MENGATASI STRES AKIBAT KERJA



dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan teknologi yang terus berkembang dengan cepat membuat organisasi harus

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan perhatian lebih dalam setiap pendekatannya. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. wajar akan dialami semua orang. Menua adalah suatu proses menghilangnya

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan sesuatu yang didambakan oleh setiap wanita.

Jenis hormon berdasarkan pembentuknya 1. Hormon steroid; struktur kimianya mirip dengan kolesterol. Contoh : kortisol, aldosteron, estrogen,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam Pembangunan

BAB II. Struktur dan Fungsi Syaraf

NEUROTRANSMITTER. Kurnia Eka Wijayanti

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROSES TERJADINYA MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kecemasan yang tidak terjamin atas prosedur perawatan. 2 Menurut penelitian, 1

BAB I PENDAHULUAN. juga istilah adolesens (dalam Bahasa Inggris: adolescence). Para ahli. merumuskan bahwa istilah pubertas digunakan untuk menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. pencabutan gigi. Berdasarkan penelitian Nair MA, ditemukan prevalensi

PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI AWAL KETEGANGAN (STRESS) PADA MANUSIA BERBASIS PC DIUKUR DARI SUHU TUBUH, KELEMBABAN KULIT DAN DETAK JANTUNG TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. hingga berada dalam kondisi yang optimal (Guyton & Hall, 2007).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Identifikasi Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mohammad Zepi Prakesa, 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya anxiety berasal dari Bahasa Latin. angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti mencekik.

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Pemberian Minyak Buah Makasar terhadap Denyut Jantung Itik Cihateup Fase Grower

I. PENDAHULUAN. mengganggu dan atau dapat membahayakan kesehatan. Bising ini. merupakan kumpulan nada-nada dengan bermacam-macam intensitas yang

Bisma, Vol 1, No. 9, Januari 2017 FAKTOR-FAKTOR STRES KERJA PADA CV SUMBER HIDUP PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stres tidak dapat dipisahkan dari setiap aspek kehidupan. Stres dapat

STRESS DALAM PEKERJAAN. Armaidi Darmawan, dr, M.Epid Bagian Kedokteran Komunitas/Keluarga FKIK Unja

FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

Fitria Dwi Andriyani, M.Or.

BAB I PENDAHULUAN. masa dewasa awal adalah bekerja dan berkarier. Hal ini berarti bahwa semua

YOGA: HARMONISASI MANAJEMEN STRESS

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu tuntutan mutlak yang harus dijalani. Mahasiswa pada dasarnya akan

BAB I PENDAHULUAN. Masa menopause merupakan suatu transisidimana ditandai. perubahan siklus menstruasi yang sebelumnya regular, siklik, bisa

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tekanan mental atau beban kehidupan. Dalam buku Stress and Health, Rice (1992)

BAB I PENDAHULUAN. memiliki prioritas tertinggi dalam hirarki Maslow. Dimana seseorang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak bisa lepas dari stres,

BAB V PEMBAHASAN. menunjukkan penurunan bila dibandingkan dengan rata-rata tingkat

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ANSIETAS

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Masyarakat semakin berkembang

FISIOLOGI HORMON STRUKTUR KELENJAR ENDOKRIN STRUKTUR KELENJAR ENDOKRIN

BAB VI PEMBAHASAN. cedera abrasi menyerupai dengan cedera peritoneum saat operasi abdomen..

KESEHATAN JIWA hari-hari produktif 'yang hilang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adli Hakama, 2013

TEKANAN DARAH TINGGI (Hipertensi)

BAB I PENDAHULUAN. Pencak silat merupakan budaya dan seni beladiri warisan bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. hendaknya dibangun dengan empat pilar, yaitu learning to know, learning

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. timbulnya tuntutan efisiensi dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. tangan, jari tangan atau alat-alat manual/elektrik untuk memperbaiki kondisi

PERISTIWA KIMIAWI (SISTEM HORMON)

BAB 1 PENDAHULUAN. kepentingan diri sendiri tetapi juga untuk kepentingan yang memberi manfaat

TEORI PENYEBAB PENYAKIT 2. By: Syariffudin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

KUESIONER TENTANG PENGETAHUAN IBU TENTANG PERSIAPAN MEMASUKI MASA MENOPAUSE DI DUSUN V DESA SAMBIREJO KECAMATAN BINJAI KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2007

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Selye sebagai General Adaptation Syndrome ( GAS), suatu gambaran

BAB V PEMBAHASAN. Objective Structured Clinical Examination (OSCE) Uji Kompetensi

Suhu inti (core temperature) Suhu inti menggambarkan suhu organ-organ dalam (kepala, dada, abdomen) dan dipertahankan mendekati 37 C.

