Azhriva, Maura. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan yang utama di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat bersaing dengan negara-negara lain. Dalam hal ini peran masyarakat Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. utama yaitu penerimaan (revenue) dan pengeluaran (expenditure).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. mungkin hidup tanpa adanya masyarakat. Negara adalah masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Keberhasilan suatu bangsa dalam pembangunan nasional sangat ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan membangun negara untuk lebih berkembang dan maju, termasuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. memenuhi pembangunan nasional secara merata, yang dapat meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan bagi negara untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Direktorat Jenderal Pajak telah melakukan berbagai terobosan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM ) bebas yang menyeluruh (global). Negara Indonesia berusaha segiat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. oleh setiap rakyat sebagai bentuk peran serta dalam pembangunan di negaranya.

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan dari sektor pajak dapat dikatakan sebagai primadona dalam

BAB II. adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BABl PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaannya terdapat perbedaan kepentingan antara Wajib Pajak

BAB I PENDAHULUAN. Pembayaran pajak dari Wajib Pajak kepada negara merupakan suatu hal yang wajib

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Dari sektor pajak diharapkan partisipasi aktif masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan Negara dari sektor perpajakan merupakan sumber utama. untuk pembangunan nasional dan penyelenggaraaan pemerintahan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Tujuan yang ingin dicapai oleh Indonesia sebagai salah satu negara

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. pesat guna meningkatkan standar hidup berbangsa dan bernegara. Semua pihak baik

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. ini pemungutnya dilaksakan oleh Pemerintah Pusat khususnya Depertemen

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara harus menjalankan pemerintahan dan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, sumbangan terbesar untuk pendapatan negara bersumber dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dimana persaingan menjadi semakin ketat dan bersifat global,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) (APBN) terbesar. Hal ini sesuai dengan kebijaksanaan pemerintahan yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTEK KERJA LAPANGAN MANDIRI. Praktik Kerja Lapangan Mandiri adalah kegiatan yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengatur keseimbangan kehidupan perekonomian dan pemanfaatan dana

BAB I PENDAHULUAN. karena setiap orang tidak dapat menghindarkan dirinya dari pajak. Pajak merupakan

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1 Analisis Mekanisme Pajak Penghasilan Pasal 22 di PT. KAS

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya, manusia adalah makhluk sosial yang saling memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bagi pemerintah dalam mencapai tujuan yang bermanfaat untuk mendorong

BAB II PAJAK, TAX PLANNING, TAX AVOIDANCE, DAN COST OF DEBT. rakyat. Undang-undang Republik Indonesia No.28 tahun 2007 pasal 1 angka 1

BAB I PENDAHULUAN. yang diperjualbelikan, telah dikenai biaya pajak selain dari pada harga pokoknya

Ayu Ernawati Moch. Dzulkirom AR Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi pajak menurut undang-undang dan pakar pajak sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan semakin besarnya penerimaan negara dari pajak. pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang

Workshop Perpajakan Manajemen Risiko Perpajakan & Tax Planning Pasca Tax Amnesty. Dr. Nur Hidayat, SE, ME, Ak, CA, BKP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN. merupakan potensi yang sangat besar dalam pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) tujuan pembangunan tersebut. Untuk mencapai pembangunan itu maka pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. satu-satunya. Dari berbagai alasan pengenaan pajak, kebijakan pajak di Indonesia akhir-akhir

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berkesinambungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Nilai (PPN) yang mulai diberlakukan secara efektif sejak 1 April 1985 telah

BAB I PENDAHULUAN. langsung berhubungan dengan teori keahlian yang diterima diperkuliahan. Praktik

BAB I PENDAHULUAN. Kelangsungan hidup negara juga berarti kelangsungan hidup. cukup dalam membiayai kepentingan umum yang akhirnya juga mencakup

BAB I PENDAHULUAN. PT ABC merupakan perusahaan properti yang didirikan oleh tiga orang UKDW

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan Negara dari perpajakan dalam APBN selalu meningkat, misalkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. (perusahaan) ke sektor publik. Pemindahan sumber daya tersebut akan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PPh 21 SEBAGAI UPAYA PENGHEMATAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN BADAN (STUDI KASUS PADA PT Z)

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara harus melakukan kegiatan pembangunan demi kemajuan

LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA

BAB I PENDAHULUAN. syarat mutlak yang harus dilakukan oleh pemerintah, demi terwujudnya. kesejahteraan rakyat. Dalam melaksanakan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem pemungutan pajak yang dianut oleh Indonesia adalah sistem. self assessment yang mengharuskan Wajib Pajak untuk menghitung,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. tentang Perubahan Ketiga atas Undang-undang Nomor 6 tahun 1983 Tentang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat sehingga terciptalah kesejahteraan nasional. Dalam melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu pemungutan tetapi hanya merupakan pemberian sukarela

PENDAHULUAN BAB I. terus berupaya dalam memaksimalkan potensi pajak untuk memenuhi APBN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang yang masih terus

BAB I PENDAHULUAN. Telah diketahui pada umumnya negara yang memiliki administrasi. saat ini bertumpu pada pajak dalam membiayai pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang (long term return) kepada para pemegang saham yang telah

Judul : Perencanaan Pajak CV. Rajawali atas perubahan status menjadi PT. (Perseroan Terbatas). Nama : Sherly Nim : ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea 4.

BAB 1 PENDAHULUAN. selama hidupnya, yaitu kematian dan pajak. Secara umum, hampir seluruh

BAB II TEORI PERPAJAKAN, PAJAK PERTAMBAHAN NILAI, PENGADILAN PAJAK DAN BANDING PAJAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. disebabkan masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui dengan baik

BAB I PENDAHULUAN. H. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) hak Negara dan hak warga Negara pembayar pajak. Hak Negara adalah untuk

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tahun 2009 (KUP) pasal 1 ayat 1 bahwa pajak adalah kontribusi wajib pajak

BAB I PENDAHULUAN. penting, karena merupakan komponen yang terbesar dan sumber utama penerimaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak merupakan sumber pendapatan pemerintah untuk membiayai pengeluaran pengeluaran negara yang ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus-menerus dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. besar yang digali terutama dari kemampuan sendiri. Usaha pemerintah untuk. diantaranya dari sektor pajak (Lumbantoruan, 2002).

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) Sebagai mahluk hidup dan juga sosial manusia memerlukan fasilitas-fasilitas

BAB II ASPEK-ASPEK HUKUM TENTANG PEMALSUAN FAKTUR PAJAK

BAB IV ANALISA DATA EVALUASI DATA.47. Belawan 47. Paksa Surat Paksa.57 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan..59. B. Saran...

BAB I PENDAHULUAN. Pajak bagi pemerintah merupakan sumber pendapatan yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. tujuan nasional, sebagaimana tertuang dalam alinea II Pembukaan Undang-Undang

23 ATAS SEWA KENDARAAN ANGKUTAN GETAH PINUS PADA PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PERHUTANI KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN (KPH) JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan Mandiri. mahasiswa secara mandiri yang bertujuan memberikan pengalaman praktis di

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk membiayai pengeluaran Negara (pemerintah) baik secara rutin

Perpajakan 1. Pengantar, Pungutan Lain, Fungsi Pajak, Dasar Teori Pemungutan Pajak, Kedudukan Hukum Pajak, Hk. Pajak Materil dan Formil

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang satu sama lain pada dasarnya memiliki tujuan yang sama yaitu

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR...ii. DAFTAR ISI...v. DAFTAR LAMPIRAN.xii. 1.1 Latar Belakang Masalah Identifikasi Masalah..3

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN KETENTUAN MENGENAI SANKSI PERPAJAKAN DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. peraturan perundang-undangan tanpa imbalan jasa secara langsung untuk. membiayai penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

Repositori Institusi USU Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik http://repositori.usu.ac.id Kertas Karya Diploma (Perpajakan) 2018 Penerapan Tax Planning untuk Meminimalkan Pajak Pertambahan Nilai Terutang pada Perusahaan Kontraktor HVAC (Studi Penelitian: CV. Multi Mandiri Anugrah Pratama) Azhriva, Maura https://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/8598 Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara

PENERAPAN TAX PLANNING UNTUK MEMINIMALKAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI TERUTANG PADA PERUSAHAAN KONTRAKTOR HVAC (STUDI PENELITIAN: CV. MULTI MANDIRI ANUGRAH PRATAMA) Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Diploma III pada Jurusan Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Diajukan oleh: MAURA AZHRIVA NIM: 152600062 ADMINISTRASI PERPAJAKAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2018 1

2

PENERAPAN TAX PLANNING UNTUK MEMINIMALKAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI TERHUTANG PADA PERUSAHAAN KONTRAKTOR HVAC ( STUDI PENELITIAN: CV. MULTI MANDIRI ANUGRAH PRATAMA) oleh: Maura Azhriva Administrasi Perpajakan ABSTRAK Pajak merupakan masalah yang menyangkut kepentingan masyarakat dan negara. Setiap warga negara dan anggota masyarakat, sudah selayaknya mengetahui dan memahami hal-hal yang berhubungan dengan pajak. Mengingat sistem pemungutan pajak yang berlaku di Indonesia dengan menggunakan sistem self assessment, yaitu sistem pemungutan pajak dimana wewenang untuk menentukan besarnya pajak yang harus dibayar oleh wajib pajak terletak pada pihak wajib pajak yang bersangkutan. CV. Multi Mandiri Anugrah Pratama merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang kontraktor heating, ventilation, and air-conditioning (HVAC). Melaksanakan kewajiban perpajakannya, tidak dipungkiri bahwa sebuah perusahaan akan melakukan perencanaan yang akan menghemat pembayaran pajaknya. Maka dari itu perusahaan menerapkan suatu perencanaan pajak atau yang sering disebut dengan tax planning. Penelitian ini diharapkan mampu mengetahui bagaimana proses pelansanaan tax planning pada perusahaan terkait. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan melalukan pendekatan kualitatif. CV. Multi Mandiri Anugrah Pratama memiliki jumlah Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Tahun 2016 yang cenderung mengalami kenaikan setiap bulannya, sehingga menyebabkan hutang PPN sebesar Rp. 41.597.928. Untuk meminimalkan jumlah PPN terhutangnya perusahaan perlu melakukan Tax Planning. Setelah melakukan perhitungan dapat disimpulkan bahwa dengan adanya Tax Planning, maka PPN terhutang berkurang menjadi Rp. 2.082.702. Dengan demikian penerapan Tax Planning pada CV. Multi Mandiri Anugrah Pratama dinyatakan berhasil. Kata kunci: perencanaan pajak, pajak pertambahan nilai 3

APPLICATION OF TAX PLANNING TO MINIMIZE VALUE ADDED TAX ON HVAC CONTRACTOR CONSTRUCTOR (RESEARCH STUDY: CV MULTI MANDIRI ANUGRAH PRATAMA) By: Maura Azhriva Tax Administration University of Sumatera Utara ABSTRACT Tax is a problem that concerns the interests of society and the state. Every citizen and community member, should know and understand matters related to taxes. Given the prevailing tax collection system in Indonesia using a self assessment system, a tax collection system in which the authority to determine the amount of tax that must be paid by the taxpayer lies with the taxpayer concerned. CV. Multi Mandiri Anugrah Pratama is a company engaged in heating, ventilation and air-conditioning (HVAC) contractors. Carry out the tax obligations, no doubt that a company will do a plan that will save tax payments. Therefore the company implements a tax plan or what is often referred to as tax planning. This research is expected to be able to find out how the tax planning process in related companies. This research is a descriptive study through a qualitative approach. CV. Multi Mandiri Anugrah Pratama has a 2016 Value Added Tax (VAT) which tends to increase every month, causing a VAT debt of Rp. 41,597,928. To minimize the amount of VAT, the company needs to do Tax Planning. After calculating, it can be concluded that with the Tax Planning, the payable VAT is reduced to Rp. 2,082,702. Thus the application of Tax Planning on the CV. Multi Mandiri Anugrah Pratama was declared successful. Keywords: tax planning, value added tax 4

KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan karunia, kesehatan, serta berkat yang tak terhingga kepada penulis untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini, sehingga Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. Tugas Akhir ini merupakan syarat untuk mencapai gelar Ahli Madya (A.md) Administrasi Perpajakan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dengan judul Penerapan Tax Planning Untuk Meminimalkan Pajak Pertambahan Nilai Terutang Pada Perusahaan Kontraktor HVAC (Studi Penelitian: CV. Multi Mandiri Anugrah Pratama). Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini tidak terlepas dari dukungan, bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak sehingga penulisan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan. Pada kesempatan ini pula, penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Drs. Muryanto Amin, S.sos, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,. 2. Bapak Drs. Rasyudin Ginting, M.Si. Selaku Ketua Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. 3. Bapak Drs. Kariono, M.Si. Selaku Sekretaris Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. 4. Ibu Hairani Siregar, S.Sos, M.Sp. Selaku pembimbing penulis, yang telah banyak meluangkan waktu dan pikiran untuk membimbing, memeriksa, 5

serta memberikan petunjuk-petunjuk serta saran kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. 5. Bapak Hatta Ridho, S.Sos, M.Sp. Selaku penguji penulis, yang telah banyak memberikan masukan serta arahan terhadap penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini. 6. Seluruh Staf Pengajar dan Pegawai di Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan yang telah memberikan ilmu dan wawasannya selama penulis mengikuti perkuliahan. 7. Ibu Linawaty beserta staf/pegawai di CV. Multi Mandiri Anugrah Pratama tempat penulis melakukan riset, yang telah bersedia meluangkan waktunya memberikan data-data yang diperlukan dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. 8. Kepada Ibunda tercinta Ina Devi Maryati Nasution, A.md. Terimakasih yang sebesar-besarnya karena selalu memberikan dukungan dan arahan, baik secara moril, materil dan doa yang tak pernah putus untuk penulis, dan rasa syukur yang tak terhingga karena telah dibesarkan dan dibimbing dengan penuh kasih sayang. Terima Kasih banyak, Maa! 9. Sahabat-sahabat yang paling penulis sayangi dan sering melakukan hal yang tidak patut untuk ditiru Sperma Unggul Terdiri dari : Wiwik Pratiwi, Nindya Farindy, dan Mayastri Harfah dan Rupi Utami. Yang telah bersamasama berjuang selama 3 tahun terakhir. 6

10. Teman terkasih penulis yang setia dengan sabar memberi dukungan dan semangat serta banyak bantuan yang tidak dapat di haturkan dengan katakata, Teddy Oktaviansyah. 11. Terima kasih juga kepada seluruh saudara dan teman-teman penulis yang tidak bisa di tulis satu persatu. Dukungan kalian sangat berarti. 12. Teman-teman Diploma III Administrasi Perpajakan Stambuk 2015 yang selama ini berjuang bersama penulis dalam menuntut ilmu yang namanya tidak bisa disebutkan satu per satu. Penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan-kekurangan lainnya, maka dari itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak Akhir kata, semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan karunia-nya dan membalas segala amal budi serta kebaikan pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan laporan ini dan semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Amin. Medan, 3 Agustus 2018 Maura Azhriva 7

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI i ii BAB I: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...... 1 1.2. Batasan Masalah... 3 1.3. Tujuan dan Manfaat... 4 1.3.1. Tujuan Penelitian..... 4 1.3.2. Manfaat Penelitian... 4 1.4. Uraian Teoritis... 5 1.4.1 Pengertian Pajak...... 5 1.4.2. Pengertian Manajemen Pajak... 6 1.4.3. Pengertian Perencanaan Pajak.... 7 1.4.4. Fungsi Perencanaan Pajak.... 8 1.4.5. Konsep Perencanaan Pajak... 9 1.5. Metode Penelitian.... 11 1.5.1. Jenis Penelitian......... 11 1.5.2. Lokasi Penelitian...... 11 1.5.3. Informan Penelitian.... 11 1.5.4. Metode Pengumpulan Data... 12 1.5.5. Teknik Pengumpulan Data... 12 1.6. Sistematika Penulisan..... 13 8

