ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.5, No.3 Desember 2018 Page 5993

dokumen-dokumen yang mirip
BAB2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. dari tempurung dan serabut (NOS= Non Oil Solid).

TINJAUAN PUSTAKA. dari tempurung dan serabut (NOS= Non Oil Solid). kasar kemudian dialirkan kedalam tangki minyak kasar (crude oil tank) dan

VII. FAKTOR-FAKTOR DOMINAN BERPENGARUH TERHADAP MUTU

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR A. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI CPO. 1 B. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI PKO...6 KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA...

1 Pendahuluan. Industrial Engineering Journal Vol.6 No.2 (2017) ISSN X

ANALISIS OIL LOSSES PADA FIBER DAN BROKEN NUT DI UNIT SCREW PRESS DENGAN VARIASI TEKANAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengolahan tandan buah segar (TBS) di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dimaksudkan untuk

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA KEBUTUHAN UAP PADA STERILIZER PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN LAMA PEREBUSAN 90 MENIT

II. TINJAUAN PUSTAKA. Proses pengolahan kelapa sawit menjadi crude palm oil (CPO) di PKS,

PERSETUJUAN. : Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Disetujui di Medan,Mei 2014

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tandan Buah Rebus (TBR) yang keluar dari Sterilizer lalu masuk ke bagian

TEKNIK MINIMALISASI KERNEL LOSSES DI CLAYBATH PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT. Ari Saraswati. Abstrak

KARYA ILMIAH. Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya DARMA SURBAKTI

PROSES PENGOLAHAN CPO DI PT MURINIWOOD INDAH INDUSTRI. Oleh : Nur Fitriyani. (Di bawah bimbingan Ir. Hj Evawati, MP) RINGKASAN

TUGAS AKHIR HESTI DORA PERANGIN-ANGIN. Universitas Sumatera Utara

TUGAS AKHIR WINDA WAHYUNI SILITONGA

Proses Pengolahan CPO (Crude Palm Oil) Minyak Kelapa Sawit

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. PT. Salim Ivomas Pratama Tbk Kabupaten Rokan Hilir didirikan pada

Model Penilaian Cepat untuk Kinerja Industri Kelapa Sawit (Rapid Appraisal for Palm Oil Industrial Performance)

I. PENDAHULUAN. manusia dalam memecahkan masalah-masalah yang rumit sehingga didapatkan

KARYA ILMIAH DARWIS SYARIFUDDIN HUTAPEA

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS KEHILANGAN CRUDE PALM OIL PADA STASIUN PEMURNIAN DI PABRIK KELAPA SAWIT PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III SEI MANGKEI

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Alat dan Bahan Alat-alat - Beaker glass 50 ml. - Cawan porselin. - Neraca analitis. - Pipet tetes.

II. TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL DIPA UNIVERSITAS BRAWIJAYA TAHUN 2010

PENGARUH FRAKSI TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT TERHADAP KADAR MINYAK YANG DIHASILKAN DI PTP.NUSANTARA III SEI SILAU - ASAHAN KARYA ILMIAH

TUGAS AKHIR EVALINA KRISTIANI HUTAHAEAN

BAB II PEMBAHASAN MATERI. (TBS) menjadi minyak kelapa sawit CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

KAJIAN PENGARUH PEMBUKAAN BLOWER DAMPER PADA DRY SEPARATION SYSTEM. Ahmad Mahfud ABSTRAK

II.TINJAUAN PUSTAKA. Proses ini sangat penting karena akan berpengaruh pada proses-proses selanjutnya. Proses

I. PENDAHULUAN. perkebunan kelapa sawit Indonesia hingga tahun 2012 mencapai 9,074,621 Ha.

Lampiran 1: Mesin dan Peralatan

PENENTUAN KEHILANGAN MINYAK SAWIT MENTAH (CPO) PADA LIMBAH PADAT DECANTER DI PABRIK KELAPA SAWIT PT. SOCFINDO KEBUN TANAH GAMBUS KARYA ILMIAH

IDENTIFIKASI SISTEM PENGENDALIAN KUALITAS PROSES PENGOLAHAN KELAPA SAWIT DENGAN MENGGUNAKAN DEMING S VIEW PRODUCTION SYSTEM. M. Hudori.

PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP KADAR AIR DALAM INTI SAWIT PADA UNIT KERNEL SILO DI STASIUN KERNEL DI PKS PT. MULTIMAS NABATI ASAHAN KUALA TANJUNG

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Universitas Sumatera Utara

BAB II LANDASAN TEORI. Tanaman kelapa sawit adalah jenis tanaman palma yang berasal dari benua

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

SISTEM INFORMASI BIAYA POKOK UNTUK MEMPRODUKSI CPO DI PKS TANAH PUTIH. Oleh AHMAD FAUZI LUBIS

PENENTUAN KADAR AIR,KOTORAN DAN LOSIS YANG TERBUANG PADA PRODUKSI KERNEL PLANT(INTI SAWIT) DI PTPN III PKS AEK NABARA SELATAN KARYA ILMIAH

ANALISA RENTANG WAKTU PEMBUKAAN VALVE PADA SISTEM AUTOMATIC DRAINING DI CLEAN OIL TANK

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. lemaknya, minyak sawit termasuk golongan minyak asam oleat-linolenat. Minyak

ANALISA EFEKTIVITAS VIBRATING SCREEN UNDERFLOW CCT TERHADAP VISKOSITAS SLUDGE DAN PENINGKATAN VOLUME DRAIN PASIR DI PT. KED

BAB II LANDASAN TEORI. kelapa sawit dan lazim disebut Tandan Buah Segar (TBS). Tanaman kelapa sawit

EFEKTIVITAS PROSES PEMBUANGAN UDARA MELALUI PIPA CONDENSATE PADA STASIUN REBUSAN (STYLIZER) DI PABRIK KELAPA SAWIT

ANALISIS KEHILANGAN MINYAK KELAPA SAWIT PADA AIR KONDENSAT UNIT PEREBUSAN DI PTPN III PKS RAMBUTAN TEBING TINGGI KARYA ILMIAH DEWI LESTARI AGUSTINA

BAB III DESKRIPSI PROSES DAN INSTRUMENTASI

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

PENGARUH PENAMBAHAN CAKE TERHADAP OIL CONTENT PKM (PALM KERNEL MEAL) DI PK CRUSHING PLANT PT. MULTIMAS NABATI ASAHAN KUALA TANJUNG - BATU BARA

Judul PENGARUH STABILISASI DEDAK PADI TERHADAP KADAR ORYZANOL DALAM MINYAK DEDAK PADI. Kelompok B Pembimbing

KARYA ILMIAH AHMAD RIDHOAN SIREGAR

I. PENDAHULUAN. tekanan sterilizer terhadap kandungan Asam Lemak Bebas (ALB) di Pabrik Kelapa Sawit

PENGARUH SUHU PADA CRUDE OIL TANK (COT) TERHADAP KADAR AIR DARI MINYAK SAWIT MENTAH (CPO) DI PABRIK KELAPA SAWIT PTPN. IV KEBUN ADOLINA KARYA ILMIAH

MAKALAH TEKNOLOGI PASCA PANEN

PENGARUH UMPAN MINYAKDAN UMPANOLAHANTERHADAP KADARKEHILANGANMINYAKKELAPA SAWIT(LOSSES) PADA UNIT DECANTERDI PKS PT. MULTIMAS NABATI ASAHAN TUGAS AKHIR

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. PERKEBUANAN NUSANTARA VII (Persero) UNIT BEKRI KAB. LAMPUNG TENGAH PROV. LAMPUNG. Oleh :

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

DETAIL PROFIL PROYEK (DETIL PLAN OF INVESTMENT) KOMODITI KELAPA SAWIT DI NAGAN RAYA DISAMPAIKAN PADA FGD KAJIAN INVESTASI KELAPA SAWIT

