PEMBERDAYAAN APARATUR SIPIL NEGARA DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI DI SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KATINGAN

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBERDAYAAN APARATUR SIPIL NEGARA DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI DINAS KEHUTANAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu SDM harus dibina dengan baik agar terjadi peningkatan efesiensi,

BAB I INTRODUKSI. Bab ini merupakan pendahuluan yang berisi mengenai latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan pesat terhadap akses yang dapat dilakukan masyarakat untuk. masyarakat akan adanya suatu pengukuran kinerja.

Bagian Hukum dan HAM pada Sekretariat Daerah Kota Bandung KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I REVIEW RENSTRA SETDA KALTIM

BAB I PENDAHULUAN. di segala bidang. Kenyataan tersebut menuntut profesionalisme sumber daya

BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Identifikasi Permasalahan Berdasar Tugas Dan Fungsi Pelayanan SKPD

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI KERJA PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KEHUTANAN KABUPATEN KUTAI BARAT

PENILAIAN PRESTASI KINERJA PEGAWAI MAKNANYA BAGI WISYAISWARA Oleh : Sumaryono, SE, M.Si, Widyaiswara Madya pada Badan Diklat Provinsi Papua

KEPUTUSAN. NOMOR : KEP:823/090-KP/Disdik/2017 TENTANG

I. PENDAHULUAN yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Bengkalis. Adanya

JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN DAN REFORMASI BIROKRASI. Oleh Opong Sumiati. Dasar Hukum

DAFTAR ISI ABSTRAK... ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN... 1

RINGKASAN EKSEKUTIF. Halaman ii

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 4.1 Dasar Hukum Terbentuknya Badan Kepegawaian, Pendidikan, dan Latihan Kabupaten Lampung Selatan

PENGEMBANGAN KOMPETENSI APARATUR DI SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MAHAKAM ULU

BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

I. PENDAHULUAN. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

KINERJA PEGAWAI HONORER PADA BAGIAN AKADEMIK UNIVIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO. Oleh : CHENDY PELEALU

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma baru tentang reformasi sektor publik telah mewarnai

SISTEM MUTASI DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. bidang pemerintahan sekarang ini telah terjadi perubahan yang sangat besar. Salah

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting dalam pembangunan sumber daya

PENINGKATAN KAPASITAS APARAT PENGAWAS INTERNAL DALAM MELAKUKAN AUDIT BERBASIS RESIKO

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan terus mengalami dinamika perubahan. Permintaan pelayanan jasa

IV. GAMBARAN UMUM. A. Sejarah Singkat Badan Kepegawaian Penddidikan dan Latihan. atas Undang-undang Nomor 8 tahun 1974 tentang Pokok-pokok kepegawaian

BAB III OBJEK PENELITIAN

LAMPIRAN INDIKATOR KINERJA UTAMA ( IKU ) DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN BADUNG BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Perubahan yang terjadi dengan cepat dalam segala aspek kehidupan. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk

RENCANA KERJA TAHUNAN PENGADILAN NEGERI

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum

BAB VII PENUTUP. Berdasarkan temuan data di lapangan dan analisis yang telah. dilakukan dengan melihat dari pembagian bidang jabatan, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam menjalankan aktivitasnya, suatu organisasi baik pemerintah atau

KEDUDUKAN BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA SEBAGAI LEMBAGA PENGELOLA KEPEGAWAIAN MENURUT UNDANG UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN AKREDITASI PROGRAM DIKLATPIM DAN DIKLAT PRAJABATAN

BAB II BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (BPKD) KOTAMEDAN. kecil yaitu bagian keuangan sekretariat daerah kota Medan dengan tugas

PENDAHULUAN. Rencana Kerja Pemerintah Daerah merupakan pedoman untuk penyusunan

BAB I PENDAHULUAN. Nasional (RPJMN) tahun , program reformasi birokrasi dan tata kelola

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar,

BAB I PENDAHULUAN. dalam segala bidang kehidupan, termasuk perubahan di dalam sistem

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN AKREDITASI PROGRAM DIKLAT TEKNIS DAN DIKLAT FUNGSIONAL

Bab I PENDAHULUAN. berkeadilan sosial dalam menjalankan aspek-aspek fungsional dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kankan Sopyan, 2016

SOP TATA CARA PENDAFTARAN LEMBAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL/ORGANISASI SOSIAL. DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jalan Pahlawan Nomor 12 Semarang

