kjeldahl, pipet ukur, destilator, hotplate, dan erlenmeyer.

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. waktu penelitian ini dimulai pada bulan April 2016 sampai Desember 2016.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Februari 2017 dan

Lampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu. 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) :

III. BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN

METODE. Bahan dan Alat

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Maret 2017 di

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

METODE. Materi. Rancangan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Muhammadiyah Malang mulai bulan April 2014 sampai Januari 2015.

I. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. substitusi tepung biji alpukat dilaksanakan pada bulan November 2016 di

METODOLOGI Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Tahapan Penelitian Tahap Awal

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BROWNIES TEPUNG UBI JALAR PUTIH

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian melalui eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan

IV. METODOLOGI KEGIATAN MAGANG

BAB III MATERI DAN METODE. putus, derajat kecerahan, kadar serat kasar dan sifat organoleptik dilaksanakan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan

METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dari survei sampai

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013 di

Lampiran 1. Prosedur Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Pendahuluan

III. METODE PENELITIAN. Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang. Kegiatan

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di industri rumah tangga terasi sekaligus sebagai

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METOD E Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penelitian Tahap Pertama

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

III. MATERI DAN METODE. dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Universitas Riau.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Kadar air (%) = B 1 B 2 x 100 % B 1

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

Kadar protein (%) = (ml H 2 SO 4 ml blanko) x N x x 6.25 x 100 % bobot awal sampel (g) Keterangan : N = Normalitas H 2 SO 4

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri

III. METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

3. MATERI DAN METODE. Gambar 2. Alat Penggilingan Gabah Beras Merah. Gambar 3. Alat Penyosohan Beras Merah

3 METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian Penelitian mengenai Aplikasi Asap Cair dalam Pembuatan Fillet Belut

METODE PENELITIAN. A. Alat dan Bahan. B. Metode Penelitian. 1. Persiapan Sampel

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode

III. BAHAN DAN METODE

A. WAKTU DAN TEMPAT B. BAHAN DAN ALAT C. METODE PENELITIAN. 1. Penelitian Tahap I

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. laboraturium Nutrisi Peternakan, Fakultas Pertanian Peternakan, Universitas

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Muhammadiyah Malang pada bulan April 2015-Agustus 2015.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan Universitas Diponegoro, Semarang untuk pembuatan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari Maret 2017 di

Lampiran 1. Prosedur Fermentasi Onggok Singkong (Termodifikasi)

III. METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN. Kadar Air dengan Metode Thermogravimetri (Sudarmadji, dkk., 2007)

MATERI DAN METODE. Daging Domba Daging domba yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging domba bagian otot Longissimus thoracis et lumborum.

III. BAHAN DAN METODE. Lampung Timur, Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Negeri

: Methanol, DPPH, alumunium foil. antioksidan

J U R N A L. PEMANFAATAN PATI TACCA (Tacca Leontopetaloides) PADA PEMBUATAN BISKUIT ALFIAN Z. AATJIN Dosen Pembimbing:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

Lampiran 1. Prosedur analisis proksimat

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di salah satu industri rumah tangga (IRT) tahu di

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Industri Rumah Tangga Produksi Kelanting MT,

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 26 Agustus 2015 di Laboratorium Produksi dan

BAB III METODE PENELITIAN

METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

SUBSTITUSI TEPUNG KACANG HIJAU (Phaseolus radiathus L) DALAM PEMBUATAN BISKUIT KIMPUL (Xanthosoma sagittifolium (L) schott)

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Bumbu Pasta Ayam Goreng 1. Kadar Air (AOAC, 1995) Air yang dikeluarkan dari sampel dengan cara distilasi

Transkripsi:

III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2013 sampai dengan November 2014. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Malang, Laboratorium Rekayasa Pangan Universitas Muhammadiyah Malang, Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian dan Laboratorium Biologi Universitas Muhammadiyah Malang. 3.2 Alat dan Bahan Peralatan yang digunakan dalam penelitian meliputi peralatan untuk pembuatan pati, pembuatan Pati Garut Termodifikasi (PGT), pembuatan Brownies-Cookies seperti pisau, panci, talenan, pengaduk, termometer, sendok, ayakan, cabinet dryer, blender kering, mixer, spatula, loyang aluminium, oven, cetakan cookies, dan loyang kue. Peralatan untuk analisis fisik meliputi TPA (Texture Profile Analyser) merk Shimadzu tipe EZ-Test model SM-500N-168, miskroskop SEM (Scanning Electron Microscope) tipe Hitachi 3000, dan digital camera merek Nikon tipe Coolpix 5600 ; serta peralatan untuk pengujian kesukaan (aseptabilitas produk). Sedangkan peralatan untuk analisis kimia meliputi oven, tanur, waterbath, soxchlet, labu lemak, kruss porselin, labu kjeldahl, pipet ukur, destilator, hotplate, dan erlenmeyer. Penelitian ini menggunakan bahan-bahan untuk pembuatan pati dan PGT yang menggunakan umbi garut segar kultivar creole dengan umur panen 10 bulan 21

