siswa dituntut mampu untuk membayangkan bagaimana proses serah terima elektron, pelepasan, dan pengikatan oksigen dari spesi satu ke spesi yang lain



dokumen-dokumen yang mirip
Dosen Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang 2 Mahasiswa Pasca sarjana UM.

PENGARUH TEKNIK MENCATAT PETA PIKIRAN DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X MAN 1 MALANG

Dita Ningtias, Ridwan Joharmawan, Yahmin Universitas Negeri Malang

Mono Eviyanto, Ridwan Joharmawan, Dermawan Afandy Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang

Auliya Puspitaningtyas, Parlan, Dedek Sukarianingsih Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TSTS TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X MAN 3 MALANG PADA MATERI REAKSI REDOKS

PENERAPAN TEKNIK CATATAN TULIS DAN SUSUN DALAM PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING PADA MATERI POKOK BUNYI DI SMP NEGERI 1 MOJOKERTO

Iklilul Millah, Parlan, Dedek Sukarianingsih Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang

PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5 FASE (LC 5-E) & LC 5E-STAD PADA MATERI TERMOKIMIA KELAS XI SMK NEGERI 6 MALANG

PENERAPAN STAD DALAM PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DAN PENGARUHNYA TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK

Diterima: 8 Maret Disetujui: 26 Juli Diterbitkan: Desember 2016

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 RAMBAH HILIR

Arifah Zurotunisa, Habiddin, Ida Bagus Suryadharma Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Negeri Malang

OLEH: SITI FATIMAH NIM. E1M

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

Widhar Dwi Utami, I Wayan Dasna, Oktavia Sulistina Universitas Negeri Malang

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR (MP PKB) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP

THE INFLUENCE OF THE INPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE MAKE A MATCH TOWARD STUDENTS MATHEMATICAL COCEPTUAL UNDERSTANDING

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS FENOMENA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMAN 1 KOPANG

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS FENOMENA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMAN 1 KOPANG

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA TIPE JIGSAW DAN TIPE STAD PADA SISWA KELAS VIII

AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PENGGUNAAN MODEL THINK TALK WRITE TERHADAP HASIL BELAJAR. (Jurnal) Oleh YULIANA RIA ARISKA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

PENGARUH METODE PRAKTIKUM DAN MEDIA KOMIK TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT PADA SISWA KELAS X SMAN 6 MATARAM

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR K3 DI SMK COKROAMINOTO 2 BANJARNEGARA MENGGUNAKAN METODE TS-TS

Penerapan Strategi Genius Learning Dalam Pembelajaran Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri 11 Padang ABSTRACT

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP PERCUT SEI TUAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

Lutvi Dwi Aprilia dan Supardiyono Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD PADA MATERI ARCHAEBCATERIA DAN EUBACTERIA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Heny Wahyuningdyah dan Retno Hasanah Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs

Tabel 4.1 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENGARUH PELAKSANAAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PADA MURID SEKOLAH DASAR

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALLING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 MALANG

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR STUDY TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI. (Jurnal) Oleh HAMDA WARA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DISERTAI MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI KELAS X SMA NEGERI 4 PARIAMAN

PERBEDAAN PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

Kata kunci: Learning Cycle 5 Fase, stoikiometri, prestasi belajar

AKTIVITAS PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN PENDEKATAN PETA PIKIRAN TERHADAP HASIL BELAJAR. (Jurnal) Oleh KYKY ZEPTIANA

Monif Maulana 1), Nur Arina Hidayati 2) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UAD

PEMBERIAN MATERI PRASYARAT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN REAKSI REDOKS DI KELAS X SMA NEGERI 4 PEKANBARU

Wistyan Okky Saputra dan Dr. Mukhamad Murdiono, M. Pd. Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta

(The Influence of Based Inquiry Learning Model Type of Guided Inquiry to The Students Learning Achievement on Ecosystem) ABSTRACT

Siva Fauziah, Purwati Kuswarini Suprapto, Endang Surahman

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TEKNIK PROBING-PROMPTING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

PERBEDAAN PENGARUH ANTARA MODEL KOOPERATIF TIPE TPS DAN STAD TERHADAP HASIL BELAJAR IPS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI METODE DEMONSTRASI DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIFE ROUND ROBIN

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing disertai diskusi dalam Pembelajaran Fisika Kelas VII di SMP

JURNAL OLEH: ADRIYAN MUTMAYANI E1M

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE BERBANTUAN MULTIMEDIA TERHADAP HASIL BELAJAR DAN RESPON SISWA

Oleh: Via Vandella*, Yulia Haryono**, Alfi Yunita**

Febriana Adam, Endang Budiasih, Dedek Sukarianingsih Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang

MODEL INQUIRY TRAINING DENGAN SETTING KOOPERATIF DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DAN HASIL BELAJAR POKOK BAHASAN PEDOSFER SISWA KELAS X SMAN 1 PULE KABUPATEN TRENGGALEK

Citra Yunita dan Khairul Amdani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI KARANGJATI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS

MODEL KOOPERATIF STAD BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA ARTIKEL. Oleh

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 14 PADANG.

MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN ANALISIS WACANA ISU DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 PADANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN PADA PELAJARAN BIOLOGI KELAS VII SMP NEGERI 32 PADANG ARTIKEL. Oleh : FRESTY YUMERISA

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KELOMPOK BELAJAR TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 25 PADANG

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN REALISTIK

Kata Kunci: Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write, Kemampuan Awal, Kemampuan Pemahaman Konsep.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUESTION STUDENT HAVE (QSH) PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 5 TASIKMALAYA JURNAL

MODEL QUANTUM TEACHING DISERTAI METODE EKSPERIMEN DAN DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP. Winda Ayu Wijayanti, Indrawati, Trapsilo Prihandono

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

Premita Sari Octa Elviana Pembimbing: Dr. H. A. Rosyid Al Atok, M.Pd, M.H Dra. Arbaiyah Prantiasih, M.Si

Arinil Haq, Purwati Kuswarini, Ai Sri Kosnayani ABSTRACT

PENGARUH PENGGUNAAN HAND OUT DISERTAI MIND MAPPING TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DI KELAS VIII SMPN 2 BATANG ANAI

Ani Widyastuti PGSD Universitas PGRI Yogyakarta Abstrak

PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI DENGAN PEMBELAJARAN TPS DAN TS KELAS X SMAN 15 BANDARLAMPUNG (J U R N A L) Oleh TIURMA LAERIS RULLITA.

MOHAN TAUFIQ MASHURI NIM

PENGARUH PENDEKATAN MODIFICATION OF RECIPROCAL TEACHING PADA MATERI REDOKS TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA KOPERASI PONTIANAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI JAMUR DI KELAS X SMK NEGERI 1 RAMBAH TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

Rahayu Siti Fatonah, Purwati Kuswarini Suprapto, Romy Faisal Mustofa

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK PESERTA DIDIK

KEEFEKTIFAN MODEL AIR (AUDITORY, INTELLECTUALLY, REPETITION) DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK BERITA SISWA KELAS VIII SMPN 1 MINGGIR ARTIKEL E-JOURNAL

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan PMIPA, FKIP, UNS, Surakarta

PENERAPAN METODE GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMPN 1 2X11 ENAM LINGKUNG KABUPATEN PADANG

PENCAPAIAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR DENGAN MODEL SNOWBALLING PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

Ragil Kurnianingsih 1, Srini M. Iskandar 1, dan Dermawan Afandy 1 Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Malang

Anggita Stefany K.D dan Suliyanah Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

Ari Soraya Nurilah, Sudarti, Nuriman

Cici Wijayanti*) Purwati Kuswarini Suprapto*) Faculty of Educational Science and Teacher s Training Siliwangi University ABSTRACT

Afif Yuli Candra Prasetya dan Suliyanah Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE FIND SOMEONE WHO TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Team Assisted Individualization terhadap Minat Belajar Biologi Siswa pada Materi Pteridophyta di SMAN 39 Jakarta

: model pembelajaran, pemahaman konsep matematis, tutor sebaya

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

Melina Oktaviani 1, Dwiyono Hari Utomo 2, J. P. Buranda 3, Universitas Negeri Malang Jalan Semarang 5 Malang

Transkripsi:

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STAD BERBANTUAN CATATAN TULIS DAN SUSUN TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI PERKEMBANGAN KONSEP REAKSI REDOKS KELAS X MAN MALANG 1 Noni Asmarisa, Aman Santoso dan Hayuni Retno. W Universitas Negeri Malang Email: noniedio@ymail.com ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan pembelajaran dan prestasi belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran STAD berbantuan Catatan Tulis dan Susun pada materi perkembangan konsep reaksi redoks.penelitian ini menggunakan rancangan penelitian eksperimental semu (quasy experimental design). Populasi penelitian adalah semua siswa kelas X MAN Malang 1 tahun ajaran 2012/2013. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik random sederhana dengan undian kelas, sehingga terpilih dua kelas yaitu siswa kelas XB sebagai kelas kontrol l dan XC sebagai kelas eksperimen. Hasil penelitian menunjukkan (1) Keterlaksanaan model pembelajaran STAD berbantuan Catatan Tulis dan Susun berlangsung baik dengan nilai rata-rata keterlaksanaan 88,63%. (2) Terdapat perbedaan prestasi belajar siswa antara kelas kontrol dan eksperimen dimana nilai rata-rata kelas eksperimen yang dibelajarkan dengan model pembelajaran STAD berbantuan Catatan Tulis dan Susun (83,31) lebih tinggi daripada kelas kontrol yang dibelajarkan secara Konvensional (69,37) di dukung dengan taraf signikansi sebesar 0,000. ABSTRACT: The purposes of the study were (1) knowing the implementation of STAD by using write and arrange notes for teaching redox reaction concept to the tenth graders of MAN Malang 1, (2) knowing the difference of students achievement between those who were taught with STAD by using write and arrange notes and those who were taught with conventional teaching model. The design of the study was quasy-experimental design which was used to know the students achievement and describe the implementation of the STAD cooperative learning model by using write and arrange notes. The population of the study was all of the tenth graders of MAN Malang 1 in 2012/2013. The sample was taken by using random sampling technique so that it was decided that the sample was XB as the control class who was taught with conventional teaching method and XC as the experiment class who was taught with STAD by using write and arrange notes. The result showed that (1) the implementation of the STAD model by using write and arrange notes 88.63% ran well, (2) there was a difference between control class and experimental class, in which the experimental class got higher score (83.31) than control class (69.37) with 0.000 significant level. Kata-kata Kunci: STAD, Catatan Tulis dan Susun, prestasi belajar, reaksi redoks Ilmu kimia adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit dipahami oleh siswa. Kean dan Middlecamp (1985:5) mengemukakan bahwa ilmu kimia merupakan cabang sains yang mempunyai tingkat kesulitan cukup tinggi yang disebabkan oleh karakteristik ilmu kimia itu sendiri, yaitu (1) sebagian besar konsep-konsep kimia bersifat abstrak, (2) konsep-konsep kimia merupakan penyederhanaan dari yang sebenarnya, (3) konsep dalam ilmu kimia saling berkaitan dan urutannya berjenjang, (4) konsep yang dipelajari tidak hanya memecahkan soal, dan (5) bahan/materi yang dipelajari dalam ilmu kimia sangat banyak. Materi kimia di SMA atau MA kelas X semester II salah satunya adalah materi redoks yang mengandung konsep abstrak dan matematis. Beberapa konsep abstrak dalam materi reaksi redoks diantaranya adalah serah terima elektron, pelepasan dan pengikatan oksigen, sedangkan konsep matematisnya adalah perubahan bilangan oksidasi. Materi serah terima elektron, pelepasan, dan pengikatan oksigen bersifat abstrak karena saat belajar tentang materi tersebut

siswa dituntut mampu untuk membayangkan bagaimana proses serah terima elektron, pelepasan, dan pengikatan oksigen dari spesi satu ke spesi yang lain dapat terjadi. Sedangkan materi perubahan bilangan oksidasi bersifat matematis karena saat belajar tentang materi ini siswa dituntut untuk menghitung bilangan oksidasi dari masing-masing atom dalam senyawa yang terlibat dalam reaksi sehingga dapat diketahui perubahan bilangan oksidasinya.sifat materi yang berupa konsep abstrak dan matematis tersebut akan menyebabkan kesulitan siswa dalam memahami materi dan menimbulkan kecenderungan untuk hafalan rumus. Oleh karena itu, diperlukan strategi pembelajaran yang dapat mempermudah untuk mempelajari ilmu kimia terutama materi reaksi redoks. Berdasarkan karakteristik dari materi perkembangan konsep reaksi redoks, maka diperlukan salah satu model pembelajaran yang didasarkan pada pendekatan konstruktivistik, salah satu diantaranya yaitu pembelajaran kooperatif. Slavin (2005:33) mengemukakan tujuan yang paling penting dari pembelajaran kooperatif adalah memberikan para siswa pengetahuan, konsep, kemampuan, dan pemahaman. Slavin (2008:38) juga mengemukakan bahwa dengan pembelajaran kooperatif, tiap siswa akan saling membelajarkan karena dalam diskusi yang mereka lakukan akan timbul konflik kognitif, perbedaan ide, sehingga membuat kualitas pemahaman siswa semakin tinggi dan kesulitan dalam memahami kimia bisa diminimalisir. Sebuah pembelajaran harus terjadi interaksi timbal balik antara guru dan siswa karena penerapan suatu model pembelajaran oleh guru juga harus diikuti dengan peran aktif siswa. Salah satu peran aktif siswa adalah mencatat hal-hal yang dianggap penting. Tujuan mencatat bukan untuk membantu otak mengingat, tetapi membantu untuk mengingat apa yang telah diingat oleh otak (DePorter, 2011:146). Sebagian besar siswa masih menggunakan format outline dalam membuat catatan. Format outline merupakan teknik yang lazim digunakan dalam membuat catatan dengan pola memanjang ke bawah mengikuti alur garis pada kertas. Hal ini juga mempersulit memasukkan materi sejenis pada baris yang sama karena tidak ada lagi ruang. Catatan dengan format tersebut mempersulit seseorang untuk mendapatkan gambaran dan melihat kaitan-kaitan antara gagasan. Lebih jauh lagi, mengulang catatan dalam bentuk outline adalah hal yang membosankan (DePorter, 2011:148). Untuk memaksimalkan dalam pembuatan catatan diperlukan teknik mencatat yang dapat secara keseluruhan, membantu untuk peninjauan kembali secara lebih efektif, serta untuk mengingat secara lebih akurat. Mind-mapping, peta konsep, akrostik, dan catatan tilis dan susun merupakan contoh teknik mencatat yang efektif. Catatan tulis dan susun merupakan salah satunya. Teknik catatan tulis dan susun berasal dari kata tulis yaitu penulisan catatan yang berarti mendengarkan apa yang disampaikan guru atau orang lain seraya menuliskan poin-poin utamanya, sedangkan susun yaitu penyusunan catatan yang berarti menuliskan pemikiran dan kesan yang muncul pada diri pribadi yang sedang disampaikan guru atau orang lain (DePorter, 2011:160). Pembuatan catatan tulis dan susun dapat ditambahkan grafik yang berupa simbol, gambar, dan perangkat grafis lain, sehingga dapat memberikan kesan yang lebih dalam daripada catatan dalam format outline dan membantu kita untuk mengingat detail-detail tentang konsep-konsep utama serta ketertaitannya. Ketika siswa mengulas kembali

