PEMBERDAYAAN FORUM KESEHATAN DESA (FKD) DALAM PENCAPAIAN CAKUPAN JAMBAN DI DESA JATIPURUS KECAMATAN PONCOWARNO KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2016

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBERDAYAAN FORUM KESEHATAN DESA (FKD) DALAM PENCAPAIAN CAKUPAN JAMBAN DI DESA JATIPURUS KECAMATAN PONCOWARNO KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2016

Pendekatan Kemasyarakatan Bidang Kesehatan di Desa

Majalah INFO ISSN : Edisi XV, Nomor 2, Juni 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan diselenggarakan untuk meningkatkan kesadaran,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

LAPORAN BOK UPT DINAS KESEHATAN UNIT PUSKESMAS TAHUN 2013

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA DI PUSKESMAS KALIGONDANG KABUPATEN PURBALINGGA

SKRIPSI. PERAN PROMOSI KESEHATAN DI PUSKESMAS DALAM CAPAIAN PHBS RUMAH TANGGA DENGAN IBU NIFAS (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Porong)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kata Kunci: Pengetahuan, Keaktifan, Perilaku Sehat.

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dan tempat umum, air dan udara bersih, teknologi, pendidikan, perilaku terhadap upaya kesehatan (Depkes RI, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal, serta dapat. menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan berpotensial untuk mempengaruhi kesehatan (WHO, 1948)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA BIDAN DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN DESA SIAGA DI KABUPATEN TAPIN TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan ketertiban dunia yang

BAB I PENDAHULUAN. Sehatadalah hak azazi manusia, hal ini tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang

BUKU PEDOMAN DESA SIAGA AKTIF

BAB I PENDAHULUAN. secara adil serta merata (Depkes RI, 2009). Masalah penyehatan lingkungan

LATAR BELAKANG. Buku Saku Dana Desa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang paling penting dalam setiap kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Kematian ibu semasa hamil dan bersalin masih sangat tinggi. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. target Millenium Depelopment Goals (MDGs) Dimana angka kematian bayi

Kerangka Acuan Program Pemberdayaan Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. dekade berhasil meningkatkan derajat kesehatan masyarakat cukup signifikan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PELAKSANAAN KOORDINASI DESA SIAGA DAN PHBS

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan Nasional Bangsa Indonesia sesuai Pembukaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Strategi Pembangunan Kesehatan tahun adalah meningkatkan derajat

d. Sumber Data Laporan Puskesmas. Laporan Dinas Kesehatan Kab/Kota

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 33 TAHUN 2015 TENTANG PENGEMBANGAN DESA DAN KELURAHAN SIAGA AKTIF DI KABUPATEN KARAWANG

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK KADER DALAM PENYULUHAN DI MEJA 4 PADA POSYANDU DI KELURAHAN NGALIYAN, KOTA SEMARANG

BUKU SAKU VERIFIKASI SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM)

Anis Fitriyani 1, Nuke Devi Indrawati 1

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DESA DAN KELURAHAN SIAGA AKTIF. Dinas Kesehatan Kab. Klungkung Bidang Kesmas

MATRIKS WAWANCARA. Seruan Presiden untuk meningkatkan keunggulan kembali Posyandu. Belum dapat, tidak ada baik dari depkes maupun dari dinkes

EVALUASI PROSES PELAKSANAAAN KELAS IBU HAMIL DI KABUPATEN BANYUMAS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua

EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PEMANTAUAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) PILAR PERTAMA DI KABUPATEN BOYOLALI

VII. PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DI DESA JEBED SELATAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata,

Sugi Purwanti 1, Haryati 2, dan Asrin 3. ABSTRAKS

Aksiologiya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat

WALIKOTA MOJOKERTO, PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 17 TAHUN 2012 TENT ANG

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) tahun menitikberatkan

BAB I PENDAHULUAN. penting agar masyarakat tahu dan mau serta mampu menerapkan pola perilaku hidup

HUBUNGAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PROGRAM ODF (OPEN DEFECATION FREE) DENGAN PERILAKU BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN

MATA KULIAH. Asuhan Kebidanan Komunitas WAKTU DOSEN. Pengembangan Wahana/Forum PSM, Berperan Dalam Kegiatan TOPIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Atikah Sapta Maritsa, 2013

PENGUATAN KADER POSYANDU DALAM UPAYA DETEKSI DINI KESEHATAN IBU, BAYI DAN BALITA DI WILAYAH KECAMATAN TELANAIPURA KOTA JAMBI TAHUN 2013

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Proses pemberdayaan masyarakat dalam akses jamban sehat di Desa

Vol. 12 Nomor 1 Januari 2017 Jurnal Medika Respati ISSN :

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 27 A TAHUN 2009 TENTANG PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN,

GAMBARAN PELAYANAN KUNJUNGAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG

PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE

MODEL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM MELAKSANAKAN 5 PILAR STBM DI SOROWAJAN BANTUL

PELAKSANAAN KEBIJAKAN BOK DI KAB. OGAN ILIR, SUMATERA SELATAN. Asmaripa Ainy. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAN HARAPAN MASYARAKAT/ SASARAN PROGRAM No.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua

INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. dimulai sejak tahun Desa atau kelurahan siaga aktif adalah desa atau kelurahan

