BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mendapatkan kebutuhan individu tertentu (Hartanto, 2006). Diet merupakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

salah satunya disebabkan oleh pengetahuan yang kurang tepat tentang pola makan yang menyebabkan terjadinya penumpukan asam urat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit asam urat atau biasa dikenal sebagai gout arthritis merupakan

Zat yang secara normal dihasilkan tubuh yang merupakan sisa pembakaran protein atau penghancuran sel-sel tubuh yang sudah tua.

Sintesis purin melibatkan dua jalur, yaitu jalur de novo dan jalur penghematan (salvage pathway).

CREATED BY: WINDA DARPIANUR, SKep

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. nyeri yang teramat sangat bagi penderitanya. Hal ini disebabkan oleh. dan gaya hidup ( Price & Wilson, 1992).

BAB I PENDAHULUAN. pada tubuh dapat menimbulkan penyakit yang dikenal dengan. retina mata, ginjal, jantung, serta persendian (Shetty et al., 2011).

DIET RENDAH PURIN untuk penderita asam urat. Rizqie Auliana, M.Kes

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Asam urat merupakan sebutan orang awan untuk rematik pirai (gout

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba

BAB I PENDAHULUAN. penyakit gout (penyakit akibat pengendapan kristal Mono Sodium Urat/MSU)

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S1 Program Studi Pendidikan Biologi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bertambahnya umur, fungsi fisiologis mengalami. penurunan akibat proses degeneratif (penuaan) sehingga

BAB I PENDAHULUAN. terjadi penyakit degeneratif yang meliputi atritis gout, Hipertensi, gangguan

MANIFESTASI ASAM URAT PADA LANSIA DI PUSKESMAS KOTA WILAYAH SELATAN KOTA KEDIRI

POLA MAKAN Sumber: Kiat Sehat diusia Emas - vegeta.co.id

glukosa darah melebihi 500 mg/dl, disertai : (b) Banyak kencing waktu 2 4 minggu)

BAB 1 PENDAHULUAN. 6,0 mg/dl dan untuk pria 6,8 mg/dl. Hiperurisemia didefinisikan sebagai plasma

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hiperurisemia adalah peningkatan kadar asam urat dalam darah, lebih dari

DISLIPIDEM IA. Gangguan Metabolisme Lemak (Kolesterol, Trigliserid)

dalam tubuh dapat mempengaruhi kadar asam urat dalam darah. Makanan yang mengandung zat purin yang tinggi akan diubah menjadi asam urat. b. Seseorang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman yang lazim digunakan sebagai obat tradisional dalam pengobatan asam urat adalah sambiloto, kumis kucing, sembung, dan brotowali.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MAKANAN SEHAT DAN MAKANAN TIDAK SEHAT BAHAN AJAR MATA KULIAH KESEHATAN DAN GIZI I

BAB 1 : PENDAHULUAN. kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Gizi lebih yang terjadi pada remaja,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem Kesehatan Nasional Indonesia (2011) merupakan suatu

POLA MAKAN DAN MANIFESTASI ASAM URAT PADA LANSIA DIET PATTERN AND GOUT MANIFESTATION TO ELDERLY

UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang mengandung purin juga bisa menghasilkan asam urat. Oleh karena itulah

Pengetahuan Gizi Tentang Asam Urat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Purin berasal dari makanan, penghancuran yang sudah tua, serta hasil sintesa dari

HUBUNGAN OBESITAS DENGAN KADAR ASAM URAT DARAH DI DUSUN PILANGGADUNG KECAMATAN TIKUNG KABUPATEN LAMONGAN

penyempitan pembuluh darah, rematik, hipertensi, jantung koroner, dan batu ginjal (Henry, 2001; Martindale, 2005). Asam urat dihasilkan dari pecahnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Pemeliharaan Kesehatan terhadap Penyakit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) OSTEOARTHRITIS

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah meningkatnya usia harapan hidup (UHH) yang. berdampak terhadap meningkatnya populasi Lanjut Usia (Lansia).

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Hiperurisemia adalah keadaan terjadinya peningkatan kadar asam urat

BAB 1 PENDAHULUAN. Asam urat telah diidentifikasi lebih dari dua abad yang lalu, namun

Pola hidup sehat untuk penderita diabetes

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2. Pembuangan Asam Urat Berkurang

MENU BERAGAM BERGIZI DAN BERIMBANG UNTUK HIDUP SEHAT. Nur Indrawaty Liputo. Bagian Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

BAB I PENDAHULUAN. lemak oleh manusia, akhir-akhir ini tidak dapat dikendalikan. Hal ini bisa

Penyakit Diabetes Bisa Disembuhkan Seutuhnya..?

