BAB I PENDAHULUAN. hal yang wajib bagi umat manusia, khususnya kaum hawa. Saat ini

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. jenis kosmetika seperti lipstik, pelembab, pensil alis, mascara ataupun

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri maupun produksi luar negeri. Membanjirnya produk kosmetika di

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh setiap perusahaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan antar pasar industri perawatan pribadi dan kosmetik semakin

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif di dunia persaingan bisnis saat ini. Hal ini dapat terbukti dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan dasar dalam sistem perekonomian dan globalisasi telah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam mengkombinasikan fungsi-fungsi pemasaran. produk tersebut dipasaran. Salah satunya adalah bagaimana perusahaan

I. PENDAHULUAN. Pemasaran pada dasarnya adalah membangun merek di benak konsumen. Merek menjadi semakin penting karena konsumen tidak lagi puas hanya

BAB I PENDAHULUAN. baik lokal maupun luar negeri, yang tengah membanjiri pasar konsumen di

BAB I PENDAHULUAN. setiap kesempaatan. Pada umumnya riasan tebal tersebut hanya digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia bisnis. Sehingga menimbulkan persaingan-persaingan dalam

BAB I PENDAHULUAN. a. Latar Belakang. Pada era kompetitif ini, perusahaan menawarkan berbagai jenis pilihan

BAB I: PENDAHULUAN BAB I. Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang masalah, LATAR BELAKANG. rumusan masalah, tujuan penelitian dan kegunaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sejak adanya pasar bebas ASEAN dan China (AC-FTA) yang berlaku

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi satu alasan industri kosmetik tetap tumbuh. Pemerintah mengklaim

bukan lagi untuk memenuhi keinginan (wants) saja, melainkan karena kosmetik Berikut adalah tabel perkembangan pasar industri kosmetik di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. perbelanjaan dan khususnya di klinik kecantikan. Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), bahan-bahan kimia yang

BAB 1 PENDAHULUAN. produsen kosmetik atau produk perawatan kulit yang kini beredar di pasar, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari pengunaan untuk event-event penting hingga sebagai kebutuhan seharihari.

BAB I PENDAHULUAN. dunia kosmetik menjadi semakin ketat. Berdasarkan analisis data sekunder. diperoleh data pertumbuhan sektor industri kosmetik.

BAB I PENDAHULUAN. konsumen tidak beralih pada perusahaan pesaing. Aktivitas pemasaran ini

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bagian dari kehidaupan sehari-harinya demi mempertahankan dan mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang begitu cepat. Globalisasi merambah semua jenis produk dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin ketat untuk

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di pasar menjadikan tugas seorang pemasar makin sulit dan kompleks.

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut sangat lah penting dalam pemakaian bedak tabur muka.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan harus memperhatikan aspek aspek yang dapat mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. sering menggunakan kosmetik dibanding laki-laki. Wanita adalah makhluk

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan baik lokal maupun perusahaan global, bersaing memikat hati konsumen. Pasar

BAB 1 PENDAHULUAN. memperluas target pasar dan mempertahankan konsumen yang sudah ada.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis sehingga terdapat dua

BAB I PENDAHULUAN. Era perdagangan bebas yang tidak lagi mengenal batas wilayah,

BAB I PENDAHULUAN. dalam produksi pembalut wanita dengan Charm sebagai merek dagangnya.

BAB I PENDAHULUAN. berpenampilan. Cantik merupakan kunci utama bagi kaum wanita yang

BAB I PENDAHULUAN. wanita, dimana kosmetik yang digunakan dapat berupa skin care maupun make

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sekitar Rp. 11 triliun. Menurut Euromonitor Internasional, negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. sebesar-besarnya. Bahkan perusahaan saling berlomba untuk mendapatkan image

BAB I PENDAHULUAN. Wanita tidak dapat dipisahkan dari kosmetik. Banyak beredar kosmetik di

KUALITAS TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN BEDAK WARDAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia industri di Indonesia sedang berkembang dengan pesatnya. Hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan iklim dasar dalam sistem perekonomian dan globalisasi telah

