Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI RINGKASAN EKSEKUTIF

dokumen-dokumen yang mirip
KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2018 Plt. Inspektur Jenderal. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

LAPORAN TAHUNAN INSPEKTORAT II KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2016

INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN

RINGKASAN EKSEKUTIF Persentase Satuan Kerja yang memiliki temuan kerugian Negara 1% sebesar 100%.

Ringkasan eksekutif sasaran strategis

HASIL PENGAWASAN PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALKES INSPEKTUR JENDERAL INSPEKTORAT JENDERAL KEMENKES RI

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL

PENINGKATAN AKUNTABILITAS KINERJA PROGRAM PUSAT DAN DAERAH DALAM MEMPERTAHANKAN OPINI WTP KEMENTERIAN KESEHATAN

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2017 Inspektur Jenderal. Drs. Purwadi, Apt, MM, ME NIP

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN

DUKUNGAN PERAN INSPEKTORAT JENDERAL DALAM PENINGKATAN KUALITAS PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR

PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR


2 Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 1999, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-UndangNomor 17 Tahun 2003 tentang Keuan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEBIJAKAN PENGAWASAN INSPEKTORAT JENDERAL KEMDIKBUD TAHUN 2012

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN ANGGARAN 2012

LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA BANDUNG JL. TERA NO. 20 BANDUNG

BAB I P E N D A H U L U A N

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2017

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

INSPEKTORAT MENJADI APIP YANG EFEKTIF

Tugas. melaksanakan pengawasan intern di lingkungan Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian. Irtama

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotis

INFORMASI KINERJA. No Tujuan Capaian Kinerja

LAKIP INSPEKTORAT 2012 BAB I PENDAHULUAN. manajemen, antara lain fungsi-fungsi planning, organizing,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

KEBIJAKAN PENGAWASAN INTERN KEMENTERIAN PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG

I N S P E K T O R A T

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, dipandang perlu menetapkan Pedoman Pengawasan Intern dengan Peraturan Me

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kepemerintahan yang baik (good governance), terutama melalui

2014, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 t

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Rencana Strategis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

LAKIP Inspektorat Tahun 2014 KATA PENGANTAR

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/Permentan/RC.200/3/2014 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN INTERN KEMENTERIAN PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang.

Peran Strategis Itjen Kemenkes dalam mengawal Program Pembangunan Kesehatan OLEH INSPEKTUR JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN RI

I. Pengertian BAB I PENDAHULUAN

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP-SKPD) TAHUN 2015

2017, No Berencana Nasional tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Badan Kependudukan dan Keluarga Berenc

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) PANDEGLANG PIAGAM AUDIT INTERN

keluaran ( output), hasil ( outcome), dan dampak ( impact) dari pelaksanaan rencana pembangunan.

PEDOMAN PENYUSUNAN PERJANJIAN KINERJA DAN PELAPORAN KINERJA DI LINGKUNGAN KOMISI PEMILIHAN UMUM

BAB PENDAHULUAN Latar Belakang

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2015

Pemerintah Kota Pagar Alam Jalan Laskar Wanita Mentarjo Komplek Perkantoran Gunung Gare

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Inspektorat Kabupaten Lombok Barat BAB I PENDAHULUAN

2017, No Pedoman Pengawasan Intern di Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 19

KATA PENGANTAR. Semoga Allah SWT selalu membimbing dan mencurahkan rahmat-nya kepada kita semua dalam melaksanakan tugas dan fungsi masing-masing.

Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP)

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

SISTEM PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN APBN (BANSOS BIDANG PENDIDIKAN)

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

LAP-86/PW14/6/17 3 APRIL 2017 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT

URAIAN KEGIATAN DAN PELAPORAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2013

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Scanned by CamScanner

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 30

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 14

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 3. Peraturan Pemeri

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2012 TENTANG

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI. Irtama

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

Dadit Herdikiagung - Inspektur II Inspektorat Jenderal Kementerian Ristek, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

PROGRAM MIKRO REFORMASI BIROKRASI

2 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Ev

Transkripsi:

RINGKASAN EKSEKUTIF Sebagai salah satu unsur penyelenggara negara, Inspektorat Jenderal mempunyai kewajiban untuk membuat Laporan Kinerja (LKj) yang mengacu pada instruksi Presiden (Inpres) Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP). Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan bentuk pertanggungjawaban atas tugas dan fungsi Inspektorat Jenderal dalam mencapai visi dan misi berdasarkan perencanaan strategis yang ditetapkan dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan selama lima tahun yaitu tahun 2015-2019 yang dapat dijadikan lesson learnt untuk perencanaan strategis pengawasan lingkup Kementerian Kesehatan dalam lima tahun kedepan. Sasaran program peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur adalah meningkatnya transparansi tata kelola pemerintahan dan terlaksananya reformasi birokrasi. Target tugas dan fungsi Inspektorat Jenderal yang diuraikan dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 adalah Meningkatnya pegawasan dan akuntabilitas aparatur Kementerian Kesehatan yang pencapaiannya dinilai dengan capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan yaitu Persentase Satuan Kerja yang memiliki temuan kerugian Negara 1% sebesar 100% pada tahun 2019 dengan capaian pada tahun 2019 adalah 99.00%. Pada tahun 2019 capaian kinerja Inspektorat Jenderal didasarkan pada 1 indikator kinerja program dan 6 indikator kinerja kegiatan dengan masing-masing target yang sudah ditetapkan. Realisasi anggaran sebesar 96,98% dari Pagu Anggaran tahun 2019 sebesar Rp118.172.589.000,-. Cakupan kegiatan pengawasan seperti e-reviu laporan keuangan tidak mencapai total seluruh satuan kerja dikarenakan menggunakan metode sampling, sedangkan reviu RKA-K/L yang masih menggunakan system manual sudah menjangkau seluruh satuan kerja. Kegiatan pengawasan dan pembinaan lainnya untuk mempertahankan opini WTP yang telah dicapai belum menjangkau seluruh satuan kerja karena adanya keterbatasan SDM. Kerja keras tak kenal lelah telah dilakukan karena menjadi tanggungjawab Inspektorat Jenderal dalam mengawasi dan mencegah segala bentuk tindakan yang dapat mengarah kepada korupsi. Dengan dukungan seluruh unit terkait, upaya yang telah dilakukan membuahkan hasil yang membanggakan, ini terbukti dengan beberapa prestasi yang diraih oleh Kementerian Kesehatan Tahun 2019 dimana Inspektorat ii

Jenderal mempunyai andil dan memegang peranan penting dalam pencapaiannya. Prestasi yang telah dicapai oleh Kementerian kesehatan pada tahun 2019 yang diinisiasi oleh Inspektorat Jenderal beberapa diantaranya adalah: Monitoring dan Evaluasi Program Prioritas dilakukan oleh Auditor di Inspektorat, Pembinaan SPIP (Sistem Pengendalian Intern Pemerintah), Pengelolaan Laporan Harta Kekayaan Negara (LHKPN), Pelaporan Pengendalian Gratifikasi di lingkungan Kementerian Kesehatan melalui Unit Pengendalian Gratifikasi Kementerian Kesehatan, Pengelolaan sponsorship yang melapor baik secara mandiri maupun melalui instansi dalam memberi dan menerima sponsoship selama tahun 2019, Pembentukan zona integritas dan pembinaan satker berpredikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) atau Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM), Menyelenggarakan Advokasi Tata Kelola Pencegahan dan Penanganan Kecurangan (Fraud) Program JKN melalui Permenkes Nomor 16 Tahun 2019 tentang Pencegahan dan Penanganan Kecurangan serta Pengenaan Sanksi Administrasi terhadap Kecurangan Dalam Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan, Hasil survei Penilaian Integritas tahun 2018 oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kegiatan Penguatan Kapasitas APIP antara lain Partisipasi Itjen Kemenkes Dalam Seminar Nasional/Internasional antara lain: Seminar Nasional Internal Audit 2019 dengan Tema Energizing Internal Audit: Bridging to The Future, The IIA S International Conference 2019 & On Site Learning Program 2019 di Anaheim California Selatan Amerika Serikat, serta International Workshop Best Practices in Implementing Governance, Riks dan Control in Era Revolution Industry 4.0. Workshop Investigative Interview Skill, Kegiatan Risk Management Fundamentals Workshop. Sosialisasi Permenkes Nomor 16 Tahun 2019 tentang Pencegahan dan Penanganan Kecurangan (Fraud) Serta Pengenaan Sanksi Administrasi Terhadap Kecurangan (Fraud) dalam Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan. Penguatan Manajemen pengawasan antara lain Rapat Kerja Pengawasan (Rakerwas) Tahun 2019 dalam rangka untuk mendukung Pembangunan Kesehatan menyongsing periode PRJMN 2020 2024 menghasilkan rumusan Kebijakan Tata Kelola Pengawasan Intern di Lingkungan Kementerian Kesehatan, Rapat Koordinasi Pengawasan (Rakorwas) Tahun 2019 dilaksanakan dengan mengambil tama Sinergitas Penguatan Pengawasan Intern terhadap Pengelolaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Kesehatan untuk Mewujudkan Pencapaian Pembangunan Kesehatan yang Berkualitas. Penghargaan dari Kementerian Keuangan atas capaian Opini Wajar Tanpa Pengecualian untuk Laporan Keuangan Kementerian Kesehatan Negara/Lembaga iii

tahun 2013 2018. Pembangunan aplikasi SIPINAL WBK/WBBM, SIMON PENGENAL, dan aplikasi SIPPISKO yang bertujuan agar dapat meningkatkan kinerja Inspektorat Jenderal lebih efektif, efisien dan ekonomis. iv

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i RINGKASAN EKSEKUTIF... ii DAFTAR ISI... v BAB I PENDAHULUAN... 1 A. UMUM... 1 B. ORGANISASI INSPEKTORAT JENDERAL... 2 BAB II PERENCANAAN KINERJA... 3 A. RENCANA AKSI PROGRAM... 3 B. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2019... 6 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA... 10 A. CAPAIAN KINERJA INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2018... 10 1. Perbandingan Antara Target dan Realisasi... 12 2. Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2018 dan Tahun 2017... 26 3. Perbandingan Capaian Kinerja dengan Target Jangka Menengah... 27 4. Analisa Penyebab Keberhasilan Pencapaian Target... 27 5. Efisiensi Penggunaan Sumber Daya... 32 6. Kinerja Inisiatif Pencegahan Korupsi... 34 7. Kegiatan Penunjang Keberhasilan... 37 B. REALISASI ANGGARAN... 39 C. PENGHARGAAN... 46 BAB IV PENUTUP... 50 LAMPIRAN-LAMPIRAN... 52 v

BAB I PENDAHULUAN A. UMUM Dalam rangka mendukung terlaksananya Reformasi Birokrasi pada Kementerian Kesehatan, Inspektorat Jenderal sebagai Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) berperan untuk mengawal dan memastikan berjalannya proses Reformasi Birokrasi. Hal tersebut diwujudkan dalam bentuk peningkatan peran Inspektorat Jenderal dalam memberikan keyakinan atas pencapaian tujuan Kementerian Kesehatan, sekaligus sebagai sistem peringatan dini (early warning system) terhadap potensi penyimpangan/kecurangan yang terjadi karena kelemahan sistem maupun akibat tindak pelanggaran individu. Pengawasan intern pemerintah merupakan fungsi manajemen yang penting dalam penyelenggaraan pemerintah. Melalui pengawasan intern dapat diketahui apakah suatu instansi pemerintah telah melaksanakan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien serta telah sesuai dengan rencana dan kebijakan yang telah ditetapkan. Selain itu, pengawasan intern atas penyelenggaraan pemerintahaan diperlukan untuk mendorong terwujudnya good governance dan mendukung penyelenggaraan pemerintahan yang efektif, efisien, transparan, akuntabel, serta bersih dan bebas dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 tahun 2015 Tanggal 29 September 2015, Inspektorat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Kesehatan. Dalam melaksanakan tugas, Inspektorat Jenderal menyelenggarakan fungsi: 1. penyusunan kebijakan teknis pengawasan intern di lingkungan Kementerian Kesehatan; 2. pelaksanaan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Kesehatan terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya; 3. pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Menteri; 1

4. penyusunan laporan hasil pengawasan di lingkungan Kementerian Kesehatan; 5. pelaksanaan administrasi Inspektorat Jenderal; dan 6. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri. B. ORGANISASI INSPEKTORAT JENDERAL Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 64 tahun 2015 Tanggal 29 September 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan, organisasi Inspektorat Jenderal terdiri dari 1 (satu) Sekretariat Inspektorat Jenderal dan 5 (lima) Inspektorat yaitu Inspektorat I, Inspektorat II, Inspektorat III, Inspektorat IV, dan Inspektorat Investigasi. Penjabaran Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat Jenderal dapat dilihat sebagai berikut: 2

