Risiko Harga Ayam Broiler Pola Kemitraan dan Mandiri di Kabupaten Bekasi

dokumen-dokumen yang mirip
IV METODE PENELITIAN 4.1. Pemilihan Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Metode Pengumpulan Data

ANALISIS RISIKO HARGA, RISIKO PENJUALAN DAN RISIKO PENDAPATAN PADA USAHA PEMOTONGAN AYAM NASKAH PUBLIKASI

IV. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN. terhitung sejak pembuatan proposal penelitian. Pengambilan data dilakukan pada bulan April hingga Mei 2011.

III KERANGKA PEMIKIRAN

IV. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN

ANALISIS DAMPAK PERUBAHAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) TERHADAP BIAYA INPUT DAN OUTPUT USAHATANI AYAM BROILER DI KABUPATEN DELI SERDANG

IV. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Tipe Data dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

III. KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS RESIKO USAHATANI IKAN BANDENG DI DESA SUNGAI UNDANG KECAMATAN SERUYAN HILIR KABUPATEN SERUYAN KALIMANTAN TENGAH

BAGI HASIL KEMITRAAN AYAM PEDAGING PADA PT. X DI KABUPATEN MAROS, PROPINSI SULAWESI SELATAN

ANALISIS FINANSIAL DAN SENSITIVITAS PETERNAKAN AYAM BROILER PT. BOGOR ECO FARMING, KABUPATEN BOGOR

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Ayam Broiler

IV. METODE PENELITIAN

Analisis Risiko Usahatani Salak Organik di Desa Sibetan Kecamatan Bebandem Kabupaten Karangasem

III KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS RISIKO DALAM USAHATERNAK AYAM BROILER (Studi Kasus Usaha Peternakan X di Desa Tapos, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor)

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peran Kemitraan Dalam Pengelolaan Risiko

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkembangan Kajian Risiko Harga Komoditas Pertanian

Analisis Risiko Usahatani Kedelai Di Kecamatan Jawai Selatan Kabupaten Sambas. Abstract

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

RISIKO PRODUKSI DAN RISIKO HARGA AYAM BROILER SERTA PREFERENSI PETERNAK DI KABUPATEN BEKASI GITA VINANDA

KELAYAKAN USAHA PETERNAKANN AYAM RAS PEDAGING POLA KEMITRAAN INTI-PLASMA

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM BOILER DI KECAMATAN MOYUDAN SLEMAN

IV. METODE PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Pengaruh Kemitraan Terhadap Risiko Usaha tani Tembakau Di

III. KERANGKA PEMIKIRAN

IV METODE PENELITIAN. Tabel 5. Data Produsen Bromelia di Indonesia Tahun 2008

VI RISIKO PRODUKSI SAYURAN ORGANIK

JIIP Volume 2 Nomor 2, Desember 2016, h

ABSTRAK. Karakteristik Struktur Biaya, Tingkat Pendapatan, Pola Usaha Kemitraan dan Mandiri

MANAJEMEN RISIKO BUDIDAYA AYAM BROILER DI KABUPATEN BOYOLALI

Analisa ekonomi usaha peternakan broiler yang menggunakan dua tipe kandang berbeda

RISIKO PRODUKSI DAN HARGA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN PETERNAKAN AYAM BROILER CV AB FARM KECAMATAN BOJONGGENTENG - SUKABUMI

BAB IV ANALISIS DATA PENELITIAN. 1) Analisis atau Uji Asumsi Dasar (Uji Normalitas). Uji asumsi dasar digunakan untuk memberikan pre test, atau uji

ternakan Tropik Journal of Tropical Animal Science

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP EFISIENSI USAHA AYAM SENTUL DI KABUPATEN CIAMIS

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN RISIKO USAHA PADA AGROINDUSTRI SERUNDENG UBI JALAR DI KECAMATAN SIULAK KABUPATEN KERINCI

Tinjauan Pasar Daging dan Telur Ayam. Informasi Utama :