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman nasabah dari pembelian yang konsisten sepanjang waktu. Orang yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tersendiri bagi setiap orang. Untuk itu yang selalu ingin berpenampilan menarik,

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan gigi dalam kehidupan sehari-hari. Pasta gigi merupakan alat

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan (brand loyalty) loyalitas merek. Loyalitas terhadap merek

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Hal ini terbukti dari semakin banyaknya perusahaan perusahaan baru

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia pada abad ke-21 saat ini dipengaruhi oleh kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suatu produk bukan lagi untuk memenuhikebutuhan (need), melainkan karena

I. PENDAHULUAN. saat ini tidak hanya membutuhkan produk yang sekedar untuk memenuhi

I. PENDAHULUAN. konsumen juga dapat mengambil keputusan tentang jenis produk, jumlah produk

BAB I PENDAHULUAN. Perawatan kulit wajah secara teratur sangat penting dilakukan. secara langsung. Dalam mengatasi masalah tersebut kaum pria

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat persaingan perusahaan, di masa depan di Indonesia menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri kosmetik di Indonesia saat ini tergolong baik.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sangat identik dengan wanita. Kecantikan dan keindahan tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pengaruh yang besar bagi perkembangan industri kecantikan di

2015 PENGARUH COUNTRY OF ORIGIN TERHAD AP PURCHASE D ECISION, SURVEI PAD A KONSUMEN ETUDE HOUSE TOSERBA YOGYA RIAU JUNCTION

BAB I PENDAHULUAN. juga dari kebersihan dan kecantikan seseorang. Diera globalisasi ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang Indonesia menjadi pasar potensial. Fenomena

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan bisnis yang cukup pesat pada abad 21 ini menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. amat menjanjikan ( Sebagai buktinya, Revlon memenangkan Top Brand Award 2013 kategori

PENGARUH PERLUASAN MEREK DAN CITRA MEREK TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN PONDS (Studi Kasus Mahasiswa UPN Veteran Jawa Timur) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. konsultan mandiri, yang bersama-sama membuat penjualan tahunan melebihi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN SIKAP TERHADAP MINAT BELI PRODUK POND S DI SURABAYA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis bagi suatu

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bervariasi dan semakin selektif. Melihat hal ini perusahaan pun berlomba

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah tempat terjadinya kegiatan produksi dan berkumpulnya

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin ketat dan berbentuk sangat kompleks. Menghadapi persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman saat ini telah menyebabkan adanya pengembangan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bagi perempuan, serta menjadi salah satu hal yang paling diminati untuk

BAB I PENDAHULUAN. dengan harapannya. Sehingga berakibat pelanggan akan lebih cermat dan pintar

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kebutuhan mereka di pasar. Perusahaan akan mendapat tempat di

BAB I PENDAHULUAN. deodoran, atau antiperspirant untuk menjaga agar aroma tubuh lebih segar.

PENGARUH CITRA MEREK, DAN KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN MUSTIKA RATU (STUDI PADA GERAI MUSTIKA RATU DI SIDOARJO) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. seperti Word Trade Organization (WTO), ASEAN Free Trade Area (AFTA) dan

BAB 1 PENDAHULUAN. di mana bisnis dan perekonomian juga semakin mengglobal, membuat

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini persaingan dalam dunia bisnis bukanlah hal yang asing, tidak dipungkiri lagi

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi suatu jembatan penghubung antara perusahaan dan customer-nya. Merek

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar pada saat ini semakin meningkat sehingga membuat

BAB 1 PENDAHULUAN. pangsa pasar dan mengembangkan usahanya. Oleh karena itu, perusahaan harus

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki keinginan membeli yang tinggi. Dalam menggunakan produk

BAB I PENDAHULUAN. sudah tidak menjadi suatu masalah. Teknologi informasi memunculkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada kenyataannya, penampilan merupakan salah satu hal yang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki daya tarik tersendiri untuk memasarkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Penggunaan alat-alat kebersihan mulut sangat penting bagi manusia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berkembangnya perdagangan bebas menimbulkan persaingan