BAB II PERENCANAAN KINERJA A. RENCANA AKSI PROGRAM Rencana Aksi Program (RAP) Inspektorat Jenderal tahun 2015-2019 merupakan penjabaran dokumen Rencana Strategis Kementerian Kesehatan di tingkat Eselon I pada Inspektorat Jenderal yang berisikan Rencana Pengawasan Tahunan dan Rencana Strategis untuk 5 (lima) tahun. Strategi dalam rangka pencapaian visi dan misi Inspektorat Jenderal meliputi: 1. Mendorong pengelolaan keuangan yang efektif, efisien, ekonomis, dan ketaatan pada peraturan perundang-undangan; 2. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatuhan; 3. Mewujudkan pengawasan yang bermutu untuk menghasilkan Laporan Hasil Pengawasan (LHP) sesuai dengan kebutuhan pemangku kepentingan serta; 4. Mewujudkan tata kelola manajemen Inspektorat Jenderal yang transparan dan akuntabel. Untuk mewujudkan visi dan misi Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan, maka dilaksanakan program Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Kesehatan dengan kegiatan sebagai berikut: No Program Sasaran Program Indikator Kinerja Target 2015 Target 2016 Target 2017 Target 2018 Target 2019 1. Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Kesehatan Meningkatnya transparansi tata kelola pemerintahan dan terlaksananya Reformasi Birokrasi Persentase satuan kerja yang memiliki temuan kerugian negara 1% 88% 91% 94% 97% 100% 3

Aktifitas yang dilaksanakan Inspektorat Jenderal dalam rangka mewujudkan Sasaran Program Meningkatnya Transparansi Tata Kelola Pemerintahan dan Terlaksananya Reformasi Birokrasi yaitu: 1. Peningkatan fungsi Inspektorat Jenderal sebagai konsultan, katalisator, dan quality assurance. a. Memberikan masukan yang dapat memelihara dan meningkatkan kualitas tata kelola penyelenggaraan tugas dan fungsi Kementerian Kesehatan (Consulting); b. Mendorong/memacu terjadinya perubahan untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik di lingkungan Kementerian Kesehatan (Catalysator); c. Memberikan keyakinan yang memadai atas ketaatan, kehematan, efisiensi dan etektifitas pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi Kementerian Kesehatan (Quality Assurance); d. Memberikan peringatan dini dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi Kementerian Kesehatan (Anti Corruption Activities). 2. Peningkatan intensitas dan kualitas pengawasan dengan upaya: a. Peningkatan pengawasan terhadap program kesehatan prioritas. b. Peningkatan pengawasan barang dan jasa melalui probity audit. c. Penetapan sasaran/objek audit berbasis risiko. d. Menerapkan pedoman pengawasan secara konsisten. 3. Mempertahankan Opini Laporan Keuangan Kementerian Kesehatan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), melalui: a. Peningkatan kualitas laporan keuangan melalui kegiatan reviu. b. Pendampingan penyusunan laporan keuangan. c. Pengamanan aset Kementerian Kesehatan. d. Pendampingan pengadaan barang jasa/konsultasi pengadaan barang dan jasa. e. Reviu penyusunan perencanaan anggaran. f. Evaluasi Sistim Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). 4. Percepatan Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Aparat Pengawas Fungsional (APF). 4

5. Kerjasama Pengawasan dengan Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP) lain. 6. Partisipasi dalam Komite Telaah Sejawat 7. Penanganan Pengaduan Masyarakat. 8. Penguatan Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik melalui: a. Pendidikan Budaya Anti Korupsi. b. Penerapan Whistleblower s System dan Justice Collaborator. c. Penerpan Zona Integritas dan Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih Kompeten dan Melayani (WBBKM). d. Penerapan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistim Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dilingkungan Kementerian Kesehatan. e. Mengoptimalkan peran Unit Pengendlian Gratifikasi (UPG). f. Mengoptimalkan Laporan LHKPN sesuai dengan batas waktu pelaporan. g. Pelaksanaan Reformasi Birokrasi. 9. Kegiatan Penunjang. a. Peningkatan SDM bidang pengawasan. b. Pengembangan dan pemantapan pelaksanaan kegiatan penunjang pengawasan dengan teknologi informasi melalui Sistim Informasi Manajemen (SIM) Pengawasan. c. Sosialisasi bidang pengawasan. d. Penguatan Satuan Pemeriksa Internal (SPI) pada satker Badan Layanan Umum (BLU). 5

B. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2019 Perjanjian Kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen pimpinan yang merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelolanya. Tujuan khusus Perjanjian Kinerja antara lain untuk meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur sebagai wujud nyata komitmen antara penerima amanah dengan pemberi amanah. Perjanjian Kinerja digunakan sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi, menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur. Perjanjian Kinerja Inspektorat Jenderal tahun 2019 merupakan kinerja tahun kelima dari Renstra Kementerian Kesehatan 2015-2019, yang didukung dengan anggaran sebesar Rp108.750.943.000,-, namun terdapat revisi anggaran menjadi sebesar Rp118.172.589.000,- disebabkan adanya penambahan belanja pegawai dan pemberian dana insentif dari Kementerian Keuangan yang diberikan kepada Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan sebagai Satker Terbaik II Kategori Pagu DIPA Sedang tahun anggaran 2019. Selain revisi anggaran terdapat pula revisi output guna mendukung pelaksanaan kegiatan. Dalam Perjanjian Kinerja antara Plt. Inspektur Jenderal Kementerian Kesehatan RI dengan Menteri Kesehatan RI yang telah ditandatangani pada tanggal 14 Desember 2018 menyebutkan kesanggupan pihak pertama dalam hal ini Inspektur Jenderal untuk mewujudkan target kinerja yang seharusnya berdasarkan lampiran perjanjian dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerja tersebut menjadi tanggung jawab Inspektur Jenderal. Selanjutnya, pihak kedua dalam hal ini Menteri Kesehatan RI akan melakukan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi terhadap capaian kinerja dari perjanjian dan mengambil tindakan yang diperlukan dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi. Sedangkan Perjanjian Kinerja tahun 2019 untuk unit eselon II di lingkungan Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan sebagaimana tertuang dalam perjanjian kinerja yang telah ditandatangani oleh Plt. Inspektur Jenderal dengan masing-masing Inspektur pada tahun 2019 sebagai berikut: 6

UNIT KERJA PROGRAM INDIKATOR TARGET 2019 Inspektorat I Peningkatan Pengawasan Program/Kegiatan Lingkup Satker Binaan Inspektorat I Jumlah Unit Akuntansi Lingkup Binaan Inspektorat I yang Direviu Laporan Keuangannya Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD), dan Dekonsentrasi yang Direviu RKA-K/L Lingkup Binaan Inspektorat I Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD) dan Unit Eselon I yang Direviu RKBMN Lingkup Binaan Inspektorat I Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD) dan Unit Eselon I yang Dievaluasi SAKIP Lingkup Binaan Inspektorat I dan Reviu SAKIP Kementerian Kesehatan Jumlah Laporan Hasil Reviu Realisasi Anggaran dan Pengadaan Barang/Jasa (PBJ) pada Satker Lingkup Binaan Inspektorat I Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD) dan Dekonsentrasi yang Diaudit Lingkup Binaan Inspektorat I Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD), Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan yang dilakukan Pemantauan Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Audit Inspektorat I REVISI TARGET 2019 216 216 198 211 58 64 58 60 36 36 28 28 28 28 Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD), dan Dekonsentrasi yang Dilakukan Pendampingan/Pembinaan/Konsultasi/Koordinasi Pengawasan dan Supervisi Kegiatan Unit Utama Lingkup Binaan Inspektorat I Jumlah Laporan Hasil Reviu Pengendalian Intern atas Pelaporan Keuangan Lingkup Binaan Inspektorat I Jumlah Laporan Pengawasan Program Prioritas Kementerian Kesehatan pada Lingkup Binaan Inspektorat I Jumlah Unit Utama yang Dilakukan Pengawasan dan Pengendalian Kepegawaian di Lingkup Binaan Inspektorat I Jumlah Unit Akuntansi Lingkup Binaan Inspektorat II yang Direviu Laporan Keuangannya Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD), dan Dekonsentrasi yang Direviu RKA-K/L Lingkup Binaan Inspektorat II Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD) dan Unit Eselon I yang Direviu RKBMN Lingkup Binaan Inspektorat II Jumlah Satker Kantor Pusat (KP) dan Kantor Daerah (KD) yang Dievaluasi SAKIP Lingkup Binaan Inspektorat II Jumlah Laporan Hasil Reviu Realisasi Anggaran dan Pengadaan Barang/Jasa (PBJ) pada Satker Lingkup Binaan Inspektorat II 20 70 9 9 2 2 4 6 188 188 198 198 25 26 24 24 32 32 Jumlah Laporan Hasil Pengawasan Pelayanan Kesehatan Haji 16 18 Inspektorat II Peningkatan Pengawasan Program/Kegiatan Lingkup Satker Binaan Inspektorat II Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD), dan Dekonsentrasi yang Diaudit Lingkup Binaan Inspektorat II Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD), dan Dekonsentrasi serta Tugas Pembantuan yang Dilakukan Pemantauan Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Audit Inspektorat II 28 28 28 28 Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD), dan Dekonsentrasi yang Dilakukan Pendampingan/Pembinaan/Konsultasi/Koordinasi Pengawasan dan Supervisi Kegiatan Unit Utama Lingkup Binaan Inspektorat II Jumlah Laporan Hasil Reviu Pengendalian Intern atas Pelaporan Keuangan Lingkup Binaan Inspektorat II Jumlah Laporan Pengawasan Program Prioritas Kementerian Kesehatan pada Lingkup Binaan Inspektorat II Jumlah Unit Utama yang Dilakukan Pengawasan dan Pengendalian Kepegawaian di Lingkup Binaan Inspektorat II 20 36 8 15 2 33 4 4 7

UNIT KERJA PROGRAM INDIKATOR TARGET 2019 Jumlah Unit Akuntansi Lingkup Binaan Inspektorat III yang Direviu Laporan Keuangannya Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD), dan Dekonsentrasi yang Direviu RKA-K/L Lingkup Binaan Inspektorat III REVISI TARGET 2019 272 272 252 269 Inspektorat III Peningkatan Pengawasan Program/Kegiatan Lingkup Satker Binaan Inspektorat III Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD) dan Unit Eselon I yang Direviu RKBMN Lingkup Binaan Inspektorat III Jumlah Satker Kantor Pusat (KP) dan Kantor Daerah (KD) yang Dievaluasi SAKIP Lingkup Binaan Inspektorat III Jumlah Laporan Hasil Reviu Realisasi Anggaran dan Pengadaan Barang/Jasa (PBJ) pada Satker Lingkup Binaan Inspektorat III Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD) dan Dekonsentrasi yang Diaudit Lingkup Binaan Inspektorat III Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD), dan Dekonsentrasi serta Tugas Pembantuan yang Dilakukan Pemantauan Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Audit 83 85 83 83 44 44 32 34 21 21 Inspektorat IV Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD), dan Dekonsentrasi yang Dilakukan Pendampingan/Pembinaan/ Konsultasi/Koordinasi Pengawasan dan Supervisi Kegiatan Unit Utama Lingkup Binaan Inspektorat III Jumlah Laporan Hasil Reviu Pengendalian Intern atas Pelaporan Keuangan Lingkup Binaan Inspektorat III Jumlah Laporan Pengawasan Program Prioritas Kementerian Kesehatan pada Lingkup Binaan Inspektorat III Jumlah Unit Utama yang Dilakukan Pengawasan dan Pengendalian Kepegawaian di Lingkup Binaan Inspektorat III Jumlah Unit Akuntansi Lingkup Binaan Inspektorat IV yang Direviu Laporan Keuangannya Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD), dan Dekonsentrasi yang Direviu RKA-K/L Lingkup Binaan Inspektorat IV Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD) dan Unit Eselon I yang Direviu RKBMN Lingkup Binaan Inspektorat IV Jumlah Satker Kantor Pusat (KP) dan Kantor Daerah (KD) yang Dievaluasi SAKIP Lingkup Binaan Inspektorat IV Jumlah Laporan Hasil Reviu Realisasi Anggaran dan Pengadaan Barang/Jasa (PBJ) pada Satker Lingkup Binaan Inspektorat IV Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD), dan Peningkatan Pengawasan Dekonsentrasi yang Diaudit Lingkup Binaan Inspektorat IV Program/Kegiatan Lingkup Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD), dan Satker Binaan Inspektorat IV Dekonsentrasi serta Tugas Pembantuan yang Dilakukan Pemantauan Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Audit Inspektorat IV Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD), dan Dekonsentrasi yang Dilakukan Pendampingan/Pembinaan/Konsultasi/Koordinasi Pengawasan dan Supervisi Kegiatan Unit Utama Lingkup Binaan Inspektorat IV Jumlah Laporan Hasil Reviu Pengendalian Intern atas Pelaporan Keuangan Lingkup Binaan Inspektorat IV Jumlah Laporan Pengawasan Program Prioritas Kementerian Kesehatan pada Lingkup Binaan Inspektorat IV Jumlah Unit Utama yang Dilakukan Pengawasan dan Pengendalian Kepegawaian di Lingkup Binaan Inspektorat IV 35 62 9 9 3 3 4 4 262 262 270 331 57 61 57 109 32 32 32 39 32 39 30 37 8 8 2 2 4 4 8

