ANTIPYRETIC EFFECT TEST OF Syzygium polyanthum [Wight.] Walp. LEAVES INFUSION ON MALE WHITE RATES OF WISTAR STRAIN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANTIPYRETIC EFFECT TEST OF Syzygium polyanthum [Wight.] Walp. LEAVES INFUSION ON MALE WHITE RATES OF WISTAR STRAIN"

Transkripsi

1 ANTIPYRETIC EFFECT TEST OF Syzygium polyanthum [Wight.] Walp. LEAVES INFUSION ON MALE WHITE RATES OF WISTAR STRAIN S.Joko Purnomo, Sikni Retno K, Anita Dwi J ABSTRACT Utilization of plants as traditional medition more widely used. One of these is Syzygium polyanthum [Wight.] Walp. Leaves. The purpose of this research to know antipyretic effect infusion, of Syzygium polyanthum [Wight.] Walp. Leaves infusion and to know which consentration has an antipyretic effect equal to paracetamol, and relationship dosis of Syzygium polyanthum [Wight.] Walp leaves in infusion. This research consists of 6 group an each group was given 5 male white rats of wistar strains. Group I were treated aquadest of 3 ml/200 g BW, group II is given paracetamol of 12,60 mg/200 g BW, group III, IV, V and VI is given infusion treatment of Syzygium polyanthum [Wight.] Walp leaves of 2% b/v, 4% b/v, 6% b/v, 8% b/v contains. The measurements of body temperature of rats uses mercury thermometer 30 minutes for 180 minutes. It analyzed by One Way ANOVA to know the antipyretic effect. The date of relations between dose response analyzed by regression test. The research result showed that Syzygium polyanthum [Wight.] Walp leaves infusion has antipyretic effect significant 0,00 < 0,05. Syzygium polyanthum [Wight.] Walp leaves infusion 4% b/v, 6% b/v and 8% b/v didn t different significantly with paracetamol. Regression analysis result is obtained the value of 0,012 < 0,05 show that there is relationship between doses to test animals response. Keywords : antipyretic, flavonoid, Syzygium polyanthum [Wight.] Walp., paracetamol

2 UJI EFEK ANTIPIRETIK INFUSA DAUN SALAM (Syzygium polyanthum [Wight.] Walp.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR S. Joko Purnomo, Sikni Retno K, Anita Dwi J INTISARI Pemanfaatan tanaman sebagai bahan obat tradisional semakin banyak digunakan. Salah satu tanaman tersebut adalah daun salam (Syzygium polyanthum [Wight.] Walp.). tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui efek antipiretik infusa daun salam, kadar infusa daun salam yang mempunyai efek antipiretik sebanding dengan parasetamol, dan hubungan dosis dengan respon dari infusa daun salam. Penelitian ini terdiri dari 6 kelompok dan setiap kelompok diberi 5 ekor tikus jantan galur wistar. Kelompok I diberi aquades 3 ml/200 g BB, kelompok II diberi larutan parasetamol 12,60 mg/200 g BB, kelompok III, IV, V dan VI diberi perlakuan infusa daun salam dengan kadar 2% b/v, 4% b/v, 6% b/v, dan 8% b/v. Pengukuran suhu tikus menggunakan termometer raksa tiap 30 menit hingga 180 menit. Untuk mengetahui efek antipiretik dianalisis dengan ANAVA satu jalan. Data hubungan dosis respon dianalisis dengan analisa regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa infusa daun salam mempunyai efek antipiretik dengan hasil uji ANAVA satu jalan diperoleh nilai signifikansi 0,00 < 0,05. Infusa daun salam 4%, 6%, 8% b/v tidak berbeda signifikan dengan parasetamol. Hasil analisa regresi diperoleh nilai signifikansi 0,012 < 0,05 menunjukkan ada hubungan antara dosis dengan respon hewan uji. Kata kunci : antipiretik, flavonoid, daun salam (Syzygium polyanthum [Wight.] Walp.), parasetamol. PENDAHULUAN Demam merupakan penyakit yang paling sering diderita pada semua tingkat umur manusia, terutama pada anak-anak. Demam adalah meningkatnya suhu tubuh diatas rata-rata suhu tubuh normal yang bisa saja menjadi indikasi adanya penyakit lain. Penyebabnya adalah masuknya bakteri atau kuman penyakit ke dalam tubuh. Gejalanya yaitu tubuh menjadi panas sekali terkadang disertai menggigil, sakit kepala dan pegal-pegal pada seluruh tubuh (Wijayakusuma, 2006). Berbagai jenis obat penurun demam banyak beredar di pasaran, salah satu contoh obat yang aman untuk menurunkan demam adalah parasetamol. Selain obat dari bahan kimia, masyarakat biasanya menggunakan obat tradisional untuk mengobatinya. Salah satu tanaman yang tumbuh subur di Indonesia dan berkhasiat sebagai obat adalah daun salam (Syzygium polyanthum [Wight.] Walp.). Ternyata penggunaan daun salam telah banyak diteliti. Berdasarkan banyak penelitian berkhasiat luas sebagai obat diare, antikolesterol, antioksidan, antiinflamasi, analgesik, antibakteri. Daun salam mengandung minyak atsiri, sitral, eugenol, tanin, flavonoid, dan metilkavikol (Kurniawati, 2010). Dengan kandungan flavonoid tersebut, maka daun salam juga diduga dapat dimanfaatkan sebagai obat demam, karena flavonoid

