RENCANA STRATEGIS TAHUN

dokumen-dokumen yang mirip
RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

1 KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni 2017 a.n Kepala Pusat Analisis dan Sinkronisasi Kebijakan, Kepala Bidang Sinkronisasi Kebijakan

KATA PENGANTAR. menengah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun LPMP Sulawesi Selatan

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. iii

LAKIP LPMP PROV. JATIM TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN (LPMP) LAMPUNG

DAFTAR ISI. Halaman Judul Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 63 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 63 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL

PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Bandar Lampung, Desember 2015 KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI LAMPUNG,

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016

KEBIJAKAN DITJEN PAUD DAN DIKMAS DALAM PENGEMBANGAN MUTU SATUAN PENDIDIKAN PAUD DAN DIKMAS

LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN BLORA PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016

LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016

PEDOMAN PELAKSANAAN APRESIASI GURU DAN PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SEKOLAH TAHUN 2013

Kebijakan Ditjen PAUD dan Dikmas Terkait Akreditasi PAUD dan PNF

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG

2015, No menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Su

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. NIP iii

Sistem Manajemen Penjaminan Mutu Lembaga Berbasis Reformasi Birokrasi Internal (RBI) Di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II PERJANJIAN KINERJA

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG

BAB III ISU-ISU STRATEGIS Identifikasi Isu-Isu strategis Lingkungan Internal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masuh belum cukupnya kualitas SDM yang menangani pembangunan. Disamping kualitas SDM, kualitas jenjang pendidikan di Dinas-dinas

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

4. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republi

2. Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

Kebijakan Ditjen PAUD dan Dikmas dalam Penguatan dan Pemanfaatan Hasil Akreditasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

DASAR & FUNGSI. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

PEDOMAN PENYELENGGARAAN APRESIASI GURU PAI DAN PENGAWAS PAI TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

KATA PENGANTAR INSPEKTUR, Drs. Zat Zat Munazat, M.Si NIP Inspektorat Kabupaten Garut

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BAB 1. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

RENCANA AKSI NASIONAL PENDIDIKAN KARAKTER KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH PEMERINTAH DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

KEBIJAKAN TEKNIS. Oleh: Winarno, M.Sc

Target dan Indikator Kinerja LPMP Lampung

Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP)

2015, No Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 ten

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

WALIKOTA TASIKMALAYA

I. PENDAHULUAN. agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

PROGRAM PRIORITAS PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015

BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAPPEDA KABUPATEN LAHAT

Banyuwangi Tahun telah ditetapkan melalui surat. : 421/ 159/ /2014 tanggal 23 September Berdasarkan

2017, No Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 201

2 Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4586); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

KATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai

2017, No tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indone

PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN SUBSIDI TUNJANGAN FUNGSIONAL BAGI GURU BUKAN PEGAWAI NEGERI SIPIL JENJANG PENDIDIKAN DASAR

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembara

BAB II LANDASAN TEORI

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Kata Pengantar

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN BAB IV

RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2017

MONITORING DAN EVALUASI

BAB I PENDAHULUAN BAB I

BUKU KEBIJAKAN MUTU SPMI UMN AW BUKU KEBIJAKAN MUTU SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG NORMA, STANDAR, PROSEDUR, DAN KRITERIA DI BIDANG PENDIDIKAN

Transkripsi:

RENCANA STRATEGIS TAHUN 2015-2019 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN BANTEN DOKUMEN PENYESUAIAN REVIU II i

LEMBAR PENGESAHAN REVIU Nama Jabatan Tanda Tangan Disusun Oleh Dwi Martoyo, S.E. Analis Pelaksanaan Program dan Anggaran, LPMP Banten Disusun Oleh Bonny Hanafi Da Costa, S.T, M.Ds. Kasubbag Umum LPMP Banten Direviu Oleh Katman, MA Kasubbag EPPA Ditjen Dikdasmen Kemendikbud Divalidasi Oleh Moc. Salim Somad, S.Kom., M.Pd. Kepala LPMP Banten ii

RINCIAN REVIU No Komponen Tertulis Reviu Catatan Cover Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel 1 Bab I Pendahuluan Disain baru Disesuaikan dengan maksud revisi 2 Disesuaikan dengan adanya revisi materi Disesuaikan dengan adanya revisi materi Disesuaikan dengan adanya revisi materi A B C C D E Latar belakang Landasan Hukum Paradigma LPMP Banten Faktor- Faktor Keberhasilan Faktor-Fktor Penentu Keberhasilan Proil Pendidikan di province Bante sesuaikan jika ada landasan hukum terbaru Analiss Lingkungan Internal Analiss Lingkungan Analiss Lingkungan Strategis 2 Bab II Visi, Misi dan Tata Nilai dan Tujuan serta Sasaran Strategis LPMP Banten A VISI, MISI DAN TATA NILAI LPMP BANTEN Visi (SMART) MENJADI MITRA PROFESIONAL DALAM MEMBENTUK INSAN SERTA EKOSISTEM PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH YANG BERKARAKTER DENGAN BERLANDASKAN GOTONG ROYONG TERBENTUKNYA INSAN SERTA EKOSISTEM PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH YANG BERKARAKTER DENGAN BERLANDASKAN GOTONG ROYONG DI PROVINSI BANTEN Sebagai Isu Strategis tidak ada perubahan tidak ada perubahan tidak ada perubahan Saran Kepala LPMP Banten : Visi mengikuti visi Ditjen dikdasmen namun disesuaikan dengan wilayah lingkungan kerja iii

B Misi (SMART) Tata Nilai LPMP BANTEN Tujuan dan Sasaran Strategis (SMART) Tujuan (SMART) Sasaran Strategis 1.Meningkatkan Penjaminan Mutu Bagi Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah di provinsi Banten 2. Memperkuat tata kelola penjaminan mutu pendidikan dan pelibatan publik 3 Bab III Arah Kebijakan dan Strategi A B Arah Kebijakan dan Strategi Ditjen Dikdasmen Kerangka Kelembagaan 4 Bab IV Target Kinerja dan Kerangka Pendanaan Memberikan layanan penjaminan mutu kepada satuan pendidikan dasar dan menengah agar sesuai SNP dengan Melakukan sinergi fungsi sistem informasi, pemetaan, fasilitasi dan supervisi dlm penjaminan mutu pendidikan Memperkuat tata kelola yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel dalam mendukung penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah Peningkatan capaian SNP pada satuan pendidikan pengendalian pelaksanaan sistem penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah(dipilih) Peningkatan tata kelola penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah Tugas-fungsi struktur organisasi Saran Kepala LPMP Banten : Misi disesuaikan dengan tujuan yang dicapai Tidak ada perubahan Diselaraskan antara tujuansasaran dan indikator kinerja yang terkini Diselaraskan antara tujuansasaran dan indikator kinerja yang terkini Penambahan pedoman sebagai pencapaian tujuan Diselaraskan antara tujuansasaran dan program/kegiatan yang terkini iv

A B C D Target Kinerja Matrik Pentahapan Kinerja Kerangka Pendanaan Sistem Pemantauan dan Evaluasi 5 Bab V Penutup Lampiran: RKT LPMP Banten 2015-2019 Disesuaikan dengan rencana pencapaian yang terkini Diselaraskan indikator kinerja yang terkini tidak ada perubahan tidak ada perubahan Disesuaikan dengan revisi yang dilakukan Diselaraskan indikator kinerja yang terkini v

KATA PENGANTAR Lembaga Panjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Banten adalah salah Satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mempunyai tugas dan fungsi menyelenggarakan penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah di Provinsi Banten. Sebagai acuan dalam menjalankan tugas dan fungsinya tersebut, selain mengacu kepada Permendikbud nomor 59 Tahun 2016 tentang Rincian Tugas Unit Kerja di Lingkungan LPMP, diperlukan juga rencana yang berkesinambungan. Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan rumusan kebijakan lembaga berbentuk Rencana Strategis (Renstra). Dalam menyusun Renstra, LPMP Banten merujuk kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) dan Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Tahun 2015-2019. Rencana Strategis (Renstra) merupakan dokumen utama yang memuat visi, misi, kebijakan, tujuan strategis, sasaran program, dan indikator kinerja program (IKP) pembangunan bidang pendidikan dasar dan menengah, menjadi salah satu pedoman pelaksanaan kinerja organisasi untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Selain itu, Renstra ini lebih lanjut dijabarkan ke dalam rencana kinerja atau program kerja tahunan yang sekaligus juga menjadi rujukan untuk mengevaluasi capaian program dan kegiatan dalam periode lima tahunan. Penyusunan Rencana Strategis LPMP Banten Tahun 2015-2019 ini telah melalui beberapa proses dan tahapan, serta telah dilakukan reviu. Proses tersebut antara lain dengan melibatkan partisipasi jajaran di LPMP Banten, baik pegawai struktural maupun fungsional tertentu, serta mempertimbangkan seluruh capaian kinerja LPMP Banten hingga saat ini. Renstra LPMP Banten Tahun 2015-2019 ini telah mencoba mengakomodasi tugas dan fungsi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang diturunkan ke Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, memelihara kesinambungan dan keberlanjutan program, memenuhi aspirasi pemangku kepentingan dan masyarakat, serta mengantisipasi masa depan. Penyederhanaan, keefektifan dan efisiensi juga menjadi dasar pertimbangan dalam penyusunannya. Diharapkan dengan proses dan tahapan tersebut dapat menjadikan Rencana Strategis LPMP Banten Tahun 2015-2019 merupakan pedoman yang membumi dan mudah dilaksanakan. Renstra LPMP Banten Tahun 2015-2019 direviu untuk disempurnakan, dilakukan perubahan dan penyesuaian yang diperlukan, terutama terkait dengan kebijakan internal dan capaian target tahunan. Oleh karena itu, semua pihak yang berkepentingan sangat diharapkan berpartisipasi dalam memberikan saran dan masukan yang positif dan relevan dengan tuntutan masyarakat dan perkembangan jaman. Pada kesempatan yang baik ini, kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berupaya, dan terlibat serta bekerja keras dalam pelaksanaan reviu renstra 2015- vi

