MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MEMBACA SISWA SMA N 2 RANTAU SELATAN MENGGUNAKAN METODE THINK ALOUD

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teoretis. Membaca merupakan keterampilan yang sangat penting untuk dikuasai oleh

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin

I. PENDAHULUAN. emosional peserta didik. Bahasa juga merupakan penunjang keberhasilan dalam. memelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa

II. LANDASAN TEORI. untuk memperoleh kesan-kesan yang dikehendaki, yang disampaikan penulis

MENGANALISIS ASPEK-ASPEK DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN MEMBACA. Sumarni. Jurusan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

BAB II LANDASAN TEORI. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk

KEEFEKTIFAN TEKNIK KNOW, WHAT, LEARN (KWL) DALAM PERKULIAHAN MEMBACA MAHASISWA PRODI PBSI FKIP UNTIDAR TAHUN AJARAN 2016/2017

MEMAHAMI HAKEKAT DAN ASPEK-ASPEK DALAM READING (MEMBACA)

ARTIKEL. Oleh Frisnawati Siburian NIM Dosen Pembimbing Skripsi, Mara Untung Ritonga, M.Hum., Ph.D.

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN WORD CARD

NASKAH JURNAL PUBLIKASI ILMIAH RAHMAWATI HIDAYAH A54B090044

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki keterampilan dalam berbahasa. Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen keterampilan.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa tidak hanya berasal dari kata-kata yang dikeluarkan oleh ucapan (vokal)

Peningkatan Penguasaan Vocabulary Teks Deskriptif melalui Pendekatan Scientific dengan Model Guide Inquiry pada Siswa SMPN 1 Besuki.

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PENERAPAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

KETERBACAAN Kunci Sukses Membaca Kritis

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Ninah Hasanah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. orang dan urutan kedua adalah China dengan jumlah pembelajar Bagi

MEMBACA DAN PEMBELAJARANNYA 5. MODEL PEMBELAJARAN INTEGRATIF DNGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ilham Zamzam Nurjaman, 2013

BAB I PENDAHULUAN. peran penting dalam kehidupan. Pendidikan bahasa sastra Indonesia yang menitikberatkan

I. PENDAHULUAN. Ada empat segi keterampilan berbahasa yakni keterampilan menyimak/

BAB I PENDAHULUAN. menjadi salah satu bahasa yang wajib di kuasai. Terbukti dengan

BAHASA PERTAMA SISWA SMAN TITIAN TERAS HAS DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Melalui bahasa seseorang dapat menyampaikan pesan,

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

ARTIKEL. oleh: NANDA MAITA F.G NIM ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

PENINGKATAN KEMAMPUAN LISTENING COMPREHENSION MELALUI STRATEGI TOP-DOWN DAN BOTTOM-UP

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI

Kata kunci: metode Storytelling, keterampilan menyimak, dongeng. 1) Mahasiswa Program Studi PGSD FKIP UNS 2,3) Dosen Program Studi PGSD FKIP UNS

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa. atau kaidah kebahasaan. Selain itu, Mahsun (2014:97) berpendapat:

KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SQ3R MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

PENERAPAN METODE SHARED READING DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA TEKS CERITA ANAK PADA SISWA KELAS VII SMP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF MENGGUNAKAN AUDIO VISUAL DI SDN 29KELAS III PONTIANAK UTARA

PENERAPAN METODE COCOA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGOMENTARI TOKOH CERITA/ DONGENG ANAK

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dari proses pembelajaran tersebut. Berbagai mata pelajaran diajarkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan, merencanakan, dan menilai pembelajaran. Oleh karena itu,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa SPBU di atas adalah SPBU yang

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MELALUI PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING

Peningkatkan Keterampilan Membaca Intensif Dengan Model Cooperative Think Pair Sahre Pada Siswa Kelas XI Ipa 3 MAN Model Singkawang

PENINGKATAN PEMBELAJARAN MENULIS ARGUMENTASI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BRAINSTORMING

BAB III METODE PENELITIAN. menggambarkan lebih jauh mengenai proses strategi komunikasi

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL SCRAMBLE PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 04 KAMPUNG OLO PADANG

BAB I PENDAHULUAN. satu kesatuan, merupakan catur-tunggal, (Dawson dalam Tarigan 2005: 1).

PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS V SD NEGERI TRIREJO

BAB II LANDASAN TEORI. dengan menggerakkan sejumlah besar tindakan yang terpisah pisah.aktivitas yang

Pezi Awram

BAB I PENDAHULUAN. langsung tetapi juga dapat memahami informasi yang disampaikan secara

Raehanun 1, Rukayah 2, Ruli Hafidah 1. 1 Program Studi PG-PAUD, Universitas Sebelas Maret 2 Program Studi PGSD, Universitas Sebelas Maret

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT MELALUI PENDEKATAN LATIHAN PERSEPSI. Hesty Nurhayati

KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VII SMP DI KOTA YOGYAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kurikulum sekolah keterampilan berbahasa biasanya mencakup empat segi,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MENEMUKAN KALIMAT UTAMA PADA TIAP PARAGRAF

SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan dalam hal pemerolehan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu penentu agar bangsa kita dapat melangkah lebih maju

BAB 1 PENDAHULUAN. Penerapan Metode Shatred Reading Dalam Pembelajaran Membaca Teks Cerita Anak

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah.

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN. MELALUI METODE SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) PADA

Oleh Rini Turnip Drs. H. Sigalingging, M.Pd.

Nurdia Artu. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

BAB II KAJIAN TEORI. pemberian makna terhadap tulisan, sesuai dengan maksud penulis. Membaca

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KROYA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENERAPAN MEDIA GAMBAR SERI DALAM PEMBELAJARAN BERCERITA DI KELAS IV SD INPRES 1 TANAMODINDI

PENERAPAN PERMAINAN BAHASA (KATARSIS) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA SISWA KELAS IV A SD NEGERI 01 METRO PUSAT

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA LANCAR KALIMAT SEDERHANA MELALUI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, AND REVIEW (SQ3R)

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran yang baik akan terlaksana jika pembelajaran mengacu

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. Metode yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MEMBACA UNTUK MENULIS

Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi Mei 2016 Volume 25 Nomor 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan mata pelajaran yang memiliki peranan penting

Rahmat Kartolo 1 Sutikno 2 Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang penting untuk

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kualitatif. Hasil penelitian yang untuk mendapatkan gambaran secara

Oleh Beatriz Lasmaria Harianja Mara Untung Ritonga, S.S., M.Hum.,Ph.D. ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif. Menurut

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk meraih gelar Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERSERI DALAM PENULISAN KEMAMPUAN NARATIF KELAS SEBELAS DI SMA PGRI 2 PALEMBANG

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL) DI KELAS V SD NEGERI 2 KALITINGGAR PURBALINGGA

Modul ke: BAHASA INDONESIA MEMBACA UNTUK MENULIS. Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Drs. SUMARDI, M. Pd. Program Studi MANAJEMEN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelaksanaan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia di SMA kini

III. METODE PENELITIAN. ini bermaksud untuk menggambarkan dan menganalisis secara mendalam atas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

III METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah penelitian tindakan (action research), yaitu salah satu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MEMBACA SISWA SMA N 2 RANTAU SELATAN MENGGUNAKAN METODE THINK ALOUD Rizki Lestari Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Al Washliyah Labuhanbatu Jl. H. Adam Malik / Jl. Sempurna Rantauprapat Corresponding Author. Telp. 082167670712; email: rizkilestari2310@gmail.com ABSTRACT Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana penerapan metode Think Aloud dalam meningkatkan kemampuan membaca siswa, serta untuk menemukan kelebihan dan juga kekurangan dalam menggunakan metode ini di SMA N 2 Rantau Selatan, terkhusus kepada siswa kelas XI di SMA N 2 Rantau Selatan. Penelitian berupa Penelitian Tindakan Kelas yang memiliki 2 (dua) tahapan. Untuk mengmpulkan data yang diperlukan, peneliti menggunakan angket dan test. Dengan menggunakan metode Think Aloud kemampuan mebaca siswa meningkat dengan baik. Hal itu dapat dibuktikan dari indicator yang telah ditentukan, yaitu; siswa dapat memprediksi isi dari sebuah teks dengan melihat gambar dan judul teks, mengungkapkan pendapat, menjelaskan apa yang telah dibaca, dan menceritakan kembali apa yang telah dibaca oleh orang lain. Meski demikian, penggunaan metode ini membutukan banyak waktu dan membutuhkan persiapan yang matang ketika di dalam kelas. Keyword : Think Aloud, Reading Skill, Penelitian Tindakan Kelas. ISSN 2684-9496 Page 8

LATARBELAKANG Dalam proses belajar mengajar Bahasa Inggris ada 4 (empat) skill/kemampuan yang harus dikuasai oleh siswa dan itu bukanlah hal yang mudah, terlebih skill/kemampuan membaca. Dalam membaca, siswa tidak hanya dituntut untuk dapat membaca dengan pelafalan yang benar namun juga dituntut dapat memahami isi bacaan tersebut. Bukan hal yang mudah bagi guru dan juga siswa untuk mencapai hal tersebut, seperti yang terlihat di SMA N 2 Rantau Selatan, ada beberapa masalah dalam proses belajar mengajar membaca. Pemahaman membaca siswa dapat dikatakan rendah, banyak terdapat kesalahan dalam pelafan kata yang menyebabkan siswa malas ketika diminta untuk membaca, dan kosakata yang dimliki siswa sangat lah minim. Hal tersebut dapat terlihat ketika adanya interaksi Tanya jawab guru dan siswa tentang isi bacaan dan juga nilai yang mereka dapatkan. Siswa tidak dapat menjawab pertanyaan degan baik, dan pelafalan kosa kata yang diucapkan salah. Indikasi indikasi diatas lah yang menjadi acuan peneliti bahwa kemampuan membaca di SMA N 2 Rantau Selatan kelas XI sangatlah rendah. Berdasarkan masalah diatas peneliti berusaha membantu siswa dalam meningkatakan kemampuan membaca. Peneliti menerapkan sebuah metode yang dapat mebantu siswa dan juga guru dalam meyelesaikan masalah pembelajaran terhusus membaca, yaitu Metode Think Aloud. Melalui metode Think Aloud ini kemampuan membaca siswa dapat meningkat dengan baik, dan tak hanya itu, melalui metode ini dapat meningkatkan kosakata dan juga meningkatkan rasa percaya diri untuk tampil di depan kelas. Dalam pelaksanaannya, Think Aloud memiliki beberapa tahapan dalam pelaksanaannya yaitu; memprediksi, bertanya, mengucapkan kembali pendapat orang lain, dan menceritakan kembali apa yang telah diceritakn oleh orang lain [1]. Selain itu, melalui Think Aloud guru dapat memonitor pemahaman siswa dan juga dapat mengontrol masala-masalah yang terdapat dalam aktivitas belajar mengajar di dalam kelas. Hal yang paling penting dalam Think Aloud adalah memberikan tanggung jawab kepada siswa atas proses belajar mereka sendiri. Itu berarti siswa harus mengembangkan lagi pengetahuan mereka, berusaha menemukan arti dari sebuah teks melalui aktivitas belajar mengajar, dan memberikan perhatian penuh ketika proses belajar mengjar berlangsung. Melalui ISSN 2684-9496 Page 9

