RUSUNAWA di Jatinegara Barat



dokumen-dokumen yang mirip
BAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang.

BAB 1 PENDAHULUAN. Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. (LKPP) adalah Lembaga Pemerintah yang dibentuk untuk mengatur

BAB II: TANGGAPAN TERHADAP KAK DAN STUDI PUSTAKA

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

Gedung Kantor LKPP BAB I PENDAHULUAN

TIPOLOGI SEKOLAH NEGERI di Wilayah DKI JAKARTA

GEDUNG KANTOR LKPP KERANGKA ACUAN KERJA SAYEMBARA PROYEK DESAIN ARSITEKTUR. Penyelenggara : Badan Penghargaan dan Sayembara IAI Jakarta JULI 2012

BAB II: STUDI PUSTAKA DAN STUDI BANDING

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG TUGAS AKHIR GEDUNG KANTOR LKPP

BAB I PENDAHULUAN. pemukiman kumuh di kota yang padat penduduk atau dikenal dengan istilah urban

SINAR MAS LAND YOUNG ARCHITECT

DESAIN RENOVASI RUANG LUAR AREA PLAZA INDONESIA

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN

TOR LOMBA DESAIN BANGUNAN DAN TATA LETAK INSTALASI PENGOLAHAN AIR (IPA)

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 1 PENDAHULUAN

RESIDENTIAL SINAR MAS LAND YOUNG ARCHITECT COMPETITION 2017 KERANGKA ACUAN KERJA SAYEMBARA GAGASAN DESAIN ARSITEKTUR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB III: TINJAUAN KHUSUS PROYEK

SINAR MAS LAND YOUNG ARCHITECT COMPETITION 2015

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III : DATA DAN ANALISA

UNTUK PELAKSANAAN PEMILIHAN PENYEDIA JASA KONSULTANSI KEGIATAN : PENYUSUNAN DETAIL ENGINEERING DESAIN (DED) PEMBANGUNAN GEDUNG DPRD PADA

BANGUNAN FUNGSI HUNIAN ATAU PERDAGANGAN RAMAH LINGKUNGAN

ADDENDUM DOKUMEN PEMILIHAN PENGADAAN JASA KONSULTANSI BERDASARKAN PELAKSANAAN PENJELASAN PEKERJAAN (AANWIJZING)

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE

KERANGKA ACUAN KEGIATAN/KAK (TERM OF REFERENCE/TOR)

BAGIAN 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Persoalan Perancangan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

EVALUASI PENYEDIAAN FASILITAS RUMAH SUSUN (Studi Kasus Rumah Susun Warugunung dan Rumah Susun Penjaringansari I di Kota Surabaya)

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Pemahaman Judul dan Tema

BAB 1 PENDAHULUAN. juta jiwa. Sedangkan luasnya mencapai 662,33 km 2. Sehingga kepadatan

TUGAS AKHIR 118 PEREMAJAAN RUMAH SUSUN PEKUNDEN SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

BAB IV: KONSEP Konsep Bentuk Massa Bangunan

Kerangka Acuan Kerja - Sayembara Gagasan Desain Smart Pedestrian Hub KERANGKA ACUAN KERJA SAYEMBARA GAGASAN SMART PEDESTRIAN HUB MEI 2011

BAB III METODE PERANCANGAN. proses merancang, disertai dengan teori-teori dan data-data yang terkait dengan

LINGKUP PEKERJAAN ARSITEK. : Tahap Proses Pengadaan Pelaksanaan Konstruksi

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEWA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGIS

BUPATI NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

PEDOMAN PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN (Permen PU 06/2007)

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk kota Yogyakarta berdasarkan BPS Propinsi UKDW

SAYEMBARA DESAIN KANTOR DPRD PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV KONSEP. Gambar 4.2 Pemintakatan berdasarkan fungsi hunian dan publik yaitu fungsi hunian berada di lantai atas dan umum di lantai dasar

BAB III METODE PERANCANGAN. dilakukan berbagai metode perancangan yang bersifat analisa yang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Diselenggarakan Oleh: 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk kalangan menengah ke-atas (high-middle income). lebih dari batas UMR termasuk golongan menengah ke atas.