3 diketahui mampu menghambat kerja prostaglandin. METODE PENELITIAN A. Alat dan Bahan 1. Alat Timbangan, panci infusa, gelas beker, gelas ukur, erlenmeyer, corong kaca, penangas air, batang pengaduk, kertas saring, jarum suntik, spuit oral, termometer air raksa, kandang tikus. 2. Bahan Tikus putih jantan galur wistar sebanyak 30 ekor, daun salam, aquades, parasetamol, vaksin DPT-HB. B. Prosedur penelitian 1. Determinasi Tanaman Determinasi daun salam (Syzygium polyanthum [Wight.] Walp.) dilaksanakan di laboratorium Ekologi dan Biosistematika Fakultas MIPA Jurusan Biologi Universitas Diponegoro Semarang. 2. Pembuatan Serbuk Daun Salam Daun salam yang masih segar dicuci dengan air mengalir sampai bersih lalu tiriskan, kemudian dirajang. Setelah itu diangin-anginkan sampai kering. Selanjutnya daun salam yang sudah kering dihaluskan dengan blender sehingga diperoleh serbuk daun salam. 3. Pembuatan Infusa Daun Salam Dibuat infusa daun salam dengan kadar 2% b/v, 4% b/v, 6% b/v, dan 8 % b/v. Untuk infusa daun salam dengan konsentrasi 2% b/v dibuat dengan cara mencampurkan 2 g serbuk daun salam dengan 100 ml air dan dipanaskan selama 15 menit, terhitung mulai suhu dalam panci mencapai 90 o C, dengan sesekali diaduk setelah itu sediaan disaring dengan menggunakan lain flanel selagi panas. Apabila volume air belum mencapai 100 ml, bilas ampasnya menggunakan air panas hingga diperoleh volume 100 ml. Selanjutnya dilakukan pengulangan seperti cara tersebut untuk kadar 4% b/v, 6 %b/v, dan 8 % b/v. 4. Pengujian Efek Antipiretik a) Penentuan dosis parasetamol Dosis parasetamol ditentukan berdasarkan dosis manusia yang dikonversikan ke tikus dengan mengikuti metode Laurence dan Bacharach (Sjabana, 2006). Diketahui bahwa dosis parasetamol adalah 500 mg untuk berat badan 50 kg, faktor konversi adalah 0,018. Setelah diperhitungkan didapat dosis untuk tikus 12,6 mg/200 g. b) Pembuatan larutan parasetamol Berdasarkan dosis parasetamol untuk tikus yang sudah diperhitungkan, kemudian dibuat stok parasetamol 4,2 mg/ml. Pertama serbuk parasetamol ditimbang sebanyak 210 mg dan ditambah dengan aquades sampai volume 50 ml kemudian dikocok sampai larut. c) Penentuan dosis infusa daun salam Setelah diperhitungkan berdasar konsentrasi masingmasing didapat dosis infusa. Untuk kadar 2% b/v setara dengan dosis 0,3 g/kg BB, kadar 4% b/v setara dengan dosis 0,6 g/kg BB, kadar 6% b/v setara dengan dosis 0,9 g/kg BB, dan kadar 8% b/v setara dengan 1,2 g/kg BB. 24

4 d) Bahan pirogen Bahan pirogen yang digunakan dalam penelitian ini adalah vaksin DPT-HB yang digunakan untuk memicu demam. e) Perlakuan hewan uji Sebelum dilakukan penelitian hewan uji diadaptasikan terlebih dahulu selama 24 jam di laboratorium. Suhu tikus diukur menggunakan termometer air raksa sebagai suhu normal. Kemudian masing-masing hewan uji diberi vaksin DPT-HB dan setelah 90 menit diukur lagi suhunya, dianggap sebagai menit ke 0. Hewan uji diberi perlakuan sesuai dengan kelompoknya dan dilakukan pengukuran suhu tiap interval 30 menit sampai menit ke 180. C. Analisa Data Untuk mengetahui efek antipiretik dari bahan uji, data dibuat kurva hubungan antara suhu dan waktu dihitung AUC (Area Under Curve) pengamatan dari tiap kelompok dengan menggunakan metode trapezoid. Data pengamatan yang diperoleh dianalisis dengan analisis parametrik dan non parametrik yang didasarkan pada hasil normalitas dan homogenitas dengan program SPSS. Untuk uji normalitas apabila sampel yang digunakan lebih dari 50 maka digunakan Kolmogorov-Smirnov dan jika sampel kurang dari 50 maka digunakan Shapiro-Wilk. Jika data homogen dan terdistribusi normal (p>0,05) maka analisis data dilakukan analisis data dilakukan dengan statistik parametrik ANAVA satu jalan dengan taraf kepercayaan 95% dengan program SPSS. Apabila tidak homogen dan tidak terdistribusi normal (p<0,05), data dianalisis dengan statistik nonparametrik menggunakan uji Kruskal Wallis. Untuk mengetahui hubungan antara dosis infusa daun salam dengan respon hewan uji, data dianalisis menggunakan analisa regresi (Anareg) dengan program SPSS. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini hewan uji yang digunakan adalah tikus putih jantan galur wistar berumur 2-3 bulan dengan berat badan gram. Sebelum digunakan hewan uji diadaptasikan dan dipuasakan terlebih dahulu selama 24 jam. Bahan yang digunakan untuk menimbulkan demam adalah vaksin DPT-HB (Difteri, Pertusis, Tetanus dan Hepatitis B). Hewan uji dikelompokkan menjadi 6 kelompok, dan masingmasing kelompok terdiri dari 5 ekor hewan uji. Kelompok I diberi vaksin DPT-HB 0,4 ml dan aquades 3 ml/200 g BB sebagai kontrol negatif. Kelompok II diberi vaksin DPT-HB 0,4 ml dan parasetamol 63 mg/kg BB sebagai kontrol positif. Kelompok III, IV, V dan VI masing-masing diberi perlakuan DPT-HB 0,4 ml dan infusa daun salam dengan konsentrasi 2% b/v, 4% b/v, 6% b/v dan 8% b/v. Berdasarkan hasil orientasi didapatkan rata-rata suhu tertinggi yaitu 37,77 o C pada menit ke 90, sehingga menit ke 90 digunakan sebagai menit ke-0. Suhu normal dan suhu ke 90 menit dirata-rata, sehingga dapat diketahui adanya kenaikan suhu tikus setelah pemberian vaksin DPT- HB 0,4 ml secara subkutan adalah 1,66-1,88 o C. Kemudian melakukan 25

5 perlakuan yang berbeda pada setiap kelompok. Tabel.I W ak tu (m en it ke ) Su hu no rm al Rata-rata suhu tikus setelah pemberian vaksin DPT-HB 0,4 ml SD tiap kelompok perlakuan selama 180 menit Rata-rata suhu tikus setelah pemberian vaksin DPT-HB 0,4 ml SD tiap kelompok perlakuan selama 180 menit ( o C) I II III IV V VI 35,9 35,7 35,7 35,8 35,8 35, , , , , ,2 37,7 37, , , , , ,0 36, ,7 35, , ,1 36, , , , , , , ,2 9 0, 17 36, , ,1 35,8 Keterangan: Kelompok I : Vaksin DPT- HB + aquades 3 ml/200 g BB Kelompok II : Vaksin DPT- HB + parasetamol 63 mg/kg BB Kelompok III : Vaksin DPT- HB + infusa daun salam konsentrasi 2% b/v Kelompok IV : Vaksin DPT- HB + infusa daun salam konsentrasi 4% b/v Kelompok V : Vaksin DPT-HB + infusa daun salam konsentrasi 6% b/v Kelompok VI : Vaksin DPT-HB + infusa daun salam konsentrasi 8% b/v Dari tabel di atas kelompok kontrol negatif (kelompok I) hanya diberi aquades sebanyak 3 ml, terjadi penurunan suhu sampai menit ke 90. Hal ini terjadi karena tikus melepaskan panas melalui urin yang dikeluarkan. Meskipun mengalami penurunan tetapi suhu tikus masih dalam keadaan demam karena suhu tetap berada pada kisaran di atas 37 o C, dan tettap konstan sampai menit ke 120. Pada menit ke 150 suhu tubuh tikus mengalami kenaikan sampai menit ke 180. Kenaikan suhu ini dapat diartikan karena efek samping dari pemberian vaksin DPT- HB yang tidak diberi pengobatan. Pemberian aquades dapat menurunkan suhu tetapi karena tidak didukung dengan pemberian pengobatan maka terjadi kenaikan suhu kembali, selain itu faktor keadaan hewan uji juga dapat mempengaruhi. Pada kelompok II diberikan parasetamol 12,60 mg/200 g BB tikus secara oral. Terlihat adanya penurunan suhu pada menit 30 kemudian naik lagi pada menit ke 60 sampai ke menit 90. Pada menit 120 sampai menit ke 180 suhu tubuh mengalami penurunan sampai mendekati suhu normalnya yaitu 35,92 o C. Ini membuktikan bahwa parasetamol dapat menurunkan suhu tubuh sewaktu demam, seperti fungsi utamanya yaitu mengahambat sintesa prostaglandin di hipotalamus. Pada kelompok III diberikan perlakuan dengan infusa daun salam dengan konsentrasi 2% sebanyak 3 ml secara oral. Dapat dilihat adanya penurunan suhu yang konstan sampai akhir pengukuran pada menit ke 180, 26