BAB 1 PENDAHULUAN. Selain menciptakan produk yang memiliki keunikan tersendiri dan dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Zaman terus berkembang, begitu pula dengan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. bermunculan ide-ide baru baik dari bidang makanan, pakaian, kosmetik, dan

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat, semua produsen baik barang maupun jasa dituntut untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1

BAB I PENDAHULUAN. prenadamedia, 2010, h.65. Jakarta: Kencana Prenada media group, 2006, h. 57

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan tiap perusahaan salah satunya adalah untuk menciptakan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era globalisasi pada saat ini, kemajuan bidang kesehatan semakin melesat dari waktu ke waktu, khususnya pada bidang kosmetik. Kosmetik tidaklah menjadi sesuatu yang mewah bahkan kosmetik menjadi hal yang wajib bagi umat manusia, khususnya kaum hawa. Saat ini perkembangan produk kosmetik bagi kaum wanita sangatlah pesat, hampir bagi para wanita kosmetik merupakan kebutuhan sehari-hari. Sehingga banyak perusahaan yang mengeluarkan kosmetik diantaranya seperti bedak, cream, pelembab, parfum atau pun body lotion. Bukan hanya itu saja banyak perusahaan juga mengelurkan produk lipstik. Lipstik merupakan salah satu produk kecantikan yang sering digunakan wanita. Bagi wanita lipstik sudah menjadi sahabat terbaik mereka dalam menjalani kegiatan. Tanpa lisptik biasanya para wanita merasa tidak percaya diri dengan penampilannya. Hal tersebut sesuai dengan sifat wanita yang selalu ingin terlihat cantik dihadapan publik yang telah membuat para produsen kosmetik terutama lipstik berlomba-lomba untuk memproduksi berbagai macam lipstik untuk menarik hati konsumen untuk membeli produk mereka. Banyak perusahaan yang mengeluarkan merek produk lipstik seperti Pixy, Wardah, Revlon, Maybelline, Sari Ayu, Viva dan masih banyak lagi 1

2 produk lipstik lainnya. Dari sekian banyaknya merek merek tersebut, lipstik membanjiri pasaran dengan menawarkan harga yang berbeda-beda dan kualitas produk yang bervariasi, yang membuat persaingan semakin ketat dipasaran. Salah satunya adalah produk lipstik Viva. Sejak tahun 1962 Viva Cosmetics terus berkembang menjadi salah satu kosmetik terkemuka di Indonesia. Awalnya Viva Cosmetics diproduksi oleh perusahaan farmasi dengan nama PT General Indonesia Producing Centre. Tahun 1964 menganti nama menjadi PT Paberik Pharmasi. Dan tahun 1998 PT Paberik Pharmasi Vita berubah nama menjadi PT Vitapharm hingga saat ini. PT Vitapharm ini telah meluncurkan rangkaian produk kosmetika yang meliputi produk perawatan kulit wajah, perawatan seluruh tubuh, perawatan rambut hingga produkproduk make up mulai dari alas bedak, eye shadow hingga lipstik. Dari uraian diatas tentu dapat menggambarkan bahwa tingkat antusias masyarakat di Indonesia khususnya bagi para wanita sangatlah membutuhkan lipstik bagi kehidupan sehari-hari untuk mempercantik dirinya sendiri. Kondisi ini membuat perusahaan melakukan berbagai upaya untuk dapat menguasai pangsa pasar yang lebih luas. Tahap kecenderungan konsumen untuk melakukan suatu tindakan sebelum benar-benar memutuskan untuk melakukan pembelian dilihat dari sisi citra merek (brand image). Citra terhadap merek berhubungan dengan sikap yang berupa keyakinan dan preferensi terhadap suatu merek. Merekmerek produk yang sudah lama dikenal oleh konsumen telah menjadi citra

