DASAR PERENCANAAN BANGUNAN ATAS. Disampaikan oleh Heri Yugiantoro Subdit Teknik Jembatan Direktorat Jembatan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Supriyadi (1997) struktur pokok jembatan antara lain : Struktur jembatan atas merupakan bagian bagian jembatan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Supriyadi (1997) struktur pokok jembatan antara lain seperti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyilang sungai atau saluran air, lembah atau menyilang jalan lain atau

PERANCANGAN JEMBATAN KATUNGAU KALIMANTAN BARAT

STANDAR JEMBATAN DAN SNI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Nama : Mohammad Zahid Alim Al Hasyimi NRP : Dosen Konsultasi : Ir. Djoko Irawan, MS. Dr. Ir. Djoko Untung. Tugas Akhir

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MACAM MACAM JEMBATAN BENTANG PENDEK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. meskipun istilah aliran lebih tepat untuk menyatakan arus lalu lintas dan

PENGANTAR KONSTRUKSI BANGUNAN BENTANG LEBAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konstruksi jembatan adalah suatu konstruksi bangunan pelengkap sarana

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah dengan analisis studi kasus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BIDANG STUDI STRUKTUR DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK USU 2014

II. TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN ALTERNATIF STRUKTUR JEMBATAN KALIBATA DENGAN MENGGUNAKAN RANGKA BAJA

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN

Ada dua jenis tipe jembatan komposit yang umum digunakan sebagai desain, yaitu tipe multi girder bridge dan ladder deck bridge. Penentuan pemilihan

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL...i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PERSEMBAHAN... iii. KATA PENGANTAR...iv. DAFTAR ISI...vi. DAFTAR GAMBAR...

PEMBEBANAN JALAN RAYA

BEBAN JEMBATAN AKSI KOMBINASI

Jembatan Komposit dan Penghubung Geser (Composite Bridge and Shear Connector)

ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR BANGUNAN

membuat jembatan jika bentangan besar dan melintasi ruas jalan lain yang letaknya lebih

MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN KALI BAMBANG DI KAB. BLITAR KAB. MALANG MENGGUNAKAN BUSUR RANGKA BAJA

OLEH : ANDREANUS DEVA C.B DOSEN PEMBIMBING : DJOKO UNTUNG, Ir, Dr DJOKO IRAWAN, Ir, MS

PERILAKU DAN SISTEM STRUKTUR RANGKA BAJA JEMBATAN

PERENCANAAN JEMBATAN MALANGSARI MENGGUNAKAN STRUKTUR JEMBATAN BUSUR RANGKA TIPE THROUGH - ARCH. : Faizal Oky Setyawan

JEMBATAN. Februari Bahan Bahan Jembatan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini seiring dengan berkembangnya pengetahuan dan teknologi,

4.1 URAIAN MATERI I : MENENTUKAN MODEL DAN BEBAN JEMBATAN

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan dan kemajuan suatu

MODIFIKASI PERANCANGAN JEMBATAN TRISULA MENGGUNAKAN BUSUR RANGKA BAJA DENGAN DILENGKAPI DAMPER PADA ZONA GEMPA 4

BAB II PERILAKU DAN KARAKTERISTIK JEMBATAN

BAB V PERENCANAAN STRUKTUR UTAMA Pre-Elemenary Desain Uraian Kondisi Setempat Alternatif Desain

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

JEMBATAN RANGKA BAJA. bentang jembatan 30m. Gambar 7.1. Struktur Rangka Utama Jembatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI. 3.2 TAHAPAN PENULISAN TUGAS AKHIR Bagan Alir Penulisan Tugas Akhir START. Persiapan

TKS 4022 Jembatan PEMBEBANAN. Dr. AZ Department of Civil Engineering Brawijaya University

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Katungau Kalimantan Barat, jembatan merupakan sebuah struktur yang dibangun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bab I - Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Pesatnya perkembangan dalam bidang ekonomi global menuntut adanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. meskipun istilah aliran lebih tepat untuk menyatakan arus lalu lintas dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG STRUKTUR JEMBATAN MERR II-C DENGAN MENGGUNAKAN BALOK PRATEKAN MENERUS (STATIS TAK TENTU)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Proses Perencanaan Jembatan

Bab I. Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bawah, bangunan pelengkap dan pengaman jembatan serta trotoar.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TNAAN TAKA. Jembatan merupakan salah satu infrastruktur jalan dengan suatu konstruksi

