PERHITUNGAN KAPASITAS JALAN DAN TEBAL PERKERASAN JALAN PADA RUAS JALAN PROFESOR MOCH. YAMIN KABUPATEN CIANJUR Yudi Sekaryadi Dina Anjani Program Studi

dokumen-dokumen yang mirip
PERENCANAAN ULANG PENINGKATAN JALAN BANGKALAN BATAS KABUPATEN SAMPANG STA KABUPATEN BANGKALAN PROPINSI JAWA TIMUR

PROYEK AKHIR. PERENCANAAN ULANG PENINGKATAN JALAN PASURUAN-PILANG STA s/d STA PROVINSI JAWA TIMUR

Pembimbing : Ir. Agung Budipriyanto, M.Eng,P.hD

PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN TUBAN BULU KM KM JAWA TIMUR DENGAN PERKERASAN LENTUR

BAB V EVALUASI V-1 BAB V EVALUASI

ANALISA DESAIN OVERLAY DAN RAB RUAS JALAN PONCO - JATIROGO LINK 032, STA KM

PROYEK AKHIR PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN BANGKALAN Bts.KAB SAMPANG STA MADURA, JAWA TIMUR

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan Motto dan Persembahan ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

Pembimbing : Ir. Imam Prayogo ( )

STUDI PENGARUH PENGAMBILAN ANGKA EKIVALEN BEBAN KENDARAAN PADA PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN FLEKSIBEL DI JALAN MANADO BITUNG

PERBANDINGAN KONSTRUKSI PERKERASAN LENTUR DAN PERKERASAN KAKU PADA PROYEK PEMBANGUNAN PASURUAN- PILANG KABUPATEN PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

EVALUASI KINERJA RUAS JALAN DI JALAN SUMPAH PEMUDA KOTA SURAKARTA (Study kasus : Kampus UNISRI sampai dengan Kantor Kelurahan Mojosongo) Sumina

Perencanaan Ulang Jalan Raya MERR II C Menggunakan Perkerasan Kaku STA Kota Surabaya Provinsi Jawa Timur

Analisis Kapasitas Ruas Jalan Raja Eyato Berdasarkan MKJI 1997 Indri Darise 1, Fakih Husnan 2, Indriati M Patuti 3.

PROYEK AKHIR. PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK SIPIL Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Fitria Yuliati

ANALISIS KINERJA JALAN PADA RUAS JALAN SOLO KM 8,8 SAMPAI KM 10. Oleh : ALLWIN MULATUA SILALAHI No. Mahasiswa : / TS NPM :

Perencanaan Geometrik dan Perkerasan Jalan Lingkar Barat Metropolitan Surabaya Jawa Timur

KAJIAN PELAYANAN FUNGSI JALAN KOTA BOGOR SELATAN (Studi Kasus Ruas Jalan Bogor Selatan Zona B)

STUDI BANDING DESAIN TEBAL PERKERASAN LENTUR MENGGUNAKAN METODE SNI F DAN Pt T B

PERBANDINGAN TEBAL LAPIS PERKERASAN DENGAN METODE ANALISA KOMPONEN DAN ASPHALT INSTITUTE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Peraturan Perundang undangan dibidang LLAJ. pelosok wilayah daratan, untuk menunjang pemerataan, pertumbuhan dan

BAB 3 PARAMETER PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

Perencanaan Geometrik dan Perkerasan Jalan Tol Pandaan-Malang dengan Jenis Perkerasan Lentur

ANALISIS KINERJA RUAS JALAN DAN MOBILITAS KENDARAAN PADA JALAN PERKOTAAN (STUDI KASUS JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN)

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. permukaan air, terkecuali jalan kereta, jalan lori, dan jalan kabel. (UU No. 38

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN DAN TEBAL PERKERASAN LENTUR PADA RUAS JALAN GARENDONG-JANALA

TINJAUAN PUSTAKA. Kinerja atau tingkat pelayanan jalan menurut US-HCM adalah ukuran. Kinerja ruas jalan pada umumnya dapat dinyatakan dalam kecepatan,

terjadi, seperti rumah makan, pabrik, atau perkampungan (kios kecil dan kedai

ANALISIS KAPASITAS JALAN TERHADAP KEMACETAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN ULANG PENINGKATAN JALAN DENGAN PERKERASAN LENTUR JALAN RAYA GRESIK STA STA KABUPATEN GRESIK PROPINSI JAWA TIMUR

PENGARUH HAMBATAN SAMPING TERHADAP KINERJA RUAS JALAN RAYA SESETAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Mulai. Identifikasi Masalah. Studi Literatur. Pengumpulan Data Sekunder. Rekapitulasi Data. Pengolahan Data.