ANALISIS RESIKO PRODUKSI DAN PENDAPATAN BUDIDAYA TAMBAK UDANG RAKYAT DI KELURAHAN LABUHAN DELI, KECAMATAN MEDAN MARELAN, KOTA MEDAN

TINGKAT KEPUASAN PETERNAK PLASMA TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN AYAM BROILER DI KABUPATEN SRAGEN

(ANALYSIS OF NEEDED INVESTMENT FOR BROILER CHICKEN FARM IN PURBALINGGA)

ANALISIS PENDAPATAN PETERNAK AYAM RAS PEDAGING POLA KEMITRAAN INTI-PLASMA

ANALISIS PROFITABILITAS TERHADAP PENGEMBALIAN ASET USAHA AYAM PETELUR (Studi Kasus UD. Putra Tamago Kota Palu)

METODE PENELITIAN. untuk menjawab tujuan penelitian berdasarkan data yang diperoleh dan dianalisis.

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DENGAN POLA KEMITRAAN DI KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL

AKTIVA TUNGGAL. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Tunas Pembangunan Surakarta.

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

Pengaruh Harga Jual dan Volume Penjualan Terhadap Pendapatan Pedagang Pengumpul Ayam Potong

BAB III MATERI DAN METODE. Daging ayam merupakan salah satu produk hasil ternak yang diminati

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Lapangan Pekerjaan Tahun 2011

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Peternakan Ayam Broiler di Indonesia

PENGARUH KEMAMPUAN KEWIRAUSAHAAN DAN SISTEM KEMITRAAN TERHADAP MOTIVASI PETERNAK AYAM PEDAGING DI KECAMATAN BANTIMURUNG KABUPATEN MAROS

VII. ANALISIS PENDAPATAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pola kemitraan ayam broiler adalah sebagai suatu kerjasama yang

RISIKO PRODUKSI AYAM RAS PEDAGING PADA PETERNAKAN DI KECAMATAN PAMIJAHAN, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT RYANDI SIMANJUNTAK

IV. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS BREAK EVEN POINT USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL

Sondi Kuswaryan, Maman Paturochman dan Cecep Firmansyah Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Jatinangor, Bandung 40600

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang

PERENCANAAN LABA DENGAN METODE TITIK IMPAS (STUDI KASUS PADA PETERNAKAN AYAM UD. MARKOTA SURYA KECAMATAN BALUNG KABUPATEN JEMBER)

Analisis pola kemitraan usaha peternakan ayam pedaging sistem closed house di Plandaan Kabupaten Jombang

I. PENDAHULUAN. industri pertanian, dimana sektor tersebut memiliki nilai strategis dalam

ANALISIS PERFORMA PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETERNAK AYAM BROILER DENGAN SISTEM PEMELIHARAAN CLOSED HOUSE

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

MARKETING ANALYSIS OF SMALL AND LARGE BROILER FARMING ON SINAR SARANA SENTOSA PARTNERSHIP SCHEME AT MALANG REGENCY

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PENJUALAN AYAM RAS PEDAGING DI PASAR MASOMBA KOTA PALU

Perkembangan Populasi Ternak Besar Dan Unggas Pada Kawasan Agribisnis Peternakan Di Sumatera Barat

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sumber-Sumber Risiko Produksi pada Pertanian

ANALISIS RISIKO BERBAGAI LUAS PENGUSAHAAN LAHAN PADA USAHATANI PADI ORGANIK DAN KONVENSIONAL

RISIKO PENDAPATAN PADA USAHATANI JERUK SIAM DI KABUPATEN SAMBAS DEWI KURNIATI 1, SLAMET HARTONO 2, SRI WIDODO 2, ANY SURYANTINI 2

Tinjung Mary Prihtanti Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian dan Bisnis Universitas Kristen satya Wacana Salatiga ABSTRACT

I. PENDAHULUAN an sejalan dengan semakin meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat,

III KERANGKA PEMIKIRAN

PENGANTAR. Latar Belakang. Peternakan merupakan salah satu subsektor yang berperan penting dalam