BAB 3 LANDASAN TEORI. perencanaan underpass yang dikerjakan dalam tugas akhir ini. Perencanaan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

METODA KONSTRUKSI GELAGAR JEMBATAN BETON PRATEKAN PROYEK JALAN LAYANG CIMINDI BANDUNG

Pengertian struktur. Macam-macam struktur. 1. Struktur Rangka. Pengertian :

KONTROL ULANG PENULANGAN JEMBATAN PRESTRESSED KOMPLANG II NUSUKAN KOTA SURAKARTA

MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN JUANDA DENGAN METODE BUSUR RANGKA BAJA DI KOTA DEPOK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN STRUKTUR ATAS JEMBATAN RANGKA BAJA MUSI VI KOTA PALEMBANG SUMATERA SELATAN. Laporan Tugas Akhir. Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

PERHITUNGAN STRUKTUR JEMBATAN BETON PRATEGANG SEI DELI KECAMATAN MEDAN-BELAWAN TUGAS AKHIR GRACE HELGA MONALISA BAKARA NIM:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kebutuhan infrastruktur jalan yang lebih memadai untuk menampung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memungkinkan suatu jalan menyilang sungai/saluran air, lembah atau menyilang

BAB V PERHITUNGAN STRUKTUR

BAB II STUDI PUSTAKA

UNIVERSITAS BRAWIJAYA PERENCANAAN, PEMBANGUNAN, DAN PERAWATAN JEMBATAN. oleh : Dr.Eng. Achfas Zacoeb, ST., MT. Malang, 8 Mei 2017

HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN JEMBATAN LAYANG PERLINTASAN KERETA API KALIGAWE DENGAN U GIRDER

BAB II PERATURAN PERENCANAAN

disusun oleh : MOCHAMAD RIDWAN ( ) Dosen pembimbing : 1. Ir. IBNU PUDJI RAHARDJO,MS 2. Dr. RIDHO BAYUAJI,ST.MT

Kajian Pengaruh Panjang Back Span pada Jembatan Busur Tiga Bentang

COVER TUGAS AKHIR PERENCANAAN JEMBATAN RANGKA BAJA DENGAN PELAT LANTAI ORTOTROPIK

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Mataram

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS FLY OVER SIMPANG BANDARA TANJUNG API-API, DENGAN STRUKTUR PRECAST CONCRETE U (PCU) GIRDER. Laporan Tugas Akhir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perencanaan desain struktur konstruksi bangunan, ditemukan dua

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

2.5.c Konsep Selembar kertas tipis dan datar tidak dapat menahan beban sendiri.

Bab 4 KAJIAN TEKNIS FLY OVER

BAB 1 PENDAHULUAN. mulailah orang membuat jembatan dengan teknologi beton prategang.

BAB III LANDASAN TEORI. jalan raya atau disebut dengan fly over/ overpass ini memiliki bentang ± 200

Pembebanan untuk jembatan

BAB VI KONSTRUKSI KOLOM

BAB III LANDASAN TEORI. gelagar u atau PCU girder. Pemilihan struktur PCU girder dikarenakan struktur ini

Prinsip dasar sistem prategang sebenarnya telah diterapkan di dunia konstruksi sejak berabad-abad yang lalu. Pada tahun 1886, insinyur dari California

BAB V ANALISIS PEMILIHAN ALTERNATIF JEMBATAN

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN MALO-KALITIDU DENGAN SYSTEM BUSUR BOX BAJA DI KABUPATEN BOJONEGORO M. ZAINUDDIN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI JEMBER

Modifikasi Jembatan Lemah Ireng-1 Ruas Tol Semarang-Bawen dengan Girder Pratekan Menerus Parsial

PERANCANGAN SLAB LANTAI DAN BALOK JEMBATAN BETON PRATEGANG SEI DALU-DALU, KABUPATEN BATU BARA, SUMATERA UTARA TUGAS AKHIR

BAB III ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN JEMBATAN COMPOSITE GIRDER YABANDA JAYAPURA, PAPUA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU. Oleh : RIVANDI OKBERTUS ANGRIANTO NPM :

Transkripsi:

DASAR PERENCANAAN BANGUNAN ATAS Disampaikan oleh Heri Yugiantoro Subdit Teknik Jembatan Direktorat Jembatan