tahapan yang telah disebutkan maka kemampuan membaca mereka dapat dikembangkan. Selanjutnya, tujuan dari Think Aloud itu sendiri bukan semata mata untuk membantu siswa dalm mengembangkan kemampuan membaca nya, namun juga mengajarkan kepada mereka bagaimana cara untuk belajar dengan benar. Maka, melalui pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa Metode Think Aloud dapat diterapkan di SMA N 2 Rantau Selatana sebagai salah satu bentuk cara untuk memecahkan masalah yang ada di dalam kelas. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, dapat dirumuskan permasalahan yaitu, 1. Bagaimanakah penerapan Metode Think Aloud dalam meningkatkan kemampuan membaca siswa di SMA N 2 Rantau Selatan? 2. Apakah ada kelebihan dan kekurangan dalam penggunaan metode Think Aloud di SMA N 2 Rantau Selatan? Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan Metode Think Aloud dalam meningkatkan kemampuan membaca siswa di SMA N 2 Rantau Selatan. 2. Untuk mengetahui apakah ada kelebihan dan kekurangan dalam penggunaan metode Think Aloud di SMA N 2 Rantau Selatan. Batasan Masalah Ada 4 skills atau kemampuan yag harus dikuasai dalam pembelajar Bahasa Inggris; yaitu, mendengarkan, berbicara, memmbaca dan menulis. Dan untuk mengajakarkan itu semua bukanlah hal yang mudah, guru harus aktif dan interactive. Dikarenakan oleh keterbasan waktu maka peneliti hanya akan berfokus pada penggunaan metode Think Aloud dalam mengembangkan kemapuan membaca siswa di SMA N 2 Rantau Selatan ntuk menemukan kelebihan dan juga kekurangan metode ini pada penerapannya. TINJAUAN PUSTAKA Membaca Membaca merupakan keterampilan yang sangat penting untuk dikuasai oleh setiap individu. Dalam membaca suatu teks ISSN 2684-9496 Page 10

bacaan, pembaca memerlukan pemahaman untuk dapat memperoleh informasi secara tepat. Membaca pemahaman merupakan membaca dengan cara memahami materi bacaan yang melibatkan asosiasi (kaitan) yang benar antara makna dan lambang (simbol) kata, penilaian konteks makna yang diduga ada, pemilihan makna yang benar, organisasi gagasan ketika materi bacaan dibaca, penyimpanan gagasan, dan pemakaiannya dalam berbagai aktivitas sekarang atau mendatang [2]. Membaca adalah proses yang dilakukan serta digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui bahasa tulis. Somadyo (2011: 1), membaca merupakan kegiatan interaktif untuk memetik dan memahami makna yang terkandung dalam bahan tertulis [3]. Lebih lanjut, dikatakan bahwa membaca merupakan proses yang dilakukan dan digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang disampaikan oleh penulis. Membaca adalah proses yang melibatkan aktivitas fisik dan mental [4]. Salah satu aktivitas fisik dalam membaca adalah saat pembaca menggerakkan mata sepanjang baris-baris tulisan dalam sebuah teks bacaan. Membaca melibatkan aktivitas mental yang dapat menjamin pemerolehan pemahaman menjadi maksimal. Membaca bukan hanya sekadar menggerakkan bola mata dari margin kiri ke kanan tetapi jauh dari itu, yakni aktivitas berpikir untuk memahami tulisan demi tulisan. Berdasarkan pengertian membaca yang dipaparkan di atas, penulis sependapat dengan Tarigan, bahwa membaca merupakan proses yang dilakukan serta digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan penulis melalui bahasa tulis. Dengan membaca, pembaca memperoleh banyak manfaat. Manfaat tersebut, yaitu dapat memperluas pengetahuannya dan menggali pesanpesan tertulis yang terdapat dalam bahan bacaan. Tujuan Membaca Kegiatan membaca bukan merupakan kegiatan yang tidak bertujuan. Perumuskan sembilan alasan seseorang membaca [2]. Alasan tersebut adalah sebagai berikut. a. Untuk tertawa. b. Untuk menghidupkan kembali pengalaman-pengalaman seharihari. c. Untuk menikmati kehidupan emosional dengan orang lain. d. Untuk memuaskan kepenasaran, khususnya kenapa orang berbuat sesuatu dengan cara mereka. ISSN 2684-9496 Page 11