UNIT KERJA PROGRAM INDIKATOR TARGET 2019 Inspektorat Investigasi Sekretariat Inspektorat Jenderal Peningkatan Penanganan Pengaduan Masyarakat di Lingkungan Kementerian Kesehatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Kesehatan Persentase Pengaduan Berkadar Pengawasan dari Individu, Satker, atau Masyarakat yang Ditindaklanjuti dengan Klarifikasi dan/atau Audit dengan Tujuan Tertentu Persentase Satker di Lingkungan Kementerian Kesehatan yang dilakukan Pemantauan Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Audit Inspektorat Investigasi Jumlah Satker/Lembaga yang Dilakukan Pendampingan/Pembinaan/Konsultasi/Koordinasi Penanganan Pengaduan Masyarakat Berindikasi Kerugian Negara Jumlah Satker Kantor Pusat (KP) dan Kantor Daerah (KD) yang Dilakukan Penilaian Menuju WBK/WBBM Jumlah Kantor Pusat (KP) dan Kantor Daerah (KD) yang Dilakukan Pengawasan atas Penyelenggaraan SPIP Persentase Satker Kantor Pusat (KP) dan Kantor Daerah (KD) yang Menerapkan Program Pencegahan Korupsi Jumlah Unit Utama yang Dilakukan Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Area Perubahan Penguatan Pengawasan Reformasi Birokrasi Jumlah Satker yang Dilakukan Pembinaan/Konsultasi/Koordinasi/Konsolidasi/Edukasi Pengawasan Jumlah Hasil Analisis dan Pemutakhiran Data Pelaporan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan REVISI TARGET 2019 100% 100% 100% 100% 20 29 40 82 20 20 100% 100% 8 8 12 12 34 40 Persentase Realisasi Anggaran 94 94 Perjanjian Kinerja sebagaimana dimaksud diatas berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Melalui perjanjian kinerja tersebut, terwujudlah komitmen penerima amanah dan kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi, dan wewenang serta sumber daya yang tersedia. 9

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. CAPAIAN KINERJA INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2019 Pengukuran kinerja adalah kegiatan membandingkan tingkat kinerja yang dicapai dengan standar, rencana atau target dengan menggunakan indikator kinerja yang telah ditetapkan. Proses ini lebih lanjut dimaksudkan untuk menilai pencapaian setiap indikator kinerja guna memberikan gambaran tentang keberhasilan. Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan realisasi capaian dengan rencana tingkat capaian (target) pada setiap indikator, sehingga diperoleh gambaran tingkat keberhasilan pencapaian masing-masing indikator. Berdasarkan pengukuran kinerja tersebut diperoleh informasi menyangkut masing-masing indikator sehingga dapat ditindaklanjuti dalam perencanaan/program/kegiatan di masa yang akan datang agar setiap program/kegiatan yang direncanakan dapat lebih berhasil guna dan berdaya guna. Manfaat pengukuran kinerja antara lain untuk memberikan gambaran kepada pihak-pihak internal dan eksternal tentang pelaksanaan misi organisasi dalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran dengan menggunakan strategi yang telah ditetapkan dalam dokumen Rencana Strategis (Renstra) dan dituangkan dalam Penetapan Kinerja yang disusun setiap awal tahun berjalan. Sesuai dengan amanat yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, pengungkapan informasi kinerja saat ini relevan dengan perubahan paradigma penganggaran pemerintah yang ditetapkan dengan mengidentifikasi secara jelas keluaran (output) dari setiap kinerja dan hasil (outcome) dari setiap program. Dengan perubahan paradigma tersebut, maka pengukuran kinerja yang menjadi bagian dari Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) sebagaimana disebutkan diatas setidaknya mencakup perkembangan keluaran dari masingmasing kegiatan dan hasil yang dicapai dari masing-masing program sebagaimana ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja yang menjadi tolok ukur keberhasilan organisasi. 10

Berdasarkan Kepmenkes RI Nomor: HK.02.02/MENKES/52/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019 yang telah direvisi dengan Kepmenkes Nomor: HK.01.07/MENKES/422/2017, Inspektorat Jenderal melaksanakan 1 (satu) program dari 9 (sembilan) program yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019 yaitu program Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Kesehatan. Sasaran merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata oleh Inspektorat Jenderal dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur dalam kurun waktu 1 (satu) tahun. Dalam rangka mencapai sasaran, perlu ditinjau indikator-indikator Inspektorat Jenderal yang telah ditetapkan. Adapun sasaran kegiatan Inspektorat Jenderal adalah sebagai berikut: 1. Meningkatnya transparansi tata kelola pemerintahan dan terlaksananya Reformasi Birokrasi pada masing-masing unit utama. 2. Meningkatnya penanganan pengaduan masyarakat yang berindikasi kerugian negara. 3. Meningkatnya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada program peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur Kementerian Kesehatan. Indikator kinerja merupakan tolak ukur keberhasilan organisasi secara menyeluruh yang menggambarkan tugas, peran dan fungsi organisasi tersebut sebagai langkah yang rasional untuk menilai keberhasilan pelaksanaan. Indikator kinerja organisasi cukup dilaporkan beberapa indikator kinerja saja yang paling utama sebagai kriteria keberhasilan kinerja suatu organisasi. Sesuai dengan dokumen Renstra/Penetapan Kinerja Inspektorat Jenderal, telah ditetapkan satu indikator utama dalam sasaran hasil program, yaitu: Peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur Kementerian Kesehatan dengan sasaran meningkatnya transparansi tata kelola pemerintahan dan terlaksananya reformasi birokrasi. Untuk penilaian indikatornya adalah Persentase Satuan Kerja yang Memiliki Temuan Kerugian Negara 1 %. Dalam mencapai indikator utama tersebut di atas, didukung oleh beberapa kinerja kegiatan dengan menghasilkan luaran sebagai berikut: 1. Layanan Pengawasan Internal Kementerian Lingkup Binaan Inspektorat I.; 11

2. Layanan Pengawasan Internal Kementerian Lingkup Binaan Inspektorat II; 3. Layanan Pengawasan Internal Kementerian Lingkup Binaan Inspektorat III; 4. Layanan Pengawasan Internal Kementerian Lingkup Binaan Inspektorat IV; 5. Layanan Pengawasan Internal Kementerian Lingkup Binaan Inspektorat Investigasi ; 6. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Kesehatan. Secara keseluruhan tingkat capaian kinerja Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan sebesar 99,00% dari 100% target yang ditetapkan pada tahun 2019 yang dihitung berdasarkan persentase rata-rata capaian sasaran. Dari 1 (satu) sasaran program dan 6 (enam) sasaran kegiatan seluruhnya telah memenuhi target yang telah ditetapkan. Evaluasi dan analisa capaian kinerja Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan sebagaimana yang telah ditetapkan, diuraikan berdasarkan sasaran pada masingmasing program dan kegiatan sebagai berikut: 1. Perbandingan Antara Target dan Realisasi : Dilihat dari capaian indikator, untuk tahun 2019 Inspektorat Jenderal dapat melaksanakan tugas-tugas/kegiatan dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan: a. Indikator Kinerja Utama (IKU) Indikator pencapaian sasaran yang berasal Indikator Kinerja Utama Inspektorat Jenderal pada Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2019 adalah sebagai berikut : Sasaran Strategis Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Kesehatan Indikator Persentase satuan kerja yang memiliki temuan kerugian negara 1 % Target 2019 Realisasi 2019 100% 99.00% 12

Definisi operasional dari Indikator Kinerja Utama: Satuan kerja yang memiliki temuan kerugian negara 1% adalah satuan kerja pengelola APBN Kementerian Kesehatan dengan temuan kerugian negara 1% dari total realisasi anggaran dalam satu periode tahun anggaran berdasarkan laporan hasil audit (Audit Operasional oleh Inspektorat Jenderal Kemenkes, Audit Laporan Keuangan oleh Badan Pemeriksa Keuangan dan Semua Jenis Audit oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan). Realisasi capaian Indikator Kinerja Utama Inspektorat Jenderal tahun 2019 adalah 99,00% dari target 100% dengan dasar perhitungan sebagai berikut: Jumlah satker pengelola APBN Kemenkes dengan nilai temuan kerugian negara 1% berdasarkan hasil audit Jumlah satker pengelola APBN Kemenkes yang diaudit x 100% Jumlah satker yang diaudit oleh APF sebanyak 200 satker yang telah diaudit baik oleh Itjen Kementerian Kesehatan (117 satker) maupun oleh BPK (79 satker) serta oleh BPKP (4 satker), terdapat 2 satker yang memiliki kerugian negara diatas 1 %, sehingga persentase satker yang memiliki kerugian negara 1% adalah sebagai berikut: 200 satker 2 satker = 198 satker 198 satker KN 1% X 100% = 99,00% 200 satker yang diaudit b. Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Capaian kinerja Indikator Kinerja Utama tahun 2019 tersebut di atas didukung oleh beberapa kegiatan yang menghasilkan output sebagai berikut : 1) Peningkatan Pengawasan Program/Kegiatan Lingkup Satuan Kerja Binaan Inspektorat I Indikator yang digunakan untuk mengukur capaian output tersebut, yaitu: 13

PROGRAM INDIKATOR TARGET 2019 REALISASI 2019 Peningkatan Pengawasan Program/Kegiatan Lingkup Satker Binaan Inspektorat I Jumlah Unit Akuntansi Lingkup Binaan Inspektorat I yang Direviu Laporan Keuangannya Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD), dan Dekonsentrasi yang Direviu RKA-K/L Lingkup Binaan Inspektorat I 216 216 211 211 Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD) dan Unit Eselon I yang Direviu RKBMN Lingkup Binaan Inspektorat I Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD) dan Unit Eselon I yang Dievaluasi SAKIP Lingkup Binaan Inspektorat I dan Reviu SAKIP Kementerian Kesehatan Jumlah Laporan Hasil Reviu Realisasi Anggaran dan Pengadaan Barang/Jasa (PBJ) pada Satker Lingkup Binaan Inspektorat I Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD) dan Dekonsentrasi yang Diaudit Lingkup Binaan Inspektorat I Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD), Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan yang dilakukan Pemantauan Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Audit Inspektorat I 64 64 60 60 36 36 28 29 28 28 Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD), dan Dekonsentrasi yang Dilakukan Pendampingan/Pembinaan/Konsultasi/Koordinasi Pengawasan dan Supervisi Kegiatan Unit Utama Lingkup Binaan Inspektorat I 70 71 Jumlah Laporan Hasil Reviu Pengendalian Intern atas Pelaporan Keuangan Lingkup Binaan Inspektorat I Jumlah Laporan Pengawasan Program Prioritas Kementerian Kesehatan pada Lingkup Binaan Inspektorat I Jumlah Unit Utama yang Dilakukan Pengawasan dan Pengendalian Kepegawaian di Lingkup Binaan Inspektorat I 9 11 2 3 6 6 Kondisi yang dicapai: Capaian Indikator Jumlah Unit Akuntansi Lingkup Binaan Inspektorat I yang Direviu Laporan Keuangannya pada tahun 2019 sebesar 216 dokumen/laporan dari 216 dokumen/laporan yang ditetapkan (100,00%). Dalam pelaksanaan pencapaian kinerjanya terdapat perubahan metode pelaksanaan reviu laporan keuangan dengan menggunakan aplikasi e-reviu LK. Tehnik yang digunakan metode sampling yang mewakili populasi, tahap awal reviu ini dilakukan 14

penilaian atas data-data dukung laporan keuangan yang disampaikan melalui aplikasi e-puldatawas. Capaian Indikator Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD), dan Dekonsentrasi yang Direviu RKA-K/L Lingkup Binaan Inspektorat I pada tahun 2019 sebesar 211 dokumen/laporan dari 211 dokumen/laporan yang ditetapkan (100,00%); Capaian Indikator Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD) dan Unit Eselon I yang Direviu RKBMN Lingkup Binaan Inspektorat I pada tahun 2019 sebesar 64 dokumen/laporan dari 64 dokumen/laporan yang ditetapkan (100,00%); Capaian Indikator Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD) dan Unit Eselon I yang Dievaluasi SAKIP Lingkup Binaan Inspektorat I dan Reviu SAKIP Kementerian Kesehatan pada tahun 2019 sebesar 60 dokumen/laporan dari 60 dokumen/laporan yang ditetapkan (100,00%); Capaian Indikator Jumlah Laporan Hasil Reviu Realisasi Anggaran dan Pengadaan Barang/Jasa (PBJ) pada Satker Lingkup Binaan Inspektorat I pada tahun 2019 sebesar 36 dokumen/laporan dari 36 dokumen/laporan yang ditetapkan (100,00%); Capaian Indikator Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD) dan Dekonsentrasi yang Diaudit Lingkup Binaan Inspektorat I s.d TW IV 2019 sebesar 29 dokumen/laporan dari 28 dokumen/laporan yang ditetapkan (103,57%); Capaian Indikator Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD), Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan yang dilakukan Pemantauan Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Audit Inspektorat I pada tahun 2019 sebesar 28 dokumen/laporan dari 28 dokumen/laporan yang ditetapkan (100,00%); Capaian Indikator Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD), dan Dekonsentrasi yang Dilakukan Pendampingan/ Pembinaan/ Konsultasi/ Koordinasi Pengawasan dan Supervisi Kegiatan Unit Utama Lingkup Binaan Inspektorat I pada tahun 2019 sebesar 71 15

dokumen/laporan dari 70 dokumen/laporan yang ditetapkan (101,43%); Capaian Indikator Jumlah Laporan Hasil Reviu Pengendalian Intern atas Pelaporan Keuangan Lingkup Binaan Inspektorat I pada tahun 2019 sebesar 11 dokumen/laporan dari 9 dokumen/laporan yang ditetapkan (122,22%); Capaian Indikator Jumlah Laporan Pengawasan Program Prioritas Kementerian Kesehatan pada Lingkup Binaan Inspektorat I pada tahun 2019 sebesar 3 dokumen/laporan dari 2 dokumen/laporan yang ditetapkan (150,00%); Capaian Indikator Jumlah Unit Utama yang Dilakukan Pengawasan dan Pengendalian Kepegawaian di Lingkup Binaan Inspektorat I pada tahun 2019 sebesar 6 dokumen/laporan dari 6 dokumen/laporan yang ditetapkan (100,00%). 2) Peningkatan pengawasan program/kegiatan lingkup satuan kerja binaan Inspektorat II Indikator yang digunakan untuk mengukur capaian output tersebut, yaitu: PROGRAM INDIKATOR TARGET 2019 REALISASI 2019 Peningkatan Pengawasan Program/Kegiatan Lingkup Satker Binaan Inspektorat II Jumlah Unit Akuntansi Lingkup Binaan Inspektorat II yang Direviu Laporan Keuangannya Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD), dan Dekonsentrasi yang Direviu RKA-K/L Lingkup Binaan Inspektorat II Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD) dan Unit Eselon I yang Direviu RKBMN Lingkup Binaan Inspektorat II Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD) dan Unit Eselon I yang Dievaluasi SAKIP Lingkup Binaan Inspektorat II dan Reviu SAKIP Kementerian Kesehatan Jumlah Laporan Hasil Reviu Realisasi Anggaran dan Pengadaan Barang/Jasa (PBJ) pada Satker Lingkup Binaan Inspektorat II Jumlah Laporan Hasil Pengawasan Pelayanan Kesehatan Haji 188 188 198 198 26 26 24 24 32 32 18 18 16

Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD) dan Dekonsentrasi yang Diaudit Lingkup Binaan Inspektorat II Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD), Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan yang dilakukan Pemantauan Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Audit Inspektorat II 28 28 28 28 Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD), dan Dekonsentrasi yang Dilakukan Pendampingan/Pembinaan/Konsultasi/Koordinasi Pengawasan dan Supervisi Kegiatan Unit Utama Lingkup Binaan Inspektorat II 36 36 Jumlah Laporan Hasil Reviu Pengendalian Intern atas Pelaporan Keuangan Lingkup Binaan Inspektorat II Jumlah Laporan Pengawasan Program Prioritas Kementerian Kesehatan pada Lingkup Binaan Inspektorat II Jumlah Unit Utama yang Dilakukan Pengawasan dan Pengendalian Kepegawaian di Lingkup Binaan Inspektorat II 15 15 33 33 4 4 Kondisi yang dicapai: Capaian Indikator Jumlah Unit Akuntansi Lingkup Binaan Inspektorat II yang Direviu Laporan Keuangannya pada tahun 2019 sebesar 188 dokumen/laporan dari 188 dokumen/laporan yang ditetapkan (100,00%). Dalam pelaksanaan pencapaian kinerjanya terdapat perubahan metode pelaksanaan reviu laporan keuangan dengan menggunakan aplikasi e-reviu LK. Tehnik yang digunakan metode sampling yang mewakili populasi, tahap awal reviu ini dilakukan penilaian atas data-data dukung laporan keuangan yang disampaikan melalui aplikasi e-puldatawas. Capaian Indikator Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD), dan Dekonsentrasi yang Direviu RKA-K/L Lingkup Binaan Inspektorat II pada tahun 2019 sebesar 198 dokumen/laporan dari 198 dokumen/laporan yang ditetapkan (100,00%); Capaian Indikator Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD) dan Unit Eselon I yang Direviu RKBMN Lingkup Binaan Inspektorat II pada tahun 2019 sebesar 26 dokumen/laporan dari 26 dokumen/laporan yang ditetapkan (100,00%); Capaian Indikator Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD) dan Unit Eselon I yang Dievaluasi SAKIP Lingkup Binaan 17

Inspektorat II dan Reviu SAKIP Kementerian Kesehatan pada tahun 2019 sebesar 24 dokumen/laporan dari 24 dokumen/laporan yang ditetapkan (100,00%); Capaian Indikator Jumlah Laporan Hasil Reviu Realisasi Anggaran dan Pengadaan Barang/Jasa (PBJ) pada Satker Lingkup Binaan Inspektorat II pada tahun 2019 sebesar 32 dokumen/laporan dari 32 dokumen/laporan yang ditetapkan (100,00%); Capaian Indikator Jumlah Laporan Hasil Pengawasan Pelayanan Kesehatan Haji pada tahun 2019 sebesar 18 dokumen/laporan dari 18 dokumen/laporan yang ditetapkan (100,00%); Capaian Indikator Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD) dan Dekonsentrasi yang Diaudit Lingkup Binaan Inspektorat II pada tahun 2019 sebesar 28 dokumen/laporan dari 28 dokumen/laporan yang ditetapkan (100,00%); Capaian Indikator Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD), Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan yang dilakukan Pemantauan Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Audit Inspektorat II pada tahun 2019 sebesar 28 dokumen/laporan dari 28 dokumen/laporan yang ditetapkan (100,00%); Capaian Indikator Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD), dan Dekonsentrasi yang Dilakukan Pendampingan/ Pembinaan/ Konsultasi/ Koordinasi Pengawasan dan Supervisi Kegiatan Unit Utama Lingkup Binaan Inspektorat II pada tahun 2019 sebesar 36 dokumen/laporan dari 36 dokumen/laporan yang ditetapkan (100,00%); Capaian Indikator Jumlah Laporan Hasil Reviu Pengendalian Intern atas Pelaporan Keuangan Lingkup Binaan Inspektorat II pada tahun 2019 sebesar 15 dokumen/laporan dari 15 dokumen/laporan yang ditetapkan (100,00%); Capaian Indikator Jumlah Laporan Pengawasan Program Prioritas Kementerian Kesehatan pada Lingkup Binaan Inspektorat II pada tahun 2019 sebesar 33 dokumen/laporan dari 33 dokumen/laporan yang ditetapkan (100,00%); 18

Capaian Indikator Jumlah Unit Utama yang Dilakukan Pengawasan dan Pengendalian Kepegawaian di Lingkup Binaan Inspektorat II pada tahun 2019 sebesar 4 dokumen/laporan dari 4 dokumen/laporan yang ditetapkan (100,00%). 3) Peningkatan pengawasan program/kegiatan lingkup satuan kerja binaan Inspektorat III Indikator yang digunakan untuk mengukur capaian output tersebut, yaitu: PROGRAM Peningkatan Pengawasan Program/Kegiatan Lingkup Satker Binaan Inspektorat III INDIKATOR Jumlah Unit Akuntansi Lingkup Binaan Inspektorat III yang Direviu Laporan Keuangannya Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD), dan Dekonsentrasi yang Direviu RKA-K/L Lingkup Binaan Inspektorat III Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD) dan Unit Eselon I yang Direviu RKBMN Lingkup Binaan Inspektorat III Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD) dan Unit Eselon I yang Dievaluasi SAKIP Lingkup Binaan Inspektorat III dan Reviu SAKIP Kementerian Kesehatan Jumlah Laporan Hasil Reviu Realisasi Anggaran dan Pengadaan Barang/Jasa (PBJ) pada Satker Lingkup Binaan Inspektorat III Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD) dan Dekonsentrasi yang Diaudit Lingkup Binaan Inspektorat III Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD), Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan yang dilakukan Pemantauan Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Audit Inspektorat III TARGET 2019 REALISASI 2019 272 272 269 269 85 85 83 83 44 44 34 34 21 21 Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD), dan Dekonsentrasi yang Dilakukan Pendampingan/Pembinaan/Konsultasi/Koordinasi Pengawasan dan Supervisi Kegiatan Unit Utama Lingkup Binaan Inspektorat III 62 62 Jumlah Laporan Hasil Reviu Pengendalian Intern atas Pelaporan Keuangan Lingkup Binaan Inspektorat III Jumlah Laporan Pengawasan Program Prioritas Kementerian Kesehatan pada Lingkup Binaan Inspektorat III Jumlah Unit Utama yang Dilakukan Pengawasan dan Pengendalian Kepegawaian di Lingkup Binaan Inspektorat III 9 9 3 3 4 3 19

Kondisi yang dicapai: Capaian Indikator Jumlah Unit Akuntansi Lingkup Binaan Inspektorat III yang Direviu Laporan Keuangannya pada tahun 2019 sebesar 272 dokumen/laporan dari 272 dokumen/laporan yang ditetapkan (100,00%). Dalam pelaksanaan pencapaian kinerjanya terdapat perubahan metode pelaksanaan reviu laporan keuangan dengan menggunakan aplikasi e-reviu LK. Tehnik yang digunakan metode sampling yang mewakili populasi, tahap awal reviu ini dilakukan penilaian atas data-data dukung laporan keuangan yang disampaikan melalui aplikasi e-puldatawas. Capaian Indikator Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD), dan Dekonsentrasi yang Direviu RKA-K/L Lingkup Binaan Inspektorat III pada tahun 2019 sebesar 269 dokumen/laporan dari 269 dokumen/laporan yang ditetapkan (100,00%); Capaian Indikator Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD) dan Unit Eselon I yang Direviu RKBMN Lingkup Binaan Inspektorat III pada tahun 2019 sebesar 85 dokumen/laporan dari 85 dokumen/laporan yang ditetapkan (100,00%); Capaian Indikator Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD) dan Unit Eselon I yang Dievaluasi SAKIP Lingkup Binaan Inspektorat III dan Reviu SAKIP Kementerian Kesehatan pada tahun 2019 sebesar 83 dokumen/laporan dari 83 dokumen/laporan yang ditetapkan (100,00%); Capaian Indikator Jumlah Laporan Hasil Reviu Realisasi Anggaran dan Pengadaan Barang/Jasa (PBJ) pada Satker Lingkup Binaan Inspektorat III pada tahun 2019 sebesar 44 dokumen/laporan dari 44 dokumen/laporan yang ditetapkan (100,00%); Capaian Indikator Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD) dan Dekonsentrasi yang Diaudit Lingkup Binaan Inspektorat III pada tahun 2019 sebesar 34 dokumen/laporan dari 34 dokumen/laporan yang ditetapkan (100,00%); Capaian Indikator Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD), Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan yang dilakukan 20

Pemantauan Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Audit Inspektorat III pada tahun 2019 sebesar 21 dokumen/laporan dari 21 dokumen/laporan yang ditetapkan (100,00%); Capaian Indikator Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD), dan Dekonsentrasi yang Dilakukan Pendampingan/ Pembinaan/ Konsultasi/ Koordinasi Pengawasan dan Supervisi Kegiatan Unit Utama Lingkup Binaan Inspektorat III pada tahun 2019 sebesar 62 dokumen/laporan dari 62 dokumen/laporan yang ditetapkan (100,00%); Capaian Indikator Jumlah Laporan Hasil Reviu Pengendalian Intern atas Pelaporan Keuangan Lingkup Binaan Inspektorat III pada tahun 2019 sebesar 9 dokumen/laporan dari 9 dokumen/laporan yang ditetapkan (100,00%); Capaian Indikator Jumlah Laporan Pengawasan Program Prioritas Kementerian Kesehatan pada Lingkup Binaan Inspektorat III pada tahun 2019 sebesar 3 dokumen/laporan dari 3 dokumen/laporan yang ditetapkan (100,00%); Capaian Indikator Jumlah Unit Utama yang Dilakukan Pengawasan dan Pengendalian Kepegawaian di Lingkup Binaan Inspektorat III pada tahun 2019 sebesar 3 dokumen/laporan dari 4 dokumen/laporan yang ditetapkan (75,00%). 4) Peningkatan pengawasan program/kegiatan lingkup satuan kerja binaan Inspektorat IV Indikator yang digunakan untuk mengukur capaian output tersebut, yaitu: PROGRAM Peningkatan Pengawasan Program/Kegiatan Lingkup Satker Binaan Inspektorat IV INDIKATOR Jumlah Unit Akuntansi Lingkup Binaan Inspektorat IV yang Direviu Laporan Keuangannya Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD), dan Dekonsentrasi yang Direviu RKA-K/L Lingkup Binaan Inspektorat IV TARGET 2019 REALISASI 2019 262 191 331 331 Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD) dan Unit Eselon I yang Direviu RKBMN Lingkup Binaan Inspektorat IV 61 61 21

Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD) dan Unit Eselon I yang Dievaluasi SAKIP Lingkup Binaan Inspektorat IV dan Reviu SAKIP Kementerian Kesehatan Jumlah Laporan Hasil Reviu Realisasi Anggaran dan Pengadaan Barang/Jasa (PBJ) pada Satker Lingkup Binaan Inspektorat IV Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD) dan Dekonsentrasi yang Diaudit Lingkup Binaan Inspektorat IV Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD), Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan yang dilakukan Pemantauan Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Audit Inspektorat IV Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD), dan Dekonsentrasi yang Dilakukan Pendampingan/Pembinaan/Konsultasi/Koordin asi Pengawasan dan Supervisi Kegiatan Unit Utama Lingkup Binaan Inspektorat IV Jumlah Laporan Hasil Reviu Pengendalian Intern atas Pelaporan Keuangan Lingkup Binaan Inspektorat IV Jumlah Laporan Pengawasan Program Prioritas Kementerian Kesehatan pada Lingkup Binaan Inspektorat IV Jumlah Unit Utama yang Dilakukan Pengawasan dan Pengendalian Kepegawaian di Lingkup Binaan Inspektorat IV 109 109 32 32 39 39 39 43 37 40 8 8 2 2 4 4 Kondisi yang dicapai: Capaian Indikator Jumlah Unit Akuntansi Lingkup Binaan Inspektorat IV yang Direviu Laporan Keuangannya s.d TW IV 2019 sebesar 262 dokumen/laporan dari 262 dokumen/laporan yang ditetapkan (100,00%). Dalam pelaksanaan pencapaian kinerjanya terdapat perubahan metode pelaksanaan reviu laporan keuangan dengan menggunakan aplikasi e-reviu LK. Tehnik yang digunakan metode sampling yang mewakili populasi, tahap awal reviu ini dilakukan penilaian atas data-data dukung laporan keuangan yang disampaikan melalui aplikasi e-puldatawas. Capaian Indikator Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD), dan Dekonsentrasi yang Direviu RKA-K/L Lingkup Binaan Inspektorat IV s.d TW IV 2019 sebesar 331 dokumen/laporan dari 331 dokumen/laporan yang ditetapkan (100,00%); 22

Capaian Indikator Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD) dan Unit Eselon I yang Direviu RKBMN Lingkup Binaan Inspektorat IV s.d TW IV 2019 sebesar 61 dokumen/laporan dari 61 dokumen/laporan yang ditetapkan (100,00%); Capaian Indikator Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD) dan Unit Eselon I yang Dievaluasi SAKIP Lingkup Binaan Inspektorat IV dan Reviu SAKIP Kementerian Kesehatan s.d TW IV 2019 sebesar 109 dokumen/laporan dari 109 dokumen/laporan yang ditetapkan (100,00%); Capaian Indikator Jumlah Laporan Hasil Reviu Realisasi Anggaran dan Pengadaan Barang/Jasa (PBJ) pada Satker Lingkup Binaan Inspektorat IV s.d TW IV 2019 sebesar 32 dokumen/laporan dari 32 dokumen/laporan yang ditetapkan (100,00%); Capaian Indikator Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD) dan Dekonsentrasi yang Diaudit Lingkup Binaan Inspektorat IV s.d TW IV 2019 sebesar 39 dokumen/laporan dari 39 dokumen/laporan yang ditetapkan (100,00%); Capaian Indikator Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD), Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan yang dilakukan Pemantauan Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Audit Inspektorat IV s.d TW IV 2019 sebesar 43 dokumen/laporan dari 39 dokumen/laporan yang ditetapkan (110,26%); Capaian Indikator Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD), dan Dekonsentrasi yang Dilakukan Pendampingan/ Pembinaan/ Konsultasi/ Koordinasi Pengawasan dan Supervisi Kegiatan Unit Utama Lingkup Binaan Inspektorat IV s.d TW IV 2019 sebesar 40 dokumen/laporan dari 37 dokumen/laporan yang ditetapkan (108,11%); Capaian Indikator Jumlah Laporan Hasil Reviu Pengendalian Intern atas Pelaporan Keuangan Lingkup Binaan Inspektorat IV s.d TW IV 2019 sebesar 8 dokumen/laporan dari 8 dokumen/laporan yang ditetapkan (100,00%); Capaian Indikator Jumlah Laporan Pengawasan Program Prioritas Kementerian Kesehatan pada Lingkup Binaan Inspektorat IV s.d TW IV 23

2019 sebesar 2 dokumen/laporan dari 2 dokumen/laporan yang ditetapkan (100,00%); Capaian Indikator Jumlah Unit Utama yang Dilakukan Pengawasan dan Pengendalian Kepegawaian di Lingkup Binaan Inspektorat IV s.d TW IV 2019 sebesar 4 dokumen/laporan dari 4 dokumen/laporan yang ditetapkan (100,00%). 5) Peningkatan penanganan pengaduan masyarakat di lingkungan Kementerian Kesehatan Indikator yang digunakan untuk mengukur capaian output tersebut, yaitu: PROGRAM Kondisi yang dicapai: INDIKATOR Peningkatan Penanganan Persentase Pengaduan Berkadar Pengawasan Pengaduan Masyarakat di dari Individu, Satker, atau Masyarakat yang Lingkungan Kementerian Ditindaklanjuti dengan Klarifikasi dan/atau Audit Kesehatan dengan Tujuan Tertentu Persentase Satker di Lingkungan Kementerian Kesehatan yang dilakukan Pemantauan Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Audit Inspektorat Investigasi Jumlah Satker/Lembaga yang Dilakukan Pendampingan/Pembinaan/Konsultasi/Koordina si Penanganan Pengaduan Masyarakat Berindikasi Kerugian Negara Jumlah Satker Kantor Pusat (KP) dan Kantor Daerah (KD) yang Dilakukan Penilaian Menuju WBK/WBBM Jumlah Kantor Pusat (KP) dan Kantor Daerah (KD) yang Dilakukan Pengawasan atas Penyelenggaraan SPIP TARGET 2019 REALISASI 2019 100% 100% 100% 100% 29 32 82 82 20 20 Capaian Indikator Persentase Pengaduan Berkadar Pengawasan dari Individu, Satker, atau Masyarakat yang Ditindaklanjuti dengan Klarifikasi dan/atau Audit dengan Tujuan Tertentu pada tahun 2019 sebesar 70 dokumen/laporan dari 64 dokumen/laporan yang ditetapkan (109,38%); Capaian Indikator Persentase Satker di Lingkungan Kementerian Kesehatan yang dilakukan Pemantauan Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Audit Inspektorat Investigasi pada tahun 2019 sebesar 44 24

dokumen/laporan dari 44 dokumen/laporan yang ditetapkan (100,00%); Capaian Indikator Jumlah Satker/Lembaga yang Dilakukan Pendampingan/Pembinaan/Konsultasi/Koordinasi Penanganan Pengaduan Masyarakat Berindikasi Kerugian Negara pada tahun 2019 sebesar 32 dokumen/laporan dari 29 dokumen/laporan yang ditetapkan (110,34%); Capaian Indikator Jumlah Satker Kantor Pusat (KP) dan Kantor Daerah (KD) yang Dilakukan Penilaian Menuju WBK/WBBM pada tahun 2019 sebesar 82 dokumen/laporan dari 82 dokumen/laporan yang ditetapkan (100,00%); Capaian Indikator Jumlah Kantor Pusat (KP) dan Kantor Daerah (KD) yang Dilakukan Pengawasan atas Penyelenggaraan SPIP pada tahun 2019 sebesar 20 dokumen/laporan dari 20 dokumen/laporan yang ditetapkan (100,00%). 6) Dukungan Manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada program peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur Kementerian Kesehatan Indikator yang digunakan untuk mengukur capaian output tersebut, yaitu: PROGRAM Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Kesehatan INDIKATOR Persentase Satker Kantor Pusat (KP) dan Kantor Daerah (KD) yang Menerapkan Program Pencegahan Korupsi Jumlah Unit Utama yang Dilakukan Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Area Perubahan Penguatan Pengawasan Reformasi Birokrasi Jumlah Satker yang Dilakukan Pembinaan/Konsultasi/Koordinasi/Konsolidasi/ Edukasi Pengawasan TARGET 2019 REALISASI 2019 100% 100% 8 8 12 12 Persentase Realisasi Anggaran 94% 96,98% Jumlah Hasil Analisis dan Pemutakhiran Data Pelaporan Tindak Lanjut Hasi Pengawasan 40 40 Kondisi yang dicapai: Capaian Indikator Persentase Satker Kantor Pusat (KP) dan Kantor Daerah (KD) yang Menerapkan Program Pencegahan Korupsi: Cara hitung disesuaikan dengan persentase realisasi aksi PPK: 25

2015 : 43 satker; 2016 : 45 satker; 2017 : 43 satker: 2018 : 41 satker; TW IV 2019 : 42 satker Realisasi = Jumlah aksi PPK s/d TW IV 2019 Seluruh satker Kemenkes = (43+45+43+41+42) X 100% 214 = 100,00% Capaian Indikator Jumlah Unit Utama yang Dilakukan Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Area Perubahan Penguatan Pengawasan Reformasi Birokrasi pada tahun 2019 sebesar 8 dokumen/laporan dari 8 dokumen/laporan yang ditetapkan (100,00%); Capaian Indikator Jumlah Satker yang Dilakukan Pembinaan/ Konsultasi/ Koordinasi/ Konsolidasi/ Edukasi Pengawasan pada tahun 2019 sebesar 12 dokumen/laporan dari 12 dokumen/laporan yang ditetapkan (100,00%); Capaian Indikator Persentase Realisasi Anggaran pada tahun 2019 sebesar 96,98%. Cara hitung alokasi anggaran Inspektorat Jenderal tahun 2019 sebesar Rp118.172.589.000,- penyerapan anggaran sampai dengan triwulan IV tahun 2019 sebesar Rp114.600.192.101,- (96,98%); Capaian Indokator Jumlah Hasil Analisis dan Pemutakhiran Data Pelaporan Tindak Lanjut Hasi Pengawasan pada tahun 2019 sebesar 40 dokumen/laporan dari 40 dokumen/laporan yang ditetapkan (100,00%). 2. Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2019 dan Tahun 2018 Realisasi IKU Inspektorat Jenderal 2019 2018 Target Realisasi Target Realisasi 100,00% 99,00% 97,00% 98,24% 26

Jika melihat dari tabel diatas, realisasi IKU Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan mengalami kenaikan capaian dari 98,24% pada tahun 2018 menjadi 99,00% pada tahun 2019. 3. Perbandingan Capaian Kinerja dengan Target Jangka Menengah: Apabila capaian kinerja Inspektorat Jenderal diperbandingkan dengan target capaian kinerja jangka menengah maka dapat dilihat dalam grafik sebagai berikut: Grafik Perbandingan Realisasi Kinerja s.d Tahun 2019 dengan Target Jangka Menengah Renstra 2015 2019 Capaian kinerja Inspektorat Jenderal sebesar 99,00% pada tahun 2019 belum memenuhi dari target kinerja yang direncanakan pada tahun tersebut yakni sebesar 100%. Dan jika diperbandingkan dengan target capaian kinerja jangka menengah Inspektorat Jenderal, maka target kinerja pada tahun 2018 sebenarnya telah tercapai pada tahun 2015. Namun pada tahun 2019 tantangan Inspektorat Jenderal semakin besar karena seluruh satuan kerja dibawah Kementerian Kesehatan tidak boleh ada temuan Kerugian Negara diatas 1%. 4. Analisa Penyebab Ketidaktercapaian Target: Ketidaktercapaian target sasaran Program Inspektorat Jenderal tahun 2019 dikarenakan hasil audit BPK terdapat temuan kerugian keuangan negara di atas 1% pada 2 satuan kerja, dimana dalam temuannya terdapat kelebihan 27

pembayaran pekerjaan pengadaan jasa PCO pertemuan tingkat Menteri GHSA tahun 2018, kelebihan harga satuan timpang pekerjaan renovasi, kelebihan pembayaran prestasi pekerjaan renovasi, kekurangan penerimaan negara, dan pembayaran Pay For Performance tidak sesuai ketentuan. Alternatif solusi yang dilakukan antara lain : 1) unit utama pembina bersama dengan Inspektorat Pembina dalam rangka penjaminan mutu (quality assurance) agar melakukan pembinaan dan evaluasi secara intensif terhadap satuan kerja tersebut. 2) satuan kerja agar menerapkan manajemen resiko dalam pelaksananan kegiatannya. Beberapa kegiatan telah dilaksanakan sebagai upaya dalam pencapaian sasaran kegiatan secara berkesinambungan terhadap satuan kerja di lingkungan Kementerian Kesehatan diantaranya sebagai berikut: a. Reviu Laporan Keuangan Dalam rangka mempertahankan opini laporan keuangan Kementerian Kesehatan, maka Inspektorat Jenderal melaksanakan kegiatan reviu atas laporan keuangan. Reviu laporan keuangan bertujuan memberikan keyakinan tentang akurasi, keandalan, dan keabsahan informasi yang disajikan pada laporan keuangan sehingga laporan keuangan sesuai Standar Akuntansi Pemerintah (SAP). b. Reviu Pengadaan Barang/Jasa dan Penyerapan Anggaran Guna meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia, pemerintah telah melakukan berbagai upaya, antara lain melalui government spending atau belanja pemerintah yang terdiri dari belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, pembayaran bunga utang, subsidi, belanja hibah, bantuan sosial, dan belanja lain-lain. c. Pendampingan Penyusunan Laporan Keuangan Berbasis Risiko Pendampingan penyusunan laporan keuangan setiap satuan kerja diharapkan dapat tersusun sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP), sehingga terselenggara laporan keuangan yang akuntabel dan berdasarkan bukti (evidence based). d. Pengamanan Aset Kementerian Kesehatan Pengamanan aset Kementerian Kesehatan dilakukan dalam upaya mendorong terselenggaranya penatausahaan dan tata kelola aset sesuai dengan ketentuan yang berlaku, terutama pada satuan kerja penerima dana Tugas Pembantuan (TP) yang dialihkan ke Dana Alokasi Khusus (DAK). 28