WISMA NEGARA DI MAKASSAR

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 201

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BERITA ACARA ADENDUM Nomor : 10/POKJA-ULP/APBA-DINSOS/LGS/2013 Tanggal : 26 Maret 2013

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

BAB V Program Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) PEKERJAAN PENYUSUNAN DED RENOVASI GEDUNG OLAH RAGA (GOR) JATIDIRI

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

BANGUNAN FUNGSI HUNIAN ATAU PERDAGANGAN RAMAH LINGKUNGAN

DAFTAR ISI BAB I. LINGKUP SAYEMBARA. 2. A. Latar Belakang... 2 B. Masterplan Kampus ST Inten 2 BAB II. MAKSUD DAN TUJUAN.. 2

2018, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB III: DATA DAN ANALISA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta yang mempunyai wilayah seluas 740 km 2. menjadikan Jakarta sebagai kota yang sangat padat penduduknya.

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38/PRT/M/2015 TENTANG

PEDOMAN LOMBA DESAIN GAPURA SELAMAT DATANG KABUPATEN MAGETAN, LOMBA DESAIN GEDUNG PERKANTORAN EKS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pelaksanaan berasal dari kata laksana yang berarti kegiatan 5. Pelaksanaan

Kebutuhan Terhadap Pedoman Pejalan Kaki

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perlunya perumahan dan pemukiman telah diarahkan pula oleh Undang-undang Republik

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan kawasan kawasan permukiman kumuh. Pada kota kota yang

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB I PENDAHULUAN. Oktober 2013 pukul WIB. pukul WIB

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar Belakang proyek

SINAR MAS LAND YOUNG ARCHITECT

Sayembara Design Pasar Desa Sumberejo Demak

TAHAPAN KERJA ARSITEK DAN HONORARIUM

BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

PENGARUH LINGKUNGAN BUATAN PADA PERILAKU MANUSIA

BAB IV ANALISA. Heri Priana / Rusunawa di Otista

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) SAYEMBARA DESAIN PROTOTIPE BANGUNAN TEMPAT EVAKUASI SEMENTARA / TEMPORARY EVACUATION SHELTER (T E S)

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

UNTUK PELAKSANAAN PEMILIHAN PENYEDIA JASA KONSULTANSI KEGIATAN : DED GEDUNG DINPERINDAGKOP PADA

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 201

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) Jl. Pembangunan No. 185 Tarogong Telp Garut

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

Transkripsi:

DOKUMEN SAYEMBARA SAYEMBARA PROYEK DESAIN ARSITEKTUR RUSUNAWA di Jatinegara Barat KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM RI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA IKATAN ARSITEK INDONESIA JAKARTA MEI 2013 Penyelenggara Bekerja sama dengan KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA

BUKU II TOR SAYEMBARA PROYEK DESAIN ARSITEKTUR RUSUNAWA di Jatinegara Barat JAKARTA TIMUR 1

A. LATAR BELAKANG Seiring dengan perkembangan Kota DKI Jakarta di mana keterbatasan lahan dan mahalnya harga tanah menjadi masalah dalam penyediaan hunian layak bagi masyarakat terutama mereka yang berpenghasilan rendah, maka salah satu solusinya adalah pembangunan hunian vertikal atau lebih dikenal dengan pembangunan rumah susun. Data yang pernah dipublikasikan menunjukkan bahwa proyeksi kebutuhan perumahan di DKI Jakarta adalah sebesar 70 ribu unit per tahun, dengan proporsi 60 persen (42 ribu unit per tahun) untuk perumahan horizontal/landed houses dan 40 persen (28 ribu unit per tahun) untuk perumahan vertikal/rumah susun ( RUSUN ), dari sebab itulah maka konsepsi pembangunan Rumah Susun di DKI Jakarta perlu dikembangkan sedemikian rupa sehingga dampak terhadap estetika kota dan pelayanan yang berupa hunian bagi masyarakat dapat dicapai sebagaimana diharapkan. Khusus untuk masyarakat berpenghasilan rendah ( MBR ) yang masih belum memungkinkan mengakses rumah susun milik atau rumah susun sewa dengan harga pasar, terlebih bagi mereka yang karena keterbatasannya harus tinggal di kawasan kumuh baik legal maupun ilegal yaitu di bantaran kali, bataran rel kereta, kolong jembatan, waduk, kolong jalan tol dan hamparan ilegal lainnya, maka konsep rumah susun sederhana sewa ( RUSUNAWA ) masih menjadi pilihan Pemerintah Daerah DKI Jakarta dalam memenuhi kebutuhan hunian layak bagi masyarakat berpenghasilan rendah, disamping masih perlu terus dilakukan pencegahan terjadinya permukiman kumuh baru. Rumah Susun selain dibangun untuk menyediakan hunian layak dan aman bagi MBR juga dimaksudkan agar terjadi perbaikan fisik, ekonomi, sosial dan budaya yang berlangsung secara optimal, sehingga perlu ada upaya dalam inovasi dan pengembangan ide yang salah satunya bisa diekspresikan melalui perancangan hunian vertikal secara menyeluruh agar para penghuni rumah susun tidak mendapat kesulitan dalam melangsungkan kehidupan dan penghidupannya., Dalam hal ini, peran Pemerintah Daerah dalam Pembangunan Rumah Susun Sesuai dengan penjelasan Undang-undang No. 20 tahun 2011 tentang Rumah Susun serta sejalan dengan arah Kebijakan Umum Pembangunan Daerah urusan Perumahan Rakyat sebagaimana tertuang dalam RPJMD Provinsi DKI Jakarta tahun 2013-2017, maka meningkatkan ketersediaan rumah susun untuk memenuhi kebutuhan penduduk berpenghasilan rendah merupakan prioritas yang tidak bisa ditunda. Untuk itulah maka Kementerian Pekerjaan Umum c/q Direktorat Jenderal Cipta Karya dan Pemerintah DKI Jakarta dan bekerjasama dengan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Jakarta melalui SAYEMBARA PROYEK DESAIN RUSUNAWA JATINEGARA BARAT ini ingin menggali ide dan inovasi para perancang bangunan untuk berkontribusi dalam mengekspresikan gagasan dalam bentuk desain bangunan Rusunawa untuk merelokasi sebagian masyarakat yang kini tinggal dibantaran Ciliwung, khususnya pada segmen pintu air Manggarai sampai jembatan Kampung Melayu, pada lokasi yang disediakan yaitu diatas lahan milik Pemda DKI Jakarta di Jalan Jatinegara barat, Jakarta Timur. 2

B. MAKSUD DAN TUJUAN 1. Menghidupkan, mendorong dan meningkatkan kepedulian para perancang bangunan terhadap kebutuhan hunian layak masyarakat berpenghasilan menengah kebawah. 2. Mendapatkan rancangan hunian vertikal yang layak bagi Masyarakat berpenghasilan menengah kebawah yang berlokasi di Jatinegara Barat, Jakarta Timur dengan mengacu pada RTRW dan regulasi terkait lainnya, disamping mempertimbangkan pemanfaatan lahan dan optimalisasi penggunaan ruang ruang hunian dan publik serta pembangunan yang berkelanjutan khususnya di wilayah DKI Jakarta. C. LANDASAN HUKUM 1. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4247); 2. Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 4725); 3. Undang-Undang Nomor 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5188); 4. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2011 tentang Rumah Susun, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5252); 5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4532); 6. Peraturan Presiden No.70 tahun 2012 tentang Peraturan perubahan kedua atas Peraturan Presiden No. 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah; 7 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum. Nomor 05/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Rumah Susun Sederhana Bertingkat Tinggi; 8 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 08/PRT/M/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum; 9 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 02/PRT/M/2010 tentang Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2010-2014; 10 PERDA DKI Jakarta Nomor 1 tahun 1991 Tentang Rusun di DKI Jakarta; 11 PERDA DKI Jakarta Nomor 1 Tahun 2011 Tentang RTRW DKI Jakarta 2010 2030; 12 PERDA DKI Jakarta Nomor 7 tahun 2010 Tentang Bangunan Gedung; 13 PERGUB DKI Jakarta Nomor 038 Tahun 2012 Tentang Bangunan Hijau; 3