e. Untuk menikmati situasi dramatik seolah-olah mengalami sendiri. f. Untuk memperoleh informasi tentang dunia yang kita tempati. g. Untuk merasakan kehadiran orang dan menikmati tempat-tempat yang belum pernah kita lihat. h. Untuk mengetahui seberapa cerdas kita menebak dan memecahkan masalah dari pengarang. Jenis-Jenis Membaca Ada beberapa jenis membaca yang dapat dilakukan oleh seseorang. Ditinjau dari segi terdengar atau tidaknya suara pembaca, proses membaca terbagi atas membaca nyaring dan membaca dalam hati. Membaca nyaring adalah suatu aktivitas yang merupakan alat bagi guru, murid, atau pun pembaca bersama-sama dengan orang lain atau pendengar untuk menangkap serta memahami informasi, pikiran, dan perasaan pengarang [5]. Membaca dalam hati adalah membaca dengan tidak bersuara. Lebih lanjut, dikatakan bahwa membaca dalam hati dapat dibagi menjadi dua, yaitu (1) membaca ekstensif dan (2) membaca intensif. Kedua jenis membaca ini, memiliki bagian-bagian tersendiri. Pembagian tersebut adalah sebagai berikut. a. Membaca ekstensif adalah membaca sebanyak mungkin teks bacaan dalam waktu sesingkat mungkin (Tarigan, 2008: 32). Tujuan membaca ekstensif untuk memahami isi yang penting dengan cepat secara efisien. Membaca ekstensif meliputi, (1) membaca survai (survey reading), (2) membaca sekilas (skimming), dan (3) membaca dangkal (superficial reading). b. Membaca intensif (intensive reading) meliputi, membaca telaah isi dan telaah bahasa. Membaca telaah isi terbagi atas, (1) membaca teliti, (2) membaca pemahaman, (3) membaca kritis, dan (4) membaca ide (Tarigan, 2008: 40). Membaca telaah bahasa mencakup, membaca bahasa dan membaca sastra. Think Aloud Think Aloud merupakan sebuah metode yang mana seseorang akan mengucapkan segala ide pemikirannya ketika proses membaca sebuah teks berlangsung. Think Aloud dimulai dengan memberitahu kepada siswa bahwa seorang pembaca harus terus berfikir ketika sedang membaca [6]. Berikut adalah beberapa ISSN 2684-9496 Page 12

point yang harus dilakukan ketika membaca menggunakan metode Think Aloud: a. Apa yang ditemukan : Informasi yang menurut mereka penting b. Fakta tersurat dan tesirat tentang tokoh dan cerita : Sesuatu yang menurut mereka menggambarkan tokoh dan ceritanya c. Memprediksi : Memprediksi isi bacaan dan apa yang akan terjadi d. Bertanya : tentang kata, istilah, makna, atau pun tentang sesuatu yang dilakukan oleh tokoh cerita, dan e. Refleksi diri : mengungkapkan apa yang mereka rasakan tentang tokoh dan lain lainnya. METODE PENELITIAN Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bersifat deskriptif kualitatif dengan menggunakan dua tahapan. Setiap tahapan berisi; Rencana, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Sampel Penelitian Sampel penelitian ini adalah siswa SMA N 2 rantau Selatan kelas XI A yang berjumlah 32 siswa. Instrumen Penelitian Instrumen yang akan dipakai berupa tes (pre-test dan post-test) dan angket. pretest berjumlah 15 dan posttest berjumlah 10 butir sedangkan angket berjumlah 15 butir. Analisis Data Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang dikemukakan oleh mencakup tiga kegiatan yaitu: reduksi data, penyajian data, dan verifikasi (kesimpulan) [7]. Langkah-langkah analisisnya yaitu sebagai berikut: 1. Reduksi data Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian, pengabstraksian dan pentransformasian data kasar dari lapangan. Proses ini berlangsung selama penelitian ini dilakukan, dari awal sampai akhir penelitian. Fungsinya untuk menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan ISSN 2684-9496 Page 13