BAB I LATAR BELAKANG

VI. PENINGKATAN MUTU PRODUK KOMODITAS BERBASIS KELAPA SAWIT

PENGGUNAAN DOUBLE DECK BUNCH CRUSHER

MODEL PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT BAB I PENDAHULUAN

PRA-RANCANGAN PABRIK PEMBUATAN MINYAK MAKAN MERAH DARI CRUDE PALM OIL (CPO) DENGAN KAPASITAS TON / TAHUN

TUGAS AKHIR MESTIKA Y. D. OPPUSUNGGU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2011

PENETAPAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS (ALB) MINYAK KELAPA SAWIT (CPO) DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV (Persero) UNIT USAHA ADOLINA TUGAS AKHIR

Produksi dan Panen Kelapa Sawit

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

UJI PENGARUH SUHU PEMANASAN BIJI KEMIRI DENGAN MENGGUNAKAN OIL PRESS TIPE ULIR TERHADAP RENDEMEN DAN MUTU MINYAK YANG DIHASILKAN

STUDI KUALITAS MINYAK GORENG DENGAN PARAMETER VISKOSITAS DAN INDEKS BIAS

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesejahteraan bangsa secara berkesinambungan dan terus-menerus dilakukan oleh

Laporan Kerja Praktek REYSCA ADMI AKSA ( ) 1

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. adalah kelapa sawit (Elaeis guinensis JACQ). Kelapa sawit (Elaeis guinensis JACQ)

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. minyak adalah kelapa sawit (Elaeis guinensis JACQ). Kelapa sawit (Elaeis guinensis

KARYA ILMIAH AGUS PURNAMASARI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TUGAS AKHIR ASTIA BUDI PERDANA PUTRI

PENGARUH WAKTU PENGADUKAN DAN PENGAMBILAN SAMPEL LARUTAN CaCO 3 3% TERHADAP JUMLAH ENDAPAN PADA ALAT FILTER PRESS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II URAIAN RENCANA KEGIATAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Analisa Pengolahan Kelapa Sawit dengan Kapasitas Olah 30 ton/jam Di PT. BIO Nusantara Teknologi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN FRESH FRUIT BUNCH

Transkripsi:

ISSN : 355-935 e-proceeding of Engineering : Vol.5, No.3 Desember 1 Page 5993 UPGRADING VERTICAL CLARIFIER TANK DENGAN PENAMBAHAN BUFFLE PLAT UNTUK PENGOPTIMALISASI KINERJA VERTICAL CLARIFIER TANK PADA SISTEM PENGOLAHAN MINYAK KELAPA SAWIT UPGRADING VERTICAL CLARIFIER TANK WITH ADDITION OF BUFFLE PLAT FOR OPERATING PERFORMANCE OF VERTICAL CLARIFIER TANK IN PALM OIL PROCESSING SYSTEM Dinda Rizqi Ridha Debiyani 1, Reza Fauzi Iskandar, Ahmad Ramdono 3 1,,3 Program Studi S1 Teknik Fisika Fakultas Teknik Elektro Universitas Telkom Bandung 1 vimidinda@gmail.com. rezafauzii@gmail.com. Ahmad Ramdono@yahoo.com Abstrak Kebutuhan untuk tetap menjaga kualitas tanaman kelapa sawit tanpa mengurangi kuantitas akan menjadi suatu tujuan penting untuk perkembangan industri kelapa sawit. Pengolahan kelapa sawit merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan usaha perkebunan kelapa sawit. Minyak kelapa sawit dihasilkan melalui beberapa tahapan-tahapan diantaranya adalah penerimaan bahan baku, perebusan, pembantingan, pengepressan, pengolahan minyak mentah, pengolahan nut dan kernel. Salah satu metode pengendapan merupakan proses pemisahan minyak yang terjadi karena adanya proses pengendapan yang disebabkan berat jenis dari minyak, emulsi, dan sludge. Dikarenakan dalam proses pengolahan untuk menghasilkan minyak kelapa sawit membutuhkan waktu yang lama. Pada tugas akhir ini dilakukan upgrading vertical clarifier tank dengan penambahan buffle plat untuk mengoptimalkan kinerja vertical clarifier tank pada sistem pengolahan minyak kelapa sawit. Hal tersebut dapat mengurangi volume minyak yang terikut di sludge underflow sehingga mampu mengurangi beban kerja dari sludge certrifuge. Hasil pengujian menunjukan bahwa pembaharuan pada vertical clarifier tank menggunakan buffle plat yang lebarnya mm dengan panjang buffle plat 5mm dan tebal plat 5mm yang menghasilkan jumlah prosentasi kehilangan minyak yang lebih kecil sebesar 7,57%. Kata kunci : vertical clarifier tank,buffle plat,underflow,centrifuge. Abstract The need to maintain the quality of oil palm crops without reducing the quantity will be an important objective for the development of the palm oil industry. Palm oil processing is one of the factors that determine the success of oil palm plantation business. Palm oil is produced through several stages such as the acceptance of raw materials, boiling, spinning, pressing, crude oil processing, nut processing and kernels. One of the precipitation methods is the oil separation process that occurs due to the precipitation process caused by the specific gravity of oil, emulsion, and sludge. Because in processing to produce oil palm takes a long time. In this final project is done vertical clarifier tank upgrading with the addition of buffle plate to optimize the performance of vertical clarifier tank on palm oil processing system. This can reduce the volume of oil in the sludge underflow in order to reduce the workload of sludge certrifuge. The test results show that the renewal in the vertical clarifier tank uses buffle plate that is mm wide with 5mm plate buffer length and 5mm plate thickness which results in a smaller percentage of oil loss of 7.57%. Keynote : vertical clarifier tank,buffle plat,underflow,centrifuge. 1