6 tetapi hasil pengukurannya masih jauh dari normal yaitu 36,44 oc, sedangakan suhu normalnya 35,78 o C. Dapat diartikan bahwa infusa daun salam 2% dapat menurunkan suhu tetapi tidak sampai suhu normal. Pada kelompok IV diberi perlakuan infusa daun salam dengan konsentrasi 4% sebanyak 3 ml secara oral. Dapat dilihat adanya penurunann suhu yang konstan dari menit ke 30 sampai menit ke 150 tetapi pada akhir pengukuran suhu terjadi sedikit kenaikan suhu. Dapat diartikan bahwa infusa daun salam 4% dapat menurunkan suhu, tetapi tidak mendekati suhu normal. Pada kelompok V diberi perlakuan dengan infusa daun salam dengan konsentrasi 6% sebanyak 3 ml secara oral. Dapat dilihat adanya penurunan suhu yang konstan setiap menit pengukurannya. Dapat diartikan bahwa infusa daun salam 6% dapat menurunkan suhu tubuh dan sudah mendekati suhu normalnya. Pada kelompok VI diberi perlakuan dengan infusa daun salam dengan konsentrasi 8% sebanyak 3 ml secara oral. Dapat dilihat penurunan suhu sampai menit ke 180 dan sudah mendekati suhu normalnya. Selanjutnya dilakukan perhitungan AUC (Area Under Curve) dengan menggunakan metode trapezoid yaitu dengan cara menghitung jumlah dua garis sejajar dikali dengan setengah tinggi. Data hasil AUC dihitung dari suhu tubuh tikus dengan waktu pengamatan dari masing-masing kelompok perlakuan. Tabel II. Luas Area di bawah kurva (AUC) suhu tubuh tikus terhadap waktu selama 180 menit tiap kelompok perlakuan He wan Uji ,00 Rat 673 a- 5,00 rata SD 21,2 1 Nilai AUC (menit 0C ) suhu tubuh tikus terhadap waktu selama 180 menit tiap kelompok perlakuan I II III IV V VI ,00 4, , , ,00 1,50 0,50 6,00 3,50 0, ,00 1,00 1,50 3,00 3,50 3, ,00 2,50 1,00 2,00 0,00 1, , ,80 44, ,90 19, ,80 24,2 4 6, ,40 32,6 5 5, ,20 36,7 8 Untuk mengetahui apakah tiap kelompok perlakuan ada perbedaan yang bermakna atau tidak, maka dari data AUC suhu badan suhu tubuh selama 180 menit tersebut diuji signifikasinya dengan taraf kepercayaan 95%. Langkah pertama melakukan uji normalitas dengan Shapiro-Wilk (test of normality), diperoleh nilai probabilitas > 0,05. Dapat diartikan bahwa suhu tubuh uji selam 180 menit terdistribusi normal. Langkah selanjutnya melakukan uji Test of Homogenity of Variances dan didapatkan hasil signifikansi 0,388 > 0,05. Dapat diartikan bahwa sempel tersebut homogen. Karena data terdistribusi normal dan homogen maka dilanjutkan dengan uji ANAVA satu jalan diperoleh hasil signifikansi 0,000 < 0,05 yang dapat diartikan adnya perbedaan yang bermakna tiap kelompok perlakuan. Langkah yang terkhir melakuakan uji LSD. 27

7 N o Uji LSD Keterangan 1 I vs II Berbeda signifikan 2 I vs III Berbeda signifikan 3 I vs IV Berbeda signifikan 4 I vs V Berbeda signifikan 5 I vs VI Berbeda signifikan 6 II vs III Berbeda signifikan 7 II vs IV Tidak Berbeda signifikan 8 II vs V Tidak Berbeda signifikan 9 II vs VI Tidak Berbeda signifikan 10 III vs IV Tidak Berbeda signifikan III vs V Berbeda signifikan 12 III vs VI Berbeda signifikan 13 IV vs V Tidak Berbeda signifikan 14 IV vs VI Tidak Berbeda signifikan 15 V vs VI Tidak Berbeda signifikan Setelah menganalisa uji LSD, berikutnya adalah mengetahui hubungan antara dosis infusa daun salam dengan respon hewan uji menggunakan analisis regresi. Dari analisis didapat signifikansi 0,012 < 0,05. Hal ini menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara besarnya konsentrasi infusa daun salam terhadap penurunan suhu. KESIMPULAN 1. Infusa daun salam mempunyai efek antipiretik pada tikus jantan galur wistar. 2. Infusa daun salam 4% b/v, 6% b/v dan 8% b/v mempunyai efek antipiretik yang tidak berbeda signifikan dengan parasetamol. 3. Dari hasil analisa regresi didapatkan nilai signifikasi < 0,05 yang menunjukkan ada hubungan antara dosis infusa daun salam dengan respon hewan uji. SARAN 2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai uji efek anti piretik daun salam dalam bentuk sedian lain. 3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai khasiat tanaman salam selain sebagai antipiretik. DAFTAR PUSTAKA 1. Anief, M., 2000, Ilmu Meracik Obat, , Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. 2. Depkes, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, 9, 649, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. 3. Depkes, 2003, Farmakognosi Jilid II, 15, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. 4. Dirjen PP dan PL., 2005, Buku Pedoman Teknis Imunisasi Tingkat Puskesmas, 5, 17, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. 5. Gunawan, D., dan Mulyani, S., 2004, Ilmu Obat Alam Jilid I, - 14, Penebar Swadaya, Jakarta. 6. Kurniawati, N., 2010, Sehat dan Cantik Alami Berkat Khasiat Bumbu Dapur, 89-92, PT.Mizan Pustaka, Bandung. 7. Wijayakusuma, M., 2006, Tanaman Obat Untuk Penyakit Anak, 12, Pustaka Populer Obor, Jakarta. 1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai bagian lain dari tanaman salam yang dapat berkhasiat sebagai antipiretik. 28

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

BAB II METODOLOGI PENELITIAN BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Kategori Penelitian dan Rancangan Percobaan 1. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen eksploratif dengan rancangan acak lengkap pola searah.