BAB 1 BISNIS PROSES DALAM REFORMASI BIROKRASI. A. Pendahuluan

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014

HUT KORPRI SEBAGAI MOMENTUM UNTUK TERUS MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK (Di Era Pelaksanaan Undang-Undang ASN)

ABSTRAK KINERJA PENGAWAS MADRASAH KEMENTERIAN AGAMA KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN Isti Diana Sari 1, Zulkarnain 2, Rosana 3

P E M E R I N T A H K O T A M A T A R A M

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. suatu prosedur yang berbelit-belit, dari meja satu ke meja lainnya, yang

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan mengambil keputusan dengan cepat dan akurat. Kemampuan tersebut

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai

Sistem Manajemen Penjaminan Mutu Lembaga Berbasis Reformasi Birokrasi Internal (RBI) Di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 44 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN ATAS PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2009

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN. 4.1 Sejarah Singkat Kedudukan Tugas Pokok Dan Fungsi Badan. Badan Kepegawaian Daerah (BKD) merupakan unsur

KAJIAN TENTANG KARAKTERISTIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI PADA SEKRETARIAT KORPRI KABUPATEN KUTAI TIMUR

BAB V SIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN. Berdasarkan hasil analisis data yang sudah dilakukan, maka penulis

Profesionalisme Pengelolaan Diklat dengan Prinsip Tahu, Mau, dan Tanggung Jawab (TMT)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

BAB III METODE PENELITIAN

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

WALIKOTA BANDA ACEH PERATURAN WALIKOTA BANDA ACEH NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH KOTA BANDA ACEH TAHUN

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

BAB I PENDAHULUAN. diamati dan dikaji. Otonomi acap kali menjadi bahan perbincangan baik di

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana telah tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ( LKIP ) Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen Kepensiunan di Indonesia (Studi Kasus:Tinjauan Implementasi

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA BANDUNG DRAFT SKRIPSI

Kinerja Pegawai Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Dalam Mencapai Tujuan Organisasi di Kabupaten Ciamis. Yanti Wulansari ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mempunyai peranan penting untuk menyediakan layanan publik yang

TESIS. Oleh Oleh : Edy Pramono NIM : P

PROPOSAL INOVASI PELAYANAN PUBLIK Judul Inovasi : Penerapan Sistem Manajemen Absensi Real Time (SMART) melalui Face Scan.

KINERJA PEGAWAI DALAM PELAYANAN PUBLIK DI UPTD LABORATORIUM DAN PERALATAN DINAS BINA MARGA DAN PENGAIRAN KOTA SAMARINDA

INTERNALISASI NILAI-NILAI REVOLUSI MENTAL DALAM MEMBANGUN BUDAYA KERJA

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 45 TAHUN 2012 TENTANG TATA KELOLA AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KOTA TEGAL

Andi Kamrida, Muh. Nasrullah Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Makassar

BAB I PENDAHULUAN. sadar. Keberhasilan pencapaian tujuan organisasi sangat dipengaruhi oleh peran

2015 PENGARUH MOTIVASI INTRINSIK DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN INDRAMAYU

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015

Kopertis Wilayah III Jakarta RENSTRA. Tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. kabupaten/kota dapat menata kembali perencanaan pembangunan yang

2011, No Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Le

ANALISIS KINERJA PEGAWAI DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA SEMARANG

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

KATA PENGANTAR. Wassalamu alaikum Wr. Wb. Surakarta, 01 Oktober 2011 Ketua Tim Peneliti. Nurhadiantomo. iii

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia pemerintahan, para aparatur pemerintah/pegawai

Transkripsi:

http://journal.umpalangkaraya.ac.id/index.php/anterior PEMBERDAYAAN APARATUR SIPIL NEGARA DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI DI SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KATINGAN Empowerment of State Civil Apparatus in Improving Employee Performance at the Katingan Regency Regional Secretariat Indah Tri Handayani * Irwani Farid Zaky Yopiannor Suffianor Universitas Muhammadiyah Palangkaraya, Palangka Raya, Central Kalimantan, Indonesia *email: indahtry.it@gmail.com Abstrak Pemberdayaan adalah suatu proses dalam rangka menciptakan kekuatan atau kemampuan seseorang atau beberapa orang. Memperhatikan fenomena tersebut maka pemberdayaan aparatur merupakan pilihan strategis untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi aparatur dalam rangka mendukung kinerja pegawai di Sekretariat Daerah Kabupaten Katingan. Penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan metode analisis kualitatif. Hasil penelitian Pemberdayaan melalui Pendidikan dan pelatihan baik Bidang Administrasi, Bidang Teknis dan Kepemimpinan telah membawa perubahan yang lebih baik, yaitu tidak hanya bertambahnya daya kemampuan aparatur tetapi juga dapat memperbaiki sikap dan perilaku aparatur dalam rangka meningkatkan kinerja. Hal tersebut terindikasi oleh bertambahnya aparatur yang memiliki legalitas pelatihan, baik dibidang administrasi umum, bidang teknis maupun dibidang leadership,pendidikan yang diberikan tentunya sangat berpengaruh penting bagi pegawai dalam meningkatkan kinerja mereka sehingga dengan adanya pendidikan dan pelatihan ini pegawai dapat bekerja profesional. Pemberdayaan yang dilakukan melalui mutasi pegawai telah mengurangi kejenuhan pegawai dalam melaksanakan tugasnya dan sekaligus memberikan pengalaman baru erta meningkatkan kompetensi pegawai dalam melaksanakan tugasnya. Pemberdayaan yang dilakukan melalui pemberian kewenangan dan tanggung jawab ternyata dapat mendorong motivasi pegawai untuk meningkatkan kinerja, karena dalam memberikan kewenangan didasarkan atas pertimbangan rasionalitas sehingga dapat menumbuhkan motivasi kerja pegawai untuk lebih bertanggung jawab atas pekerjaan yang dilimpahkan. Kata Kunci: Aparatur Sipil Katingan Pemberdayaan Keywords: Civil Apparatus Katingan Empowerment Accepted October 2018 Published December 2018 Abstract Empowerment is a process to create the strength or ability of a person or some people. Taking into account this phenomenon, the empowerment of the apparatus is a strategic choice to increase the capacity and competence of the apparatus to support the performance of employees in the Katingan Regency Regional Secretariat. The author uses descriptive research with qualitative analysis methods. The results of the study on Empowerment through Education and training both in the Administrative, Technical and Leadership Fields have brought better changes, namely, not only the increased ability of the apparatus but also can improve the attitudes and behavior of the apparatus to improve performance. This is indicated by the increase in apparatuses which have training legality, both in the field of general administration, technical areas and in the field of leadership. Education provided is undoubtedly essential for employees to improve their performance so that with this education and training employees can work professionally. Empowerment carried out through employee mutations has reduced employee saturation in carrying out their duties and at the same time provides new experiences and increases employee competence in carrying out their duties. Empowerment carried out through the granting of authority and responsibility turns out to encourage employee motivation to improve performance, because in giving power is based on rationality consideration so that it can foster employee motivation to be more responsible for delegated work. PENDAHULUAN Undang-Undang (UU) Aparatur Sipil Negara (ASN) nomor 5 tahun 2014 merupakan salah satu peraturan yang menjadi titik tolak untuk berubahnya wajah birokrasi di Indonesia. Undang-undang inilah yang diharapkan akan memaksa birokrasi untuk merubah kondisinya yang selama ini sering dikeluhkan masyarakat karena birokrasi yang dianggap lamban, tambun, berbelit dan berkinerja rendah. Dalam perjalanannya UU

