THE TONIC EFFECT OF DECOCTA OF TEMU GIRING (Curcuma heyneana Val &Zijp) RHIZOME IN MALE MICES SWISS WEBSTER Jatmiko Susilo, Agitya Resti Erwiyani, Wahyu imani ABSTRACT The rhizome of temu giring contains flavonoid that thought to have a tonic effect. This study aims to find the tonic effect of temu giring (Curcuma heyneana Val &Zijp) rhizome in male mices of Swiss Webster. This was purely experimental study with pre- and post-tests control design. The samples were 30 mices that divided into 5 groups. Each group were be swam and then recorded for the tired period 1, it rested for 30 minutes and then treated by aquadest (negative control), the second group was treated by ginseng (positive control), and the third, fourth, and fifth groups were treated by decocta of temu giring rhizome with the levels of 5% w/v, 10% w/v, and 15% w/v, respectively. Then, they were rested again for 30 minutes and the mices be swam gain, and then noted for the tired period 2. The data analyzed were the time difference between the tired period 1 and tired period 2 by using SPSS 19.0 for Windows with the confidence level of 95%.The data analysis used one way ANOVA method and followed by LSD test. The results of this study indicate that the decoctaof temu giring (Curcuma heyneana Val &Zijp) rhizome has a tonic effect. The average increments of the tired period of decocta of temu giring rhizome with the levels of 5% w/v, 10% w/v and 15% w/v are 1.48 ± 0.985 minutes, 2.26 ± 0.4868 minutes, and 2.91 ± 0.4835 minutes, respectively. Whereas, the increments for the negative control is 0.67 ± 0.4257 minutes, and for the positive control is 3.36 ± 0.9094 minutes. Keywords : Tonic, Temu Giring (Curcuma heyneana Val & Zijp) rhizome, Flavonoid,. 1
UJI EFEK TONIKUM DEKOKTA RIMPANG TEMU GIRING (Curcuma heyneana Val & Zijp) PADA MENCIT JANTAN SWISS WEBSTER Jatmiko Susilo, Agitya Resti Erwiyani, Wahyu imani INTISARI Rimpang Temu Giring mengandung senyawa flavonoid diduga mempunyai efek tonikum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek tonikum rimpang temu giring (Curcuma heyneana Val & Zijp) pada mencit jantan galur swiss webster. Penelitian merupakan eksperimental murni dengan rancangan pre dan post test control design. Sampel 30 ekor mencit dibagi menjadi 5 kelompok. Masing-masing kelompok hewan uji direnangkan kemudian dicatat waktu lelah 1, diistirahatkan 30 menit lalu diberi perlakuan kelompok I aquadest (kontrol negatif), kelompok II ginseng (kontrol positif), kelompok III, IV & V diberi dekokta rimpang temu giring kadar 5% b/v, 10% b/v, dan 15% b/v, diistirahatkan kembali 30 menit, selanjutnya mencit direnangkan kembali dan dicatat waktu lelah 2. Data yang dianalisa adalah selisih antara waktu lelah 2 dengan waktu lelah 1 dianalisis menggunakan SPSS 19,0 For Windows dengan taraf kepercayaan 95%. Analisa dengan metode ANAVA satu jalan dilnjutkan dengan uji LSD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dekokta rimpang temu giring (Curcuma heyneana Val & Zijp) mempunyai efek tonikum. Rata-rata penambahan waktu lelah dekokta rimpang temu giring kadar 5% b/v, 10% b/v dan 15% b/v berturut-turut sebesar 1,48 ± 0,985 menit, 2,26 ± 0,4868 menit dan 2,91±0,4835 menit, sedangkan untuk kontrol negatif 0,67± 0,4257 menit, dan untuk kontrol positif 3,36 ± 0,9094 menit. Kata kunci: Tonikum, Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val & Zijp), Flavonoid. 2