Lebih terperinci

DIURETIC EFFECT OF MULBERRY LEAF INFUSION (Morus alba L.) TOWARD POTASSIUM AND SODIUM CONCENTRATION IN URINE ON THE WHITE MALE RATS WISTAR

DIURETIC EFFECT OF MULBERRY LEAF INFUSION (Morus alba L.) TOWARD POTASSIUM AND SODIUM CONCENTRATION IN URINE ON THE WHITE MALE RATS WISTAR 30 DIURETIC EFFECT OF MULBERRY LEAF INFUSION (Morus alba L.) TOWARD POTASSIUM AND SODIUM CONCENTRATION IN URINE ON THE WHITE MALE RATS WISTAR Jatmiko Susilo, Sikni Retno K, Ni Wayan Rusmiati retnoyas@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan metode rancangan eksperimental sederhana (posttest only control group design)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen murni dengan menggunakan design Pretest postest with control group

Lebih terperinci

UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN TEMBELEKAN (LANTANA CAMARA L.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR

UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN TEMBELEKAN (LANTANA CAMARA L.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN TEMBELEKAN (LANTANA CAMARA L.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR I Made Putra Suwertayasa, Widdhi Bodhy, Hosea Jaya Edy Program Studi Farmasi, FMIPA UNSRAT,

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN BAB II METODE PENELITIAN A. Kategori dan Rancangan Penelitian Penelitian uji efek tonikum infusa daun landep pada mencit putih jantan ini dapat dikategorikan sebagai penelitian eksperimental dengan rancangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. eksperimen Posttest-Only Control Design, yaitu dengan melakukan observasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. eksperimen Posttest-Only Control Design, yaitu dengan melakukan observasi 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan desain eksperimen Posttest-Only Control Design, yaitu dengan melakukan observasi pada mencit

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen kuantitatif. Pada penelitian ini terdapat manipulasi terhadap objek

Lebih terperinci

EFEK DIURETIK EKSTRAK ETANOL 70% DAUN WORTEL (Daucus carota L.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR

EFEK DIURETIK EKSTRAK ETANOL 70% DAUN WORTEL (Daucus carota L.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR EFEK DIURETIK EKSTRAK ETANOL 70% DAUN WORTEL (Daucus carota L.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR Angga Permana, EM Sutrisna, Tanti Azizah S Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A.Yani

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN BAB II METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Variabel Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental semu, yaitu penelitian yang dilakukan melalui pengamatan terhadap kelompok eksperimental

Lebih terperinci

r = pengulangan/replikasi 15 faktor nilai derajat kebebasan Penurunan bilangan peroksida pada minyak jelantah.

r = pengulangan/replikasi 15 faktor nilai derajat kebebasan Penurunan bilangan peroksida pada minyak jelantah. 23 Keterangan : t = perlakuan/treatment r = pengulangan/replikasi 15 faktor nilai derajat kebebasan D. Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas (Independent) Variasi lama perendaman selama 2, 3, 4, 5, dan

Lebih terperinci

UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN PRASMAN

UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN PRASMAN UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN PRASMAN (Eupatorium triplinerve Vahl.) PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR (Rattus Norvegicus L.) YANG DIINDUKSI VAKSIN DTP HB Stefany Kalay 1), Widdhi Bodhi 1), dan

Lebih terperinci

UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK DAUN SIRSAK (Annona muricata L.) SECARA ORAL TERHADAP MENCIT (Mus musculus).

UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK DAUN SIRSAK (Annona muricata L.) SECARA ORAL TERHADAP MENCIT (Mus musculus). UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK DAUN SIRSAK (Annona muricata L.) SECARA ORAL TERHADAP MENCIT (Mus musculus). Viani*, Hijratul Laboratorium Fitokimia- Farmakognosi Penelitian dan Pengembangan Akademi Farmasi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Pembimbing II: Lusiana Darsono, dr., M.Kes

ABSTRAK. Pembimbing II: Lusiana Darsono, dr., M.Kes ABSTRAK EFEK ANTIPIRETIK INFUSA CACING TANAH (Lumbrofebrin Lumbricus terrestris) TERHADAP MENCIT JANTAN GALUR Swiss Webster YANG DIINDUKSI VAKSIN CAMPAK Daniel Saputra, 2007; Pembimbing I : Meilinah Hidayat,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. rancangan acak lengkap (RAL) atau completely randomized design yang terdiri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. rancangan acak lengkap (RAL) atau completely randomized design yang terdiri BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimental laboratorium dengan rancangan acak lengkap (RAL) atau completely randomized design yang terdiri dari 4

Lebih terperinci

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN RANDU (Ceiba pentandra Gaertn.) TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN RANDU (Ceiba pentandra Gaertn.) TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN RANDU (Ceiba pentandra Gaertn.) TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR ARTIKEL ILMIAH Oleh: DEWI FITRIANA 050110a012 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Farmakologi dan Terapi 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Hewan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan pendekatan pre dan post test control group design. 3.2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

EFEK ANTIPIRETIK DARI FRAKSINASI EKSTRAK ETANOL BATANG BROTOWALI (Tinospora crispa, L) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR

EFEK ANTIPIRETIK DARI FRAKSINASI EKSTRAK ETANOL BATANG BROTOWALI (Tinospora crispa, L) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR Efek Antipiretik dari Fraksinasi Ekstrak Etanol... (Wahyu Widyaningsih, dkk) 33 EFEK ANTIPIRETIK DARI FRAKSINASI EKSTRAK ETANOL BATANG BROTOWALI (Tinospora crispa, L) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR

Lebih terperinci

Lampiran 1. Pembuatan Suspensi Zat Uji

Lampiran 1. Pembuatan Suspensi Zat Uji Lampiran 1 Pembuatan Suspensi Zat Uji Bahan obat herbal X yang merupakan hasil fraksinasi dari daun sukun tidak dapat larut secara langsung dalam air maka dibuat dalam bentuk sediaan suspensi agar dapat

Lebih terperinci

ABSTRACT. Key words : Bay leaves, Uric acids, Potassium oxonate, Rattus norvegius L. ABSTRAK

ABSTRACT. Key words : Bay leaves, Uric acids, Potassium oxonate, Rattus norvegius L. ABSTRAK UJI EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN SALAM (Syzygium polyanthum (Wight.) Walp) TERHADAP PENURUNAN KADAR ASAM URAT TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR (Rattus novergicus L.) YANG DIINDUKSI POTASIUM OKSONAT Agnes Filadelfia

Lebih terperinci

keterangan: T = jumlah perlakuan R= jumlah replikasi

keterangan: T = jumlah perlakuan R= jumlah replikasi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode penelitian yang dilakukan termasuk ke dalam penelitian Eksperimental. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi

Lebih terperinci

Niken Dyah Ariesti, Agitya Resti Erwiyani, Okvitia Ningsih

Niken Dyah Ariesti, Agitya Resti Erwiyani, Okvitia Ningsih The Effect of Long Beans (Vigna sinensis L. Savi ex Hassk) Leaves Juice to Increase Levels of Hemoglobin (Hb) on The Blood of White Male Rat Wistar Strain Niken Dyah Ariesti, Agitya Resti Erwiyani, Okvitia

Lebih terperinci

ABSTRAK. EFEK INFUSA DAUN SALAM (Syzygium polyanthum) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL TOTAL DARAH TIKUS JANTAN GALUR WISTAR MODEL DISLIPIDEMIA

ABSTRAK. EFEK INFUSA DAUN SALAM (Syzygium polyanthum) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL TOTAL DARAH TIKUS JANTAN GALUR WISTAR MODEL DISLIPIDEMIA ABSTRAK EFEK INFUSA DAUN SALAM (Syzygium polyanthum) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL TOTAL DARAH TIKUS JANTAN GALUR WISTAR MODEL DISLIPIDEMIA Entin Hartini, 2011, Pembimbing I : Prof. Dr. Susy Tjahjani

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup ilmu Farmasi, Farmakologi dan Kimia Randomized Post Test Control Group Design dengan hewan coba sebagai objek penelitian tikus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian Eksperimen Murni dengan rancangan penelitian One Group Pre and Post Test With Control Design yang digambarkan sebagai berikut

Lebih terperinci

Tim Pengajar Praktek Farmakologi, 2011, Penuntun Praktikum Farmakologi, Poltekkes KemenkesMakassar

Tim Pengajar Praktek Farmakologi, 2011, Penuntun Praktikum Farmakologi, Poltekkes KemenkesMakassar Tim Pengajar Praktek Farmakologi, 2011, Penuntun Praktikum Farmakologi, Poltekkes KemenkesMakassar Rahardja, K.,dan,Tjay, T.H., 2007, Obat-obat Penting dan Khasiatnya, PT. Elex Media Kompetindo, Jakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Hewan Coba Fakultas Kedokteran

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Hewan Coba Fakultas Kedokteran BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Farmakologi dan Terapi 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Hewan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode eksperimen kuantitatif. Penelitian eksperimen merupakan penelitian dimana variabel yang

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Ethical Clearance

Lampiran 1. Surat Ethical Clearance Lampiran 1. Surat Ethical Clearance 117 Lampiran 2. Surat Identifikasi Tumbuhan 118 Lampiran 3. Karakteristik Tumbuhan Temu Mangga Gambar : Tumbuhan Temu Mangga Gambar : Rimpang Temu Mangga 119 Lampiran

Lebih terperinci

The Effect of Etanol Extract of Ceremai (Phyllantus acidus L.) Leaf Toward The Reduce Blood Sugar Levels on Albino Wistar Rats with Glucose Loading

The Effect of Etanol Extract of Ceremai (Phyllantus acidus L.) Leaf Toward The Reduce Blood Sugar Levels on Albino Wistar Rats with Glucose Loading The Effect of Etanol Extract of Ceremai (Phyllantus acidus L.) Leaf Toward The Reduce Blood Sugar Levels on Albino Wistar Rats with Glucose Loading Niken Dyah Ariesti, Sikni Retno K, Ade Irma Fitrianingsih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena dalam penelitian ini dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan post test only control group design. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan post test only control group design. Penelitian 22 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimental laboratorium dengan rancangan post test only control group design. Penelitian dilakukan dengan beberapa

Lebih terperinci

PENGARUH EKSTRAK DAUN SALAM (SYZYGIUM POLYANTHUM WIGHT.)TERHADAP KADAR ASAM URAT DALAM DARAH TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR HIPERURISEMIA

PENGARUH EKSTRAK DAUN SALAM (SYZYGIUM POLYANTHUM WIGHT.)TERHADAP KADAR ASAM URAT DALAM DARAH TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR HIPERURISEMIA PENGARUH EKSTRAK DAUN SALAM (SYZYGIUM POLYANTHUM WIGHT.)TERHADAP KADAR ASAM URAT DALAM DARAH TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR HIPERURISEMIA IPONG AGIL NUGROHO 2443005130 FAKULTAS FARMASI UNIKA WIDYA MANDALA

Lebih terperinci

DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1. Alur prosedur kerja

DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1. Alur prosedur kerja DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Alur prosedur kerja Hewan coba yang digunakan adalah mencit putih jantan berumur 8-10 minggu galur Swiss Webster sebanyak 25 ekor dengan berat badan 20-25 mg. Hewan coba diperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian dasar yang menggunakan metode eksperimental. Penelitian eksperimen merupakan penelitian dimana variabel yang

Lebih terperinci

PHARMACY, Vol.06 No. 01 April 2009 ISSN

PHARMACY, Vol.06 No. 01 April 2009 ISSN PENETAPAN KADAR TANIN DALAM INFUSA DAUN SALAM (Syzygium polyanthum (Wight.) Walp)) SECARA SPEKTROFOTOMETRI SINAR TAMPAK Mufti Kharismawati*, Pri Iswati Utami*, Retno Wahyuningrum * Fakultas Farmasi Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan eksperimental laboratorik dengan metode post-test only with control group design. B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan post

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan post 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan post test only group design. Penelitian eksperimental bertujuan untuk mengetahui kemungkinan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen karena

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen karena BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen karena dalam penelitian ini dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian

Lebih terperinci

Sri Juniati, Dian Oktianti, Nova Hasani Furdiyanti ABSTRACT

Sri Juniati, Dian Oktianti, Nova Hasani Furdiyanti ABSTRACT The Effectiveness Test Of Giving Infusa Of Cincau Leaves (Cyclea barbata (L.) Miers) Toward SGPT and SGOT Enzyme Levels On The Mice Infected By Salmonella Typhi Sri Juniati, Dian Oktianti, Nova Hasani

Lebih terperinci

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN LEMBAYUNG (Vigna unguiculata) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS DIABETES MELLITUS DENGAN INDUKSI ALOKSAN

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN LEMBAYUNG (Vigna unguiculata) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS DIABETES MELLITUS DENGAN INDUKSI ALOKSAN UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN LEMBAYUNG (Vigna unguiculata) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS DIABETES MELLITUS DENGAN INDUKSI ALOKSAN Tia Afelita 1, Indah Permata Sari 1, Rizki Chairani Zulkarnain

Lebih terperinci

Anita A.S., dkk., Dosen Prodi DIII Farmasi STIKES Muhammadiyah Klaten 29

Anita A.S., dkk., Dosen Prodi DIII Farmasi STIKES Muhammadiyah Klaten 29 PENGARUH PENURUNAN DOSIS DARI EKSTRAK ETANOL BATANG BROTOWALI (Tinospora crispa, L) TERHADAP EFEK ANTIPIRETIK PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR ANITA AGUSTINA STYAWAN, HENDRA BUDIMAN ABSTRACT Ethanol

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. salam dan uji antioksidan sediaan SNEDDS daun salam. Dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. salam dan uji antioksidan sediaan SNEDDS daun salam. Dalam penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah eksperimental laboratorium untuk memperoleh data hasil. Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap yaitu pembuatan

Lebih terperinci

UJI EFEK EKSTRAK DAUN KETAPANG (Terminalia catappa) TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR ARTIKEL

UJI EFEK EKSTRAK DAUN KETAPANG (Terminalia catappa) TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR ARTIKEL UJI EFEK EKSTRAK DAUN KETAPANG (Terminalia catappa) TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR ARTIKEL Oleh : ERAP 050110a018 PROGRAM STUDI FARMASI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008.