catatannya, simbol-simbol itu memicu pikiran siswa untuk mengingat apa yang dikatakan guru dan juga menghidupkankembali apa yang siswa pikirkan saat itu. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Retno (2012) menunjukkan bahwa penerapan catatan tulis dan susun mampu meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII di SMP 1 Mojokerto. Pada penelitian yang dilakukan oleh Indri (2012) menunjukkan bahwa penerapan catatan tulis dan susun dapat dijadikan salah satu alternatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMAN 2 Majalengka. Namun penerapan catatan tulis dan susun pada SMAN 2 Majalengka memiliki kendala pada saat peserta didik menerapkan pembuatan catatan tulis dan susun dalam pembelajaran di kelas. Hal ini dikarenakan peserta didik masih asing dan bingung terhadap pembuatan bentuk tulis dan susun, sehingga guru harus lebih berinteraksi dan mengintruksikan bentuk catatan tulis dan susun. Proses mengintruksi bentuk catatan tulis dan sususn pada siswa, dapat dilakukan guru dengan mengkontruksikan pemikiran siswa melalui model pembelajaran yang digunakan. Model pembelajaran yang dapat mengkontruksi pemikiran siswa dan meningkatkan kerjasama siswa dengan teman adalah model pembelajaran STAD. Penerapan model STAD yang dikombinasikan dengan penyusunan catatan tulis dan susun akan meminimalisir kesulitan siswa dalam membuat catatan tulis dan susun. Hasil observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti selama berlangsungnya kegiatan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) Kimia semester 8 proses pembelajaran disekolah umumnya masih didominasi oleh guru. Siswa kurang dilibatkan secara maksimal dengan pembelajaran yang bersifat konvensional. Menurut Slavin (2009:40) salah satu sasaran sekolah ialah meningkatkan kemampuan siswa berpikiran kritis. Hal ini menjadi dasar peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe student teams-achievement divisions (STAD). Model pembelajaran STAD adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Gagasan utama dari STAD adalah untuk memotivasi siswa supaya dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam menguasai kemampuan yang diajarkan oleh guru (Slavin, 2005 : 12). Model pembelajaran STAD efektif dalam proses belajar mengajar hal ini ditunjukkan dengan adanya tugas kelompok diharapkan dapat memacu siswa untuk bekerja sama, saling membantu satu sama lain dalam mengintegrasikan pengetahuan-pengetahuan baru dengan pengetahuan yang telah dimilikinya karena dapat membantu mengembangkan tingkah laku kooperatif siswa serta dapat membantu siswa dalam meningkatkan pembelajaran akademis mereka. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran STAD siswa dapat menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit jika mereka saling mendiskusikan masalah tersebut dengan temannya. Setelah siswa saling berinteraksi dalam kelompok alangkah baiknya jika diimbangi dengan mencatat supaya memudahkan siswa untuk belajar. Slavin (2005:38) mengatakan bahwa menulis rangkuman atau ringkasan dari pelajaran adalah pelajaran tambahan yang lebih baik daripada sekedar menyalin catatan. Beberapa penelitian menunjukkan penerapan model pembelajaran STAD berbantuan model pembelajaran lain atau media mampu meningkatkan prestasi belajar atau hasil belajar siswa.(1) Penelitian yang telah dilakukan oleh Dewi (2011) menunjukkan bahwa penggunaan model perpaduan STAD-Peta konsep dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, (2) penelitian yang dilakukan oleh Tuti