PENDAHULUAN Kelelahan atau keletihan adalah keadaan berkurangnya suatu unit fungsional dalam melaksanakan tugasnya dan akan semakin berkurang jika keletihan bertambah (Hardinge, 2003) atau dengan pengertian lain kelelahan merupakan keadaan meningkatnya ketidaknyamanan dan menurunnya efisiensi akibat pekerjaan yang berkepanjangan atau berlebihan. Menurut Ramli dan Pamoentjak (2002) tonikum adalah obat yang menguatkan badan dan merangsang selera makan. Efek tonik yaitu efek yang memacu dan memperkuat semua sistem organ serta menstimulasi perbaikan sel-sel tonus otot. Efek tonik ini dapat terjadi karena efek stimulan yang dilakukan terhadap sistem saraf pusat (Depkes RI, 2000). Penelitian telah dilakukan untuk mengetahui efek tonik atau tonikum menggunakan tanaman obat dan dijadikan acuan dalam penelitian ini. Penelitian yang dilakukan oleh Juhar Arty Asriani pada tahun 2011 dengan judul Efek Tonikum Infusa Daun Binahong (Andera cordifolia (Ten.) Steenis) Pada Mencit Putih (Mus musculus) Jantan Galur Swiss Webster menyebutkan bahwa daun binahong memiliki kandungan kimia flavonoid yang berefek tonikum. Salah satu tanaman yang diduga mempunyai efek tonikum adalah temu giring (Curcma heyneana Val & Zijp) karena rimpang temu giring mempunyai kandungan flavonoid yang diduga berkhasiat sebagai tonikum. Belum adanya laporan ilmiah mengenai efek tonikum pada rimpang temu giring (Curcma heyneana Val & Zijp) sehingga perlu dilakukan penelitian efek tonikum rimpang temu giring (Curcma heyneana Val & Zijp) pada mencit jantan. BAHAN DAN CARA Alat dan Bahan: 1. Bahan Rimpang temu giring (Curcma heyneana Val & Zijp), kontrol positifnya ginseng, kontrol negatifnya aquadest, mencit jantan galur swiss webster berumur 2-3 bulan, methanol, H 2 SO 4 4%. 2. Alat Kandang mencit lengkap dengan tempat pakan dan minumnya, timbangan mencit, termometer, panci, tabung reaksi, blender, batang pengaduk, kain flanel, ayakan no 30 mesh, timbangan elektrik, spuit injeksi, jarum peroral, stop watch, aquarium 3
dengan ukuran panjang 50 cm, lebar 30 cm, dan tinggi 25cm, penggaris, labu takar, tabung reaksi. Cara penelitian 1. Determinasi Tanaman Determinasi tanaman dilakukan di Laboratorium Ekologi dan Biosistematik Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Diponegoro Semarang untuk memastikan kebenaran tanaman. 2. Penyiapan Bahan Baku Rimpang temu giring dicuci dengan menggunakan air mengalir sampai bersih lalu ditiriskan, dirajang selanjutnya dilakukan pengeringan. Setelah kering rimpang dibuat serbuk dengan cara diblender sampai halus dan diayak dengan no 30 mesh. 3. Pembuatan Dekokta Rimpang Temu Giring Pembuatan rimpang temu giring dengan cara memasukkan serbuk rimpang temu giring sebanyak 15 gram kedalam panci dekokta. Ditambahkan 100 ml air, kemudian panaskan selama 30 menit terhitung mulai suhu didalam panci mencapai 90 0 C dengan sesekali diaduk. 30 menit kemudian rimpang temu giring disaring selagi panas melalui kain flanel dan apabila volume air belum mencapai 100 ml bilas ampas menggunakan air panas hingga mencapai 100 ml. 4. Identifikasi senyawa flavonoid Identifikasi flavonoid dilakukan dengan cara dekokta rimpang temu giring ditambahkan 1 tetes NaOH 4% adanya senyawa flavonoid ditunjukkan dengan timbulnya warna kuning. Identifikasi yang kedua dengan cara sebanyak 1 ml sampel ditambah metanol sampai terendam lalu dipanaskan kemudian filtrat ditambah H 2 SO 4 pekat terbentuk warna merah menunjukkan adanya flavonoid. 