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Peningkatan asupan lemak sebagian besar berasal dari tingginya

GIZI SEIMBANG PADA USIA DEWASA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KADAR ASAM URAT DALAM DARAH PASIEN GOUT DI DESA KEDUNGWINONG SUKOLILO PATI

EFEK PEMBERIAN KOMBUCHA COFFEE TERHADAP KANDUNGAN KOLESTEROL DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus L) JANTAN YANG DIINDUKSI URIC ACID

ANAMNESIS. dengan anamnesis yang benar.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.

Tingkat Cholesterol Apa artinya, Diet dan Pengobatannya

BAH III RINGKASAN. Epidemiologi

DIIT SERAT TINGGI. Deskripsi

Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya

DIIT GARAM RENDAH TUJUAN DIIT

MAKALAH GIZI ZAT BESI

BAB V PEMBAHASAN. Penerapan dan penyelenggaraan gizi kerja PT. X Plant Pegangsaan. Ruang/tempat Makan yang menyatakan bahwa :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PRINSIP DIET PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit. degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ

EMPAT PILAR GIZI SEIMBANG

BAB 1 PENDAHULUAN. relatif sensitivitas sel terhadap insulin, akan memicu munculnya penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. perubahan struktur umur penduduk yang ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah

BAB V PEMBAHASAN. A. Karakteristik responden yang mempengaruhi tekanan darah. rentang tahun dan lansia akhir pada rentang tahun.

Efek Diabetes Pada Sistem Ekskresi (Pembuangan)

BAB 2 DATA DAN ANALISA

Apakah Diet Makanan Saja Cukup Sebagai Obat Diabetes Alami?

GIZI WANITA HAMIL SEMESTER VI - 6 DAN 7

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman langsung maupun dari pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2005, hal. 3

DIET PASIEN HEMODIALISA (CUCI DARAH)

Pada wanita penurunan ini terjadi setelah pria. Sebagian efek ini. kemungkinan disebabkan karena selektif mortalitas pada penderita

DIABETES UNTUK AWAM. Desember 2012

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Pada manusia, fungsi ini sebagian besar dijalankan oleh ginjal (Brenner,

12 PESAN DASAR NUTRISI SEIMBANG

BAB I PENDAHULUAN UKDW. lebih dari 6,0 mg/dl terdapat pada wanita (Ferri, 2017).

BATASI KONSUMSI GULA, GARAM, LEMAK UNTUK MENGHINDARI PENYAKIT TIDAK MENULAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. badan menjadi gemuk (obese) yang disebabkan penumpukan jaringan adipose

1/1/2002. Masalah Lansia (terkait fungsi pencernaan) Lansia & Obat. Gizi seimbang POLA HIDUP SEHAT

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. meningkatnya konsentrasi asam urat (hiperurisemia) (Misnadiarly, 2007).

I. PENDAHULUAN. kesehatan, bahkan pada bungkus rokok-pun sudah diberikan peringatan mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung koroner (PJK) penyebab kematian nomor satu di dunia.

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Diet 2.1.1 Definisi Diet Diet merupakan kebiasaan seseorang untuk mengkonsumsi jenis makanan dan minuman dari hari ke hari, terutama makanan yang dirancang untuk mendapatkan kebutuhan individu tertentu (Hartanto, 2006). Diet merupakan mengkonsumsi makanan dan memilih makanan dengan memperhatikan komposisi makanan agar seimbang dan sesuai dengan kebutuhan tubuh. Diet dilakukan untuk mengatur agar konsumsi makanan yang diasup oleh seseorang tidak berlebihan, tepat, dan seimbang (Graha, 2010). Diet merupakan pengaturan pola makan berupa kualitas, cara mengolah makanan, dan frekuensi makan (Toruan, 2007). 2.1.2 Manfaat Diet Pola diet sangat bermanfaat dalam menjaga kesehatan agar berat badan tidak berlebihan (obesitas). Untuk membantu proses diet agar berhasil, maka seseorang perlu menerapkan pola hidup yang sehat, misalnya mengkonsumsi makanan berserat seperti buah-buahan, sayuran, serta mengurangi makanan berlemak. Berat badan yang berlebihan sangat erat hubungannya dengan terjadinya suatu penyakit (Sumanto, 2009). Salah satu penyakit yang berkaitan dengan obesitas adalah penyakit asam urat. (Lingga, 2012). 10

