Implementasi Metode Elemen Hingga Untuk Persoalan Aliran Air Pada Jaringan Pipa

dokumen-dokumen yang mirip
IMPLEMENTASI METODE ELEMEN HINGGA DALAM PERSOALAN ALIRAN DARAH PADA PEMBULUH DARAH SKRIPSI ABNIDAR HARUN POHAN

Simulasi Perpindahan Panas pada Lapisan Tengah Pelat Menggunakan Metode Elemen Hingga

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1: Aliran Darah Yang Terjadi Pada Pembuluh Darah Tanpa Penyempitan Arteri Dan Dengan Penyempitan Arteri

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

OPTIMASI PENGGUNAAN AIR CONDITIONER (AC) PADA SUATU RUANGAN DENGAN METODE ELEMEN HINGGA SKRIPSI LAMTIUR SIMBOLON

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. 3.2 Tahapan Analisis Persamaan Differensial untuk Transfer Energi

MAKALAH KOMPUTASI NUMERIK

HIDRODINAMIKA BAB I PENDAHULUAN

MODEL MATEMATIKA DENGAN SYARAT BATAS DAN ANALISA ALIRAN FLUIDA KONVEKSI BEBAS PADA PELAT HORIZONTAL. Leli Deswita 1)

Pemodelan Distribusi Suhu pada Tanur Carbolite STF 15/180/301 dengan Metode Elemen Hingga

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Thrust bearing [2]

II LANDASAN TEORI. Misalkan adalah suatu fungsi skalar, maka turunan vektor kecepatan dapat dituliskan sebagai berikut :

III PEMBAHASAN. (3.3) disubstitusikan ke dalam sistem koordinat silinder yang ditinjau pada persamaan (2.4), maka diperoleh

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Simulasi Numerik Aliran Fluida pada Permukaan Peregangan dengan Kondisi Batas Konveksi di Titik-Stagnasi

PENERAPAN PERSAMAAN NAVIER-STOKES PADA PERGERAKAN FLUIDA DALAM TABUNG DENGAN METODE ELEMEN HINGGA SKRIPSI TULUS JOSEPH HERIANTO MARPAUNG

SOLUSI NUMERIK DARI PERSAMAAN NAVIER-STOKES

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) B-192

BAB-4. METODE PENELITIAN

Dosen Pembimbing: 1. Tavio, ST, MS, Ph.D 2. Bambang Piscesa, ST, MT

BAB IV KAJIAN CFD PADA PROSES ALIRAN FLUIDA

TUGAS AKHIR. OLEH : Mochamad Sholikin ( ) DOSEN PEMBIMBING Prof.DR.Basuki Widodo, M.Sc.

KONTROL OPTIMAL UNTUK DISTRIBUSI TEMPERATUR DENGAN PENDEKATAN BEDA HINGGA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV VALIDASI SOFTWARE. Validasi software Ansys CFD Flotran menggunakan dua classical flow

Gambar 2.1 Bagian-bagian mesin press BTPTP [9]

Rumus bilangan Reynolds umumnya diberikan sebagai berikut:

Simulasi Numerik Karakteristik Aliran Fluida Melewati Silinder Teriris Satu Sisi (Tipe D) dengan Variasi Sudut Iris dan Sudut Serang

I PUTU GUSTAVE S. P., ST., M.Eng. MEKANIKA FLUIDA

Studi Analitik dan Numerik Perpindahan Panas pada Fin Trapesium (Studi Kasus pada Finned Tube Heat Exchanger)

1.1 Latar Belakang dan Identifikasi Masalah

PENGEMBANGAN PROGRAM ANALISIS STRUKTUR BERBASIS INTERNET UNTUK PEMBELAJARAN DAN PENELITIAN METODE ELEMEN HINGGA

ANALISIS ALIRAN DAN PERPINDAHAN PANAS FLUIDA SISKO DALAM KEADAAN STEDI NURI ANGGI NIRMALASARI

Solusi Numerik Persamaan Gelombang Dua Dimensi Menggunakan Metode Alternating Direction Implicit

KARAKTERISTIK ZAT CAIR Pendahuluan Aliran laminer Bilangan Reynold Aliran Turbulen Hukum Tahanan Gesek Aliran Laminer Dalam Pipa