Anterior Jurnal, Volume 18 Issue 1, December 2018, Page 23 29 p-issn: 1412-1395; e-issn: 2355-3529 Nomor 41 tahun 1999 dalam tataran implementasinya belum mampu mejawab tantangan dan tuntutan yang dihadapi birokrasi selama ini. Reformasi birokrasi baru sebatas remunerasi dan belum pada perubahan pola pikir (mindset) dan culture-set birokrasi. Sementara tantangan birokrasi saat ini cukup berat, tahun 2016 adalah tahun dilaksanakannya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) dengan kinerja birokrasi yang masih jauh di bawah Singapura, Malaysia dan Philipina serta hanya satu tingkat diatas Vietnam, perlu perubahan yang radikal dan cepat untuk terwujudnya birokrasi yang efektif efisien sehingga akan mendorong terciptanya Pemerintahan Kelas Dunia seperti yang tercantum sebagai Visi Reformasi Birokrasi dalam Peraturan Presiden nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025. Terwujudnya Pemerintahan Kelas Dunia ini tentu saja perlu dukungan dari semua elemen lembaga/kementrian dan tentu saja termasuk pemerintah daerah. Ada tiga sasaran dalam reformasi birokrasi yaitu 1) terwujudnya pemerintah yang bersih dan bebas dari KKN, 2) terwujudnya peningkatan pelayanan public dan 3) meningkatnya kualitas dan akuntabilitas birokrasi. Perlu upaya keras serta komitmen yang kuat untuk melaksanakan itu semua dan UU ASN Nomor 5 Tahun 2014 merupakan salah satu payung hukumnya. Tujuan pemberdayaan sumber daya aparatur itu antara lain untuk memperbaiki efektivitas dan efesiensi kerja pegawai Karena dengan diberdayakan aparatur akan mengalami perubahan atau peningkatan kapasitas, terkait pengetahuan aparatur, keterampilan aparatur, dan sikap aparatur terhadap tugas-tugasnya (Hutauruk et al., 2016). Implementasi kebijakan merupakan suatu proses pelaksanaan keputusan kebijakan (biasanya dalam bentuk UU, Peraturan Pemerintah, Keputusan Peradilan, Perintah Eksekutif, atau Dekrit Presiden). Pendapat lain mengenai implementasi kebijakan mengemukakan bahwa implementasi kebijakan adalah pelaksanaan dan pengendalian arah tindakan kebijakan sampai dicapainya hasil kebijakan. Model implementasi kebijakan publik mengenai kriteria penting dalam implementasi kebijakan, dapat dikemukakan empat aspek sebagai sumber masalah sekaligus prakondisi bagi keberhasilan proses implementasi, yakni, komunikasi, sumberdaya, sikap birokrasi atau pelaksana dan struktur organisasi, termasuk tata aliran kerja birokrasi (Abdullah et al., 2018). Sekretariat Daerah Kabupaten Katingan, sejalan dengan himbauan pemerintah untuk meningkatkan kinerja, maka tindakan yang dilakukan dengan cara pemberdayaan sumber daya aparatur. Hal tersebut didasari oleh suatu situasi dan kondisi yag kurang mendukung terhadap peningkatan kinerja. Sebab masih banyaknya aparatur di lembaga tersebut yang belum memiliki kompetensi profesional. Pengembangan kompetensi dalam konteks mikro terkait dengan peningkatan kinerja sangat diperlukan sehingga ada keseimbangan antara kompetensi dengan bidang tugasnya. Sedangkan dalam konteks makro bahwa pengembangan diarahkan sebagai aset organisasi dan untuk mengatasi persoalan ke depan yang semakin komplek (Benyamin et al., 2016). Memperhatikan fenomena tersebut maka pemberdayaan aparatur merupakan pilihan strategis untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi aparatur dalam rangka mendukung kinerja pegawai di Sekretariat Daerah Kabupaten Katingan. Perlunya pemberdayaan aparatur di Sekretariat Daerah Kabupaten Katingan karena hasil kinerja pegawai yang belum baik yang tidak sesuai dari target pencapaian kerja organisasi. METODOLOGI Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan metode analisis kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan yang mengungkap situasi sosial tertentu dengan mendeskripsikan kenyataan secara benar, dibentuk oleh kata-kata berdasarkan teknik 24