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG

KAJIAN PENGEMBANGAN DESA SIAGA DI KABUPATEN OGAN ILIR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengutamakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

JURNAL MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN KAJIAN PENGEMBANGAN DESA SIAGA DI KABUPATEN OGAN ILIR

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA BIDAN DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN DESA SIAGA DI KABUPATEN TAPIN

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

DINAS KESEHATAN KOTA CIMAHI

DESKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS KOTA WILAYAH SELATAN KOTA KEDIRI

MOTIVASI BIDAN DESA DALAM PELAKSANAAN PROGRAM ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS BERGAS, KABUPATEN SEMARANG. Natalia Desty Kartika Sari

KERANGKA ACUAN PROGRAM PROMKES PUSKESMAS KARANG MULYA KECAMATAN PANGKALAN BANTENG

SURAT KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MERANGIN NOMOR : 443/ /DINKES/2007 TENTANG

BAB 1 : PENDAHULUAN. memerlukan daya dukung unsur-unsur lingkungan untuk kelangsungan hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. setinggi-tingginya (Sistem Kesehatan Nasional, 2009). Salah satu upaya. program nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).

Juknis Operasional SPM

BAB 1 PENDAHULUAN. Visi pembangunan nasional tahun sebagaimana dalam Undang-

KERANGKA ACUAN PROGRAM PROMKES DINAS KESEHATAN KOTA SURAKARTA UPTD PUSKESMAS PUCANGSAWIT

EVALUASI PERSIAPAN PUSKESMAS PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI DASAR (PONED) DI KABUPATEN BREBES TAHUN 2012

1,2,3 Dosen Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Denpasar

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENIMBANGAN BALITA DI POSYANDU DI DESA BARU KECAMATAN SUNGAI TENANG KABUPATEN MERANGIN TAHUN 2014

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2012 TENTANG PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN ACEH TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Tingginya AKI di suatu negara menunjukkan bahwa negara tersebut

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjamin kesejahteraan masyarakat. Dalam Undang-Undang Nomor

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang lingkungan sehat, perilaku sehat dan pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata

UNIVERSITAS INDONESIA

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013.

: Pengetahuan dan Motivasi, Stakeholders, Desa Siaga

( Nenti Manurung ) (... )

GAMBARAN PERILAKU KEPALA KELUARGA TENTANG PHBS DI DESA TUNGGULO SELATAN KECAMATAN TILONG KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal sangat ditentukan oleh tingkat

PENCAPAIAN PROGRAM PHBS DI PUSKESMAS SWAKELOLA DEMPO PALEMBANG TAHUN 2007

Transkripsi:

PEMBERDAYAAN FORUM KESEHATAN DESA (FKD) DALAM PENCAPAIAN CAKUPAN JAMBAN DI DESA JATIPURUS KECAMATAN PONCOWARNO KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2016 Rahmadi Setyo Projo ), Djamaluddin Ramlan**), Lagiono ***) Jurusan Kesehatan Lingkungan, Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang Jalan Raya baturaden KM 12 Purwokerto, Indonesia Abstrak Desa Siaga Jatipurus terbentuk sejak tahun 2007 dan cakupan kepemilikan jamban sehat permanen masih belum mengalami peningkatan yaitu baru sekitar 78,35 %. Penelitian ini bertujuan untuk melihat upaya pemberdayaan masyarakat melalui forum kesehatan desa dalam pencapaian cakupan jamban di Desa Jatipurus Kecamatan Poncowarno Tahun 2016. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggambarkan keadaan situasi, perbedaan situasi dan perkembangan melalui survei dengan menyebarkan kuisioner pada 40 responden untuk mengetahui persepsi masyarakat tentang kegiatan FKD dan melakukan wawancara mendalam pada anggota FKD dan petugas promosi Kesehatan. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa, Kelembagaan FKD di Desa Jatipurus mempunyai legalitas dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Kegiatan FKD di Desa Jatipurus sudah sesuai dengan Pedoman Pelaksanaan Desa Siaga di Jawa Tengah. Responden berpersepsi FKD belum melaksanakan kegiatan terkait STBM. Cakupan jamban sehat Sebelum ada Desa Siaga sebanyak 37%, jamban semi permanen 35,7%, sharing 8,3% dan buang air besar sembarangan 19%. Dan sesudah ada desa siaga cakupan kepemilikan jamban sehat sebanyak 35,4%, jamban semi permanen 36,1%, sharing 6,7% dan buang air besar sembarangan meningkat menjadi 21,6%. Meskipun FKD sudah bekerja, tetapi cakupan jamban terkait STBM belum optimal. Simpulan dan saran menunjukkan bahwa, persentase buang air besar sembarangan mengalami peningkatan, maka diharapkan FKD dapat membuat sebuah regulasi untuk membuat efekjera yang pada akhirnya dapat mengeliminasi perilaku buang air besar sembarangan dari hasil penelitian, kepemilikan jamban sehat permanen dan jamban sehat semi permanen masih kurang, maka disarankan FKD dapat menjalin kemitraan dengan pihak ketiga untuk memberikan bantuan pembuatan jamban permanen. Kata kunci : FKD, STBM, Jamban Abstract Desa SiagaJatipurus formed since 2007, coverage healthy permanent latrine ownership still has risen only about 78.35%. Community empowerment through village health forum in the achievement of latrine coverage in the village of the District Jatipurus Poncowarno 2016. The method used is descriptive research by describing the state of the situation, differences in circumstances and developments through a survey by distributing questionnaires to the 40 respondents to assess public perception of FKD activities and conduct in-depth interviews on FKD members and health promotion officer. The results of this study show that, in the village of Institutional FKD Jatipurus has the legality in carrying out its duties and functions. FKD activities in the village Jatipurus are in accordance with the Guidelines prepared village in Central Java. Respondents berpersepsi FKD not carry out activities related to STBM. Scope of healthy latrines Before Alert Village as much as 37%, 35.7% semi-permanent latrine, sharing 8.3% and defecation 19%. And when there is standby village latrine ownership healthy coverage as much as 35.4%, 36.1% semi-permanent latrine, sharing 6.7% and defecation increased to 21.6%. Although FKD already working, but the latrine coverage related STBM not optimal. Conclusions and suggestions show that the percentage of defecation increased, it is expected FKD can make a regulation to make efekjera that could ultimately eliminate the behavior of defecation of the research results, the ownership of healthy latrines permanent and healthy latrines semi-permanent is still lacking, FKD it is advisable to enter into partnerships with third parties to provide assistance in establishing the permanent latrines. Key word : FKD, STBM, Latrine 393