EMOSI, STRES DAN KESEHATAN. Unita Werdi Rahajeng, M.Psi., psi

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Bagian-Bagian Otak

Kisi-kisi Mid pelayanan kesehatan

FRUSTRASI & STRESS LIA AULIA FACHRIAL, M.SI

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB II KONSEP DASAR. Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia telah ditetapkan lamanya waktu bekerja sehari maksimum

BAB I PENDAHULUAN. dalam melakukan aktivitas kehidupan. Dalam kehidupan sehari-hari mulai bangun

Daftar Pustaka : 21 ( ) Kata kunci: Dismenore, Intensitas dismenore, Senam dismenore

HASIL DAN PEMBAHASAN. sangat berpengaruh terhadap kehidupan ayam. Ayam merupakan ternak

BAB I PENDAHULUAN. upaya-upaya dalam rangka mendapatkan kebebasan itu. (Abdullah, 2007

TUGAS 3 SISTEM PORTAL

BAB 1 PENDAHULUAN. kronik yang sering ditemukan (Kurniati, 2003). Biasanya terjadi di daerah yang

BAB I PENDAHULUAN. Semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan fisik yang tidak sehat, dan stress (Widyanto, 2014).

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

Konsep Krisis danangsetyobudibaskoro.wordpress.com

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjalankan tugas dan pekerjaanya. SDM merupakan modal dasar pembangunan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Lanjut usia (lansia) adalah perkembangan terakhir dari siklus kehidupan.

Sistem saraf. Kurnia Eka Wijayanti

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. menstimulasi pengeluaran CRH (Corticotropin Realising Hormone) yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja ( K3) pada perusahaan di Indonesia

BAB II KAJIAN TEORI. penuh sehingga tidak memuat apapun.

BAB I PENDAHULUAN. fisiologis maupun psikologis. Segala yang dibutuhkan manusia untuk

2015 PENGARUH LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENURUNAN LEMAK TUBUH DAN PENINGKATAN KEMAMPUAN DAYA TAHAN AEROBIK (VO2 MAX)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Anesty Claresta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dipahami. Ketiga konsep ini saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Ketiga konsep pengertian tersebut adalah :

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan saat ini adalah

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. respon psikososial (tekanan mental atau beban kehidupan). Sedang kan menurut

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit Ridogalih berdiri pada tahun 1934 yang memulai pelayanan

EMOSI, STRES DAN KESEHATAN. Unita Werdi Rahajeng, M.Psi., psi

Transkripsi:

MENGATASI STRES AKIBAT KERJA oleh : dr. Waryono, M.Or Widyaiswara LPMP D.I. Yogyakarta email : wardokteryono@gmail.com ABSTRAK Kepenatan, kejenuhan atau kelelahan akibat kerja dapat dirasakan setiap orang. Sebenarnya hal ini dapat diatasi sendiri oleh tubuh dengan sistem keseimbangan atau homeostasisnya, sebagai contoh jika kelelahan maka seseorang akan tidur. Namun jika kelelahan berlangsung berulang dalam jangka lama maka akan menimbulkan stres (negatif) dan disebut stres akibat kerja. Jika efek yang ditimbulkan stres akibat kerja tidak ditangani, akan berakibat gangguan kesehatan tubuh yang bersangkutan. Gangguan tersebut dapat berupa fisik, psikis maupun sosial. Metode outbound training dapat digunakan untuk terapi stres akibat kerja karena menggunakan aktivitas fisik/olahraga, permainan menyenangkan dan simulasi kehidupan menjadi sederhana. Aktivitas dalam outbound training tersebut akan memicu hormon baik untuk mengatasi stres akibat kerja melalui respon yang dikendalikan oleh otak. Kata kunci : stres akibat kerja, outbound training 1

