PENGARUH PEMBERIAN Saccharomyces cerevisiae DAN Lactobacillus bulgaricus TERHADAP TITER ANTIBODI DAN PERTUMBUHAN PASCA VAKSINASI HOG CHOLERA PADA BABI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Indonesia Medicus Veterinus Oktober (5) : pissn : ; eissn :

Deteksi Antibodi terhadap Virus Classical Swine Fever dengan Teknik Enzyme-Linked Immunosorbent Assay

METODOLOGI PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat Penelitian

Pemberian Ivermectin Sebelum Vaksinasi Hog Cholera Menekan Pembentukan Antibodi

RESPON IMUN ANAK BABI PASCA VAKSINASI HOG CHOLERA DARI INDUK YANG TELAH DIVAKSIN SECARA TERATUR ABSTRAK

RIWAYAT HIDUP. Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar pada tahun 2005 di SDN 1

PERBANDINGAN UJI HI DAN ELISA UNTUK MENGUKUR MATERNAL ANTIBODI ND PADA ANAK AYAM

MATERI DAN METODA. Kandang dan Perlengkapannya Pada penelitian ini digunakan dua kandang litter sebesar 2x3 meter yang

MATERI DAN METODA Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Penelitian Hewan Percobaan Vaksin AI-ND Pakan Kandang dan Perlengkapannya

HOG CHOLERA TER ANTIBODI HOG CHOLERA SKRIPSI. Oleh NIM

METODELOGI PENELITIAN

ABSTRAK. PENGARUH LENDIR Abelmoschus esculentus (OKRA) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL TIKUS WISTAR JANTAN MODEL TINGGI LEMAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Parasitologi Veteriner dan

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... PRASYARAT GELAR... LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENETAPAN PANITIA PENGUJI... UCAPAN TERIMAKASIH... ABSTRACT...

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Metodologi

PERBANDINGAN TITER ANTIBODI HOG CHOLERA PADA BERBAGAI TINGKATAN UMUR BABI PASCA VAKSINASI PEST-VAC SKRIPSI

ABSTRAK PERBEDAAN JUMLAH KOLONI BAKTERI AEROB DI RONGGA MULUT SEBELUM DAN SESUDAH MENGKONSUMSI YOGHURT

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan September-Oktober 2013.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peternakan babi berperan penting dalam meningkatkan perekonomian

LAMPIRAN A KOMPOSISI PREMIX DAN KOMPOSISI PAKAN NORMAL BR 1. Premix (PT. Eka Farma, Medan)

DETEKSI ANTIBODI ANTI- Escherichia coli K99 DI DALAM SERUM INDUK SAPI FRIESIAN HOLSTEIN BUNTING POST VAKSINASI E. coli DENGAN TEKNIK ELISA

ABSTRAK. Kata Kunci : Bursa Fabrisius, Infectious Bursal Disease (IBD), Ayam pedaging

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

ABSTRAK. Pembimbing I : Dr. Meilinah Hidayat, dr., M.Kes Pembimbing II : Hartini Tiono, dr., M.Kes

LAPORAN GAMBARAN DURATION OF IMMUNITY VAKSIN RABIVET 92. Pusat Veterinaria Farma ABSTRAK

PENAMBAHAN DAUN KATUK

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Perlakuan terhadap Volume Usus Besar Pasca Transportasi

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini mencakup ruang ilmu : Anestesiologi,

METODE PENELITIAN. Metode Penelitian

Deskripsi. IMUNOGLOBULIN YOLK (IgY) ANTI Canine parvovirus MURNI UNTUK TERAPI INFEKSI VIRUS PARVO PADA ANJING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Maternal antibodi atau yang bisa disebut maternally derived antibodies atau

ABSTRAK EFEK PEMBERIAN EKSTRAK FLAXSEED

ABSTRAK PENGARUH BAKTERI PROBIOTIK TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI INTESTINAL SECARA IN VITRO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III MATERI DAN METODE. Diponegoro, Semarang. Kegiatan penelitian berlangsung dari bulan Mei hingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PENAMBAHAN UMBI GARUT

ABSTRACT THE EFFECT OF OLIVE OIL ADDITION INTO OATMEAL IN LOWERING BLOOD TOTAL CHOLESTEROL AND LDL (LOW DENSITY LIPOPROTEIN) IN WISTAR STRAIN RAT

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test. Randomized Control Group Design.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Gizi dan Biokimia.