11 2.1.3 Diet Penderita Asam Urat (Artritis Gout) Diet untuk penderita asam urat bertujuan untuk menurunkan kadar asam urat dalam darah serta mempertahankan status gizi yang optimal. Diet diberikan untuk penderita asam urat dengan kadar asam urat > 7,5 mg/dl (Ningdyar, 2009). Faktor yang mempengaruhi asam urat meningkat yaitu karena ketidakseimbangan asupan protein dalam makanan yang dikonsumsi yang mengandung purin tinggi (Lina & Setiyono, 2014). Adapun beberapa diet yang harus dilakukan oleh penderita asam urat, yaitu dengan mematuhi beberapa prinsip antara lain : (1) Membatasi Asupan Purin. Purin yang merupakan bagian dari protein. Membatasi asupan purin berarti mengurangi konsumsi makanan yang mengandung protein tinggi. Jumlah maksimal asupan protein bagi penderita asam urat yaitu sekitar 50 70 g/hari setara dengan 1 1 1/2 potong per hari (Febry, 2008). Purin merupakan protein yang termasuk dalam golongan nukleoprotein yaitu salah satu komponen asam nukleat yang terdapat dalam inti sel tubuh. Tubuh manusia memproduksi purin sekitar 80 85% yang diproduksi oleh ginjal, dan sisanya berasal dari makanan yang dikonsumsi. Konsumsi makanan yang mengandung purin tinggi dapat menyebabkan ginjal kesulitan untuk mengeluarkan kelebihan asam urat di dalam tubuh sehingga dapat menyebabkan terjadinya penumpukan kristal asam urat pada area persendian (Herliana, 2013). Asam urat adalah sisa metabolisme protein makanan yang mengandung purin. Oleh karena itu konsumsi makanan yang mengandung protein secara berlebihan akan meningkatkan kadar asam urat (Dalimartha & Adrian, 2014). Menurut Ramayulis (2013), makanan yang mengandung purin terbagi menjadi 3 kelompok yaitu: (1) Tinggi purin yaitu makanan yang harus dihindari oleh penderita

12 asam urat karena memiiki kandungan kadar purin tinggi yaitu 100-1.000 mg purin dalam bahan makanan. Makanan yang memiliki kandungan purin tinggi terdapat pada bebek, sarden, kornet, kerang, jeroan, alkohol, tape, durian, dan alpukat; (2) Purin sedang yaitu makanan yang sebaiknya dibatasi untuk dikonsumsi oleh penderita asam urat. Kadar purin sedang mengandung 10-99 mg purin. Makanan yang berkadar purin dapat dikonsumsi maksimal 50-70 g atau 1-1 ½ potong atau satu mangkuk (100gr) per hari. Makanan tersebut antara lain daging sapi, ayam, ikan, udang, tahu, tempe, bayam, daun singkong; (3) Rendah purin yaitu makanan yang bebas untuk dikonsumsi karena kadar purinnya rendah, misalnya ubi, jagung, roti dan bihun. Purin merupakan molekul yang berada di dalam sel yang berbentuk nukleotida. Peran nukleotida yang paling dikenal yaitu purin dan pirimidin. Basa purin terdiri dari adenin dan guanin. Adenin dirombak menjadi hypoxantine, sedangkan guanin dirombak menjadi xantin. Kemudian hypoxantin diubah menjadi xantin oleh enzim xanthin oxydase dan setelah terbentuk asam urat (Tyaj & Raharja, 2007). Tabel 2.1 Daftar Makanan Dengan Kandungan Purin Makanan Purin (mg/100g) Ikan sarden 480 Paru paru sapi 339 Hati sapi 554 Hati ayam 243 Lidah sapi 160 Ginjal sapi 269 Jantung sapi 256

13 Udang 234 Kerang 136 Lobster 116 Daging ayam 169 Hati ayam 243 Kangkung dan bayam 290 Kedelai dan kacang kacangan 190 Daging bebek 138 Tahu 108 Tempe 141 (2) Tidak Mengkonsumsi Alkohol Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rotinsulu & Montol (2014) dengan judul minuman beralkohol dan kadar asam urat pada pria dewasa, menyatakan bahwa mengkonsumsi alkohol sebanyak >4 kali dalam seminggu akan meningkatkan kadar asam urat, karena di dalam tubuh alkohol dapat meningkatkan asam laktat plasma. Asam laktat plasma dapat menghambat pengeluaran asam urat dari tubuh. Oleh karena itu orang yang sering mengkonsumsi minuman beralkohol memiliki kadar asam urat lebih tinggi daripada orang yang tidak mengkonsumsi alkohol (Febry, 2008). Alkohol merupakan makanan dan minuman yang diperoleh melalui proses fermentasi gula (Herliana, 2013). Fermentasi adalah proses pemecahan senyawa komplek menjadi sederhana. Berdasarkan produk yang dihasilkan, fermentasi dibedakan menjadi 2 yaitu (1) fermentasi alkohol adalah fermentasi yang hasil produk