I. Pendahuluan Era Millenium Development Goals (MDGs) telah berakhir di tahun 2015 yang kemudian dilanjutkan dengan Sustainable Development Goals (SDGs). Ada 17 tujuan yang harus dicapai dalam SDGs, satu diantaranya adalah menjamin ketersediaan dan pengelolaan air serta sanitasi yang berkelanjutan bagi semua orang. Outcome yang diharapkan dari tujuan tersebut adalah munculnya budaya perilaku hidup bersih dan sehat terkait dengan akses terhadap sarana air bersih dan sanitasi yang layak serta mengakhiri defekasi terbuka (Rakorpop kemenkes RI,2015). Berdasarkan laporan Join Monitoring Program (JMP) WHO/UNICEF tahun 2015, Indonesia menduduki peringkat ke 2 setelah India dalam peerilaku buang air besar sembarangan. Setidaknya ada 51 juta penduduk Indonesia yang buang air besar sembarangan. Penyebabnya menurut UNICEF Wash adalah 1) kebiasaan yang tertanam sejak kecil sehingga sulit diubah setelah dewasa, 2) tidak memiliki jamban oleh sebab ketidakmampuan untuk memiliki jamban dan 3) tidak memiliki rumah. Masih menurut UNICEF Wash, 2,4 milyar penduduk dunia tidak memiliki jamban, dan 1/8 nya atau sekitar 946 masih buang air besar di tempat terbuka, sedangkan di Indonesia 12,9 % penduduk Indonesia belum memiliki jamban. Propinsi Jawa Tengah 9.914.885 KK, 50 % atau 4.691.516 KK sudah memiliki jamban sehat permanen dan mengalami peningkatan 1,3 % setelah adanya program STBM menjadi 5.490.762 KK. Sementara di Kabupaten Kebumen, dari 340.954 KK cakupan terhadap akses jamban sudah mengalami peningkatan dari 84,93 % menjadi 87,39 %. Poncowarno adalah satu dari 35 Kecamatan yang ada di Kabupaten Kebumen, data Profil Kesehatan Tahun 2015 menunjukkan bahwa angka BABS dari tahun 2013, 2014 dan 2015 mengalami peningkatan dari 42,8 % di tahun 2013 menjadi 41,2 % di tahun 2014 dan meningkat 2,5 % di tahun 2015 menjadi 43,7 %. Meskipun demikian persentase akses ke jamban mengalami peningkatan dari 70,48 % menjadi 76,44 %. Berikut tabel STBM di Kecamatan Poncowarno Tahun 2015. Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk meningkatkan akses terhadap jamban dan mengeliminasi buang air besar sembarangan. Diantara berbagai program itu adalah STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat), PAMSIMAS dan Desa SIAGA. Diharapkan dengan upaya upaya pemberdayaan masyarakat dapat merubah perilaku masyarakat dan meningkatkan kesadaraan akan pentingnya hidup bersih dan sehat. Program Desa Siaga pertama kali diluncurkan di Jawa Tengah tahun 2007, Kabupaten Kebumen termasuk Kabupaten yang menjadi pilot project Desa SIAGA. Program desa siaga bertujuan agar masyarakat dapat mencegah dan mengatasi permasalahan kesehatan, bencana dan kegawat daruratan yang timbul di wilayahnya secara mandiri, sehingga masyarakat yang tinggal di desa tersebut dapat hidup dalam lingkungan yang sehat, berperilaku hidup sehat dan ada akses terhadap pelayanan keehatan yang bermutu (Dinkesprop, 2010). Desa Jatipurus telah terbentuk kelembagaan Desa Siaga sejak tahun 2007, dan sudah mengalami satu kali reorganisasi Forum Kesehatan Desa. Berdasarkan wawancara penulis dengan bidan desa, kegiatan Desa Siaga di Desa Jatipurus cenderung aktif hal ini terlihat dari adanya dana sosial, rapat FKD dan alokasi Dana Desa untuk kegiatan Desa Siaga. Meskipun demikian, cakupan kepemilikan jamban sehat permanen masih belum mengalami peningkatan, yaitu baru sekitar 95 KK dari 384 KK (Website STBM, 2015). Sebelum terbentuk desa siaga cakupan jamban sehat di Desa Jatipurus sebanyak 87 KK dari 384 KK. Ini berarti peningkatan cakupan jamban sehat baru sekitar 1,3 % dalam kurun waktu 10 tahun. Untuk itulah melalui skripsi ini, penulis ingin mengetahui upaya Pemberdayaan Forum Kesehatan Desa dalam pencapaian cakupan jamban di Desa Jatipurus Kecamatan Poncowarno tahun 2015. Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengetahui Pemberdayaan Forum Kesehatan Desa dalam pencapaian cakupan jamban di Desa Jatipurus Kecamatan Poncowarno Tahun 2016. Sedangkan tujuan khususnya adalah untuk mengetahui Kelembagaan FKD di Desa Jatipurus, mengetahui Kegiatan FKD di Desa Jatipurus, mengetahui persepsi masyarakat tentang kegiatan FKD terkait STBM, mengetahui cakupan kepemilikan Jamban sebelum terbentuknya FKD, mengetahui cakupan kepemilikan jamban setelah terbentuknya FKD, mendeskripsikan peran FKD 394

