ANALISA HARGA AIR PADA PROYEK EMBUNG GADDING DI DESA GADDING KECAMATAN MANDING KABUPATEN SUMENEP



dokumen-dokumen yang mirip
STUDI HARGA AIR BAKU PADA BENDUNGAN BENDO KABUPATEN PONOROGO PROVINSI JAWA TIMUR

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.3 Tujuan dan Manfaat 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Benefit Cost Ratio (BCR) 1.2 Identifikasi Masalah

STUDI KELAYAKAN EKONOMI DALAM PENENTUAN HARGA AIR PADA SISTEM PENYEDIAAN AIR BAKU DI DESA PAMOTAN KECAMATAN DAMPIT KABUPATEN MALANG JURNAL ILMIAH

ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI UNTUK PENENTUAN HARGA AIR PADA JARINGAN PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA SANANKERTO KECAMATAN TUREN KABUPATEN MALANG

STUDI KELAYAKAN EKONOMI PEMBANGUNAN LONGSTORAGE KALI MATI KABUPATEN SIDOARJO

JURNAL ILMIAH TEKNIK PENGAIRAN KONSENTRASI PEMANFAATAN DAN PENDAYAGUNAAN SUMBER DAYA AIR

KELAYAKAN EKONOMI BENDUNGAN JRAGUNG KABUPATEN DEMAK

STUDI ANALISIS HARGA AIR TERHADAP KUALITAS AIR PELAYANAN DAN TERHADAP BIAYA PRODUKSI DI PDAM TIRTA MAYANG KOTA JAMBI. Ahaddian Ovilia Damayanti

ANALISA STUDI HARGA AIR PADA PERENCANAAN BENDUNGAN LEUWIKERIS KABUPATEN TASIKMALAYA PROVINSI JAWA BARAT

ANALISA EKONOMI DALAM PENENTUAN HARGA AIR PADA SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA SUKOLILO KECAMATAN PRIGEN KABUPATEN PASURUAN JURNAL ILMIAH

STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN EMBUNG PENGGUNG GUNA MEMENUHI KEBUTUHAN AIR BERSIH DI KECAMATAN NAWANGAN KABUPATEN PACITAN

Kajian Ekonomi Untuk Menentukan Harga Air Pada Bendungan Ir. H. Djuanda Kecamatan Jatiluhur Kabupaten Purwakarta

Kelayakan Ekonomi. Analisis Finansial 10/19/2016

STUDI KELAYAKAN EKONOMI DALAM PENENTUAN HARGA AIR PADA SISTEM PENYEDIAAN AIR BAKU DI KECAMATAN PUCANGLABAN KABUPATEN TULUNGAGUNG JAWA TIMUR JURNAL

STUDI PERENCANAAN DISTRIBUSI AIR MINUM DAN ANALISIS EKONOMI DI IKK JABUNG DAN IKK PAKIS KABUPATEN MALANG

STUDI ANALISIS HARGA AIR DI PDAM KOTA MALANG TERHADAP KENAIKAN BIAYA PRODUKSI AIR Rifqi Linati 1, Ussy Andawayanti 2, Dian Chandrasasi 2

STUDI KELAYAKAN FINANSIAL PROYEK PERUMAHAN MUTIARA ALAM REGENCY KABUPATEN TULUNGAGUNG NASKAH TERPUBLIKASI

PEMILIHAN ALTERNATIF POTENSI SUMBER DAYA AIR DI WILAYAH DAS BRANTAS UNTUK DIKEMBANGKAN MENJADI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA)

STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBANGUNAN WADUK JLANTAH KABUPATEN KARANGANYAR DITINJAU DARI ASPEK EKONOMI Gani Abdurrahman, M. Hamzah Hasyim, Pudyono

ANALISA KELAYAKAN BANGUNAN PENGENDALI BANJIR DI DAS BENGAWAN SOLO HILIR PLANGWOT - SEDAYU LAWAS KECAMATAN BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN JAWA TIMUR

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang

IV. METODE PENELITIAN

KAJIAN EKONOMI SUMUR DALAM PKB-111 PADA IRIGASI AIR TANAH DI DESA KALIAKAH KECAMATAN NEGARA KABUPATEN JEMBRANA PROVINSI BALI

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2014.

STUDI PERENCANAAN JARINGAN AIR BAKU DAN HARGA AIR PADA DAS TUKAD OOS DI KAWASAN GIANYAR PROVINSI BALI

STUDI KELAYAKAN FINANSIAL PROYEK PERUMAHAN GRIYA MAPAN DI KABUPATEN SUMENEP

STUDI ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI PERENCANAAN PENGEMBANGAN LAYANAN PDAM DI KECAMATAN PARE KABUPATEN KEDIRI JURNAL ILMIAH TEKNIK PENGAIRAN

ANALISA KELAYAKAN INVESTASI PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN BERLIAN KUOK SEJAHTERA

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Kata kunci: gedung perkantoran, analisa teknis dan finansial, Kabupaten Kapuas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