I. Pendahuluan Bekerja adalah aktifitas manusia dalam memelihara kelangsungan hidupnya dan keluarganya untuk menghasilkan barang atau jasa yang bermanfaat bagi orang lain serta sebagai suatu bentuk pengabdian luhur terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Maka dari itu, pekerjaan merupakan suatu kebutuhan dasar manusia atau dengan kata lain manusia membutuhkan pekerjaan untuk dapat melangsungkan kehidupannya secara layak. Dalam melakukan suatu pekerjaan, disamping adanya pengaruh fisik, pekerja juga akan mengalami pengaruh psikologis. Pengaruh fisik misalnya penerangan yang kurang baik, terlalu sering kontak dengan sumber radiasi seperti monitor komputer, ruangan yang terlalu panas dan lain-lain. Pengaruh psikologis misalnya hubungan yang kurang harmonis antar teman maupun dengan atasan, ada rasa tidak mampu menyelesaiakan suatu pekerjaan, kebiasaan yang tidak baik dari pekerja, tingkat pengetahuan dan lain-lain. Dapat dikatakan bahwa tidak ada pekerjaan yang benar-benar bebas dari beban fisik dan psikis. Adanya beban fisik dan psikis dalam melaksanakan suatu pekerjaan akan memberikan pengaruh atau akibat yang tidak baik terhadap kesehatan pekerja sehingga dapat menyebabkan rendahnya produktivitas kerja. Pengaruh yang dapat terlihat pada gangguan kesehatan fisik seperti kelelahan dan rasa sakit pada otot-otot sedangkan secara psikis dapat berupa kebosanan bekerja, berkurangnya konsentrasi dan lain-lain. Kelelahan merupakan keadaan yang terjadi sebagai akibat dari beban fisik dan psikis berlebihan yang harus diterima tubuh sehingga terjadi kelelahan otototot. Kelelahan merupakan suatu mekanisme perlindungan tubuh untuk mengurangi kerusakan tubuh lebih besar yang memberikan kesempatan bagi tubuh untuk istirahat. Kelelahan yang berlangsung untuk waktu yang lama dan secara terus menerus akan menyebabkan gangguan kesehatan berupa stres kerja dengan gejala-gejala antara lain pusing, jantung berdebar-debar, sesak nafas, hilangnya nafsu makan, gangguan tidur, gangguan pencernaan seperti mual, mutah, mencret. Untuk memperoleh hasil kerja yang baik dan sesuai dengan tujuan organisasi kerja, maka akibat stres kerja harus diatasi. Hal ini hanya dapat dilakukan dengan penerapan dan memperhatikan semua aspek psikologi ketenagakerjaan secara baik dan benar disemua organisasi kerja yang ada. Beberapa cara untuk mengatasi stres kerja antara lain melalui pola makan yang sehat dan bergizi, memelihara kebugaran jasmani dengan olahraga, latihan pernafasan, latihan relaksasi, melakukan aktivitas yang menggembirakan, melakukan permainan yang ringan, berlibur, menjalin 2

hubungan yang harmonis, menghindari kebiasaan yang jelek, meluangkan waktu untuk keluarga, menghindari diri dalam kesendirian. Salah satu cara yang digunakan oleh beberapa organisasi kerja termasuk Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) D I Yogyakarta untuk mengatasi stres kerja adalah melaksanakan outbound training. Outbound training adalah suatu program pelatihan di alam terbuka yang mendasarkan pada prinsip experiental learning yaitu belajar melalui pengalaman langsung yang disajikan melalui aktivitas fisik dan dikemas dalam bentuk permainan, simulasi, diskusi, refleksi dan petualangan sebagai media penyampaian materi (Ancok, 2002). Tulisan ini akan mengupas apakah benar outbound training dapat mengatasi stres akibat kerja. II. Pembahasan Stres kerja adalah suatu kondisi yang muncul akibat interaksi antara individu dengan pekerjaannya dimana terdapat ketidaksesuaian karakteristik dan perubahanperubahan yang tidak jelas dan terjadi di organisasi kerja. Ketidaksesuaian tersebut akan menjadikan sumber stres bagi individu yang bekerja dan dikenal sebagai stresor yang dapat berupa fisik, psikologis dan sosial. Stresor fisik berasal dari luar diri individu, seperti suara, polusi, radiasi, suhu udara, makanan, zat kimia, trauma, dan latihan fisik yang terpaksa. Pada stresor psikologis tekanan dari dalam diri individu biasanya yang bersifat negatif seperti frustasi, kecemasan(anxiety), rasa bersalah, kuatir berlebihan, marah, benci, sedih, cemburu, rasa kasihan pada dirisendiri, serta rasa rendah diri. Sedangkan stresor sosial yaitu tekanan dari luar disebabkan oleh interaksi individu dengan lingkungan bekerjanya. Stresor tadi akan ditangkap dan dirasakan oleh panca indera tubuh dalam bentuk sistem keseimbangan atau homeostasis. Jika bekerja dalam ruangan yang pencahayaan kurang maka mata melakukan sistem keseimbangan dengan menciut atau akomodasi. Jika bekerja dalam ruangan yang panas maka kulit akan melakukan sistem keseimbangan dengan mengeluarkan keringat dan masih banyak contoh yang lain. Tetapi jika keadaan tersebut terjadi dalam waktu yang lama dan berulang maka tubuh pekerja tidak akan mampu melakukan keseimbangan. Kondisi yang demikian dikatakan mengalami tekanan atau stres (Freaser, 1985). Setiap kali ada tekanan atau rangsangan yang mencekam dirasakan tubuh maka melalui saraf-saraf panca indera diteruskan ke otak dan akan menyebabkan hipotalamus melepaskan hormon CRF (corticotropin-releasing factor) yang menstimulasi hipofisis untuk melepaskan hormon lain yaitu ACTH (adrenocorticotropic hormone) ke dalam darah. ACTH sebagai gantinya menstimulasi kelenjar adrenal, 3