BAB II: GAMBARAN UMUM CV. MULTI MANDIRI ANUGRAH PRATAMA 2.1. Sejarah Singkat CV. Multi Mandiri Anugrah Pratama.... 15 2.2.Tujuan Perusahaan... 16 2.3.Visi dan Misi.... 17 2.3.1. Visi CV. Multi Mandiri Anugrah Pratama... 17 2.3.2. Misi CV. Multi Mandiri Anugrah Pratama... 17 2.4.Struktur Organisasi...... 17 BAB III: HASIL PENELITIAN 3.1 Data Pajak Pertambahan Nilai 2016... 23 3.2.Perhitungan Setelah Tax Planning...... 25 BAB IV: ANALISIS DAN EVALUASI DATA 4.1.Analisis Masalah...... 27 4.1.1. Pengertian Manajemen dan Perencanaan Pajak... 27 4.1.2. Perencanaan Pajak Perusahaan... 28 4.1.3. Aspek-Aspek Dalam Perencanaan Pajak... 30 4.1.4. Manfaat Perencanaan Pajak (Tax Planning)... 29 4.2. Penerapan Perencanaan Pajak Atas Pembelian Aktiva... 33 4.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dalam Penerapan Perencanaan 9

Pajak (Tax Planning) Pada CV. Multi Mandiri Anugrah Pratama... 36 4.3.1. Kebijakan Perpajakan (Tax Policy)... 36 4.3.2. Undang-Undang Perpajakan (Tax Regulation)... 36 4.3.3. Administrasi Perpajakan( Tax Administration)... 37 BAB V: SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan....... 38 5.2. Saran......... 39 DAFTAR PUSTAKA... 40 LAMPIRAN... 40 10

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara berkembang yang tengah gencar-gencarnya melaksanakan pembangunan. Pembangunan yang dilaksanakan untuk mengatur segala aspek kehidupan. Baik itu bidang ekonomi, sosial, politik, hukum, maupun bidang pendidikan dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, mencerdaskan kehidupan bangsa dengan secara adil dan makmur. Negara Indonesia merupakan negara yang menjunjung tinggi hukum yang berlandaskan pada Undang-Undang Dasar 1945 dan berasaskan Pancasila. Setiap negara akan melakukan pembangunan secara menyeluruh baik dari segi infrastruktur maupun pada sektor pelayanan masyarakat tak terkecuali Bangsa Indonesia. Melaksanakan pembangunan yang pesat dan menyeluruh dalam kehidupan nasional maka diperlukan dukungan dan peran serta seluruh potensi masyarakat. Agar dalam proses pembangunan selanjutnya dapat berjalan lancar diperlukan adanya hubungan yang selaras, serasi dan berimbang antara pemerintah dengan masyarakat. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia dan masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan, berdasarkan kemampuan nasional dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta memperhatikan tantangan perkembangan global. 11

Pajak merupakan masalah yang menyangkut kepentingan masyarakat dan negara. Setiap warga negara dan anggota masyarakat, sudah selayaknya mengetahui dan memahami hal-hal yang berhubungan dengan pajak. Melalui reformasi perpajakan pada tahun 1983 sistem pemungutan pajak yang berlaku di Indonesia telah diubah dari sistem official assessment menjadi sistem self assesment. Mengingat sistem pemungutan pajak yang berlaku di Indonesia dengan menggunakan sistem self assessment, yaitu sistem pemungutan pajak dimana wewenang untuk menentukan besarnya pajak yang harus dibayar oleh wajib pajak terletak pada pihak wajib pajak yang bersangkutan. Sistem ini wajib pajak bersifat aktif untuk menghitung, menyetor dan melaporkan pajaknya sendiri, sedangkan fiskus hanya memberi penerangan, atau sebagai verifikasi. Hal yang tidak dapat dipungkiri dari kenyataan bahwa pajak adalah beban bagi wajib pajak,baik wajib pajak orang pribadi (WP OP) maupun wajib pajak perusahaan dan badan usaha tetap (WP Badan). Maka wajar apabila tidak ada satu pun dalam hal ini perusahaan yang dengan senang hati dan suka rela membayar pajak. Perusahaan akan berupaya semaksimal mungkin agar dapat membayar pajak penghasilannya (PPh) serendah mungkin atau bahkan berupaya menghindari pajak. Mewujudkan hal itu perusahaan (WP Badan) akan membuat perencanaan pajak (tax planning) terlebih dahulu di awal tahun, agar di akhir tahun perusahaan dapat membayar pajaknya dengan sangat rendah. Secara teoritis, perencanaan pajak (tax planning) dikenal sebagai effective tax planning, yaitu seorang wajib pajak berusaha mendapat penghematan pajak (tax saving) melalui 12

prosedur penghindaran pajak (tax avoidance) secara sistematis sesuai ketentuan UU Perpajakan (Hoffman, dalam Ompusunggu, 2011, 190). CV. Multi Mandiri Anugrah Pratama merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang kontraktor heating, ventilation, and air-conditioning (HVAC). Melaksanakan kewajiban perpajakannya, tidak dipungkiri bahwa sebuah perusahaan akan melakukan perencanaan yang akan menghemat pembayaran pajaknya. Maka dari itu perusahaan menerapkan suatu perencanaan pajak atau yang sering disebut dengan tax planning. Berdasarkan uraian di atas, maka laporan Tugas Akhir ini akan memaparkan pembahasan tersebut di atas dengan judul Penerapan Tax Planning Untuk Meminimalkan Pajak Pertambahan Nilai Terutang Pada Perusahaan Kontraktor HVAC (Studi Penelitian: CV. Multi Mandiri Anugrah Pratama) 1.2 Batasan Masalah Menghindari kesalahpahaman dan meluasnya masalah yang akan diteliti, maka penulis membatasi atau memfokuskan masalah yang berkaitan dengan penerapan tax planning atas pajak pertambahan nilai, yaitu sebagai berikut : a. Apa yang dimaksud dengan tax planning? b. Bagaimana penerapan tax planning atas PPN terutang pada CV. Multi Mandiri Anugrah Pratama? c. Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi CV. Multi Mandiri Anugrah Pratama dalam penerapan tax planning? 13

1.3 Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan Penelitian Adapun yang ingin di dicapai oleh penulis yaitu : a. Mengetahui lebih jelas tentang tax planning b. Mengetahui penerapan tax planning pada CV. Multi Mandiri Anugrah Pratama c. Mengetahui faktor-faktor tax planning atas pajak pertambahan nilai terutang pada CV. Multi Mandiri Anugrah Pratama 2. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian yaitu : 2.1 Bagi Penulis Memenuhi salah satu syarat kelulusan bagi mahasiswa Diploma III Program Studi Administrasi Perpajakan. 2.2 Bagi Instansi Bahan masukan dan pertimbangan dalam meningkatkan Efektivitas kerja di masa yang akan datang. 2.3 Bagi Tambahan informasi atau pun bahan referensi bagi pihak-pihak yang membutuhkan hasil pelaporan ini. 14

1.4 Uraian Teoritis 1.4.1. PengertianPajak Pajak menempati posisi sebagai ujung tombak sumber penerimaan negara dalam negeri yang paling utama. Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pajak telah melakukan berbagai macam kebijakan dan terus berupaya menggali segala potensi pajak yang dapat dikembangkan. Menggali lagi lebih dalam tentang pajak, maka ini beberapa pendapat para ahli mengenai pajak. MenurutUndang-Undang No.28 Tahun 2007 Pasal 1 Tentang Perpajakan bahwa pengertian pajak adalah sebuah konstribusi wajib kepada negara yang terhutang oleh setiap orang ataupun badan yang memiliki sifat memaksa, tetapi tetap berdasarkan dengan Undang- Undang dan tidak mendapat imbalan secara langsung serta digunakan guna kebutuhan negara dan kemakmuran rakyat. Prof. Dr. MJH. Smeeths, mengemukakan bahwa pajak merupakan sebuah prestasi yang dicapai oleh pemerintah yang terhutang dengan melalui berbagai norma serta dapat untuk dipaksakan tanpa adanya kontraprestasi dari masingmasing individual. Maksudnya adalah untuk membiayai pengeluaran pemerintah (Wikipedia Indonesia, pengertian pajak, pajak menurut para ahli). Lebih lanjut lagi Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH mengemukakan bahwa pajak merupakan iuran atau pungutan rakyat kepada pemerintah dengan berdasarkan undangundang yang berlaku atau peralihan kekayaan dari sektor swasta kepada sektor publik yang dapat untuk dipaksakan serta yang langsung ditunjuk dan dipakai gunakan untuk membiayai kebutuhan negara. Menurut Prof. Dr. PJA Andriani, Pajak adalah iuran atau pungutan masyarakat kepada negara yang dapat untuk 15