14 akhir menghasilkan alkohol. Contohnya pada pembuatan tape. (2) fermentasi non alkohol adalah fermentasi yang hasil akhirnya tidak menghasilkan alkohol. Contohnya pada pembuatan tempe (Rukmana & Yuniarsih, 2007). Sedangkan berdasarkan proses reaksi fermentasi terbagi menjadi 2 yaitu fermentasi alkohol dan fermentasi asam laktat. Kedua fermentasi tersebut diawali dengan proses glikolisis. Fermentasi alkohol yaitu pemecahan glukosa menjadi asam piruvat. Sama halnya dengan fermentasi alkohol, fermentasi asam laktat dimulai dengan proses glikolisis. Fermentasi asam laktat adalah proses fermentasi glukosa yang menghasillkan asam laktat. Setelah melalui proses glikolisis yang menghasilkan asam piruvat kemudian, asam piruvat dirubah menjadi asam laktat (Sudarman, 2016). Alkohol yang masuk ke dalam tubuh melalui saluran cerna akan diserap oleh intestinum. Alkohol yang diserap oleh intestinum selanjutnya di salurkan melalui peredaran darah darah menuju hepar untuk di metabolisme. Kemudian oleh hepar alkohol akan di metabolisme. Proses metabolisme alkohol di hepar yang pertama yaitu alkohol diubah menjadi asetaldehid. Asetaldehid yang telah terbentuk, selanjutnya diubah menjadi asam asetat. Asam asetat yang telah terbentuk dapat digunakan sebagai substrat untuk menghasilkan energi (Niendya, Djaelani, & Suprihatin, 2011). Asetaldehid merupakan senyawa antara alkohol dan asetat yang bersifat patogen jika dikonsumsi secara berlebihan. Konsumsi aklohol secara berlebihan dapat meningkatkan kadar asam laktat dalam darah. Peningkatan kadar asam laktat dapat menghambat ekskresi asam urat melalui urin. Terhambatnya ekskresi asam urat menyebabkan asam urat dalam darah menjadi meningkat (Ramayulis, Wibowo, & Sukma, 2014).

15 (3) Mengurangi Konsumsi Lemak Makanan yang mengandung lemak bagi penderita artritis gout dapat menghambat ekskresi asam urat melalui urin. Makanan yang mengandung lemak tinggi antara lain sea food, jeroan, makanan yang digoreng, makanan bersantan, mentega, avokad, dan durian (Febry, 2008). Lemak yang telah dikonsumsi oleh seseorang kemudian masuk ke dalam tubuh dan mengalami proses pencernaan. Proses pencernaan lemak di dalam tubuh akan terurai (hidrolisis) menjadi asam lemak dan gliserol. Selanjutnya asam lemak akan mengalami oksidasi di hati dan membentuk asetil KoA. Ketika oksidasi asam lemak berlebihan maka produksi asetil KoA akan mengalami peningkatan. Kelebihan asetil KoA yang terakumulasi dalam sel ditanspor menuju ke hati, sehingga terjadi perubahan dari asetil KoA menjadi badan keton. Sebagian besar keton bersifat asam sehingga dapat menimbulkan terjadinya asidosis metabolik (James, Baker, & Swain, 2008). Makanan yang mengandung lemak tinggi yang dikonsumsi oleh penderita artritis gout dapat menyebabkan terjadinya asidosis. Asidosis terjadi karena adanya pembentukan keton yang akan membuat urin menjadi lebih asam sehingga menghambat pengeluaran asam urat melalui urin, dan menyebabkan asam urat menumpuk di dalam darah (Kurniali & Abikusno, 2007); (4) Mengkonsumsi Banyak Cairan Cairan berfungsi sebagai pelarut dan juga sebagai media pembuangan hasil metabolisme sehingga dapat menurunkan kadar asam urat di dalam tubuh (Diantari & Candra, 2013). Penderita asam urat sebaiknya mengkonsumsi banyak air, minimal 2,5 liter per hari yaitu setara dengan 10 gelas per hari. Selain air putih (air mineral), cairan bisa didapatkan dari buah buahan yang mengandung banyak air (Utami, 2009).

16 2.2 Konsep Asam Urat (Artritis Gout) 2.2.1 Manifestasi Asam Urat Serangan gout pertama biasanya hanya menyerang satu sendi. Secara umum serangan gout terjadi di kaki, namun 3 14 % serangan juga bisa terjadi di banyak sendi (poliarthritis). Urutan sendi yang terkena serangan gout berulang biasanya adalah ibu jari (padogra), pergelangan kaki, sendi kaki belakang, pergelangan tangan dan lutut. Penyakit asam urat bisa menimbulkan nyeri akibat kristal natrium urat yang menumpuk pada sendi dan jaringan disekitar sendi. Nyeri yang dirasakan pada penderita gout hanya pada beberapa sesndi. Umumnya serangan terjadi pada malam hari dan menjelang pagi. Sendi yang terserang akan membengkak dan kulit di atasnya nampak berwarna kemerahan (Ariani, 2014). 2.2.2 Faktor Resiko Asam Urat Menurut Shag and Choi (2006), faktor faktor yang beresiko terkena penyakit asam urat yaitu: 1. Usia Pada umumnya asam urat menyerang pada usia 30 tahun. Laki laki lebih beresiko terhadap penyakit gout daripada wanita. Kadar asam urat laki laki cenderung meningkat sejalan dengan peningkatan usia sedangkan kadar asam urat pada wanita meningkat saat menopause, karena wanita memiliki hormon estrogen yang membantu pembuangan asam urat lewat urin. 2. Genetik Riwayat keluarga dekat merupakan salah satu faktor resiko terjadinya penyakit asam urat. Adanya riwayat dalam keluarga yang memiliki penyakit asam urat menjadi resiko terjadinya asam urat yang semakin tinggi juga.