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008. BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian dilakukan di Laboratorium Fitokimia dan Farmakologi Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008. B. BAHAN DAN ALAT

Lebih terperinci

PENENTUAN AKTIVITAS ANTIPIRETIKA DAN ANTIINFLAMASI DARI SENYAWA ASAM O-(4-METILBENZOIL) SALISILAT TERHADAP TIKUS PUTIH GALUR WISTAR

PENENTUAN AKTIVITAS ANTIPIRETIKA DAN ANTIINFLAMASI DARI SENYAWA ASAM O-(4-METILBENZOIL) SALISILAT TERHADAP TIKUS PUTIH GALUR WISTAR PENENTUAN AKTIVITAS ANTIPIRETIKA DAN ANTIINFLAMASI DARI SENYAWA ASAM O-(4-METILBENZOIL) SALISILAT TERHADAP TIKUS PUTIH GALUR WISTAR THERESIA MEILANI BUDIMAN 2443005013 FAKULTAS FARMASI UNIKA WIDYA MANDALA

Lebih terperinci

EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN KERSEN (Muntingia calabura L.) TERHADAP PENGHAMBATAN PENINGKATAN KADAR GULA DARAH PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR

EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN KERSEN (Muntingia calabura L.) TERHADAP PENGHAMBATAN PENINGKATAN KADAR GULA DARAH PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN KERSEN (Muntingia calabura L.) TERHADAP PENGHAMBATAN PENINGKATAN KADAR GULA DARAH PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR ARTIKEL Oleh ERNA APRIYANTI NIM. 050111a013 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

ABSTRAK. PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava Linn.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL TIKUS Wistar JANTAN

ABSTRAK. PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava Linn.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL TIKUS Wistar JANTAN ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava Linn.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL TIKUS Wistar JANTAN Dyota Sulia Mutiari, 2014 Pembimbing I : Dr. Sugiarto Puradisastra dr., M. Kes.

Lebih terperinci

OLEH: VEROS ALVARIS YUSTAKI FAKULTAS FARMASI UNIKA WIDYA MANDALA SURABAYA

OLEH: VEROS ALVARIS YUSTAKI FAKULTAS FARMASI UNIKA WIDYA MANDALA SURABAYA PENGARUH PEMBERIAN CAMPURAN EKSTRAK ETANOL BIJI KELABET (TRIGONELLA FOENUM-GRAECUM LINN.) DAN DAUN MURBEI (MORUS ALBA LINN.) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS PUTIH JANTAN OLEH: VEROS ALVARIS

Lebih terperinci

UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN WARU

UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN WARU UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN WARU (Hibiscus tiliaceusl) TERHADAP KADAR GULA DARAH PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR YANG DIBEBANI GLUKOSA MONOHIDRAT ARTIKEL Oleh : MARNI JULIANA 050111a034 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test. Randomized Control Group Design.

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test. Randomized Control Group Design. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test Randomized Control

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimental yaitu dengan mengamati kemungkinan diantara variabel dengan melakukan pengamatan terhadap kelompok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam perlakuan dan empat ulangan.

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam perlakuan dan empat ulangan. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam perlakuan dan empat ulangan. Hewan coba

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only Control Group Design. Melibatkan dua kelompok subyek, dimana salah satu kelompok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri atas dua faktor. Kedua faktor yang digunakan dalam

Lebih terperinci

EFEK ANTIPIRETIK DAUN PEGAGAN (Centella asiatica (L.) Urban) TERHADAP MENCIT JANTAN GALUR Balb C

EFEK ANTIPIRETIK DAUN PEGAGAN (Centella asiatica (L.) Urban) TERHADAP MENCIT JANTAN GALUR Balb C ABSTRAK EFEK ANTIPIRETIK DAUN PEGAGAN (Centella asiatica (L.) Urban) TERHADAP MENCIT JANTAN GALUR Balb C Didik Hadi Santosa. 2003. Pembimbing I : Sugiarto Puradisastr~ dr. Pembimbing n : Lusiana Darsono,

Lebih terperinci

UJI EFEK ANTIPIRETIK FRAKSI KLOROFORM EKSTRAK ETANOL HERBA PEGAGAN {CENTELLA ASIATICA (L.) URBAN} PADA TIKUS PUTIH

UJI EFEK ANTIPIRETIK FRAKSI KLOROFORM EKSTRAK ETANOL HERBA PEGAGAN {CENTELLA ASIATICA (L.) URBAN} PADA TIKUS PUTIH UJI EFEK ANTIPIRETIK FRAKSI KLOROFORM EKSTRAK ETANOL HERBA PEGAGAN {CENTELLA ASIATICA (L.) URBAN} PADA TIKUS PUTIH POPPY 2443008033 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA 2013 LEMBAR

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakologi Departemen. Farmasi FMIPA UI dari September 2008 hingga November 2008.

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakologi Departemen. Farmasi FMIPA UI dari September 2008 hingga November 2008. BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakologi Departemen Farmasi FMIPA UI dari September 2008 hingga November 2008. B. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN INFUSA BUAH ALPUKAT (Persea

PENGARUH PEMBERIAN INFUSA BUAH ALPUKAT (Persea PENGARUH PEMBERIAN INFUSA BUAH ALPUKAT (Persea americana) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIBERI BEBAN GLUKOSA Effect of infusion of avocado (Persea americana) blood glucose levels

Lebih terperinci

Dewi Luksri Anjaniwati, Richa Yuswantina, Sikni Retno K. ABSTRACT

Dewi Luksri Anjaniwati, Richa Yuswantina, Sikni Retno K. ABSTRACT The Effectivity of Atorvastatin, Fenofibrate, and Gemfibrozil in Single and Combination Dose to Reduce Total Cholesterol Levels in White Male Rats of Wistar Strain Dewi Luksri Anjaniwati, Richa Yuswantina,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eskperimental laboratorik dengan rancangan pre test and post test with control

BAB III METODE PENELITIAN. eskperimental laboratorik dengan rancangan pre test and post test with control BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan peneliti merupakan penelitian eskperimental laboratorik dengan rancangan pre test and post test with control group