5. Uji Efek Tonikum Uji efek tonikum dilakukan dengan pengelompokan hewan uji menjadi 5 kelompok secra random, masing masing kelompok terdiri dari 6 ekor mencit. Kelompok I (-) : Diberi aquadest sebanyak 0,5 ml/20 g BB sebagai kontrol negatif Kelompok II (+) : Diberi ginseng dosis 1,56 mg/20 g BB sebagai kontrol positif Kelompok III (P1) : Diberi dekokta rimpang temu giring kadar 5% b/v Kelompok IV (P2) : Diberi dekokta rimpang temu giring kadar 10% b/v Kelompok V (P3) : Diberi dekokta rimpang temu giring kadar 15% b/v 4
Sebelum diberi sediaan hewan uji direnangkan terlebih dahulu dalam aquarium sampai timbul lelah dengan tanda hewan uji membiarakan kepalanya berada dibawah permukaan air, tidak menunjukkan gerak dari keempat kakinya, dan ekor menegang. Waktu timbul kelelahan dicatat, data yang diperoleh dianggap sebagai waktu lelah 1. Hewan uji diistirahatkan selama 30 menit dan diberi perlakuan. Hewan uji yang telah diberi perlakuan kemudian diistirahatkan kembali selama 30 menit setelah hewan uji diistirahatkan dan direnangkan kembali hingga timbul tanda-tanda lelah dan dicatat waktu lelahnya, data yang diperoleh dari selisih waktu lelah 2. Data efek tonikum adalah data penambahan waktu lelah yang diperoleh dari selisih waktu lelah 2 dan waktu lelah 1 pada hewan uji setelah dan sebelum diberi perlakuan. 6. Analisis Data Data danalisis dengan uji ANOVA satu jalan dilnjutkan uji LSD. HASIL Hasil determinasi tanaman dalam penelitian ini (Curcuma heyneana Val & Zijp) adalah sebagai berikut: 1b - 2b - 3b - 4b - 12b - 13b -14b - 17b -1 8b- 19b - 20b - 21b - 22b -23b - 24b -25b - 26b - 27a - 28b 29b - 30b - 310a 32a 33b 34b -333a 334b 335a 336a 337b 338a 339b 340a... Fam. 207. Zingiberaceae -1a - 2b - 6a Genus Curcuma Spesies: (Curcuma heyneana Val & Zip). Identifikasi flavonoid didapatkan hasil warna kuning pada penambahan NaOH 4% dan warna merah pada penambahan H 2 SO 4. OH O O NaOH O O Flavonol O Warna Kuning Flavonoid Kalkon (warna merah) 5
pada tabel I. Data hasil perhitungan rata-rata penambahan waktu lelah mencit dapat dilihat Tabel I. Data Hasil Rata-rata Penambahan Waktu Lelah Mencit Kelompok perlakuan Kontrol negatif Kontrol positif Dekokta 5% b/v Dekokta 10% b/v Dekokta 15% b/v Waktu lelah 1 (menit) Waktu lelah 2 (menit) Penambahan Waktu lelah (menit) 9,29±2,1961 9,96±2,0199 0,67±0,425 9,92±2,6622 13,27±2,733 3,36±0,909 10,03±2,309 11,51±2,1249 1,48±0,487 12,24±3,7204 14,49±3,5755 2,26±0,487 11,78±3,9445 14,68±3,5608 2,91±0,484 Data hasil uji LSD dekokta rimpang temu giring dapat dilihat pada tabel II. Tabel II. Hasil Uji Post Hoc Dekokta Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val & Zijp) Kelompok Sig Keterangan Perlakuan K (-) vs K (+) 0,000 Berbeda bermakna K (-) vs P1 0,055 Berbeda tidak bermakna K (-) vs P2 0,001 Berbeda bermakna K (-) vs P3 0,000 Berbeda bermakna K (+) vs P1 0,000 Berbeda bermakna K (+) vs P2 0,011 Berbeda bermakna K (+) vs P3 0,274 Berbeda tidak bermakna P1 vs P2 0,067 Berbeda tidak bermakna P1 vs P3 0,002 Berbeda bermakna P2 vs P3 0,119 Berbeda tidak bermakna PEMBAHASAN Berdasarkan hasil determinasi diperoleh kepastian bahwa tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah rimpang temu giring (Curcuma heyneana Val & Zijp). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek tonikum rimpang temu giring (Curcuma heyneana Val & Zijp) pada mencit jantan galur swiss webster. Data penambahan waktu lelah, dianalisa menggunakan SPSS 19,0 for windows menunjukkan bahwa data terdistribusi normal dan homogen maka dilanjutkan dengan analisis statistik parametrik yaitu ANOVA satu jalan diperoleh hasil 0,000 (P<0,05) sehingga terdapat perbedaan yang bermakna diantara 5 kelompok, kemudian dilanjut dengan uji LSD. 6