D. TARGET PERANCANGAN Desain diharapkan dapat menjawab kebutuhan dan tuntutan perancangan yang diminta, yaitu : 1. Perancangan Kota ; Desain mempertimbangkan RTRW kawasan agar selaras dengan pengembangan perencanaan dan perancangan kawasan karena ketinggian RUSUNAWA ini adalah 16 lantai. 2. Masterplan ; di lokasi akan direncanakan 2 menara bangunan RUSUNAWA dan Tahap pertama pembangunan adalah satu menara berlantai 16 dengan unit satuan rumah susun seluas 30 m2. Fungsi 2 lantai terbawah adalah untuk fasilitas umum dan fasilitas sosial termasuk Kantor Pengelola. 3. Arsitektur Hemat Energi ; Perancangan bangunan menerapkan kaidah arsitektur berkelanjutan berupa konsumsi energi dan air yang efisien dan fleksibel terhadap penggunaan sumber energi. Penerapan Zero Run Off/ Water Harvesting. Perencanaan Kaidah Arsitektur Hemat Energi juga mengacu pada PERMEN PU Nomor 05/PRT/2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Rumah Susun Sederhana Bertingkat Tinggi dan PERGUB DKI Jakarta Nomor 032 tahun 2012 tentang Bangunan Hijau. 4. Tipe ; Arsitektur bangunan RUSUNAWA dapat mencerminkan bahwa bangunan tersebut adalah hunian vertikal di lokasi kawasan tepi sungai dan diharapkan memiliki ciri khas tertentu untuk bangunan sejenis di DKI Jakarta dengan tetap mempertimbangkan ciri khas lingkungan disekitarnya. 5. Lansekap ; Meminimalkan perkerasan dalam lokasi dan memberi peneduhan yang cukup pada permukaan perkerasan. Memiliki ruang terbuka sebagai ruang publik atau communal space pada bangunan dan lansekap yang selaras dan berkesinambungan. Perancangan jalur pedestrian yang nyaman terpisah dengan jalur kendaraan bermotor serta Penyediaan aksesibilitas bagi para difabel baik di area dalam dan luar bangunan serta lingkungannya. Pada lokasi tidak disediakan parkir mobil hanya berupa jalur sirkulasi untuk keperluan jalur pemadam kebakaran, ambulans dan Drop Off. 6. Sosial ; Calon Penghuni adalah sebagian warga yang di Relokasi dari Bantaran Sungai Ciliwung sektor Pintu Air Manggarai Jembatan Kampung Melayu. Desain Tata ruang dalam unit hunian maupun ruang-ruang publik harus merespon pola hidup masyarakat yang sebagian besar belum terbiasa tinggal dalam hunian vertikal dimana perlu dipertimbangkan waktu didalam proses adaptasi tersebut. 7. Biaya Bangunan ; Taksiran biaya pembangunan masih dalam koridor yang wajar bagi ukuran bangunan gedung negara berlantai 16 dengan elevator sebagai penghubung utama antar lantai serta mempertimbangkan Harga Satuan Bangunan Gedung Negara Pemprov DKI Jakarta.Spesifikasi teknis menggunakan bahan-bahan yang umum dan memiliki kandungan lokal optimal. Keseimbangan antara pertimbangan ekonomis dengan kualitas yang wajar (reasonable) dengan menerapkan standar dan modul yang fleksibel baik untuk material maupun peralatan. 4