Jenis-jenis Bangunan Atas Jembatan

Tipe bangunan atas jembatan Kayu Gelagar Baja & Lantai Kayu / Baja Cast in Place Balok Balok Box Rangka (Truss) Beton Kayu Baja Composite : Gelagar Baja + Lantai Beton Gelagar (Girder Bridge) Beton Bertulang Biasa Pra-Fabrikasi Balok Superstructure Jembatan Beton Pratekan Pre-tensioned Plat- Slab Units Balok Plat (Slab Bridge) Beton Biasa Balok Kayu Box Beton Biasa Beam Units Plat- Slab Units Pelengkung (Arch) Beton Pratekan Balok Balok Baja Post-tensioned Box Balok Pasangan Batu Beam Units 3

KOMPONEN KOMPONEN JEMBATAN Lantai kendaraan Landasan Pilar Kepala jembatan Kepala tiang (pile cap) 4

Komponen jembatan Bangunan Bawah Fondasi Pilar (pier) Kepala jembatan (abutment) Bangunan atas: Semua struktur di atas landasan yang mendukung lalu lintas Lapis permukaan Lantai kendaraan Landasan Pilar Kepala jembatan Kepala tiang (pile cap) 5

Kepala Jembatan Bang. Bawah Bangunan atas Lantai Jembatan Landasan Pilar (bang.bawah) Fondasi Gelagar melintang Diafragma berupa Ikatan angin Potongan melointang bangunan atas Dasar-dasar komponen jembatan 6

JENIS SISTEM STRUKTUR PELENGKUNG (ARCH) GELAGAR KANTILEVER CABLE STAYED JEMBATAN GANTUNG LAIN-LAIN 7

3 JENIS DASAR JEMBATAN

Panjang bentang Panjang bentang Bentang tunggal Bentang Bentang jamak Bentang > 6 m - Jembatan Bentang < 6 m - gorong2 Bentang pendek : 6 30 m Bentang sedang : 30 100 m Bentang panjang : > 100 m 9

ELEMEN UTAMA DAN SEKUNDER PADA JEMBATAN BALOK PELENGKUNG

JEMBATAN BALOK PELENGKUNG

12

Jembatan Balok Pelengkung - Pelengkung Jembatan balok pelengkung merupakan jenis struktur yang melengkung dengan abutment di tiap ujungnya

Apa yang terjadi pada saat beban bekerja pada jembatan jenis ini? Berat beban akan ditanggung pada sepanjang lengkung yang ada dan diteruskan ke abutment pada setiap ujung pelengkung. Abutment juga akan menahan beban yang berada di bagian luarnya. Gaya tekan yang ada pada setiap sisi jembatan

Faktor yang harus dipertimbangkan pada saat mendesain jembatan pelengkung Jembatan pelengkung selalu berada dalam kondisi tertekan akibat berat lantai yang meneruskan beban ke bagian pelengkung dan selanjutnya ke abutment. Bentuk lengkung yang meningkat menyebabkan beban vertikal harus diimbangi dengan gaya horizontal yang menahannya.

16

17

18

19

20

JENIS JEMBATAN GELAGAR Beban vertikal lalu lintas Jenis jembatan yang paling umum Umumnya terdiri atas gelagar yang menumpu sederhana pada tiap ujungnya pada pilar atau abutment dan dapat dibuat menjadi gelagar menerus Umumnya tidak memerlukan biaya yang besar Reaksi Gaya dalam gelagar Reaksi 22

JENIS JEMBATAN KANTILEVER 23

Tipe Gelagar Gelagar pada jembatan adalah suatu struktur horizontal yang kaku dan terletak atas 2 tumpuan (abutment abutment atau abutment pilar atau pilar pilar)

Faktor-faktor yang harus diperhatikan pada waktu mendesain jembatan tipe gelagar Gelagar harus cukup kuat dan tidak melendut akibat berat sendiri maupun akibat beban hidup (lalulintas) yang melintas di atasnya.

JENIS JEMBATAN GELAGAR Bahan/material yang umum digunakan: Kayu Beton bertulang Baja (rangka, komposit, gelagar boks dll) Beton pratekan Bentuk gelagar I, T, U, Gelagar Segmental 26

Sistem Gelagar

JENIS JEMBATAN GELAGAR sederhana kantilever menerus Saat ini yang banyak digunakan yaitu beton pracetak di fabrikasi Umumnya sebagai gelagar menumpu sederhana (2 tumpuan) Beberapa dijadikan menerus di lapangan 29

JENIS JEMBATAN GELAGAR Profil melintang jembatan gelagar baja dapat dibentuk dari hot rolled (untuk bentang pendek), boks (bentang menengah) atau pelat 30