Hasil uji Post Hoc (LSD) menunjukkan bahwa kontrol (-) aquadest dengan kontrol (+) ginseng, klompok P2 (kadar 10%), dan P3 (kadar 15%) menunjukkan nilai signifikansi (P<0,05) yang berarti ada perbedaan yang bermakna dalam penambahan waktu lelah, sedangkan kontrol (-) dengan P1 (kadar 5%) menunjukkan sigifikansi (P>0,05) yang berarti berbeda tidak bermakna atau mempunyai efek yang hampir sama dalam penambahan waktu lelah karena pada P1 (kadar 5%) mempunyai kandungan zat aktif yang sedikit sehingga hampir sama dengan k (-). Uji Post Hoc (LSD) P3 dengan kontrol (+) menunjukkan hasil yang berbeda tidak bermakna. Hal ini membuktikan bahwa adanya penambahan waktu lelah yang hampir sama dengan kontrol (+) dalam penambahan waktu lelah. Hasil analisa (kadar 15% ) mempunyai efek penambahan waktu lelah yang paling tinggi karena zat aktif dalam kadar ini lebih banyak bila dibandingkan dengan P1(kadar 5%) dan P2 (kadar 10%). Berdasarkan hasil yang diperoleh membenarkan penelitian Juhar Arty Asriani bahwa tanaman yang mengandung flavonoid dapat menghambat ATP untuk berikatan pada kanal Ca 2+ ATPase sehingga menghambat penyerapan Ca 2+ untuk masuk ke dalam reticulum sarkoplasma. Adanya hambatan ini menyebabakan kadar Ca 2+ di sitosol tinggi akibatnya Ca 2+ tertimbun dalam sitosol. Ca 2+ yang tertimbun dalam sitosol kemudian berikatan dengan troponin, ikatan dengan troponin ini yang akan menyebabkan kontraksi otot (Shoshan & Maclennan, 1981; Middleton et al, 2000). KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dekokta rimpang temu giring (curcuma heyneana Val & Zijp) mempunyai efek tonikum pada mencit jantan galur swiss webster. Saran 1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap isolasi senyawa aktif pada rimpang temu giring yang memiliki efek tonikum. 2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut pda rimpang temu giring dalam bentuk sediaan sirup agar mudah digunakan oleh masyarakat. UCAPAN TERIMA KASIH Kepada semua Tim peneliti yang telah membantu dalam penelitian. 7
DAFTAR PUSTAKA 1. Hardinge, M.G., dan Shryock, H., 2003, Kiat Keluarga Sehat: Mencapai Hidup Prima dan Bugar jilid 1, Pola Hidup, Indonesia Publishing House, Bandung. 2. Ramli, M. A., dan Pamoentjak, K., 2002, Kamus Kedokteran, Djambatan, Jakarta. 3. Depkes RI, 2000, Informatorium Obat Nasional Indonesia, Depertemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. 4. Asriani, J.S., 2011, Uji Efek Tonikum Infusa Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) Pada Mencit Putih Jantan Galur Swiss Webster, Skripsi, Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta. 5. Middleton, E., Kandaswami, C., dan Theoharides, T,C., 2000, The Effects of Plant Favonoids on Mamalian Cells: Implications for Inflamation, Heart Disease, and Cancer, Journal of Biological Chemistry, 52 (4), 673-751 The American Society for Pharmacology and Exsperimental Therapeutics, Amerika 6. Shoshan, V., Maclennan, D.H., 1981, Qurcetin Intraction With The (Ca 2+ + Mg 2 ) ATPase of Sarcoplasmic Reticulum, Jurnal of Biological Chemistry, 256 (2), 887-892, American Society for Biochemistry and Molecular Biologi, Amerika 8