BAB I PENDAHULUAN. Ketahanan pangan rumah tangga sangat penting dalam memantau. rumah tangga yang mengalami masalah kekurangan pangan secara terus

BAB III METODE PENELITIAN. test only control group design. Pengukuran awal tidak dilakukan karena dianggap sama untuk

DETEKSI KEBERADAAN ANTIBODI ANTI H5N1 MENGGUNAKAN METODE ENZYME-LINKED IMMUNOSORBENT ASSAY (ELISA) PADA SERUM SAPI YANG DIVAKSINASI H5N1 NOVIYANTI

ABSTRAK EFEK PEMBERIAN KALSIUM DAN VITAMIN D3 TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIINDUKSI PAKAN TINGGI LEMAK

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Hewan coba Metode Penelitian 1 Isolasi dan Produksi Antigen E/S Fasciola gigantica

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorium dengan

EFEK CENDAWAN ULAT CINA

ABSTRAK. EFEK ANTIDIARE EKSTRAK ETANOL RIMPANG KUNYIT (Curcuma domestica Val.) PADA MENCIT SWISS WEBSTER JANTAN

ABSTRAK PENGARUH KALSIUM TERHADAP KADAR KOLESTEROL DARAH TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

SKRIPSI TRESNA SARI PROGRAM STUD1 ILMU NUTFUSI DAN MAKAWAN TERNAK

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya ilmu Biokimia dan Farmakologi.

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN A.

Pemakaian Asam Organik dan Anorganik sebagai Acidifier berpengaruh Positif terhadap Performan Anak Babi Pasca Sapih

BAB IV METODE PENELITIAN. digunakan adalah penelitian Posttest Only Control Design ( Gliner,2000 ) dengan kultur in

BAB III METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN. masyarakat. Permintaan daging broiler saat ini banyak diminati oleh masyarakat

GAMBARAN RESPON KEBAL TERHADAP INFECTIOUS BURSAL DISEASE

ABSTRAK. EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava Linn.) DALAM MENURUNKAN KADAR TRIGLISERIDA TIKUS WISTAR JANTAN

PENGARUH PENAMBAHAN KACANG KEDELAI ( Glycine max ) DALAM PAKAN TERHADAP POTENSI REPRODUKSI KELINCI BETINA NEW ZEALAND WHITE MENJELANG DIKAWINKAN

ABSTRAK. PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava Linn.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL TIKUS Wistar JANTAN

ABSTRAK. Aldora Jesslyn O., 2012; Pembimbing I : Penny Setyawati M, dr., Sp.PK, M.Kes. Pembimbing II : Sijani Prahastuti, dr., M.Kes.

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorik dengan rancangan penelitian pretest and posttest with control

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK PENGARUH AIR SEDUHAN BEKATUL TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA SERUM TIKUS WISTAR YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan post

ABSTRAK. EFEK JUS BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP BERAT BADAN MENCIT Swiss Webster JANTAN

RINGKASAN. Kata kunci : Titer antibodi ND, Newcastle Disease, Ayam Petelur, Fase layer I, Fase Layer II

BAB IV METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober 2011, di

ABSTRAK PENGARUH KALSIUM TERHADAP PENGHAMBATAN KENAIKAN BERAT BADAN TIKUS GALUR WISTAR JANTAN YANG DIBERI PAKAN TINGGI LEMAK

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan post test and controlled group design terhadap hewan uji. Postest untuk

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang ilmu Biokimia dan Farmakologi.

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK. Xylitol, populasi bakteri aerob, plak gigi.

BAB I PENDAHULUAN. dimana sebagian besar kematian terjadi akibat komplikasi dehidrasi. Sejak tahun

BAB I PENDAHULUAN. pengolahan susu dengan bantuan mikroba untuk menghasilkan berbagai produk

ABSTRAK. EFEK ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL BAWANG PUTIH (Allium sativum Linn.) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli SECARA IN VITRO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang secara ekonomi paling penting pada babi di dunia (Fenner et al., 2003)

PRODUKSI ANTIBODI POLIKLONAL ANTI H5N1 PADA MARMOT (Cavia porcellus) YANG DIVAKSINASI DENGAN VAKSIN AVIAN INFLUENZA H5N1 DAN H5N2 KUNTO WIDYASMORO

PERTUMBUHAN DAN KONVERSI PAKAN ULAT TEPUNG (Tenebrio molitor L.) PADA KOMBINASI PAKAN KOMERSIAL DENGAN DEDAK PADI, ONGGOK DAN POLLARD

PRODUKTIVITAS KARKAS DAN KUALITAS DAGING SAPI SUMBA ONGOLE DENGAN PAKAN YANG MENGANDUNG PROBIOTIK, KUNYIT DAN TEMULAWAK

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III METODE PENELITIAN. variasi suhu yang terdiri dari tiga taraf yaitu 40 C, 50 C, dan 60 C. Faktor kedua

BAB III METODE PENELITIAN. eskperimental laboratorik dengan rancangan pre test and post test with control

ABSTRAK. EFEK GASTROPROTEKTIF JUS BUAH JERUK LEMON (Citrus limon (L.) Burm.f.) PADA TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIINDUKSI ASPIRIN

PERBEDAAN EFEKTIFITAS ANTARA KEJU CHEDDAR DAN YOGHURT PLAIN TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI STREPTOCOCCUS MUTANS SECARA IN VITRO

PENAMPILAN PRODUKSI AYAM BROILER YANG DIBERI TEPUNG GAMBIR (Uncaria Gambir Roxb) SEBAGAI FEED ADDITIVE DALAM PAKAN.