ISSN : 355-935 e-proceeding of Engineering : Vol.5, No.3 Desember 1 Page 599 1. Pendahuluan Tanaman kelapa sawit telah menjadi satu komoditi yang telah berkembang di Indonesia. Kebutuhan untuk tetap menjaga kualitas tanpa mengurangi kuantitas akan menjadi suatu tujuan penting untuk perkembangan industri kelapa sawit ini. Peningkatan demi peningkatan dengan mengembangkan teknologi yang mendukung di industri ini tentu sangat diperlukan untuk memudahkan dan untuk mengefisiensikan sumber daya manusia kedepannya. Kemajuan perkelapasawitan di Indonesia sangat bergantung kepada kualitas minyak yang dihasilkan untuk di-ekspor ke luar negeri ataupun untuk konsumsi masyarakat Indonesia. Untuk minyak yang akan di-ekspor, perlu diperhatikan hal hal yang membuat pihak pengekspor tertarik untuk membeli minyak hasil olahan pabrik di Indonesia.. Tinjauan pustaka.1 Proses Pengolahan Kelapa Sawit Dalam proses pengolahan kelapa sawit terdapat beberapa stasiun untuk pengolahannya diantara lain : 1. Stasiun Penerimaan Bahan Baku (Reception Station) Pada stasiun penerimaan ini, buah kelapa sawit akan ditimbang kemudian akan dilakukan grading atau pengelompokkan sesuai dengan kriteria seperti buah matang, buah mentah, buah terlalu matang.. Stasiun Perebusan (Sterilization Station) Proses perebusan merupakan proses awal dari pengolahan kelapa sawit setelah ditimbang dan disortir terlebih dahulu di loading ramp. Tujuan dari perebusan adalah menonaktifkan aktivitas enzim lipase yang dapat menyebabkan kenaikan free fatty acid (FFA) atau asam lemak bebas, untuk melunakkan daging buah agar proses pengempaan menjadi lebih mudah, mengurangi kadar air pada nut sampai < % sehingga meningkatkan efisiensi pemecahan nut, membantu proses pelepasan inti dari cangkang. 3. Stasiun Pembantingan (Threshing Station) Pada stasiun pembantingan, Di thresher inilah brondolan akan terlepas dari tandan buah segar yang kemudian brondolan ini akan dikempa di stasiun pengempaan. Untuk janjang kosong akan dialihkan ke bak penampungan janjangan dengan melewati inclined conveyor.. Stasiun Press (Pressing Station) Pada proses ini dilakukan penambahan air panas agar minyak yang keluar tidak terlalu kental (menurunkan viskositas) untuk mencegah terjadinya penyumbatan pada lubang-lubang silinder press, sehingga kerja screw press tidak terlalu berat. 5. Stasiun Klarifikasi (Clarification Station) Didalam stasiun ini minyak akan dipisahkan antara minyak, dilakukan pengendapan untuk memisahkan minyak dengan kotoran yang masih terikut. Setelah melalui serangkaian pemisahan dan pemurnian.. Vertical Clarifier Tank Vertical Clarifier Tank merupakan suatu tangki di pabrik pengolahan kelapa sawit yang penting dalam hal pemisahan minyak, emulsi, dan lumpur minyak (sludge). Vertical clarifier tank terdiri dari beberapa bagian yaitu elektromotor dan gearbox untuk menjalankan stirrer vertical clarifier tank. Stirrer vertical clarifier tank yang terdiri dari 3 pasang arm yang terhubung dengan satu shaft yang digerakkan oleh elektromotor dan gearbox dengan bagian bawah diberi support, steam coil dua tingkat yang terletak pada stage pertama yaitu dibawa arm tingkat pertama dan yang satu terletak di bagian bawah support shaft stirrer, steam inject satu tingkat yang terletak di bagian bawah. Adanya steam coil sendiri untuk mempertahankan temperatur di vertical clarifier tank setelah didapatkan temperatur - 9 C, sedangkan adanya steam inject sendiri untuk memanaskan Vertical clarifier tank jika tidak didapatkan suhu - 9 C.3 Stokes Law Pada Vertical Clarifier Tank terjadi proses pengendapan yang dibantu dengan adanya pengadukan yang dilakukan oleh stirrer dengan kecepatan putaran.untuk kecepatan pemisahan yang terjadi di Vertical

