BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Daerah Nanggroe Aceh Darussalam terletak di ujung barat Indonesia, secara geografis di kelilingi oleh perairan laut seluas 295.370 km 2 diketahui memiliki keanekaragaman jenis biota laut. Salah satu biota laut yang banyak ditemukan di Aceh yaitu teripang. Teripang banyak ditemukan di daerah Aceh seperti, Sabang, Kreung Raya, Ujong Pancu, Lhoknga, Meulaboh dan Simeulu. Teripang yang banyak terdapat di Pulo Kapuk (Pantai Cemara) Lhoknga, Aceh Besar adalah teripang jenis Holothuria atra Jaeger ditemukan dikawasan terumbu karang dengan kedalaman 5-10 m dari permukaan laut. Masyarakat setempat mengenal teripang dengan sebutan kulong. Sejauh ini pemanfaatan teripang masih belum dilakukan secara optimal, dalam artian masih banyak manfaat teripang yang belum diketahui oleh masyarakat Pulo Kapuk (Anonim, 2011). Teripang termasuk dalam filum Echinodermata merupakan salah satu biota laut yang banyak ditemukan di perairan Indonesia (Conand dan Byrne, 1993). Jenis biota ini dikenal pula dengan nama ketimun laut, sea cucumber (Inggris) dan beche-de-mer (Perancis) (Martoyo dan Aji 2006). Penelitian sebelumnya pada teripang jenis Holothuria tubulosa, Leptogorgia ceratophyta, Coscinasterias tenuispina dan Phallusia fumigata disebutkan bahwa teripang jenis ini memiliki kandungan yang bersifat antiinflamasi. Kandungan tersebut dapat menurunkan aktivitas COX-2 yang berperan dalam merangsang mediator inflamasi, kandungan tersebut yaitu saponin (Bordbar, dkk., 2011). Penelitian yang telah dilakukan 1
Melva (2015) terhadap teripang Holothuria atra Jaeger, melaporkan bahwa teripang jenis ini mengandung golongan senyawa glikosida, saponin dan steroid/triterpenoid. Senyawa triterpenoid-saponin bersifat sebagai antioksidan, bekerja menetralisir radikal bebas dengan memberikan elektron sehingga atom dengan eloktron yang tidak berpasangan mendapat pasangan elektron dan tidak lagi menjadi radikal bebas. Radikal bebas memegang peranan pada timbulnya rasa nyeri (Tjay dan Kirana, 2002). Teripang pasir (Holothuria scabra) mengandung senyawa yang bersifat antiinflamasi, yaitu kondroitin sulfat, DHA dan EPA sehingga bila telah terjadi kerusakan sel akibat radikal bebas, kerusakan yang lebih parah dapat dihindari (Nurhidayati, 2009). Senyawa dalam teripang Holothuria hilla yang juga memiliki kemampuan sebagai antiinflamasi adalah triterpenoid-saponin. Senyawa triterpenoid-saponin memilki kemampuan mengahambat aktivitas enzim siklooksigenase dalam mengkonversi asam arakidonat menjadi prostaglandin sebagai mediator inflamasi (Wu, dkk., 2011). Radang atau inflamasi merupakan serangkaian perubahan yang kompleks dalam jaringan akibat cedera (Guyton, 1995). Ciri khas inflamasi adalah kemerahan (rubor), panas (calor), pembengkakan (tumor), nyeri (dolor), dan gangguan fungsi jaringan (fungsio laesa) (Kee dan Evelyn, 1996). Antiinflamasi adalah sebutan untuk agen atau obat yang bekerja melawan atau menekan proses peradangan (Dorland, 2002). Berdasarkan uraian di atas, penulis melakukan penelitian terhadap teripang Holothuriaatra Jaeger yang diperoleh dari daerah Pulo Kapuk, Lhoknga, Aceh Besar meliputi karakteristik simplisia, pemeriksaan golongan senyawa metabolit sekunder, pembuatan ekstrak etanol teripang dan uji aktivitas antiinflamasi. 2
1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : a. apakah karakteristik simplisia teripang Holothuria atra Jaeger memenuhi persyaratan standard mutu teripang kering menurut Keputusan Menteri Pertanian No. 701/Kpts/TP>830/10/1987? b. apakah golongan senyawa metabolit sekunder yang terdapat dalam serbuk simplisia teripang Holothuria atra Jaeger? c. apakah ekstrak etanol teripang Holothuria atra Jaeger memiliki aktivitas antiinflamasi terhadap tikus putih jantan diinduksi λ-karagenan dan sebagai pembanding natrium diklofenak? 1.3 Hipotesis Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka hipotesis dari penelitian ini sebagai berikut: a. karakteristik simplisia teripang Holothuria atra Jaeger memenuhi persyaratan standar mutu teripang kering menurut Keputusan Menteri Pertanian No. 701/Kpts/TP>830/10/1987. b. golongan senyawa metabolit sekunder yang terdapat dalam serbuk simplisia teripang Holothuria atra Jaeger adalah glikosida, saponin dan steroid/triterpenoid. c. ekstrak etanol teripang Holothuria atra Jaeger memiliki aktivitas antiinflamasi terhadap tikus putih jantan diinduksi λ-karagenan dan sebagai pembanding natrium diklofenak. 3
1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: a. untuk mengetahui karakteristik dari serbuk simplisia teripang Holothuria atra Jaeger. b. untuk mengetahui golongan senyawa metabolit sekunder yang terdapat dalam serbuk simplisia teripang Holothuria atra Jaeger. c. untuk mengetahui aktivitas antiinflamasi ekstrak etanol teripang Holothuria atra Jaeger. 1.5 Manfaat Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas maka manfaaat dari penelitian ini adalah: a. memberi informasi bagi masyarakat tentang manfaat dari teripang Holothuria atra Jaeger b. meningkatkan pemanfaatan biota laut terutama teripang c. menambah inventaris obat yang berasal dari hewan 1.6 Kerangka Pikir Penelitian Terdapat empat variabel bebas pada penelitian ini yaitu waktu, kontrol negatif (Na-CMC), kontrol positif (Natrium diklofenak) dan variasi dosis ekstrak etanol teripang (EET) dan sebagai variabel terikat yaitu aktivitas antiinflamasi pada tikus. Kerangka pikir penilitian dapat dilihat pada Gambar 1.1. 4
Variabel Bebas Variabel Terikat Parameter Simplisia teripang Ekstrak etanol teripang Karakterisasi Kandungan senyawa metabolit sekunder 1. Makroskopik 2. Mikroskopik 3. Kadar air 4. Kadar sari larut air 5. Kadar sari larut etanol 6. Kadar abu total 7. Kadar abu tidak larut asam 1. Saponin 2. Glikosida 3. Steroid/Triterpenoid Natrium diklofenak 4,50 mg/kg bb Ekstrak etanol teripang dosis 200, 300 dan, 400 mg/kg bb Na-CMC 0,5% Waktu pengamatan: pengukuran pada menit ke 30, 60, 90, 120, 150, 180, 210, 240, 270, 300, 330, 360 Uji aktivitas antiinflamasi Persen radang Persen inhibisi radang Gambar 1.1 Kerangka pikir penelitian 5