PENERAPAN TARGET COSTING... DALAM UPAYA EFISIENSI BIAYA PADA PETERNAKAN AYAM POTONG DENGAN POLA KEMITRAAN DI KABUPATEN LUMAJANG

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI DAGING AYAM (Studi Kasus: Pasar Sei Kambing, Medan)

KESINAMBUNGAN USAHA BISNIS KEMITRAAN AYAM RAS PEDAGING (Kasus di Tunas Mekar Farm Bogor) SKRIPSI Intani Dewi

STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS AYAM RAS PEDAGING PERUSAHAAN KAWALI POULTRY SHOP KABUPATEN CIAMIS

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK ITIK POTONG DI DESA HARJOWINANGUN KECAMATAN GODONG KABUPATEN GROBOGAN

RENTABILITAS USAHA PADA INDUSTRI BAWANG GORENG SAL-HAN DI KOTA PALU SULAWESI TENGAH. Profitability of Sal-Han fried onions in Palu -Central Sulawesi

Gambar 2. Rangkaian Kejadian Risiko-Ketidakpastian

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DOC PEDAGING PADA PT X UNIT BALI. Abstrak

POLA PERDAGANGAN MASUKAN DAN KELUARAN USAHA TERNAK AYAM RAS"

I. PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan salah satu sumber protein hewani yang paling

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik produk unggas yang dapat diterima oleh masyarakat, harga yang

ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI USAHA PEMBESARAN AYAM KAMPUNG DI TINGKAT PETERNAK DI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR. Reli Hevrizen dan Reny Debora Tambunan

ANALISIS USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER POLA KEMITRAAN INTI-PLASMA (Studi Kasus Peternak Plasma PT. Bilabong di Kecamatan Limpung Kabupaten Batang)

ANALISIS PENAWARAN JAGUNG UNTUK PAKAN AYAM RAS DI KABUPATEN LIMA PULUH KOTA. Mukhlis 1) ABSTRACTS

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Komoditas Caisin ( Brassica rapa cv. caisin)

Transkripsi:

DOI: http://dx.doi.org/10.25181/jofsa.v2.i2.1116 pissn 2654-5853 Journal of Food System and Agribusiness Vol. 2 (2): 100-106 eissn 2597-9426 Risiko Harga Ayam Broiler Pola Kemitraan dan Mandiri di Kabupaten Bekasi (Risk Of Partnership And Independent Broiler Chicken Prices In Bekasi District) Gita Vinanda *)1, Harianto **), dan Lukytawati Anggraeni ***) *) Program Pascasarjana Program Studi Ilmu Ekonomi Pertanian, Institut Pertanian Bogor **) Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor 1) Email : gitavinanda90@gmail.com ABSTRACT Constraints often faced by broiler breeders in West Java Province are the selling price of broiler chickens that are not always stable. One of the selling prices of broiler chickens is created by the conditions of demand and supply in the market, so that in certain conditions when the number of broilers increases, the selling price of chicken can be very low and when the number of broilers decreases due to constraints in the production process, the selling price of chicken can increase. The purpose of this study was to measure the level of price risk faced by broiler chickens in Bekasi Regency. This research was conducted in Bekasi Regency, West Java Province. Sampling is done by purposive and snowballing method. The number of samples is divided into 35 independent breeders and 39 partner farmers. Data collection is done through interviews directly with the respondent farmers using a questionnaire. The collected data is then analyzed using the coefficient of variation. The results of the study show that the price risk faced by independent farmers is much smaller than the price risk received by partner farmers. PENDAHULUAN Keywords: broiler chicken, partnership, price risk. Diterima: 20 Agustus 2018. / Disetujui: 9 Mei 2019 Industri peternakan unggas khususnya ayam broiler merupakan industri peternakan yang pertumbuhannya tinggi dibandingkan dengan jenis ternak unggas lainnya. Pesatnya pertumbuhan industri ayam broiler tersebut didukung oleh karakteristik proses produksi yang relatif cepat, tidak memerlukan lahan yang relatif luas, teknologi budi daya telah tersedia, pasar (permintaan) cukup terbuka, dan harga produk yang lebih murah dibandingkan produk ternak lainnya seperti daging sapi dan ayam buras. Pada kegiatan budidaya ayam broiler (on-farm), mayoritas pelakunya adalah peternak Volume 2, Nomor 2, bulan Oktober Tahun 2018 100