(2011) menunjukan bahwa hasil belajar kimia pada pembelajaran kooperatif tipe STAD-NHT memberikan hasil yang baik. Sebagai upaya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, maka dalam penelitian ini peneliti mencoba menerapkan teknik mencatat catatan tulis dan susun dalam model pembelajaran kooperatif STAD. Berdasarkan uraian yang telah dijabarkan maka peneliti ingin mengetahui Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran STAD berbantuan Catatan Tulis dan Susun terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas X MAN 1 Malang pada Materi Perkembangan Konsep Reaksi Redoks. METODE Penelitian yang telah dilakukan menggunakan rancangan penelitian eksperimental semu dengan model post-test only control group design Penentuan kelas eksperimen dan kontrol dilakukan dengan cara undian kelas. Pada kelas kontrol dibeljarkan secara konvensional dan pada kelas eksperimen dibelajarkan dengan model pembelajaran STAD berbantuan Catatan Tulis dan Susun. Variabel bebas dalam penelitian yang dilakukan adalah pembelajaran model STAD berbantuan Catatan Tulis dan Susun pada kelas eksperimen. Variabel terikat dalam penelitian yang dilakukan adalah prestasi belajar siswa. Variabel yang di kontrol adalah materi pembelajaran redoks. Tabel 1 Rancangan Penelitian Model Post-Test Only Control Group Design Subyek Perlakuan Post test Kelas eksperimen Kelas kontrol X 1 X 2 O 1 O 2 Keterangan: X 1 : Pemberian perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif STAD berbantuan Catatan Tulis dan Susun X 2 : Pemberian perlakuan secara Konvensional O : Observasi (pengukuran) dengan tes prestasi belajar Populasi pada penelitian yang dilakukan adalah semua siswa kelas X MAN Malang 1 tahun ajaran 2012/2013 yang memiliki kemampuan sama. Sampel penelitian diambil dua kelas siswa kelas X MAN Malang 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pemilihan kelas dilakukan dengan cara undian. Untuk kelas eksperimen adalah siswa kelas XC sebanyak 29 siswa sedangkan kelas kontrol adalah siswa kelas X-D sebanyak 29 siswa. Intrumen yang digunakan dalam penelitian yaitu instrumen perlakuan meliputi silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kegiatan diskusi, handout, dan instrumen pengukuran meliputi tes, lembar observasi, serta kuis. Tes berisi soal-soal yang digunakan untuk mengukur aspek kognitif siswa. Sebelum digunakan untuk pengambilan data, soal tes divalidasi dan dianalisis

terlebih dahulu. Hasil uji coba selanjutnya dianalisis untuk mengetahui validitas, tingkat kesukaran, daya beda, dan reliabilitas. Hasil uji validitas dari 25 soal menunjukkan bahwa 9 soal memiliki validitas yang baik dan 16 soal memiliki validitas yang sangat baik. Uji reliabilitas soal diperoleh nilai sebesar 0,887 dan dikategorikan sangat tinggi. Hasil uji daya beda butir soal menunjukkan 3 soal kriteria jelek yang tetap digunakan dan diperbaiki, 8 soal tergolong cukup, dan 9 soal tergolong baik. Uji tingkat kesukaran butir soal menunjukkan 13 butir soal dengan kriteria mudah, 11 butir soal dengan kriteria sedang, dan 1 soal kriteria sukar. Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk penelitian yang dilakukan melalui tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap pengambilan data. Langkah-langkah yang dilakukan untuk mengumpulkan data yaitu (1) mengurus surat ijin penelitian ke pihak sekolah yang terkait, (2) menentukan sampel penelitian, (3) memberi perlakuan pembelajaran kooperatif STAD berbantuan Catatan Tulis dan Susun kelas eksperimen,(5) melaksanakan tes untuk mengetahui prestasi belajar siswa yang dilakukan pada akhir bahasan perkembangan konsep reaksi redoks. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pembelajaran materi perkembangan konsep reaksi redoks dilaksanakan 3 kali. Pelaksanaan pembelajaran menggunakan dua model yang berbeda. Model pembelajaran STAD berbantuan Catatan Tulis dan Susun untuk kelas eksperimen dan Konvensional untuk kelas kelas kontrol. Keterlaksanaan proses pembelajaran dengan model pembelajaran STAD berbantuan Catatan Tulis dan Susun maupun yang dibelajarkan secara Konvensional diamati setiap kali pertemuan oleh seorang observer selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Hasil pengamatan keterlaksanaan proses pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Data keterlaksanaan proses pembelajaran Rencana Keterlaksanaan proses pembelajaran pelaksanaan pembelajaran (RPP) Kelas kontrol Kelas eksperimen Pertama 80,0 82,6 Kedua 86,0 87,5 Ketiga 93,00 95,8 Rata-rata 86,33 88,63 Keterlaksanaan pembelajaran secara umum berlangsung dengan baik di kedua kelas tersebut. Keterlaksanaan proses pembelajaran antara kelas kontrol dan eksperimen pada Tabel 2 jika digambarkan menggunakan grafik dapat dilihat pada Gambar 1.