2019 diakhir renstra 2015-2019, perubahan, dan penyempurnaan Renstra LPMP Banten Tahun 2015-2019. Kami mengharapkan perhatian, masukan, saran, kritik yang membangun sangat diharapkan bagi terwujudnya Renstra LPMP Banten Tahun 2015-2019 yang komprehensif, demi terwujudnya penjaminan mutu pendidikan yang sesuai Standar Nasional Pendidikan di Provinsi Banten. Rangkasbitung, 28 Juni 2019 Kepala LPMP Banten Moch. Salim Somad, S.Kom., M.Pd NIP. 197410062003121001 vii

DAFTAR ISI Cover... i Lembar Pengesahan... ii Rincian Reviu... iii Kata Pengantar... vi Daftar Isi... viii Daftar Gambar... ix Daftar Tabel... x BAB I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Landasan Hukum... 3 C. Paradigma LPMP Banten... 5 D. Kondisi Umum LPMP Banten... 9 E. Potensi Permasalahan... 19 F. Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan... 24 BAB II. VISI, MISI, TATA NILAI DAN TUJUAN SERTA SASARAN STRATEGIS LPMP BANTEN... 25 A. Visi, Misi... 25 B. Tata Nilai LPMP... 26 C. Tujuan dan Sasaran Strategis LPMP Banten... 29 BAB III. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI... 31 A. Arah Kebijakan dan Strategi Ditjen Dikdasmen... 31 B. Kerangka Kelembagaan... 37 BAB IV. TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN... 40 A. Target Kinerja... 40 B. Matrik Pentahapan Kinerja... 42 C. Kerangka Pendanaan... 43 D. Sistem Pemantauan dan Evaluasi... 45 BAB V. PENUTUP... 48 Lampiran: Rencana Kinerja Tahunan (RKT) LPMP Banten 2015-2019... 50 viii

DAFTAR GAMBAR Cover... i Gambar 1.1 Business Proces Map... 10 Gambar 1.2 Data Peta Mutu Pendidikan di Provinsi Banten Jenjang SD... 16 Gambar 1.3 Data Peta Mutu Pendidikan di Provinsi Banten Jenjang SMP... 16 Gambar 1.4 Data Peta Mutu Pendidikan di Provinsi Banten Jenjang SMA... 17 Gambar 1.5 Data Peta Mutu Pendidikan di Provinsi Banten Jenjang SMK... 17 Gambar 3.1. Struktur Organisasi LPMP Banten... 38 Gambar 4.1. Proyeksi Kebutuhan Pendanaan LPMP Banten 2015-2019... 44 ix

DAFTAR TABEL Lembar Pengesahan... ii Rincian Reviu... iii Tabel 1.1 : Data Satuan Pendidikan berdasarkan Status Satuan Pendidikan... 11 Tabel 1.2 : Data Satuan Pendidikan berdasarkan Jenjang Pendidikan... 11 Tabel 1.3 : Data Guru berdasarkan Asal Sekolah Negeri dan Swasta... 12 Tabel 1.4 : Jumlah guru berdasarkan Status Sekolah per Jenjang... 13 Tabel 1.5 : Jumlah Guru berdasarkan kualifikasi pendidikan... 13 Tabel 1.6 : Jumlah Siswa Perjenjang, Perkabupaten Kota di Provinsi Banten... 14 Tabel 1.7 : Tabel Analisa Lingkunan Internal dan Eksternal berdasarkan analisa SWOT... 23 Tabel 2.1 : Tata Nilai LPMP Banten... 27 Tabel 2.2 : Nilai Masukan... 27 Tabel 2.3 : Nilai Proses...... 28 Tabel 2.4 : Nilai Keluaran...... 28 Tabel 2.5 : Sasaran Strategis 1... 29 Tabel 2.6 : Sasaran Strategis 2... 30 Tabel 3.1 : Sasaran Program dan IKP Pendidikan Dasar dan Menengah..... 36 Tabel 3.2 : Data Pegawai LPMP Banten... 39 Tabel 4.1 : Target Kinerja Sasaran Program Dirjen Dikdasmen Kemdikbud..... 42 Tabel 4.2 : Target Kinerja Sasaran Kegiatan (SK) Supervisi dan Fasilitasi... 42 Tabel 4.3 : Target Kinerja Sasaran Kegiatan (SK) Pemetaan Mutu Pendidikan... 43 Tabel 4.4 : Proyeksi Kebutuhan Pendanaan LPMP Banten 2015-2019... 44 Rencana Kinerja Tahunan LPMP Bnaten 2015-2019... 50 x

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pada Alinea IV pembukaan UUD 1945 Pasal 31 Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan oleh karena itu setiap warga negara Republik Indonesia berhak memperoleh pendidikan yang merata dan bermutu sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, etnis dan gender. Sementara ini pada kenyataannya pemerataan pendidikan belum sepenuhnya dapat dirasakan oleh rakyat di seluruh wilayah Indonesia, demikian juga kualitas pendidikan yang bermutu masih sangat kurang Pasal 3 Undang-undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pembangunan pendidikan nasional diupayakan untuk mencapai delapan Standar Nasional Pendidikan (SNP). Pada pasal 2 ayat (1) Peraturan Pemerintah (PP) nomor 19 tahun 2005 dinyataan bahwa Standar Nasional Pendidikan meliputi; (a) standar isi, (b) standar proses, (c) standar kompetensi lulusan, (d) standar tenaga kependidikan, (e) standar sarana dan prasarana, (f) standar pengelolaan, (g) standar pembiayaan, dan (h) standar penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana, berkala, dan berkelanjutan. Pada pasal 3 PP nomor 19 tahun 2005 dinyatakan bahwa Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. Selanjutnya pada pasal 4 dinyatakan 1

bahwa Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) dalam Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 merupakan unit pelaksana teknis (UPT) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang berkedudukan di provinsi dan bertugas untuk membantu Pemerintah Daerah dalam bentuk supervisi, bimbingan, arahan, saran, dan bantuan teknis kepada satuan pendidikan dasar dan menengah, dalam berbagai upaya penjaminan mutu satuan pendidikan untuk mencapai standar nasional pendidikan. Peranan LPMP sesuai Permendikbud Nomor 14 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja LPMP mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan penjaminan mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah di tingkat provinsi. Bentuk kegiatan penjaminan mutu yang dapat dilakukanadalah melakukan pemetaan, supervisi dan memberikan fasilitasi mutu pendidikan kepada stakeholders, yang dalam hal ini khusus untuk LPMP Banten adalah seluruh satuan pendidikan dasar dan menengah serta dinas pendidikan dasar dan menengah di wilayah Provinsi Banten. Untuk dapat melaksanakan tugas dan fungsinya secara terarah dengan perencanaan yang matang, maka LPMP Banten memandang perlu menyusun suatu rencana strategis (Renstra) sebagai panduan untuk menyusun perencanaan ke depan, sesuai dengan kebutuhan stakeholders dalam kerangka sistem penjaminan mutu pendidikan. Renstra ini memuat rencana kerja dan program tahunan yang operasional, sehingga dapat digunakan sebagai salah satu alat untuk menentukan ketercapaian sasaran jangka menengah organisasi. Untuk dapat melaksanakan tugas dan fungsinya secara terarah dengan perencanaan yang matang, maka LPMP Banten memandang perlu menyusun suatu rencana strategis (Renstra) sebagai panduan untuk menyusun perencanaan ke depan, sesuai dengan kebutuhan stake holder dalam kerangka sistem penjaminan mutu pendidikan. Renstra ini mengacu kepada Renstra yang telah disusun oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kemdikbud Tahun 2015-2019 yang telah direvisi menyesuaikan dengan Permendikbud no 12 tahun 2018. Renstra ini memuat rencana kerja dan program 2

tahunan yang operasional, sehingga dapat digunakan sebagai salah satu alat untuk menentukan ketercapaian sasaran jangka menengah organisasi. Rencana strategis juga memuat visi, misi, tujuan, arah kebijakan dan strategi LPMP Banten dalam mencapai tujuan organisasi. Sebagai salah satu unit pelaksana teknis (UPT) pusat di bawah Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, LPMP DKI Jakarta mempunyai tugas melaksanakan penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah di Provinsi DKI Jakarta. Pelaksanaan penjaminan mutu dimaksud berkenaan dengan: - Implementasi standar, kriteria, norma dan prosedur yang telah ditetapkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,; - Melaksanakan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) sesuai dengan Permendiknas Nomor 63 Tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP). B. LANDASAN HUKUM Penyusunan Renstra LPMP Provinsi Banten Tahun 2015 2019, berlandaskan: 1. Undang-Undang Dasar 1945 dan Amandemennya; 2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; 4. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen; 5. Surat Persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor127.1/M.PAN/4/2003 Tanggal 30 April 2003 tentang Persetujuan Pendirian Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan; 10. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019; 3

11. Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode Tahun 2014-2019; 12. Peraturan Presiden RI Nomor 14 Tahun 2015 tentang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; 13. Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan dan Penelaahan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (Renstra K/L) 2015-2019; 14. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi; 15. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentangstandar Kepala Sekolah dan Madrasah; 16. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Kualifikasi dan Kompetensi Guru; 17. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi Guru dalam Jabatan; 18. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan oleh Satuan Pendidikan; 19. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 40 Tahun 2007 tentang Sertifikasi Guru dalam Jabatan Jalur Pendidikan; 20. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 25 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Perpustakaan Sekolah/Madrasah; 21. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 26 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Laboratorium; 22. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 49 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas Unit Kerja di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan; 23. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2009 tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru; 24. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 63 Tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan; 4

25. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 69 Tahun 2009 tentang Standar Biaya Operasi Nonpersonalia; 26. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 15 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar di Kabupaten/Kota; 27. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan; 28. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses; 29. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 104 Tahun 2014 tentang Standar Penilaian Hasil Belajar; 30. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 11 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; 31. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 14 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan; 32. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 12 Tahun 2018 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2015-2019. C. PARADIGMA PENJAMINAN MUTU LPMP BANTEN Rencana Strategis LPMP Banten Tahun 2015-2019 disusun berdasarkan Nawacita yang telah ditetapkan oleh Presiden RI. Bapak Ir. Joko Widodo. Paradigma pembangunan pendidikan dipilih dengan memperhatikan isu-isu yang berkembang di tingkat lokal, nasional, dan internasional. Penyelenggaraan pendidikan mesti didasarkan pada beberapa paradigma pembangunan pendidikan dan kebudayaan yang perlu diperhatikan, sebagai berikut: 1. Pendidikan untuk Semua "Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan 5

teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia" adalah amanat konstitusi. Pendidikan harus dapat diakses oleh setiap orang dengan tidak dibatasi oleh usia, tempat, dan waktu. Pemerintah harus menjamin keberpihakan kepada peserta didik yang memiliki hambatan fisik, mental, ekonomi, sosial, ataupun geografis. 2. Pendidikan Sepanjang Hayat Pendidikan merupakan proses yang berlangsung seumur hidup, yaitu sejak lahir hingga akhir hayat. Pendidikan harus diselenggarakan dengan sistem terbuka yang memungkinkan fleksibilitas pilihan dan waktu penyelesaian program secara lintas satuan dan jalur pendidikan. 3. Pendidikan sebagai Suatu Gerakan Pemerintah memang bertanggung jawab menyelenggarakan pendidikan yang sebaikbaiknya bagi semua warga negara. Namun, semua pihak dapat memberi kontribusi dalam penyelenggaraan pendidikan agar hasilnya optimal. Penyelenggaraan pendidikan harus disikapi sebagai suatu gerakan, yang mengintegrasikan semua potensi negeri dan peran aktif seluruh masyarakat. 4. Pendidikan Menghasilkan Pembelajar Penyelenggaraan pendidikan harus memperlakukan, memfasilitasi, dan mendorong peserta didik menjadi subjek pembelajar mandiri yang bertanggung jawab, kreatif dan inovatif. Pendidikan diupayakan menghasilkan insan yang suka belajar dan memiliki kemampuan belajar yang tinggi. Pembelajar hendaknya mampu menyesuaikan diri dan merespons tantangan baru dengan baik. 5. Pendidikan Membentuk Karakter 6

Pendidikan berorientasi pada pembudayaan, pemberdayaan, dan pembentukan kepribadian. Kepribadian dengan karakter unggul antara lain, bercirikan kejujuran, berakhlak mulia, mandiri, serta cakap dalam menjalani hidup. Ada lima nilai utama karakter yang saling berkaitan membentuk jejaring nilai yang perlu dikembangkan sebagai prioritas Gerakan PPK. Kelima nilai utama karakter bangsa yang dimaksud adalah sebagai berikut : a. Religius Nilai karakter religius mencerminkan keberimanan terhadap Tuhan yang Maha Esa yang diwujudkan dalam perilaku melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan yang dianut, menghargai perbedaan agama, menjunjung tinggi sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama dan kepercayaan lain, hidup rukun dan damai dengan pemeluk agama lain b. Nasionalis Nilai karakter nasionalis merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa, menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. c. Mandiri Nilai karakter mandiri merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung pada orang lain dan mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi dan cita-cita. d. Gotong royong Nilai karakter gotong royong mencerminkan tindakan menghargai semangat kerjasama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan bersama, menjalin 7

komunikasi dan persahabatan, memberi bantuan/ pertolongan pada orang-orang yang membutuhkan. e. Integritas Nilai karakter integritas merupakan nilai yang mendasari perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, memiliki komitmen dan kesetiaan pada nilainilai kemanusiaan dan moral (integritas moral). 6. Sekolah yang Menyenangkan Satuan pendidikan merupakan suatu ekosistem yang di dalamnya terjadi hubungan saling ketergantungan antara manusia dengan lingkungannya. Sekolah harus menjadi tempat yang menyenangkan bagi manusia yang berinteraksi di dalamnya, baik siswa, guru, tenaga pendidik, maupun orang tua siswa. 7. Penjaminan Mutu Pendidikan Berkelanjutan Penjaminan mutu pendidikan merupakan kegiatan sistemik dan terpadu yang dilakukan oleh satuan atau program pendidikan, penyelenggara satuan atau program pendidikan, pemerintah daerah, pemerintah, dan masyarakat untuk menaikkan tingkat kecerdasan kehidupan bangsa melalui pendidikan. Penjaminan mutu pendidikan dapat diwujudkan dengan membangun budaya mutu pendidikan formal, nonformal, dan/atau informal yang dilakukan secara terencana dan sistematis, dengan kerangka waktu dan targettarget capaian mutu yang jelas dan terukur dalam penjaminan mutu pendidikan formal dan nonformal dan dilakukan secara berkelanjutan. 8. Keterampilan Abad 21 Satuan pendidikan dituntut untuk menghasilkan lulusan yang memiliki empat keterampilan abad 21 yaitu : Kreatifitas, Kolaborasi, berfikir kritis dan Komunikasi. 8

9. Pelayanan Prima pada Masyarakat Pelayanan yang memenuhi standar kualitas adalah suatu pelayanan yang sesuai dengan harapan dan kepuasan pelanggan/masyarakat. Meskipun dalam pelayanan publik ini tidak ada keuntungan materi yang langsung dapat dinikmati oleh pemerintah, tetapi dengan memberikan pelayanan prima pada setiap pelayanan publik tentu akan mendatangkan keuntungan dalam bentuk meningkatnya kepercayaan masyarakat, meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pelayanan publik (pada gangguan keamanan) dan juga dapat terciptanya tatanan hidup masyarakat yang berdaya dan mandiri. Pelayanan prima pada masyarakat dapat dilakukan dengan membangun sistem yang efektif dan melakukan perbaikan yang berkelanjutan. D. KONDISI UMUM LPMP BANTEN 1. Kondisi Umum LPMP Banten Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2015 dijelaskan bahwa kedudukan LPMP adalah sebagai unit pelaksana teknis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. LPMP Banten yang terletak di Jalan Diliwangi 208 Kec. Rangkasbitung Kab. Lebak di Provinsi Banten dalam melaksanakan tugas dan fungsinya didukung oleh sumber daya manusia yang berjumlah 78 orang dengan kualifikasi dan kompetensi yang mumpuni. LPMP Banten memiliki beberapa fasilitas pendukung yang dapat dimanfaatkan dalam melaksanakan penjaminan mutu pendidikan, meliputi: Memiliki fasilitas 9 (sembilan) ruang kelas dengan kapasitas 40 orang/ kelas fasilitas ruang belajar yang telah dilengkapi, proyektor, sound system., laboraturium fisika, laboratorium kimia, laboratorium biologi, laborarorium multimedia,asrama dan wisma dengan total kapasitas 180 orang, ruang pertemuan yang refresentatif dengan kapasitas 100 orang, Aula dengan kapasitas 300 orang, Auditorium dengan kapasitas 150 orang, ruang makan dengan kapasitas 200 orang dan ruang peer teaching, Ruang perpustakaan dan 9

tempat Ibadah semua sarana dilengkapi dengan sarana AC dan jaringan akses internet. 2. Kondisi Umum Penjaminan Mutu di LPMP Banten LPMP merupakan unit pelaksana teknis kegiatan penjaminan mutu di tingkat provinsi yang berada di bawah Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah yang melaksanakan tugas dan fungsi penjaminan mutu pendidikan melalui kegiatan pemetaan mutu pendidikan, pengembangan dan pengelolaan sistem informasi mutu pendidikan, supervisi satuan pendidikan dalam pencapaian standar mutu pendidikan nasional, fasilitasi sumber daya pendidikan dan pelaksanaan urusan administrasi, dimana pelaksanaannya dapat dilihat pada gambar business map di baah ini : Gambar 1.1.Business Process Map Pengelolaan SDM Pemetaan Pengelolaan Keuangan Sistem Informasi Pengelolaan Sarana Prasarana Supervisi Fasilitasi Menajemen P e n i n g k t a t a n M u t u p e m a n g k u k e p e n t i n g a n Sekolah Pemda Kemen dikbud Lainnya Menurut Permendikbud tersebut, LPMP dikoordinasikan oleh Direkrorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) dan menyampaikan laporan hasil pemetaan mutu pendidikan dasar, pendidikan menengah dengan tembusan kepada unit organisasi yang secara fungsional berhubungan kerja dengan LPMP. Disamping itu diwajibkan LPMP menyampaikan hasil pemetaan mutu tersebut kepada pemerintah kabupaten/kota dan pemerintah Propinsi. Secara umum data pendidikan dan pelaksanaan penjaminan mutu di provinsi Banten dapat digambarkan sebagai berikut : 10

a. Data Umum Satuan Pendidikan Data Satuan Pendidikan berdasarkan Status Satuan Pendidikan Tabel 1. 1 : Data Satuan Pendidikan berdasarkan Status Satuan Pendidikan No KABUPATEN/KOTA STATUS SEKOLAH NEGERI SWASTA JUMLAH 1 KABUPATEN LEBAK 994 109 1103 2 KABUPATEN PANDEGLANG 996 144 1140 3 KABUPATEN SERANG 831 254 1085 4 KABUPATEN TANGERANG 869 815 1684 5 KOTA CILEGON 171 96 267 6 KOTA SERANG 271 138 409 7 KOTA TANGERANG 388 496 884 8 KOTA TANGERANG SELATAN 198 469 667 Grand Total 4.718 2.521 7.239 sumber: Seksi SI LPMP Provinsi Banten Berdasarkan tabel 1.1 di atas, Provinsi Banten memiliki sekolah negeri sebanyak 4.718 sekolah dan sekolah swasta sebanyak 2.521 sekolah. Jumlah sekolah terbanyak ada di Kabupaten Tangerang yaitu 1.684 sekolah dan jumlah sekolah paling sedikit ada di Kota Cilegon yaitu 267 sekolah. Jumlah sekolah swasta terbanyak ada di Kabupaten Tangerang 815 sekolah sedangkan jumlah sekolah swasta paling sedikit ada di Kota Cilegon 96 sekolah. Jumlah sekolah negeri terbanyak ada di Kabupaten Pandeglang 994 sekolah sedangkan sekolah negeri paling sedikit ada di Kota Cilegon sebanyak 171 Sekolah. Data lebih rinci dapat di lihat pada grafik berikut. Data Satuan Pendidikan berdasarkan Jenjang Tabel 1.2 : Data Satuan Pendidikan berdasarkan Jenjang Pendidikan JENJANG PENDIDIKAN No KABUPATEN/KOTA JUMLAH SD SMP SLB SMA SMK 1 KABUPATEN LEBAK 788 200 13 53 49 1103 2 KABUPATEN PANDEGLANG 859 143 19 36 83 1140 3 KABUPATEN SERANG 730 190 5 77 83 1085 4 KABUPATEN TANGERANG 969 379 15 149 172 1684 11