mengorganisasi sehingga interpretasi bisa ditarik. 2. Penyajian data Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan untuk menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan. Bentuk penyajiannya antara lain berupa teks naratif, matriks, grafik, dan bagan. Tujuannya adalah untuk memudahkan membaca dan menarik kesimpulan. Dalam proses ini, data diklasifikasikan berdasarkan profil metakognisi siswa laki-laki dan perempuan. 3. Verifikasi Penarikan kesimpulan hanyalah sebagian dari satu kegiatan dari konfigurasi yang utuh. Dalam tahap ini, peneliti membuat rumusan proposisi yang terkait dengan prinsip logika, mengangkatnya sebagai temuan penelitian, kemudian dilanjutkan dengan mengkaji secara berulang-ulang terhadap data yang ada, pengelompokkan data yang telah terbentuk, dan proposisi yang telah dirumuskan. Langkah selanjutnya yaitu melaporkan hasil penelitian lengkap, dengan temuan baru yang berbeda. HASIL PENELITIAN A. Implementasi Metode Think Aloud Untuk menerapkan Think Aloud di dalam kelas, peneliti telah membuat RPP untuk diimplementasikan di dalam kegiatan pembalajaran di kelas. Peneliti menggunakan teks deskriptip sebagai materi utama dengan tujuan siswa-siswa memahami isi teks bacaan dengan mudah. Penelitian dilaksanakan dalam 2 (dua) tahap. Berikut adalah langkah-langkag implementasi metode Think Aloud: 1. Siswa memprediksi isi teks berdasarkan gambar dan juga judul yang diberikan. 2. Siswa membaca teks pargraph dengan keras dan mengucapkan kembali apa yang mereka fahami tentng isi teks. 3. Sebagi bukti bahwa siswa memperhatikan teman lainnya, mereka diminta untuk mengulangi kembali apa yang ISSN 2684-9496 Page 14

telah dijelaskan oleh temannya tersebut. 4. Guru memberikan isyarat atau petunjuk ketika siswa bertanya tentang arti kosa kata yang sulit yang bertujuan untuk membantu siswa membuat keputusan menemukan sendiri arti kata itu tanpa melihat kamus. 5. Siswa diminta untuk membaca kembali seluruh teks dan dilanjutkan dengan menjelaskan informasi dari teks di depan kelas. A.1 Hasil Tahap 1 Berdasarkan pre-test dan observasi yang telah dilakukan sebelumnya, peneliti menyiapkan instrument dengan lengkap untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar menggunkan Think Aloud. Setelah melaksanakan tahap-1, hasil menunjukkan bahwa kemampuan memahami membaca siswa meningkat. Itu dapat dilihat dari nilai rata-rata mereka yaitu 61. Nilai tersebut sudah cukup untuk memenuhi nilai KKM yang ditetapkan oleh sekolah. Hasil dari tahap-1 ini juga menjunkkan bahwa terdapat beberapa siswa membuat kerusuhan di dalam kelas dan beberapa diantaranya tidak membantu ketika berada di dalam kelompok. Selain itu, guru juga banyak menghabiskan banyak waktu karna meminta siswa untuk menjadi relawan dalam membaca teks. Berdasarkan analisis-analisis tersebut, implementasi meetode Think Aloud harus lebih baik lagi di tahapan selanjutnya. A.2 Hasil Tahap-2 Berdasarkan refleksi diatas, peneliti membuat RPP dengan lebih detail dari sebelumnya untuk di implementasikan pada tahap-2 untuk memastikan bahwa kemampuan siswa benar-benar lebih baik dari sebelumnya. Peneliti meminta siswa untuk bekerja secara berpasangan agar kegiatan belajar mengajar lebih effective. Selanjutnya, peneliti juga menggunkan waktu se-efisien mungkin dengan memanggil namanama siswa untuk membaca teks dan menjawab pertanyaan yang diajukan. Peneliti memberikan ISSN 2684-9496 Page 15