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini yaitu tikus putih (Rattus norvegicus) Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini yaitu tikus putih (Rattus norvegicus) Penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam perlakuan dan empat ulangan. Hewan coba yang digunakan

Lebih terperinci

UJI ANTIDIABETES KOMBINASI EKSTRAK BUAH DEWANDARU (Eugenia uniflora L.) DAN EKSTRAK DAUN SALAM (Eugenia polyantha)

UJI ANTIDIABETES KOMBINASI EKSTRAK BUAH DEWANDARU (Eugenia uniflora L.) DAN EKSTRAK DAUN SALAM (Eugenia polyantha) UJI ANTIDIABETES KOMBINASI EKSTRAK BUAH DEWANDARU (Eugenia uniflora L.) DAN EKSTRAK DAUN SALAM (Eugenia polyantha) PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus) (TEST OF ANTIDIABETES COMBINATION EXTRACT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terkontrol. Menggunakan 25 ekor tikus putih ( Rattus norvegicus) jantan

BAB III METODE PENELITIAN. terkontrol. Menggunakan 25 ekor tikus putih ( Rattus norvegicus) jantan 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan metode acak terkontrol. Menggunakan 25 ekor tikus putih ( Rattus norvegicus) jantan galur Sprague

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Keterangan Determinasi

Lampiran 1. Surat Keterangan Determinasi Lampiran 1. Surat Keterangan Determinasi 40 Lampiran 2. Hasil Determinasi Daun Kersen 41 Lampiran 2. Lanjutan 42 Lampiran 3. Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian 43 44 Lampiran 4. Perhitungan Susut

Lebih terperinci

AKTIVITAS ANALGETIKA INFUSA DAUN ALPUKAT (Persea americana) PADA MENCIT. TITA NOFIANTI Program Studi S1 Farmasi STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya

AKTIVITAS ANALGETIKA INFUSA DAUN ALPUKAT (Persea americana) PADA MENCIT. TITA NOFIANTI Program Studi S1 Farmasi STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya AKTIVITAS ANALGETIKA INFUSA DAUN ALPUKAT (Persea americana) PADA MENCIT TITA NOFIANTI Program Studi S1 Farmasi STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya ABSTRAK Pengujian aktivitas analgetika infusa daun alpukat

Lebih terperinci

UJI EFEK ANTIPIRETIK FRAKSI N-BUTANOL EKSTRAK ETANOL BATANG BROTOWALI (TINOSPORA CRISPA (L.) MIER) PADA TIKUS

UJI EFEK ANTIPIRETIK FRAKSI N-BUTANOL EKSTRAK ETANOL BATANG BROTOWALI (TINOSPORA CRISPA (L.) MIER) PADA TIKUS UJI EFEK ANTIPIRETIK FRAKSI N-BUTANOL EKSTRAK ETANOL BATANG BROTOWALI (TINOSPORA CRISPA (L.) MIER) PADA TIKUS PUTIH HESTY TRISNIANTI BURHAN 2443008154 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA

Lebih terperinci

EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK BELIMBING WULUH (Averrhoa Bilimbi) TERHADAP MENCIT (Mus Musculus) YANG DIINDUKSI VAKSIN DPT. Angriana Hi. Himran*, M.

EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK BELIMBING WULUH (Averrhoa Bilimbi) TERHADAP MENCIT (Mus Musculus) YANG DIINDUKSI VAKSIN DPT. Angriana Hi. Himran*, M. EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK BELIMBING WULUH (Averrhoa Bilimbi) TERHADAP MENCIT (Mus Musculus) YANG DIINDUKSI VAKSIN DPT Angriana Hi. Himran*, M.Sabir** * Student of Medicine, Faculty of Medicine and Health

Lebih terperinci

UJI EFEK DIURETIK EKSTRAK DAUN SAWI PUTIH (BRASSICA CHINENSIS L.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR

UJI EFEK DIURETIK EKSTRAK DAUN SAWI PUTIH (BRASSICA CHINENSIS L.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR UJI EFEK DIURETIK EKSTRAK DAUN SAWI PUTIH (BRASSICA CHINENSIS L.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR SUCI TRIWIJAYANTI 2443005086 FAKULTAS FARMASI UNIKA WIDYA MANDALA SURABAYA 2010 ABSTRAK UJI EFEK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dibagi menjadi kelompok kontrol dan perlakuan lalu dibandingkan kerusakan

BAB III METODE PENELITIAN. dibagi menjadi kelompok kontrol dan perlakuan lalu dibandingkan kerusakan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental laboratorik. Penelitian dilakukan dengan memberikan perlakuan pada sampel yang telah dibagi menjadi

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup ruang ilmu Anestesiologi, Farmakologi, dan Patologi Klinik. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap kadar glukosa darah dan histologi pankreas tikus (Rattus norvegicus) yang diinduksi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 26 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan metode post test group only design. Menggunakan tikus putih jantan galur Sprague dawley berumur

Lebih terperinci

Richa Yuswantina, Sikni Retno K., Adi Nofiana Indarwati. ABSTRACT

Richa Yuswantina, Sikni Retno K., Adi Nofiana Indarwati. ABSTRACT 22 The Effects Of Leaves Ethanol Ektract Of Pandan Wangi (Pandanus Amaryllifolius Roxb.) To Reduce Blood Sugar Levels In Male White Rats Of Wistar Strain With Glucose Imposition. Richa Yuswantina, Sikni

Lebih terperinci

UJI EFEK DIURETIK EKSTRAK ETANOL DAUN KERSEN (Muntingia calabura L.) TERHADAP KADAR NATRIUM DAN KALIUM PADA URIN TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR

UJI EFEK DIURETIK EKSTRAK ETANOL DAUN KERSEN (Muntingia calabura L.) TERHADAP KADAR NATRIUM DAN KALIUM PADA URIN TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR UJI EFEK DIURETIK EKSTRAK ETANOL DAUN KERSEN (Muntingia calabura L.) TERHADAP KADAR NATRIUM DAN KALIUM PADA URIN TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai Derajat

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Tempat : Penelitian dilakukan di Laboratorium Biologi Universitas. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

BAB IV METODE PENELITIAN. Tempat : Penelitian dilakukan di Laboratorium Biologi Universitas. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup ruang ilmu Anestesiologi, Farmakologi, dan Patologi Klinik. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat : Penelitian dilakukan di

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah studi eksperimental

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah studi eksperimental BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah studi eksperimental laboratorium dalam menguji aktivitas analgetik pada mencit putih jantan. B. Tempat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan the post test only controlled group design (Taufiqurahman, 2004).