Journal of Food System and Agribusiness rakyat karena modal yang diperlukan relatif kecil. Namun, hanya menguasai 20 30% produksi ayam broiler nasional (Vinanda, Harianto, & Anggraeni, 2016). Usaha ternak ayam broiler di Kabupaten Bekasi terdapat dua pola, yaitu pola mandiri dan pola kemitraan. Pola mandiri, peternak tidak tergantung pada perusahaan mitra dalam mendapatkan sarana produksi. Lain halnya dengan pola kemitraan, dimana peternak mitra mendapatkan seluruh sarana produksi (DOC, pakan, vaksin dan obat-obatan) dipasok dari perusahaan inti. Peternak mitra sudah ada kejelasan pasar, dimana harus menjual hasil produksinya kepada perusahaan inti dengan harga yang berlaku pada saat itu. Usaha peternakan ayam broiler biasanya menjumpai beberapa kendala yang merupakan hambatan. Kendala dapat berupa tingginya risiko yang dihadapi. Risiko yang sering ditemukan dalam usaha ternak ayam broiler ini adalah risiko produksi dan risiko harga. Pelaku bisnis harus disertai dengan pengetahuan dan kemampuan dalam meminimalkan risiko. Kendala yang sering dihadapi oleh peternak ayam broiler di Provinsi Jawa Barat yaitu harga jual ayam broiler yang tidak selalu stabil (BPS, 2013). Harga jual ayam broiler salah satunya tercipta karena adanya kondisi permintaan dan penawaran di pasar, sehingga dalam kondisi tertentu saat jumlah ayam broiler meningkat, harga jual ayam bisa sangat rendah dan ketika jumlah ayam broiler menurun karena adanya kendala dalam proses produksi, harga jual ayam bisa meningkat. Harga jual ayam broiler bisa berfluktuatif bahkan hanya dalam hitungan hari. Risiko utama dari seorang pengambil keputusan diantaranya karena ketidakpastian cuaca, hama, dan penyakit. Indikasi adanya risiko harga ditunjukan oleh harga yang diterima pengambil keputusan berfluktuatif (Patrick, Wilson, Barry, Boggess, & Young, 1985). Risiko harga sangat ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan di pasar. Perbedaan pola juga mengakibatkan risiko yang diterima oleh peternak berbeda. Risiko yang dihadapkan peternak mitra secara teori harusnya lebih kecil jika dibandingkan dengan peternak mandiri. Hal tersebut dikarenakan peternak mitra mendapatkan kepastian input (modal) dan kepastian harga, tetapi peternak mandiri tidak. Akan tetapi, sebagian besar peternak mandiri di Kabupaten Bekasi tidak ada kemauan untuk melakukan pola usaha ternak mitra. Berdasarkan masalah tersebut maka tujuan penelitian ini adalah mengukur tingkat risiko harga yang dihadapi peternakan ayam broiler di Kabupaten Bekasi. METODE PENELITIAN Lokasi penelitian dilakukan di Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat dengan pertimbangan bahwa Kabupaten Bekasi merupakan salah satu daerah yang memiliki tren positif dalam pertumbuhan produksi ayam broiler dan akses untuk ke pasar di daerah Kabupaten Bekasi ini relatif lebih mudah. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2014 sampai bulan Agustus 2015. Jenis data yang digunakan adalah data kerat lintang (cross section) baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Sampel yang digunakan adalah peternak berjumlah sebanyak 74 sampel peternak. Sampel terbagi menjadi 2, yaitu 35 peternak mandiri dan 39 peternak mitra. 101 Volume 2, Nomor 2, bulan Oktober Tahun 2018

