BAB X TUJUAN DESAIN ALAT BANTU



dokumen-dokumen yang mirip
BAB X MESIN KETAM DAN MESIN SERUT

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

BAB II LANDASAN TEORI

Jig and Fixture FIXTURE)

Rancangan Welding Fixture Pembuatan Rangka Produk Kursi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK MANUFAKTUR SIKAP

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kesimpulan yang didapatkan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

DWI HANDOKO. Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Pontiana, Jl. Ahmad Yani Pontianak

Bab 6 Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Dari hasil penelitian dapat diperoleh kesimpulan

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

TI.4304 Metrologi & Perancangan Alat Bantu KONSEP TOLERANSI. Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik - Unsika

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BANTU PEGANG (FIXTURE) UNTUK PROSES PENGELASAN SAMBUNGAN-T

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Beberapa kesimpulan yang dapat ditulis adalah sebagai berikut :

Gatot Setyono 1. 1Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

NASKAH PUBLIKASI. Disusun : YOGI KUNCORO NIM : D

1. MENGAPA PENGETAHUAN BAHAN DIPERLUKAN. Tergantung dari penugasan yang diterima, tapi seorang sarjana teknik industri

PERHITUNGAN BIAYA PENGELASAN TERHADAP KETEBALAN PELAT DAN JENIS SAMBUNGAN LAS di PT. B

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Tuntutan Sistem Produksi Maju

STUDI KEMAMPUAN DAN KEANDALAN MESIN FREIS C2TY MELALUI PENGUJIAN KARAKTERISTIK STATIK MENURUT STANDAR ISO Julian Alfijar 1 ), Purnomo 2 )

BAB II LANDASAN TEORI

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

DISUSUN OLEH : DEDY MASNUR, S.T., M.Eng. NIP

Analisis Pengendalian Kualitas Produk Minute Maid Pulpy 350ml di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Jawa Timur. Oleh: Zubdatu Zahrati

Rancang Bangun Jig Drilling Sebagai Solusi Pembuatan Lubang Chassis Minitruk yang Diproduksi SMK Muhammadiyah 3 Kartasura

MATERI PELATIHAN OPERATOR FORKLIFT BATTERY

BAB V PENUTUP. audit persediaan yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik Yuwono H & Rekan di

BAB I PENDAHULUAN. di kalangan pendidikan maupun masyarakat untuk menambah pengetahuan

PERANCANGAN ALAT BANTU PENCEKAMAN PADA MESIN SERUT PLANNER JOINTER GEETECH

SIFAT FISIS DAN MEKANIS BAJA KARBONISASI DENGAN BAHAN ARANG KAYU BK

Manajemen Perawatan Preventif Menggunakan Metode Kompleksitas Perbaikan

Sistem Produksi. Produksi. Sistem Produksi. Sistem Produksi

PERANCANGAN UNIT TRANSFER (SCREW CONVEYOR) PADA MESIN PENGISI POLIBAG UNTUK MENINGKATKAN EFEKTVITAS KINERJA DI BIDANG PEMBIBITAN. Azhar Basyir Rantawi

Jurnal Teknik Mesin, Volume 6, Nomor 1, Tahun

B A B I I LANDASAN TEORI

USAHA MIKRO BENGKEL LAS MANUNGGAL JAYA MENGEMBANGKAN RANJANG LIPAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembahasan

DAFTAR ISI...i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN...1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN...2 PROFIL KOMPETENSI LU LUSAN...6 RUANG LINGKUP PEKERJAAN...

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

DISTRIBUSI TEMPERATUR AREA PEMOTONGAN PADA PROSES DRAY MACHINING BAJA AISI 1045

BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Produk

LAPORAN AKHIR PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM)

PERBANDINGAN PROSES PEMESINAN SILINDER SLEEVE DENGAN CNC TIGA OPERATION PLAN DAN EMPAT OPERATION PLAN ABSTRACT

PERANCANGAN ALAT BANTU PEMBUATAN BENDA TIRUS PADA MESIN BUBUT DENGAN PENDEKATAN METODE DFMA UNTUK MENGOPTIMALKAN WAKTU PROSES.