STUDI KAPASITAS, KECEPATAN DAN DERAJAT KEJENUHAN PADA JALAN LEMBONG, BANDUNG MENGGUNAKAN METODE MKJI 1997

BAB V VERIFIKASI PROGRAM

TUGAS AKHIR - RC

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kuantitatif yang menerangkan kondisi operasional fasilitas simpang dan secara

ANALISIS TINGKAT PELAYANAN DI RUAS JALAN KALIURANG YOGYAKARTA. Laporan Tugas Akhir. sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EVALUASI KINERJA JALAN TERHADAP RENCANA PEMBANGUNAN JALAN DUA JALUR

Gambar 4.1 Potongan Melintang Jalan

III. PARAMETER PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA A. JENIS KENDARAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KAPASITAS, TINGKAT PELAYANAN, KINERJA DAN PENGARUH PEMBUATAN MEDIAN JALAN. Adhi Muhtadi ABSTRAK

BAB III LANDASAN TEORI

EVALUASI KORIDOR JALAN KARANGMENJANGAN JALAN RAYA NGINDEN SEBAGAI JALAN ARTERI SEKUNDER. Jalan Karangmenjangan Jalan Raya BAB I

EVALUASI KINERJA JALAN PADA PENERAPAN SISTEM SATU ARAH DI KOTA BOGOR

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN. mengenai rekapitulasi untuk total semua jenis kendaraan, volume lalulintas harian

PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN PANDAN ARUM - PACET STA STA KABUPATEN MOJOKERTO JAWA TIMUR

BAB III LANDASAN TEORI. karakteristik arus jalan, dan aktivitas samping jalan.

B. Metode AASHTO 1993 LHR 2016

BAB III LANDASAN TEORI. manajemen sampai pengoperasian jalan (Sukirman 1994).

BAB III LANDASAN TEORI. jalan, diperlukan pelapisan ulang (overlay) pada daerah - daerah yang mengalami

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN CONGOT JALI WAWAR SISI SELATAN JAWA TENGAH. Disusun Oleh : Semarang, Nopember 2010

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH HAMBATAN SAMPING TERHADAP KECEPATAN DAN KAPASITAS JALAN H.E.A MOKODOMPIT KOTA KENDARI

B2 STA STA KM

STUDI KINERJA JALAN SATU ARAH DI JALAN KEBON KAWUNG, BANDUNG

Menetapkan Tebal Lapis Perkerasan

PERBANDINGAN DESAIN JALAN MENGGUNAKAN PERKERASAN KAKU DENGAN PERKERASAN LENTUR ABSTRAK

BAB III LANDASAN TEORI. hal-hal yang mempengaruhi kriteria kinerja lalu lintas pada suatu kondisi jalan

EVALUASI KINERJA RUAS JALAN IR. H. JUANDA, BANDUNG

Aditya Putrantono Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

PERTEMUAN KE-8 UJIAN TENGAH SEMESTER

ANALISIS KINERJA RUAS JALAN MENURUT MKJI 1997 ( Studi Kasus : Jalan Sulawesi Denpasar, Bali ) Oleh : Ngakan Putu Ari Kurniadhi NPM.