Vinanda G : Risiko Harga Ayam Broiler Pola Kemitraan dan Mandiri di Kabupaten Bekasi Analisis Risiko Harga Beberapa ukuran yang dapat digunakan untuk mengukur penyimpangan diantaranya adalah varians (variance), simpangan baku (standart deviation) dan koefisien variasi (coefficient variation) (Fariyanti, Kuntjoro, Hartoyo, & Daryanto, 2007). Untuk mengukur risiko harga tidak dilakukan pendugaan seperti pada risiko produksi. Risiko harga di ukur dengan mengukur nilai ekspektasi dan variance harga ayam broiler. Ekspektasi harga dan varians dihitung sebagai berikut (Robison & Barry, 1987) : EXPHRG = p t HRGT + p r HRGR + p n HRGN...(1) Peluang adalah suatu kejadian pada kegiatan usaha yang dapat diukur berdasarkan pengalaman yang telah di alami pelaku bisnis dalam menjalankan usahanya. Pada kondisi aktual mengukur peluang kejadian dapat dilakukan dengan melihat frekuensi dari masing-masing kejadian untuk periode waktu tertentu. Peluang adalah kuantifikasi ketidakpastian seseorang yang dinyatakan dalam bilangan antara 0-1. Untuk menggambarkan tingkat kepercayaan seseorang terhadap kejadian yang mungkin terjadi dari suatu kejadian yang tidak pasti. VARHRG = p t [HRGT EXPHRG] 2 + p r [HRGR EXPHRG] 2 + p n [HRGN EXPHRG] 2...(2) Nilai varians berbanding lurus dengan nilai penyimpangan dan risiko. Semakin kecil nilai varians, maka semakin kecil penyimpangannya dan semakin kecil tingkat risiko yang dihadapinya dalam menjalankan usaha. σ=...(3) Standar deviasi dapat di ukur dari akar kuadrat nilai variansnya. Secara matematis rumus menghitung standar deviasi dapat dilihat pada persamaan 3. Nilai yang ditunjukkan dari perhitungan standar deviasi memiliki arti yang sama dengan nilai varians. Dimana semakin kecil nilai standar deviasi, maka semakin kecil risiko yang dihadapinya. CV =...(4) Nilai koefisien variasi dapat diukur dari rasio standar deviasi dengan expected return. Secara matematis nilai koefisien variasi dapat dilihat pada persamaan 4. Semakin kecil nilai koefisien variasi, maka akan semakin rendah tingkat risiko yang dihadapi. Koefisien variasi adalah angka yang menunjukkan perbandingan antara risiko yang harus ditanggung dengan pendapatan tunai yang akan diperoleh. Dengan kata lain, koefisien variasi digunakan untuk membandingkan risiko yang dihadapi terhadap return atau pendapatan yang diterima. Volume 2, Nomor 2, bulan Oktober Tahun 2018 102