A. Kerangka Pemikiran

III. METODOLOGI. Tahap Pengumpulan Data dan Informasi

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya

STUDI PERENCANAAN SISTEM JARINGAN AIR BAKU DAN ANALISA EKONOMI PADA TUKAD MELANGIT DESA TULIKUP KECAMATAN GIANYAR PROVINSI BALI

BAB V ANALISIS BIAYA PENGERINGAN GABAH MENGUNAKAN PENGERING RESIRKULASI

KAJIAN KELAYAKAN BENDUNGAN PANDANDURI SUWANGI GUNA PENGEMBANGAN LAHAN IRIGASI DI DAERAH LOMBOK TIMUR

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

III KERANGKA PEMIKIRAN

ABSTRAK. Kata Kunci : simulasi F.J Mock, debit andalan, neraca air baku, simulasi air baku, analisa ekonomi ABSTRACT

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

IV METODE PENELITIAN

BAB III LANDASAN TEORI

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PRODUK KOPI HERBAL INSTAN TERPRODUKSI OLEH UD. SARI ALAM

II. KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah :

III. KERANGKA PEMIKIRAN

STUDI KELAYAKAN EKONOMI PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIKTENAGA AIR (PLTA) KALIBEBER KABUPATEN WONOSOBO

STUDI EVALUASI HARGA AIR PADA BENDUNGAN WONOGIRI UNTUK PLTA AKIBAT PENGERUKAN SEDIMEN

ALTERNATIF PENGADAAN BATU PECAH DI KABUPATEN KAPUAS DITINJAU DARI ASPEK FINANSIAL

Aplikasi Software WaterCAD Untuk Perencanaan Jaringan Air Bersih Desa Taman Kecamatan Sumber Malang Kabupaten Situbondo

III. METODE PENELITIAN

ANALISA EKONOMI PEMBANGUNAN WADUK PIDEKSO DUSUN PIDEKSO, KECAMATAN GIRIWOYO, KABUPATEN WONOGIRI DENGAN MENGGUNAKAN METODE IRR, BCR DAN BEP

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

III. KERANGKA PEMIKIRAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan digunakan pada saat musim kemarau (Purnomo, 1994). Menurut Peraturan Pemerintah

II. TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan dengan seorang engineer sehingga menghasilkan pilihan yang. suatu proses analisa, teknik dan perhitungan ekonomi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

PERBANDINGAN BERBAGAI ALTERNATIF INVESTASI

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II LANDASAN TEORI

III. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha

III. METODE PENELITIAN

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PEMBANGUNAN JALAN TOL GEMPOL-PANDAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang

VIII. ANALISIS FINANSIAL

STUDI KELAYAKAN FINANSIAL PADA PROYEK PEMBANGUNAN MALL DINOYO KOTA MALANG

III. METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran. 3.2 Metode Penelitian

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II LANDASAN TEORI

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi 4.3. Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Responden 4.3. Desain Penelitian

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

ANALISIS FINANSIAL DAN SENSITIVITAS PETERNAKAN AYAM BROILER PT. BOGOR ECO FARMING, KABUPATEN BOGOR

5.3.1 Pengamatan Sistem Produksi WTP

ANALISA STUDI KELAYAKAN PROYEK STUDI KASUS : PEMBANGUNAN BOOSTER PDAM DI PONTIANAK SELATAN

IV. METODE PENELITIAN

ANALISA KELAYAKAN TARIF PDAM KOTA DUMAI BERDASARKAN PENGEMBALIAN BIAYA PENUH (FULL COST RECOVERY) PROYEK

III. METODE PENELITIAN. Proses produksi kopi luwak adalah suatu proses perubahan berbagai faktor

MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL

ANALISIS FINANSIAL AGROINDUSTRI UNGGULAN BERBASIS SINGKONG DI KABUPATEN JEMBER FINANCIAL ANALYSIS MAIN CASSAVA-BASED AGROINDUSTRY IN JEMBER REGENCY

III. METODOLOGI PENELITIAN

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

BAB I PENDAHULUAN. ini tentu akan meningkatkan resiko dari industri pertambangan.

Transkripsi:

ANALISA HARGA AIR PADA PROYEK EMBUNG GADDING DI DESA GADDING KECAMATAN MANDING KABUPATEN SUMENEP Rispiningtati 1, Pitojo Tri Juwono 1, Dio Aditya Aji 2 1 Dosen Teknik Pengairan Universitas Brawijaya Malang 2 Mahasiswa Teknik Pengairan Universitas Brawijaya Malang e-mail: dioadityaaji07@ymail.com ABSTRAK Skripsi ini mengkaji tentang penetapan harga air baku yang paling rendah. Dengan adanya harga tersebut, diharapkan Embung Gadding masih layak untuk di rehabilitasi. Kelayakan ekonomi dihitung dengan membandingkan nilai manfaat dan biaya Embung Gadding ditinjau terhadap nilai rasio manfaat (B/C), selisih manfaat (B-C), tingkat pengembalian internal (IRR), periode pengembalian ( Payback Period ) dan analisa sensitivitas. Berdasarkan hal diatas didapatkan biaya konstruksi Rp. 2.738.759.094. Biaya oprasional dan pemeliharaan (pertahun) Rp. 90.775.182 dan manfaat irigasi pertanian yang dapat dihitung ( Tangible Benefit ) Rp. 903.405.000. Dasar perhitungan yang digunakan dalam penentuan harga air adalah BCR > 1 dan IRR > suku bunga yang berlaku. Dari hasil pembahasan diperoleh harga air adalah Rp. 471/m3, pada kondisi ini besarnya BCR = 1 dan IRR = 0,157 %, dengan periode pengembalian 3,37 tahun. Manfaat yang diperoleh dari proyek Embung Gadding ini tidak hanya menghasilkan keuntungan secara material tapi juga menimbulkan rasa aman dari bahaya kekeringan, meningkatnya kehidupan ekonomi masyarakat dan sebagainya. Sehingga dapat disimpulkan proyek Embung Gadding ini layak secara ekonomi. Kata Kunci : Harga Air, B/C, B-C, IRR, Payback Period dan Analisa Sensitivitas.. ABSTRACT This thesis examines the pricing the lowest of raw water. Given the price, expected Embung Gadding still feasible for rehabilitation. Economic feasibility is calculated by comparing the value of benefits and costs in terms of the value of Embung Gadding review against the benefit ratio (B / C), the difference in benefit (B-C), internal rate of return (IRR), payback period (payback period), and sensitivity analysis. Based on the description above, the researcher obtained construction costs Rp. 2.73.,759.094. Operations and maintenance costs (per year) Rs. 90,775,182 and agricultural irrigation benefits can be calculated (Tangible Benefit) Rp. 903.405.000. Basic calculations used in determining the price of water is BCR> 1 and IRR> prevailing rates. The results of this study obtained water price is Rp. 471/m3, under these conditions the amount of BCR = 1 and IRR = 0,157%, with a payback period of 3,37 years. The benefits derived from Gadding Embung project not only generate profits matereally but also emergence of a sense of security from the dangers of drought, rising economic life and so on. Therefore we can conclude this Embung Gadding project economically viable. Keywords: Price Water, B / C, BC, IRR, and Payback Period Sensitivity Analysis. PENDAHULUAN Air adalah kebutuhan dasar untuk kehidupan manusia, terutama untuk digunakan sebagai air minum, memasak makanan, mencuci, mandi dan kakus. Ketersediaan sistem penyediaan air bersih merupakan bagian yang selayaknya diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat baik di perkotaan maupun pedesaan. Hingga saat ini penyediaan oleh pemerintah menghadapi keterbatasan, baik sumber daya manusia maupun sumber daya lainnya. Pada Desa Gadding, Kecamatan Manding terletak pada lokasi + 15 km ke arah utara Kabupaten Sumenep, dimana pada daerah ini setiap musim kemarau penduduknya selalu mengalami kesulitan air bersih dan irigasi, baik air yang berasal sungai maupun dari mata air. Pada daerah pengaliran kali gadding juga merupakan daerah perbukitan hal ini menyebabkan air hujan secara cepat akan

mengalir menjadi aliran permukaan ( surface run-off), yang kemudian mengalir menuju sungai menjadi banjir yang datang secara cepat dan surut secara cepat pula. Dilihat dari kondisi geologi dan kebutuhan masyarakat akan air baku dan irigasi maka dibuatlah Embung Gadding pada tahun 2011, di Desa Gadding Kecamatan Manding Kabupaten Sumenep. Dengan adanya embung ini masyarakat setempat dapat mengaliri dan memenuhi kebutuhan air irigasi setiap tahunnya, sedangkan dalam memenuhi kebutuhan air baku masyarakat setempat mendapatkan langsung air baku dari embung tersebut tanpa ada kualitas yang terjamin. Maka dari kebutuhan tersebut pemerintah melihat potensi dari segi ekonomi terkait manfaat embung tersebut. TUJUAN DAN MANFAAT Tujuan dari studi ini adalah : (1) Untuk mengetahui besarnya biaya total yang dikeluarkan Embung Gadding; (2) Untuk mengetahui harga air per m 3 setelah melalui proses ekonomi; (3) Untuk mengetahui Nilai Rasio Manfaat dan Biaya ( Benefit Cost Ratio / BCR ), Nilai Bersih pada Waktu Sekarang (Net Present Value / NPV), Tingkat Pengembalian Internal (Internal Rate of Return), Periode Pengembalian (Payback Period) dan Analisa Sensitivitas; (4) Untuk mengetahui manfaat yang akan diperoleh setelah selesainya proyek tersebut. Manfaat dari kajian ini adalah sebagai sumbangan pemikiran kepada pihak yang terkait yaitu dinas pengairan dan HIPPA Gadding sebagai organisasi petani, sekaligus bagi penulis sebagai sarana berlatih dalam perhitungan analisa ekonomi suatu proyek dan menjadi refrensi pembaca yang akan melaksanakan evaluasi ekonomi dan dalam perhitungan biaya operasional dan pemeliharaan embung. TINJAUAN PUSTAKA A. Analisa Kelayakan Ekonomi 1. Nilai Rasio Manfaat dan Biaya (Benefit Cost Ratio / BCR) BCR adalah hasil perbandingan antara present value jumlah benefit kotor pada setiap periode (tahun) dengan jumlah present value dari biaya dan investasi yang dikeluarkan (Cipta Karya, 2007: 34). Adapun metode analisis benefit cost ratio (BCR) ini akan dijelaskan sebagai berikut: (Giatman, 2007: 81) Rumus umum BCR = Benefit / Cost Untuk mengetahui apakah suatu rencana investasi layak atau tidak setelah melalui metode ini adalah: Jika: BCR 1, berarti investasi layak (feasible) BCR < 1, berarti investasi tidak layak (unfeasible). 2. Net Present Value (NPV) NPV adalah selisih antara benefit (penerima ) dengan cost (pengeluaran) yang telah dipresent valuekan. Kriteria ini mengatakan bahwa proyek akan dipilih jika NPV>0. Dengan demikian, jika suatu proyek mempunyai NPV>0, maka tidak akan dipilih atau tidak layak untuk dijalani. Dalam proyek rumus NPV ditulis sebagai berikut : NPV = n Bt Ct Dimana : Bt : Benefit pada tahun ke-t Ct : Biaya / pengeluaran pada tahun ke-t I : Tingkat discount rate N : Umur ekonomis proyek 3. Tingkat Pengembalian Internal ( Internal Rate of Renturn atau IRR ) Tingkat pengembalian internal dapat didefinisikan sebagai tingkat suku bunga yang membuat manfaat dan biaya mempunyai nilai yang sama atau B-C = 0 atau tingkat suku bunga yang membuat B/C = 1. Bila biaya dan manfaat tahunan konstan, perhitungan Tingkat Pengembalian Internal dapat dilakukan dengan dasar tahunan, tapi bila tidak