Nilai keterlaksanaan 100% 90% 80% 70% 86% 87,50% 82,60% 80% 95,80% 93% KBM 1 KBM 2 KBM 3 Kelas kontrol kelas eksperimen Gambar 1 Grafik Nilai Keterlaksanaan Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Seperti terlihat pada Gambar 1 bahwa keterlaksanaan proses pembelajaran mengalami peningkatan. Peningkatan keterlaksanaan proses pembelajaran dipengaruhi oleh managemen waktu yang lebih baik dan didukung dengan situasi kelas yang lebih kondusif, sehingga pesan yang disampaikan kepada siswa dapat diterima secara utuh. Berdasarkan data diperoleh rata-rata pada kelas eksperimen sebesar 88,63% dan pada kelas kontrol sebesar 86,33%. Perbedaan rata-rata nilai keterlaksanaan pada kelas kontrol dan eksperimen dikarenakan adanya faktor penghambat seperti perlunya adaptasi terhadap kesesuaian langkah-langkah pembelajaran model STAD berbantuan Catatan Tulis dan Susun, keterbatasan waktu, serta adanya siswa yang tidak fokus dalam pembelajaran yang menyebabkan kelas menjadi kurang kondusif. Deskripsi dan Analisis Data Kemampuan Awal Siswa Data kemampuan siswa diperoleh dari nilai ulangan harian sebelumnya yaitu materi Elektrolit. Deskripsi data kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Deskripsi Data Kemampuan Awal Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Kelas Jumlah siswa Nilai terendah Nilai tertinggi Rata-rata Kontrol 29 50,50 94,00 72,6552 Eksperimen 29 49,50 94,00 73,7931 Tabel 3 menunjukkan rata-rata nilai kemampuan awal dari kedua kelas yang diambil sebagai sampel. Analisis data kemampuan awal siswa meliputi uji prasyarat dan uji kesamaan dua rata-rata. Uji prasyarat yang dilakukan adalah uji normalitas dan uji homogenitas. Data hasil uji normalitas kemampuan awal siswa dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Deskripsi Data Kemampuan Awal Siswa Kelas Uji Kolmogrov-Smirnov Nilai uji K-S Nilai Signifikansi Kesimpulan Kontrol 0,591 0,876 Normal Eksperimen 0,616 0,842 Normal

Tabel 4 menunjukkan bahwa kemampuan awal siswa mempunyai sebaran yang normal karena nilai signifikansinya >0,05. Data hasil uji homogenitas varian kemampuan awal siswa dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Data Hasil Uji Homogenitas Varian Kemampuan Awal Siswa Variabel Nilai uji Levene Nilai signifikansi Kesimpulan Kemampuan awal 0,173 0,679 Homogen Tabel 5 menunjukkan bahwa kemampuan awal siswa mempunyai varian yang homogen karena nilai signifikansinya >0,05. Hasil uji prasyarat analisis menunjukkan bahwa sebaran data kemampuan awal siswa normal dan homogen maka digunakan uji-t untuk mengetahui kemampuan awal kedua kelas sama atau tidak. Data hasil uji kesamaan dua rata-rata dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 Data Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Variabel Kemampuan awal Rata-rata Uji-t Kesimpulan Kontrol Eksperimen t Nilai signifikansi 72,65 73,79 0,352 0,726 Tidak ada perbedaan kemampuan awal siswa Tabel 6 menunjukkan bahwa nilai signifikansinya >0,05 sehingga disimpulkan bahwa kemampuan awal siswa sama. Deskripsi dan Analisis Data Prestasi Belajar Siswa Pada penelitian yang telah dilakukan bertujuan untuk membandingkan prestasi belajar siswa antara kelas kontrol yang dibelajarkan secara Konvesional dan kelas eksperimen yang dibelajarkan dengan model STAD berbantuan Catatan Tulis dan Susun. Perbedaan prestasi belajar siswa dapat dilihat dari ranah afektif dan kognitif. Ditinjau dari ranah efektif, data nilai afektif siswa diperoleh dari hasil observer yang mengamati siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Data nilai afektif siswa meliputi beberapa aspek yang dinilai antara lain kehadiran, bertanya, berpendapat atau menyumbangkan ide, jujur, teliti, dan tanggung jawab selama proses pembelajaran. Data hasil niali afektif siswa dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7 Hasil Nilai Afektif Siswa Pertemuan Ke- Rata-rata Nilai Afektif Kelas Kontrol Kelas Eksperimen Pertama 75,68 80,51 Kedua 76,55 82,24 Ketiga 78,79 85,34 Rata-rata 77,01 82,70