5 KOTA CILEGON 179 42 3 22 21 267 6 KOTA SERANG 250 75 7 30 47 409 7 KOTA TANGERANG 476 186 14 82 126 884 8 KOTA TANGERANG 309 184 16 78 80 667 Total 4.56 1.399 92 527 661 7.239 sumber: Seksi SI LPMP Provinsi Banten Data satuan pendidikan berdasarkan jenjang sebagaimana terlihat pada tabel 1.2 menunjukkan bahwa di Provinsi Banten jenjang Sekolah Dasar terbanyak ada pada Kabupaten Tangerang 969 sekolah, sedangkan jenjang Sekolah Dasar paling sedikit berada pada Kota Cilegon dengan jumlah 179 sekolah. Data juga menunjukkan bahwa hampir semua kabupaten/kota sudah memiliki Sekolah Luar Biasa. Dengan populasi sekolah terbanyak di Provinsi Banten ada di Kabupaten Tangerang dengan jumlah 1.684 sekolah dan Kota Cilegon memiliki jumlah sekolah paling sedikit di Provinsi Banten dengan jumlah 267 sekolah. b. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan Guru berdasarkan asal sekolah Berdasarkan data Dapodik per Desember 2015, keseluruhan guru di Provinsi Banten yang merupakan binaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berjumlah 98.975 orang dengan populasi terbesar ada di jenjang sekolah dasar yakni berjumlah 58.970 orang Tabel 1. 3 : Data Guru berdasarkan Asal Sekolah Negeri dan Swasta Jumlah Guru No Kabupaten Kota Sekolah Negeri Sekolah Swasta Jumlah 1 KABUPATEN LEBAK 11.231 1.207 12.438 2 KABUPATEN PANDEGLANG 12.717 1.381 14.098 3 KABUPATEN SERANG 10.359 2.612 12.971 4 KABUPATEN TANGERANG 13.591 8.283 21.874 5 KOTA CILEGON 2.976 1.524 4.5 6 KOTA SERANG 4.431 1.736 6.167 7 KOTA TANGERANG 8.544 6.695 15.239 8 KOTA TANGERANG 4.874 6.814 11.688 Total 68.723 30.252 98.975 sumber: Seksi SI LPMP Provinsi Banten 12

Guru PNS berdasarkan Status Tempat Tugas Jumlah guru PNS di Provinsi Banten pada tahun 2015 adalah 98.975 orang yang bertugas pada berbagai jenjang pendidikan mulai dari TK sampai dengan SMA/SMK. Sebaran tempat tugas guru PNS berdasarkan status negeri dan swasta sekolah dapat dilihat pada tabel 4 berikut. Tabel 1.4 : Jumlah guru berdasarkan Status Sekolah per Jenjang No Jenjang Pendidikan Jumlah Guru berdasarkan Tempat Tugas Sekolah Negeri Sekolah Swasta Jumlah 1 Sekolah Dasar 49.506 9.464 58.97 2 Sekolah Luar Biasa 176 831 1.007 3 Sekolah Menengah 11.435 9.212 20.647 4 Sekolah Menengah Atas 4.941 3.998 8.939 5 Sekolah Menengah 2.665 6.747 9.412 Jumlah 68.723 30.252 98.975 sumber: Seksi SI LPMP Provinsi Banten Dari tabel 4 terlihat bahwa jumlah guru di Provinsi Banten sejumlah 98.975 orang dengan populasi terbanyak ada di jenjang SD dengan jumlah 58.970 orang dengan 49.506 mengajar di sekolah negeri dan 9.464 orang di sekolah swasta. Guru berdasarkan kualifikasi pendidikan Dari sisi kualifikasi pendidikan guru di Provinsi Banten yang belum mencapai kualifikasi S1 dan D4 adalah sejumlah 12.957 orang, sementara guru yang telah mencapai kualifikasi S1 dan D4 adalah 86.016 orang. Dengan rincian deskripsi seperti di tabel berikut, Tabel 1. 5 : Jumlah Guru berdasarkan kualifikasi Pendidikan No Kabupaten/Kota Jumlah Guru Non PNS berdasarkan Tempat Tugas < S1 S1 Jumlah 1 KABUPATEN LEBAK 1.335 11.103 12.438 2 KABUPATEN PANDEGLANG 1.739 12.359 14.098 3 KABUPATEN SERANG 1.523 11.446 12.969 13

4 KABUPATEN TANGERANG 3.424 18.45 21.874 5 KOTA CILEGON 417 4.083 4.5 6 KOTA SERANG 587 5.58 6.167 7 KOTA TANGERANG 2.113 13.126 15.239 8 KOTA TANGERANG SELATAN 1.819 9.869 11.688 Jumlah 12.957 86.016 98.973 sumber: Seksi SI LPMP Provinsi Banten Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa populasi guru yang belum menyelesaikan S1 ada di kabupaten Tangerang sedangkan jumlah guru yang sudah menyelesaikan jenjang kualifikasi S1 terbanyak juga ada di Kabupaten Tangerang. c. Siswa di Provinsi Banten Jumlah siswa di Provinsi Banten per Desember 2015 adalah sejumlah 2.033.931 orang yang tersebar dalam 67.957 rombongan belajar dan 54.100 kelas dengan distribusi perjenjang perkabupaten sebagai berikut : Tabel 1.6 Jumlah Siswa Perjenjang, Perkabupaten Kota di Provinsi Banten Kabupaten/Kota Jenjang Jumlah Siswa Jumlah Rombel Jumlah Kelas KABUPATEN LEBAK 230.35 8.474 6.341 SD 145.341 5.551 4.012 SMP 49.819 1.589 1.325 SMA 18.411 567 499 SMK 16.238 533 444 SLB 541 234 61 KABUPATEN PANDEGLANG 226.338 8.807 7.462 SD 147.029 6.046 5.062 SMP 44.418 1.438 1.281 SMA 13.909 435 408 SMK 20.48 707 638 SLB 502 181 73 KABUPATEN SERANG 261.641 8.663 6.983 SD 165.79 5.545 4.355 SMP 53.308 1.705 1.496 14

KABUPATEN TANGERANG SMA 20.545 664 592 SMK 21.84 707 522 SLB 158 42 18 535.265 16.699 12.786 SD 313.178 10.058 7.208 SMP 117.426 3.314 2.884 SMA 45.377 1.347 1.258 SMK 58.546 1.764 1.344 SLB 738 216 92 KOTA CILEGON 78.215 2.579 2.275 SD 45.691 1.51 1.341 SMP 14.759 465 467 SMA 6.816 227 217 SMK 10.757 322 212 SLB 192 55 38 KOTA SERANG 134.984 4.18 3.58 SD 76.315 2.249 1.972 SMP 27.626 788 776 SMA 10.609 317 287 SMK 19.979 612 470 SLB 455 214 75 KOTA TANGERANG 325.276 10.556 8.085 SD 180.967 5.815 3.886 SMP 67.78 2.068 1.848 SMA 28.671 903 877 SMK 46.834 1.563 1.362 SLB 1.024 207 112 KOTA TANGERANG SELATAN 241.862 7.999 6.588 SD 133.748 4.309 3.172 SMP 52.901 1.666 1.671 SMA 24.722 837 848 SMK 29.727 957 785 SLB 764 230 112 BANTEN 2.033.931 67.957 54.1 sumber: Seksi SI LPMP Provinsi Banten 15

berdasarkan tabel 6 diatas jumlah populasi siswa terbesar di Provinsi Banten ada di Kabupaten Tangerang yakni berjumlah 535.265 orang dan kabupaten/kota yang memiliki populasi siswa paling sedikit adalah Kota Cilegon yakni sejumlah 78.215 orang d. Data Peta Mutu Pendidikan di Provinsi Banten Gambar 1.2 Data Peta Mutu Pendidikan Jenjang SD Gambar 1. 3: Data Peta Mutu Pendidikan Jenjang SMP 16

Gambar 1.4 Data Peta Mutu Pendidikan Jenjang SMA Gambar 1.5 Data Peta Mutu Pendidikan Jenjang SMK 17