E. BATASAN DAN PERMINTAAN 1. KETENTUAN a. Lokasi : Jl.Jatinegara Barat, Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur ( Eks. Gedung Suku Dinas Teknis Jakarta Timur DKI Jakarta ) b. Luas Lahan : 7.460,17 m2 c. Koefisien Dasar Bangunan : 40% d. Koefisien Lantai Bangunan : 4.5 e. Tinggi : Disesuaikan f. Garis Sempadan Bangunan : 10 m g. Batas-Batas Lahan Utara : Permukiman penduduk Timur : JL.Jatinegara Barat Barat : Sungai Selatan : Permukiman penduduk h. Bukaan Tapak : JL.Jatinegara Barat i. Perkiraan Biaya Konstruksi : Maksimum Rp. 80.000.000.000,- ( Delapan Puluh Milyar Rupiah ) 2. BANGUNAN a. Tahap Perencanaan : Obyek sayembara adalah pada lokasi direncanakan akan dibangun 2 menara RUSUNAWA. b. Lapis Bangunan Maksimum : 16 Lantai c. Lapis Bangunan : 2 Lantai Fasos - Fasum dan 14 Lantai Hunian. d. Target jumlah hunian adalah minimal 20 unit per lantai atau total 280 unit per menara. Luas per unit 30 m2 terdiri atas 2 kamar tidur, 1 kamar mandi, 1 dapur dan 1 ruang keluarga serta 1 tempat jemur. e. Terdapat bangunan penunjang; mushalla, yang terpisah dari bangunan utama dengan luasan menyesuaikan kondisi lokasi. F. KRITERIA PENILAIAN 1. Keterbangunan (buildability): Sayembara ini merupakan sayembara proyek dengan sasaran karya pemenang sayembara akan diwujudkan dengan dibangun pada lokasi yang disayembarakan. Bangunan yang disayembarakan merupakan menara rumah susun sewa dengan harapan akan dibangun melalui pentahapan konstruksi. 2. Perhatian kepada aktivitas publik (social responsibility) Calon pengguna rumah susun sewa ini adalah masyarakat berpenghasilan rendah. Selain 2 lantai terbawah menara disediakan untuk fasilitas umum dan fasilitas sosial, gagasan perancangan yang diusulkan diharapkan mengakomodasi kebutuhan aktivitas publik dalam kehidupan sehari-hari. 5

3. Ramah lingkungan Berdasarkan pengalaman nyata pada fungsi bangunan sejenis selama ini, dan dalam usaha mendapatkan bangunan rumah susun sewa yang berfungsi baik dalam waktu lama, maka penggunaan sumber daya air dan listrik yang hemat dan perawatan bangunan yang terkendali akan sangat membantu tercapainya usaha tersebut. 4. Kreativitas perancangan arsitektural Sayembara ini merupakan sayembara arsitektur, maka tentu karya-karya yang diusulkan oleh para peserta sepatutnya merupakan karya arsitektural yang baik. G. PETA LOKASI ( Terlampir ) H. PROGRAM RUANG 1. Pengguna Bangunan a. Keluarga penghuni : Calon Penghuni adalah warga yang direlokasi dari bantaran sungai Ciliwung. b. Pengelola : UPT Rumah Susun Dinas Perumahan dan Gedung Pemda Provinsi DKI Jakarta. c. Pelaku - pelaku unit usaha d. Pengunjung lain. 2. Jenis - jenis Ruang yang diperlukan a. Unit Hunian b. Ruang Publik setiap lantai c. Ruang terbuka di luar bangunan (play ground, Shelter dan RTH) d. Ruang Kantor Unit Pengelola yang terdiri atas ruang-ruang kerja dan ruang konsultasi, arsip dan gudang, Ruang Rapat terbatas, Keamanan, dll. e. Ruang Kantor RT/RW f. Ruang Serba Guna di lantai dasar atau lantai 1 untuk acara-acara tertentu g. Ruang penitipan anak /bayi dan/atau Ruang Pendidikan anak usia dini (PAUD) h. Ruang PKK/POSYANDU i. Klinik j. Koperasi k. Mushalla l. Ruang-ruang utilitas untuk mendukung fungsi bangunan m. Dan lain-lain bisa ditambahkan sesuai kebutuhan 6