ABSTRAK. EFEK GASTROPROTEKTIF AIR PERASAN DAUN PISANG (Musa paradisiaca L.) PADA TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIINDUKSI ASPIRIN

ABSTRAK. Pembimbing II: Lusiana Darsono, dr., M.Kes

Transkripsi:

Tersedia daring pada: http://ejurnal.undana.ac.id/jvn PENGARUH PEMBERIAN Saccharomyces cerevisiae DAN Lactobacillus bulgaricus TERHADAP TITER ANTIBODI DAN PERTUMBUHAN PASCA VAKSINASI HOG CHOLERA PADA BABI Nina Inocensia Welndy 1, Maxs Urias Ebenhaezer Sanam 2, Yohanes T.R.M.R. Simarmata 3 1 AProgram Studi Kedokteran Hewan, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Nusa Cendana, Kupang NTT 2 Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Nusa Cendana, Kupang NTT 3 Departemen Klinik, Reproduksi, Patologi dan Nutrisi, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Nusa Cendana, Kupang NTT Riwayat Artikel: Diterima: 5 Februari 2019 Direvisi: 15 Agustus 2019 Disetujui: 12 Januari 2020 Keywords: Classical swine fever, Growth, Hog cholera, Probiotic, Vaccination, Abstract Korespondensi: nina.inocensia.welndy@gmail.com Classical Swine Fever (CSF) or hog cholera caused by classical swine fever virus (CSFV) is an important infectious disease in domestic pigs and wild pigs because this disease has a high mortality and morbidity rate in susceptible livestock. One effective way to prevent the spread of hog cholera is to vaccinate at the age of 30 days or 43 days, which is the weaning age of pigs. Weaning age is a critical time in a production system because of disturbances in nutrition, the immune system and the physiological system. A probiotic diet such as Saccharomyces cerevisiae and Lactobacillus bulgaricus was done to minimize losses. This study aims to determine the response of antibody titres to hog cholera vaccination and to determine the growth rate of body weight among pigs after giving S. cerevisiae and L. bulgaricus as additional feed. The research sample of 27 pigs aged one month were divided into three groups, namely group A without giving probiotics as control, group B for pigs with S. cerevisiae yeast flour (50mg / kgbb) and group C for pigs with L fermentation.. bulgaricus (3ml / kgbw). Serum samples for ELISA test were collected on day 0 and day 21 after vaccination. There was no significant difference (P> 0.05) in the antibody response before and after vaccination between S. cerevisiae and L. bulgaricus supplemental feeding due to high maternal antibodies. Body weight growth after giving S. cerevisiae yeast flour showed a significant difference (P <0.05) at day 0 to day 14 and day 14 to day 28 but did not show a significant difference (P > 0.05). 161