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan the post test only controlled group design (Taufiqurahman, 2004). BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan rancangan the post test only controlled group design (Taufiqurahman, 2004). B. Lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah penelitian eksperimental murni dengan rancangan penelitian pre and post test with control group

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. dan Medikolegal, Ilmu Kejiwaan, dan Ilmu Farmakologi. Semarang (UNNES) untuk pengandangan hewan coba, ekstraksi bahan, dan

BAB IV METODE PENELITIAN. dan Medikolegal, Ilmu Kejiwaan, dan Ilmu Farmakologi. Semarang (UNNES) untuk pengandangan hewan coba, ekstraksi bahan, dan BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah bidang Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal, Ilmu Kejiwaan, dan Ilmu Farmakologi. 4.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Lebih terperinci

EFEK ANTIINFLAMASI DAUN SIRIH (Piper betle L.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR SKRIPSI

EFEK ANTIINFLAMASI DAUN SIRIH (Piper betle L.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR SKRIPSI EFEK ANTIINFLAMASI DAUN SIRIH (Piper betle L.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR SKRIPSI Disusun Oleh: ZULIA KHOZANAH ASRORIYAH K 100 020 231 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 42 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen murni (True Experimental). Penelitian eksperimen murni bertujuan untuk

Lebih terperinci

UJI EFEKTIVITAS INFUSA AKAR SELEDRI (Apium graveolens L.) SEBAGAI DIURETIK PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR (Rattus novergicus).

UJI EFEKTIVITAS INFUSA AKAR SELEDRI (Apium graveolens L.) SEBAGAI DIURETIK PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR (Rattus novergicus). UJI EFEKTIVITAS INFUSA AKAR SELEDRI (Apium graveolens L.) SEBAGAI DIURETIK PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR (Rattus novergicus). Aprillia Carolina Jayadi 1), Widdhi Bodhi 1), Nancy Pelealu 1) Prodi

Lebih terperinci

PENGARUH EKSTRAK ETANOL RIMPANG KENCUR (Kaempferia YANG DIINDUKSI ASAM ASETAT ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH EKSTRAK ETANOL RIMPANG KENCUR (Kaempferia YANG DIINDUKSI ASAM ASETAT ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH PENGARUH EKSTRAK ETANOL RIMPANG KENCUR (Kaempferia galanga Linn) TERHADAP JUMLAH GELIATAN MENCIT BALB/C YANG DIINDUKSI ASAM ASETAT THE EFFECT OF ETANOL RHIZOME EXTRACT (Kaempferia galanga Linn) TO THE

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorik dengan rancangan penelitian pretest and posttest with control

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorik dengan rancangan penelitian pretest and posttest with control BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Design Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan peneliti adalah studi eksperimental laboratorik dengan rancangan penelitian pretest and posttest with control group

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimental yaitu penelitian yang didalamnya terdapat perlakuan untuk memanipulasi

Lebih terperinci

Online Jurnal of Natural Science, Vol.3(3): ISSN: December 2014

Online Jurnal of Natural Science, Vol.3(3): ISSN: December 2014 UJI EFEK ANTIPIRETIK KOMBINASI EKSTRAK ETANOL HERBA SAMBILOTO (Andrographis paniculata Burm.f. Nees.) DAN EKSTRAK ETANOL DAUN BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus)

Lebih terperinci

Giving Effect Tomato Fruit Juicer ( Solanum lycopersicum L) To Sedation Effect In Male Mice Strain BALB/C

Giving Effect Tomato Fruit Juicer ( Solanum lycopersicum L) To Sedation Effect In Male Mice Strain BALB/C Giving Effect Tomato Fruit Juicer ( Solanum lycopersicum L) To Sedation Effect In Male Mice Strain BALB/C Richa Yuswantina, Sikni Retno K, Yudi Hari Endar Purwana ABSTRACT Tomato fruit (Solanum lycopersicum

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam perlakuan dan empat ulangan.hewan

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam perlakuan dan empat ulangan.hewan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam perlakuan dan empat ulangan.hewan coba yang

Lebih terperinci

Effect of Ethanol Extract of Pomegranate Leaves (Punica granatum L) to the Sedative Effect on Mice BALB/C

Effect of Ethanol Extract of Pomegranate Leaves (Punica granatum L) to the Sedative Effect on Mice BALB/C Effect of Ethanol Extract of Pomegranate Leaves (Punica granatum L) to the Sedative Effect on Mice BALB/C Niken Dyah Ariesti, Sikni Retno K, Lale Reta Utami ABSTRACT Pomegranate Leaves (Punica granatum

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran Forensik dan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran Forensik dan BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal, serta bidang Ilmu Farmakologi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan 13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro,

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 22 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang lingkup penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Farmakologi, Farmasi dan Patologi Anatomi. 4.2. Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

EDWARD WYENANTEA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA

EDWARD WYENANTEA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA PENGARUH PEMBERIAN CAMPURAN EKSTRAK BIJI KELABET (TRIGONELLA FOENUM-GRAECUM LINN.) DAN EKSTRAK DAUN TAPAK DARA (CATHARANTHUS ROSEUS LINN.) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS PUTIH EDWARD WYENANTEA

Lebih terperinci

NGUDI WALUYO SCHOOL OF HEALTH UNGARAN SCHOOL OF PHARMACY THE DIURETIC EFFECT OF ETHANOL EKSTRAK OF POSELEN

NGUDI WALUYO SCHOOL OF HEALTH UNGARAN SCHOOL OF PHARMACY THE DIURETIC EFFECT OF ETHANOL EKSTRAK OF POSELEN NGUDI WALUY SCL F EALT UNGARAN SCL F PARMACY TE DIURETIC EFFECT F ETANL EKSTRAK F PSELEN (Talinum triangular (Jacq) Willd.) LEAVES N WITE MALE RATS of WISTAR LINEAGE Richa Yuswantina, Agitya Resti Erwiyani,

Lebih terperinci

DAVIANTY NUR OCTAVIONY FAKULTAS FARMASI UNIKA WIDYA MANDALA SURABAYA

DAVIANTY NUR OCTAVIONY FAKULTAS FARMASI UNIKA WIDYA MANDALA SURABAYA PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN KUMIS KUCING (ORTHOSIPHON STAMINEUS. BTH) TERHADAP PENURUNAN KADAR ASAM URAT SERUM DARAH TIKUS JANTAN GALUR WISTAR HIPERURISEMIA DAVIANTY NUR OCTAVIONY 2443005142 FAKULTAS

Lebih terperinci

LAMPIRAN Lampiran 1 PERSIAPAN PENELITIAN. A. Persiapan Hewan Coba

LAMPIRAN Lampiran 1 PERSIAPAN PENELITIAN. A. Persiapan Hewan Coba LAMPIRAN Lampiran 1 PERSIAPAN PENELITIAN A. Persiapan Hewan Coba Hewan coba yang digunakan adalah 25 ekor mencit jantan galur Swiss Webster berumur delapan minggu dengan berat badan 20 25 g, diperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan Post Test Only Control Group Design. Pengambilan data dilakukan hanya pada saat akhir penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah quasy-eksperiment dengan desain after only control group design yaitu mengamati variabel hasil pada saat yang sama

Lebih terperinci