Journal of Food System and Agribusiness Dimana : EXPHRG = ekspektasi harga produk P t = peluang peternak mendapat harga tertinggi (%) P r = peluang peternak mendapat harga terendah (%) P n = peluang peternak mendapat harga normal (%) HRGT = harga tertinggi yang pernah diperoleh peternak (Rp/Ekor) HRGR = harga terendah yang pernah diperoleh peternak (Rp/Ekor) HRGN = harga normal yang sering diterima peternak (Rp/Ekor) HASIL DAN PEMBAHASAN Penilaian risiko didasarkan pada pengukuran penyimpangan terhadap return dari suatu aset. Beberapa ukuran yang dapat digunakan untuk mengukur penyimpangan tersebut adalah varians (variance), standart deviasi (standard deviation), koefisien variasi (coefficient variation). Ukuranukuran tersebut merupakan ukuran statistik yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat risiko harga yang terjadi pada harga jual yang dilakukan oleh peternak. Berdasarkan data yang diperoleh, diketahui bahwa harga tertinggi selama dua periode terakhir penjualan yang dilakukan peternak mandiri adalah Rp 20 500.00 per kilogram, harga penjualan terendah sebesar Rp 14 000.00 per kilogram dengan rata-rata dari dua periode penjualan sebesar Rp 17 278.57 per kilogram. Harga tertinggi selama dua periode penjualan yang dilakukan peternak mitra adalah sebesar Rp 19 500,00 per kilogram, harga terendah sebesar Rp 13 800.00 per kilogram dengan rata-rata harga dari dua periode terakhir sebesar Rp 16 819.23 per kilogram. Berdasarkan hasil dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan harga antara peternak mandiri dengan peternak mitra. perbedaan harga tersebut berdampak terhadap pendapatan yang diterima oleh peternak ayam broiler. Secara teori, kemitraan mampu memberikan jaminan harga dan kepastian pasar kepada peternak. Tetapi pada penelitian ini kemitraan tidak mampu memberikan jaminan harga kepada peternak yang bermitra. Kemitraan dalam penelitian ini hanya mampu memberikan kepastian pasar kepada peternak yang bermitra dengan perusahaan inti. Kepastian pasar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dimana perusahaan inti mempunyai kewajiban untuk memasok ayam ke pasar tertentu setiap harinya dan ayam tersebut di pasok dari peternak yang bekerja sama dengan perusahaan inti. Tabel 1. Rata-rata harga ayam broiler (Rp/ekor) dan peluang yang diperoleh peternak ayam broiler di Kabupaten Bekasi. Uraian Mandiri Mitra Rata-rata Std. Deviasi Rata-rata Std. Deviasi Harga terendah 15 240 770.71 15 355 572.42 Harga normal 19 186 702.25 16 948 629.63 Harga tertinggi 17 342 545.84 18 944 404.45 Peluang rendah 0.21-0.35 - Peluang normal 0.21-0.42 - Peluang tinggi 0.58-0.23-103 Volume 2, Nomor 2, bulan Oktober Tahun 2018