e. Pendampingan/Konsultasi Pengadaan Barang/Jasa Pendampingan/konsultasi pengadaan barang/jasa dilakukan dengan tujuan untuk memelihara tingkat kepercayaan publik dan peserta tender, meyakinkan keputusan yang dibuat terhindar dari tuntutan hukum, menciptakan akuntabilitas dalam proses pengadaan barang/jasa, dan menghindari terjadinya praktik korupsi. f. Peningkatan Akuntabilitas Kinerja Satuan Kerja Dalam upaya meningkatkan akuntabilitas kinerja di setiap satuan kerja, Inspektorat Jenderal melakukan Evaluasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). Evaluasi ini dilakukan sebelum Kementerian PAN dan RB melakukan evaluasi SAKIP Kementerian Kesehatan. Selain itu, dilaksanakan pula reviu LAKIP. g. Peningkatan Kualitas Perencanaan dan Penganggaran Dalam rangka meningkatkan penyusunan perencanaan dan penganggaran Kementerian Kesehatan, Inspektorat Jenderal melaksanakan kegiatan reviu Rencana Kerja Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-K/L) di masingmasing unit utama atau satuan kerja di lingkungan Kementerian Kesehatan. Kegiatan ini dilakukan sebelum dilakukan penelaahan oleh Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan. h. Percepatan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) Salah satu tugas Inspektorat Jenderal adalah memastikan bahwa satuan kerja telah menindaklanjuti rekomendasi atau saran hasil audit internal maupun eksternal. Oleh karena itu, Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan mempunyai peran yang sangat penting dalam memantau percepatan tindak lanjut, sehingga tindak lanjut dapat terlaksana tepat waktu sesuai ketentuan. Percepatan tindak lanjut dilakukan melalui pemantauan dan pemutakhiran data, serta dilakukan bimbingan teknis dalam rangka memberikan masukan kepada satuan kerja untuk penyelesaian tindak lanjut hasil audit yang dilakukan secara berkala. i. Kerjasama Pengawasan dengan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) lain 29

Kerjasama pengawasan dilakukan dengan aparat pengawasan lain yaitu Inspektorat Jenderal Kementerian/Lembaga, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). j. Penanganan Pengaduan Masyarakat Dalam rangka meningkatkan penyelesaian pengaduan masyarakat, Kementerian Kesehatan telah membentuk tim untuk menangani pengaduan masyarakat berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: HK.02.02/MENKES/239/2016 tanggal 11 April 2016 tentang Tim Penanganan Pengaduan Masyarakat Terpadu. Dalam pelaksanaannya dilakukan berdasarkan Peraturan Menteri PAN Nomor PER/05/M.PAN/14/2009 tentang Pedoman Umum Penanganan Pengaduan Masyarakat bagi Instansi Pemerintah. k. Koordinasi Integrasi Program Mengawal terlaksananya integrasi program prioritas 2016-2019 seperti Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular di Pos Pembinaan Terpadu (PTM di Posbindu), Program Pencegahan dan Pengendalian Tuberkulosis, Program Jaminan Kesehatan Nasional, Program Nusantara Sehat, Penurunan Stunting dan Joint Audit DAK. l. Penguatan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik Untuk mencapai tujuan tata kelola yang baik, Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan menerapkan prinsip-prinsip tata kelola yang baik, diantaranya: 1) Keterbukaan (Transparency), yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengungkapkan informasi material dan relevan mengenai organisasi. 2) Akuntabilitas (Accountability), yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban organisasi sehingga pengelolaan organisasi terlaksana secara efektif. 3) Responsibilitas (Responsibility), yaitu kesesuaian di dalam pengelolaan organisasi terhadap peraturan perundang-undangan dan prinsip organisasi yang sehat. 4) Independensi (Independency), yaitu organisasi dikelola secara professional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh dari pihak 30

manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan prinsip organisasi. 5) Prediktabilitas (Predictability), yaitu implementasi yang konsisten dari kebijakan pendukung, peraturan dan regulasi. 6) Dinamis (Dynamism), yaitu inovasi atau perubahan positif dalam tata kelola yang dapat meningkatkan efisiensi kinerja Inspektorat Jenderal. m. Pelaksanaan Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi diantaranya melalui : 1) Pembangunan Zona Integritas menuju WBK/WBBM 2) Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) di lingkungan Kementerian Kesehatan melalui pendampingan penilaian risiko dalam rangka penerapan SPIP di seluruh satuan kerja di lingkungan Kementerian Kesehatan. 3) Pemantapan Pendidikan dan Budaya Anti Korupsi (PBAK) melalui pelaksanaan kegiatan sosialisasi dan diseminasi pencegahan korupsi di satuan kerja. 4) Mendorong pengendalian gratifikasi di lingkungan Kementerian Kesehatan sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pengendalian Gratifikasi dan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: HK.02.02/MENKES/306/2014 tentang Petunjuk Teknis Pengendalian Gratifikasi di lingkungan Kementerian Kesehatan. 5) Mengoptimalkan Pelaporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara bagi aparatur wajib lapor di lingkungan Kementerian Kesehatan. n. Program Penguatan Sistem Pengawasan Meningkatkan implementasi penangaan pengaduan masyarakat di semua unit organisasi. o. Meningkatkan Implementasi Whistleblowing System (WBS) di seluruh satuan kerja Kementerian Kesehatan. p. Meningkatkan Pencegahan Benturan Kepentingan. q. Mendorong Pelaksanaan SPIP pada satuan kerja di lingkungan Kementerian Kesehatan. r. Mendorong satuan kerja di lingkungan Kementerian Kesehatan untuk mendapat predikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM). 31

s. Pembentukan SKI (Satuan Kepatuhan Internal) berdasarkan Permenkes tata kelola pengawasan. 5. Efisiensi Penggunaan Sumber Daya: Realisasi capaian Indikator Kinerja Utama Inspektorat Jenderal tahun 2019 adalah sebesar 99,00% dari target 100%. Alokasi dan target anggaran untuk mencapai pelaksanaan kegiatan tersebut sebesar Rp118.172.589.000,- (anggaran tersebut setelah ada penambahan belanja pegawai dan pemberian dana insentif dari Kementerian Keuangan). Dengan terget fisik sebanyak 3.018 dokumen/laporan. Namun pada bulan Desember 2019 terdapat perubahan target fisik dari 3.018 menjadi 3.413 laporan dalam satu tahun. Penyerapan anggaran sampai dengan 31 Desember tahun 2019 sebesar Rp116.045.940.117,- (98,20%), namun terdapat pengembalian belanja sebesar Rp1.445.748.016,- sehingga realisasi Netto sebesar Rp114.600.192.101,- (96,98%). Adapun pengembalian belanja disebabkan oleh: a. Pelaksanaan kegiatan audit, dilakukan secara bersamaan dengan kegiatan TLHP dan Monev DAK (IR 2) b. Adanya kebijakan dan Menkes yang terbit yang Semester I 2019 terkait dengan perjalanan dinas LN terutama ke Arab Saudi dimana uang lumpsum yang dibayarkan hanya 30% (IR 2) c. Adanya kegiatan pengawasan yang tidak terjadwal di PKPT yang dibiayai dari anggaran di luar Itjen (IR 3) d. Reviu LK tingkat satker pelaksanaanya di dalam gedung (IR I - IV) 32

e. Efisiensi belanja operasional pemeliharaan dan mesin (Sekretariat) f. Efisiensi belanja modal melalui e-catalog (Sekretariat) g. Adanya pengurangan waktu pelaksanaan tugas pengawasan di Inspektorat Investigasi yang tidak sesuai dengan lamanya waktu rencana penugasan h. Efisiensi belanja transportasi & hotel perjalanan dinas yang telah di LS (Realisasi belanja dibawah SBM) i. Adanya pengembalian belanja dari kegiatan Paket Meeting (adanya sebagian peserta yang dialokasikan anggaran menggunakan sumber dana Itjen, realisasinya menggunakan sumber dana satker masing-masing) (IR I) j. Adanya penugasan lain dalam periode waktu penugasan yang sama dengan kegiatan pengawasan terutama untuk Dalnis dan Ketua Tim (seluruh IR). sedangkan realisasi fisik sebanyak 3.433 laporan (100,59%). Jika melihat capaian kinerja Inspektorat Jenderal tahun 2019 sebesar 99,00% dan penyerapan anggaran sebesar 96,98% dengan realisasi fisik sebesar 100,59% maka telah terjadi efisiensi penggunaan sumber daya di lingkungan Inspektorat Jenderal. Hal ini dilakukan melalui pelaksanaan beberapa kegiatan pembinaan dan pengawasan kepada auditor dalam satu penugasan mengingat terbatasnya SDM auditor di Inspektorat Jenderal yang hanya berjumlah 193 orang yang terdiri dari Auditor Utama 1 orang, Auditor Madya 24 orang, Auditor Muda 36 orang, Auditor Pertama 106 orang, Auditor Terampil 2 orang, Auditor 33

Kepegawaian Madya 1 orang, Auditor Kepegawaian Muda 6 orang dan Auditor (Analis Bidang Pengawasan) JFU 17 orang. 6. Kinerja Inisiatif Pencegahan Korupsi: Selama tahun 2019 terdapat beberapa Kegiatan Inisiatif Pencegahan Korupsi yang dilaksanakan oleh Inspektorat Jenderal antara lain: a. Diterbitkannya produk hukum baru yaitu Permenkes No 24 Tahun 2019 tentang Pedoman Penanganan Konflik Kepentingan di Lingkungan Kementerian Kesehatan dan Permenkes No 25 Tahun 2019 tentang Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi di Lingkungan Kementerian Kesehatan; b. Diseminasi Petunjuk Pelaksanaan Joint Audit Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik Bidang Kesehatan Tahun 2018 dan 2019 kerja sama antara Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan dengan Badan Pengawas Keuangan Pemerintah (BPKP). Diseminasi ini bertujuan untuk: (a) mendapatkan informasi terkait kebijakan DAK fisik bidang kesehatan dan program strategis yang didukung oleh dana tersebut; (b) memberikan persamaan persepsi auditor dalam melaksanakan audit; dan (c) memberikan informasi terkait dengan prosedur audit dan kertas kerja audit yang akan digunakan dalam pelaksanaan audit termasuk penyusunan laporan hasil audit dan kompilasi 34

laporan audit tingkat nasional. Hasil yang akan dicapai dalam pelaksanaan audit DAK yaitu: a) Penguatan SPIP pengelolaan DAK Fisik dan peningkatan kapabilitas APIP daerah; b) Melaksanakan Manajemen risiko pada pengelolaan DAK Fisik dan Risk Based Audit Planning pada pengawasan kegiatan DAK Fisik; serta c) Melaksanakan koordinasi dan sinergi antar APIP dalam melakukan pengawasan DAK Fisik sejak perencanaan sampai dengan pelaporan; c. Advokasi Tata Kelola Pencegahan dan Penanganan Kecurangan (Fraud) Program JKN melalui Permenkes Nomor 16 Tahun 2019 tentang Pencegahan dan Penanganan Kecurangan serta Pengenaan Sanksi Administrasi terhadap Kecurangan Dalam Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan diharapkan dapat mengatasi segala bentuk penyimpangan yang ada dalam pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan, agar pelaksanaan program JKN dapat berjalan dengan baik. Sebagai wujud komitmen antara pusat dan daerah dalam memberantas fraud dalam pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional maka Kemenkes telah membentuk Tim pencegahan dan Penanganan Kecurangan (Fraud) Tingkat Pusat dalam Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan yang tertuang dalam Kepmenkes No. HK.01.07/MENKES/718/2019; d. Pembinaan SPIP (Sistem Pengendalian Intern Pemerintah) dilakukan oleh Inspektorat Jenderal dalam rangka meningkatkan level maturitas SPIP, sehingga sudah ada 26 satuan kerja yang mencapai level rintisan (level 1), 66 satuan kerja mencapai level berkembang (level 2), 11 satuan kerja yang sudah mencapai level terdefinisi (level 3), dan 1 satuan kerja yang sudah mencapai level terkelola (level 4); e. Pengelolaan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggaran Negara (LHKPN) Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: HK.03.01/MENKES/066/I/2010 sebagaimana telah diperbaharui dengan Permenkes No. 35 Tahun 2017 tentang Wajib Lapor Harta Kekayaan bagi Pejabat di Lingkungan Kementerian Kesehatan, Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan mendorong pelaporan LHKPN tersebut kepada seluruh satuan kerja di lingkungan Kementerian Kesehatan. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2019 dari jumlah wajib lapor Penyelenggara Negara 35