3. Program Ruang Program ruang ini bersifat tidak mengikat, hanya sebagai acuan dasar fasilitas RUSUNAWA dapat ditambahkan usulan-usulan fasilitas yang sesuai kebutuhan dan mengantisipasi perkembangan kedepan. NO RUANG JMLH LUAS SAT LUAS TOTAL STANDART LUAS HUNIAN 1 Unit hunian Min. 20/lt 30 m 2 1 Ruang Keluarga 2 Kamar Tidur 1 Dapur 1 Kamar Mandi 1 Tempat Jemur FASILITAS UMUM & FASILITAS SOSIAL 1 lobby Disesuaikan m 2 /kmr Ruang Kerja Ruang Konsultasi Ruang Arsip Gudang Ruang Rapat Terbatas Ruang Keamanan Dan lain-lain bisa ditambahkan sesuai kebutuhan 2 Ruang Kantor RT/RW Disesuaikan m 2 /kmr 3 Ruang Serba Guna di lantai dasar atau lantai 1 untuk acara-acara tertentu Disesuaikan m 2 /kmr 4 Ruang penitipan anak /bayi dan/atau Ruang Pendidikan anak usia dini (PAUD) Disesuaikan m 2 /kmr 5 Ruang PKK/POSYANDU Disesuaikan m 2 /kmr 6 Unit-unit Usaha Disesuaikan m 2 /kmr Klinik Koperasi Dan lain-lain bisa ditambahkan sesuai kebutuhan 7 Koridor-koridor dan Servis Disesuaikan m 2 /kmr Teras teras bersama setiap lantai toilet publik pria toilet publik wanita 8 Mushalla ( Terpisah dari bangunan utama Disesuaikan m 2 /kmr 7

UTILITAS ( Bangunan penunjang ) 1 Ruang Pompa, Genset dan Hidran Disesuaikan 2 Parkir kendaraan Roda Dua Disesuaikan 3 reservoir bawah ( Dibawah bangunan penunjang ) Disesuaikan 4 STP Disesuaikan Dan lain-lain bisa ditambahkan sesuai kebutuhan LANSEKAP 1 Taman Bermain/ Playground Disesuaikan 2 Ruang Terbuka Hijau Disesuaikan 3 Shelter (Parkir kendaraan roda 2, sepeda, gerobak, dll ) Disesuaikan 4 Jalur Sirkulasi Disesuaikan Dan lain-lain bisa ditambahkan sesuai kebutuhan m 2 /kmr TOTAL LUAS I. BENTUK SAYEMBARA Sayembara Desain Arsitektur RUSUNAWA Di Jatinegara Barat merupakan Sayembara Proyek 1 Tahap. J. MATERI SAYEMBARA Berikut Materi Sayembara berupa daftar gambar gambar (skala gambar bebas namun terukur dan proporsional ; diwajibkan memberikan skala batang) 1. Panel Gallery Title. Berupa halaman muka ( format terlampir ). 2. 2 Panel Presentasi yang terdiri dari konsep-konsep, yang memuat : 1) Konsep Perancangan 2) Laporan Perancangan memperlihatkan Skema Bahan, Skema Warna serta Taksiran biaya. 8