dalam pencapaian cakupan jamban di Desa Jatipurus II. Bahan dan Metode Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Lokais penelitian di Desa Jatipurus Kecamatan Poncowarno. Objek dari penelitian ini adalah Forum Kesehatan Desa. Penelitain dilakukan dengan memberikan kuisioner pada 40 warga, wawancara mendalam dengan anggota FKD da petugas promosi kesehatan serta telaah dokumen administrasi Desa Siaga Desa Jatipurus III. Hasil dan Pemnahasan Desa Siaga Jatipurus terbentuk tahun 2007. Awal mula terbentuknya Desa Siaga di Desa Jatipurus adalah adanya program Desa Siaga di Kabupaten Kebumen dimana Desa Jatipurus termasuk satu dari lima desa di Kecamatan Poncowarno yang mendapat kesempatan pertama kali mendapat pelatihan Desa Siaga. Sejak awal terbentuknya hingga penelitian ini dilakukan, Forum Kesehatan Desa (FKD) Desa Jatipurus sudah berganti ketua sebanyak dua kali. FKD dipimpin oleh seorang ketua yang dibantu oleh wakil dan sekretaris untuk melaksanakan tugas harian. Sementara, pelaksana teknis kegiatan adalah seksi-seksi dalam FKD. Bidan desa masuk dalam seksi upaya kesehatan dan dibantu oleh dua orang kader kesehatan 1. Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan telaah dokumen dari buku admnisitrasi Desa Siaga, maka dapat diperoleh uraian tugas dari masing-masing seksi. Adapun uraian tugas tersebut adalah sebagaiberikut: Tabel 4.1 Uraian Tugas Kepengurusan FKD Desa Jatipurus Tahun 2016 No Kedudukan Tugas dalam FKD 1. Ketua Memimpin pertemuan, memnjadi Fasilitator, Pembina dan pengawas dalam kegiata FKD 2. Wakil Membantu ketua FKD Ketua dalam pembinaan, bimbingan, fasilitasi dan evaluasi tiap-tiap seksi 3. Sekretaris Mencatat hasil dari pertemuan, Membuat undangan pertemuan, mencatat pemasukan dana sehat dan pemanfaatannya 4. Sie Upaya Meningkatkan Kesehatan cakupan pemanfaatan UKBM oleh masyarakat seperti Posyandu, PKD, Posbindu dan melakukan pencatatan terhadap kondisi kesehatan ibu, bayi, balita dan usia rentan lainnya. 5. Sie Menggalang dana Pembiayaan sehat untuk Desa Siaga Mencari CSR untuk kegiatan Desa Siaga 6. Sie Gotong Menggerakkan Royong kegiatan kerjabaktimelakukan pendataan ambulan desamelakukan pendataan donor darah 7. Sie Mengamati, mencatat Surveilns dan melaporkan masalah kesehatan dan bencana yang mungkin terjadi di Desa Jatipurus dan melakukan pendataan PHBS tingkat rumah tangga, Pendataan 10 besar penyakit, pendataan KK miskin, pendataan Jamban Tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa FKD Desa Jatipurus sudah memiliki kelompok kegiatan yang jelas. Kegiatan yang terkait dengan STBM diantaranya adalah pendataan 10 besar penyakit, pendataan jamban, pendataan PHBS, kegiatan promotif Stop BABS dan promosi jamban sehat. 2. Kelengkapan Buku Administrasi Tabel 4.2 Kelengkapan Administrasi FKD Desa Jatipurus Tahun 2016 395