PENDAHULUAN Classical Swine Fever (CSF) atau hog cholera adalah penyakit infeksius penting pada babi yang disebabkan oleh classical swine fever virus (CSFV) yang masuk dalam genus Pestivirus dan famili Flaviviridae (Ratundima et al., 2012). Penyakit ini merupakan salah satu penyakit virus penting pada babi domestik maupun babi liar (Sus domestica dan Sus scrofa) karena penyakit ini memiliki tingkat mortalitas dan morbiditas yang tinggi pada ternak yang rentan. Salah satu cara yang efektif untuk mencegah penyebaran penyakit hog cholera adalah dengan melakukan dan stamping out (Ratundima et al., 2012). Meskipun usaha eradikasi hog cholera seperti, pengaturan lalu lintas ternak dan peningkatan kesadaran masyarakat giat dilaksanakan oleh pemerintah namun jumlah kejadian hog cholera masih terbilang cukup tingg sehingga perlu dilakukan pengujian protektifitas hog cholera dengan melihat titer antibodi protektif individu pasca (Galingging, 2015) menggunakan tes serologis Enzyme Linked Immuno Assay (ELISA). Menurut Tizard (2000), pembentukan titer antibodi protektif individu dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain umur babi pada saat di, status maternal, status nutrisi, status kesehatan dan tingkat stress hewan saat di. Vaksinasi hog cholera dapat diberikan pada usia 30 hari atau 43 hari (Merial, 2012) yang merupakan usia penyapihan ternak babi. Usia penyapihan merupakan waktu kritis dalam suatu sistem produksi ternak babi karena terjadinya penurunan asupan pakan, diare akut dan penurunan berat badan akibat gangguan nutrisi, sistem imun dan sistem fisiologis (Jiang, et al., 2015). Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalisir kerugian yaitu dengan melakukan diet probiotik. Probiotik seperti Saccharomyces cerevisiae dan Lactobacillus sp didefinisikan sebagai imbuhan pakan berupa satu atau gabungan mikroba hidup yang menguntungkan dan mempengaruhi peningkatan pencernaan dan penyerapan nutrisi (Chukeatirote, 2003). METODOLOGI Sampel Penelitian Sampel penelitian yang digunakan sebanyak 27 ekor ternak babi berumur satu bulan yang berasal dari daerah Kabupaten Kupang dan belum pernah diberi vaksin hog cholera. Materi Bahan penelitian yang digunakan yaitu sampel serum, alkohol 70%, vaksin Pestiffa dosis 50 ml, akuades steril, gloves, masker, vacutainer tube plain 5 ml, venoject needle, single use syringe 3 ml, vacu needle 22G, yoghurt Lactobacillus bulgaricus, tepung ragi Sacharomyces cerevisiae, reagensia dari CSFV Antibody C-ELISA Kit (Jeno Tech, Korea) yang terdiri dari larutan pengencer buffer, larutan pencuci, TMB substrat dan larutan penyetop; microplate 96 well yang dilapisi antigen virus HC, larutan konjugat, kontrol serum babi positif dan kontrol serum babi negatif. Alat yang digunakan adalah micropipette tips, holder, coolbox, tissue roll, kertas stiker, kapas higienis, pipet tetes, eppendorf, PrioCHECK CSFV Antibodi ELISA Kit, multichannel pipet, monopipet, komputer, ELISA reader dan timbangan berat badan. Perlakuan Ternak babi dibagi menjadi tiga kelompok perlakuan yaitu kelompok A tanpa pemberian probiotik sebagai kontrol, kelompok B untuk ternak babi dengan pemberian tepung ragi S. cerevisiae dengan dosis 50mg/kgBB dan kelompok C untuk ternak babi dengan pemberian fermentasi L. bulgaricus 3ml/kgBB. Vaksinasi dilakukan menggunakan vaksin Pestiffa pada usia kurang lebih 6 minggu atau 14 hari pasca perlakuan. Sampel serum dikoleksi sebelum dilakukan dan hari ke-21 pasca pemberian. Sampel darah dikoleksi dari vena jugularis babi dan ditampung dalam tabung venoject tanpa antikoagulan hingga darah menjendal. Sampel serum dipisahkan menggunakan mikropipet, ditampung pada tabung mikro eppendorf dan disimpan pada suhu -20ºC sampai digunakan. ELISA 162