Vinanda G : Risiko Harga Ayam Broiler Pola Kemitraan dan Mandiri di Kabupaten Bekasi Ekspektasi harga 17 278 2 955 16 819 1 176 Sumber : Data Primer 2015 (Diolah) Peluang Peluang menunjukkan distribusi frekuensi terhadap suatu kejadian. Kondisi lingkungan internal maupun eksternal dapat mempengaruhi besar atau kecilnya nilai suatu peluang. Peluang yang didapatkan oleh peternak mandiri maupun mitra mempunyai peluang yang berbeda-beda untuk mendapatkan harga yang rendah, normal ataupun tinggi. Peluang untuk peternak mandiri dari dua periode sebesar 0.214 untuk harga rendah, 0.572 harga normal dan 0.214 harga tinggi. Sedangkan peluang peternak mitra dari dua periode sebesar 0.346 untuk harga rendah, 0.423 harga normal dan 0.231 harga tinggi. Pengembalian yang Diharapkan Selain menghitung peluang, penting juga untuk menghitung nilai pengembalian yang diharapkan (expected return) dari suatu usaha yang dijalankan. Nilai expected return dapat dihitung dengan mengakumulasikan seluruh nilai penjualan ayam broiler pada suatu periode yang dikalikan dengan peluang kejadiannya. Berdasarkan hasil perhitungan, diketahui bahwa nilai expected return penjualan ayam broiler peternak mandiri sebesar Rp 17 278.57 per kilogram. Sedangkan expected return penjualan yang dilakukan peternak mitra sebesar Rp 16 819.23 per kilogram. Varians Varians merupakan akumulasi selisih kuadrat dari return dengan expected return yang dikalikan dengan peluang dari setiap periode penjualan. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai varians harga penjualan yang dilakukan peternak mandiri sebesar 1 708 328.07. Sedangkan varians harga penjualan ayam broiler yang dilakukan peternak mitra sebesar 1 829 268.75. Berdasarkan nilai variansnya, dapat diketahui bahwa penjualan ayam broiler yang dilakukan peternak mandiri memiliki nilai varians yang lebih kecil dibandingkan dengan nilai varians peternak mitra. Hal ini menunjukkan bahwa penyimpangannya lebih kecil dan tingkat risiko harga peternak mandiri lebih kecil dibandingkan dengan peternak mitra. Standar Deviasi Nilai standar deviasi dapat diperoleh dengan menghitung akar kuadrat dari nilai varians. Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh nilai standar deviasi harga penjualan peternak mandiri sebesar 1 307.03. Sedangkan standar deviasi penjualan peternak mitra sebesar 1 352.50. Berdasarkan nilai standar deviasinya, dapat diketahui bahwa penjualan peternak mandiri memiliki standar deviasi yang lebih kecil yang menunjukkan tingkat risiko harga yang lebih kecil. Koefisien Variasi Nilai koefisien variasi dapat dihitng dengan mengukur rasio dari nilai standar deviasi dengan tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return). Berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh nilai koefisien variasi harga penjualan yang dilakukan peternak mandiri sebesar 0.076, sedangkan nilai koefisien variasi yang dilakukan peternak mitra sebesar 0.080. Berdasarkan nilai koefisien variasinya, dapat diketahui bahwa penjualan yang dilakukan peternak mandiri memiliki nilai koefisien variasi yang lebih kecil yang menunjukkan tingkat risiko harga yang lebih kecil jika dibandingkan dengan peternak mitra. Volume 2, Nomor 2, bulan Oktober Tahun 2018 104

Journal of Food System and Agribusiness Jika dilihat dari tingkat pengembalian yang diharapkan, penjualan yang dilakukan peternak mandiri lebih besar jika dibandingkan dengan penjualan yang dilakukan peternak mitra. Begitu juga jika dilihat dari tingkat risikonya. Jika dilihat dari nilai varians, standar deviasi maupun koefisin variasi, secara keseluruhan nilainya pada peternak mandiri lebih kecil jika dibandingkan dengan peternak mitra. Berdasarkan nilai koefisien variasi, dari setiap Rp 1 yang diharapkan peternak mandiri, maka akan ada risiko sebesar Rp 0.076. Sedangkan jika peternak mitra, dari Rp 1 yang diharapkan akan ada risiko harga yang dihadapi sebesar Rp 0.080. Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh (Effiong, Enyenihi, E, & George, A, 2014) dimana peternak skala kecil sangat riskan terhadap risiko. Dalam penelitian ini, peternak mandiri yang terdapat di lapangan merupakan peternak dengan skala dibawah 5 000 ekor per peternak. Pengukuran tingkat risiko harga ayam broiler secara lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil perhitungan risiko harga peternak mandiri dan peternak mitra Ukuran Penjualan peternak mandiri Penjualan peternak mitra Varian Standar deviasi Koefisien variasi 1 708 328.07 1 307.03 0.076 1 829 268.75 1 352.50 0.080 Sumber : Data primer 2015 (diolah) Berdasarkan Tabel 2, dapat dilihat dari risiko usaha ternak, bahwa risiko harga yang dihadapi peternak mandiri lebih kecil. Hal ini dikarenakan, peternak mandiri tidak mempunyai kewajiban untuk memasok ayam broiler, sedangkan peternak mitra mempunyai kewajiban untuk menyediakan atau memanen ayam kepada pedagang atau pasar setiap hari sesuai dengan kebutuhan pasar. Peternak mandiri akan menahan ayam jika harga tidak baik. Biasanya peternak mandiri akan menahan ayam sampai ayam berbobot maksimum sebesar 2 kilogram. Jika pada saat ayam berbobot 2 kilogram, harga ayam tidak juga membaik, peternak mandiri terpaksa menjual ayamnya. Peternak mitra biasanya akan menjual ayam dengan harga berapapun yang berlaku pada saat itu. Peternak mitra tidak ingin mengambil risiko untuk menahan ayam jika harga tidak bagus. Hal tersebut dikarenakan, jika peternak mitra menahan ayam, maka pakan yang digunakan akan lebih banyak. Berdasarkan Tabel 7, pendapatan peternak mandiri lebih besar jika dibandingkan dengan peternak mitra. Hal itu juga diperkuat bahwa peternak mitra di Kabupaten Bekasi lebih berisiko dibandingkan peternak mandiri. Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa peternak mandiri di daerah penelitian enggan melakukan kemitraan. Harga ayam hidup (live bird) dapat berfluktuasi tiap hari bahkan harga yang diterima antar peternak bisa berbeda. Hal tersebut karena harga jual ayam tergantung dari berat bobot ayam, semakin kecil bobot ayam akan semakin tinggi harganya tetapi penerimaan yang diterima peternak tidak terlalu besar karena harga ayam didaerah penelitian adalah rupiah per kilogram. Sebaliknya jika bobot ayam broiler semakin besar maka harga jualnya akan semakin kecil. Tetapi sebagian besar peternak mandiri lebih senang menjual dengan bobot yang lebih besar (kurang dari 2 kilogram) karena penerimaan yang didapatkan akan besar jika dibandingkan dengan menjual ayam dengan bobot kecil. Biasanya peternak mandiri akan menjual ayam broielr berpatokan pada harga posko yang dapat dilihat pada internet. Tetapi harga posko tersebut tidak bisa jadi jaminan peternak mandiri akan mendapatkan harga yang sudah ditetapkan. Harga bisa saja di bawah atau di atas harga posko. Lain halnya peternak mitra, 105 Volume 2, Nomor 2, bulan Oktober Tahun 2018