Menurut Pedoman Pelaksanaan Desa Siaga di Jawa Tengah N0 Buku Keterangan Ada Tidak 1. Buku keuangan V 2. Buku daftar V 3. Buku notulen V 4. Buku KIA V 5. SIP V 6. Buku catatan V 7. Buku pendataan 8. Buku kondisi V 9. Buku catatan V 0. Buku kasus V 1. Buku Daftar V Buku administrasi tersebut mengacu pada Pedoman Pelaksanaan Desa Siaga di Propinsi Jawa Tengah Tahun 2016. a. Kegiatan FKD FKD dikatakan baik jika indikator keberhasilan dalam FKD terpenuhi, berikut adalah bentuk kegiatan FKD di Desa Jatipurus jika dibandingkan dengan indikator keberhasilan desa siaga menurut Pedoman Pelaksanaan Desa Siaga di Jawa Tengah Tahun 2016. Tabel 4.3 Indikator Keberhasilan Desa Siaga di Desa Jatipurus Tahun 2016 Menurut Pedoman Desa Siaga di Jawa Tengah Kegiata Indikator Realita n Polikilin 1. Caku Cakupan ik pan pelayanan pelayanan su - Keseha kesehatan dah 80% tan 80% Persalinan di Desa 2. Pema tenaga ke - nfaatanpersali sehatan 100% - Ada upaya nan di Tenaga deteksi dini Kese - penyakit dan hatan kewaspaminimal 50% daan kesehatan 3. Ada lainnya upaya deteksi Strata posyandu dini penyakit mening- atau kewas - kat daan Ada FKD kesehatan lain - nya 4. Peni ngkatan dalam strata posyandu dan UKBM lainnya 5. Ada Forum yang membahas pemba - ngunan kesehatan di wilayahnya Forum 1. Ada 1. Terbentuk FKD Keseha Forum yang 2. SMD dan tan melaksanakan MMD kurang Desa tugas optimal ini 2. Ada terlihat dari rencana minimnya pemba - data adminisngunan trasi kesehatan 3. Ada hasil SMD akebijakan, dan MMD utama - 3. Ada nya terkait Kebijakan besaran da - bidang na sehat kesehatan 4. Ada kegiatan 4. Ada rapat rutin, kegiatan rapat terlihat dari ru- daftar absen tin 5. Pelaksanaan 5. Renc kegiatan ana kegiatan belum terlaksana optimal, minim 6. Ada pencatatan dukungan 6. Kegiatan secara berjalan meski berkelanjutan tidak rutin Gotong 1. Ada Gotong royong Royon kegiatan dari, yang ada di Desa g oleh dan Jatipurus bersifat untuk ma- insidental. syarakat Kegiatan jumat 2. Ada bersih belum kesinambunga rutin dilakun kesehatan kan.gotong 396

397 3. Ada royong yang peningkatan dimaksud adalah ke- warga siap giatan gotong membantu saat royong ada warga yang masyarakat membutuhkan bantuan dan atau ada program dari desa. Upaya 1. Ada Ada kegiatan Keseha kegiatan UKBM setan UKBM perti: Posyandu, 2. Kade Posbindu, PKD r aktif dan Kader Desa mampu Jatipurus aktif melaksana - dan telah dilatih kan upaya Pencatatan dan kesehatan pelaporan juga dengan baik sudah tertib 3. Kegi cakupan UKBM atan UKBM > 80% berjalan rutin 4. Peni ngkatan rujukan masyarakat pada pe - layanan kesehatan yang ada 5. Peni ngkatan cakupan UKBM Surveile 1. Ada Kegiatan ns catatan dan surveilens yang pelaporan sudah tercatat 2. Ada dengan rutin penanggung adalah ja - pemantauan terha wab - pengamatan dap balita gizi dan kurang dan ibu pemantauan hamil resti. Untuk 3. Ada kegiatan lain pemanfaatan belum ada catatan catatan dan informasi Pembiay 1. Dana Sudah ada dana aan terhimpun, sehat yang rutin Keseha masyarakat ditarik saat tan yang pembagian berartisipasi raskin. dalam Besarannya berva pembiayaan - keseha- riatif tergantung tan meningkat kategori keluarga. 2. Peng Keluarga maskin alokasian juga diwajibkan tepat sasaran mebayar dana sesuai ber - sehat sbesar Rp. 3. bagai 500,-/bulan kebutuhan ke - sehatan 4. Peng elolaan dan pe - manfaatan tertib, mu - dah lancar dan ber - kesinambunga n D. Persepsi Masyarakat tentang Kegiatan FKD Terkait STBM Perspesi masyarakat terbentuk dari pengetahuan, pengalaman dan pengamatan yang dilakukan. Persepsi masyarakat terkait kegiatan FKD terkait STBM diketahui melalui pengetahuan responden tentang jamban sehat, dari mana sumber informasi tersebut diperoleh, siapa pemberi sumber informasi, pengalaman permintaan data terkait STBM. 1. Pengetahuan tentang Definisi Jamban Sehat Tabel 4.4 Distribusi Responden Menurut Pengetahuan Jamban Sehat di Desa Jatipurus Tahun 2016 Pengetahuan Frekuensi Persentase(%) Tahu 37 92,5 Tidak 3 7,5 Total 40 100,0 Tabel diatas, responden yang mengetahui sebanyak 37 orang (92,5%). Responden dapat menyebutkan ciri-ciri jamban sehat diantaranya tidak menimbulkan bau dan tertutup. Dan yang tidak mengetahui sebanyak 3 orang (7,5%)