suatu kelenjar kecil yang berada di atas ginjal. Kelenjar adrenal berisi dua daerah yang berbeda, bagian dalam atau medulla yang mensekresi adrenalin (epinefrin) dan noradrenalin (norepinefrin) dan lapisan luar atau korteks yang mensekresi kortikosteroid mineral (aldosteron) dan glukokortikoid (kortisol). Secara simultan, hipotalamus bekerja secara langsung pada sistem otonom untuk merangsang respon yang segera terhadap stres. Sistem otonom sendiri diperlukan dalam menjaga keseimbangan tubuh. Sistem otonom terbagi dua yaitu sistem simpatis dan parasimpatis. Sistem simpatis bertanggung jawab terhadap adanya stimulasi atau stres. Reaksi yang timbul berupa peningkatan denyut jantung, napas yang cepat, penurunan aktivitas gastrointestinal. Sementara sistem parasimpatis membuat tubuh kembali ke keadaan istirahat melalui penurunan denyut jantung, perlambatan pernapasan, meningkatkan aktivitas gastrointestinal. Perangsangan yang berkelanjutan terhadap sistem simpatis menimbulkan respon stres yang berulang-ulang dan menempatkan sistemotonom pada ketidakseimbangan. Kegiatan outbound mempunyai arti kegiatan diluar ruangan yang mengandung unsur olahraga, permainan, edukasi, serta rekreasi. Melalui permainanpermainan ringan yang menarik, peserta dihadapkan pada suatu tantangan untuk dipecahkan secara bersama-sama dengan sejenak melepaskan atribut masingmasing. Sehingga diharapkan tercipta suasana keakraban, kebersamaan serta kerjasama tim yang nantinya bermanfaat dalam mengatasi permasalahan yang lebih besar.training adalah belajar yang ada kaitannya dengan pekerjaan yang ditangani saat ini, jadi merupakan pembelajaran atas keahlian spesifik demi meningkatkan kinerja. Biasanya dilakukan di dalam atau luar kelas dengan instruktur yang menyampaikan materi di depan peserta, sekali waktu dilakukan tanya jawab dan sekali waktu peserta lain diminta untuk mengerjakan suatu tugas atau diskusi. Outbound training adalah suatu program pelatihan di alam terbuka yang mendasarkan pada prinsip experiental learning yaitu belajar melalui pengalaman langsung yang disajikan melalui aktivitas fisik dan dikemas dalam bentuk permainan, simulasi, diskusi, refleksi dan petualangan sebagai media penyampaian materi (Ancok, 2002). Metode outbound training sering kali digunakan oleh organisasi kerja untuk mengatasi stres/kepenatan kerja dengan beberapa alasan diantaranya: 1. Metode ini adalah sebuah simulasi kehidupan yang komplek dan dibuat menjadi sederhana. Untuk memudahkan kehidupan yang komplek didalam organisasi kerja perlu dicari cara yang sederhana. Dengan Outbound training permasalahan yang komplek dibuat dalam bentuk permainan sederhana, melibatkan aktivitas fisik yang menggembirakan dan mudah pemecahannya, sehingga individu mudah sekali memahami kompleksitas kehidupan organisasi kerjanya. 4