ISSN : 355-935 e-proceeding of Engineering : Vol.5, No.3 Desember 1 Page 5995 Clarifier Tank dapat dicari dengan menggunakan rumus dari Stokes Law atau Hukum Stokes. Berikut ini pemaparan dari Stokes Law. Untuk rumus dasar kecepatan pemisahan minyak, yaitu Keterangan : µ = Dynamic Viscosity fluida D = Diameter partikel yang berbentuk bola g = Percepatan gravitasi = 9,1 m/s ρ p = Density partikel ρ f = Density fluida = kecepatan pemisahan minyak Gambar 1. Gambaran Hukum Stokes. Rate of Mass rumus ini untuk menentukan laju massa yang menabrak buffle plat per detik berdasarkan penampang buffle plat yang terdiri dari panjang,lebar dan tebal. Keterangan : massa jenis minyak atau sludge. R = Jari-jari stirrer (pengaduk). A = Luas penampang buflle plat. 3s = Putaran per detik..5 Laju aliran Rumus ini untuk menghitung berapa kecepatan fluida yang mengalir didalam vertical clarifier tank dan menabrak buffle plat. Keterangan : = putaran stirrer (pengaduk) per detik R = Jari-jari pengaduk - = Untuk mengubah menjadi m 3. Hasil dan Analisis 3.1 Analisa Hasil Sludge Underflow Sebelum Dilakukan Penambahan Baffle Plate Dari data hasil analisa laboratorium bulan Desember 17, dapat dilihat bahwa hasil pengamatan tidak ditemukan prosentase oil in underflow VCT berada di atas standard PT. SMART Tbk yaitu, %. Dari pengamatan dan analisa sludge underflow pada bulan Desember 17 didapatkan data hasil analisa prosentase oil in underflow VCT dengan rata-rata masih di angka, %. Ini berarti masih ada selisih, % pada rata rata dari 5 hari pengamatan pada Desember 17. 3

ISSN : 355-935 e-proceeding of Engineering : Vol.5, No.3 Desember 1 Page 599 1 13 1 11 9 7 5 3 1 1 3 5 7 9 1111311511711913 % OIL IN UNDERFLOW Gambar. Grafik data oil in underflow sebelum penambahan buffle plat pada bulan Desember