BAB IV PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN LENTUR. perumahan Puri Botanical Residence di jl. Joglo Jakarta barat. ditanah seluas 4058

DENY MIFTAKUL A. J NIM. I

ANALISIS TEBAL LAPISAN PERKERASAN LENTUR JALAN LINGKAR MAJALAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALISIS KOMPONEN SNI

JURNAL ANALISA KAPASITAS DAN TINGKAT PELAYANAN RUAS JALAN H.B YASIN BERDASARKAN MKJI Oleh RAHIMA AHMAD NIM:

STA s/d STA TUGAS AKHIR. Oleh BINSAR T.M. PAKPAHAN NIM

Langkah Perhitungan PERHITUNGAN KINERJA RUAS JALAN PERKOTAAN BERDASARKAN MKJI Analisa Kondisi Ruas Jalan. Materi Kuliah Teknik Lalu Lintas

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SAMARINDA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 4 (Empat)

STUDI KECEPATAN DAN DERAJAT KEJENUHAN JALAN TOL RUAS PASTEUR BAROS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. titik pada jalan per satuan waktu. Arus lalu lintas dapat dikategorikan menjadi dua

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Oleh : FERRY DWI TRISTANTO (NRP ) RAKHMAD RAHARJO (NRP ) Pembimbing : Ir. Imam Prayogo ( )

BAB III METODOLOGI. Pada bagian berikut ini disampaikan Bagan Alir dari Program Kerja.

BAB III LANDASAN TEORI. kapasitas. Data volume lalu lintas dapat berupa: d. Arus belok (belok kiri atau belok kanan).

BAB III LANDASAN TEORI. A. Parameter Desain

STUDI PENANGANAN JALAN RUAS BUNDER LEGUNDI AKIBAT PEKEMBANGAN LALU - LINTAS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 METODOLOGI. untuk mengetahui pengaruh yang terjadi pada jalan tersebut akibat pembangunan jalur

ANALISA KINERJA JALAN MARGONDA RAYA KOTA DEPOK Endang Susilowati Jurusan Teknik Sipil Universitas Gunadarma

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA

ANALISA KERJA RUAS JALAN S. TUBUN

DAMPAK PUSAT PERBELANJAAN SAKURA MART TERHADAP KINERJA RUAS JALAN TRANS SULAWESI DI KOTA AMURANG

ANALISIS KINERJARUAS JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN JATI - PADANG

DAFTAR ISTILAH. lingkungan). Rasio arus lalu lintas (smp/jam) terhadap kapasitas. (1) Kecepatan rata-rata teoritis (km/jam) lalu lintas. lewat.

BAB III METODOLOGI. Persiapan. Pengamatan Pendahuluan. Identifikasi Masalah. Alternatif Pendekatan Masalah. Pengumpulan Data Data Primer Data Sekunder

ANALISIS KINERJA LALU LINTAS JAM SIBUK PADA RUAS JALAN WOLTER MONGINSIDI

TUGAS REKAYASA LALU LINTAS (RESUME ANALISIS KINERJA JALAN BEBAS HAMBATAN)

BAB III LANDASAN TEORI. Pengolongan jenis kendaraan sebagai berikut : Indeks untuk kendaraan bermotor dengan 4 roda (mobil penumpang)

Transkripsi:

PERHITUNGAN KAPASITAS JALAN DAN TEBAL PERKERASAN JALAN PADA RUAS JALAN PROFESOR MOCH. YAMIN KABUPATEN CIANJUR Yudi Sekaryadi Dina Anjani Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Suryakancana ABSTRAK Kapasitas adalah jumlah maksimum kendaraan atau orang yang dapat melintasi suatu titik pada lajur jalan pada periode waktu tertentu dalam kondisi jalan tertentu atau merupakan arus maksimum yang dapat dilewatkan pada suatu ruas jalan. Apabila diamati secara kasat mata jumlah kendaraan yang melintasi jalan Prof. Moch Yamin cukup tinggi, mengingat jumlah kendaraan LHR Dari Perhitungan Kapasitas pada ruas jalan Prof. Moh Yamin didapat nilai Kapasitas Jalan Perkotaan C= 2371 dan Nilai Kapasitas Dasar Co= 3100, maka tidak diperlukan pelebaran jalan karena kapasitas masih memenuhi. Jalan tersebut dilakukan pelapisan tambahan dikarenakan jalan kurang baik, dari perhitungan pelapisan pada ruas jalan tersebut dilakukan dengan metode perkerasan lentur dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB) sebesar Rp. 2.186.451.550 Kata Kunci: Ruas Jalan, Kapasitas Jalan, Perkerasan Lentur 1. PENDAHULUAN Transportasi pada hakekatnya telah dikenal secara alamiah semenjak manusia ada di bumi, meskipun pergerakan/perpindahan manusia atau barang masih dilakukan secara sederhana. Perkembangan yang begitu cepat ini diakibatkan karena kebutuhan akan transportasi meningkat dengan tajam. Jalan merupakan salah satu prasarana transportasi yang sering digunakan, jalan mempunyai peranan penting dalam kehidupan khususnya untuk kelancaran transportasi. Tentunya diharapkan Jalan yang aman, nyaman dan lancar menjadi kebutuhan yang harus terpenuhi demi mencapai citi-cita bersama. Artinya lintasan yaitu sebagai tanah yang diperkeras atau jalan tanah tanpa perkerasan, sedangkan lalu lintas yaitu semua benda dan makhluk hidup yang melewati jalan tersebut baik itu manusia, hewan, kendaraan bermotor, maupun tidak bermotor. Meningkatnya kemacetan pada jalan perkotaan maupun jalan luar kota yang diakibatkan bertambahnya kepemilikan kendaraan, terbatasnya sumber daya untuk membangun jalan raya, dan belum optimalnya pengoprasian fasilitas lalu lintas merupakan persoalan utama dibanyak negara. Kemacetan selain menyebabkan menurunnya produktivitas karena terbuangnya waktu untuk melakukan perjalanan, disadari atau tidak menjadi penyumbang terbesar dalam penurunan kualitas udara. Polusi CO2 dari kendaraan bermotor telah membawa dampak negatif bagi kesehatan masyarakat. Selain berdampak secara fisik, dampak negatif kemacetan dalam jangka panjang akan berpengaruh terhadap kondisi mental masyarakat yaitu meningkatnya tingkat JURNAL MOMEN VOL 01 NO.02 HAL - 80

stress. Oleh sebab itulah, masalah kemacetan perlu diidentifikasi sejak awal, deteksi pemicu terjadinya kemacetan perlu diantisipasi sedini mungkin dan solusi serta kebijakan yang tepat perlu dilakukan. Perlu diketahui meningkatnya jumlah kendaraan bukanlah faktor utama penyebab terjadinya kemacetan, ada beberapa faktor lain yang selama ini tidak kita sadari. Dengan permasalahan yang ada penulis menganggap pentingnya solusi kemacetan lalu lintas pada jalan Profesor Moh Yamin Kabupaten Cianjur oleh karena itu penulis memilih kemacetan lalu lintas sebagai studi kasus. 2. METODOLOGI PENELITIAN Proses perencanaan dalam melakukan penelitian perlu dilakukan analisis yang teliti, pada pembahasan ini mengenai metode penyelesaian masalah pada ruas jalan Profesor Moh. Yamin KM BDG 63 ± 94 64 ± 94. Analisis yang baik memerlukan pengumpulan data berupa data arus lalu lintas, Cbr, Pertumbuhan lalu lintas, koefisien lalu lintas, dan untuk perhitungan kapasitas, menggunakan MKJI. 1.1 Pengumpulan Data A. Data Primer Pada tahapan pengumpulan data primer ini, penulis melakukan survey langsung ke lapangan yang berlokasi di jalan Profesor Moch. Yamin, untuk mengetahui kondisi perkerasan dan geometrik jalan, dan untuk mengetahui jumlah kendaraan dan tipe kendaraan yang lewat pada masing-masing segmen jalan, maka digunakan metode survey manual (Perhitungan volume lalu lintas secara manual). Perhitungan volume lalu lintas dilakukan selama 24 jam pada hari Kerja, tepatnya pada hari Senin tanggal 13 Maret 2017. Survey yang dilakukan antara lain: 1. Pengamatan mengenai lintas harian kendaraan/jam pada 2 arah. 2. Metoda Pengamatan Bergerak (Moving Car Observer). 3. Pengamatan mengenai geometrik jalan. 4. Pengamatan kerusakan perkerasan jalan yang telah terjadi. B. Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang diperoleh dalam bentuk dokumen yang dikumpulkan oleh pihak lain dalam bentuk publikasi. Data sekunder diperoleh dari Dinas PU Bina Marga Kabupaten Cianjur dan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Cianjur, antara lain: 1. Data daya dukung tanah berupa data CBR (California Bearing Ratio) yang didapat dari perencanaan teknis Jalan Raya Prof. Moch Yamin KM BDG 63 ± 94 64 ± 94. 2. Curah Hujan curah Daerah Kabupaten Cianjur bekisar 1750 mm/thn. 3. Jumlah Penduduk 0,9 juta, Maka kelas ukuran kota termasuk kategori Sedang. Setelah data-data di atas sudah dirasa cukup, maka akan dilakukan analisa data berdasarkan data tersebut berdasarkan standar yang ada, sehingga dapat dihasilkan hasil evaluasi mengenai perkerasan dan geometrik jalan yang diteliti dan menghasilkan desain perkerasan dan geometrik jalan yang baru dan diharapkan dapat melayani beban lalu lintas sesuai dengan umur rencana dan geometrik jalan yang lebih nyaman dan aman bagi pengguna jalan. 3. PENGOLAHAN DATA DAN PERHITUNGAN 3.1 Perhitungan Kapasitas Jalan Perhitungan kapasitas yang akan ditunjukan untuk mengetahui serta membandingkan nilai perencanaan yang sudah dilaksanakan oleh Bina Marga dengan perhitungan hasil penilitian. Dalam perhitungan kapasitas jalan raya, kajian yang dianalisa antara lain: 1) Analisa Kecepatan Arus Bebas Dalam perhitungan arus lalu lintas dengan menggunakan beberapa tabel dan angka yang diperlukan, didapat sebagaimana telah disajikan sebagai berikut: - : Kecepatan arus bebas kendaraan 65 km/jam (Mengunakan Tabel 2.2 Kecepatan Arus Bebas Kendaraan Ringan). - : Dengan lebar jalan 7 meter/2 lajur sehingga didapat 3,5 meter perlajur dan kondisi jalan datar, maka faktor penyesuaian lebar lajur lintas efektif didapat 0 km/jam (Menggunakan Tabel 2.3 Faktor JURNAL MOMEN VOL 01 NO.02 HAL - 81