17 3. Obesitas Kegemukan lebih beresiko terkena asam urat dibandingkan dengan orang yang memiliki berat badan normal. Pada seseorang yang mengalami obesitas, ginjal akan terganggu dalam proses keluarnya asam urat. Hal ini diakibatkan karena kelebihan lemak di dalam tubuh. Selain itu mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung purin secara berlebihan akan beresiko terkena asam urat. 4. Obat obatan Obat-obatan yang dapat mengakibatkan terjadinya hiperurisemia adalah pada penggunaan diuretik. Diuretik sering digunakan untuk pengobatan hipertensi. Efek samping penggunaan diuretik dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah. 5. Konsumsi alkohol berlebihan Mengkonsumsi alkohol secara berlebihan dapat menghambat pengeluaran asam urat dari dalam tubuh, hal ini karena alkohol dapat meningkatkan asam laktat yang menyebabkan pengeluaran asam urat menjadi terhambat. 6. Asupan purin berlebihan Purin merupakan senyawa yang akan diubah menjadi asam urat di dalam tubuh. Asupan makanan yang mengandung purin tinggi dapat meningkatkan kadar asam urat. Makanan yang mengandung purin tinggi misalnya sea food, kacang kacangan, makanan kaleng dan daging. 7. Penyakit degeneratif Penyakit asam urat ini menjadi penyerta dari penyakit degeneratif. Penyakit degeneratif salah satunya meliputi hipertensi dan diabetes mellitus.

18 2.2.3 Stadium Artritis Gout Menurut Dalimartha (2011), Stadium artritis gout terbagi menjadi 3 yaitu sebagai berikut : 1. Hiperurisemia Asimtomatik Hiperurisemia asimtomatik merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan kadar asam urat namun tanpa ditandai dengan adanya gejala gejala menimbulkan rasa sakit pada persendian dan tidak terdapat pembentukan tofi. Umumnya hiperurisemia diketahui secara tidak sengaja saat melakukan medical check up 2. Artritis Gout Akut Serangan artritis gout akut pertama kali ditandai dengan proses peradangan pada satu sendi (monoartikuler), sekitar 60% kasus diantaranya timbul pada sendi bagian pangkal ibu jari kaki ( sendi metatarso-phalangeal I/MTP I). Gejala yang ditimbulkan akibat peradangan sendi tersebut meliputi nyeri yang timbul secara tiba tiba, bengkak, kulit di atas sendi yang terasa sakit berwarna kemerahan dan terasa panas apabila diraba. Rasa nyeri tersebut timbul pada saat malam hari ataupun menjelan pagi hari. Adapun beberapa hal yang dapat memicu terjadinya serangan artritis akut seperti : alkohol, kurang cairan akibat kurang minum, makan berlebihan, puasa misalnya sebelum menjalankan operasi dan benturan ringan pada sendi. 3. Stadium Interkritikal Setelah serangan pertama, penderita akan masuk pada fase interkritikal gout. Interkritkal gout adalah masa bebas dimana penderita tidak merasa sakit diantara dua serangan gout. Serangan artritis akut terkadang timbul hanya satu kali. Namun, kebanyakan penderita akan mengalami serangan berikutnya

19 setelah 6 bulan hingga 2 tahun. Serangan selanjutnya, gout akan menyerang beberapa sendi (poliartikuler) dengan rasa nyeri yang hebat, rasa sakit lebih lama, dan frekuensi serangan semakin meningkat. 4. Stadium Artritis Gout Kronis Artritis Gout Kronis adalah serangan artritis akut yang terjadi 4-5 kali dalam setahun. Tahap ini dapat menimbulkan benjolan (Tofi) pada sendi. Tofi adalah timbunan dari kristal monosodium urat. Tofi ini berupa benjolan keras. Umumnya tofi dapat timbul setelah 10 tahun sejak serangan gout akut. 2.2.4 Patofisiologi Asam urat merupakan produk akhir dari metabolisme purin, dimana purin berasal dari metabolisme dalam tubuh (endogen) dan berasal dari sumber makanan (eksogen) (Lingga, 2012). Kadar asam urat merupakan hasil keseimbangan antara produksi dan eksresi. Ketika terjadi ketidakseimbangan dua proses tersebut maka akan terjadi keadaan hiperurisemia. Hiperurisemia adalah peningkatan kadar asam urat dalam darah yang menimbulkan hipersaturasi asam urat yaitu kelarutan asam urat yang telah melewati ambang batasnya (Hidayat, 2009). Penyebab produksi asam urat meningkat antara lain karena adanya gangguan metabolisme purin, keturunan, dan berlebihnya mengkonsumsi makanan yang memiliki purin tinggi, sedangkan pembuangan asam urat berkurang terjadi akibat ketidakmampuan ginjal dalam mengeluarkan asam urat yang berlebihan dari dalam tubuh. Keadaan ini ditimbulkan akibat pengunaan obat seperti obat diuretik, hipertensi, dan olahraga terlalu berat (Misnadiarly, 2007). Hiperurisemia mengakibatkan terjadinya akumulasi kristal monosodium urat yang tersimpan di dalam sendi yang kemudian menyebar pada cairan senovial.