dipaksakan serta akan terhutang bagi yang wajib membayarnya yang sesuai dengan peraturan Undang-Undang dengan tidak dapat memperoleh imbalan yang langsung bisa ditunjuk dan dipakai dalam pembiayaan yang diperlukan negara (Wikipedia Indonesia, pajak menurut para ahli). 1.4.2. Pengertian ManajemenPajak Sebelum menerapkan tax planning, perusahaan terlebih dahulu harus mengetahui tentang manajemen pajak. Berikut defenisi manajemen pajak menurut ahli: Menurut Lumbantoruan, manajemen pajak adalah sarana untuk memenuhi kewajiban perpajakan dengan benar, tetapi jumlah pajak yang dibayarkan dapat ditekan serendah mungkin untuk memperoleh laba atau likuiditas yang diharapkan (Lumbantoruan,1994,354). Namun Lumbantoruan (Lumbantoruan, dalam Suandy, 2013,23) mengemukakan bahwa Manajemen pajak adalah sarana untuk memenuhi kewajiban perpajakan secara legal dengan jumlah pajak yang dibayarkan dapat ditekan serendah mungkin untuk memperoleh laba dan likuiditas yang diharapkan. Lebih lanjut lagi Drs. Chairil Anwar Pohan mengemukakan bahwa manajemen pajak merupakan usaha menyeluruh yang dilakukan tax manager dalam suatu perusahaan atau organisasi agar hal-hal yang berhubungan dengan perpajakan dari perusahaan atau organisasi tersebut dapat dikelola dengan baik, efisien, dan ekonomis, sehingga member kontribusi maksimum bagi perusahaan (Pohan,2017,13). 16

1.4.3. Pengertian Perencanaan Pajak Menurut Chairil Anwar, perencanaan pajak adalah proses mengorganisasi usaha wajib pajak orang pribadi maupun badan usaha sedemikian rupa dengan memanfaatkan berbagai celah kemungkinan yang dapat ditempuh oleh perusahaan dalam koridor ketentuan peraturan perpajakan (loopholes), agar perusahaan dapat membayar pajak dalam jumlah minimum (Anwar,2013,18). Lebih lanjut lagi Suandy mengemukakan bahwa, perencanaan pajak adalah langkah awal dalam manajemen pajak. Pada tahap ini dilakukan pengumpulan dan penelitian terhadap peraturan perpajakan agar dapat diseleksi jenis tindakan penghematan pajak yang akan dilakukan. Pada umumnya penekanan perencanaan pajak (tax planning) adalah untuk meminimumkan kewajiban pajak (Suandy,2011,16). Lumbantoruan mengemukakan bahwa perencanaan pajak adalah langkah awal dalam manajemen pajak. Pada tahap ini dilakukan pengumpulan dan penelitian terhadap peraturan perpajakan agar dapat diseleksi tindakan dalam penghematan pajak yang akan dilakukan. Perencanaan pajak lebih menekankan untuk meminimumkan kewajiban pajaknya. Jika tujuan dari pada Tax Planning adalah merekayasa agar beban pajak serendah mungkin dengan memanfaatkan peraturan yang ada tetapi tidak sesuai dengan tujuan pembuat undang undang maka perencanaan pajak disini sama dengan tax evasión karena secara hakikat ekonomis kedua duanya berusaha mengefesienkan penghasilan setelah pajak, karena pajak merupakan unsur pemegang laba yang tersedia baik untuk dibagikan kepada pemegang saham maupun diinvestasikan kembali (Lumbantoruan, dalam Suandy, 2013,30). 17

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa perencanaan pajak adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk mengurangi beban pajak yang akan dibayarkan kepada pemerintah dengan tidak melanggar peraturan perpajakan. 1.4.4. Fungsi Perencanaan Pajak Fungsi dari perencanaan pajak adalah merekayasa agar beban pajak (tax burden) dapat ditekan serendah mungkin dengan memanfaatkan peraturan yang ada untuk memaksimalkan penghasilan setelah pajak (after tax return), karena pajak merupakan unsur pengurang laba yang tersedia, baik untuk dibagikan kepada pemegang saham maupun untuk diinvestasikan kembali (Suandy,2011,7). Chairil Anwar mengemukakan bahwa secara umum tujuan pokok dari perencanaan pajak adalah sebagai berikut : a. Meminimalisasi beban pajak yang terutang Tindakan yang harus diambil dalam rangka perencanaan pajak tersebut berupa usaha-usaha mengefisiensikan beban pajak yang masih dalam ruang lingkup perpajakan dan tidak melanggar peraturan perpajakan. b. Memaksimalkan laba setelah pajak. c. Meminimalkan terjadinya kejutan pajak (tax surprise) jika terjadi pemeriksaan pajak oleh fiskus. d. Memenuhi kewajiban perpajakannya secara benar, efisien dan efektif, sesuai dengan perpajakan, yang antara lain meliputi : 18

1. Mematuhi segala ketentuan administratif, sehingga terhindar dari pengenaansanksi, baik sanksi administratif maupun pidana, seperti bunga, kenaikan denda, dan hukum kurungan atau penjara. 2. Melaksanakan secara efektif segala ketentuan undang-undang perpajakan yang terkait dengan pelaksanaanpemasaran, pembelian, dan fungsi keuangan, seperti pemotongan dan pemungutan pajak (PPh pasal 21, pasal 22, dan pasal 23) (Chairil Anwar, 2013,21). 1.4.5. Konsep Perencanaan Pajak Konsep perencanaan pajak menurut Chairil Anwar antara lain : a. Tax Saving Tax saving adalah upaya untuk mengefisienkan beban pajak melalui pemilihan alternatif pengenaan pajak dengan tarif yang lebih rendah. b. Tax Avoidance Tax avoidance adalah upaya mengefisienkan beban pajak dengan cara menghindari pengenaan pajak dengan mengarahkannya pada transaksi yang bukan objek pajak. c. Penundaan/Penggeseran Pembayaran Pajak Penundaan/penggeseran kewajiban pajak dapat dilakukan tanpa melanggar peraturan perpajakan yang berlaku. 19

d. Mengoptimalkan Kredit Pajak yang Diperkenankan Wajib pajak seringkali kurang mendapat informasi mengenai pembayaran yang dapat dikreditkan. Sebagai contoh : PPh pasal 22 atas pembelian solar dari pertamina yang bersifat final jika pembeliannya perusahaan yang bergerak di bidang penyaluran migas. e. Menghindari Pemeriksaan Pajak dengan Cara Menghindari Lebih Bayar Menghindari pemeriksaan pajak dapat dilakukan dengan mengajukan pengurangan pembayaran angsuran PPh pasal 25 ke KPP yang bersangkutan, apabila berdasarkan estimasi dalam tahunan pajak yang bersangkutan akan terjadi kelebihan pembayaran pajak. Selain itu dapat juga mengajukan permohonan pembebasan PPh pasal 22 impor apabila perusahaan melakukan impor. f. Menghindari Pelanggaran Terhadap Peraturan Perpajakan Menghindari pelanggaran terhadap peraturan perpajakan dapat dilakukan dengan cara menguasai peraturan perpajakan (Chairil Anwar,2013,10) 1.5 Metode Penelitian 1.5.1. Jenis Penelitian Penelitian ini tergolong penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif bertujuan untuk menggabungkan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian (Bangin,2001,48). Penelitian 20

deskriptif bersifat menggambarkan dan melukiskan sesuatu hal yang didapat di lapangan dan kemudian di jelaskan dengan kata-kata. Melalui penelitian deskriptif ini peneliti ingin membuat gambaran secara menyeluruh tentang Penerapan Tax Planning Untuk Meminimalkan Pajak Pertambahan Nilai Terutang Pada Perusahaan Kontraktor HVAC (Studi Penelitian: CV. Multi Mandiri Anugrah Pratama) 1.5.2. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di sebuah perusahaan yang berlokasi di Jalan Madio Santoso, BI. AA-5, Komplek Madio Mega Mas, Kelurahan Pulo Brayan Darat I, Kecamatan Medan Timur, Kota medan, Provinsi Sumatera Utara, kode pos 20236. 1.5.3. Informan Penelitian Informan penelitian pada tugas akhir ini adalah Ibu Linawaty yang menjabat sebagai HRD pada CV. Multi Mandiri Anugrah Pratama. Ibu Linawaty akan memberikan beberapa informasi data yang akan dilakukan dalam sesi wawancara. 1.5.4. Metode Pengumpulan Data Penulis akan mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan CV. Multi Mandiri Anugrah Pratama, ada dua macam yang digunakan yaitu : 21