Spesimen berupa serum beku yang dimasukkan dalam tabung eppendorf dicairkan dalam suhu kamar 25-28 C. Larutan pengencer sampel sebanyak 50 µl diteteskan pada mikrotiter plat yang sudah dilapisi antigen (CSFV E2) menggunakan multichannel pipet. 50 µl sampel serum ditambahkan pada lubang mikroplate A1 hingga G6 sedangkan pada lubang G7-8 ditambahkan 50 µl kontrol serum positif dan lubang H1-2 ditambahkan 50 µl kontrol serum negatif. Plate diinkubasi pada suhu kamar (15ºC-27ºC) selama 60 menit. Plate kemudian dicuci sebanyak tiga kali dengan 300 µl larutan pencuci buffer untuk tiap-tiap lubang dan sisa buffer dibuang bersih. Ditambahkan 100 µl konjugat pada semua lubang plate dan diinkubasi kembali pada suhu kamar selama 30 menit. Plate kemudian dicuci kembali sebanyak tiga kali dengan 300 µl larutan pencuci buffer untuk tiaptiap lubang dan sisa buffer dibuang bersih. Semua lubang plate ditambahkan 100 µl larutan substrat TMB dan diinkubasi selama 15 menit kemudian diamati perubahan warna yang terjadi. 50 μl stop solution ditambahkan kedalam semua lubang, kemudian microplate dibaca di microplate reader dengan panjang gelombang 450 nm hingga didapatkan nilai OD dari tiap sampel. Data angka yang diperoleh dari microplate reader disusun sesuai data serum asal. Dihitung nilai rata-rata OD kontrol serum positif dan OD kontrol serum negatif, dengan OD kontrol serum positif harus kurang dari 0,20 dan OD kontrol serum negatif harus lebih besar dari 0,50. Validasi persentase hambatan (PI) dari sampel serum dihitung menurut rumus sebagai berikut; Nilai PI menggambarkan kandungan antibodi hog cholera dalam serum. Apabila nilai PI kurang dari 40% maka serum mengandung antibodi dalam jumlah yang sedikit sehingga sampel dinyatakan negatif atau tidak protektif dan jika nilai PI lebih dari 40% maka serum mengandung antibodi dalam jumlah yang banyak sehingga sampel dinyatakan positif atau protektif. Analisis Data Data nilai rata-rata titer antibodi dan pertambahan berat badan harian dibuat dalam bentuk tabel dan diuji secara statistik menggunakan SPSS 20. Hubungan adanya antibodi hog cholera antara kelompok perlakuan dianalisa secara statistik dengan uji Analysis of variance (ANOVA) atau analisis keragaman untuk melihat ada tidaknya pengaruh perlakuan terhadap variabel yang diteliti dan apabila terdapat perbedaan yang nyata antara perlakuan maka akan dilakukan uji lanjut dengan menggunakan uji beda nyata terkecil (LSD). Perbandingan titer antibodi babi dari setiap perlakuan digunakan uji T berpasangan (Paired-Samples t test). Data nilai rerata pertambahan berat badan harian tidak terdistribusi sempurna sehingga hubungan rerata pertambahan berat badan harian antara kelompok perlakuan dianalisa secara statistik menggunakan uji Kruskall-Wallis dan jika terdapat perbedaan yang bermakna akan diuji lanjut menggunakan uji Mann Whitney U Test. Perbandingan berat badan harian antara waktu perlakuan dalam satu kelompok digunakan uji Willcoxon. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengujian secara serologi menggunakan metode competitive ELISA terhadap 54 sampel dari tiga kelompok perlakuan yaitu kelompok A (kontrol), kelompok B (Sacharomyces cerevisiae 50mg/kg BB) dan kelompok C (Lactobacillus bulgaricus 3ml/kg BB) dengan masing-masing perlakuan sebanyak 9 ekor ternak babi disajikan dalam tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata nilai optical density (OD) pada anak babi sebelum (hari ke-0) dan sesudah (hari ke-21) A B Kelompok Sebelum Perlakuan Sesudah Rerata 0,56 0,47 b Deviasi 0,117 0,065 Rerata 0,21 0,40 ab Deviasi 0,167 0,135 Rerata 0,36 0,44 b C Deviasi 0,099 0,089 Keterangan : a = Terdapat beda secara bermakna (p<0,05) antara perlakuan dalam kelompok b = Tidak terdapat beda secara bermakna (p<0,05) antara kelompok dalam perlakuan 163

Tabel 2. Rerata nilai Persentase Inhibisi (%) pada anak babi sebelum (hari ke-0) dan sesudah (hari ke-21) Perlakuan Kelompok Sebelum Sesudah A Rerata 22,32 39,85 b %positif 11,11 44,44 B Rerata 88,40 53,57 a b C %positif 88,89 66,67 Rerata 59,34 44,66 b %positif 77,78 66,67 Keterangan : a = Terdapat beda secara bermakna (p<0,05) antara perlakuan dalam kelompok b = Terdapat beda secara bermakna (p<0,05) antara kelompok dalam perlakuan 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 22.32 Gambar 1. Nilai rerata kandungan antibodi hog cholera (PI) pada anak babi sebelum dan sesudah Hasil uji ANOVA menunjukkan tidak terdapat perbedaan titer antibodi sebelum maupun sesudah antara kelompok kontrol dengan kelompok Sacharomyces cerevisiae maupun kelompok Lactobacillus bulgaricus. Namun berdasarkan nilai rerata titer antibodi sebelum antara tiap kelompok memiliki nilai yang berbeda. Kelompok A memiliki nilai rerata OD 0,567 yang menunjukkan bahwa serum tidak mengandung RERATA NILAI PERSENTASE INHIBISI (PI) PADA ANAK BABI SEBELUM DAN SESUDAH VAKSINASI 39.85 88.4 53.57 59.34 44.66 A B C Sebelum Vaksinasi Sesudah Vaksinasi titer anti bodi atau negatif hog cholera (> 0,50) sesuai dengan nilai PI yang tidak protektif (< 40%) yaitu 22,32%. Kelompok B dan C memiliki rerata nilai OD masing-masing 0,214 dan 0,369 yang menunjukkan bahwa serum memiliki kandungan anti bodi hog cholera namun masih dalam jumlah sedikit (0,2 < > 0,5) meskipun memiliki nilai PI yang protektif (> 40%) yaitu 88,40% dan 59,34%. 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 RERATA NILAI OPTICAL DENSITY (OD) PADA ANAK BABI SEBELUM DAN SESUDAH VAKSINASI 0.567 0.473 0.214 0.369 Gambar 2. Grafik nilai rerata kandungan antibodi hog cholera (OD) pada anak babi sebelum dan sesudah Kandungan titer anti bodi pada serum dalam jumlah sedikit (0,2 < > 0,5) sebelum disebabkan oleh antibodi maternal. Antibodi maternal merupakan antibodi yang diturunkan dari induk babi kepada anaknya melalui kolostrum. Berdasarkan hasil wawancara kepada karyawan UPT Pembibitan Tarus, jadwal induk babi rutin dilakukan tiap setiap 6 bulan sekali sehingga menyebabkan tingginya titer antibodi pada kelompok B dan C. Hal ini sesuai dengan Vandeputte (2001) yang mengatakan antibodi maternal pada anak babi yang induknya divaksin secara baik akan bertahan sampai umur 7 minggu dan akan berkurang (menurun) secara periodik seiring bertambahnya umur babi. Nilai rerata titer antibodi pada ternak babi setelah antara tiap kelompok memiliki nilai yang berbeda. Pada kelompok A nilai rerata OD menurun dari 0,567 menjadi 0,473 dan rerata nilai PI meningkat dari 22,32% menjadi 39,85%. Meskipun 0.4 A B C Sebelum Vaksinasi Sesudah Vaksinasi 0.447 164