3. 9 Panel yang terdiri dari Gambar-gambar dengan skala sesuai proporsi pada bidang panel yang terdiri dari: 1) Gambar Situasi, yang memperlihatkan masterplan keseluruhan dan menunjukan posisi bangunan di dalam tapak terhadap lingkungan. 2) Gambar Rencana Tapak, gambar yang menunjukan hubungan denah bangunan dan tata ruang luar/penghijauan di dalam kawasan tapak 3) Gambar Denah, gambar yang menunjukan susunan tata ruang dalam bangunan yang berskala dan menerangkan peil lantai 4) Tampak Bangunan, gambar yang menunjukan pandangan keempat sisi/arah bangunan 5) Potongan Bangunan, gambar secara memanjang dan melintang untuk menunjukan secara garis besar penampang dan sistem struktur bangunan 6) Perspektif eksterior, memperlihatkan bangunan dari arah entrance atau arah lain yang dianggap perlu secara man eye view, bird eye view, maupun view lain yang dianggap baik. 7) Perspektif Interior, utama memperlihatkan area lobby, hunian dan ruang ruang lain yang dianggap perlu. 8) Aksonometri Sistem Struktur dan MEP, memperlihatkan sistem struktur, skema MEP secara umum dan skema rancangan hemat energi yang diusulkan. 2 panel K. SYARAT DAN KONDISI PEMENANG UTAMA Seluruh materi sayembara menjadi milik panitia penyelenggara dengan hak cipta karya milik peserta. 1. Status pemenang selanjutnya akan mengikuti aturan-aturan yang berlaku secara umum dan secara hukum di lingkungan Pemerintah RI, sejauh tidak melanggar Kode Etik dan Kaidah Tata Laku IAI. 2. Pemenang Utama sayembara diwajibkan menyelesaikan dan menyerahkan dokumen Konsep Rancangan dan Prarancangan/Skematik Desain berdasarkan masukan catatan dari Dewan Juri dan Pemberi Tugas ( KEMENPU RI ). Adapun dokumen Konsep Rancangan dan Prarancangan/Skematik Desain antara lain sebagai berikut: a. Konsep Rancangan 1) Program Rancangan yang disusun arsitek berdasarkan pengolahan data primer maupun sekunder serta informasi lain untuk mencapai batasan tujuan proyek serta kendala persyaratan/ketentuan pembangunan yang berlaku. 2) Konsep Rancangan yang merupakan dasar pemikiran dan pertimbangan-pertimbangan semua bidang terkait (baik struktur, mekanikal, elektrikal, dan/atau bidang keahlian lain bila diperlukan) yang melandasi perwujudan gagasan rancangan yang menampung semua aspek, kebutuhan, tujuan, biaya, dan kendala proyek. 9

b. Prarancangan / Skematik Desain 1) Prarancangan/Skematik Desain Pada tahap ini berdasarkan Konsep Rancangan yang paling sesuai dan dapat memenuhi persyaratan program perancangan, arsitek menyusun pola dan gubahan bentuk arsitektur yang diwujudkan dalam gambar-gambar. Sedangkan nilai fungsional dalam bentuk diagram-diagram. Aspek kualitatif lainnya serta aspek kuantitatif seperti perkiraan luas lantai, informasi penggunaan bahan, sistem konstruksi, biaya, dan waktu pelaksanaan pembangunan disajikan dalam bentuk laporan tertulis maupun gambar-gambar. 2) Sasaran Dokumen Prarancangan/Skematik Desain adalah untuk: a) Membantu pengguna jasa dalam memperoleh pengertian yang tepat atas program dan konsep rancangan yang telah dirumuskan arsitek. b) Mendapatkan pola dan gubahan bentuk rancangan yang tepat, waktu pembangunan yang paling singkat, serta biaya yang paling ekonomis. c) Memperoleh kesesuaian pengertian yang lebih tepat atas konsep rancangan serta pengaruhnya terhadap kelayakan lingkungan. d) Menunjukkan keselarasan dan keterpaduan konsep rancangan terhadap ketentuan Rencana Tata Kota dalam rangka perizinan 3. Semua biaya yang terkait dengan penyusunan dokumen konsep rancangan dan prarancangan/skematik desain menjadi tanggung jawab pemenang utama, antara lain: biaya honorarium tenaga ahli lainnya yang dibutuhkan dalam penyusunan dokumen tersebut. 4. Dokumen konsep rancangan dan pra rancangan/skematik desain diserahkan ke KEMENPU RI pada tanggal 19 Juni 2013, akan menjadi dasar pelaksanaan pekerjaan DED dan apabila diperlukan revisi maka diserahkan selambat-lambatnya tanggal 05 Juli 2013. 5. Pemenang utama wajib melanjutkan pekerjaan ke Tahap Pengembangan Rancangan untuk kemudian menjadi dasar Tahap perencanaan DED. Selanjutnya Pemenang utama akan terlibat pada proses Pekerjaan DED antara lain Pembuatan Gambar Kerja, Pengadaan Pelaksanaan Konstruksi dan Pekerjaan Pengawasan Berkala bersama Konsultan DED terpilih. 6. Hak dan kewajiban Pemenang Utama akan diatur kemudian bersama Konsultan DED terpilih dan Honararium pekerjaan lanjutan akan disesuaikan dengan Standar Biaya PERMEN PU No.45 tahun 2007 dan merupakan bagian yang terpisah dari Honorarium Pemenang Utama Sayembara. 10