2. Metode ini menggunakan pendekatan belajar melalui pengalaman (experiental learning). Adanya sebuah pengalaman langsung terhadap sebuah permasalahan, peserta akan mudah menangkap esensi pengalaman itu. Peserta akan langsung dapat merasakan sukses atau gagal didalam pelaksanaan tugasnya. Kalau terjadi keberhasilan, peserta akan segera tahu perilaku apa yang membuatnya sukses. Sebaliknya kalau gagal dalam melaksanakan sebuah tugas, peserta akan tahu perilaku mana yang menjadi penyebab kegagalan itu. 3. Metode ini penuh kegembiraan karena dilakukan dengan permainan yang melibatkan aktifitas fisik/olahraga. Ciri ini membuat peserta merasa senang didalam melaksanakan kegiatan. OutboundTraining dilakukan menggunakan unsur olahraga dan permainan yang cenderung membuat peserta terlibat langsung secara kognitif (pikiran), afektif (emosi) dan psikomotorik (gerakan fisikmotorik). Sehingga secara psikologis dapat dijumpai keterangsangan emosi dan fisik motorik pada individu. Solusi mengatasi stres akibat kerja salah satunya dengan kegiatan outbound training karena didalamnya terdapat unsur aktivitas fisik/olahraga, permainan yang menggembirakan serta melibatkan pikiran untuk pemecahan masalah sederhana. Aktivitas fisik/olahraga dalam permainan outbound training yang menggembirakan akan menstimulasi pengeluaran hormon endorfin. Endorphin adalah neuropeptide yang dihasilkan tubuh pada saat relaks/tenang. Endorphin dihasilkan diotak dan susunan syaraf tulang belakang. Hormon ini dapat berfungsi sebagai obat penenang alami yang diproduksi otak yang melahirkan rasa nyaman dan meningkatkan kadar endorphin dalam tubuh untuk mengurangi tekanan darah tinggi. Aktifitas fisik/olahraga dapat meningkatkan kadar b-endorphin empat sampai lima kali didalam darah. Sehingga, semakin banyak melakukan kegiatan tersebut maka akan semakin tinggi pula kadar b-endorphin. Ketika seseorang melakukan kegiatan tersebut, maka b-endorphin akan keluar dan ditangkap oleh reseptor didalam hipothalamus dan sistem limbik yang berfungsi untuk mengatur emosi. Peningkatan b- endorphin akan menurunkan rasa nyeri, meningkatkan daya ingat, memperbaiki nafsu makan, kemampuan seksual, menurunkan tekanan darah dan menormalkan pernafasan (Sindhu, Pujiastuti. 2006). Kegiatan outbound training berupa aktivitas fisik/olahraga dengan permainan menyenangkan dapat menekan produksi epinefrin dan norepinefrin yang berlebihan sehingga gangguan fisik berupa tanda-tanda stres dapat dikurangi. Dengan demikian pengeluaran epinefrin dan norepinefrin dapat dikontrol oleh otak sehingga fungsinya menjadi normal kembali seperti tidak terpapar oleh stresor. 5

III. Kesimpulan dan Saran A. Kesimpulan Salah satu metode yang efektif untuk mengatasi stres akibat kerja adalah melalui aktivitas outbound training. Aktivitas outbound training dilakukan menggunakan unsur olahraga dan permainan menyenangkan akan membuat peserta terlibat langsung secara kognitif (pikiran), afektif (emosi) dan psikomotorik (gerakan fisik motorik). Sehingga secara psikologis dapat dijumpai keterangsangan emosi dan fisik motorik pada diri peserta. Hal ini akan menyebabkan hormon-hormon pengatur fungsi tubuh seperti efineprin, norepineprin, cortisol, endorpin dan lain-lain akan bekerja dengan normal. Dengan demikian seseorang akan mempunyai fungsi tubuh yang baik jauh dari ancaman penyakit akibat stres kerja. B. Saran Untuk menjaga agar pengaruh stres akibat kerja tidak berdampak buruk pada pekerja, disarankan para pimpinan organisasi kerja dapat menempuh salah satu cara atau metode untuk mengatasinya. Outbound training dapat memberikan manfaat terhadap fungsi tubuh untuk mengatasi stres akibat kerja. Dengan kegiatan berupa aktivitas tubuh/olahraga, permainan yang menyenangkan dan latihan pemecahan masalah sederhana ternyata dapat mengaktifkan hormon-hormon baik untuk mengatasi mekanisme stres. 6

Daftar Pustaka Ancok, Jamaluddin.2002.Outbound Management Training.Yogyakarta : UII Press. Freaser, T.M. (1985). Stres dan Kepuasan Kerja. Jakarta; PT.Pustaka Binaman Pressindo. Sindhu, Pujiastuti. 2006. Hidup Sehat dan Seimbang Dengan Yoga. Bandung : Qanita. 7