sebanyak 3.385 orang, yang telah menyampaikan LHKPN adalah sebanyak 3.385 orang (100%); f. Pelaporan Pengendalian Gratifikasi di lingkungan Kementerian Kesehatan melalui Unit Pengendalian Gratifikasi Kementerian Kesehatan. Pada tahun 2019 terdapat 153 laporan gratifikasi yang diterima oleh UPG Kementerian Kesehatan yang dikelola oleh Inspektorat Jenderal. Dari 153 barang gratifikasi yang telah dilaporkan tersebut telah mendapatkan status dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yaitu: 10 menjadi Milik Negara, 1 dikelola Instansi, 1 dimanfaatkan oleh pelaporan, 38 diserahkan ke pihak yang membutuhkan, 26 dikelola untuk kepentingan Instansi, 1 tidak diketahui, dan 76 masih dalam proses; g. Pengelolaan sponsorship yang melapor baik secara mandiri maupun melalui instansi dalam memberi dan menerima sponsorship selama tahun 2019, terdapat 598 penerima Institusi, 12 penerima praktik perorangan, dan 18.957 perusahaan pemberi; h. Pembentukan zona integritas dan pembinaan satker berpredikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) atau Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM). Selama tahun 2019 terdapat usulan satker untuk dinilai sebagai satker WBK/WBBM dari masing-masing unit utama sebanyak 75 satker dan telah dilakukan Assesment sehingga sebanyak 19 satker memperoleh predikat WBK dari Menteri Kesehatan. Kegiatan pendampingan yang dilakukan oleh Inspektorat Jenderal selama tahun 2019 berhasil membawa satuan kerja Kementerian Kesehatan, yakni RS Orthopedi Prof. Dr. Soeharso Surakarta dan Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Surakarta berhasil mendapatkan penghargaan dari Kemenpan dan RB sebagai unit kerja berpredikat Wilayah Bebas dari Korupsi; i. Hasil survei Penilaian Integritas (SPI) tahun 2018 yang diberikan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada bulan Oktober 2019, Kementerian Kesehatan menduduki posisi pertama yang memiliki indeks integritas Kementerian/Lembaga tertinggi dengan nilai rata-rata 74,75. SPI ditujukan untuk mengidentifikasi area rentan korupsi dan indicator keberhasilan pencegahan korupsi, yang dilakukan oleh Direktorat Penelitian Pengembangan KPK dibantu Badan Pusat Statistik (BPS) dalam kurun waktu 2 bulan yaitu pada bulan Oktober. Survei Penilaian integritas tersebut 36

dinilai dengan skala 0-100, semakin tinggi angka indeksnya maka menunjukkan tingkat integritas yang semakin baik. Bila angka indeksnya rendah maka menunjukan tingkat interitas yang lebih buruk atau lebih rawan terjadi korupsi; j. Workshop Satuan Kepatuhan Internal (SKI) yang bertujuan mempersiapkan terbentuknya SKI yang bertugas memastikan terlaksananya tata kelola organisasi yang akuntabel, pengendalian intern, dan manajemen risiko pada Satuan Kerja di lingkungan Kementerian Kesehatan; k. Kerjasama Pengawasan dengan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) lain Kerjasama pengawasan dilakukan dengan aparat pengawasan lain yaitu Inspektorat Jenderal Kementerian/Lembaga, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) maupun Inspektorat Provinsi/Kabupaten/Kota. 7. Kegiatan Penunjang Keberhasilan: Beberapa kegiatan penunjang untuk mendukung pencapaian sasaran ini dilakukan upaya antara lain: a. Kegiatan Penguatan Kapasitas APIP antara lain: Partisipasi Itjen Kemenkes Dalam Seminar Nasional/Internasional antara lain: Seminar Nasional Internal Audit 2019 dengan Tema Energizing Internal Audit: Bridging to The Future tanggal 23-26 April 2019, The IIA S International Conference 2019 & On Site Learning Program 2019 di Anaheim California Selatan Amerika Serikat tanggal 6-14 Juli 2019, dan International Workshop Best Practices in Implementing Governance, Riks dan Control in Era Revolution Industry 4.0; Workshop Investigative Interview Skill tanggal 13-16 Agustus 2019; Kegiatan Risk Management Fundamentals Workshop tanggal 18-20 November 2019; Inspektorat Jenderal Kemenkes bekerjasama dengan United States Agency for International Development (USAID) CEGAH untuk peningkatan kapasitas APIP antara lain: Coaching Clinic, Pelatihan Audit Kinerja, dan Executive Workshop; 37

b. Sosialisasi Anti Korupsi antara lain: Sosialisasi Permenkes Nomor 16 Tahun 2019 tentang Pencegahan dan Penanganan Kecurangan (Fraud) Serta Pengenaan Sanksi Administrasi Terhadap Kecurangan (Fraud) dalam Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan. c. Koordinasi Lintas Sektor antara lain: Pertemuan Pembahasan Hasil Pelaksanaan Telaah Sejawat Ekstern Tahun 2019 di Bogor pada bulan November 2019, pertemuan tersebut dihadiri oleh perwakilan APIP dari Kementerian Keuangan, Kementerian Kesehatan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama, Kementerian Perhubungan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Pertanian, Kementerian Koperasi dan UKM, Inspektorat Provinsi DKI Jakarta, Inspektorat Provinsi D.I. Yogyakarta, dan Inspektorat Provinsi Jawa Tengah; d. Penguatan Manajemen Pengawasan antara lain: Rapat Kerja Pengawasan (Rakerwas) Tahun 2019 dalam rangka untuk menghasilkan rumusan perencanaan pengawasan Inspektorat Jenderal yang terintegrasi, pada tanggal 26 Februari s.d 1 Maret 2019 bertempat di Yogyakarta, Kegiatan kali ini mengambil tema Penguatan Tata Kelola Pengawasan Intern dalam mendukung Pembangunan Kesehatan menyongsong periode RPJMN 2020 2024. Kegiatan Rakerwas tahun 2018 dihadiri oleh seluruh jajaran eselon II, eselon III, eselon IV, perwakilan auditor, dan fungsional lain di lingkungan Inspektorat Jenderal; Rapat Koordinasi Pengawasan (Rakorwas) Tahun 2019 dilaksanakan dengan mengambil tema Sinergitas Penguatan Pengawasan Intern terhadap Pengelolaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Kesehatan untuk Mewujudkan Pencapaian Pembangunan Kesehatan yang Berkualitas. Diselenggarakan pada tanggal 2 s.d 5 Juli 2019 di Sentul Jawa Barat. Kegiatan ini bertujuan untuk mensinkronisasi program pengawasan dengan satuan kerja di lingkungan Kementerian Kesehatan. 38

Kegiatan Rekonsiliasi Pemutakhiran Tindak Lanjut Laporan Hasil Pengawasan Inspektorat Jenderal, BPKP, dan BPK RI. Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan menyelenggarakan acara Rekonsiliasi Pemutakhiran Tindak Lanjut Laporan Hasil Pengawasan Inspektorat Jenderal, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), dan Badan Pengawas Keuangan (BPK). Kegiatan ini berlangsung mulai tanggal 18 s.d 21 Juni 2019 yang diselenggarakan di Tangerang Provinsi Banten. Kegiatan dihadiri oleh para satuan kerja baik Kantor Pusat, Kantor Daerah maupun Dekonsentrasi; Dalam rangka keterbukaan informasi publik Inspektorat Jenderal secara berkala mempublikasikan hasil kinerjanya melalui berbagai saluran informasi baik melalui website maupun media sosial. Informasi yang diakses seperti Laporan Kinerja, Laporan Triwulanan, pengumumann LHKPN, Jumlah Pengaduan, dan lainnya. Partisipasi Inspektorat Jenderal dalam Seminar Nasional Internal Audit, The IIA S International Conference 2019 & On Site Learning Program 2019 Anaheim di California Selatan Amerika Serikat, dan International Workshop Best Practices In Implementing Governance, Risk And Control In Era Revolution Industry 4.0. B. REALISASI ANGGARAN Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI tahun 2019 didukung oleh dana yang bersumber dari DIPA sesuai Keputusan Menteri Keuangan Nomor: DIPA-024.02.1.415366/2019 Tanggal 5 Desember 2018 dengan alokasi sebesar Rp118.172.589.000,-. Tabel Alokasi Anggaran Belanja Berdasarkan Program Tahun 2018 dan 2019 No Program Sasaran 1 Pengawasan Dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Kesehatan RI Meningkaatnya transparansi tata kelola pemerintahan dan terlaksananya Reformasi Birokrasi Anggaran Tahun 2019 Tahun 2018 118.172.589.000 119.983.200.000 J U M L A H 118.172.589.000 119.983.200.000 39

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pagu anggaran program Inspektorat Jenderal tahun 2019, turun sebesar Rp1.810.611.000,- atau sebesar 1.51% dibandingkan dengan pagu anggaran tahun 2018. Tabel Rincian Realisasi Anggaran Tahun 2019 Belanja URAIAN Alokasi Anggaran Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan pada tahun 2019 untuk mewujudkan sasaran Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Kesehatan adalah sebesar Rp118.172.589.000,- terdiri dari Belanja Pegawai Rp40.396.454.000,- dan Non Belanja Pegawai yang terdiri dari Belanja Barang sebesar Rp76.095.271.000,- dan Belanja Modal sebesar Rp1.680.864.000,-. Dari alokasi yang dianggarkan tersebut, sampai dengan tanggal 31 Desember 2019 telah direalisasikan sebesar Rp114.600.192.101,- (96,98%), terdiri dari Belanja Pegawai Rp40.354.456.991,- dan Non Belanja Pegawai yang terdiri dari Belanja Barang sebesar Rp72.594.098.010,- dan Belanja Modal sebesar Rp1.651.637.100,-. sedangkan anggaran yang tidak terserap sebesar Rp3.572.396.899 (3,12%). Realisasi Belanja Pegawai tahun 2019 dan 2018 masing-masing adalah Rp40.354.456.991,- dan Rp39.307.968.984,- Realisasi belanja pegawai tahun 2019 mengalami kenaikan sebesar 2,66% dari tahun 2018. Hal ini disebabkan antara lain oleh: 1. Adanya Perubahan Tarif Gaji Pokok untuk PNS, TNI, Polri PP No. 15,16,17 thn 2019; PAGU ANGGARAN 2019 REALISASI ANGGARAN 2. Adanya Kenaikan Pangkat Golongan sebanyak 27 Orang; 2018 REALISASI ANGGARAN % (Kenaikan / Penurunan) Belanja Pegawai 40.396.454.000 40.354.456.991 39.307.968.984 2,66 Bealanja Barang 76.095.271.000 72.594.098.010 74.863.609.801 (3,03) Belanja Modal 1.680.864.000 1.651.637.100 1.525.181.432 8,29 Belanja Bantuan Sosial - - - - Jumlah Belanja 118.172.589.000 114.600.192.101 115.696.760.217-0,95 40

3. Adanya Kenaikan Gaji Berkala sebanyak 83 orang; 4. Adanya Perubahan Jabatan Fungsional Umum menjadi fungsional Khusus sebanyak 8 orang. Untuk Realisasi Belanja Barang tahun 2019 dan 2018 masing-masing adalah sebesar Rp72.594.098.010,- dan Rp74.863.609.801,- Realisasi Belanja Barang tahun 2019 mengalami penurunan sebesar (3,03%) dari Realisasi Belanja Barang Tahun 2018. Hal ini antara lain disebabkan adanya kegiatan yang pelaksaannya bersamaan dalam satu waktu (audit, TLHP, Monev DAK), adanya kebijakan dan Menteri Kesehatan terkait dengan belanja perjalan dinas luar negeri terutama ke Arab Saudi yang dibayarkan hanya 30%, adanya efisiensi belanja operasional pemeliharaan dan mesin. Belanja Modal tahun 2019 dan 2018 masing-masing adalah sebesar Rp1.651.637.100,- dan Rp1.525.181.432,-. Realisasi Belanja Modal pada tahun 2019 mengalami kenaikan sebesar 8,29% dibandingkan tahun 2018 disebabkan oleh kebutuhan pembelian aset di tahun 2019 lebih besar dibandingkan tahun 2018. Tabel Persentase Realisasi Anggaran Tahun 2019 NO JENIS BELANJA PAGU ANGGARAN REALISASI TA 2019 (Netto) % 1 Belanja Pegawai 40.396.454.000 40.354.456.991 99,90 2 Belanja Barang 76.095.271.000 72.594.098.010 95,40 3 Belanja Modal 1.680.864.000 1.651.637.100 98,26 Jumlah Belanja 118.172.589.000 114.600.192.101 96,98 Jika melihat pada tabel diatas maka realisasi anggaran Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan pada tahun 2019 adalah sebesar 96,98%. 41

Grafik Alokasi dan Realisasi Anggaran Itjen Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 Pada grafik di atas terlihat realisasi anggaran pada tahun 2019 mengalami penurunan jika dibandingkan dengan satu tahun sebelumnya. Perubahan alokasi dan realisasi anggaran Inspektorat Jenderal tahun 2015-2019 dapat terlihat pada grafik berikut : Grafik Persentase Realisasi Anggaran Inspektorat Jenderal Tahun 2015 2019 Realisasi anggaran per sasaran kegiatan di setiap unit Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan dapat dilihat sebagai berikut: 42