L. PENGHARGAAN SAYEMBARA Penghargaan bagi para pemenang sayembara seluruhnya adalah sebesar Rp.350.000.000,- (Tiga Ratus Lima Puluh Juta Rupiah) dengan pajak ditanggung oleh Pemrakarsa Sayembara dengan rincian masing-masing adalah : PEMENANG URAIAN JUMLAH Utama Tunai Rp. 200.000.000,- Penghargaan 1 Tunai Rp. 100.000.000,- Penghargaan 2 Tunai Rp. 50.000.000,- M. JADWAL SAYEMBARA WAKTU URAIAN 15 Mei 2013 Pengumuman 15 Mei 19 Juni 2013 Pendaftaran dan Pengambilan Dokumen Sayembara 27 Mei 2013 Pemberian Penjelasan (aanwijzing) 19 Juni 2013 Pemasukan Proposal (Pemasukan materi sayembara) 20 Juni 2013-01 Juli 2013 Evaluasi Penetapan Pemenang 02 Juli 2013 Penunjukan Pemenang 09 Juli 2013 Penyerahan Hadiah Pemenang N. SUSUNAN PANITIA PENGARAH DAN DEWAN JURI 1. Susunan Panitia Pengarah : No URAIAN INSTITUSI 1. Ir. Imam S. Ernawi, MCM, MSc KEMENPU RI 2. Ir. Sarwo Handhayani Pemprov. DKI Jakarta 3. Stevanus J. Manahampi, IAI IAI Jakarta 4 Ir. Amwazi Idrus MSc KEMENPU RI 5. Ir. Guratno Hartono, MCM. KEMENPU RI 11

2. Susunan Dewan Juri : DEWAN JURI 1. DR. Ir. Danang Priatmodjo M.Arch. Universitas Tarumanagara 2. Endy Subijono, IAI IAI Jakarta 3. Prof. Ir. Gunawan Tjahjono, M.Arch., Ph.D.,IAI. TPAK Pemprov. DKI Jakarta 4. Ir. Th.S.M. Respati KEMENPU RI 5. Perwakilan Dinas Perumahan dan Gedung Pemda Pemprov. DKI Jakarta 3. PENYELENGGARAAN 1. Pemrakarsa DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA, KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM Jalan Pattimura 20, Jakarta Selatan. Telepon : 021-7279658 Fax. : 021-72796155 Situs : www.ciptakarya.pu.go.id 2. Penyelenggara Badan Penghargaan dan Sayembara Arsitektur Ikatan Arsitek Indonesia Jakarta Gedung Jakarta Design Center- lantai 7 Jl.Gatot Subroto Kav. 53, Jakarta 10260 Telepon : +62(021) 5304719 Fax : +62(021) 5304711 Situs : http://www.sayembara-iai.org Email : kontak@sayembara-iai.org Jakarta, 15 Mei 2013 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM RI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 12