Penyesuaian Lebar Jalur Lalu Lintas Efektif). - : Pada jalan ini kelas hambatan samping dengan kedua lebar bahu 0,50 meter maka faktor penyesuaian kondisi hambatan samping menggunakan 0,85 (Menggunakan Tabel 2.4 Faktor Penyesuaian Kondisi Hambatan Samping). - : Penyesuaian ukuran kota pada kecepatan arus bebas untuk jalan luar kota sehingga diperoleh 0,90 (Menggunakan Tabel 2.5 Faktor Penyesuaian Ukuran Kota). Berdasarkan data-data tersebut maka dapat dihitung dengan menggunakan rumus: =( + ) (km/jam) =(65+ 0) 0,85 0,90 =49,72 / 2) Analisa Kapasitas Dalam perhitungan Kapasitas Jalan dengan menggunakan beberapa tabel dan angka yang diperlukan, didapat sebagaimana telah disajikan sebagai berikut: - : Kapasitas dasar (smp/jam) dengan kondisi jalan 2/2 UD tanpa terbagi maka didapat nilai 3100 (Menggunakan Tabel 2.8 Analisa Kapasitas dasar Co jalan Perkotaan). - Faktor penyesuain distribusi arah dengan jenis jalan 2/2 UD tidak ada median dan presentasi 55-41 didapat nilai 0,97 (Menggunakan Tabel 2.9 Faktor Penyesuaian Ditribusi Arah). - Faktor penyesuaian untuk lebar jalur lalu lintas pada kapasitas jalan Perkotaan dengan jenis lajur 2/2 UD tak terbagi dan lebar jalur 7 meter, didapat nilai 1,00 (Menggunakan Tabel 2.10 Lebar Jalur Efektif). - : Faktor penyesuaian hambatan samping untuk pengarus hambatan samping pada ruas jalan Prof Moch. Yamin dengan lebar bahu 0,50 meter dibilang tinggi karna banyak kendaraan keluar masuk Perkantoran, gang, sekolah, minimarket. Sehingga didapat nilai 0,90 (Menggunakan Tabel 2.5 Faktor Penyesuaian Ukuran Kota). Berdasarkan data-data tersebut maka dapat dihitung dengan menggunakan rumus: = =3100 0,90 1,00 0,85 C = 2371,5 smp/jam Dari perhitungan kapasitas jalan Prof Moch. Yamin telah didapat nilai Kapasitas Dasar Co= 3100 lebih besar dari nilai Kapasitas Jalan Perkotaan C= 2371 maka dari itu tidak diperlukan pelebaran jalan karena kapasitas masih memenuhi. 3) Derajat Kejenuhan - Qdh = LHRT k SP = 20803 0,11 58% = 1327,23 # = $%&' = 0,5 &%'$ - Qdh = LHRT k SP = 20803 0,11 42% = 961,09 # = ()$ = 0,4 &%'$ Berdasarkan hasil perhitungan arus jam perencana untuk kedua arah menunjukan bahwa kondisi lalu lintas Prof. Moch Yamin tidak mengalami kondisi jenuh, Untuk arah Sukabumi-Cianjur 0,5 dan Cianjur Sukabumi 0,4. 3.2 Perhitungan Perkerasan Lentur Dari perkembangan lalu lintas berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan, untuk LHR pada tahun 2017 (awal umur rencana), Maka dihitung untuk LHR rata-rata pada akhir tahun rencana sebagai berikut: a. Data lalu lintas: 2026 b. Umur Rencana: 10 tahun c. Fungsi Jalan: Kolektor d. Pertumbuhan lalu lintas : - Kendaraan Ringan 15 % - Kendaraan Berat 8% Di dapat dari hasil perhitungan LHR pada Tahun 2026: 60551 Setelah lintas harian rata-rata pada awal rencana didapat, selanjutnya dicari nilai angka ekivalen beban sumbu kendaraan. Dan dilanjutkan mencari angka ekivalen dengan mengitung lintas ekivalen pemula, lintas ekivalen akhir, lintas ekivalen tengah, dan yang terakhir lintas ekivalen rencana. JURNAL MOMEN VOL 01 NO.02 HAL - 82

