbar MV motor dihubungkan ke tegangan rendah biaya instalasinya akan lebih murah, hal ini karena system isolasi LV jauh lebih murah dibandingkan MV Kerugiannya bila MV motor dihubungkan ke LV Arus start yang lebih tinggi, hal ini menyebabkan drop voltage yang lebih tinggi sewaktu start, kemungkinan meganggu kestabilan power supply lebih besar. Arus normal yang mengalir lebih besar sehingga rugirugi yang timbul dipenghantar lebih besar. Yang menjadi masalah ketika motormotor MV dihubungkan ke LV busbar adalah arus startnya yang besar, namun arus start yang besar ini dapat dikurangi dengan menggunakan start reduced viltage.

Keuntungan bila MV motor digantungkan ke MV busbar Arus startnya lebih kecil,hal ini menyebabkan drop voltage yang timbul sewaktu start menjadi lebih kecil. Arus normal yang mengalir lebih kecil sehingga rugirugi dibelitan motor juga lebih kecil. Kerugian bila MVmotor digantungkan ke MV busbar Biaya instalasinya lebih mahal,karena biaya pengadaan isolasinya jauh lebih mahal. Berdasarkan data untuk mengurangi biaya instalasi, memungkinkan motormotor 150 KW hingga 400 KW dihubungkan ketegangan rendah,apalagi dengan adanya start reduced voltage yang dapat mengurangi arus start hingga 2 kali arus beban penuh. Namun untuk lebih handal motormotor diatas 150 KW diharapkan dapat dihubungkan pada busbar Medium voltage.