konstan dapat dilakukan dengan dasar nilai keadaan sekarang ( present value ) dan dicari dengan coba-coba ( trial and error ). Parameter Tingkat Pengembalian Internal tidak terpengaruh dengan bunga komersil yang berlaku, sehingga sering disebut dengan istilah Internal Rate of Renturn. Bila besarnya Tingkat Pengembalian Internal ini sama dengan besarnya bunga komersil yang berlaku maka proyek dikatakan impas, namun bila lebih besar dikatakan proyek ini menguntungkan. Dari tiga parameter diatas tidak ada yang paling baik, karena pada suatu kondisi dengan analisis yang mendetail akan didapatkan salah satu parameter yang akan dipakai. Disamping itu sering terjadi konsistensi mengenai hubungan ketiga parameter itu,sehingga bisa terjadi IRR besar tetapi B/C nya kecil atau sebaliknya, bias terjadi pula B/C besar tetapi B-C minimum. Perhitungan nilai IRR ini dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut : NPV ' IRR = I + ( I I ) NPV ' NPV" Dimana : I = Suku bunga memberikan nilai NPV positif I = Suku bunga memberikan nilai NPV negative NPV = NPV Positif NPV = NPV Negative 4. Periode Pengembalian (Payback Period) Dalam (Giatman,2006: 85) analisis Payback Period pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui seberapa lama (periode) investasi akan dapat dikembalikan saat terjadinya kondisi pulang pokok (break event- point) merupakan jangka waktu yang diperluan untuk membayar kembali (mengembalikan). Jika komponen cashflow benefit dan cost-nya bersifat annual, maka formulanya menjadi: investasi k(pbp) = x periode waktu AnnualBenefit dimana : k = Periode pengembalian Investasi = Modal yang diperlukan Annual Benefit = (Keuntungan Pengeluaran) per tahun Periode Waktu = Tahun Untuk mengetahui apakah rencana suatu investasi tersebut layak ekonomis atau tidak, diperlukan suatu ukuran/kriteria tertentu. Dalam metode Payback Period ini rencana investasi dikatakan layak (feasible): Jika k n dan sebaliknya.,k = jumlah periode pengembalian,n = umur investasi 5. Analisa Sensitivitas Analisa sensitivitas bertujuan untuk melihat apakah yang akan terjadi dengan hasil proyek jika suatu kemungkinan perubahan dalam dasardasar asumsi pada perhitungan biaya dan manfaat. Karena dalam penentuan nilainilai untuk biaya dan manfaat masih merupakan perkiraan,maka sudah barang tentu dalam asumsi-asumsi ini terdapat kemungkinan bahwa keadaan yang sebenarnya akan terjadi tidak sama dengan nilai asumsi yang telah dibuat pada waktu perencanaan. Tujuan lainnya adalah mengurangi resiko kerugian dengan menunjukkan beberapa tindakan pencegahan yang harus diambil. Secara teoritis ada tiga hal yang perlu di perhatikan dalam melakukan analisis sensitivitas : 1. Perubahan dalam perbandingan harga terhadap tingkat harga umum, misalnya penurunan hasil pendapatan akibat penurunan jumlah pemakaian / konsumsi air irigasi. 2. Menurunnya debit air sungai dari perhitungan yang diandalkan 3. Berdasarkan ketentuan diatas maka dalam studi kelayakan ini analisis kepekaan proyek akan dihitung terhadap kondisi pesimis. Analisa sensitivitas biasanya dilakukan dengan mengubah salah satu