JENIS JEMBATAN GELAGAR 31

JENIS JEMBATAN GELAGAR 32

JENIS JEMBATAN GELAGAR 33

JENIS JEMBATAN GELAGAR 35

JENIS JEMBATAN GELAGAR 39

RANGKA

JENIS-JENIS JEMBATAN RANGKA BAJA

JENIS JEMBATAN GELAGAR Rangka baja dapat dibuat menjadi jenis gelagar, pelengkung tergantung pada mekanisme struktur awalnya 42

JENIS JEMBATAN GELAGAR 43

JENIS JEMBATAN KANTILEVER 44

JENIS JEMBATAN KANTILEVER 45

JENIS JEMBATAN RANGKA BAJA KANTILEVER 46

JENIS JEMBATAN KANTILEVER 47

JEMBATAN KABEL (CABLE STAYED)

JEMBATAN JENIS CABLE STAYED 49

JEMBATAN JENIS CABLE STAYED 50

JEMBATAN JENIS CABLE STAYED 51

JEMBATAN GANTUNG

JEMBATAN GANTUNG 53

JEMBATAN GANTUNG 54

JEMBATAN GANTUNG 55

JEMBATAN GANTUNG 56

JENIS BANGUNAN ATAS MANA YANG DIPILIH??? Pertimbangkan faktor-faktor berikut: Panjang bentang Panjang jembatan total Panjang gelagar Bahan yang tersedia Kondisi lapangan (fondasi, tinggi, batasan ruang bebas dll) Waktu pelaksanaan Kemudahan pelaksanaak Teknologi / peralatan yang tersedia Estetika Biaya Akses pemeliharaan 57

Panjang bentang 58

59

Biaya vs panjang bentang Panjang bentang dapat berhubungan dengan biaya bangunan atas (harga/meter) dan bangunan bawah (harga/pilar) Jika biaya bangunan bawah sekitar 25% dari total biaya - bentangan diperpendek, kemungkinan akan lebih hemat Jika biaya bangunan bawah sekitar 50% biaya total - bentangan sebaiknya diperpanjang sehingga lebih ekonomis 60

61

AKSES PEMELIHARAAN Biaya total = biaya awal + biaya pemeliharaan Jembatan harus mudah diperiksa dan dipelihara Biatya pemeliharaan akan berhubungan dengan jenis pemiihan jenis jembatan: Jembatan baja memerlukan pemeliharaan yang lebih besar yang tergantung lokasinya Jembatan beton usumnya memerlukan pemeliharaan yang lebih kecil 62

Jarak gelagar ditentukan oleh jumlah gelagar Jarak yang besar: Jumlah gelagar sedikit (erection lebih cepat) Lebih tinggi dan berat (masalah dengan transportasi) Mengurangi masalah yang berlebihan Pelat lantai lebih tebal Jarak yang dekat: Jumlah gelagar lebih banyak Gelagar lebih kecil Masalah pemeriksaan bertambah (lebih banyak gelagar yang diperiksa) Pelat lantai lebih tipis 63

PERSYARATAN LAPANGAN Kondisi jembatan lurus, bersudut atau busur Gelagar I precast tidak dapat berupa busur Gelagar segmental..mungkin dapat sedikit membentuk busur Cor di tempat Pengangkutan dari pabrik ke lapangan apakah per segment?? Apakah perlu persyaratan khusus Apakah perlu perancah khusus?? Bagaimana pelaksanaannya di lapangan 64

Pembebanan dan Distribusi Beban

Pendahuluan Beban yang dominan pada jembatan Beban berat sendiri Beban dinamis akibat beban bergerak sebagai dampak lalu lintas yang bergerak Beban lainnya termasuk beban angin, gempa, suhu dan pelaksanaan.

Beban pada Jembatan Permanen Transien Beban mati Benan mati super Lingkungan Angin, Gempa, Suhu, Banjir Trafik Pelaksanaan Alat, metoda pelaksanaan Bahan Susut rangkak Beban vertikal primer akibat berat kendaraan Beban sekunder horizontal akibat perubahan kecepatan kendaraan Normal Abnormal Khusus Pembebanan pada Jembatan

Perbedaan Pembebanan lama dan baru

DEFINISI PADA PEMBEBANAN beban mati - semua beban tetap yang berasal dari berat sendiri jembatan atau bagian jembatan yang ditinjau, termasuk segala unsur tambahan yang dianggap merupakan satu kesatuan tetap dengannya beban mati primer - berat sendiri pelat dan sistem lainnya yang dipikul langsung oleh tiap-tiap gelagar jembatan beban mati sekunder - berat kerb, trotoar, tiang sandaran dan lain-lain yang dipasang setelah pelat dicor. Beban tersebut dianggap terbagi rata di seluruh gelagar