398 2.Sumber Informasi tentang Jamban Sehat Tabel 4.5 Distribusi Responden Menurut Sumber Informasi Jamban Sehat di Desa Jatipurus Tahun 2016 Sumber Informasi Frrekuensi (%) Tenaga Kesehatan 29 72,5 FKD 8 2 0 Belum Pernah Mendapat Informasi 3 7,5 Total 40 100,0 Responden yang menyatakan mendapat informasi mengenai jamban sehat dari tenaga kesehatan yaitu sebanyak 29 orang (72,5%), sisanya mengaku memperoleh informasi tentang jamban sehat dari pengurus FKD yaitu 8 orang (20%) dan ada 3 orang (7,5%) yang menyatakan belum pernah mendapatkan informasi tentang jamban sehat. 3. Tempat Mendapatkan Informasi Tentang Jamban Sehat Tabel 4.6 Distribusi Responden Menurut Tempat Mendapatkan Informasi Jamban Sehat di Desa Jatipurus Tahun 2016 Tempat Mendapatkan F (%) Informasi Tempat Pelayanan Pernah 28 Belum 12 Total 40 Berdasarkan tabel 4.11 sebagian besar responden berpersepsi sudah pernah dilakukan pendataan terkait kepemilikan jamban sehat sebesar 28 orang (70%), sedangkan sisanya berpersepsi belum pernah dilakukan pendataan. 5. Perspesi Ada/Tidak Arisan Jamban Tabel 4.8 Distriibusi Responden Menurut Persepsi Ada/Tidak Arisan Jamban di Desa Jatipurus Tahun 2016 Persepsi Arisan Jamban F (%) Ada 0 0 idak 40 100 Total 40 00 Berdasarkan tabel tersebut diatas, dapat kita ketaui bahwa semua responden menyatakan tidak ada arisan jamban di Desa Jatipurus sebanyak (100%) 6. Perspesi Ada/Tidak Bantuan Pembuatan Jamban Sehat Tabel 4.9 Distribusi Responden Menurut Persepsi Ada/Tidak Bantuan Pembuatan Jamban Sehat di Desa Jatipurus Tahun 2016 Kesehatan 24 65 Persepsi Tentang Balai Desa 13 35 Bantuan Jamban Sehat F (%) Total 37 100 Ada 14 35 Responden mendapatkan informasi jamban Tidak 26 65 sehat di tempat pelayanan kesehatan dalam hal ini PKD dan Posyandu sebanyak 24 orang Total 40 100 (65%) dan sisanya menyatakan mendapatkan Responden yang berpersepsi tidak ada informasi di balaidesa saat ada pertemuan atau bantuan untuk pembuatan jamban sehat dari ada penyuluhan. pemerintah desa sebanyak 26 orang (65%). 4. Perspepsi tentang Pendataan Sisanya 14 orang (35%) berpersepsi ada Jamban Sehat bantuan untuk pembuatan jamban sehat. Tabel 4.7Distribusi Responden Menurut E. Kepemilikan Jamban Persepsi Kepemilikan Jamban Tabel 4.10 Distribusi Responden Menurut Sehat di Desa Jatipurus Tahun Kepemilikan Jamban di Desa Jatipurus 2016 Tahun 2016 Kepemilikan Jamban Frekuensi Jenis JambanPersentase (%) F (%)