a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh dari pihak-pihak yang berkomponen dan menguasai objek kajian serta mampu memberikan masukan dan informasi. b. Data Skunder, yaitu data yang diperoleh dari referensi-referensi ilmiah, buku, undang-undang yang mendukung penyusunan laporan tugas akhir. 1.5.5. Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dilakukan secara sistematis dan berlandaskan kepada tujuan penelitian (Lerbin, dalam Hadi,2007, 48). 2. Penelaahan Terhadap Dokumen Tertulis Teknik pengumpulan data dengan melakukan penelaahan terhadap berbagai buku, literatur, catatan, serta berbagai laporan yang berkaitan dengan masalah yang ingin dipecahkan. Data yang diperoleh dari metode ini berupa cuplikan dari berbagai kutipan-kutipan, atau penggalan-penggalan dari catatan-catatan organisasi, program-program, memorandum-memorandum dan korespondensi terbitan dan laporan resmi, buku harian pribadi, jawaban tertulis yang terbuka terhadap pertanyaan dalam survei. 22

1.6 Sistematika Penulisan Laporan BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, tujuan dan manfaat, uraian teoritis, ruang lingkup, metode penelitian, dan sistematika penulisan yang berkaitan dengan laporan. BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan gambaran umum dari perusahaan terkait yaitu CV. Multi Mandiri Anugrah Pratama, meliputi sejarah singkat berdirinya perusahaan, struktur organisasi, uraian tugas pokok dan fungsi dan gambaran pegawai CV. Multi Mandiri Anugrah Pratama. BAB III HASIL PENELITIAN Dalam bab ini akan dibahas tentang pengertian, dasar hukum, ketentuan, objek-objek, faktor-faktor yang mempengaruhi tax planning, serta penerapannya dalam perusahaan. BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI DATA 23

Pada bab ini akan dibahas tentang analisa serta evaluasi dari setiap data yang diperoleh sebelumnya dari bagian keuangan di CV. Multi Mandiri Anugrah Pratama. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan kesimpulan dari uraian-uraian pada babbab sebelumnya, juga saran saran dari penulis yang merupakan masukan-masukan pemikiran yang diharapkan dapat menjadi manfaat pada pihak-pihak yang diberikan. 24

BAB II GAMBARAN UMUM CV. MULTI MANDIRI ANUGRAH PRATAMA 2.1. Sejarah Singkat CV. Multi Mandiri Anugrah Pratama Dimasa sekarang ini kebutuhan terhadap kenyamanan ruangan khususnya sistem tata udara yang lebih baik semakin di butuhkan terutama pada Perusahaan, Perkantoran, Hotel, Panti Sosial, Rumah Ibadah, Pusat Perbelanjaan serta hiburan juga gedung bertingkat dan lain sebagainya. Saat dimana orang-orang akan berusaha menghadirkan pelayanan yang lebih maksimal terhadap segala kebutuhan hidup juga kenyamanan di dalam ruangan tanpa mengurangi kenikmatan berfasilitas yang kita rasakan selama ini. CV. Multi Mandiri Anugrah Pratama merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang Kontraktor HVAC. Perusahaan tersebut berdiri pada tanggal 04 Juli 2005 Akta Notaris:114 dihadapan Notaris & PPAT John Langsung, SH, dipimpin oleh Bapak Wendi Slt dengan jenis usaha Jasa Kontraktor dan Supplier yang berlokasi di Jalan Madio Santoso, Komplek Madio Mega Mas Blok AA-5 Medan 20239. Perusahaan tersebut bergerak di bidang pengadaan, pemasangan, maintenance dan Spare Parts Air Conditioner. CV. Multi Mandiri Anugrah Pratama telah bekerjasama dengan perusahaan selaku Distributor yakni PT. Sempoerna Erkon Pratama AC York dan PT. Tata Solusi 25

Pratama. Kami juga adalah salah satu perusahaan yang didukung penuh oleh principal atau pemegang merek-merek Air Conditioner di Indonesia. Adapun berdirinya perusahaan ini selain untuk mencari laba, juga menciptakan lapangan pekerjaan. Pada saat ini, perusahaan telah mempekerjakan tenaga kerja sejumlah kurang lebih 16 orang yang terdiri dari tenaga kerja tetap dan tenaga kerja harian. 2.2. Tujuan Perusahaan Adapun yang menjadi tujuan dalam mendirikan perushaan CV. Multi Mandiri Anugrah Pratama adalah: 1. Meningkatkan kesejahteraan karyawan 2. Meningkatkan efesiensi kerja untuk hasil kerja yang optimal 3. Meningkatkan kepuasan pelanggan untuk kerjasama yang berkelanjutan 4. Memberdayakan karyawan dengan peningkatan mutu, dengan penguasaan teknologi serta manajemen demi kemajuan bersama. 2.3. Visi dan Misi 2.3.1. Visi CV. Multi Mandiri Anugrah Pratama Adapun visi dari CV. Multi Mandiri Anugrah Pratama yaitu, Menjadi perusahaan spesialis di bidang Air Conditioner yang terbaik berskala nasional 26

dengan hasil pekerjaan yang memuaskan melalui seumber daya manusia yang terlatih dan kompeten. 2.3.2. Misi CV. Multi Mandiri Anugrah Pratama Adapun misi dari CV. Multi Mandiri Anugrah Pratama yaitu, Membangun komunikasi yang baik sesama pelanggan, pemasok, atasan, bawahan serta sesama rekan kerja untuk menciptakan lingkungan kerja yang terbuka dengan meningkatkan efektifitas serta kreatifitas kerja yang berorientasi pada kepuasan pelanggan. 2.4. Struktur Organisasi Struktur organisasi merupakan wadah bagi sekelompok yang bekerja sama dalah usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Struktur organisasi menyediakan pengadaan personil yang memegang jabatan tertentu dimana masing-masing diberi tugas, wewenang dan tanggung jawab sesuai jabatannya. Hubungan kerja dalam organisasi dituangkan dalam struktur organisasi dimana merupakan gambaran sistematis tentang hubungan kerja dari orang-orang yang menggerakan organisasi dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditentukan. Struktur organisasi diharapkan akan dapat memberikan gambaran tentang pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab serta hubungan antar bagian berdasarkan tingkat hirarki. Struktur organisasi juga diharapkan akan dapat menetapkan sistem hubungan dalam oranganisasi yang menghasilkan tercapainya komunikasi, koordinasi dan integrasi secara efesien dan efektif dari segenap 27

kegiatan organisasi baik vertikal maupun horizontal. Struktur organisasi CV. Multi Mandiri Augrah Pratama dapat dilihat pada Gambar 2.1 Berikut ini akan diuraikan tugas dan tanggung jawab serta wewenang masing-masing bagian seperti dalam struktur organisasi perusahaan adalah sebagai berikut: 1. Direktur Direktur CV. Multi Mandiri Anugrah Pratama memiliki beberapa tugas sebagai berikut: a. Menentukan arah dan kebijakan perusahaan dengan menentukan rencana dan cara kerja. b. Melaksanakan kerjasama dengan perusahaan lain c. Merencanakan, menyusun, dan melaksanakan strategi operasional untuk pencapaian target yang telah ditetapkan dalam rapat. d. Merencanakan, mengkoordinasi, mengarahkan dan mengevaluasi serta mengendalikan jalannya perusahaan agar tetap sesuai dengan kebijakan dan anggaran dasar perusahaan. e. Meningkatkan efesiensi dan efektivitas kerjasama serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang ada dalam perusahaan. 28