elemen proyek (misalnya yield, harga, biaya) dan menghitung nilai EIRR nya dengan harga tersebut. Beberapa keadaan yang biasanya dilakukan dalam analisa sensitivitas proyek pengairan adalah sebagai berikut : 1. Terjadi 10% penurunan pada nilai benefit yang diperkirakan 2. Terjadi 10% kenaikan pada biaya proyek yang diperkirakan 3. Tertundanya penyelesaian proyek selama dua tahun 4. Dan beberapa kondisi lainnya berdasarkan atas judgement ekonomi akan atau telah terjadi. B. Analisa Proyeksi Pertambahan Penduduk Untuk memproyeksikan jumlah penduduk pada tahun yang akan datang digunakan Metode Geometri Meningkat ( Geometrical Increase ). Dasar penggunaan metode ini berdasarkan skripsi Nuryansyah R yang mengambil buku ( Anonim,1996:16) : 1.Data yang digunakan untuk pengunaan metode ini mencukupi. 2.Penggunaan metode ini telah banyak diterapkan di negara yang sedang berkembang dan hasilnya cukup meyakinkan. Persamaan yang digunakan dalam metode Geometri Meningkat adalah sebagai berikut : Po r = ( Pt ) t - 1 Dengan : r = angka pertumbuhan penduduk Po = jumlah penduduk pada awal tahun data Pt = jumlah penduduk pada akhir tahun data t = tahun mak a : Pn = Po ( 1 + r )n Dengan : Pn : jumlah penduduk tahun n p o : jumlah penduduk pada awal tahun data r : angka pertumbuhan penduduk n : jangka waktu dalam tahun proyeksi METODE PENELITIAN Tahapan Pengerjaam studi ini dapat dilihat pada diagram alir berikut : HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kebutuhan Air Dalam menentukan kebutuhan air perlu adanya perhitungan proyeksi penduduk tiap tahun. Dalam studi ini metode yang digunakan untuk proyeksi jumlah penduduk adalah Metode Geometrik yang rumusnya sebagai berikut: Pn = Po ( 1 + r ) n Dengan : Pn : jumlah penduduk tahun n po : jumlah penduduk pada awal tahun data r n : angka pertumbuhan penduduk : jangka waktu dalam tahun Berikut adalah contoh perhitungan pertumbuhan penduduk dengan metode geometri untuk Desa Gadding.

Jumlah penduduk tahun 2013 (Po) = 4006 jiwa Waktu proyeksi (n) = 1 Laju pertumbuhan penduduk (r) = 2,81% Maka perhitungan penduduk dengan metode geometri adalah: Pn = Po (1 + r)n = 4006 (1 + 2,16%)1 =4119 jiwa Untuk perhitungan selanjutnya disajikan pada Tabel 1. Untuk Proyeksi Kebutuhan Air Baku didapatkan dari perhitungan berikut: 1.Pelayanan Penduduk = 90% 2.Kebutuhan air baku = 60 l/org/hari 3.Proyeksi jumlah penduduk tahun 2014 4.Kebutuhan Air baku = 4119 x x 10-3 = 4119 jiwa 90% x 60 = 222 m3/hari 5.Kehilangan Air = 25 % x keb.air baku = 25 % x 222 = 56 m3/hari 6.Total Kebutuhan rata-rata = Kebutuhan Air Baku + Kehilangan Air = 222 + 56 = 278 m3/hari x 365 =101471m3/tahun Untuk perhitungan selanjutnya disajikan pada Tabel 2. B. Analisis Neraca Air Perhitungan n eraca air dilakukan untuk memeriksa apakah air yang tersedia cukup memadai untuk memenuhi kebutuhan di daerah yang bersangkutan. Serta digunakan untuk merencanakan besarnya kapasitas tampungan efektif dari embung. Analisis neraca air dalam perencanaan embung kali ini di hitung dengan menggunakan metode simulasi waduk. Simulasi dilakukan selama satu tahun, sedangkan untuk tahun-tahun selanjutnya pola simulasinya disamakan. Beberapa pendekatan simulasi waduk dalam studi ini adalah sebagai berikut: 1.Inflow adalah volume total yang mengisi embung (dari perhitungan Nreca). 2.Awal pengoperasian pada bulan Mei, sesuai dengan dengan awal musim kemarau dimana air dari embung dipakai. 3.Tampungan pada awal pengoperasian didapatkan dari data yang sudah ada. 4.Volume tampungan awal sama dengan volume tampungan akhir waduk pada bulan sebelumnya. Sedangkan volume keluar / outflow ditentukan dan dihitung sebagai berikut: 1.Kebutuhan Air Baku : Didapatkan dari perhitungan kebutuhan air baku yaitu 3 sebesar 278m / hari 2.Kebutuhan Air Baku : Untuk kebutuhan air irigasi ini didapatkan dari perhitungan pola tata tanam per bulan. Contoh Perhitungan neraca air : Kapasitas tampungan efektif =74000 m3 S awal Bulan Mei = 74000 m3 Volume masuk / inflow = 0,048 m3 Kebutuhan Air Penduduk = Jumlah hari x Jumlah Air Baku = 31 x 278 m3 /hari = 8618 m3/ bulan Kebutuhan Air Irigasi = Jumlah Keb.Air Irigasi bulan Mei pada pola tata tanam = 13712,38 + 17694,75 + 36600,44 m3 = 68007,58 m3 Volume keluar / outflow = Kebutuhan air + Kebutuhan Air Irigasi = 8618 + 68007 = 76625,58 m3 S awal + Inflow - Outflow= 74000 + 0,048 76625,58 = 126181,73 m3 S akhir = 74000 m3 Jika S awal + I - O < 0, maka S akhir = 0 Jika S awal + I - O > kapasitas tampungan efektif, maka S akhir = tampungan efektif, sisanya akan melimpas.