TIN305 - Perancangan dan Pengembangan Produk Materi #1 Genap 2014/2015. TIN305 - Perancangan dan Pengembangan Produk

PENINGKATAN KEKERASAN MATERIAL GYPSUM SETELAH MENCAPAI SUHU / TEMPERATUR PENGERINGAN

APLIKASI METODOLOGI DESAIN HATAMURA UNTUK PROSES DESAIN GEOMETRI JIG DAN FIXTURE

Kunci: camshaft, patahan, operasional, pengujian, kegagalan.

Proses Manufaktur I TKM4171 KULIAH KE-1 MANUFAKTUR DAN SISTEM EKONOMI RABU

PENERAPAN METODE RETAD UNTUK MENGURANGI WAKTU SET UP PADA MESIN MILLING P1 DAN P2 DEPARTEMEN MACHINING PT. KUBOTA INDONESIA

BAB V PENUTUP. UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Kurikulum Prodi per Semester

JURNAL AUSTENIT VOLUME 1, NOMOR 1, APRIL 2009

PERENCANAAN PRODUK PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK

BAB 4 PEMBAHASAN. orang yang berumur tahun menempati peringkat paling tinggi yaitu sebesar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

TUGAS AKHIR BIDANG TEKNIK PRODUKSI PEMESINAN PROSES PRODUKSI DAN ESTIMASI BIAYA PEMBUATAN MESIN ROLL

Renny Indaryanti Akip F UNIVERSITAS SEBELAS MARET BAB I PENDAHULUAN. terjadinya perubahan yang begitu cepat didalam bisnis.

PENGELOLAAN BIAYA MANUFAKTUR PADA LINGKUNGAN TEKNOLOGI MANUFAKTUR MAJU. Oleh : Edi Sukarmanto Th. 1 Abstrak

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

LAPORAN AKHIR PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM)

PENGANTAR OTOMASI PERTEMUAN # TAUFIQUR RACHMAN TKT312 OTOMASI SISTEM PRODUKSI

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembuatan produk, setiap mesin tersebut mempunyai spesifikasi yang

DESKRIPSI PEMELAJARAN

ERP merupakan fungsi sistem aplikasi software yang dapat membantu organisasi dalam

PENGARUH PERBEDAAN KEDALAMAN POTONG PADA PROSES BUBUT DAN PERLAKUAN PANAS NORMALIZING TERHADAP PERUBAHAN SIFAT MEKANIK BAJA KARBON MENENGAH (HQ 760)

Bahasan PENDAHULUAN PENGERTIAN KATEGORI INSPEKSI TEKNIK INSPEKSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SUB BIDANG PERANCANGAN

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MODEL DRILL JIG UNTUK PENGGURDIAN FLENS KOPLING

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

TUGAS AKHIR. BIDANG TEKNIK PRODUKSI DAN PEMBENTUKAN MATERIAL PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN MnCl2.H2O TERHADAP SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMINIUM AA 7075

Sejarah Quality Function Deployment

MANAGEMENT INFORMATION SYSTEMS Raymond McLeod, Jr. and George Schell. Sistem Informasi Manufaktur

Mempelajari Proses Produksi dan Pengendalian Kualitas Part Inner Panel OKO pada PT Toyota Motor Manufactruing Indonesia (TMMIN)

DAFTAR PUSTAKA. Alexander, DC., 1986, The Practice and Management of Industrial Ergonomics, Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall.