2. HRD Adapun yang menjadi tugas seorang HRD adalah Manajemen sumber daya manusia berfokus pada peningkatan kinerja karyawan hingga maksimum sesuai dengan posisi dan tugas mereka dalam perusahaan. Karena sebuah organisasi terdiri dari banyak orang, HRD berfungsi untuk mengelola keahlian, meningkatkan, dan memotivasi mereka untuk mencapai kinerja terbaik dan memastikan mereka tetap berkomitmen pada perusahaan. 3. Staf Akuntansi dan Keuangan Bagian akuntansi dan keuangan mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam melaksanakan masalah pembukuan dan pencatatan transaksi. Adapun tugas dan tanggung jawab pada bagian ini adalah: a. Bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan pencatatan semua data keuangan yang terdapat dalam perusahaan. b. Bertanggung jawab terhadap biaya-biaya proyek dengan menyusun suatu anggaran. c. Bertanggung jawab terhadap bukti-bukti dan faktur penyusunan laporan keuangan perusahaan. d. Menangani semua urusan yang berhubungan dengan pajak dan lain-lain. 29

4. Staf Perencanaan dan Teknik Bagian perencanaan dan teknik mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam masalah pelaksanaan suatu proyek hingga penyelesaian. Dalam menjalankan tugasnya bagian perencanaan dan teknik dibantu oleh pengawas lapangan dan pelaksana teknik. Tugas dan tanggung jawab pada bagian ini adalah: a. Melakukan perencanaan dan penyiapan secara keseluruhan sebelum semua pekerjaan proyek dilaksanakan. b. Mengkoordinir tenaga kerja yang akan melaksanakan pekerjaan proyek. c. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan proyek. d. Mengawasi dan melaporkan setiap perkembangan pekerjaan yang dialankan 5. Staf Administrasi dan Umum Bagian administrasi dan umum mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam masalah urusan administrasi yang berkaitan dengan perusahaan. Adapun tugas dan tanggung jawab dalam bagian administrasi dan umum antara lain. a. Mengatur semua urusan administrasi serta bertanggung jawab atas kelancaran dan kegiatan administrasi. b. Mewakili perusahaan dalam menjalin hubungan usaha baik dengan pihak dalam maupun pihak luar. 30

c. Memberikan saran-saran kepada direktur sehubungan dengan administrasi perusahaan. 6. Staf Personalia Bagian personalia mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam aktifitas yang berkaitan dengan kepegawaian agar kegiatan yang dijalankan oleh perusahaan sesuai dengan tujuan dan organisasi. Adapun tugas dan tanggung jawab dalam bagian personalia sebagai berikut: a. Melaksanakan kebijakan dalam bidang personalia. b. Mengelolah bidang personalia termasuk dalam penerimaan, penempatan promosi, dan pemberhentian pegawai. c. Menangani masalah yang berhubungan dengan tenaga kerja, seperti jaminan sosial dan kesejahteraan karyawan. 31

Gambar 2.1 STRUKTUR ORGANISASI CV. Multi Mandiri Anugrah Pratama DIREKTUR HRD STAF AKUNTANSI DAN KEUANGAN STAF PERENCANAAN DAN TEKNIK STAF ADMINISTRASI DAN UMUM STAF PERSONALIA PENGAWAS LAPANGAN PELAKSANAAN TEKNIK Sumber: CV. Multi Mandiri Anugrah Pratama 32

BAB III HASIL PENELITIAN 3.1 Data Pajak Pertambahan Nilai 2016 CV. Multi Mandiri Anugrah Pratama memiliki hasil pendapatan penjualan lebih dari 500 juta rupiah per tahun, oleh karena itu CV. Multi Mandiri Anugrah Pratama ini digolongkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP). Selain melakukan pembelian terhadap barang dagangan yang berhubungan dengan usaha, CV. Multi Mandiri Anugrah Pratama juga melakukan pembelian barang yang tidak berhubungan langsung dengan usaha. Dari data yang didapat di perusahaan, ada hal penting yang harus diperhatikan dalam mekanisme penghitungan dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai untuk melakukan perencanaan pajak. Salah satu hal yang penting diperhatikan adalah peraturan perpajakan mengenai tarif dan waktu pembayaran serta pelaporan Pajak Pertambahan Nilai. Tabel 3.1.1.Data PPN 2016 Bulan PPN Keluaran (Penjualan) PPN Masukan PPN Terhutang (Pembelian) Januari 25.970.383 25.210.895 759.488 Februari 31.158.372 30.293.895 864.477 Maret 32.368.677 31.767.587 601.090 April 34.415.561 33.574.800 840.761 Mei 35.466.707 34.478.862 987.845 Juni 28.682.466 27.751.193 931.273 Juli 31.597.596 30.723.947 873.649 Agustus 34.952.272 34.109.407 842.865 September 26.212.123 25.341.847 870.276 Oktober 36.411.932 35.460.590 951.342 November 34.239.317 33.308.348 930.969 Desember 54.091.742 53.132.458 959.284 Total 4.055.67.148 3.951.53.829 10.413.319 Sumber: CV. Multi Mandiri Anugrah Pratama 33

Angka-angka proyeksi/perkiraan dalam pembahasan proyeksi yang diterapkan menggunakan angka dasar tahun 2016 dikali 2 dan dibagi 2 untuk mengantisipasi kenaikan harga dua kali lipat. Berdasarkan data yang ada pada tahun 2016 akan di buat data tahun 2017 untuk mengetahui berapa PPN terhutang perusahaan pada tahun 2017, dengan cara penjualan dikali 2 (penjualan akan dihitung dengan menggunakan data PPN keluaran tahun 2016) dan pembelian dibagi 2 untuk pembelian BKP dan Non BKP (pembelian akan dihitung dengan menggunakan data PPN masukan, dibawah adalah contoh perhitungan yang di lakukan oleh perusahaan: Pada bulan januari penjualan sebesar Rp. 51.940.766 dikenakan tarif PPN keluaran sebesar 10% yaitu Rp. 5.194.077, dan pembelian untuk BKP sebesar Rp. 25.210.895 dikenakan tarif PPN masukan sebesar 10% yaitu Rp. 2.521.090, sedangkan untuk pembelian non BKP sebesar Rp. 25.210.895 tetapi untuk pembelian non BKP tidak dikenakan tarif PPN 10%, untuk mengetahui berapa PPN terhutang pada bulan Januari adalah dengan cara mengurangi jumlah pajak keluaran terhadap pajak masukan, rumusnya adalah: Penjualan = 51.940.766 = jumlah tarif PPN keluaran 10% Pembelian BKP = 25.210.895 = jumlah tarif PPN masukan 10% Non BKP = 25.210.895 = tidak dikenakan tarif PPN 10% PPN terhutang = PPN keluaran PPN masukan 34

3.2 Perhitungan setelah Tax planning Tabel 3.2.1.Data perhitungan PPN Tahun 2016 ke Tahun 2017 Bulan Kolom 1 Pejualan Kolom 2 PPN Keluaran 10% x kolom 1 Kolom 3 Pembelian BKP Kolom 4 PPN Masukan 10% x kolom 3 Kolom 5 Pembelian Non BKP Kolom 6 PPN Terhutang Kolom 2 kolom 4 Januari 51.940.766 5.194.077 25.210.895 2.521.090 25.210.895 2.672.987 Februari 62.316.744 6.231.674 30.293.895 3.029.390 30.293.895 3.202.284 Maret 64.737.354 6.473.735 31.767.587 3.176.759 31.767.587 3.296.976 April 68.831.122 6.883.112 33.574.800 3.357.480 33.574.800 3.525.642 Mei 70.933.414 7.093.341 34.478.862 3.447.887 34.478.862 3.645.454 Juni 57.364.932 5.736.493 27.751.193 2.775.199 27.751.193 2.961.294 Juli 63.195.192 6.319.519 30.723.947 3.072.395 30.723.947 3.247.124 Agustus 69.904.544 6.990.454 34.109.407 3.410.941 34.109.407 3.579.513 September 52.424.246 5.242.425 25.341.847 2.534.185 25.341.847 2.708.240 Oktober 72.823.864 7.282.386 35.460.890 3.546.089 35.460.890 3.736.297 November 68.478.634 6.847.863 33.308.348 3.330.835 33.308.348 3.517.028 Desember 108.183.484 10.818.345 53.132.458 5.313.246 53.132.458 5.505.099 Total 81.113.424 39.515.496 41.597.928 Sumber: CV. Multi Mandiri Anugrah Pratama Hasil dari pembelian barang BKP dan Non BKP, didapati PPN Terhutang perusahaan pada tahun 2017 yang diperoleh dari PPN keluaran dikurangi PPN masukan adalah sebesar 41.597.928. Berdasarkan data tahun 2017 perencanaan pajak yang akan dilakukan adalah perencanaan pajak untuk meminimalkan PPN terhutang dari perusahaan, dengan perencanaan pajak tersebut perusahaan akan memperoleh hasil sebagai berikut: 35