1. Pengawasan Program/Kegiatan Lingkup Satker Binaan Inspektorat I: Alokasi dan target anggaran untuk mencapai pelaksanaan kegiatan tersebut sebesar Rp10.583.821.000,- realisasi penyerapan anggaran sampai dengan 31 Desember tahun 2019 sebesar Rp10.116.528.304,- (95,58%). 2019 2018 % Pagu Realisasi Pagu Realisasi % Rp10.583.821.000,- Rp10.116.528.304,- 95,58 Rp10.534.141.000,- Rp10.482.782.412,- 99,51 Jika melihat tabel diatas terdapat kenaikan pagu anggaran Inspektorat I dari Rp10.534.141.000,- pada tahun 2018 menjadi Rp10.583.821.000,- pada tahun 2019. 2. Pengawasan Program/Kegiatan Lingkup Satker Binaan Inspektorat II: Alokasi dan target anggaran untuk mencapai pelaksanaan kegiatan tersebut sebesar Rp12.784.307.000,- realisasi penyerapan anggaran sampai dengan 31 Desember tahun 2019 sebesar Rp11.898.186.515,- (93,07%). 2019 2018 % Pagu Realisasi Pagu Realisasi % Rp12.784.307.000,- 11.898.186.515,- 93,05 Rp12.918.764.000,- Rp12.725.623.298,- 98,50 Jika melihat tabel diatas terdapat penurunan pagu anggaran Inspektorat II dari Rp12.918.764.000,- pada tahun 2018 menjadi Rp12.784.307.000,- pada tahun 2019. 3. Pengawasan Program/Kegiatan Lingkup Satker Binaan Inspektorat III: Alokasi dan target anggaran untuk mencapai pelaksanaan kegiatan tersebut sebesar Rp10.821.667.000,- realisasi penyerapan anggaran sampai dengan 31 Desember tahun 2019 sebesar Rp10.123.118.088,- (93,54%). 2019 2018 % Pagu Realisasi Pagu Realisasi % Rp10.821.667.000,- Rp10.123.118.088,- 93,54 Rp11.786.388.000,- Rp11.345.437.565,- 96,26 Jika melihat tabel diatas terdapat penurunan pagu anggaran Inspektorat III dari Rp11.786.388.000,- pada tahun 2018 menjadi Rp10.821.667.000,- pada tahun 2019. 43

4. Pengawasan Program/Kegiatan Lingkup Satker Binaan Inspektorat IV: Alokasi dan target anggaran untuk mencapai pelaksanaan kegiatan tersebut sebesar Rp9.749.903.000,- realisasi penyerapan anggaran sampai dengan 31 Desember tahun 2019 sebesar Rp9.502.419.763,- (97,46%). 2019 2018 % Pagu Realisasi Pagu Realisasi % Rp9.749.903.000,- Rp9.502.419.763,- 97,46 Rp10.637.349.000,- Rp10.340.837.188,- 97,21 Jika melihat tabel diatas terdapat penurunan pagu anggaran Inspektorat IV dari Rp10.637.349.000,- pada tahun 2018 menjadi Rp9.749.903.000,- pada tahun 2019. 5. Penanganan Pengaduan Masyarakat di Lingkungan Kementerian Kesehatan. Alokasi dan target anggaran untuk mencapai pelaksanaan kegiatan tersebut sebesar Rp7.381.113.000,- realisasi penyerapan anggaran sampai dengan 31 Desember tahun 2019 sebesar Rp7.086.383.563,- (96,01%). 2019 2018 % Pagu Realisasi Pagu Realisasi % Rp7.381.113.000,- Rp7.086.383.563,- 96,01 Rp7.750.009.000,- Rp7.182.311.319,- 92,67 Jika melihat tabel diatas terdapat penurunan pagu anggaran Inspektorat Investigasi dari Rp7.750.009.000,- pada tahun 2018 menjadi Rp7.381.113.000,- pada tahun 2019. 6. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Kesehatan. Alokasi dan target anggaran untuk mencapai pelaksanaan kegiatan tersebut sebesar Rp66.851.778.000,- realisasi penyerapan anggaran sampai dengan 31 Desember tahun 2019 sebesar Rp65.873.555.868,- (98,54%). 2018 2018 % Pagu Realisasi Pagu Realisasi % Rp66.851.778.000,- Rp65.873.555.868,- 98,54 Rp66.356.549.000,- Rp63.619.768.435,- 95,88 44

Jika melihat tabel diatas terdapat kenaikan pagu anggaran Sekretariat Inspektorat Jenderal dari Rp66.356.549.000,- pada tahun 2018 menjadi Rp66.851.778.000,- pada tahun 2019. 45

C. PENGHARGAAN Berbagai penghargaan telah diraih Kementerian Kesehatan sepanjang tahun 2019. Dengan adanya penghargaan yang diraih, diharapkan dapat terus memacu semua lini Kementerian kesehatan untuk meningkatkan kinerja. Berikut adalah penghargaan yang diterima/diinisiasi oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan: 1. Inspektorat Jenderal Meraih Penghargaan sebagai Satker Terbaik Ke-2 Kategori Pagu DIPA Sedang dalam Kinerja Pelaksanaan Anggaran Triwulan II TA 2019 Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan mendapatkan penghargaan Kinerja Pelaksanaan Anggaran Triwulan II Tahun Anggaran 2019 sebagai Satuan Kerja Terbaik II dengan Kategori Pagu DIPA Sedang, oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Jakarta VII. Setiap Satker yang memperoleh penghargaan akan menjadi mitra prioritas, sebagai dasar menyampaikan SPM, LPJ Bendahara dan layanan CSO tanpa antrian yang berlaku sampai batas waktu yang telah ditentukan. 46

2. Kementerian Kesehatan menempati posisi pertama yang memiliki indeks integritas Kementerian/Lembaga tertinggi Komisi Pemberantasan Korupsi merilis hasil Survei Penilaian Integritas (SPI) Tahun 2018, di Kantor KPK. Survei tersebut sebagai upaya pencegahan tindak pidana korupsi terhadap 6 (enam) Kementerian/Lembaga dan 20 Pemerintah Provinsi. Kementerian Kesehatan menempati posisi pertama yang memiliki indeks integritas Kementerian/Lembaga tertinggi dengan nilai rata-rata 74,75. Hasil survei ditampilkan dengan skala 0-100. Semakin tinggi angka indeksnya maka menunjukan tingkat integritas yang semakin baik. Bila angka indeknya rendah maka menunjukan tingkat interitas yang lebih buruk atau lebih rawan terjadi korupsi. 47

3. Inforwas Raih Peringkat Harapan I Kategori Terbitan Majalah Berkala pada Malam Penghargaan Publikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI Tahun 2019 INFORWAS Bulletin yang dimiliki oleh Inspektorat Jenderal berhasil mendapatkan Peringkat Harapan I Kategori Terbitan Berkala Kategori Majalah dan Buletin, yang diikuti oleh 68 terbitan berkala di lingkungan Kementerian Kesehatan. Penghargaan tersebut diberikan secara langsung oleh Kepala Perpustakaan Nasional Syarif Bando dan diterima oleh Sekretaris Inspektorat Jenderal, Heru Arnowo. 4. Inspektorat Jenderal Meraih Penghargaan sebagai Pengelola Kearsipan Terbaik Ke-3 Tingkat Unit Utama dan Salah Satu Pegawai Itjen Kemenkes Menerima Penghargaan Arsiparis Berprestasi Tingkat Keterampilan Pada tahun ini HKN mengambil tema Generasi Sehat, Indonesia Unggul. Pada hari kedua acara, Inspektorat Jenderal mendapatkan penghargaan sebagai Unit 48

Pengelola Kearsipan terbaik ke-3 antar unit utama di lingkungan Kemenkes, dan salah satu pegawai Itjen Tumirah mendapatkan penghargaan sebagai arsiparis terbaik ke-3 tingkat terampil. 49

BAB IV PENUTUP Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal merupakan bentuk perwujudan pertanggungjawaban yang berfungsi sebagai alat penilai kinerja secara kuantitatif pelaksanaan tugas dan fungsi Inspektorat Jenderal dalam pencapaian visi, misi dan sasaran program Inspektorat Jenderal yang telah ditetapkan dalan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 dan juga sebagai upaya dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Penjabaran visi dan misi Inspektorat Jenderal dalam Penetapan Kinerja Inspektorat Jenderal menitik beratkan pada program peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Kesehatan yang kemudian diurai dalam indikator kinerja utama dan indikator kinerja kegiatan yang semuanya berjumlah 6 (enam) indikator. Dengan demikian laporan ini menjabarkan tentang capaian kinerja Inspektorat Jenderal yaitu pengukuran terhadap sasaran program dan kegiatan pengawasan yang tercermin dalam pencapaian indikator kinerja utama maupun indikator kinerja kegiatan dan juga dukungan sumber daya keuangan yang sudah mencapai 96,98%. Dari hasil pengukuran dan analisis sasaran kinerja Inspektorat Jenderal tahun 2019 menunjukkan hasil yang secara umum sudah baik. Hal ini tergambar dari capaian Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Inspektorat Jenderal yang sudah direalisasikan 100,59%, begitupun dengan capaian beberapa Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) yang sudah memenuhi target yang ditetapkan dengan beberapa terobosan yang sudah dilakukan melalui beberapa kegiatan diantaranya, pembinaan terintegrasi yang meliputi lingkup wilayah binaan dan pembinaan satuan kerja berdasarkan metode on going process dan reviu pengadaan barang dan jasa di lingkungan Kementerian Kesehatan. Peran Inspektorat Jenderal dalam mendorong Kementerian Kesehatan untuk mencapai good governance terlihat dari prestasi-prestasi yang telah diraih oleh Kementerian Kesehatan yang erat kaitannya dengan tugas dan fungsi Inspektorat Jenderal sebagai instansi pengawas intern Kementerian Kesehatan RI. 50

Keberhasilan yang telah dicapai Inspektorat Jenderal selama periode Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019, diharapkan dapat menjadi tonggak dan barometer dalam pelaksanaan program pengawasanan lima tahun kedepan yang lebih efektif, efisien dan akuntabel sehingga hasil pencapaian pelaksanaan program/kegiatan yang dilaksanakan dari tahun ke tahun diharapkan selalu sesuai dengan rencana strategis dan dokumen perencanaan lainnya yang telah ditetapkan. Pada periode 2015-2018 realisasi capaian indikator kinerja utama telah mencapai target yang ditetapkan, namun pada tahun 2019 belum mencapai target yang ditetapkan (99,00%) dari target yang ditetapkan sebesar 100%, dikarenakan terdapat temuan kerugian keuangan negara di atas 1% pada 2 satuan kerja. Dalam upaya meningkatkan kinerja Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan untuk mendukung capaian renstra tahun 2020-2024 Kementerian Kesehatan maka akan dilaksanakan langkah-langkah sebagai berikut: Mendorong peningkatan kapabilitas APIP Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan untuk mencapai Internal Audit Capability Model (IACM) level 4; Peningkatan maturitas SPIP Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan menuju level 4; Meningkatkan peran APIP dalam area perubahan penguatan pengawasan dalam pelaksanaan reformasi berokrasi Kementerian Kesehatan sebagai mitra strategis bagi satker bagi satker (Strategic Bussines Partner); Melaksanakan pencegahan fraud JKN melalui Tim Bersama dalam satgas penanganan fraud JKN; Melaksanakan monev dan joint audit Dana Alokasi Khusus (DAK) bersama Kementerian Dalam Negeri; Pengawasan program prioritas Kementerian Kesehatan melalui audit kinerja. 51

LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 1 - Perjanjian Kinerja Tahun 2019 52

53

54

55

56

57

58

59

60

61

62

63

64

65

66

67

68

69

Lampiran 2 Dokumentasi Kegiatan Tahun 2019 Pelantikan Inspektur Jenderal drg. Murti Utami, MPH Kunjungan supervise Inspektur Jenderal pada pertemuan penyusunan dan reviu Laporan Keuangan UAPPA/B-W Vertikal Kemenkes 70

Kegiatan peningkatan kapasitas SDM Inspektorat Jenderal Kegiatan Rapat Kerja Pengawasan Inspektorat Jenderal Tahun 2019 71

Kegiatan Monitoring dan Evaluasi terhadap penilaian mandiri pelaksanaan Reformasi Birokrasi Panel II Kegiatan Evaluasi SAKIP Kementerian Kesehatan Tahun 2019 72

Rapat Rekonsiliasi Pemutakhiran Data Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Inspektorat Jenderal, BPKP dan BPK RI Tahun 2019 Penyerahan Laporan Hasil Pemeriksaan BPK Tahun Anggaran 2018 73

Pelaksanaan Rapat Koordinasi Pengawasan (Rakorwas) Tahun 2019 Publik Hearing revisi Pedoman Telaah Sejawat yang diikuti oleh anggota AAIPI 74

bekerja sama dengan Badan Pengawas Keuangan Pemerintah (BPKP) mengadakan Diseminasi Petunjuk Pelaksanaan Joint Audit Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik Bidang Kesehatan Tahun 2018 dan 2019 Penandatanganan komitmen bersama untuk mengawal terjadinya Fraud dalam pelaksanaan Jaminan Kesehatan 75

Evaluasi Program Pengawasan Tahun 2019 di lingkungan Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan Peningkatan Kapasitas Manajerial Agent of Change (AoC) Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan 76

Pertemuan Evaluasi Revaluasi Barang Milik Negara (BMN) di lingkungan Kementerian Kesehatan. Workshop Penyusunan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) Berbasis Risiko Tahun 2020 Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan 77

Workshop Satuan Kepatuhan Internal (SKI) Pertemuan Evaluasi Program Pengawasan, Penyusunan Pelaporan Kinerja Tahun 2019 dan Kaleidoskop Kinerja Tahun 2015-2019 Inspektorat Jenderal 78