20 Pecahnya kristal monosodium urat ke dalam cairan senovial pada sendi memicu respon inflamasi seperti nyeri, kemerahan, dan bengkak. Respon inflamasi inilah yang diakibatkan karena adanya penumpukan asam urat (Berivan & Ozturk, 2014). 2.2.5 Penatalaksanaan Penatalaksanaan pada penderita asam urat terbagi menjadi 2 yaitu secara farmakologi dan non farmakologi 1. Terapi farmakologi : Pengobatan pada penderita asam urat diberikan berdasakan pada stadium artritis gout tertentu yang dialami. Pengobatan untuk stadium gout akut bertujuan untuk mengurangi rasa nyeri, sedangkan pada stadium interkritikal gout bertujuan untuk mempertahankan tingkat rendah asam urat dan mencegah pembentukan tophi. Beberapa obat yang digunakan antara lain NSAID, Colchicine, Allopurinol, dan Corticosteroid yang masing masing dari obat obatan tersebut memiliki efek samping yang berbeda beda (Kopke & Greff, 2015). 2. Terapi Non farmakologi Upaya pengobatan pada penderita asam urat dapat dilakukan dengan pengobatan non farmakologi berupa memodifikasi gaya hidup yang meliputi menurunkan berat badan bagi penderita asam urat yang obesitas, mengurangi mengkonsumsi alkohol secara berlebihan serta mengurangi asupan makanan yang kaya purin dari berbagai jenis (Kopke & Greff, 2015). Adapun diet pada penderita asam urat terdiri dari : (1) Membatasi asupan purin. Purin yang merupakan bagian dari protein. Membatasi asupan purin berarti mengurangi

21 konsumsi makanan yang mengandung protein tinggi. Jumlah maksimal asupan protein bagi penderita asam urat yaitu sekitar 50 70 mg/hari setara dengan 1 1 1/2 potong per hari (Febry, 2008); (2) Mengurangi konsumsi lemak. Makanan yang mengandung lemak bagi penderita artritis gout dapat menghambat ekskresi asam urat melalui urin. Makanan yang mengandung lemak tinggi antara lain sea food, jeroan, makanan yang digoreng, makanan bersantan, mentega, avokad, dan durian (Febry, 2008); Ketika di dalam tubuh, konsumsi buah buahan seperti avokad dan durian akan berubah menjadi alkohol di dalam usus. Mesikpun kadar purinnya rendah jika dikonsumsi dalam jumlah besar akan berubah menjadi alkohol, sehingga konsumsi buah tersebut perlu dibatasi (Ramayulis, 2013). (3) Tidak mengkonsumsi alkohol. Alkohol dapat meningkatkan asam laktat plasma. Asam laktat plasma dapat menghambat pengeluaran asam urat dari tubuh. Oleh karena itu orang yang sering mengkonsumsi minuman beralkohol memiliki kadar asam urat lebih tinggi daripada orang yang tidak mengkonsumsi alkohol (Febry, 2008). Alkohol merupakan makanan dan minuman yang diperoleh melalui proses fermentasi gula, contohnya tape (Herliana, 2013); (4) Mengkonsumsi banyak cairan. Penderita asam urat sebaiknya mengkonsumsi banyak air, minimal 2,5 liter per hari yaitu setara dengan 10 gelas per hari. Air berfungsi sebagai pelarut dan juga sebagai media pembuangan hasil metabolisme sehingga dapat menurunkan kadar asam urat di dalam tubuh (Diantari & Candra, 2013).