%OIL IN UNDERFLOW ISSN : 355-935 e-proceeding of Engineering : Vol.5, No.3 Desember 1 Page 5997 3. Analisa Dimensi Baffle Plate dan Tata Letak Baffle Plate Gambar 1. Tata letak buffle plat Gambar. Dimensi buffle plat 3.3 Analisa Hasil Sludge Underflow Setelah Dilakukan Penambahan Baffle Plate pada bulan Januari. Setelah dilakukannya perbaikan pada VCT pada bulan Januari 1 dengan menambahkan baffle plate dengan dimensi panjang mm,lebar l7mm,tebal 5mm dan juga mengawasi dengan ketat paramater parameter yang harus diperhatikan di vertical clarifier tank sendiri, telah didapatkan hasil yang dapat kita lihat pada grafik berikut ini. 1 11 9 7 5 3 1 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 1 3 Gambar 5. Grafik data oil in underflow pada bulan Januari 1 Dari hasil pengamatan dan analisa sludge underflow yang tertera di lampiran pada bulan Januari 1 didapatkan data hasil analisa sludge underflow dengan rata-rata sudah menurun ke angka,175 %. Ini berarti telah didapatkan penurunan sekitar,33 % dari rata-rata bulan Desember yaitu, %. Akan tetapi untuk melihat apakah masih terdapat penurunan di bulan berikutnya maka peneliti masih melanjutkan penelitian sampai dengan bulan April 1. 5

ISSN : 355-935 e-proceeding of Engineering : Vol.5, No.3 Desember 1 Page 599 3. Analisa Hasil Sludge Underflow Setelah Dilakukan Penambahan Baffle Plate pada bulan Febuari. Setelah dilakukannya perbaikan pada VCT pada bulan Febuari 1 dengan menambahkan baffle plate dengan dimensi panjang mm,lebar mm,tebal 5mm dan juga mengawasi dengan ketat paramater parameter yang harus diperhatikan di vertical clarifier tank,telah didapatkan hasil data pada grafik berikut ini. 1 3 5 7 9 11113115117119135 Gambar. Grafik data oil in underflow pada bulan Februari 1 Dari hasil pengamatan dan analisa sludge underflow pada bulan Febuari 1 didapatkan data hasil analisa sludge underflow dengan rata-rata sudah menurun ke angka 7,5 %. Ini berarti telah didapatkan penurunan sekitar,317 % dari rata-rata bulan Febuari yaitu,175%. 3.5 Analisa Hasil Sludge Underflow Setelah Dilakukan Penambahan Baffle Plate pada bulan Maret. Setelah dilakukannya perbaikan pada VCT pada bulan Maret 1 dengan menambahkan baffle plate dengan dimensi panjang 5mm,lebar mm,tebal 5mm, telah didapatkan hasil yang dapat kita lihat pula pada grafik berikut ini. 1 3 5 7 9 11 1 13 1 15 1 17 1 19 1 Gambar 7. Grafik data oil in underflow pada bulan Januari 1 Dari hasil pengamatan dan analisa sludge underflow yang pada bulan Maret 1 didapatkan data hasil analisa sludge underflow dengan rata-rata sudah menurun ke angka 7,57 %. Ini berarti telah didapatkan penurunan sekitar,7 % dari rata-rata bulan Febuari yaitu 7, %.