22 yang diperoleh dari Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Bahan untuk pembuatan Brownies-Cookies yaitu: tepung terigu protein sedang merek Segitiga Biru produksi PT Bogasari Flour Mills, PGT, margarin merk Blue Band, gula halus, cocoa powder, susu skim, kuning telur, cokelat pasta, baking powder dan vanili yang diperoleh di Hypermart Lippo Plaza Batu. Sedangkan bahan kimia yang digunakan untuk analisis merupakan bahan dengan grade pro analys yang diperoleh di laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Malang. 3.3 Rancangan Percobaan Penelitian ini dilakukan menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap Sederhana (RAL) dengan tiga kali ulangan. Perlakuan yang diterapkan adalah proporsi pati garut termodifikasi sebagai bahan substitusi dari bahan baku utama yakni tepung terigu. Adapun perlakuan yang di terapkan adalah sebagai berikut : G0 = Brownies-cookies dari tepung terigu 100% (kontrol) G1 = Brownies-cookies dari tepung terigu 75% dan pati garut termodifikasi 25% G2 = Brownies-cookies dari tepung terigu 50% dan pati garut termodifikasi 50% G3 = Brownies-cookies dari tepung terigu 25% dan pati garut termodifikasi 75% G4 = Brownies-cookies dari pati garut termodifikasi 100% Pati garut termodifikasi yang digunakan dalam penelitian ini merupakan hasil terbaik dari penelitian sebelumnya yang dimodifikasi secara fisik melalui proses gelatinisasi dan retrogradasi 1 siklus dengan waktu 40 menit. Pati ini memiliki karakteristik yang hampir sama dengan pati resisten tipe III dan memiliki karakteristik lain yang sesuai untuk diaplikasikan sebagai bahan subtitusi dalam pembuatan kue kering yang berbahan baku tepung terigu.

23 Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 1 variable independen yaitu pembuatan Brownies-cookies dengan menggunakan tepung terigu sebagai bahan dasar, PGT sebagai bahan substitusi yang terdiri atas 5 variasi persentase substitusi, yaitu 0%; 25%; 50%; 75%; 100%; terhadap total berat tepung. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan ANOVA dan dilanjutkan dengan uji BNT (Beda Nyata Terkecil) dengan tingkat signifikan α-95% atau α-5%. 3.4 Metode Pelaksanaan Berikut tahapan proses penelitian yang disajikan dalam diagram alir Umbi Garut Pembuatan Pati Garut Analisis kimia Pembuatan PGT Analisis kimia Formulasi Brownies - cookies Pembuatan Brownies - cookies Pengujian Sifat Kimia Pengujian Sifat Fisik Hedonic Test Brownies - cookies yang acceptable Gambar 1. Diagram Alir Penelitian

24 3.4.1 Pembuatan Pati Garut dan Pati Garut Termodifikasi Pembuatan pati garut dibuat berdasarkan tahapan berikut ini : tahap pertama, memilih umbi garut yang segar dan mensortasi serta membuang bagian yang tidak diinginkan. Tahap kedua, mengupas kulit garut, mencuci dengan air mengalir, memotong menjadi bagian kecil, kemudian menghancurkan dengan blender dengan ditambahkan air (1:3). Tahap ketiga, memeras bubur hasil penghancuran dengan menggunakan kain saring. Tahap keempat, menampung hasil penyaringan dan mengendapkan selama ± 12 jam. Tahap kelima, memisahkan air dengan endapan dan membilasnya hingga 3 kali dengan air bersih. Tahap keenam, meniriskan endapan pati dan memindahkan ke dalam loyang. Selanjutnya mengeringkan pati menggunakan Cabinet Dryer pada suhu 55 o C selama 24 jam. Tahapan terakhir adalah menghaluskan pati yang telah kering menggunakan blender kering dan mengayak dengan ukuran 80 mesh. 3.4.2 Modifikasi Pati Garut secara Fisik Modifikasi pati garut secara fisik metode gelatinisasi-retrogradasi dibuat berdasarkan tahapan berikut ini : tahap pertama, menimbang 300 gram pati garut lalu menambahkan 1200 ml aquades dan mengaduk hingga larut semua pati. Tahap kedua, memanaskan pati hingga terbentuk gel pada suhu 70ᵒC dan dipertahankan selama 10 menit. Tahap ketiga, memindahkan gel pati kedalam loyang, kemudian di panaskan menggunakan autoclave dengan suhu 121ᵒC selama 40 menit. Langkah keempat, mendinginkan pada suhu ruang selama ± 1 jam kemudian mendinginkan di lemari es dengan suhu 4ᵒC selama 24 jam. Selanjutnya, mengeringkan menggunakan cabinet dryer dengan suhu 55ᵒC selama