Tabel 7 menunjukkan bahwa hasil nilai afektif siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Berdasarkan Tabel 7 maka dapat digambarkan diagram rata-rata nilai afektif pada Gambar 2. Nilai afektif 85 80 75 70 80,51 75,68 76,55 82,24 82,7 78,79 Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Kelas Kontrol Kelas Eksperimen Gambar 2 Grafik Rata-rata Nilai Afektif Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Berdasarkan Gambar 2 dapat diketahui bahwa nilai afektif setiap pertemuan mengalami peningkatan dan nilai rata-rata afektif siswa kelas eksperimen sebesar 82,70 lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol sebesar 77,01. Hal ini dimungkinkan siswa terbiasa berdiskusi pada kelas eksperimen sehingga siswa sudah terbiasa aktif dalam pembelajaran di kelas. Prestasi belajar juga ditinjau dari nilai kognitif siswa yang diperoleh nilai kuis dan nilai ulangan harian. Prestasi belajar kognitif (nilai kuis) dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 Prestasi Belajar Kognitif (Kuis) Pertemuan Ke- Rata-rata Nilai Kuis Kelas Kontrol Kelas Eksperimen Pertama 75,72 78,51 Kedua 75,86 80,34 Ketiga 81,72 84,82 Rata-rata 77,76 81,22 Kuis dilaksanakan setiap akhir dari pembelajaran pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol sebagai evaluasi untuk mengetahui pemahaman siswa dalam memahami materi. Tabel 8 menunjukkan bahwa persentase nilai kuis siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Berdasarkan Tabel 8 maka dapat digambarkan diagram rata-rata nilai kuis pada Gambar 3. Nilai kuis 90 85 80 75 70 80,34 78,51 75,72 75,86 84,82 81,72 Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Kelas Kontrol Kelas Eksperimen Gambar 3 Grafik Rata-rata Nilai Kuis Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Berdasarkan Gambar 3 dapat diketahui bahwa nilai kuis setiap pertemuan mengalami peningkatan dan rata-rata nilai kuis pada kelas ekperimen sebesar 81,22 dan pada kelas kontrol sebesar 77,76. Hal ini membuktikan bahwa siswa mulai terbiasa pada setiap pembelajaran dilakukan evaluasi yaitu kuis. Selain itu, perbedaan nilai rata-rata kuis yang tidak signifikan dari kedua kelas ini juga

dipengaruhi oleh model pembelajaran. Siswa yang dibelajarkan dengan STAD berbantuan Catatan Tulis dan Susun mampu memberikan atau menjelaskan argumen sesuai dengan tugas masing-masing dalam memecahkan masalah dan menjelaskan kepada temannya apabila tidak mampu memecahkan masalah sehingga siswa benar-benar menguasai materi. Sedangkan siswa yang dibelajarkan secara konvensional lebih cenderung individu untuk memahami materi. Dengan adanya perbedaan nilai rata-rata antara kedua kelas dapat disimpulkan bahwa pemahaman siswa pada kelas eksperimen lebih baik dibandingkan kelas kontrol. Data prestasi belajar kognitif yang didasarkan pada nilai ulangan harian siswa dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9 Hasil Belajar Kognitif (Ulangan Harian) Jumlah Siswa Nilai terendah Nilai tertinggi Rata-rata Kontrol 29 44,00 88,00 69,37 Eksperimen 29 66,00 96,00 83,31 Tabel 9 menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada hasil belajar siswa kelas kontrol. Untuk melihat perbedaan prestasi belajar siswa secara signifikan maka dilakukakan uji prasyarat analisis pengolahan data yang meliputi uji normalitas, uji homogenitas, kemudian dilakukakan uji-t menggunakan bantuan program SPSS.16.for Windows pada nilai ulangan harian siswa. Data hasil uji normalitas hasil belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10 Data Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar Siswa Uji Kolmogrof-Smirnov Kelas Nilai Nilai uji K-S Signifikansi Kesimpulan Kontrol 0,621 0,835 Normal Eksperimen 0,809 0,530 Normal Berdasarkan Tabel 10 uji normalitas prestasi belajar siswa kelas eksperimen dan kontrol memiliki nilai signifikasi sebesar 0,530 dan 0,835. Berdasarkan analisa Uji Kolmogorov-Smirnov, data terdistribusi normal jika nilai signifikansinya > 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol terdistribusi normal. Uji prasyarat analisis selanjutnya adalah uji homogenitas. Data hasil uji homogenitas varian hasil belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11 Data Hasil Uji Homogenitas Varian Hasil Belajar Variabel Nila F uji Levene Nilai Signifikansi Kesimpulan Prestasi belajar 0,034 0,854 Homogen