3 bahkan simbol status bagi produk tersebut. Maka tidak mengherankan jika merek seringkali dijadikan kriteria dalam mengevaluasi suatu produk. Konsumen yang memiliki citra yang positif terhadap suatu merek, akan lebih memungkinkan untuk melakukan pembelian (Setiadi, 2003). Citra merek juga akan mempengaruhi keputusan pembelian konsumen dalam pembelian produk atau jasa. Keputusan pembelian merupakan suatu proses dimana konsumen melakukan penilaian dan mengevaluasi terhadap berbagai alternatif pilihan dan memilih salah satu atau lebih alternatif yang diperlukan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu (Amirullah, 2002:62). Berikut adalah hasil rating Brand Value (nilai merek) kategori lipstik tahun 2014-2016. Tabel 1.1 Brand Value Kategori Lipstik 2014-2016 Brand Value Peringkat 2014(%) 2015(%) 2016(%) Viva Wardah Wardah 1 (37,3) (32,9) (39,3) Wardah Viva Viva 2 (32,6) (33,3) (29,8) Sariayu Pixy Pixy 3 (32,3) (30,5) (29,2) Revlon Sariayu Sariayu 4 (31,0) (30,5) (28,6) Pixy Revlon Revlon 5 (29,7) (28,1) (28,0) Sumber : SWA 18/1-14 September 2016 Berdasarkan data dari tabel 1.2 brand value diatas menunjukan bahwa produk lipstik Viva mengalami masalah karena terjadi penurunan yang sangat signifikasi. Terlihat bahwa lipstik Viva menduduki peringkat

4 pertama dalam jajaran brand value pada tahun 2014 sebesar 37,3%. Hal ini dapat diartikan bahwa tahun 2014 nilai merek dari produk lipstik Viva terbilang sangat bagus. Dan pada tahun 2015 mengalami penurunan brand value yang sangat signifikan sebesar 33,3% turun menjadi peringkat kedua. Sedangkan pada tahun 2016 mengalami penurunan lagi sebesar 29,8% namun masih tetap berada di posisi kedua. Kondisi yang dialami lipstik Viva tersebut adalah fluktuatif. Bukan hanya dilihat dari citra mereknya saja untuk melakukan keputusan pembelian. Bagi perusahaan yang bergerak dalam bidang kosmetik. Hal yang harus dipertahankan oleh perusahaan untuk tetap dapat bertahan di dalam persaingan bisnis adalah melalui menjaga kualitas produk yang ada. Menjaga kualitas produk merupakan hal terpenting bagi perusahaan karena untuk dapat meningkatkan daya saing produk yang dapat memberi kepuasan tersendiri terhadap konsumennya. Kualitas produk terbukti dapat mempengaruhi citra merek dan keputusan pembelian, semakin baik kualitas produk maka citra merek dan keputusan pembelian akan meningkat (Nurchoidah, 2013). Berdasarkan pengalaman konsumen yang menggunakan lipstik Viva, dari kualitas produk lipstik Viva itu sendiri memiliki kandungan pelembab yang bagus untuk bibir. Lipstik Viva juga telah meraih sertifikat CPKB (Cara Pembuatan Kosmetika yang Baik) dan lipstik Viva juga mengutamakan kualitas dengan memakai mesin-mesin berteknologi dan pembuatan kosmetika dengan mengembangkan bahan-bahan alami. Bukan

5 hanya itu saja kemasan dalam lipstik Viva terbilang cukup mewah dengan hitam kekuningan. Dan tahan lama dalam menggunakan lipstik Viva ini tidak lama, hanya bertahan kurang lebih 2 jam saja. Tidak seperti merek lipstik lainnya yang matte dengan hasil tahan lama kurang lebih 5 jam. Sehingga pembelian lipstik Viva itu sendiri kurang, dan banyak konsumen juga yang beralih ke merek-merek produk lipstik matte yang lebih tahan lama dibandingkan lipstik Viva. Berikut adalah Pangsa pasar (market share) yang memperlihatkan hasil rating produk lipstik yang masuk ke dalam Top Brand Index pada tahun 2013-2016 sebagai berikut. Peringkat Tabel 1.2 Top Brand Index Kategori Lipstik 2013-2016 Top Brand Index (TBI) 2013(%) 2014(%) 2015(%) 2016(%) Revlon Wardah 1 (16,6) (13,0) Pixy Revlon 2 (10,8) (12,6) Viva Sariayu 3 (8,3) (9,2) Mirabella Pixy 4 (8,2) (9,0) Sariayu Viva 5 (8,0) (8,2) Oriflame Mirabella 6 (7,4) (7,8) Maybelline Oriflame 7 (6,8) (6,6) Wardah La Tulipe 8 (4,5) (5,0) La Tulipe Maybelline 9 (4,2) Red-A Red-A 10 (3,4) Sumber : Frontier Consulting Group, 2016 Wardah (14,9) Revlon (12,8) Pixy (11,0) Oriflame (7,7) Sariayu (7,6) La tulipe (7,3) Viva Mirabella Maybelline Red-A Wardah (22,3) Revlon (13,3) Pixy (9,3) Viva (8,9) Sariayu (7,7) Oriflame (6,5) La Tulipe (5,5) Mirabella Maybelline Red-A