instruksi yang jelas dengan memberi contoh dan mengulangi instruksi 2 kali sehingga siswa memmahami instruksi dengan jelas. Setelah melaksanakan tahap-2, hasil observasi menunjukkan bahwa aktivitas di kelas pada thap-2 berjalan dengan baik sesuai dengan yang diharapkan. Siswa aktif, siswa mendiskusikan kesulitan yang mereka temui dengan teman dan juga guru, pelafalan kata menjadi lebih baik dari sebelumnya, dan nilai rata-rata menunjukkan angka yang baik dari sebelumnya yaitu 71. Dari pemaparan tersebut, dapat dikatakan bahwa hasil dari implementasi metode Think Aloud dalam mengembangkan kemampuan memahami membaca siswa di SMA N 2 Rantau Selatan memuaskan dan sukses. Berikut adalah nilai rata-rata siswa pada tahap 1 dan 2: No Nama Pre-test Post-test Cycle 1 Post-test Cycle 2 1 A 60,30 70 70 2 A 60 70,60 80 3 A 60,75-70,30 4 A 70 80 100 5 A 60,50 70,25 80 6 D 70 70,30 70,25 7 F 50,30 60,50 60 8 F 60,20 60 70 9 I 50,20-70 10 J 50,50 60 60,80 11 K 60,70 70,30 80,75 12 K 60,50 60 60,25 13 M 60 60,60 70,20 14 M 60,20 70 80 15 M - - - 16 N 60 70 60,50 17 N 50,20 60,75 70,50 18 O 50,75 60,30 70,35 19 R 60 70 70,55 20 R 70,50 80 100 21 R 60,70 70,80 80 22 S 60,50 80 80,20 23 S 60 70 70 24 T - 60,60 60,20 25 W 80 80,60 100 26 Y 60 70 70,20 27 D 50,70 60,60 70 ISSN 2684-9496 Page 16

No Nama Pre-test Post-test Cycle 1 Post-test Cycle 2 Average 50 61 71 B. Kelebihan dan Kelemahan Metode Think Aloud Metode ini telah suskes diimplemntasikan dalam mengembangkan kemampuan pemahaman membaca siswa SMA N 2 Rantau Selatan. Siswa memiliki kesempatan untuk berbagi pendapat. Pengetahuan, masukan, dan juga pertanyaan kepada teman mereka. Tetapi, metode membutuhkan kejelian guru dalam mengatur waktu ketika mengimplementasikan metode ini. Karena, metode membutuhkan waktu yang panjang dimulai dari tahap persiapan, tahap inti, dan juga tahap evaluasi. KESIMPULAN Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa peneliti sukses dalam menerapkan metode Think Aloud di SMA N 2 Rantau Selatan dalam mengembangkan pemahaman membaca siswa. Banyak kelebihan dari metode ini selain dapat mengembangkan skill siswa, metode ini juga dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa untuk tampil di depan kelas. Namun, metode membutuhkan banyak waktu dalam penerapannya, dan guru dituntut dapat menggunakan waktu se-efisien mungkin dalam pelaksanaannya. REFERENCES [1] A.. et all Chamot, The Learning Strategy. Longman, inc, 1999. [2] Ahuja Pramila dan G.C. Ahuja, Membaca Secara Efektif dan Efisien. Bandung: PT Kiblat Buku Utama, 2010. [3] Samsu Somadayo, Strategi dan Teknik Pembelajaran Membaca. Jogjakarta: Graha Ilmu, 2011. [4] Nuriadi, Pembaca Teknik Jitu menjadi Terampil. Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2018. [5] Tarigan, Membaca. Bandung: Angkasa, 2011. [6] L. Oster, Using the think-aloud for reading instruction. The Reading Teacher, Vol. 55, No. 1, 64-69, Read. Teach., vol. 55, No. 1, 2001. [7] M. B. et al. Miles, Qualitative Data Analysis: A Sourcebook of New Methods. London: Sage Publication,Inc., 1984. ISSN 2684-9496 Page 17