25 24 jam. Sedangkan tahapan terakhir adalah menghaluskan menggunakan hammer mill dan mengayak ukuran 80 mesh. 3.4.3 Pembuatan Brownies-cookies 3.4.3.1 Penyusunan Formula Penyusunan formula produk dengan variasi campuran tepung terigu dan PGT menggunakan variasi yang disusun sesuai Tabel. Tabel 1 Proporsi Tepung Terigu dan PGT dalam Tepung Substitusi No Komposisi Persentase 1 Tepung Terigu (%) 0 25 50 75 100 2 PGT (%) 100 75 50 25 0 3.4.3.2 Proses Pembuatan Brownies Cookies Formula dari Brownies Cookies dapat dilihat pada Tabel 6 berikut Tabel 2 Komposisi Brownies Cookies No Bahan Jumlah (gram) Substitusi 0% Substitusi 25% Substitusi 50% Substitusi 75% Substitusi 100% 1 Tepung terigu 100 75 50 25-2 PGT - 25 50 75 100 3 Margarin 100 100 100 100 100 4 Gula Halus 80 80 80 80 80 5 Cocoa powder 20 20 20 20 20 6 Susu skim 30 30 30 30 30 7 Kuning telur 16 16 16 16 16 8 Cokelat pasta 1 1 1 1 1 9 Garam 1 1 1 1 1 10 Vanili 1 1 1 1 1 11 Baking powder 1 1 1 1 1 Total 350 350 350 350 350 Pembuatan Brownies cookies dibuat dengan tahapan berikut ini : tahap pertama, mengocok margarin, garam dan gula menggunakan mixer dengan kecepatan tinggi (speed 5) selama 3 sampai 7 menit hingga warna berubah menjadi putih pucat. Tahap kedua, memasukkan kuning telur, pasta cokelat, ke

26 dalam adonan dan di mix dengan kecepatan putaran sedang selama 1 sampai 3 menit. Tahap ketiga, memasukkan tepung substitusi (tepung terigu dan PGT) sesuai perlakuan, cokelat bubuk, dan susu skim kemudian mencampur dengan kecepatan ringan (speed 3) selama 2 menit. Tahap selanjutnya adalah memasukkan adonan ke dalam alat pencetak dan spuitan pada loyang kemudian memanggang menggunakan oven dengan suhu 150 o C selama 30 menit. Margarin Garam Gula tepung Kuning Telur Pasta Cokelat Pencampuran 1 dengan kecepatan putaran tinggi (speed 5) selama 3-7 menit Pencampuran 2 dengan kecepatan putaran sedang (speed 3) selama 1-3 menit Tepung substitusi (Tepung terigu : PGT) 100%; 75%; 50%; 25%; 0% Cokelat Bubuk Susu Skim Baking Powder Pencampuran 3 dengan kecepatan putaran ringan (speed 1) selama 1-3 menit Pencetakan Pemanggagan (T : 150ᵒC; t: 30 menit) Brownies - cookies Gambar 2. Diagram Alir Pembuatan Brownies Cookies 3.4.4 Analisis Kimia 3.4.4.1 Analisis Kadar Air Metode Oven (AOAC, 1999) Cawan kosong dikeringkan dalam oven selama 15 menit, lalu didinginkan dalam desikator, dan ditimbang. Sebanyak 4-5 g sampel ditimbang dalam cawan

27 yang telah diketahui bobot kosongnya, lalu dikeringkan dalam oven pengering pada suhu 105 o C selama 6 jam. Cawan dengan isinya kemudian didinginkan dalam desikator, dan ditimbang. Pengeringan dilakukan kembali hingga diperoleh berat konstan. Kadar air dihitung berdasarkan kehilangan berat yaitu selisih berat awal sampel sebelum dikeringkan dengan berat akhir setelah dikeringkan. Kadar air (%bb) = (berat awal-berat akhir) x 100 % berat sampel 3.4.4.2 Analisis Kadar Abu Metode Pengabuan (AOAC, 1999) Cawan porselen dipanaskan dalam oven selama 15 menit, lalu didinginkan dalam desikator dan ditimbang. Sebanyak 3-5 g sampel dimasukkan dalam cawan porselen dan ditimbang, lalu dibakar sampai tidak berasap lagi dan diabukan dalam tanur bersuhu 550 o C sampai berwarna putih (semua contoh menjadi abu) dan beratnya konstan. Setelah itu didinginkan dalam desikator dan ditimbang. Kadar abu (% bb) = berat abu x 100 % berat sampel Kadar abu (% bk) = kadar abu (%bb) x 100 % 100 - kadar air (%bb) 3.4.4.3 Analisis Kadar Protein Metode Semi Mikro-Kjeldahl (AOAC, 1999) Sampel sebanyak 0.1-0.2 gram dimasukkan ke dalam labu Kjedahl 100 ml, lalu ditambahkan 2 gram K 2 SO 4, 40 mg HgO, dan 2.5 ml H 2 SO 4 pekat. Setelah itu, didestruksi selama 30 menit sampai cairan berwarna jernih dan dibiarkan sampai dingin. Selanjutnya ditambahkan air suling secukupnya hingga jernih kembali lalu dituang ke dalam alat destilasi dan dilakukan pembilasan secara kuantitatif. Sebanyak 10-15 ml campuran NaOH 60% - Na 2 S 2 O 3 5% dituang ke dalam alat destilasi lalu didestilasi. Hasil destilasi ditampung dalam erlenmeyer