PENGARUH DENSITAS DAN VISKOSITAS TERHADAP PROFIL KECEPATAN PADA ALIRAN FLUIDA LAMINAR DI DALAM PIPA HORIZONTAL

SIMULASI CFD PERSAMAAN NAVIER STOKES UNTUK ALIRAN FLUIDA TUNAK LAMINAR DI ANTARA PLAT SEJAJAR SKRIPSI AZMAH DINA TELAUMBANUA

METODE ELEMEN BATAS UNTUK MASALAH TRANSPORT

Klasisifikasi Aliran:

Solusi Persamaan Laplace Menggunakan Metode Crank-Nicholson. (The Solution of Laplace Equation Using Crank-Nicholson Method)

SIMULASI FLUIDIZED BED DRYER BERBASIS CFD UNTUK BATUBARA KUALITAS RENDAH

PERTEMUAN VII KINEMATIKA ZAT CAIR

STUDI PERPINDAHAN PANAS DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM KOORDINAT SEGITIGA

BAB III PEMODELAN DENGAN METODE VOLUME HINGGA

ANALISIS LAPISAN BATAS ALIRAN DALAM NOSEL STUDI KASUS: NOSEL RX 122

Edy Sriyono. Jurusan Teknik Sipil Universitas Janabadra 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisa aliran berkembang..., Iwan Yudi Karyono, FT UI, 2008

NASKAH PUBLIKASI ANALISA PERPINDAHAN PANAS TERHADAP RECTANGULAR DUCT DENGAN TEBAL m MENGGUNAKAN ANSYS 12 SP1 DAN PERHITUNGAN METODE NUMERIK

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Kajian Numerik: Pengaruh Ukuran Sistem Terhadap Gaya Hambat pada Silinder

PENGARUH BEBAN PENGGETAR MESIN PRESS BATAKO PADA PROSES PRODUKSI BATAKO TANPA PLESTER DAN TANPA PEREKAT (BTPTP) TERHADAP KEKUATAN DINDING

Mempelajari grafik gerak partikel zat cair tanpa meninjau gaya penyebab gerak tersebut.

BAB III PEMODELAN DENGAN METODE VOLUME HINGGA

UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

BAB II LANDASAN TEORI. bisa mengalami perubahan bentuk secara kontinyu atau terus-menerus bila terkena

Muchammad 1) Abstrak. Kata kunci: Pressure drop, heat sink, impingement air cooled, saluran rectangular, flow rate.

ANALISIS MODEL MATEMATIKA PROSES PENYEBARAN LIMBAH CAIR PADA AIR TANAH

1. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Persamaan Kontinuitas dan Persamaan Gerak

ANALISIS PENGARUH PERPINDAHAN PANAS TERHADAP KARAKTERISTIK LAPISAN BATAS PADA PELAT DATAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MEKANIKA FLUIDA DI SUSUN OLEH : ADE IRMA

SIMULASI PERPINDAHAN PANAS GEOMETRI FIN DATAR PADA HEAT EXCHANGER DENGAN ANSYS FLUENT

III. METODELOGI. satunya adalah menggunakan metode elemen hingga (Finite Elemen Methods,

ANALISA PERSOALAN PEMBEBANAN PADA BATANG DENGAN METODA ELEMEN HINGGA MENGGUNAKAN MS-EXCEL DAN ANSYS

Macam Aliran : Berdasarkan Cara Bergerak Partikel zat cair :

BAB 2 LANDASAN TEORI

MODEL POLA LAJU ALIRAN FLUIDA DENGAN LUAS PENAMPANG YANG BERBEDA MENGGUNAKAN METODE BEDA HINGGA

II. TINJAUAN PUSTAKA Nutrient Film Technique (NFT) 2.2. Greenhouse

MEKANIKA FLUIDA BAB I

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

Gambar 2.1 Bagian-bagian mesin press BTPTP[3]

ANALISIS CANTILEVER BEAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SOLUSI NUMERIK TUGAS KULIAH

SUSTAINABLE PRODUCT DEVELOPMENT FOR SHIP DESIGN USING FINITE ELEMENT APLICATION AND PUGH S CONCEPT SELECTION METHOD

KOMPUTASI NUMERIK GERAK PROYEKTIL DUA DIMENSI MEMPERHITUNGKAN GAYA HAMBATAN UDARA DENGAN METODE RUNGE-KUTTA4 DAN DIVISUALISASIKAN DI GUI MATLAB