22 2.2.6 Pencegahan Menurut Herliana (2013), untuk mencegah terjadinya penyakit asam urat sebaiknya melakukan upaya pencegahan sebagai berikut: 1. Olahraga Olahraga memiliki banyak manfaat bagi tubuh dan pikiran, salah satunya yaitu untuk mencegah terjadinya penyakit asam urat. Ketika berolahraga secara teratur maka sistem metabolisme tubuh akan berjalan lancar sehingga proses penyerapan nutrisi dalam tubuh akan menjadi lebih efektif dan efisien. Selain itu olahraga akan melancarkan sirkulasi darah dan mengatasi penyumbatan pada pembuluh darah, serta melancarkan sistem metabolisme sehingga dapat mengurangi resiko menumpuknya asam urat dalam tubuh. 2. Menghindari alkohol Makanan dan minuman yang mengandung alkohol sebaiknya dihindari untuk mencegah terjadinya asam urat. Kadar alkohol yang tinggi memiliki dampak yang buruk di dalam tubuh yaitu menimbulkan kerusakan beberapa fungsi organ dalam tubuh. Contohnya yaitu mengurangi fungsi jantung dalam mengedarkan darah ke seluruh tubuh dan menganggu fungsi ginjal dalam mengekskresikan asam urat. 2.3 Konsep Kekambuhan 2.3.1 Definisi Kekambuhan Kekambuhan adalah suatu keadaan timbulnya tanda dan gejala pada suatu penyakit dimana penyakit tersebut telah mengalami perbaikan dan biasanya keadaannya lebih parah dibandingkan dengan sebelumnya (Hamid & Purnomo, 2010). Adapun faktor penyebab kekambuhan terdiri dari : konsumsi makanan yang

23 mengandung purin tinggi, makanan yang mengandung lemak, mengkonsumsi alkohol, dan kurang dalam mengkonsumsi cairan. 2.3.2 Faktor Faktor Penyebab Kekambuhan Terdapat 4 faktor yang dapat menimbulkan terjadinya kekambuhan yaitu : 1. Konsumsi Makanan yang mengandung Purin Purin merupakan bagian dari protein. Membatasi asupan purin berarti mengurangi konsumsi makanan yang mengandung protein tinggi. Jumlah maksimal asupan protein bagi penderita asam urat yaitu sekitar 50 70 g/hari setara dengan 1 1 1/2 potong per hari (Febry, 2008). Selain itu, purin juga diproduksi oleh tubuh manusia sekitar 80 85% dan sisanya berasal dari konsumsi makanan yang mengandung purin. Ketika konsumsi makanan yang mengandung purin tinggi, ginjal akan kesulitan untuk mengeluarkan kelebihan asam urat di dalam tubuh sehingga dapat menyebabkan terjadinya penumpukan kristal asam urat pada area persendian. Penumpukan kristal asam urat inilah yang menimbulkan peradangan dan rasa nyeri, karena kristal asam urat yang saling bergesekan saat sendi bergerak (Herliana, 2013). Gejala peradangan yang terjadi pada penderita asam urat ditandai dengan serangan nyeri yang timbul secara tiba tiba, bengkak, dan kemerahan pada sendi (Porto et al, 2014). Oleh karena itu, tanda dan gejala tersebut mengindikasikan terjadinya kekambuhan. Menurut Ramayulis (2013), makanan yang mengandung purin terbagi menjadi 3 kelompok yaitu: (1) Tinggi purin yaitu makanan yang harus dihindari oleh penderita asam urat karena memiiki kandungan kadar purin tinggi yaitu 100-1.000 mg purin dalam bahan makanan. Makanan yang memiliki kandungan purin tinggi terdapat pada bebek, sarden, kornet, kerang, jeroan, alkohol, tape, durian, dan alpukat; (2) Purin sedang yaitu makanan yang sebaiknya dibatasi untuk dikonsumsi oleh penderita asam

24 urat. Kadar purin sedang mengandung 10-99 mg purin. Makanan yang berkadar purin sedang dapat dikonsumsi maksimal 50-70 g atau 1-1 ½ potong atau satu mangkuk (100gr) per hari. Makanan tersebut antara lain daging sapi, ayam, ikan, udang, tahu, tempe, bayam, daun singkong; (3) Rendah purin yaitu makanan yang bebas untuk dikonsumsi karena kadar purinnya rendah, misalnya ubi, jagung, roti dan bihun. 2. Makanan yang Mengandung Lemak Dampak konsumsi makanan yang mengandung lemak bagi penderita asam urat yaitu dapat menghambat ekskresi asam urat melalui urin. Makanan yang mengandung lemak tinggi antara lain sea food, jeroan, makanan yang digoreng, makanan bersantan, mentega, avokad, dan durian (Febry, 2008). Makanan yang mengandung lemak tinggi yang dikonsumsi oleh penderita asam urat dapat menyebabkan terjadinya asidosis. Asidosis terjadi karena adanya pembentukan keton yang akan membuat urin menjadi lebih asam sehingga akan menghambat pengeluaran asam urat melalui urin, dan menyebabkan asam urat menumpuk di dalam darah (Kurniali & Abikusno, 2007). 3. Mengkonsumsi Alkohol Alkohol merupakan salah satu faktor resiko terjadinya asam urat, jika mengkonsumsi alkohol secara berlebihan akan meningkatkan resiko kekambuhan pada penderita asam urat (Neogi et al, 2014). Konsumsi alkohol tidak hanya pada minuman keras, namun juga terdapat di berbagai produk yang mengandung alkohol, misalnya tape. Alkohol merupakan suatu bentuk produk hasil dari fermentasi gula (Herliana, 2013). Konsumsi aklohol secara berlebihan dapat meningkatkan kadar asam laktat dalam darah. Peningkatan kadar asam laktat di dalam tubuh dapat