Berdasarkan data mutu pendidikan di Provinsi Banten pada saat ini, baik untuk jenjang SD maupun SMP, SMA, dan SMK pada standar penilaian memiliki skor yang paling rendah, sehingga untuk mencapai SNP standar prioritas yang harus ditingkatkan adalah pada standar penilaian. LPMP sebagai unit pelaksana teknis dalam menjalankan tupoksinya memerlukan rencana strategis dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Provinsi Banten. e. Zonasi Kebijakan Pemerintah dalam upaya pemerataan pendidikan sudah dilaksanakan sejak tiga dekade ke belakang. Diantaranya dengan kebijakan wajib belajar 6 tahun (tahun 1984), yang kemudian diperluas dengan wajib belajar 9 tahun (tahun 1994) dan wajib belajar 12 tahun (tahun 2012). Namun kebijakan tersebut masih belum bisa dianggap optimal karena masih ada sebagian besar warga negara yang belum terlayani haknya untuk mendapatkan pendidikan yang bermutu. Sehubungan dengan itu, pada tahun 2017 dikeluarkanlah kebijakan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) berbasis zonasi yang bertujuan mendekatkan tempat tinggal siswa ke sekolah. Namun, kebijakan ini menimbulkan masalah baru karena isu mengenai mutu setiap satuan pendidikan masih belum merata. Kebijakan PPDB berbasis zonasi menimbulkan gejolak di sebagian besar daerah, terutama karena masyarakat masih belum bias menerima kondisi sekolah yang terdekat dengan mutu yang belum memadai. Selama ini konsentrasi kebijakan selalu mengarah pada pemenuhan Sarana Prasarana atau Guru, tanpa mengontrol sebaran siswa (kuanititas dan kualitas). Hal ini akan mengakibatkan tidak meratanya mutu pendidikan secara kewilayahan, karena terkonsentrasi pada beberapa sekolah saja. Pembatasan Rasio Siswa Rombel dan Jumlah Rombel tiap sekolah (sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan) dengan radiustertentu (sesuai kondisi geografis) akan mendorong pemerataan siswa yang berimplikasi pada pemerataan Sarana-Prasarana dan Guru. 18

Hal inilah yang melatarbelakangi Kemendikbud mengeluarkan kebijakan zona mutu yang dimaksudkan sebagai upaya pemerataan mutu pendidikan dan diharapkan dapat mengatasi persoalan ketimpangan di masyarakat. Selain itu, sistem zonasi juga menjadi langkah strategis dalam penerapan pendidikan karakter. Tercatat sekitar empat ribu zona di berbagai wilayah yang menjadi panduan bagi pemerintah baik pusat dan daerah dalam pengambilan kebijakan pendidikan. f. Pelaksanaan Wajib Belajar Pendidikan 12 Tahun Wajib belajar pendidikan 12 tahun bertujuan untuk memberikan layanan, perluasan, dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan sampai dengan jenjang pendidikan menengah yang bermutu bagi setiap warga Negara Indonesia usia s.d 21 tahun. Ketika Wajib Belajar (Wajar) 12 tahun ditetapkan sebagai salah satu agenda prioritas pembangunan pendidikan, sebenarnya masih ada beberapa masalah dalam pelaksanaan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun yang belum terselesaikan, seperti masih ada anak- anak usia pendidikan dasar dan menengah yang belum mendapat pelayanan pendidikan, masih ada anakanak yang mengalami putus sekolah. Permasalahan itu harus segera diatasi agar seluruh siswa yang telah menyelesaikan pendidikan pada jenjang SMP/MTs dan paket Paket B dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah. E. POTENSI DAN PERMASALAHAN Potensi dan Permasalahan di LPMP Banten menggunakan analisis SWOT dengan mengkaji kekuatan, kelemahan, peluang dan ancama. Identifikasi ini sangat penting sebagai bahan analisis lingkungan dalam menetapkan strategi Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Banten periode 2015 s.d. 2019. Keseluruhan hasil analisis dituangkan dan digunakan sebagai masukan utama dalam menentukan faktor- faktor kunci keberhasilan (FKK). Secara lebih rinci analisis SWOT LPMP Banten sebagai berikut : 1. Unsur Kekuatan ( Strength ), antara lain terdiri dari: a. Sumber Daya Manusia - Jumlah staf yang sudah berkualifikasi S2 dan S3 baru sebanyak 48,72% 19

- Pimpinan, pegawai dan semua pemangku kepentingan di lingkungan LPMP Banten sudah melakukan penyusunan visi dan misi organisasi, rencana strategis serta tugas dan fungsi, struktur organisasi, program dan kegiatan serta ketatalaksanaan pada LPMP Banten. - Penerapan Wilayah Bebas Korupsi dan Zona Integritas sejak 2018 b. Sanara prasarana - Memiliki Ruang Perkantoran, Ruang Belajar, Laboraturium Fisika, Laboratorium Kimia, Laboratorium Biologi, Laborarorium Multimedia, Ruang Peer Teaching, Ruang Perpustakaan, Asrama dan Wisma, Aula, Auditorium, Ruang Makan, dan tempat Ibadah (Masjid Nurul Ilmi) semua sarana dilengkapi dengan sarana AC dan jaringan akses internet dan fasilitas yang mendukung pembelajaran pendidikan jasmani dan olahraga serta pendidikan seni budaya serta Memiliki Kendaraan mobil operasional, Sepedah Motor, Kendaraan mobil Lab Sains Keliling, Kendaraan mobil Mini Bus ukuran ¾ (tiga per empat). - Suasana lingkungan kampus yang kondusif untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran. c. Organisasi - Merupakan Unit Pelaksana Teknis pusat di daerah yang langsung berkoordinasi dengan penentu kebijakan yaitu Direktorat Jenderal Dikdasmen. - Koordinasi dengan Unit utama lainnya seperti Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, dan unit utama lainnya terjalin dengan sangat baik. - Koordinasi LPMP dengan Dinas Pendidikan merupakan hubungan kemitraan. d. Program - Adanya program penjaminan mutu Pendidikan di seluruh jenjang satuan Pendidikan di provinsi Banten. - Adanya Program Pemetaan Mutu Pendidikan, dimana LPMP berperan sebagai Pembina dan pemantau pelaksanaan kegiatan. - Pengalaman dalam menangani berbagai kegiatan pendidikan dan pelatihan seperti diklat Calon Kepala Sekolah, Diklat Kurikulum 2013, Diklat 20

Pengawas Sekolah, 2. Unsur Kelemahan (Weaknesses), antara lain terdiri dari: a. SDM yang ada masih perlu peningkatan kompetensi secara berkesinambungan guna mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi. b. Sumber dana Lembaga yang sangat tergantung pada pusat. c. Program LPMP sangat tergantung pada program pusat. d. Tidak jelasnya system reward dan punishment di Lembaga e. Penjadwalan yang belum tersinkronisasi dengan baik baik antara seksi dan subag maupun dengan kegiatan pelanggan utama LPMP yaitu satuan pendidikan. f. Sinkronisasi program yang belum optimal dengan daerah, misalnya jadwal, SDM daerah yang selalu berganti. g. Data yang dimiliki lembaga belum dimanfaatkan secara maksimal dalam penyusunan rencana kegiatan. h. Penempatan pegawai belum sepenuhnya sesuai dengan kompetensi dan volume pekerjaan; i. Pendelegasian tanggung jawab teknis program kegiatan belum mengacu sepenuhnya kepada rincian tugas tiap seksi dan subag; j. Beberapa fasilitas lembaga belum digunakan secara optimal (laboratorium bahasa, laboratorium sains, laboratorium multimedia, peer teaching dan perpustakaan). k. Masih terdapat fasilitas kantor yang belum cukup memadai; l. Masa pakai dan pengunaan beberapa kendaraan operasional kantor dan peralatan kantor sudah habis Umur ekonomis; m. Daya tampung gedung dan bangunan belum sesuai dengan kebutuhan. n. Belum memiliki basis data dan alat penyimpanan yang memadai dan handal. 3. Faktor Peluang (opportunities), antara lain terdiri dari: a. Adanya regulasi dan kebijakan tentang perimbangan keuangan daerah dan pusat, SNP, SPMP, akreditasi, Ujian Nasional, Sertifikasi Guru, pemberian tunjangan 21

profesi, Evaluasi Kinerja Guru, EDS/MSPD, program CPD, program induksi bagi guru permula dan lain-lain; b. Beasiswa Unggulan dari Kemdikbud dan beasiswa dari luar negeri c. Meningkatnya anggaran pendidikan pemerintah dan pemerintah daerah; d. Adanya Badan Diklat Provinsi, Badan Diklat Keagamaan (BDK) Banten, PTN dan PTS di Banten. e. Respon positif dari pemangku kepentingan dalam bentuk permintaan pendampingan / asistensi; f. Adanya potensi penggunaan fasilitas gedung dan bangunan LPMP Banten dari pihak eksternal g. Tuntutan peningkatan kompetensi tenaga pendidik dan kependidikan yang profesional semakin kuat. h. Adanya sekretariat Badan Akreditasi Nasional/Badan Akreditasi Propinsi yang bertempat di kampus di LPMP Banten. 4) Faktor Ancaman (Threats), antara lain terdiri dari: a. Adanya perbedaan eselon antara LPMP Provinsi Banten dengan Dinas Pendidikan Provinsi/ kabupaten/ kota yang menyebabkan sulitnya berkoordinasi dengan para pimpinan daerah di kab/kota, sehingga program yang seharusnya dapat diimplementasikan di daerah kurang berjalan dengan baik/lancar. b. Beberapa kondisi geografis Provinsi Banten sulit diakses; c. Belum meratanya ketersediaan dan pemanfaatan TIK di masing-masing satuan pendidikan. d. Perubahan struktur organisasi dan regulasi pemerintah pusat dan daerah yang tidak menentu; e. Masih terdapat kebijakan penempatan dan pengangkatan PTK oleh Pemerintah daerah yang tidak sejalan dengan kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. f. Masih lemahnya kemampuan administrasi sekolah dalam mempertanggung jawabkan dana bantuan pemerintah. 22