28 100 ml yang berisi H 2 BO 3 3% dan indikator (campuran dua bagian metil merah 0.2% dalam alkohol dan satu bagian metilen biru 0.2% dalam alkohol), kemudian dititrasi dengan HCl 0.02 N yang telah distandardisasi. Larutan blanko juga dianalisis seperti halnya sampel. Kadar nitrogen dihitung berdasarkan rumus : % Protein = (ml tirtrasi x N. HCl x 14,008 x fk) x 100% mg sampel % Kadar Protein = %N x faktor konversi 3.4.4.4 Analisis Kadar Lemak Metode Soxhlet (AOAC, 1999) Labu lemak yang telah bebas dari lemak dikeringkan di dalam oven bersuhu 105 o C kemudian ditimbang setelah didinginkan. Sampel sebanyak 5 g dibungkus dalam kertas saring kemudian ditutup kapas yang bebas lemak. Sampel dimasukkan ke dalam alat ekstraksi Soxhlet, kemudian kondensor dan labu dipasang pada ujung-ujungnya. Pelarut heksana dimasukkan ke dalam alat lalu sampel direfluks selama ±6 jam. Setelah itu pelarut didestilasi dan ditampung pada wadah lain. Labu lemak dikeringkan di dalam oven pada suhu 105 o C sampai diperoleh berat tetap. Kemudian labu lemak dipindahkan ke desikator, lalu didinginkan dan ditimbang. Kadar Lemak (%) = berat akhir berat botol kosong x 100 berat bahan (gr) 3.4.4.5 Analisis Kadar Karbohidrat (by difference) (AOAC, 1999) Pengukuran kadar karbohidrat menggunakan metode by difference dilakukan dengan cara mengurangkan 100% dengan nilai total dari kadar air (%bb), kadar abu (%bb), kadar protein (%bb) dan kadar lemak (%bb). % Karbohidrat = 100%-(kadar air+kadar abu+kadar protein+kadar lemak)

29 3.4.5 Analisis Fisik 3.4.5.1 Tekstur (Tingkat Kekerasan) Texture analysis terutama berhubungan dengan evaluasi karakteristik mekanik dimana suatu material dikenakan sebuah gaya yang dikendalikan, sehingga didapat sebuah kurva deformasi sebgai response material tersebut. Pada mulanya diciptakan Texture Analyzer untuk membuat simulasi persepsi yang dirasakan oleh gerakan mulut kita. Sebagai contoh pada saat kita menggigit sebuah biskuit, apakah kita merasakan renyah, lembek, terlalu keras dsb. Namun saat ini penggunaan Texture Profile Analyzer tidak hanya terbatas pada bidang Food Industry saja. Tekstur brownies cookies yang dihasilkan diuji dengan pengujian daya patah dan hardness dengan alat Texture Profile Analyzer tipe EZ - Test Model SM-SOON-168 3.4.5.2 Analisis Granula Pati Scanning Electron Microscope (SEM) menggunakan sinar terfokus elektron energi tinggi untuk menghasilkan berbagai sinyal pada permukaan spesimen padat. Sinyal dari interaksi electron sampel mengungkapkan informasi tentang sampel termasuk morfologi eksternal (tekstur), komposisi kimia dan struktur kristal dan orientasi dari bahan yang membentuk sampel. 3.4.6 Uji Organoleptik Pengujian aseptabilitas atau kesukaan panelis terhadap produk browniescookies dilakukan meliputi kesukaan secara menyeluruh (Uji Ranking), warna, rasa, aroma, dan tekstur dengan metode hedonic test dengan skala 1 sebagai sangat tidak suka sampai dengan 4 sebagai sangat suka (Setyaningsih et.al, 2010)

30 menggunakan 20 panelis tidak terlatih tetapi merupakan konsumen cookies sebagai perwakilan dari populasi konsumen. Dari pengujian ini akan diperoleh produk yang diterima oleh panelis, atau memiliki nilai diatas netral