6 Berdasarkan data tabel 1.1. Top Brand Index diatas ditunjukan bahwa produk lipstik Viva mengalami masalah karena terjadi penurunan market share yang sangat signifikan dari tahun 2013-2016. Pada tahun 2013 market share lipstik Viva menduduki peringkat ketiga sebesar 8,3%, sedangkan pada tahun 2014 turun sebesar 8,2% peringkat kelima Top Brand Index. Pada tahun 2015 lipstik Viva tidak masuk dalam jajaran Top Brand Index. Sedangkan pada tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 8,9% dengan kedudukan peringkat keempat dibawah lipstik Wardah, Revlon, dan Pixy. Kondisi yang dialami market share lipstik Viva tersebut adalah fluktuatif. Fakta tersebut dapat dikatakan bahwa lipstik Viva masih rendah dari pada lipstik lainnya, sehingga market share lipstik Viva dari tahun ketahun mengalami penurunan dan belum mampu menguasai pangsa pasar dan berdampak juga pada tingkat penjualan. Selain kualitas produk yang baik, perusahaan juga harus melihat dari sisi harga. Karena harga cenderung kekonsumen, apakah ia pindah keproduk lain atau tidak,ataupun sebaliknya dengan harga yang relatif mahal, standard, atau murah apakah konsumen ingin membelinya. Namun penurunan harga pada merek yang tinggi dengan kualitas produk yang rendah menyebabkan konsumen akan berpindah pada merek lain, akan tetapi penurunan harga pada merek yang rendah dengan kualitas produk yang sama dengan sebelumnya tidak menyebabkan konsumen pindah ke merek lain. Harga yang ditawarkan kepada konsumen harus sesuai dengan

7 pandangan konsumen atas nilai dan manfaat yang diperoleh dari produk tersebut. Berikut ini adalah daftar harga lipstik 2016. Tabel 1.3 Daftar Harga Lipstik 2016 Harga Merek Lipsik Terendah-tertinggi Rata-rata Revlon Rp. 35.000,00 - Rp. 98.000,00 Rp. 76.350,00 Wardah Rp. 26.500,00 Rp. 69.000,00 Rp. 45.187,00 Viva Rp. 16.700,00 Rp. 27.350,00 Rp. 20.250,00 Maybelline Rp. 39.000,00 Rp. 99.000,00 Rp. 74.550,00 Sariayu Rp. 48.000,00 Rp. 109.000,00 Rp. 72.000,00 Pixy Rp. 19.700,00 Rp. 45.000,00 Rp. 31.450,00 Sumber : Data diolah peneliti, 2016 Berdasarkan tabel 1.3 diatas bahwa harga yang ditawarkan lipsik Viva ini terbilang relatif murah dan rendah dibandingkan pesaing utamanya dan lipstik merek lainnya. Sehingga konsumen masih cenderung ragu untuk membeli lipstik dengan harga yang masih relatif murah. Dari uraian latar belakang masalah diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MELALUI CITRA MEREK PRODUK LIPSTIK VIVA (Studi Kasus di Wilayah Ciledug, Tangerang) 2.1. Identifikasi dan Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian maka dapat diidentifikasi beberapa masalah yang akan dibahas :