Dengan memperhatikan analisis is Lingkungan Internal dan Eksternal berdasarkan data SWOT adalah sebagai berikut : Tabel 1.7 Analisa Lingkungan Internal dan Eksternal berdasarkan data SWOT Strength (Kekuatan) Weaknesses (Kelemahan) Opportinities (Kesempatan) Strategi S-O 1) Memanfaatkan jumlah pegawai yang cukup banyak untuk melaksanakan program penjaminan dan peningkatan mutu pendidikan; 2) Memberdayakan pegawai berkualifikasi Sarjana Komputer untuk mengembangkan program aplikasi (SIM) dalam rangka penjaminan mutu pendidikan 3) Memberikan kesempatan kepada seluruh pegawai LPMP Provinsi Banten untuk melanjutkan studi melalui program beasiswa dalam meningkatkan kapasitas lembaga 4) Melibatkan tenaga profesional dalam melakukan penempatan pegawai LPMP Provinsi Banten sesuai dengan matrik kompetensi dan kepribadiannya; 5) Melakukan koordinasi, sosialisasi, sinkronisasi serta verifikasi program penjaminan mutu pendidikan di Banten dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan Provinsi; 6) Memberi kesempatan kepada staf yang potensial menjadi tenaga fungsional melalui program inpassing dalam jabatan; 7) Memanfaatkan fasilitas (ruang kelas, asrama, dan aula) dan kendaraan operasional serta Mobil Lab Keliling LPMP Provinsi Banten dalam melakukan program penguatan kompetensi pengawas, kepala sekolah, dan guru; 8) Menjalin kerjasama/kemitraan dengan Perguruan Tinggi dan BDK dalam peningkatan mutu pendidikan; 9) Memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dalam menopang kualitas kerja dan program penjaminan mutu pendidikan di Banten. Strategi W-O 1) Memanfaatkan program beasiswa untuk meningkatkan kualifikasi dan kompetensi SDM LPMP Provinsi Banten; 2) Melakukan penempatan pegawai berdasarkan kompetensi dan volume pekerjaan di seksi/subbag; 3) Melakukan pengadaan kendaraan operasional untuk meningkatkan produktifitas dan kinerja pegawai; 4) Mendelegasikan/mendistribusikan program kegiatan berbasis pada uraian tupoksi seksi/subbag; Threats (Ancaman) Strategi S-T 1) Memanfaatkan SDM untuk bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dalam program penjaminan mutu pendidikan; 2) Memanfaatkan fasilitas Laboratorium untuk meningkatkan kualitas layanan dalam pelaksanaan program Penjaminan Mutu Pendidikan di Banten; 3) Memberdayakan SDM dalam pendampingan dan asistensi kepada forum guru (seperti KKG/MGMP dan lain-lain), sekolah dan/atau Dinas Pendidikan kabupaten/kota; 4) Menyajikan data peta mutu pendidikan kabupaten/kota dan rekomendasi peningkatan mutu pendidikan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan Provinsi Banten; 5) Menyediakan jasa konsultasi untuk pengembangan jaringan Teknologi Informasi dan Komunikasi bagi satuan pendidikan. 6 )Melakukan kerjasama dengan LP2KS dan pemerintah daerah dalam penyiapan calon kepala sekolah dan pengawas. Strategi W-T 1) Meningkatkan kemitraan dengan pemangku kepentingan 2) Memanfaatkan penggunaan Sarana dan prasarana untuk melakukan program penjaminan mutu pendidikan di wilayah Banten yang luas; 23

5) Melakukan rapat koordinasi antar seksi/subbag praimplementasi program; 6) Memanfaatkan sarana dan prasarana secara optimal untuk melaksanakan penjaminan mutu pendidikan; 7) Merancang program pengadaan barang dan pembangunan sarana dan prasarana dalam meningkatkan pemberian layanan prima kepada customer; Melakukan pengadaan peralatan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas kerja pegawai; 8) Meningkatkan daya tampung dengan menambah jumlah gedung dan bangunan penunjang pelaksanaan tugas. F. FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN Berdasarkan uraian tentang analisis lingkungan internal dan analisis lingkungan eksternal dimaksud, terdapat sejumlah faktor yang berfungsi sebagai determinan atau penentu keberhasilkan. Beberapa diantara faktor penentu keberhasilan dimaksud antara lain adalah: 1. Komitmen pimpinan dan seluruh pegawai LPMP Provinsi Banten; 2. Dukungan dana yang cukup dari Pemerintah; 3. Sumber Daya Manusia (SDM) yang profesional; 4. Fasilitas pendukung yang handal; 24

BAB II VISI, MISI, TATA NILAI DAN TUJUAN, SERTA SASARAN STRATEGIS LPMP BANTEN A. VISI, MISI Visi Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Banten 2015-2019 dikembangkan berdasarkan visi Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kemdikbud yang mengangkat visi Terbentuknya Insan serta Ekosistem Pendidikan Dasar dan Menengah yang Berkarakter dengan Berlandaskan Gotong Royong, sedangkan visi LPMP Banten dikembangkan berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi LPMP sebagaimana diatur dalam Permendikbud Nomor 14 Tahun 2015. Selain visi dan misi, LPMP Banten juga harus memiliki motto penyemangat untuk memberikan layanan terbaik kepada seluruh pemangku kepentingan. Nilai-nilai LPMP Banten juga harus dikembangkan berdasarkan semangat dan cita-cita seluruh pegawai LPMP Banten yang berkomitmen dan berkeinginan untuk meningkatkan kualitas layanan prima kepada seluruh pemangku kepentingan, khususnya para pendidik dan tenaga kependidikan di Provinsi Banten. Berdasarkan acuan di atas, maka LPMP Banten memiliki visi, misi, dan nilai sebagai berikut: Visi LPMP Banten : TERBENTUKNYA INSAN SERTA EKOSISTEM PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH YANG BERKARAKTER DENGAN BERLANDASKAN GOTONG ROYONG DI PROVINSI BANTEN Misi LPMP Provinsi Banten : Dalam rangka mencapai visi ini, ada 2 (dua) misi yang harus jalankan oleh LPMP Banten, yaitu: 1. Meningkatkan Penjaminan Mutu Bagi Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah di provinsi Banten 2. Meningkatkan Tata Kelola Penjaminan Mutu Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dan pelibatan publik di provinsi Banten 25

Misi Renstra LPMP Banten 2015-2019 dapat dimaknai sebagai berikut: 1. Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah, yaitu suatu mekanisme yang sistematis, terintegrasi, dan berkelanjutan untuk memastikan bahwa seluruh proses penyelenggaraan pendidikan dasar dan menengah telah sesuai dengan standar mutu dan aturan yang ditetapkan. 2. Tata Kelola yang Mendukung Penjaminan Mutu Pendidikan dan Pelibatan Publik Penguatan tata kelola yang mendukung penjaminan mutu pendidikan dilaksanakan oleh internal LPMP yang meliputi urusan perencanaan, keuangan, kepegawaian, ketatalaksanaan, ketatausahaan, kehumasan, kerumahtanggaan LPMP. Tata kelola dilakukan secara transparan dan akuntabel dengan pelibatan publik dalam seluruh aspek pengelolaan kebijakan berbasis data, riset, dan bukti lapangan. Pelibatan publik adalah suatu kebijakan yang melibatkan stake holder pendidikan untuk aktif berpartisipasi dalam meningkatkan kualitas pendidikan melalui penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah di Provinsi Banten yang berbasis data, riset, dan bukti lapangan untuk mewujudkan birokrasi yang menjadi teladan dalam tata kelola yang bersih, efektif, dan efisien. B. TATA NILAI LPMP BANTEN Dalam melaksanakan layanan penjaminan mutu pendidikan yang sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan, LPMP Banten menyadari pentingnya penetapan tata nilai yang merupakan dasar sekaligus pemberi arah bagi sikap dan perilaku seluruh insan LPMP Banten dalam menjalankan tugas sehari-hari. Tata nilai tersebut juga akan menyatukan hati dan pikiran seluruh pegawai dalam usaha mewujudkan visi dan misi LPMP Banten. Untuk itu, LPMP Banten akan mengikuti tata nilai dan mengidentifikasi nilai-nilai yang harus dimiliki oleh setiap pegawai (input values), nilai-nilai dalam melakukan pekerjaan (process values) serta nilai-nilai yang akan dirasakan oleh para pemangku kepentingan (Pemerintah Daerah, DPRD, pegawai, dunia pendidikan, dan masyarakat lainnya). 26

Tabel 2.1 Tata Nilai LPMP Banten INPUT VALUES PROCESS VALUES OUTPUT Nilai-nilai yang dapat ditemukan dalam PEGAWAI LPMP BANTEN Nilai-nilai yang harus diperhatikan dalam bekerja di LPMP Provinsi Banten dalam rangka mencapai dan NILAI PROCESS Nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh PENINGKATAN MUTU Religius Empati Tanggap dan Peduli Integritas Kredibilitas Kreatif Inovatif Taat azas Kondusif Kompeten Perbaikan berkelanjutan Sistematis Kolaborasi Akuntabilitas Tata Kelola Pencitraan Publik Pelayanan prima Profesional Konkrit Demokratis dan Berkeadilan Nilai masukan yang tepat akan mengantisipasi karakteristik pegawai LPMP Banten, yang selanjutnya akan menjalankan Nilai Proses Manajemen Organisasi dengan baik untuk meningkatkan mutu interaksi antar personal dalam struktur organisasi LPMP Banten, sehingga menghasilkan Nilai Keluaran yang akan memfokuskan LPMP Banten kepada hal-hal yang diharapkan dalam pencapaian visi dan misi dengan baik. Nilai-nilai masukan (input values), yakni nilai-nilai yang dibutuhkan dalam diri setiap pegawai LPMP Banten dalam rangka mencapai keunggulan, meliputi seperti pada tabel 2.2. berikut ini : Tabel 2.2. Nilai Masukan Komponen Religius Empati Tanggap dan Peduli Pengertian Pekerjaan menjadi suatu amanah dan ibadah, mempunyai moral dan etika, berbudi luhur, dan bermartabat Dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain Cepat bertindak/cekatan, bermotivasi, melakukan tindakan berdasarkan azas manfaat, futuristik, adaptif 27