ITP yang ada 6,02 Jadi untuk lapis tambahan (overlay) ITP = 2+310 2+35 ITP = 9,566,02=3,48 ITP = a0 D0 2,48 = 0,40 *0 %,78 DO = 8,79,7 =8 Berdasakan hasil perhitungan untuk lapis tambahan didapat kebutuhan tebal perkerasan diambil menjadi 9 cm. Untuk penyesuaian perhitungan lapis tambahan, mengacu kepada spesipikasi Binamarga (2010), Dengan menggunakan Tabel 2.20 Nominal rancangan Campuran Aspal dan Toleransi, disajikan pada gambar sebagai berikut: 3.3 Perhitungan Biayaa Lapisan Tambahan Tabel 4.12 Rekapitulasi RAB Berdasarkan grafik diatas didapat nilai CBR yang mewakili sebesar 5,5% Maka daya dukung tanahnya di tentukan dengan rumus: **+=4,3log(/0)+1,7 **+=4,3log(5,5)+ +1,7 = 4,8 Sehingga didapat nilai DDT 4,8 Didapat Indeks Tebal Perkerasan, dengan menggunakan Nomogramm untuk ITP umur rencana 9,5. Berdasarkan data kekuatan jalan lama, maka sudah dapat menentukan tebal lapis tambahan dengan umur rencana 10 tahun, dengan perhitungan sebagai berikut: LASTON: 80% 0,40 7,75=2,48 BATU PECAH: 90% 0,13 20 =2,34 SIRTU: 100% 0,12 10=1,2 5. Penutup 5.1 Kesimpulan Jenis Kendaraan Kendaraan Ringan Pick-up Truck 2 as (L) Truck 2 as (H) Bus Besar Laston ACWC 80% Batu pecah 90% LPB sirtu 100 % 7,75 Cm 20 Cm 10 Cm Jumlah Kendara an 13831 815 433 80 90 15250 Total - Dari hasil perhitungan kapasitas jalan didapat Nilai Kapasitas Jalan Perkotaan (C) sebesar 2371 JURNAL MOMEN VOL 01 NO.02 HAL - 83