Handayani IT, Irwani. 2018. Pemberdayaan Aparatur Sipil Negara dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai di Sekretariat Daerah Katingan pengumpulan dan analisis data yang relevan yang diperoleh dari situasi yang alamiah. Penelitian kualitatif dapat didesain untuk memberikan sumbangannya terhadap teori praktis, kebijakan, masalah-masalah sosial tindakan. Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Katingan. Pemilihan informan dilakukan secara purposive, yakni memilih orang-orang yang dianggap mengetahui dan mampu memberikan informasi yang relevan dengan masalah yang akan diteliti. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam proposal penelitian ini meliputi pengamatan, wawancara, serta dokumentasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Pembinaan adalah suatu tindakan, proses, hasil atau pernyataan menjadi baik. Dalam hal ini menunjukkan adanya kemajuan,peningkatan pertumbuhan, evolusi atas berbagai kemungkinan, berkembang atau peningkatan sesuatu. Ada dua unsur dalam pengertian ini yakni pembinaan itu bisa berupa suatu tindakan,proses, atau pernyataan tujuan, dan kedua pembinaan menunjuk kepada perbaikan atas sesuatu (Thoha, 2017). Mencermati uraian di atas memperlihatkan bahwa pemberdayaan sumberdaya manusiamerupakan salah satu bagian dari pembinaan pegawai, maka dai itu perlu dilakukan dalam rangka mendukung kinerja pegawai. Pembinaan Pegawai Pembinaan merupakan totalitas kegiatan yang meliputi perencanaan, pengaturan dan penggunaan pegawai sehingga menjadi pegawai yang mampu mengemban tugas menurut bidangnya masing-masing, supaya dapat mencapai prestasi kerja yang efektif dan efisien. Pembinaan juga dapat diartikan sebagai suatu tindakan, proses, hasil atau pernyataan lebih baik (Mohede, 2013). Di kantor Sekretaris Daerah Katingan meminta kepada Kepala Bidang dan Bagian untuk memonitor kehadiran pegawai di unit kerjanya masing-masing, ASN, Tenaga Kontrak maupun Tenaga Lepas Harian (THL) Seluruh pegawai melaksanakan Apel pagi dan sore yang selalu dipantau oleh Kepala Bidang masing-masing kehadiran pegawainya melalui absen. Pegawai juga dilakukan rolling atau mutasi pegawai untuk mengurangi kejenuhan pegawai dalam melaksanakan tugasnya dan sekaligus memberikan pengalaman baru serta meningkatkan kompetensi pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai pendidikan. Peningkatan Kompetensi melalui Pendidikan dan Pelatihan Dalam rangka optimalisasi kinerja pegawai, nampaknya tidak cukup didukung dengan tingkat pendidikan, tetapi diperlukan tenaga yang terampil. Untuk memenuhi hal tersebut maka setiap pegawai diberikan kesempatan mengikuti pendidikan dan pelatihan yang sesuai dengan bidang kerjanya. Pemberdayaan aparatur yang dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan diharapkan dapat terciptanya sumber tenaga yang terampil/profesional. Hal tersebut dimaksudkan untuk menjawab persoalan pegawai di lingkungan kerja Sekretariat Daerah Kabupaten Katingan yang terus bertambah, baik dari segi volume pekerjaan yang terus meningkat maupun tuntutan publik yang terus berkembang, sementara perkembangan kompetensi aparatur tidak sejalan dengan perkembangan pekerjaan maka pemberdayaan merupakan salah satu alternatif untuk mengantisipasi persoalan tersebut (Herlambang et al., 2014). Di lingkungan lembaga publik/pegawai negeri sipil, bahwa pendidikan dan pelatihan bagi pegawai sangat penting, selain untuk meningkatkan keterampilan dan keahlian pegawai juga berguna untuk meningkatkan profesionalisme aparatur. Secara implementatif mengenai kebijakan tersebut diatur berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun 2000, tentang pendidikan dan pelatihan pegawai negeri sipil. Namun dalam pelaksanaannya sering terkendala oleh berbagai 25

Anterior Jurnal, Volume 18 Issue 1, December 2018, Page 23 29 p-issn: 1412-1395; e-issn: 2355-3529 persoalan, bukan saja disebabkan oleh kesiapan lembaga (keterbatasan sumber dana) juga responsibilitas aparatur masih beragam (Amaddin et al., 2015). Dari faktor sumber dana, mengingat masing-masing lembaga di daerah memiliki kemampuan keuangan yang berbeda, tentunya jumlah pegawai yang diberikan kesempatan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan juga akan terbatas. Sedangkan dari faktor manusia/ responsibilitas aparatur nampaknya juga menjadi persoalan, karena tidak semua aparatur memiliki komitmen yang sama untuk meningkatkan keterampilan dan keahlian. Meskipun dalam pengembangannya belum dapat menuntaskan semua pegawai untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan, tetapi secara empirik telah menunjukkan adanya perbaikan dan peningkatan beberapa aparatur yang memiliki legalitas pelatihan, baik pelatihan pada bidang secara tehnis maupun non tehnis Pemberdayaan melalui Pendidikan dan pelatihan baik Bidang Administrasi, Bidang Teknis dan Kepemimpinan (Benyamin et al., 2016). Dari faktor sumber dana, mengingat masing-masing lembaga di daerah memiliki kemampuan keuangan yang berbeda, tentunya jumlah pegawai yang diberikan kesempatan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan juga akan terbatas. Sedangkan dari fakto manusia/ responsibilitas aparatur nampaknya juga menjadi persoalan, karena tidak semua aparatur memiliki komitmen yang sama untuk meningkatkan keterampilan dan keahlian. Meskipun dalam pengembangannya belum dapat menuntaskan semua pegawai untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan, tetapi secara empirik telah menunjukkan adanya perbaikan dan peningkatan beberapa aparatur yang memiliki legalitas pelatihan, baik pelatihan pada bidang secara tehnis maupun non tehnis.pemberdayaan melalui Pendidikan dan pelatihan baik Bidang Administrasi, Bidang Teknis dan Kepemimpinan oleh Sekretariat Daerah Kabupaten Katingan. Para Aparatur Sipil Negara di lingkungan Sekretariat Daerah Kabupaten Katingan ada beberapa yang mengikuti pelatihan seperti Diklat Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan, Pendidikan dan Pelatihan dalam Jabatan, Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan. Tidak hanya bertambahnya daya kemampuan aparatur tetapi juga harus dapat memperbaiki sikap dan perilaku aparatur dalam rangka meningkatkan kinerja. Hal tersebut terindikasi oleh bertambahnya aparatur yang memiliki legalitas pelatihan, baik dibidang administrasi umum, bidang teknis maupun dibidang leadership. Pendidikan yang diberikan tentunya sangat berpengaruh penting bagi pegawai dalam meningkatkan kinerja mereka sehingga dengan adanya pendidikan dan pelatihan ini pegawai dapat bekerja professional (Anugrah et al., 2015). Faktor-faktor yang mendukung dan menghambat pemberdayaan Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam meningkatkan kinerja pegawai Sekretariat Daerah (Setda) diantaranya sebagai berikut: 1. Faktor yang mendukung a. Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, yang telah memberikan kewenangan lebih luas kepada daerah untuk memanfaatkan dan mendayagunakan sumber daya yang dimiliki, yaitu melalui peningkatan sumber daya aparatur. b. Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil. Atas dasar acuan tersebut lembaga/dinas dapat melakukan peningkatan kompetensi, keterampilan dan keahlian pegawai dalam rangkat untuk menunjang kelancaran aktivitas lembaga. c. Jumlah pegawai yang memadai sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik tanpa ada perangkapan pekerjaan karena volume pekerjaan sesuai dengan jumlah pegawai 26