Integritas Kredibilitas Kreatif Inovatif Jujur, dapat dipercaya, teladan, bertanggung jawab dan memberi kesempatan yang sama kepada semua pihak Memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugas Memiliki daya cipta Memiliki sifat menemukan sesuatu yang baru ilai-nilai proses (process values), yakni nilai-nilai yang harus diperhatikan dalam bekerja di LPMP Banten, dalam rangka mencapai dan mempertahankan kondisi yang diinginkan, meliputi seperti pada tabel 2.3. Tabel 2.3. Nilai Proses Komponen Taat Azas Kondusif Kompeten Perbaikan Berkelanjutan Sistematis Kolaborasi Pengertian Prinsip kehati-hatian dalam setiap kegiatan/tugas Memiliki budaya kerja yang sehat dan mandiri, transparan, komunikatif, demokratis, team work, shared vision, self- belonging dan loyalitas Bekerja berdasarkan keahlian (the right man in the right place) Terus melakukan perbaikan standar dan mengikuti kecenderungan/tren perubahan sains dan teknologi Runut (berurutan), efektif, efisien, dan tersistem Membangun kemitraan dan kerja sama Nilai-nilai keluaran (output values), yakni nilai-nilai yang diperhatikan oleh para pemangku kepentingan (Pemerintah Daerah, DPRD, Pegawai, Donatur, Dunia Pendidikan, Masyarakat lainnya), meliputi seperti pada tabel 2.4: Tabel 2.4. Nilai Keluaran Komponen Akuntabilitas Tata Kelola Pencitraan Publik Pelayanan Prima Pengertian Dapat dipertanggung jawabkan secara moral dan administratif Tertib administrasi/sesuai dengan prosedur dan peraturan Transparan, komunikatif dan terpecaya Handal dan mampu menjadi one-stop service 28

Menghasilkan pendidik dan tenaga kependidikan yang Profesional berkualitas dalam arti berkompetensi, menjadi teladan, terpercaya, sistematis Konkrit Terlihat, terasa, terukur dan tersurat Demokratis dan Berkeadilan Merata dan memberdayakan C. TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS LPMP BANTEN Untuk mengukur tingkat ketercapaian tujuan strategis dalam peningkatan mutu pendidikan dasar dan mengah yang efektif, efisien, transparan, dan akuntabel serta penguatan pelibatan publik, diperlukan sejumlah Sasaran Strategis (SS) yang menggambarkan kondisi yang dicapai pada tahun 2019. Selanjutnya, ditetapkan Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS) untuk mengukur apakah sasaran strategis dapat mengkonfirmasi tujuan strategis yang akan dicapai pada masa depan (tahun 2019). Sasaran strategis untuk tingkat ketercapaian masing-masing tujuan adalah sebagai berikut: 1. Terwujudnya tujuan strategis 1 (T1): Meningkatnya penjaminan mutu pendidikan di seluruh jenjang pendidikan dasar dan menengah. ditandai dengan tercapainya sasaran strategis berikut: Tabel 2.5. Sasaran Strategis 1 Meningkatnya penjaminan mutu pendidikan di seluruh jenjang pendidikan dasar dan menengah Kode Sasaran Strategis Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS) Tahun 2019 Target 2019 S.S.1 Meningkatnya penjaminan mutu pendidikan di seluruh jenjang pendidikan dasar dan menengah. SD yang telah dipetakan mutunya 100% SD yang meningkat indeks efektivitasnya 59% SMP yang telah dipetakan mutunya 100% SMP yang meningkat indeks efektivitasnya 95% SMA yang telah dipetakan mutunya 100% SMA yang meningkat indeks efektivitasnya 95% SMK yang telah dipetakan mutunya 100% SMK yang meningkat indeks efektivitasnya 95% Persentase SD yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP 80% 29

Persentase SMP yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP Persentase SMA yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP Persentase SMK yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP 80% 80% 80% 2. Terwujudnya tujuan strategis 2 (T2): Meningkatnya tata kelola penjaminan mutu pendidikan ditandai dengan tercapainya sasaran strategis berikut: Tabel 2.6. Sasaran Strategis 2 Meningkatnya Tata Kelola Penjaminan Mutu Pendidikan Kode Sasaran Strategis Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKS) Target Tahun 2019 S.S.2 Meningkatnya Tata Kelola Penjaminan Mutu Pendidikan 1. Nilai Minimal SAKIP LPMP Banten 80% 2. Layanan Dukungan Manajemen Satker 1 Layanan 3. Layanan Internal (Overhead) 1 Layanan BAB III 30

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI A. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI DITJEN DIKDASMEN Arah kebijakan dan strategi Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Tahun 2015-2019 diturunkan dari arah kebijakan dan strategi nasional. Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah mengemban tugas merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan stadarisasi teknis dibidang Pendidikan Dasar dan Menegah, maka Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah harus menentukan arah kebijakan sesuai dengan bidang yang dibawahinya yaitu Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, Direktorat Pembinaan Sekolah Kejuruan serta Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan. Untuk memenuhi seluruh hak anak Indonesia tanpa pengecualian dilaksanakan Program Indonesia Pintar (PIP) dengan pelaksanaan Wajib Belajar 12 tahun untuk dapat menyelesaikan pendidikan dasar dan menegah sesuai sebagaimana diamanatkan oleh UUD 1945. Kebijakan tersebut dilakukan untuk mempercepat ketersediaan insan terdidik dalam memenuhi kebutuhan pasar kerja yang terus berkembang, terutama pemanfaatan bonus demografi dan menyiapkan perdagangan bebas di kawasan ASEAN. Arah kebijakan dan strategi Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah dituangkan dalam rincian sebagai berikut: 1. Dalam rangka pemenuhan hak terhadap pelayanan pendidikan dasar dan menengah yang berkualitas maka kebijakan yang akan ditempuh adalah melanjutkan upaya untuk memenuhi hak seluruh penduduk mendapatkan layanan pendidikan dasar dan menengah berkualitas. Hal ini akan dilakukan melalui strategi sebagai berikut: a. Penyediaan bantuan untuk anak yang berasal dari keluarga kurang mampu agar dapat mengikuti Program Indonesia Pintar pada pendidikan dasar yang dilaksanakan melalui Kartu Indonesia Pintar 31

b. Penanganan akses pendidikan, khususnya di daerah 3T c. Penyediaan pendidikan khusus dan pendidikan layanan khusus d. Penyediaan biaya operasional sekolah (BOS) e. Peningkatan partisipasi pendidikan dalam rangka mengurangi variasi antar daerah dan kesenjangan gender f. Peningkatan ketersediaan sekolah menengah di kecamatan-kecamatan yang belum memiliki satuan pendidikan menengah, melalui pembangunan USB, terutama penambahan RKB, dan pembangunan SMP-SMA, ketersediaan SMK yang mendukung pembangunan bidang pertanian, maritim, pariwisata, industri manufaktur, dan ekonomi kreatif g. Penguatan peran swasta dalam menyediakan layanan pendidikan menengah yang berkualitas. 2. Dalam rangka peningkatan pendidikan kewargaan maka kebijakan yang ditempuh adalah mengembangkan pendidikan kewargaan di sekolah untuk menumbuhkan jiwa kebangsaan, memperkuat nilai-nilai toleransi, menumbuhkan penghargaan pada keragaman sosial-budaya, memperkuat pemahaman mengenai hak-hak sipil dan kewargaan, serta tanggung jawab sebagai warga negara yang baik (good citizen). Hal ini akan dilakukan melalui strategi penguatan pendidikan kewargaan yang terintegrasi ke dalam mata pelajaran yang relevan (PKN, IPS, [sejarah, geografi, sosiologi/antropologi], Bahasa Indonesia) 3. Dalam rangka peningkatan pendidikan karakter maka kebijakan yang ditempuh adalah: a. meningkatkan kualitas pendidikan karakter untuk membina budi pekerti, watak, dan kepribadian peserta didik; serta b. membangun budaya sekolah yang kondusif bagi penciptaan lingkungan belajar yang baik bagi siswa. Hal ini akan dilakukan melalui strategi sebagai berikut : Penguatan pendidikan karakter pada anak-anak usia sekolah pada semua jenjang pendidikan untuk memperkuat nilai-nilai moral, akhlak, dan kepribadian peserta didik dengan memperkuat pendidikan karakter yang terintegrasi ke dalam mata pelajaran; 32