BAB II SIFAT-SIFAT ZAT CAIR

2 yang mempunyai posisi vertikal sama akan mempunyai tekanan yang sama. Laju Aliran Volume Laju aliran volume disebut juga debit aliran (Q) yaitu juml

BAB II LANDASAN TEORI

Panduan Praktikum 2012

ALIRAN FLUIDA. Kode Mata Kuliah : Oleh MARYUDI, S.T., M.T., Ph.D Irma Atika Sari, S.T., M.Eng

Analisis Perbandingan Velocity Dan Shear Stress Perkembangan Boundary Layer Flat Plate Menggunakan Turbulent Model k ε (Standard, Realizable, RNG)

REYNOLDS NUMBER K E L O M P O K 4

Analisis Kestabilan Aliran Fluida Viskos Tipis pada Model Slip di Bawah Pengaruh Gaya Gravitasi

BAB FLUIDA. 7.1 Massa Jenis, Tekanan, dan Tekanan Hidrostatis

Penyelesaian Persamaan Poisson 2D dengan Menggunakan Metode Gauss-Seidel dan Conjugate Gradient

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 tegangan bidang pada (a) pelat dengan lubang (b) pelat dengan irisan (Daryl L. Logan : 2007) Universitas Sumatera Utara

STUDI KARAKTERISTIK ALIRAN PADA TUJUH SILINDER VERTIKAL DENGAN SUSUNAN HEKSAGONAL DALAM REAKTOR NUKLIR MENGGUNAKAN PAKET PROGRAM FLUENT

Gambar 2.1 Winding pattern [5]

ANALISIS ALIRAN DAN PERPINDAHAN PANAS FLUIDA SISKO DALAM KEADAAN STEDI

II. TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENGARUH PENAMBAHAN ELLIPTICAL BULB TERHADAP HAMBATAN VISKOS DAN GELOMBANG PADA KAPAL MONOHULL DENGAN PENDEKATAN CFD

UNIVERSITAS DIPONEGORO OPTIMASI DAERAH SLIP PADA PERMUKAAN BERTEKSTUR PADA PELUMASAN MEMS (MICRO ELECTRO MECHANICAL SYSTEMS) TUGAS SARJANA

DINAMIKA FLUIDA II. Makalah Mekanika Fluida KELOMPOK 8: YONATHAN SUROSO RISKY MAHADJURA SWIT SIMBOLON

BAB I PENDAHULUAN. Desain yang baik dari sebuah airfoil sangatlah perlu dilakukan, dengan tujuan untuk meningkatkan unjuk kerja airfoil

ANALISA NUMERIK DISTRIBUSI PANAS TAK TUNAK PADA HEATSINK MENGGUNAKAN METODA FINITE DIFFERENT

Fluida atau zat alir adalah zat yang dapat mengalir. Zat cair dan gas adalah fluida. Karena jarak antara dua partikel di dalam fluida tidaklah tetap.

SIMULASI SMOOTHED PARTICLE HYCRODYNAMICS DUA DIMENSI DENGAN METODE DETEKSI PARTIKEL PERMUKAAN

STUDI ANALISIS PEMODELAN BENDA UJI BALOK BETON UNTUK MENENTUKAN KUAT LENTUR DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE KOMPUTER

ANALISIS PRINSIP ENERGI PADA METODE ELEMEN HINGGA TINJAUAN PEMODELAN ELEMEN UNIAKSIAL KUADRATIK TERHADAP ELEMEN UNIAKSIAL KUBIK

STUDI NUMERIK DISTRIBUSI TEMPERATUR DAN KECEPATAN UDARA PADA RUANG KEDATANGAN TERMINAL 2 BANDAR UDARA INTERNASIONAL JUANDA SURABAYA

Transkripsi:

TALENTA Conference Series: Science & Technology PAPER OPEN ACCESS Implementasi Metode Elemen Hingga Untuk Persoalan Aliran Air Pada Jaringan Pipa Author DOI : Cici Hayani : 10.32734/st.v1i1.190 Electronic ISSN : 2654-7086 Print ISSN : 2654-7078 Volume 1 Issue 1 2018 TALENTA Conference Series: Science & Technology (ST) This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NoDerivatives 4.0 International License. Published under licence by TALENTA Publisher, Universitas Sumatera Utara