untuk ikut pembinaan. Kami juga melakukan Memenuhi syarat 34 85 studi banding ke Desa Mrentul yang merupakan desa percontohan Desa Siaga dari sisi Tidak memenuhi syarat 6 15 pendanaan, kami juga memberikan dana Total 40 100 stimulan untuk melakukan pertemuan di tingkat desa yang terdiri dari tahap sosialisasi desa Tabel 4.7 diketahui ada 34 orang (85%) siaga, MMD (Musyawarah Masyarakat Desa) yang sudah memiliki jamban sehat sesuai hingga pembentukan Forum Kesehatan Desa standar dan ada 6 orang (15%) yang belum dan Forum Kesehatan Kecamatan. memiliki jamban dan atau sudah memiliki tetapi Dua tahun berselang, kegiatan ini mati suri. belum sesuai standar. Banyak faktor yang menyebabkan tidak F. Mengetahui Jumlah Jamban Sebelum ada berjalannya desa siaga. Faktor internal, banyak Desa Siaga dan Setelah ada Desa Siaga kepala desa yang berganti, sehingga kepala desa Tabel 4.11 Cakupan Jamban Sebelum dan baru merasa tidak perlu melanjutkan program Sesudah Adanya Desa Siaga di Desa Jatipurus kepala desa lama. Bidan desa kembali harus Tahun 2006 s/d 2016 melakukan pendekatan terhadap pemeritahan yang baru. Faktor lain, adalah tidak adanya dana stimulan untuk kegiatan/pertemuan Desa Siaga Desa Siaga membuat pemerintah desa enggan meluangkan Cakupan Sebelum Setelah waktu khusus untuk melakukan MMD dan atau Jamban Persentase hanya sekedar reorganisasi FKD. F % F ( JSP Jika dilihat dari indikator strata desa siaga, (Jamban Sehat desa siaga di Desa Jatipurus merupakan desa Permanen) 82 37 95 35,4 siaga aktif, ini dapat di lihat dari sisi jumlah JSSP (Jamban Sehat kader, fasilitas pelayanan kesehatan yang buka Semi setiap hari, adanya UKBM dan dana sehat. Jika Permanen) 79 5,7 97 36,1 Sharing dilihat dari tertib administrasi, FKD di Desa (Numpang) 18 8,3 18 6,7 Jatipurus belum secara keseluruhan mengisi BABS (Buang Air kelengkapan buku admiistrasi. Besar Hasil penelitian dilakukan dengan Sembarangan) 42 19 58 21,6 melakukan wawancara mendalam dengan 17 1 Total 221 100,0 268 pengurus00,0 FKD Desa Jatipurus. Wawancara mendalam dilaksanakan mulai tanggal 13 Juni Tabel 4.14 di atas dapat kita baca bahwa, sampai dengan 30 Juni 2016 di rumah masing tidak ada peningkatan kepemilikan jamban masing informan. Metode ini dilakukan untuk sehat permanen maupun jamban sehat semi menggali informasi tentang Forum Kesehatan permanen. meskipun ada penurunan dijumlah Desa dan diharapkan jawaban yang diperoleh sharing tetapi ada peningkatan yang signifikan dapat objektif dan sesuai dengan realitas. pada perilaku buang air besar sembarangan. Wawancara mendalam dilakukan untuk Kelompok yang sharing dapat jadi membuat menguatkan hasil penelitian kuantitatif jamban sehat permanen tetapi juga dapat mengenai evaluasi kegiatan FKD terkait upaya kembali ke perilaku semula buang air besar peningkatan cakupan jamban sehat di Desa sembarangan. Jatipurus. Diharapkan hasil dari wawancara mendalam ini dapat digunakan sebagai pembanding dari jawaban responden sekaligus G. Mendeskripsikan peran FKD dalam jawaban dari penelitian ini. Informan dalam pencapaian cakupan jamban di Desa Jatipurus penelitian ini adalah semua pengurus FKD dan Desa Siaga pertamakali diperkenalkan di petugas promosi kesehatan UPTD Unit Kecamatan Poncowarno tahun 2007. Ada lima Puskesmas Poncowarno. desa yang dijadikan pilot projek, Jatipurus salah 1. Karaterikstik Informan satunya. Kami tidak hanya mengirim bidan desa Penelitian ini informan utama adalah untuk pelatihan desa siaga tapi juga mengirim pengurus FKD Desa Jatipurus, sedangkan Kepala Desa, Tokoh Masyarakat dan Kader informan pendukung adalah petugas promosi 399

kesehatan selaku pendamping program Desa Siaga.Informan pendukung dalam penelitian ini adalah Petugas Promosi Kesehatan. Etika Promosi Kesehatan adalah pendamping kegiatan Desa Siaga dimana Forum Kesehatan desa bernaung, diharapkan jawaban dari petugas promosi kesehatan dapat menjadi data dukung untuk memberkan gambaran tentang pemberdayaan Forum Kesehatan Desa dalam pencapaian cakupan jamban di Desa Jatipurus. 2. Paparan Hasil Wawancara Mendalam dengan Informan Utama Panduan wawancara mendalam ditanyakan hal hal yang berkaitan dengan program kerja dan upaya promotif terkait jamban sehat di Desa Jatipurus meliputi ada tidaknya rapat rutin FKD, program kerja, pendataan 10 besar penyakit, pendataan jamban sehat, rencana kerja untuk meningkatan cakupan jamban, upaya promotif terkait jamban sehat dan dana stimulan untuk jamban sehat. a. Rapat Rutin FKD Informan dalam penelitian ini menyatakan ada rapat rutin Forum Kesehatan Desa (FKD), masih menurut sebagian besar informan rapat rutin dilaksanakan setiap 3 (tiga) bulan sekali. Berdasarkan hasil jawaban informan, rata-rata informan menyatakan bahwa ada jadwal untuk pertemuan rutin Forum Kesehatan Desa (FKD) yaitu setiap tiga bulan sekali. b. Program Kerja Ketika penulis menanyakan apa saja yang dibahas dalam pertemuan tersebut adakah pembahasan terkait program kerja Forum Kesehatan Desa (FKD), maka semua informan menyatakan ada pembahasan mengenai program kerja FKD. Pendataan 10 besar PenyakitSecara teori, pendataan 10 besar penyakit rutin dilakukan setiap bulan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui trend penyakit, sehingga Forum Kesehatan Desa mengetahui permasalahan kesehatan yang ada di wilayah mereka.pendataan Kepemilikan Jamban SehatPendataan kepemilikan jamban sehat merupakan salah satu langkah awal analisa situasi kesehatan di Desa Jatipurus. Analisa Situasi adalah tahapan yang harus dijalani oleh Forum Kesehatan Desa di awal tahun untuk menentukan rencana kerja. Semua informan menyatakan ada pendataan tentang kepemilikan jamban sehat. c. Program Kerja FKD Terkait Peningkatan Cakupan Jamban Hasil wawancara mendalam, semua informan menyatakan ada program kerja untuk upaya mengurangi buang air besar sembarangan dan meningkatkan cakupan kepemilikan jamban sehat. d. Upaya Promotif untuk Meningkatkan Cakupan Jamban Upaya promotif untuk meningkatkan cakupan jamban, menurut informan sudah dilaksanakan. Baik secara edukatif saat pertemuan, dan bantuandana stimulasi untuk pembuatan jamban sehat. Dua tahun berselang, kegiatan ini mati suri. Banyak faktor yang menyebabkan tidak berjalannya desa siaga. Faktor internal, banyak kepala desa yang berganti, sehingga kepala desa baru merasa tidak perlu melanjutkan program kepala desa lama. Bidan desa kembali harus melakukan pendekatan terhadap pemeritahan yang baru dan tidak adanya dana stimulan untuk kegiatan/pertemuan Desa Siaga membuat pemerintah desa enggan meluangkan waktu khusus untuk melakukan MMD dan atau hanya sekedar reorganisasi FKD. Simpulan Kelembagaan Forum Kesehatan Desa (FKD) di Desa Jatipurus terbentuk tahun 2007, Kegiatan Forum Kesehatan Desa (FKD) di Desa Jatipurus belum memprioritaskan pencapaian cakupan jamban, tetapi masih lebih memprioritaskan pada bidang kesehatan yang langsung berhubungan dengan kegawatdaruratan dan sosial. Persepsi masyarakat tentang kegiatan FKD terkait STBM Jamban masih belum merupakan prioritas dalam kebutuhan hidup sehari-hari bagi masyarakat. Sebelum ada Desa Siaga cakupan kepemilikan jamban sehat sebanyak 37%, jamban semi permanen 35,7%, sharing 8,3% dan buang air besar sembarangan 19%.Setelah ada desa siaga cakupan kepemilikan jamban sehat sebanyak 35,4%, jamban semi permanen 36,1%, sharing 6,7% dan buang air besar sembarangan meningkat menjadi 21,6%. Secara umum, FKD sudah bekerja tetapi dalam upaya pencapaian cakupan jamban masih belum optimal. 1. Saran : FKD dapat membuat sebuah regulasi untuk membuat efek jera yang pada akhirnya dapat mengeliminasi perilaku buang air besar sembarangan. FKD dapat menjalin kemitraan dengan pihak ke tiga 400