Handayani IT, Irwani. 2018. Pemberdayaan Aparatur Sipil Negara dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai di Sekretariat Daerah Katingan 2. Faktor yang menghambat a. Masih kurangnya kuantitas pelatihan dan pendidikan yang dilakukan oleh Dinas menggingat hal ini sangat penting untuk meningkatkan kompetensi pegawai dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya. b. Terbatasnya alokasi dana yang dianggarkan untuk melakukan peningkatan kemampuan aparatur,sehingga upaya untuk menciptakan aparatur yang memiliki kompetensi profesional belum menyentuh kepada semua aparatur dan pada akhirnya upaya untuk meningkatkan kinerja masih kurang optimal. Walaupun usaha peningkatan kemampuan yang dilakukan tersebut dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas dan komitmen aparatur namun peningkatan tersebut belum mencerminkan hasil sebagaimana yang diharapkan Kinerja Pegawai Sub fokus penelitian berikutnya yang berkenaan dengan kinerja pegawai adalah inisiatif pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan. Sebagaimana yang dikemukakan sebelumnya bahwa pegawai yang memiliki inisiatif dan kreativitas merupakan parameter untuk mengukur kinerja pegawai. Ini berarti kinerja pegawai dapat ditentukan oleh inisiatif atau kreativitas Pegawai dalam menjalankan fungsi sebagai pegawai negeri. Dalam hal inisiatif pegawai tidak selamanya akan dimiliki oleh seseorang secara beragam dan biasanya hal tersebut dimiliki oleh orang-orang yang memiliki prestasi tinggi. Karena untuk mencapai hasil pekerjaan tidak hanya mengandalkan cara kerja yang rutinitas akan tetapi cenderung lebih mengandalkan kemampuan dan cara kerja yang dianggapnya lebih efektif dan efisien (Oktavia & Amar, 2014). Dari hasil Penelitian di lapangan menunjukkan bahwa mengenai inisiatif pegawai terhadap bidang tugasnya sebagaian besar cukup baik. Artinya banyak pegawai yang memiliki inisiatif dalam menyelesaikan pekerjaan. Hal tersebut terindikasi oleh sebagian besar pegawai ketika waktu senggang telah digunakan untuk kegiatan yang sifatnya produktif. Sebagai besar pegawai pegawai dalam melaksanakan tugas/ pekerjaan tanpa menunggu perintah atasan bahkan mampu memilah-milah pekerjaan yang dianggap urgen dan tidak apalagi yang berkaitan dengan tugas rutin, justru dapat diselesaikan menurut skala proritas. Untuk memastikan mengenai inisiatif pegawai di lingkungan kerja di Kantor Sekretaris Daerah Katingan Sub Fokus penelitian dari kinerja pegawai dapat dilihat dari kemampuan pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan. Sesuai hasil penelitian bahwa kompetensi pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan Di kantor Sekretaris Daerah Katingan belum semua pegawai memiliki kinerja sesuai yangdiharapkan. Adakalanya pegawai yang memiliki kompetensi untuk menyelesaikan pekerjaan dalam waktu yang singkat dan sebaliknya. Perbedaan kompetensi tersebut merupakan manifestasi dari kompetensi profesional yang dimiliki masing-masing pegawai. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kemampuan pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan di Di kantor Sekretaris Daerah Katingan. Hal tersebut disebabkan adanya perbedaan kemampuan latar belakang pendidikan diantara pegawai sehingga merefleksi pada hasil kerja yang beragam. Perbedaan hasil kerja tidak semata-mata disebabkan perbedaan keterampilan dan latar belakang pendidikan tetapi beragamnya motivasi kerja dapat mempengaruhi kinerja pegawai. Pegawai yang memiliki legalitas pelatihan cenderung hasil pekerjaannya lebih baik bila dibandingkan dengan pegawai yang tidak sama sekali tidak memiliki legalitas pelatihan. Ditinjau dari segi jumlah memang masih banyak pegawai yang tidak memiliki legalitas pelatihan, karena belum adanya kesempatan untuk itu. Sementara pihak lembaga belum memberikan kesempatan untuk mengikuti pendidikan 27