Pengembangan kurikulum jenjang pendidikan dasar dan menengah yang memberi porsi yang proporsional bagi pelajaran budi pekerti untuk membina karakter dan memupuk kepribadian siswa yang sesuai dengan nilai-nilai moralitas dan etika sosial Pelibatan peran orang tua dan masyarakat dalam pengelolaan persekolahan dan proses pembelajaran, untuk mencegah perilaku menyimpang yang tak sesuai dengan norma susila dan nilai moral. Pengawasan yang ketat terhadap penyelenggaraan pendidikan dan pemberian bimbingan-penyuluhan dalam proses pembelajaran, untuk mendukung siswa dalam mengembangkan segenap potensi dan kepribadian dengan sempurna. 4. Dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran maka kebijakan yang ditempuh adalah: a) memperkuat jaminan kualitas (quality assurance) pelayanan pendidikan; dan b) mengembangkan kurikulum. Hal ini akan dilakukan melalui strategi sebagai berikut : a. Pemantapan penerapan SPM untuk jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. b. Peningkatan kapasitas pemerintah kabupaten/kota dan satuan pendidikan untuk mempercepat pemenuhan SPM Pendidikan Dasar dan Menengah. c. Pemenuhan Standar Nasional Pendidikan (SNP) secara bertahap jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. d. Penguatan proses akreditasi untuk satuan pendidikan negeri dan swasta. e. Evaluasi kurikulum secara ketat, komprehensif dan berkelanjutan f. Pelibatan guru dan pemangku kepentingan lain untuk memberikan informasi pelaksanaan kurikulum termasuk hasil penilaian di kelas. g. Penguatan kerjasama antara guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah untuk mendukung efektivitas pembelajaran. h. Pengembangan profesi berkelanjutan tentang praktek pembelajaran di kelas untuk guru dan kepala sekolah. i. Penyediaan dukungan materi pelatihan secara online untuk membangun jaringan pertukaran materi pembelajaran dan penilaian antar guru. 33

j. Peningkatan kompetensi kognitif siswa di bidang matematika, sains, dan literasi, baik dalam UN maupun dalam tes internasional. k. Peningkatan kualitas pembelajaran matematika, sains, dan literasi dengan mempertimbangkan kesetaraan hasil belajar antarjenis kelamin. l. Peningkatan kompetensi siswa sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya di bidang sains, olahraga dan seni. 5. Dalam rangka Peningkatan tata kelola pendidikan maka kebijakan yang ditempuh adalah: a) meningkatkan tata kelola pendidikan dalam kerangka desentralisasi; b) memperkenalkan model pendanaan dan penganggaran berbasis kinerja untuk bidang pendidikan di tingkat daerah; c) memperkuat Manajemen Berbasis Sekolah (MBS); d) memperkuat peran swasta dalam menyediakan layanan pendidikan yang berkualitas; dan e) memperkuat sistem informasi pendidikanhal ini akan dilakukan melalui strategi sebagai berikut : a. Penguatan kapasitas pemerintah provinsi/ kabupaten/ kota dalam perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan pembangunan pendidikan. b. Penguatan kemitraan antara Pusat dengan Dinas Pendidikan Provinsi, dan Dinas Pendidikan Provinsi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. c. Pelaksanaan desentralisasi asimetris atau pendelegasian kewenangan kepada kabupaten/kota dengan mempertimbangkan kapasitas daerah dalam mengelola layanan pendidikan dan pembiayaannya. d. Penyelarasan peraturan yang memungkinkan pemanfaatan sumberdaya keuangan untuk pembiayaan semua jenis satuan pendidikan. e. Penguatan MBS melalui peningkatan partisipasi seluruh pemangku kepentingan untuk meningkatkan efektivitas dan akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan di sekolah. f. Peningkatan kapasitas Kepala Sekolah, Guru dan Komite Sekolah dalam melaksanakan MBS. g. Peningkatan kapasitas Kabupaten/Kota dalam mendukung pelaksanaan MBS oleh satuan pendidikan. 34

h. Penguatan kapasitas staf administrasi sekolah dalam pengelolaan sekolah yang transparan dan akuntabel i. Peningkatan akuntabilitas sekolah/madrasah swasta dalam penggunaan bantuan yang disediakan. j. Penegakan aturan tentang jaminan kualitas penyelenggaraan pendidikan swasta. k. Penguatan kelembagaan dan kapasitas pengelola sistem informasi l. Peningkatan komitmen pusat dan daerah dalam penyediaan data dan informasipendidikan. m. Penguatan sistem informasi pendidikan berbasis masyarakat untuk mengidentifikasi penduduk sasaran layanan pendidikan. 6. Dalam rangka peningkatan efisiensi pembiayaan pendidikan maka kebijakan yang ditempuh adalah:a) meningkatkan efisiensi pemanfaatan anggaran pendidikan; dan b) memperkuat mekanisme pembiayaan pendidikan. Hal ini akan dilakukan dengan strategi sebagai berikut : a. Memperkuat sistem penggunaan dan laporan pertanggungjawaban anggaran. b. Memperkuat sistem perencanaan pendidikan dasar dan menengah melalui peningkatan/pembangunan kapasitas provinsi/ kabupaten/kota c. Peninjauan kembali aturan penggunaan dana BOS untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. Untuk melaksanakan strategi diatas diperlukan berbagai program yang bertujuan untuk mewujudkan terselenggaranya Wajib Belajar 12 Tahun yang dijabarkan sebagai berikut: 1. Peningkatan akses pendidikan dasar dan menengah kepada seluruh masyarakat tanpa membedakan latar belakang ekonomi, gender, geografis, usia, serta kondisi fisik dan mental; 2. Peningkatan jaminan kualitas pelayanan pendidikan dasar dan menengah; 3. Peningkatan pemberian Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan bantuan siswa miskin melalui Kartu Indonesia Pintar (KIP); 4. Peningkatan efektivitas dan efisiensi pengelolaan pendidikan serta partisipasi pemerintah daerah dan masyarakat. 35

Perincian Sasaran Strategis dan Program serta Indikator Kinerja Program Pendidikan Dasar dan Menengah dapat dilihat pada Tabel berikut: Tabel 3.1. Sasaran Program dan IKP Pendidikan Dasar dan Menengah NO. SASARAN PROGRAM IKP 1 Pemenuhan hak terhadap pelayanan Pendidikan Dasar dan Menengah yang berkualitas 2 Siswa yang berpartisipasi mengikuti pendidikan SMA/SMK/SMLB/Paket C 3 Persentase angka putus sekolah SMA/SMK/ SMLB/Paket C 4 Sekolah menengah di setiap kecamatan pada Tahun 2019 5 Peningkatan kualitas pembelajaran 6 Jumlah sekolah menengah rujukan/ model di setiap kabupaten dan kota A APM SD/SDLB B APK SD/SDLB/Paket A C Angka Putus Sekolah SD APM SMP/SMPLB D APK SMP/SMPLB/Paket B E Angka Putus Sekolah SMP F Angka Melanjutkan SD/MI ke SMP G Jumlah siswa jenjang pendidikan dasar penerima bantuan melalui Kartu Indonesia Pintar (KIP) H Rasio APM perempuan:laki-laki di SD I Rasio APM perempuan:laki-laki di SMP A APK SMA/SMK/SMLB/Paket C B Angka Melanjutkan SMP/MTs ke SMA/SMK C Rasio APK perempuan:laki-laki di SMA/SMK A Jumlah siswa jenjang pendidikan menengah penerima bantuan melalui Kartu Indonesia Pintar (KIP) B Angka putus sekolah SMA/SMK Persentase kecamatan yang memiliki Minimal 1 Sekolah Menengah A Jumlah SD/SDLB dan SMP/SMPLB yang dipersiapkan berakreditasi B Rata-rata nilai sikap siswa SD/SDLB, SMP/SMPLB, SMA/SMLB, dan SMK minimal baik (pendidikan karakter) C Jumlah perolehan medali tertimbang dari kompetisi internasional tingkat pendidikan dasar dan menengah D Persentase SD yang memiliki sarana dan prasarana sesuai SNP E Persentase SMP yang memiliki sarana dan prasarana sesuai SNP F Persentase SD yang memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM) G Persentase SMP yang memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM) H SM yang menerapkan program penyelarasan dengan dunia kerja A Persentase kabupaten dan kota yang memiliki minimal 1 sekolah menengah rujukan/model B Persentase SM yang memenuhi akreditasi minimal B 36

7 Meningkatnya kualitas satuan pendidikan melalui peningkatan 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP) 8 Tata kelola Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah yang baik Persentase satuan pendidikan yang meningkat indeks efektivitasnya berdasarkan SNP A Data pendidikan dasar dan menengah akurat, berkelanjutan, dan terbarukan B Nilai minimal LAKIP Ditjen Dikdasmen sebesar 80 (baik) pada Tahun 2019 B. KERANGKA KELEMBAGAAN Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang berkedudukan di provinsi dan bertugas untuk membantu Pemerintah Daerah dalam bentuk supervisi, bimbingan, arahan, saran, dan bantuan teknis kepada satuan pendidikan dasar dan menengah, dalam berbagai upaya penjaminan mutu satuan pendidikan untuk mencapai standar nasional pendidikan. 1. Tugas pokok dan Fungsi LPMP Provinsi Banten Pedoman operasional LPMP Provinsi Banten adalah Permendikbud RI Nomor 14 Tahun 2015 yang menuangkan tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan. Selanjutnya sesuai dengan Permendikbud tersebut, LPMP Provinsi Banten mempunyai tugas melaksanakan penjaminan mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah di provinsi berdasarkan kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dengan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut: a. pemetaan mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah; b. pengembangan dan pengelolaan sistem informasi mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah; c. supervisi satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah dalam pencapaian standar nasional pendidikan; d. fasilitasi peningkatan mutu pendidikan terhadap satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah dalam penjaminan mutu pendidikan; e. pelaksanaan kerja sama di bidang penjaminan mutu pendidikan; dan f. pelaksanaan urusan administrasi LPMP. 37

2. Struktur Organisasi dan Sumber Daya Manusia a. Struktur Organisasi LPMP Banten Untuk mengimplementasikan visi, misi, dan motto di atas, maka LPMP Banten memiliki struktur organisasi yang berbasis kepada pembagian fungsi, tugas, dan tanggung jawab sektoral. Untuk itu, maka secara organisatoris, LPMP Banten memiliki seorang kepala, seorang kepala sub bagian umum, dan tiga orang kepala seksi dengan struktur organisasi sebagai berikut: Gambar 3.1. Struktur Organisasi LPMP Banten b. Sumber Daya Manusia LPMP Banten Saat ini LPMP Banten memiliki sumber daya manusia ASN sebanyak 78 orang, dengan perincian 5 orang berstatus sebagai tenaga pejabat struktural dan 27 orang sebagai tenaga fungsional dan Non ASN sebanyak 45 orang. Berdasarkan Tabel, data ketenagaan tersebut dapat digambarkan pada tabel 3.2 sebagai berikut: Tabel 3.2. Data Pegawai LPMP Banten 38