25 menyebabkan terhambat ekskresi asam urat melalui urin. Terhambatnya ekskresi asam urat inilah akan menimbulkan peningkatan asam urat dalam darah (Ramayulis, Wibowo, & Sukma, 2014). 4. Mengkonsumsi Cairan Mengkonsumsi cairan atau air mineral berfungsi sebagai media pembuangan hasil metabolisme sehingga dapat membantu untuk menurunkan kadar asam urat di dalam tubuh (Diantari & Candra, 2013). Penderita asam urat sebaiknya mengkonsumsi banyak air, minimal 2,5 liter per hari yaitu setara dengan 10 gelas per hari Menurut penelitian yang dilakukan oleh Neogi et al (2009) yang berjudul drinking water can reduce the risk of reccurent gout attacks dengan jumlah sampel 535 penderita yang terdiagnosis artritis gout. Penelitian ini terdiri dari 78% laki - laki dengan usia rata rata 53 tahun. Hasil penelitian menunjukan bahwa mengkonsumsi air lebih dari 8 gelas dalam sehari dapat menurunkan resiko terjadinya kekambuhan. Pencegahan yang dapat dilakukan oleh penderita asam urat untuk mencegah timbulnya kekambuhan yaitu dengan cara mengurangi faktor penyebabnya tersebut dengan mengatur pola diet. Kekambuhan pada penderita asam urat ditandai dengan rasa sakit pada daerah persendian (seperti ditusuk tusuk) biasanya sendi yang terkena yaitu jempol kaki, terasa seperti kesemutan, nyeri biasanya terjadi pada malam atau pagi hari setelah bangun tidur, sendi yang terkena akan terlihat bengkak, terasa panas dan kemerahan (Maksum & Kaysi, 2009).

26 2.4 Hubungan Pola Diet Dengan Kadar Asam Urat Pada Penderita Artritis Gout Diet adalah memilih makanan dan mengatur jumlah asupan pada jenis makanan yang sesuai untuk kebutuhan tubuh (Priandarini, 2010). Pola diet pada penderita asam urat dapat membantu untuk mengurangi resiko terhadap kekambuhan atau peningkatan kadar asam urat dengan mempertahankan kadar asam urat agar tetap stabil (Ningdyar, 2009). Konsumsi makanan dalam sehari-hari bagi penderita asam urat sebaiknya makanan yang mengandung purin sedang (Ningdyar, 2009). Konsumsi maksimal bahan makanan yang mengandung purin sedang yaitu 50 75 gr atau 1 1 1/2 potong per hari (Wirakusuma, 2010). Purin berasal dari makanan yang dikonsumsi baik dari hewan maupun tumbuhan. Purin merupakan bagian dari makanan yang mengandung protein (Febry, 2008). Purin yaitu zat yang terdapat dalam setiap makanan dan juga berasal dari tubuh makhluk hidup. Selain itu purin juga terdapat pada buah buahan (Maksum & Kaysi, 2009). Konsumsi asupan makanan yang mengandung purin tinggi sebaiknya tidak berlebihan karena akan meningkatkan kadar asam urat sehingga akan memicu kekambuhan pada penderita asam urat. Makanan yang mengandung purin tinggi antara lain makanan laut, bayam, kacang, dan daging. Mengkonsumsi makanan yang mengandung purin tinggi akan meningkatkan resiko terjadinya kekambuhan pada penderita artritis gout (Zhang et al, 2012). Penelitian yang dilakukan oleh Bebiker (2015) pada 816 laki-laki dengan riwayat penyakit artritis gout yang mengkonsumsi makanan mengandung kaya akan purin seperti daging, seafood dan sayuran salah satunya bayam menunjukkan peningkatan kadar asam urat. Meningkatnya kadar asam

27 urat dapat menimbulkan terbentuknya kristal asam urat di dalam persendian, sehingga menyebabkan terjadinya penyakit artritis gout. Kadar asam urat berkaitan dengan produksi purin dan asupan purin yang dikonsumsi. Purin yang di produksi di dalam tubuh manusia sekitar 80 85% dan sisanya berasal dari makanan yang mengandung purin. Ketika purin yang masuk ke dalam tubuh dalam jumlah banyak, maka kadar asam urat dalam tubuh pun akan meningkat. Meningkatnya asupan purin di dalam tubuh menyebabkan ginjal kesulitan untuk mengeluarkan kelebihan zat asam urat tersebut sehingga dapat menyebabkan terjadinya penumpukan di persendian. Penumpukan hasil dari metabolisme inilah yang menyebabkan timbulnya rasa nyeri serta pembengkakan pada persendian (Herliana, 2013).