Anterior Jurnal, Volume 18 Issue 1, December 2018, Page 23 29 p-issn: 1412-1395; e-issn: 2355-3529 dan pelatihan, karena selain belum adanya usulan ke lembaga vertikal, juga terbatasnya alokasi anggaran pengembangan kemampuan pegawai, sehingga penegasan pegawai untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan sangat tegantung pada kebutuhan lembaga dan kesiapan anggaran. Parameter lainnya yang ditentukan dalam mengukur kinerja pegawai dapatdilihat dari kualitas pekerjaan yang dihasilkan. Karena itu setiap pegawai harus dipacu untuk menghasilkan kualitas pekerjaan yang lebih baik. Seiring dengan maksud tersebut maka upaya yang dilakukan lembaga menegakkan disiplin kerja pegawai. Dengan disiplin yang baik niscaya akan menghasilkan kualitas pekerjaan yang lebih baik. Ironisnya belum semua pegawai mampu menghasilkan pekerjaan yang berkualitas, tanpa mengabaikan faktor lain ternyata disiplin kerja pegawai ikut menentukan, Dari hasil observasi menunjukkan bahwa kurangnya kualitas pekerjaan yang dihasilkan ternyata pegawai kurang mentaati disiplin waktu. Mekipun kualitas pekerjaan yang dihasilkan pegawai di lembaga tersebut belum semuanya mencapai hasil optimal tetapi dari sebagian besar pegawai telah menunjukkan indikasi bahwa kualitas pekerjaan yang dihasilkan cukup baik (Benyamin et al., 2016). Memang ada perbedaan yang faktual, ternyata pegawai yang memiliki kemampuanberdisiplin justru kealitas pekerjaan yang dihasilkan lebih baik. Dari hasil observasidapat disimpulkan bahwa hasil pekerjaan setiap pegawaidi lingkungan kerja Di kantor Sekretaris Daerah Katingan ditinjau dari segi kualitas pekerjaan yang dihasilkan masih bevariasi. Artinya mutu pekerjaan yang dihasilkan oleh pegawai masih terjadi desparitas, dan perbedaan tersebut disebabkan oleh kapasitas dan kompetensi pada masing-masing pegawai berbeda. Pegawai yang memiliki kapasitas dan kualitas baik, cenderung akan menghasilkan suatu pekerjaan yang lebih berkualitas bila dibandingkan dengan pegawai yang kapasitas dan kualitasnya rendah (Akbar & Nurhidayati, 2018). Pengembangan kemampuan sumber daya aparatur yang dilakukan lembaga untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas pegawai ada relevansinya dengan upaya untuk meningkatkan kinerja pegawai. Langkah-langkah tersebut perlu dicermati mengingat untuk mewujudkan kinerja pegawai bukanlah pekerjaan yang mudah tetapi perlu ditunjang dengan kemampuan professional, komitmen, dan konsistensi pegawai. Kebijakan Kepala Daerah Katingan untuk memberikan kesempatan mengikuti pendidikan dan pelatihan merupakan langkah yang positif untuk meningkatkan kinerja pegawai. KESIMPULAN Pemberdayaan melalui Pendidikan dan pelatihan baik Bidang Administrasi, Bidang Teknis dan Kepemimpinan telah membawa perubahan yang lebih baik, yaitu tidak hanya bertambahnya daya kemampuan aparatur tetapi juga dapat memperbaiki sikap dan perilaku aparatur dalam rangka meningkatkan kinerja. Hal tersebut terindikasi oleh bertambahnya aparatur yang memiliki legalitas pelatihan, baik dibidang administrasi umum, bidang teknis maupun dibidang leadership, Pendidikan yang diberikan tentunya sangat berpengaruh penting bagi pegawai dalam meningkatkan kinerja mereka sehingga dengan adanya pendidikan dan pelatihan ini pegawai dapat bekerja profesional. Pemberdayaan yang dilakukan melalui mutasi pegawai telah mengurangi kejenuhan pegawai dalam melaksanakan tugasnya dan sekaligus memberikan pengalaman baru erta meningkatkan kompetensi pegawai dalam melaksanakan tugasnya. Pemberdayaan yang dilakukan melalui pemberian kewenangan dan tanggung jawab ternyata dapat mendorong motivasi pegawai untuk meningkatkan kinerja, karena dalam memberikan kewenangan didasarkan atas pertimbangan rasionalitas sehingga dapat menumbuhkan motivasi kerja pegawai untuk lebih bertanggung jawab atas pekerjaan yang 28