Perhitungan selanjutkan disajikan dalam Tabel 3. C. Biaya Modal ( Capital Cost ) 1. Biaya Langsung ( Direct Cost ) Biaya ini merupakan biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan pembangunan. Biaya langsung pembangunan Embung Gadding pada tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel 4 pada lampiran. 2. Biaya Tak Langsung (Indirect Cost) Biaya tak langsung merupakan prosentase dari biaya langsung, besarnya prosentase ini tergantung dari pertimbangan owner dan perencanaan ( Kodoatie, 2005:73), pada pembangunan Embung Gadding biaya tak langsung terdiri dari : Biaya Engineering Biaya teknik adalah biaya untuk perencanaan dan biaya pengawasan selama waktu pelaksanan konstruksi. Biaya ini merupakan suatu angka prosentase dari biaya konstruksiyaitu sebesar 7%. Biaya Administrasi Biaya adminitrasi adalah biaya yang diperlukan untuk kepentingan admintrasi proyek. Biaya ini merupakan suatu angka prosentasi dari biaya konstruksi yaitu sebesar 5%. Biaya Tak Terduga Biaya tak terduga adalah biaya yang diperuntukan jika ada hal yang tidak terduga atau hal yang tidak pasti. Biaya ini merupakan suatu angka prosentasi dari biaya konstruksi dan engineering sebesar 5%. Tingkat Inflasi Dari periode waktu dari ide sampai pelaksanaan fisik, bunga berpengaruh terhadap biaya kostruksi sehingga harus diperhitungkan. Oleh karena itu diberikan tingkat inflasi sebesar 8% dari biaya konstruksi. Biaya modal untuk seluruh proyek Embung Gadding adalah sebagai berikut; a. Biaya konstruksi = Rp. 2.186.641.195,00 b. Biaya engineering = 7% x Rp. 2.186.641.195,00 = Rp. 153.064.883,00 c. Biaya administrasi = 5% x Rp. 2.186.641.195,00 = Rp. 109.332.059,00 d. Biaya tak terduga = 5% x (Rp.2.186.641.195,00+ Rp.109.332.059,00) = Rp. 114.789.662,00 e. Inflasi = 8% x Rp. 2.186.641.195,00 = Rp. 174.931.295,00 f. Total Biaya = Rp. 2.738.759.094 Tabel 5. Perhitungan Biaya Modal ( Capital Cost ) Embung Gadding tahun 2011. D. Biaya Tahunan ( Annual Cost ) Agar dapat memenuhi umur proyek sesuai yang direncanakan pada detail desain, maka diperlukan biaya, biaya ini disebut biaya tahunan. Pada pembangunan Embung Gadding ini biaya tahunan merupakan biaya operasi dan pemeliharaan berdasarkan biaya modal. Untuk Perhitungan selengkapnya akan disajikan dalam Tabel 6 berikut : E.