titer antibodi pada minggu ketiga pasca mengalami perubahan, namun belum mencapai nilai titer antibodi positif (< 0,20) dan tingkat protektif yaitu >40%. Titer antibodi pasca hog cholera akan terbentuk sempurna pada hari ke 28 hingga terbentuk sempurna pada hari ke 42 pasca (Freitas, 2009). Nilai rerata OD pada kelompok B dan C mengalami peningkatan pasca yaitu 0,4 dan 0,447 yang menunjukkan bahwa titer antibodi dalam serum menjadi lebih sedikit sehingga mendekati titer antibodi negatif (> 0,50). Setelah, nilai PI mengalami penurunan dari 88,40% dan 59,34% menjadi masing-masing 53,57% dan 44,66%. Penurunan ini disebabkan oleh tingginya maternal antibodi pada anak babi sebelum sehingga menyebabkan penurunan titer antibodi pasca sehingga vaksin yang diberikan menjadi tidak efektif. Maternal antibodi akan menghambat dan menekan respon sistem imun yang diinduksi oleh atau dengan kata lain vaksin akan dinetralisir oleh antibodi maternal (van Oirschot, 2003). Vaksinasi yang dilakukan saat maternal antibodi masih tinggi dalam darah akan menurunkan respon imun sehingga terjadi penurunan titer antibodi. Menurunnya titer antibodi pasca akan menyebabkan anak babi menjadi lebih rentan terinfeksi hog cholera sehingga diperlukan pengulangan (booster). Pertumbuhan Berat Badan Harian Pertambahan berat badan harian diukur secara periodik menggunakan timbangan berat badan dan disajikan dalam tabel berikut: Nilai rerata pertambahan berat badan harian pada hari ke 0 sampai 14 tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna (p>0,05) antara kelompok Sacharomyces cerevisiae dengan kelompok kontrol namun pertambahan berat badan harian menunjukkan perbedaan yang bermakna antara hari ke 0 sampai 14 dan hari ke-14 sampai 28 pasca pemberian Sacharomyces cerevisiae. Terjadi peningkatan nilai rerata pertambahan berat badan harian dari hari ke 0 sampai 14 yaitu 196,58 menjadi 341,88 pada hari ke 14-28. Hal ini sesuai dengan Wang et al., (2008) bahwa pemberian tepung Sacharomyces cerevisiae selama 14 hari pada babi sapihan umur 4 minggu tidak berbeda secara signifikan, namun pemberian 50mg/kg tepung Sacharomyces cerevisiae meningkatkan rerata pertambahan berat badan harian pada hari ke 14 sampai 28. Hasil yang sama juga diperoleh oleh Bontempo et al., (2006) pada pemberian 2g/kg Sacharomyces cerevisiae selama 30 hari pasca sapih mampu meningkatkan rerata pertambahan berat badan harian (474±0,01g) dibandingkan kelompok kontrol (432±0,01g). Tabel 3. Nilai rerata pertambahan berat badan harian (gram/hari) tiap kelompok Rerata pertambahan berat Perlakuan Hari kebadan dalam kelompok (Gram/hari) 0-14 14-28 Rerata 188,03 ac 307,69 ac Kontrol 55,883 101,759 Sacharomyces cerevisiae (50mg/kgBB) Lactobacillus bulgaricus deviasi Rerata 196,58 ad 341,88 ad deviasi 55,883 40,54 Rerata 259,61 cd 230,76 d deviasi 39,811 58,148 (3ml/kgBB) Keterangan : a = Terdapat beda secara bermakna (p<0,05) antara hari ke-0 s/d 14 dan hari ke-14 s/d 28 b = Terdapat beda secara bermakna (p<0,05) antara kelompok A dan kelompok B c = Terdapat beda secara bermakna (p<0,05) antara kelompok A dan kelompok C d = Terdapat beda secara bermakna (p<0,05) antara kelompok B dan kelompok C Periode penyapihan merupakan periode adaptasi kritis dan berpotensi menyebabkan anak babi mengalami stres akibat perubahan jenis pakan dari susu menjadi pakan padat, perubahan lingkungan dan juga akibat pencampuran anak babi dari induk yang lain. Perubahan ini akan berdampak pada kondisi fisiologis, mikrobiologi maupun imunologi saluran gastrointestinal. Fili usus halus akan mengalami atropi dan juga hiperplasia kripta serta menekan aktivitas brush-border memproduksi enzim pencernaan pada hari ke 14 pasca penyapihan. Perubahan bentuk fili-fili usus berhubungan dengan pengurangan aktivitas enzim brush-border dan berpengaruh terhadap penurunan penyerapan nutrisi (Pluske, 1997 cit Giang, 2010). Pemberian tambahan pakan Sacharomyces cerevisiae selama 3-4 minggu mampu meningkatkan tinggi fili-fili usus di jejunum dan ileum (Bontempo et al., 2006) sehingga 165