ASSEMBLING POLA PLAT

MANAJEMEN PEMELIHARAAN MESIN

PERANCANGAN PRODUK. Chapter 2. Gasal 2014

ANALISA PERENCANAAN POMPA HIDRAULIK RAM

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penerapan Teknologi CAD/CAM akan meningkatkan : Kepuasan Bekerja Pekerja bagian Mold

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan tingkat efisiensi dan efektifitas mesin/peralatan juga mengakibatkan

SKALA I. 1 Saya suka menawarkan barang baru dalam usaha saya. 3 Saya malas mencari ide ide baru untuk usaha saya

SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN PART MESIN UNIT PABRIKASI DRUM PLANT MENGGUNAKAN DATA BASE MANAGEMENT SYSTEM (Studi kasus di PT. ABC)

BAB V CAMPURAN BEREAKSI : PEMBAKARAN

BAB II. Activity-Based Management. Activity Based Management (ABM) adalah suatu pendekatan di seluruh

BAB. 1 PENDAHULUAN. Seiring perkembangan dan kebutuhan, industri pemotongan logam menghadapi

DAFTAR ISI... i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN... 1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN... 2 PROFIL KOMPETENSI LU LUSAN... 5 RUANG LINGKUP PEKERJAAN...

BAB II LANDASAN TEORI. sesuai dengan kebutuhan manusia. Perancangan produk baru adalah suatu hal

Transkripsi:

BAB X TUJUAN DESAIN ALAT BANTU Desain alat bantu adalah proses mendesain dan mengembangkan alat-alat bantu, metode dan teknik untuk meningkatkan efisiensi dan produktifitas produksi. Tujuan utama dalam mendesain alat bantu adalah menurunkan biaya produksi sambil menjaga kwalitas dan menigkatkan produksi. Untuk memenuhi, insinyur desain harus memenuhi hal-hal berikut : Menyediakan alat bantu yang sederhana, dan mudah dioperasikan untuk efisiensi maksimum. Mengurangi pengeluaran dalam produksi dengan menghasilkan komponen pada biaya serendah mungkin. Mendesain alat bantu yang secara konsisten memproduksi komponen dengan kwalitas tinggi. Meningkatkan laju produksi dengan alat bantu mesin yang tersedia. Mendesain alat bantu yang tidak mudah melakukan kesalahan dan mencegah penggunaan yang tidak benar. Memilih material yang akan memberikan umur alat bantu yang cukup. Memberikan proteksi dalam desain alat bantu untuk keselamatan operator yang maksimum. Desain alat bantu dalam manufaktur menempati posisi antara produk desain dan produksi barang. Pertama-tama kebutuhan produk ditentukan, kemudian gambar dan spesifikasi dibuat. Perancang produk menyerahkan informasi ini ke Insinyur Perencanaan Proses. Insinyur Perencanaan Proses bekerja sama dengan perancang produk dan perancang alat bantu, meremcanakan metode yang akan digunakan 147

untuk memproduksi komponen. Kadang-kadang perancang produk merubah atau memodifikasi desain supaya lebih sederhana atau untuk mempercepat produksi. Biasanya perancang produk mengatur laju produksi dan desain komponen, dan memilih alat bantu. PERENCANAAN DESAIN Jumlah perencanaan dalam desain alat bantu sangat mempengaruhi sukses tidaknya desain. Semua informasi dan spesifikasi yang berkaitan dengan produk di evaluasi sehingga desain alat bantu yang paling efisien dan ekonomis bisa ditentukan. Selama fase ini, perancang alat bantu dengan hati-hati mempelajari gambar komponen dan rencana produksi. Perancang alat bantu mesti memahami komponen dan proses produksinya. Gambar Komponen Perancang alat bantu akan menerima kopi gambar komponen seperti contohnya pada gambar 1. gambar 1. Gambar komponen. 148