E. Manfaat Untuk Air Irigasi Manfaat langsung adalah manfaat yang langsung dapat diperoleh dari suatu proyek yang sudah selesai dilaksanakan. Pada proyek pembangunan Embung Gadding ini manfaat langsung yang dapat dirasakan masyarakat adalah sebagai pemenuhan kebutuhan air baku dan irigasi. Untuk perhitungan manfaat atau keuntungan irigasi dapat dilihat dari Tabel 7. F. Analisa Ekonomi a. Benefit Cost Ratio ( B /C ) Dalam perhitungan Benefit Cost Ratio ini masing-masing komponen manfaat dan biaya dijadikan nilai sekarang ( present value ). Hal ini dilakukan untuk mempermudah perhitungan. Tingkat suku bunga yang dipakai dalam kajian ini adalah 8% ( Indonesia,Bank 2013). Dan usia guna embung Gadding adalah 25 tahun. Adapun contoh perhitungan BCR untuk embung Gadding adalah sebagai berikut : Komponen biaya ( cost ) Total biaya Konstruksi ( Tahun 1 s/d 2 ) : Rp. 2.738.759.094 Faktor Konversi ( F/P, 8,2 ) : 1,164 Nilai sekarang biaya konstruksim: Rp. 3.194.488.607 Total O & P ( Tahun ke 1 s/d 25 ) : Rp. 90.775.182 Faktor Konversi ( P/A, 8, 25 ) : 10,6748 Nilai sekarang biaya konstruksi: Rp. 969.006.912 Total biaya sekarang : Rp. 3.194.488.607+ Rp. 969.006.912 = Rp. 4.163.495.519 Komponen Manfaat ( Benefit ) Total manfaat irigasi ( 1 s/d 25 ) = Rp. 903.405.000 Faktor Konversi ( P/A, 8, 25 ) = 10.6748 Nilai sekarang biaya konstruksi = Rp. 9.643.667.694 Sehingga : PVdarimanfaat BCR = ( ) PVdaribiaya Rp.9.643.667.694 BCR = ( ) = 2,31 > 1 4.163.495.519 Karena B/C Embung Gadding ini > 1 maka dapat dikatakan bahwa proyek ini layak secara ekonomi, atau lebih tepatnya proyek ini melebihi nilai impas. b. Net Present Value ( NPV atau B-C ) Perhitungan NPV proyek rencana untuk tingkat suku bunga 8% adalah sebagai berikut : Nilai sekarang total manfaat ( B ) = 9.643.667.694 Nilai sekarang total biaya ( C ) = 4.163.495.519 B-C = Rp. 5.480.172.175 Perhitungan selengkapnya untuk perhitungan NPV pada berbagai suku bunga disajikan pada Tabel 8 berikut : c. Internal Rate of Return (IRR) Perhitungan IRR untuk proyek rehabilitasi embung Gadding ini sebagai berikut : NPV ' IRR = I + ( I I ) NPV ' NPV" Dimana : I = Suku bunga memberikan nilai NPV positif = 20% I = Suku bunga memberikan nilai NPV negative = 22%

NPV = NPV Positif = Rp. 76.754.193 NPV = NPV Negative = Rp. -408.239.299 Sehingga, NPV ' IRR = I + ( I I ) NPV ' NPV" IRR = 76.754.193 20 % + 76.754.193 ( 408.239.299) (22%-20%) = 20% + 0,31% = 20,31 % Dari perhitungan tingkat pengembalian internal diatas dapat disimpulkan bahwa proyek Embung Gadding ini layak secara ekonomi. Hal ini disebabkan karena nilai IRR proyek rehabilitasi embung Gadding ini lebih tinggi dari pada nilai yang dipakai dalam evaluasi kajian ini sebesar 8%. d. Analisa Periode Pengembalian ( Payback Period ) Perhitungan Payback Period : Investasi = Rp. 2.738.759.094 Biaya O & P = Rp. 90.775.182 Benefit / Tahun = Rp. 903.405.000 2.738.759.094 k (PBP) = x 903.405.000 90.775.182 tahun = 3,37 Tahun e. Analisa Sensitivitas Analisis sensitivitas dimaksudkan untuk mengetahui apa yang terjadi dengan hasil proyek apabila terjadi kemungkinan perubahan dalam penentuan nilai-nilai untuk biaya dan manfaat masih merupakan suatu estimasi (perkiraan) sehingga bila terjadi asumsiasumsi yang tidak sama dengan keadaan sebenarnya. Untuk hasil perhitungan Analisa Sensitivitas terhadap IRR dapat dilihat pada Tabel 9. Gambar 1. Grafik Analisa Sensitivitas untuk berbagai kondisi terhadap IRR G. Penetapan Harga Air Pada kajian ini penetapan harga air berdasarkan kondisi paling kritis yaitu pada saat manfaat turun 10% sedangkan biaya naik 10%, sehingga harga air berdasarkan kondisi yang paling minimum yang dapat dikenakan pada konsumen agar proyek rehabilitasi embung Gadding benar-benar layak. Pada kondisi manfaat turun 10% dan biaya naik 10%,maka harga air dihitung sebagai berikut : B/C = 1 = Rp. 4.705.633.653( Interpolasi ) IRR = 0,157 Bunga Bank = 8% Kebutuhan Air Irigasi = 691.442 m3 (Dari PTT,Total Kebutuhan Air Irigasi ) Kebutuhan Air Baku = 278 x 365 = 101.471 m3/tahun Kebutuhan Air Total = 691.442 + 101.471 m3/tahun = 801.913 m3/tahun Manfaat Irigasi = Harga Air x Keb.Air Total x ( P/A 8,28) x ( P/F,8,2)