DEFINISI PADA PEMBEBANAN beban hidup - semua beban yang berasal dari berat kendaraan-kendaraan bergerak/lalu lintas dan/atau pejalan kaki yang dianggap bekerja pada jembatan beban khusus - beban yang merupakan beban-beban khusus untuk perhitungan tegangan pada perencanaan jembatan beban lalu lintas - seluruh beban hidup, arah vertikal dan horizontal, akibat aksi kendaraan pada jembatan termasuk hubungannya degan pengaruh dinamis, tetapi tidak termasuk akibat tumbukan beban pelaksanaan - beban sementara yang dapat bekerja pada bangunan secara menyeluruh atau sebagian selama pelaksanaan

DEFINISI PADA PEMBEBANAN beban primer - beban yang merupakan beban utama dalam perhitungan tegangan pada setiap perencanaan jembatan beban sekunder - beban yang merupakan beban sementara yang selalu diperhitungkan dalam perhitungan tegangan pada setiap perencanaan jembatan beban tetap - beban dengan besaran yang diasumsikan konstan selama konstruksi atau bervariasi dalam jangka waktu yang panjang faktor beban - pengali numerik yang digunakan pada aksi nominal untuk menghitung aksi rencana

DEFINISI PADA PEMBEBANAN faktor beban biasa - faktor beban yang digunakan apabila pengaruh dari aksi rencana akan mengurangi keamanan faktor beban terkurangi - faktor beban yang digunakan apabila pengaruh dari aksi rencana akan menambah keamanan lever rule - metode analisis yang menggunakan distribusi statika beban dengan asumsi tiap panel lantai merupakan perletakan sederhana sepanjang gelagar kecuali pada gelagar eksterior

Filosofi perencanaan Jembatan harus direncanakan sesuai dengan keadaan batas yang disyaratkan untuk mencapai target pembangunan, keamanan, dan aspek layan, dengan memperhatikan kemudahan inspeksi, faktor ekonomi, dan estetika Seluruh keadaan batas harus dianggap memiliki tingkat kepentingan yang sama besar.

Keadaan batas daya layan Keadaan batas daya layan disyaratkan dalam perencanaan dengan melakukan pembatasan pada : tegangan, deformasi, dan lebar retak pada kondisi pembebanan layan agar jembatan mempunyai kinerja yang baik selama umur rencana

Keadaan batas fatik dan fraktur Keadaan batas fatik disyaratkan agar jembatan tidak mengalami kegagalan akibat fatik selama umur rencana. Untuk tujuan ini, perencana harus membatasi rentang tegangan akibat satu beban truk rencana pada jumlah siklus pembebanan yang dianggap dapat terjadi selama umur rencana jembatan. Keadaan batas fraktur disyaratkan dalam perencanaan dengan menggunakan persyaratan kekuatan material sesuai spesifikasi Keadaan batas fatik dan fraktur dimaksudkan untuk membatasi penjalaran retak akibat beban siklik yang pada akhirnya akan menyebabkan terjadinya kegagalan fraktur selama umur desain jembatan.

Keadaan batas kekuatan Keadaan batas kekuatan disyaratkan dalam perencanaan untuk memastikan adanya kekuatan dan kestabilan jembatan yang memadai, baik yang sifatnya lokal maupun global, untuk memikul kombinasi pembebanan yang secara statistik mempunyai kemungkinan cukup besar untuk terjadi selama masa layan jembatan. Pada keadaan batas ini, dapat terjadi kelebihan tegangan ataupun kerusakan struktural, tetapi integritas struktur secara keseluruhan masih terjaga

Keadaan batas ekstrem Keadaan batas ekstrem diperhitungkan untuk memastikan struktur jembatan dapat bertahan akibat gempa besar. Keadaan batas ekstrem merupakan kejadian dengan frekuensi kemunculan yang unik dengan periode ulang yang lebih besar secara signifikan dibandingkan dengan umur rencana jembatan.

Kelompok pembebanan dan simbol untuk beban

BEBAN TRANSIEN

Faktor beban dan kombinasi pembebanan

Faktor beban dan kombinasi pembebanan

Faktor beban dan kombinasi pembebanan

Lanjut ke SNI 1725-2016