ISSN : 355-935 e-proceeding of Engineering : Vol.5, No.3 Desember 1 Page 5999 3. Analisa hasil sludge underflow setelah dilakukan penambahan baffle plat pada bulan April. Setelah dilakukannya perbaikan pada vertival clarifier tank pada bulan April 1 dengan menambahkan baffle plate dengan dimensi panjang mm,lebar 15 mm,tebal 5mm dan juga mengawasi dengan ketat paramater parameter yang harus diperhatikan di vertival clarifier tank tersebut, telah didapatkan hasil yang dapat kita lihat pada data di grafik berikut ini. 1 3 5 7 9 11 1 13 1 15 1 17 1 19 Gambar 7. Grafik data oil in underflow pada bulan Januari 1 Pada grafik diatas dapat diamati bahwa hasil analisa oil in underflow VCT yang dilakukan dengan penambahan baffle plate masih mengalami kenaikan. Jika dibandingkan dengan VCT yang sudah diberikan tambahan baffle plate pada bulan-bulan sebelumnya, akan terlihat perbedaan baik itu pada frekuensi naik turunnya prosentase oil in underflow. Pada VCT yang sudah diberikan tambahan baffle plate. Dari besarnya prosentase dapat diamati dan dihitung rata rata prosentase oil in underflow-nya. Untuk yang diberi tambahan baffle plate pada bulan April didapatkan angka 7,79 % untuk rata rata prosentase oil in underflow-nya. Sedangkan pada bulan Maret terjadi penurunan 7,57%, maka perbedaan kenaikana pada bulan april dan bulan mei sebesar,11%,yang tidak diberikan tambahan baffle plate didapatkan angka,%. Hal inilah yang dapat dijadikan kesimpulan bahwa prosentase oil in underflow bisa mengalami penurunan pada unit VCT yang diberikan tambahan baffle plate.. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang dilakukan maka dapat diambil kesimpulan yaitu : 1. Dengan adanya penambahan baffle plate ini bisa didapatkan keberhasilan perbaikan persen oil in underflow di vertical clarifier tank Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya penurunan persen oil in underflow di vertical clarifier tank rata rata bulan setiap bulannya yaitu bulan Januari 1 sebesar,175 % (penurunan persen oil in underflow dari sebelum dipasang buffle plat sebesar,33%),rata rata bulan Februari 1 yaitu 7,5 % (penurunan persen oil in underflow di bandingakan dengan bulan Januari sebesar,317%),dibulan Maret 1 mengalami penurunan 7,57% (penurunan persen oil in underflow dari bulan Februari sebesar,7 %) dan adanya peningkatan persen oil in underflow yang terjadi pada bulan april sebesar,% membuat prosentase meninggkat sebesar 7,79% dari bulan sebelumnya.. Dimensi baffle plate yang paling baik untuk menurunkan persen oil in underflow adalah 5 mm, panjang mm dengan ketebalan 5 mm. Hal ini dikarenakan lebar yang maksimal yang dapat memperkecil celah antara pengaduk dan buffle plat, membuat putaran fluida yang menabrak ke buffle plat secara optimal, sedangkan untuk panjang 5mm membantu mempercepat proses turunnya aliran fluida yang juga dipengaruhi dengan massa jenis fluida tersebut 5. Daftar Pustaka [1] Anita, Zulisma. 9. Pengaruh Temperatur Terhadap Kecepatan Pengendapan Sludge Dalam Crude Palm Oil Pada Continous Settling Tank. Sumatera Selatan University, Medan [] Anonim,. Standar Operasional Prosedur Palm Oil Mill Management Committee for Mill Development Revisi ke-. PT. Smart Tbk, Jakarta. [3] Kurniawan, Wahyu.. http: // www.academia.edu / 57391 / METODE _ PENEN- TUAN_KOEFISIEN_KEKENTALAN_ZAT_CAIR. [] Mangoensoekarjo, 3. Manajemen Agribisnis Kelapa Sawit. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. [5] Maruli, Pardamean.. Panduan Lengkap Pengelolaan Kebun dan Pabrik Kelapa Sawit. Cetakan Pertama. PT. Agromeria Pustaka, Tangerang. [] Mill Advisory Team. 1. Revisi Process Control Manual. PT. Smart Tbk, Jakarta.Naibaho, P.M. 199. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit, Medan. [7] Purwoto, Harsunu. 1. Modul Kuliah Clarification Station. Instiper, Yogyakarta 7

ISSN : 355-935 e-proceeding of Engineering : Vol.5, No.3 Desember 1 Page [] Sastrohamidjojo. 5. Kimia Organik Streokimia, Karbohidrat, Lemak dan Protein. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. [9] Sumardjo, Damin.. Pengantar Kimia : Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran dan Program Strata 1 Fakultas Bioeksakta. Buku Kedokteran EGC, Jakarta.