meningkatkan penyerapan nutrisi yang akan berpengaruh terhadap pertumbuhan berat badan babi. 400 350 300 250 200 150 100 50 0 Nilai rerata pertambahan berat badan harian (gram/hari) tiap kelompok 307.69 188.03 196.58 Kontrol 341.88 Sacharomyces cereviseae hari ke 0-14 hari ke 14-28 259,61 230,76 Lactobacillus bulgaricus Grafik 3. Nilai rerata pertambahan berat badan harian (gram/hari) tiap kelompok Nilai rerata pertambahan berat badan harian pada hari ke 0 sampai 14 pasca pemberian Lactobacillus bulgaricus merupakan nilai pertambahan berat badan harian yang tertinggi yaitu 259,61 gram/hari dibandingkan kelompok kontrol maupun kelompok Sacharomyces cerevisiae yang masing-masing 188,03 gram/hari dan 196,58 gram/hari. Nilai rerata pertambahan berat badan harian pada hari ke 0 sampai 14 menunjukkan perbedaan yang bermakna (p<0,05) antara kelompok Lactobacillus bulgaricus dengan kelompok kontrol maupun kelompok Sacharomyces cerevisiae. Pemberian Lactobacillus bulgaricus selama 14 hari mampu meningkatkan rerata pertambahan berat badan yang lebih baik dibandingkan kelompok kontrol maupun kelompok Sacharomyces cerevisiae. Hal ini sesuai dengan Lessard dan Brisson (1987) bahwa pemberian fermentasi lactobacillus selama dua minggu pada anak babi berumur empat minggu pada periode sapihan dapat meningkatkan pertambahan berat badan. Perubahan jenis pakan pada awal penyapihan dapat menyebabkan peningkatan ph usus serta mendukung pertumbuhan organisme patogen yang dapat menghasilkan enterotoksin. Salah satu organisme patogen penghasil enterotoksin merugikan yaitu E.coli, yang dapat menyebabkan diare pasca penyapihan. Pemberian lactobacillus dapat meminimalkan efek stres, mencegah diare dan meningkatkan pertumbuhan anak babi selama dan sesudah periode penyapihan (Yang, et al., 2015). Probiotik salah satunya lactobacillus akan menstimulasi pertumbuhan bakteri baik di dalam usus menjadi sangat banyak dan mempengaruhi pengeluaran secara kompetitif bakteri patogen yang berada mukosa usus. Bakteri baik akan bersaing dalam memperoleh nutrisi dan penyerapan nutrisi dengan pemanfaatan sumber energi secara cepat yang dapat mengurangi dan menghambat pertumbuhan bakteri patogen (Dowarah, et al., 2017). Beberapa bakteri patogen akan berkolonisasi di epitelium usus dan menimbulkan penyakit, Lactobacillus akan melekat di epitel usus sehingga mampu menghambat adhesi reseptor patogen di usus. Lactobacillus akan melepaskan anti mikroba seperti asam organik, antioksidan dan bakteriosin yang akan menghambat pertumbuhan bakteri patogen dan menghidrolisis toksin bakteri. Asam lemak yang dihasilkan oleh mikroba probiotik akan menurunkan ph usus sehingga beberapa bakteri patogen tidak mampu bertahan hidup (Patil et al, 2015). Probiotik akan memberikan efek yang baik jika diberikan kepada anak babi yang mengalami stres. Dua minggu pertama pasca penyapihan merupakan periode adaptasi yang berpotensi menyebabkan anak babi menjadi stres (McCracken and Kelly, 1993). Menurut Freter (1992) dalam Giang (2010) bakteri probiotik memiliki batas aksi kerja dan efektivitas di dalam usus sehingga tidak terjadinya peningkatan rerata pertumbuhan berat badan pada hari ke 14 sampai 28 pasca pemberian Lactobacillus bulgaricus. SIMPULAN Pemberian probiotik Saccharomyces cerevisiae ataupun Lactobacillus bulgaricus pada anak babi periode penyapihan tidak menimbulkan respon titer antibodi protektif pada hari ke-21 pasca bahkan respon antibodi pasca cenderung menurun dibandingkan sebelum. Pertambahan berat badan pasca pemberian tepung ragi Saccharomyces cereviseae menunjukkan peningkatan pertumbuhan berat badan yang signifikan pada pemberian minggu ketiga dan minggu 166