Tabel 3.2.3. Data perhitungan PPN Tahun 2017 setelah Tax Planning Bulan Kolom 1 Pejualan Kolom 2 PPN Keluaran 10% x kolom 1 Kolom 3 Pembelian BKP Kolom 4 PPN Masukan 10% x kolom 3 Kolom 6 PPN TerhutangKol om 2 kolom 4 Januari 51.940.766 5.194.077 50.421.790 5.042.179 151.898 Februari 62.316.744 6.231.674 60.587.360 6.058.736 172.938 Maret 64.737.354 6.473.735 63.535.174 6.353.517 120.218 April 68.831.122 6.883.112 67.149.600 6.714.960 168.152 Mei 70.933.414 7.093.341 68.957.724 6.895.772 197.569 Juni 57.364.932 5.736.493 55.502.386 5.550.239 186.254 Juli 63.195.192 6.319.519 61.447.894 6.144.789 174.730 Agustus 69.904.544 6.990.454 68.218.814 6.821.881 168.573 September 52.424.246 5.242.425 50.683.694 5.068.369 174.056 Oktober 72.823.864 7.282.386 70.921.180 7.092.118 190.268 November 68.478.634 6.847.863 66.616.696 6.661.670 186.193 Desember 108.183.484 10.818.345 106.264.916 10.626.492 191.853 Total 81.113.424 79.030.722 2.082.702 Sumber: CV. Multi Mandiri Anugrah Pratama Hasil dari tahun 2017 didapati bahwa perusahaan melakukan Tax Planning dengan cara melakukan pembelian barang hanya ke BKP, berbeda dengan sebelum melakukan Tax Planning dimana perusahaan membeli barang BKP dan Non BKP, dengan cara tersebut perusahaan berhasil meminimalkan PPN terhutangnya.dengan menerapkan Tax Planning PPN terhutang yang akan dibayar perusahaan pada tahun 2017 lebih kecil yaitu sebesar 2.082.702, dibandingkan sebelum melakukan Tax planning PPN terhutang perusahaan sebesar 41.597.928. 36

BAB IV ANALISA DAN EVALUASI DATA 4.1. Analisis Masalah 4.1.1. Pengertian Manajemen dan Perencanaan Pajak (Tax Planning) Tax planning adalah suatu kapasitas yang dimiliki oleh wajib pajak (WP) untuk menyusun aktivitas keuangan guna mendapatkan pengeluaran (beban) pajak yang minimal. Secara teoritis, tax planning dikenal sebagai effective tax planning, yaitu seorang wajib pajak berusaha mendapat penghematan pajak (tax saving) melalui prosedur penghindaran pajak (tax avoidance) secara sistematis sesuai ketentuan UU perpajakan (Hoffman, dalam. Ompusunggu, 2011, 188) Di dalam pembahasan, tax planning harus dibedakan antara tax avoidance dan tax evasion. Istilah tax evasion mempunyai konotasi dengan adanya kesalahan penyajian laporan keuangan ataukesengajaan menghilangkan informasi kunci dengan maksud mengemplang pajak yang seharusnya terutang legal. Hal ini sesuai pendapat (Morgan, dalam Ompusunggu, 2011, 190) yang mengatakan bahwa tax avoidance is perfectly legal, tax evasion is not. Sering kali sulit membedakan antara penghindaran pajak secara legal (legal avoidance) dan mengemplang pajak secara legal (illegal evasion). Dalam sudut pandang perencanaan pajak, tax avoidance yang dilakukan oleh wajib pajak adalah sah dan legal secara yuridis sehingga tidak bisa ditetapkan pengenaan pajak. Pengertian dari tax avoidance adalah upaya pengurangan utang pajak secara konstitusional (International Tax Glossary; 2005, dalam Arles P. Ompusunggu). 37

Pada umumnya, perencanaan pajak (tax planning) merujuk kepada proses merekayasa usaha dan transaksi Wajib Pajak agar utang pajak berada dalam jumlah yang minimal, tetapi masih dalam bingkai peraturan perpajakan. Namun demikian, perencanaan pajak juga dapat diartikan sebagai perencanaan pemenuhan kewajiban perpajakan secara lengkap, benar, dan tepat waktu sehingga dapat secara optimal menghindari pemborosan sumber daya. Perencanaan Pajak merupakan langkah awal dalam manajemen pajak. Manajemen pajak itu sendiri merupakan sarana untuk memenuhi kewajiban perpajakan dengan benar, tetapi jumlah pajak yang dibayarkan dapat ditekan seminimal mungkin untuk memperoleh laba dan likuiditas yang diharapkan. Langkah selanjutnya adalah pelaksanaan kewajiban perpajakan (tax implementation) dan pengendalian pajak (tax control). Pada tahap perencanaan pajak ini, dilakukan pengumpulan dan penelitian terhadap peraturan perpajakan. Tujuannya adalah agar dapat dipilih jenis tindakan penghematan pajak yang akan dilakukan. Pada umumnya, penekanan perencanaan pajak (tax planning) adalah untuk meminimimalisasi kewajiban pajak. 4.1.2. Perencanaan Pajak Perusahaan Perpajakan sangat penting untuk diketahui, tetapi sulit untuk dipelajari. Dengan menguasai prinsip dasar perpajakan dan penerapannya dalam dunia usaha, keputusan bisnis akan menjadi lebih baik. Berikut tiga faktor yang memotivasi manajer untuk berusaha mengurangi beban pajak bagi organisasi/ perusahaan. 38

1. Rincian konsep perpajakan sangat kompleks sehingga tidak mudah dipahami, 2. Biaya kelengkapan administrasi pajak, seperti pengisian Surat Pemberitahuan Masa / Tahunan (SPT), dan 3. Beban konsultan pajak yang cukup mahal. Orang selalu berfikir bahwa dengan memperkecil beban pajak maka tujuan perencanaan pajak sudah berhasil. Hal ini tidak sepenuhnya benar karena beban pajak tidak semata mata dikenakan atas keuntungan usaha dan kekayaan wajib pajak. Sebaliknya, manajer juga memperhitungkan keuntungan dari nilai tunai uang (time value of money), seperti menunda pembayaran pajak di belakang hari atau mengenakan tarif yang berbeda (tax ratearbitrage) melalui skema harga transfer (transfer price). Perencanaan pajak mencakup pemahaman dan implementasi dari berbagai strategi yang dapat meminimalisasi jumlah beban pajak dalam beberapa periode (Karayan, dalam Ompusunggu, 2011, 199). Perencanaan pajak yang baik dapat menjadi sumber penyedian modal kerja perusahaan. Berikut ini ruang lingkup perencanaan pajak: 1. Upaya legal untuk menghemat beban pajak dengan memanfaatkan hal hal yang belum diatur dalam peraturan perpajakan (loopholes) dengan berbagai metode berikut ini. a. maximizing tax deductable: upaya membebankan biaya biaya usaha, baik yang dikeluarkan secara tunai maupun dalam bentuk nontunai semaksimal mungkin yang diperbolehkan undang undang. 39

b. legal standing of corporate entity: mencari bentuk usaha yang tepat seperti CV/Fa atau PT, dengan tujuan menghemat pajak, c. melakukan konglomerasi usaha: berupa penyatuan bentukusaha secara veritikal dan horizontal, d. memecah satu unit usaha menjadi beberapa perusahaan, dan e. tax deferred income: menunda pengakuan penghasilan. 2. Mengorganisasi usaha wajib pajak atau kelompok wajib pajak sehingga utang pajak, baik PPj maupun pajak pajak lainnya, dalam posisi sehemat mungkin sesuai ketentuan Undang Undang Pajak. 3. Mendeteksi cacat teoritis dan ketentuan Undang Undang Pajak untuk menemukan cara penghindaran pajak yang dapatmenghemat pembayaran pajak. 4.1.3. Aspek Aspek dalam Perencanaan Pajak Aspek dalam perencanaan pajak terbagi menjadi dua bagian,yaitu aspek formal dan administrasi, dan aspek material. Berikut pembahasan mengenai kedua aspek tersebut. a. Aspek Formal dan Administratif: 1. Kewajiban mendaftarkan diri untuk memperoleh Nomor PokokWajib Pajak (NPWP) dan Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (NPPKP). 2. Menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan 3. Memotong dan/atau memungut pajak 4. Membayar pajak 5. Menyampaikan Surat Pemberitahuan. 40