Handayani IT, Irwani. 2018. Pemberdayaan Aparatur Sipil Negara dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai di Sekretariat Daerah Katingan dilimpahkan. Dengan demikian para pegawai merasa terpacu untuk meningkatkan kinerjanya. Dalam hal kinerja pegawai dan Inisiatif dan Kreatifitas dalam melaksanakan tugas di Lingkungan kerja Di kantor Sekretaris Daerah Katingan ternyata menunjukkan indikasi belum optimal, meski demikian secara akumulatif mengenai kinerja pegawai di lembaga tersebut termasuk cukup baik. Hal tersebut tercermin oleh parameter yang ditetapkan sebagai tolok ukur dan secara akumulatif menunjukkan indikasi cukup baik. REFERENSI Abdullah, N., Kaunang, M., & Sumampouw, I. 2018. Implementasi Kebijakan tentang Pengangkatan Camat berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 di Kota Manado. Jurnal Eksekutif. 1(1):1-11. Akbar, E. & Nurhidayati. 2018. Peningkatan Kinerja melalui Servant Leadership, Disiplin Kerja dan Kepuasan Kerja pada Dinas Pertanian Kabupaten Demak. Ekobis. 19(1):35-48. Ekonomi Asean (MEA). Kinerja. 20(2):161-178. Mohede, H. 2013. Pembinaan Aparatur Pemerintah dalam Rangka Meningkatkan Kualitas Kerja (Suatu studi di Kecamatan Siau Timur). Jurnal Politico. 1(3):1-15. Oktavia, E. & Amar, S. 2014. Komitmen Kerja terhadap Kinerja Pegawai pada Dinas Kopperindag dan UMKM Kabupaten Dharmasraya. Jurnal Riset Manajemen Bisnis dan Publik. 2(1):1-11. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pedoman Evaluasi Reformasi Birokrasi Instansi Pemerintah. Thoha, M. 2017. Ilmu Administrasi Publik Kontemporer. Jakarta: Prenadamedia. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Amaddin, S., Fitriyah, N., & Irawan, B. 2015. Pendidikan dan Pelatihan TOT dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai Widyaiswara di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Kalimantan Timur. Administrative Reform. 3(1):147-160. Anugrah, E.R., Djumadi, & Djumlani, A. 2015. Peningkatan Kompetensi Sumberdaya Manusia dalam Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan di UPTD PKHL Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur. Administrative Reform. 3(1):198-209. Benyamin, D., Sutadji, Hartutiningsih. 2016. Pemberdayaan Aparatur Sipil Negara dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur. Administrative Reform. 4(2):278-290. Herlambang, R., Idris, A., & Noor, M. 2014. Implementasi Pengembangan Kompetensi Sumber Daya Manusia dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai di Kantor Camat Bontang Barat Kota Bontang. Administrative Reform. 2(1):38-47. Hutauruk, T.R., Salasiah, & Jamli. 2016. Kesiapan Pemerintah Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Timur menghadapi Masyarakat 29