Harga Air = TotalAlokasiAir KebutuhanAirTotalx( P / A,8,26) x( P / F,8,2) Harga Air = 4.705.633.653 = Rp. 471/ m 3 801.913X10.6748X1.1664 Untuk perhitungan harga air selanjutnya dapat dilihat pada TABEL 10. 4. Manfaat yang diperoleh adalah : KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisa data dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Alokasi biaya proyek Embung Gadding terdiri dari : Biaya Konstruksi: Rp. 2.738.759.094,00 Biaya Oprasional dan Pemeliharaan : Rp.90.775.181,00 Sehingga besarnya biaya total yang dikeluarkan adalah : Rp. 2.738.759.094,00+ Rp.90.775.181,00 =Rp.2.829.534.275,00 2. Harga Air 3. Besarnya nilai B/C, B-C dan IRR adalah : Manfaat yang dapat dihitung ( Tangible Benefit ) Dari manfaat yang dapat dihitung ( Tangible Benefit ) didapatkan keuntungan untuk irigasi sebesar Rp. 903.405.000,00. Manfaat yang tidak dapat dihitung ( Intangible Benefit ) Bagi Petani Adanya rasa aman, sehingga tidak muncul kekhawatiran kekeringan yang akan berdampak pada kegagalan panen akibat kekurangan air. Dan panen yang melimpah sehingga tingkat perekonomian masyarakat meningkat. Bagi Pemerintah Pertambahan pendapatan asli daerah dari sektor pertanian. B. SARAN 1.Ketersediaan air pada musim kemarau sangat terbatas, sehingga perlu dilakukan pendekatan kepada petani agar mau melaksanakan pola tata tanam yang sudah dijadwalkan. 2.Hendaknya pihak-pihak terkait selalu meninjau dan turut serta dalam pemeliharaan Embung Gadding agar embung tersebut dapat beroprasi secara optimal sesuai usia gunanya. 3.Harga air yang sudah diperhitungkan hendaknya dibayarkan tepat waktu agar embung dapat terpelihara dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA Anonim. 1986. Standar Perencanaan Irigasi-Kriteria Perencanaan 01. Jakarta : Direktorat Jenderal Pengairan Pekerjaan Umum. Anonim. 1986. Standar Perencanaan Irigasi-Kriteria Perencanaan 03. Jakarta : Direktorat Jenderal Pengairan Pekerjaan Umum. Adhi Suyanto, Tri M.Sunaryo, Roestam Sjarief. 2001. Ekonomi Teknik Proyek Sumber Daya Air. Jakarta: MHI Ervianto, Wulfram I. 2002. Manajemen Proyek Konstruksi. Yogyakarta: PT. Gramedia. Gray, Clive. 2007. Pengantar Evaluasi Proyek. Jakarta : P.T. Gramedia Husnan, Suad. 2002. Studi Kelayakan Proyek. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Irfan Yani Siregar, MHD. 2006. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemakaian Air Rumah Tangga Di Kelurahan Bunga Tanjung Kecamatan Datuk Bandar PDAM Tirta Kualo Tanjung Balai.. Skripsi tidak dipublikasikan. Sumatera Utara: Universitas Sumatera Utara. J. Kindler and C.S. Russel, 1984. Modeling Water Demands.Academic Press Inc. London, Joyowiyono, Ir.FX.Marsudi. SE. 1993. Ekonomi Teknik Jilid I. Jakarta: Yayasan badan penerbit Pekerjaan Umum. Kadariah, Lien Karlina dan Clive Gray. 1976. Pengantar Evaluasi Proyek. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Kodoatie, RobertJ. 2002. Analisa Ekonomi Teknik. Yogyakarta: Andi. Kuiper, Edward. 1973. Water Resources Project Economic. Canada. L., Lily Montarcih.2009.Hidrologi Teknik Sumber Daya Air. Malang: Citra Malang. Mulyantari, F. dan W. Adidarma. (2003). Penentuan Parameter Hubungan Hujan Limpasan Model NRECA Dengan Optimasi. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pengairan. Vol. 17 No. 51 Juni 2003. ISSN 0215-1111-pp.32-44. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air. Bandung. Nuryansyah R. 2006. Menentukan Harga Jual Air Bersih Pada Proyek Embung Ko Tase Di Desa Pandeglan Kecamatan Pademawu Kabupaten Pamekasan. Skripsi tidak dipublikasikan. Malang: Universitas Brawijaya. Pudjosumarto, Mulyadi. 1984. Evaluasi Proyek. Malang: Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya. Pujawan, I Nyoman, 1995. Ekonomi Teknik. Yogyakarta: Liberty. Rizal, Jose. 1999. Analisa Harga Jual Air Baku Di Daerah Surabaya. Skripsi tidak dipublikasikan. Malang: Universitas Brawijaya. Suhardjono. (1994).Kebutuhan Air Tanaman. ITN Malang Press. Malang Soemarto. 1987. Perencanaan Kebutuhan Air Pada Area Irigasi Bendung Walahar. http://alena02.wordpress.com/2012/ 10/24/perencanaan-kebutuhan-airpada-areal-irigasi-bendung-walahar/. (diakses 10 September 2013). Sosrodarsono, S. dan Takeda, K. 1987. Hidrologi Untuk Pengairan. Jakarta : PT. Pradnya Paramita. Yulistiyanto, Bambang dan Kironoto, BA. 2008. Analisa Pendayagunaan Sumberdaya Air Pada WS Paguyaman dengan RIBASIM. Media Teknik No 2 Tahun XXX Edisi Mei 2008 ISSN 0216-3012