Ketika menganalisis gambar, perancang harus memperhatikan faktor-faktor berikut: Ukuran keseluruhan dan bentuk komponen Jenis dan kondisi material yang digunakan komponen Jenis operasi pemesinan yang dilakukan Derjat akurasi yang dilakukan Jumlah yang dibuat Permukaan buat pengkleman dan penepatan. Rencana Produksi Rencana produksi seperti yang diperlihatkan gambar 2 adalah daftar item operasi produksi dan urutan operasi yang dipilih oleh insinyur perencanaan proses. Perancang alat bantu menggunakan rencana produksi ini untuk membantu dalam desain. Perencanaan produksi bisa berisikan hal-hal berikut: Jenis dan ukuran alat bantu yang digunakan pada setiap operasi. Jenis dan ukuran alat potong untuk tiap operasi. Urutan operasi Operasi pemesinan terdahulu yang dilakukan pada komponen. Tambahan terhadap rencana produksi dan gambar komponen adalah jumlah waktu dan uang yang tersedia untuk desain. TANTANGAN BAGI PERANCANG ALAT BANTU Perancang alat bantu mempunyai tanggung jawab produksi. Perancang alat bantu mungkin juga bertanggung jawab terhadap penyediaan material, supervisi ruangan perkakas, dan inspeksi alat bantu. Desain Dalam fase ini perancang alat bantu bertanggung jawab dalam mengembangkan gambar dan sketsa ide desain alat bantu. Gambar desain biasanya harus disetujui oleh kepala perancang. 149

Supervisi Perluasan supervisi dari perancang alat bantu biasanya ditentukan oleh besarnya perusahaan. Supervisi bagi sebuah bagian seperti departemen desain atau pembuatan alat bantu, atau bahkan di keseluruhan departemen alat bantu, bisa juga menjadi tanggung jawab perancang alat bantu. Gambar 2. Rencana Produksi 150

Satu sumber daya yang sering digunakan oleh perancang alat bantu dalam mengatasi permasalahan adalah kelompok orang-orang ahli di ruangan perkakas/alat bantu. Oleh sebab itu diperlukan kerjasama yang kooperatif antara perancang dengan pembuat alat bantu. Pembelian Sering perancang alat bantu bertanggung jawab dalam menyediakan material untuk membuat alat bantu. Dalam situasi ini perancang bergantung pada vendor atau penjual untuk mensuplai material dan komponen sesuai spesifikasi desain. Ketika memilih vendor, lebih baik memilih perusahaan yang menawarkan pelayanan paling baik ke pelanggannya. Pelayanan-pelayanan tersebut seperti bantuan desain dan pemecahan masalah dimana produk mereka dipakai, merupakan faktor penentu dalam memilih. Inspeksi Sering perancang alat bantu diperlukan untuk menginspeksi alat bantu yang telah selesai untuk melihat apakah sudah memenuhi spesifikasi atau belum. Inspeksi ini atau percobaan fungsional biasanya dilakukan dalam dua tahap, pertama, alat bantu diperiksa apakah sesuai dengan gambar, kedua, beberapa produk uji coba dibuat dan kemudian diperiksa apakah sudah sesuai dengan spesifikasi atau belum. Setelah alat bantu diserahkan ke bagian produksi, perancang alat bantu harus melakukan pemeriksaan periodik untuk melihat bahwa toleransi yang disyaratkan telah dipenuhi. PERSYARATAN UNTUK MENJADI PERANCANG ALAT BANTU Untuk menjadi perancang alat bantu, orang tersebut harus mempunyai ketrampilan berikut: kemampuan untuk membuat gambar mesin dan sketsa mengerti metode produksi modern, peralatan dan teknik kemampuan mekanik yang kreatif 151

mengerti metode dasar pembuatan alat bantu pengetahuan tentang matematika teknik melalui trigonometri praktis. 152

DAFTAR PUSTAKA 1. Amstead B.H., P.F. Ostwald, M.L. Begeman, Manufacturing Processes. John Wiley & Sons, 1987. 2. Amstead B.H. P.F. Ostwald, M.L. Begeman, terj. Sriati Djaprie. Teknologi Mekanik. Jilid 1, Erlangga, 1993. 3. Amstead B.H. P.F. Ostwald, M.L. Begeman, terj. Bambang Priambodo. Teknologi Mekanik. Jilid 2, Erlangga, 1993. 4. Hoffman E. G. Jig and Fixture Design. 4 th edition, Delmar Publishers, 1996. 153