Vinanda G : Risiko Harga Ayam Broiler Pola Kemitraan dan Mandiri di Kabupaten Bekasi peternak mitra biasanya menjual live bird berdasarkan harga pokok produksi yang sudah dihitung. Tetapi peternak mitra juga berpatokan pada harga posko. Biasanya peternak mitra akan menjual ayam berapapun harganya pada pelanggan tetap. KESIMPULAN Risiko harga yang dihadapi peternak mandiri jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan risiko harga yang diterima oleh peternak mitra. DAFTAR PUSTAKA BPS. (2013). Statistik Indonesia. Jakarta: Badan Pusat Statistik. Effiong, E. O., Enyenihi, E, A., & George, A, A. (2014). Analysis of Farming Risk among Small Scale Poultry Farmers in Etim Ekpo Local Government Area of Akwa Ibom State, Nigeria. Nigerian Journal of Agriculture Food and Environment, 10(1), 59 64. Fariyanti, A., Kuntjoro, K., Hartoyo, S., & Daryanto, A. (2007). Pengaruh Risiko Produksi dan Harga Kentang Terhadap Prilaku Produksi Rumahtangga Petani di Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung (The Influence of Potato s Price and Production Risk on Farm Household Production Behavior in Pangalengan Bandung). Jurnal Agribisnis Dan Ekonomi Pertanian, 1(1). Patrick, G. R., Wilson, P. N., Barry, P. J., Boggess, W. G., & Young, D.. (1985). Risk Perceptions and Management Responses: Producers Generated-Hypotheses for Risk Modelling. Journal of Agricultural and Applied Economics, 17(2), 231 238. Robison, L.., & Barry, P.. (1987). Competitive Firm s Response to Risk. Macmillan. Vinanda, G., Harianto, H., & Anggraeni, L. (2016). Risiko Produksi Ayam Broiler dan Preferensi Peternak di Kabupaten Bekasi. Jurnal Manajemen Dan Agribisnis, 13(1), 50. Volume 2, Nomor 2, bulan Oktober Tahun 2018 106