keempat setelah perlakuan dibandingkan dua minggu pertama setelah perlakuan. Sedangkan pemberian probiotik Lactobacillus bulgaricus meningkatkan pertambahan berat badan yang signifikan setelah dua minggu pasca perlakuan dibandingkan pemberian minggu ketiga dan minggu keempat. DAFTAR PUSTAKA Australian Veterinary Emergency Plan. 2012. Disease Strategy Classical Swine Fever. Australia Dowarah, R., Verma, A.K., Agarwal, N. 2017. The use of Lactobacillus as an alternative of antibiotic growth promoters in pigs: A review. Animal Nutrition 3 (2017) 1-6 Durand, F.C., Durand, H. 2010. Probiotics in animal nutrition and health. Beneficial Microbes, 2010; 1(1): 3-9 Ensminger, M.E. 1991. Animal Science. 9th Edition. The Interstate Printers. And Publisher. Inc. Denville, Illionis. Freitas, T.R.P., Caldas, L.A., Esteves, E.G., Duarte, A.C.S., Rebello, M.A. 2009. Classical Swine Fever: humoral neutralizing antibody induced by a live attenuated vaccine. Revue de Médecine Vétérinaire., 2009, 160, 6, 314-318 Giang, Hoang Huong. 2010. Impact of bacteria and yeast with probiotic properties on performance, digestibility, health status and Gut environtment of growing pigs in vietnam. Doctoral Thesis Faculty of Veterinary Medicine and Animal Science Department of Animal Nutrition and Management Uppsala, Swedish University of Agricultural Sciences. Patil, A.K., Kumar, S., Verma, A.K., Baghel, R.P.S. 2015. Probiotics as feed additives in weaned pigs: A review. Livestock Research Internasional, April-June, 2015, Vol 3 Issue 2 Pages 31-39 van Oirschot, J. T. 2003. Vaccinology of classical swine fever: from lab to field. Veterinary Microbiology 96 (2003) 367 384 Vandeputte, J., Too, H.L., Fook, K., Chen, C., Chai, K.K., Liao, G.A., 2001. Adsorption of colostral antibodies against classical swine fever, persistence of maternal antibodies, and effect on response to vaccination in baby pigs. Am. J. Vet. Res. 62, 1805 1811. Ensminger, M.E. 1991. Animal Science. 9th Edition. The Interstate Printers. And Publisher. Inc. Denville, Illionis. Wang, Z., Guo, Y., Yuan, J., Zang, B. 2008. Effect of Dietary β-1,3/1,6-glucan Supplementation on Growth Performance, Immune Response and Plasma Prostaglandin E2, Growth Hormone and Ghrelin in Weanling Piglets. Asian-Aust. J. Anim. Sci. 21(5):707-714, Yang, F., Hou, C., Zeng, X., Qiao, S. 2015. The use of lactid acid bacteria as a probiotic in swine diets. Pathogens 2015, 4, 34-45; doi:10.3390/pathogens4010034 Zabriskie, J.B. 2008. Essential Clinical Immunology. Cambridge University Press. New York Hasselquist, Dennis dan Nillson, Jan-Ake. 2008. Maternal transfer of antibodies in vertebrates: trans-generational effects on offspring immunity. Philosophical Transaction of Royal Society B (2009) 364, 51 60 Lessard, M. & Brisson, G.J. 1987. Effect of A Lactobacillus Product on Growth, Immune Response and Fecal Enzyme Activity in Weaned Pigs. Canadian Journal of Animal Science 67: 509-516 167