b. Aspek Material Basis penghitungan pajak adalah objek pajak. Dalam rangka optimalisasi alokasi sumber dana, manajemen akan merencanakan pembayaran pajak yang tidak lebih dan tidak kurang. Untuk itu,objek pajak harus dilaporkan secara benar dan lengkap. 4.1.4. Manfaat Perencanaan Pajak (Tax Planning) Ada beberapa manfaat yang bisa diperoleh dari perencanaan pajak yang dilakukan secara cermat. Beberapa manfaat menurut Mangoting (1999) yang dapat disebutkan adalah: a. Penghematan kas keluar, karena pajak yang merupakan unsur biaya dapat dikurangi. b. Mengatur aliran kas, karena dengan perencanaan pajak yang matang dapat diestimasi kebutuhan kas untuk pajak dan menentukan saat pembayaran sehingga perusahaan dapat menyusun anggaran kas secara lebih akurat. Menghemat pajak menurut Syahdan (2001) dapat dilakukan dengan prinsip-prinsip sebagai berikut: a. Bermanfaat secara optimal ketentuan-ketentuan perpajakan yang berlaku. b. Pengurangan PKP perusahaan melalui peningkatan penghasilan karyawan. c. Membagi perusahaan menjadi beberapa perusahaan atau menggabungkannya. d. Pemilihan bentuk usaha. 41

Menurut Mangoting (1999) tujuan tax planning secara lebih khusus ditujukan untuk memenuhi hal-hal berikut: a. Menghilangkan/menghapus pajak sama sekali b. Menghilangkan/menghapus pajak dalam tahun berjalan c. Menunda pengakuan penghasilan d. Mengubah penghasilan rutin berbentuk capital gain e. Memperluas bisnis atau melakukan ekspansi usaha dengan membentuk badan usaha baru f. Menghindari pengenaan pajak ganda g. Menghindari bentuk penghasilan yang bersifat rutin atau teratur atau membentuk, memperbanyak atau mempercepat pengurangan pajak. Implementasi tax planning dalam kegiatan usaha wajib pajak adalah untuk mencapai sasaran perusahaan dalam pemenuhan kewajiban perpajakan, dengan cara menggunakan tax planning secara lengkap, benar, dan tepat waktu yang sesuai dengan Undang-Undang Perpajakan, sehingga tidak terkena sanksi administratif (denda, bunga, kenaikan pajak) dan sanksi pidana. Hal tersebut bertujuan untuk efisiensi dan efektifitas pemanfaatan sumber daya, guna meningkatkan kinerja perusahaan dalam memperoleh laba yang optimal. 4.2. Penerapan Perencanaan Pajak Atas Pembelian Aktiva Perusahaan Pengkreditan pajak tersebut didasarkan pada undang undang nomor 42 tahun 2009 pasal 16D yang menyatakan Pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas penyerahan Barang Kena Pajak berupa aktiva yang menurut tujuan semula tidak 42

untuk diperjual-belikan oleh Pengusaha Kena Pajak, kecuali atas penyerahan aktiva yang Pajak Masukannya tidak dapat dikreditkan sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (8) huruf b dan huruf c yakni aktiva berupa kendaraan bermotor sedan, dan station wagon. Hasil wawancara yang dilakukan kepada pihak manajemen diketahui bahwa perusahaan melakukan pembelian aktiva berupa mobil Mitsubishi Pajero Sport yang digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan pada bulan Mei 2016 secara tunai padapt. Srikandi Motor senilai Rp. 347.849.090,- dengan PPN senilai Rp. 34.784.909,- dimana Pajak Pertambahan Nilai atas pembelian mobil tersebut seharusnya dapat dikreditkan karena Mitsubishi Pajero Sport termasuk golongan jeep, dengan alasan bukan termasuk kendaraan jenis sedan atau station wagon. Memang untuk peraturan sebelumnya yaitu UUNo. 8 tahun 1983, dan UU No. 18 tahun 2000 dimana di dalam dua Undang Undang ini mengatur dan menyebutkan bahwa atas perolehan kendaraan dengan jenis sedan, jeep, station wagon, van dan kombi maka PPN nya tidak dapat dikreditkan. Namun pada perubahan yang ketiga yaitu UU No. 42 tahun 2009, jenis perolehan kendaraan yang ppnnya tidak dapat dikreditkan dipersempit menjadi dua saja, yaitu sedan dan station wagon, oleh karenanya seharusnya perusahaan mengkreditkan PPN masukan atas pembelian kendaraan tersebut. Mobil Mitsubishi Pajero Sport merupakan golongan Jeep yang Pajak Pertambahan Nilainya seharusnya dapat dikreditkan, namun perusahaan tidak mengkreditkan sehingga mempengaruhi aliran kas keluar yang bertambah besar yang secara kalkulasi akan mengakibatkan akumulasi pembayaran pajak lebih 43

besar daripada apabila PPN atas kendaraan tersebut apabila dikreditkan. Sehingga dapat membuat perusahaan kurang efektif dalam memaksimalkan tax saving, dan terkait hal ini perusahaan harus mengeluarkan biaya yang cukup besar, yang seharusnya biaya tersebut dapat dipangkas menjadi lebih kecil yaitu dengan cara mengalokasikan atau memaksimalkan pengkreditan setiap Pajak Pertambahan Nilai atas setiap transaksi pembelian sehingga komponen Pajak Pertambahan Nilai tersebut tidak dimasukkan sebagai penambah biaya perolehan. Perencanaan pajak atas pembelian aktiva ini dicatat dalam ayat jurnal sebagai berikut : Tabel 4.2.1 Ayat Jurnal Pembelian aktiva setelah tax planning Masa Januari Desember 2016 Bulan Posisi Akun Jumlah Mei 2016 Debet Aktiva Kendaraan Rp. 347.849.091,- PPn Masukan Rp. 34.784.909,- Sumber diolah oleh penulis Kredit Kas Rp. 382.634.000,- Perencanaan pajak atas pembelian aktiva pada masa pajak Mei 2016 CV. Multi Mandiri Anugrah Pratama sebaiknya dapat menghemat beban Pajak Pertambahan Nilai sebesar Rp. 34.784.909,-. Terkait hal tersebut tabel berikut memberikan perbedaan penyusutan yang menyebabkan pengakuan beban sebelum dan setelah tax planning berubah. 44

Tabel 4.2.2. Perbandingan Pengakuan Perhitungan Penyusutan No. Keterangan Penyusutan Before Penyusutan After Tax Planning Tax Planning 1 Bulan Perolehan Mei 2016 Mei 2016 2 Kelompok Asset 2 2 3 Masa Ekonomis (Tahun) 8 8 4 Dasar Nilai Penyusutan : Dasar Perolehan Dengan PPN 382.633.999,- Dasar Perolehan Tanpa PPN 347.849.090,- 5 Penyusutan Perbulan 3.985.771,- 3.623.428,- 6 Penyusutan Selama Tahun 2016 31.886.167,- 28.987.424,- 7 Selisih dari ppn yang tidak diakui 2.898.742,- sebagaibiaya Penyusutan Sumber diolah oleh penulis Berdasarkan tabel 4.2.2., yang merupakan penyajian tentang pengakuan terhadap adanya penyusutan, dimana dasar perhitungan tersebut diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan No. 96/PMK.03/2009, selama tahun 2012 perhitungan sebelum tax planning penyusutan diakui sebesar Rp. 31.886.167,- sedangkan setelah tax planning perhitungan penyusutan tersebut Sebesar Rp. 28.987.424,- perbedaan ini dikarenakan pada komposisi dasar perolehan yang dijadikan dasar untuk dikalikan dengan tarif penyusutan, yaitu dasar dengan menambahkan PPN dan dasar yang tidak termasuk PPN, sehingga selama tahun 2016 mempunyai selisih sebesar Rp. 2.898.742,- atas selisih inilah yang kemudian mempengaruhi pengakuan atas beban pengurang laba kena pajak atas pembelian bkp. 45