No. DIVISI smp/jam, lebih besar dari nilai Kapasitas Dasar (Co) 3100, maka dari itu pada ruas jalan Prof. Moch. Yamin KM BDG 63 ± 94 64 ± 94 tidak diperlukan pelebaran jalan, dikarenakan kapasitas masih memenuhui. - Derajat kejenuhan dihitung dengan menggunakan arus dan kapasitas dinyatakan dalam smp/jam. Besarnya derajat kejenuhan secara teoritis tidak bisa lebih nilai satu, maka rasio lalulintas pada ruas jalan Prof. Moch. Yamin KM BDG URAIAN 1 U M U M 17.217.320,00 2 D R A I N A S E 77.090.019,41 3 PEKERJAAN TANAH 4.368.433,21 4 PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN 26.823.442,48 5 PERKERASAN ASPAL 1.760.959.962,47 6 PENGEMBALIAN KONDISI DAN PEKERJAAN MINOR 101.224.049,67 7 PEKERJAAN HARIAN - 8 PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN - ( A ) Jumlah Harga Pekerjaan (Belum termasuk Biaya Umum dan Keuntungan) 1.987.683.227 ( B ) Pajak Pertambahan Nilai (PPn) = 10% x (A) 198.768.323 ( C ) JUMLAH TOTAL HARGA PEKERJAAN = (A) + (B) 2.186.451.550 Terbilang : DUA MILIAR SERATUS DELAPAN PULUH ENAM JUTA EMPAT RATUS LIMA PULUH SATU RIBU LIMA RATUS LIMA PULUH RUPIAH Jumlah Harga 63 ± 94 64 ± 94. untuk kedua arah menunjukan bahwa kondisi lalu lintas Prof. Moch Yamin tidak mengalami kondisi jenuh, Untuk arah Sukabumi-Cianjur 0,5 dan Cianjur Sukabumi 0,4. Tidak perlu adanya pelebaran jalan, hanya saja perlu adanya overlay, untuk meningkatkan kenyamana. - Berdasarkan hasil perhitungan analisa untuk lapis tambahan pada ruas jalan Prof. Moch. Yamin KM BDG 63 ± 94 64 ± 94, didapat kebutuhan tebal perkerasan 9 cm. - Dari hasil perhitungan RAB pada lapis tambahan dengan menggunakan cara Bina Marga dibutuhkan biaya Rp. 2.186.451.550. 5.2 Saran - Diperlukannya manajemem lalu lintas baik untuk mengurangi tundaan, antrian bahkan kemacetan yang terjadi. Agar perkerasan alan dapat terhindar dari kerusakan struktur, dan sesuai pada umur rencana. - Perlu adanya rambu-rambu diarea ruas jalan Prof. Moch Yamin dan perlu adanya penerangan, Untuk mengurangi kejenuhan. - Pada ruas jalan Prof Moch Yamin, diharuskan ada tempat parker sehingga tidak ada kendaraan yang parkir di ruas jalan, atau ada ketegasan dari pihak kepolisian dalam hal parker sembarangan. - Diperlukannya kesadaran semua pihak khususnya pengguna jalan untuk menaati peraturan-peraturan lalu lintas yang berlaku di jalan tersebut. 4. DAFTAR PUSTAKA Dewan Standardisasi Nasional, Tata Cara Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan Metode Analisa Komponen, SNI 1732-1989-F, 1987 Dewan Standardisasi Nasiaonal Perencanaan Kota MKJI 1997 Dewan Standardisasi Nasional, Tata Cara Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan Metode Analisa Komponen, SNI 1732-1989-F, 1987 Edward K. Morlok dan Johan K. Hainim, Pengantar Teknik & Perencanaan Ilham, Diktat Kuliah Perencangan Perkerasan Jalan. Ilham, Diktat Kuliah Rekayasa Transportasi. Silvia Sukirman, Perkerasan Lentur Jalan Raya, Penerbit Nova, Bandung, tanpa tahun JURNAL MOMEN VOL 01 NO.02 HAL - 84

JURNAL MOMEN VOL 01 NO.02 HAL - 85

JURNAL MOMEN VOL 01 NO.02 HAL - 86