untuk memberikan bantuan pembuatan jamban permanen. Ucapan terimakasih Bapak Sugiyanto, S.Pd., M.App., Sc., selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang. Bapak Asep Tata Gunawan, SKM., M.Kes., selaku Ketua Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto. Hari Rudijanto IW, ST., M.Kes., selaku Ketua Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Purwokerto. Bapak Dr. DJamalludinRamlan, SKM., M.Kes., selaku pembimbing I Skripsi. Bapak Lagiono, SKM., M.Kes.,selaku pembimbing II Skripsi. Kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen yang telah membantu dalam memberikan data penelitian. Kepala UPTD Unit Puskesmas Poncowarno Kabupaten Kebumen yang telah membantu dalam memberikan data dan pelaksanaan penelitian. Kepada pihak desa dan kelembagaan Forum Kesehatan Desa (FKD) terimakasih atas ijinnya serta kerjasamanya dan yang telah memberikan ruang yang secukupnya untuk penelitian. Teman-teman yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan ini. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu Daftar Pustaka Notoatmojo, S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta. Jakarta. Notoatmojo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. Notoatmojo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta. Jakarta. Notoatmojo. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi.Rineka Cipta. Jakarta. Surat Edaran Mendagri Nomor : 140 / 1508 / SJ. Pedoman Pelaksanaan Pembentukan Kelompok Kerja Operasional dan Forum Desa dan kelurahan Siaga Aktif. Kemenkes RI dan Kemendagri. Tri Cahyono, 2014. Pedoman Penulisan Proposal Penelitian dan Karya Tulis Ilmiah / Skripsi,edisi revisi ketiga. Kemenkes R.I. Potekkes Kemenkes Semarang Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto. Purwokerto. Zaki Mubarok, 2010. Evaluasi Pemberdayaan Masayarakat PNPM Perkotaan, Tesis, Undip. Aris Santjaka, 2011. Statistik untuk penelitian kesehatan 2. Nuha Medika. Yogyakarta. Depkes RI. 1994. Desa Percontohan Kesehatan Lingkungan. Ditjen PPM dan PL. Perpustakaan AKL Depkes Purwokerto. Depkes RI. 2007. Desa Siaga Petunjuk Teknis Penyehatan Lingkungan. Ditjen PP & PL Direktorat Penyehatan lingkungan. Jakarta. Depkes RI. 2010. Indonesia Sehat 2010. Perpustakaan AKL Depkes Purwokerto.Banyumas. Depkes RI. 2002. Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat. Ditjen PPM dan PL. Jakarta. Dinkes Provinsi Jawa Tengah. 2006. Pedoman Pelaksanaan Desa Siaga. di Jawa Tengah. Semarang. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Pedoman Umum Desa dan Kelurahan Siaga Aktif. Pusat Promosi Kesehatan. Jakarta. Mubarak, W.I dan Chayatin, N. 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat = Teori dan Aplikasi.Salemba Medika. Jakarta. 401