8 1.2.1 Identifikasi Masalah 1. Adanya persaingan ketat antara Wardah, Pixy, Sariayu, Revlon dan produk lipstik lainnya sehingga menyebabkan menurunnya Brand Value lipstik Viva ditahun 2014-2016 dan penurunan Top Brand Index pada tahun 2013-2016 pada lipstik Viva. 2. Citra merek lipstik Viva merupakan citra merek yang lama tetapi dari tahun ketahun citra merek lipstik Viva menurun sehingga menyebabkan penurunan yang signifikan pada Brand Value tahun 2014-2016. 3. Kualitas produk dari lipstik Viva yang tidak tahan lama sehingga menyebabkan konsumen lipstik Viva menurun dan banyak konsumen yang beralih ke produk lipstik lainnya. 4. Tingkat kepuasan konsumen dari tahun ketahun mengalami fluktuatif berdasarkan dari data Top Brand Index kategori lisptik 2013-2016 sehingga belum mampu menguasai pangsa pasar dan berdampak pada tingkat penjualan. 5. Harga lipstik Viva cukup ekonomis namun belum mampu menguasai pangsa pasar sehingga berdampak pada tingkat penjualan. 1.2.2 Pembatasan Masalah 1. Penelitian ini hanya mengukur pengaruh kualitas produk dan harga terhadap keputusan pembelian melalui citra merek. 2. Penelitian ini hanya membatasi masalah pada produk Viva kategori lipstik. 3. Penelitian ini dilakukan di wilayah Ciledug, Tangerang.

9 3.1. Perumusan Masalah Dari uraian latar belakang diatas maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Apakah terdapat pengaruh kualitas produk terhadap citra merek produk lipstik Viva di wilayah Ciledug, Tangerang? 2. Apakah terdapat pengaruh harga terhadap citra merek produk lipstik Viva di wilayah Ciledug, Tangerang? 3. Apakah terdapat pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian produk lipstik Viva di wilayah Ciledug, Tangerang? 4. Apakah terdapat pengaruh harga terhadap keputusan pembelian produk lipstik Viva di wilayah Ciledug, Tangerang? 5. Apakah terdapat pengaruh citra merek terhadap keputusan pembelian produk lipstik Viva di wilayah Ciledug, Tangerang? 6. Apakah terdapat pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian melalui citra merek produk lipstik Viva di wilayah Ciledug, Tangerang? 7. Apakah terdapat pengaruh harga terhadap keputusan pembelian melalui citra merek produk lipstik Viva di wilayah Ciledug, Tangerang? 4.1. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh kualitas produk terhadap citra merek produk lipstik Viva di wilayah Ciledug, Tangerang.

10 2. Untuk mengetahui pengaruh harga terhadap citra merek produk lipstik Viva di wilayah Ciledug, Tangerang. 3. Untuk mengetahui pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian produk lipstik Viva di wilayah Ciledug, Tangerang. 4. Untuk mengetahui pengaruh harga terhadap keputusan pembelian produk lipstik Viva di wilayah Ciledug, Tangerang. 5. Untuk mengetahui pengaruh citra merek terhadap keputusan pembelian produk lipstik Viva di wilayah Ciledug, Tangerang. 6. Untuk mengetahui pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian melalui citra merek produk lipstik Viva di wilayah Ciledug, Tangerang. 7. Untuk mengetahui pengaruh harga terhadap keputusan pembelian melalui citra merek produk lipstik Viva di wilayah Ciledug, Tangerang. 5.1. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu dan berguna untuk berbagai pihak : 1. Bagi Perusahaan Masukan bagi PT Vitapharm sebagai sumber referensi tambahan dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan perusahaan, terutama mengenai penerapan kualitas produk dan harga yang berdampak bagi keputusan pembelian melalui citra merek.

11 2. Bagi Peneliti Dapat menambah pengetahuan dan wawasan dibidang pemasaran khususnya kualitas produk dan harga terhadap keputusan pembelian melalui citra merek. 3. Bagi Pihak Lain Diharapkan dapat bermanfaat serta menambah bahan-bahan referensi bagi mahasiswa dimasa yang akan datang apabila membutuhkan informasi mengenai permasalahan dibidang pemasaran khususnya yang berhubungan dengan kualitas produk dan harga terhadapa keputusan pembelian melalui citra merek produk lipstik Viva.