Tabel 11 menunjukkan bahwa hasil belajar siswa mempunyai varian yang sama karena nilai Fhitung (0,034) < Ftabel (2,380) dan nilai signifikansinya >0,05. Hasil uji prasyarat analisis menunjukkan bahwa sebaran data hasil belajar siswa normal dan homogen maka digunakan uji-t untuk menguji hipotesis. Data hasil uji hipotesis dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12 Data Hasil Uji Hipotesis Uji-t Kesimpulan Rata-rata Nilai t Signifikansi Kontrol 69,37 4.909 0,000 Ada perbedaan hasil Eksperimen 83,31 4.909 0,000 belajar Tabel 12 menunjukkan bahwa nilai thitung > ttabel (4,909 > 2,000) dan nilai signifikansinya <0,05, sehingga disimpulkan terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Perbedaan prestasi belajar siswa pada kelas kontrol dan eksperimen dapat dilihat pada Tabel 9 bahwa nilai rata-rata prestasi belajar siswa pada kelas kontrol yang dibelajarkan secara Konvensional adalah 64,37 sedangkan kelas eksperimen yang dibelajarkan dengan model STAD berbantuan Catatan Tulis dan Susun adalah 83,31. Berdasarkan Tabel 9 maka dapat digambarkan diagram nilai ratarata ulangan harian pada Gambar 4. Nilai Ulangan Harian 100 50 0 Gambar 4 Grafik Nilai Rata-rata Ulangan Harian Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Berdasarkan Gambar 4 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata ulangan harian belajar siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dibanding kelas kontrol. Nilai kognitif siswa pada kelas eksperimen yang dibelajarkan dengan STAD berbantuan Catatan Tulis dan Susun lebih tinggi, karena dalam pembelajaran ini adalah adanya kelompok dan siswa akan bekerjasama untuk membangun pengetahuan melalui diskusi. PENUTUP 83,31 69,37 Kesimpulan Kelas Kelas Kontrol Kelas Eksperimen Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan, maka dapat disimpulkan: 1. Keterlaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran STAD berbantuan Catatan Tulis dan Susun pada materi redoks berlangsung dengan sangat baik

dan sudah sesuai RPP. Keterlaksanaan pembelajaran ditunjukkan dengan persentase yang diberikan observer yaitu 88,63%. 2. Terdapat perbedaan prestasi belajar dimana rata-rata antara kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran STAD berbantuan Catatan Tulis dan Susun Konvensional (83,31) lebih tinggi daripada kelas kontrol yang dibelajarkan secara konvensional (69,31) dengan taraf signikansi sebesar 0,000. Saran Terdapat beberapa saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan yaitu sebagai berikut: 1. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan Catatan Tulis dan Susun pada materi perkembangan konsep redoks lebih baik dibanding menggunakan model pembelajaran konvensional. Kepada guru bidang studi kimia disarankan untuk mencoba menerapkan pembelajaran STAD berbantuan Catatan Tulis dan Susun dalam pembelajaran kimia. 2. Model pembelajaran STAD berbantuan Catatan Tulis dan Susun memerlukan waktu lama untuk menerapkan tahapan-tahapan yang ada dalam model STAD berbantuan Catatan Tulis dan Susun, untuk itu diperlukan manajemen waktu untuk mengelola kelas agar materi yang disampaikan akan diterima secara utuh oleh siswa sehingga kompetensi dasar yang diharapkan dapat tercapai. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. De Porter, Bobbi dan Mike Hernachi. terjemahan Alwiyah Abdurrahman. 2009. Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa. Iskandar, S, M. 2011. Pendekatan Pembelajaran Sains Berbasis Konstruktivis. Bayumedia. Malang. Kean, E & Middlecamp, C. 1985. Panduan Belajar Kimia Dasar. Jakarta : Gramedia Slavin, R. 2005. Educational Phychology Theory and Prtice. Boston: Allyn and Bacon. Santoso, Singgih. 2008. Panduan Lengkap Menguasai SPSS 16. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.