SS Conference Series 01 (2018), Page 059 068 TALENTA Conference Series Available online at https://talentaconfseries.usu.ac.id Implementasi Metode Elemen Hingga Untuk Persoalan Aliran Air Pada Jaringan Pipa Cici Hayani a*, Tulus a, Sawaluddin a Fakultas MIPA, Universitas Sumatera Utara, Medan-20155 Abstrak cici.hayani@gmail.com ; tulus@usu.ac.id ; sawaluddin@usu.ac.id Pada zat cair yang mengalir di dalam bidang batas (contohnya pipa) akan terjadi tegangan geser dan gradien kecepatan pada seluruh medan aliran karena adanya kekentalan (viskositas). Penelitian ini bertujuan untuk melihat persoalan aliran air pada jaringan pipa yang diselesaikan dengan mengimplementasikan metode elemen hingga pada persamaan Navier-Stokes yang merupakan persamaan diferensial dasar yang menggambarkan aliran dari fluida Newtonian tak mampu-mampat. Dalam metode elemen hingga, medan aliran dipecah menjadi sekumpulan elemen-elemen fluida kecil (diskritisasi domain). Dalam penelitian ini peneliti menggambarkan aliran air pada bidang dua-dimensi (2D), kemudian dipilih fungsi interpolasi linier untuk elemen 2D, dan menurunkan elemen matriks dan vektor dengan metode Galerkin untuk mendapatkan persamaan Global. Hasil dari penelitian dengan bantuan komputer, memperlihatkan distribusi tekanan dan kecepatan aliran air untuk beberapa variasi bentuk pipa, yaitu pipa I dan pipa T, masing-masing juga dengan variasi posisi inlet/oulet. Hasil simulasi dengan COMSOL menunjukkan, bahwa terdapat hubungan antara tekanan dan kecepatan aliran air, kehilangan tekanan pada salah satu cabang pipa menyebabkan kecepatan aliran air menjadi tidak merata. Kata Kuncis: Navier-Stokes; medan aliran; jaringan pipa; metode elemen hingga; metode Galerkin 1. Pendahuluan Air merupakan salah satu kebutuhan pokok makhluk hidup. Jika air tidak tersedia akan menghambat kehidupan makhluk hidup terutama manusia. Jauhnya sumber air bersih dari konsumen dapat diatasi dengan pembuatan jaringan atau sistem perpipaan. Sistem perpipaan (jaringan pipa) berfungsi mengalirkan zat cair dari suatu tempat ke tempat lain. Sistem perpipaan merupakan bagian paling mahal dari suatu perusahaan distributor air bersih, sehingga harus dibuat perencanaan yang teliti untuk mendapatkan sistem distribusi yang efisien. Pada zat cair yang mengalir pada bidang batas (contohnya pipa) akan terjadi tegangan geser dan gradien kecepatan pada seluruh medan aliran karena adanya adanya kekentalan (viskositas). Tegangan geser tersebut akan menyebabkan terjadinya kehilangan tenaga selama pengaliran. Jika aliran mengalami kehilangan tenaga pada salah satu cabang pipa, tentunya akan menyebabkan air tidak mengalir secara merata. Beberapa faktor lain yang menyebabkan air tidak terdistribusi secara merata adalah adanya kebocoran pada pipa, pencurian air oleh pihak yang tidak bertanggungjawab, dan sebagainya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana distribusi tekanan dan kecepatan aliran dalam pipa mendatar (horizontal), pipa tegak (vertikal), dan pipa bercabang dengan implementasi metode elemen hingga. Metode elemen 2018 The Authors. Published by TALENTA Publisher Universitas Sumatera Utara Selection and peer-review under responsibility of Seminar Ilmiah Nasional Dies Natalis USU-64

60 Author name / SS Conference Series 01 (2018), Page 059 068 hingga adalah metode numerik yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan teknik dan problem matematis suatu gejala phisis [5]. Dalam metode elemen hingga, medan aliran dipecah menjadi sekumpulan elemen-elemen fluida kecil. Analisis jaringan pipa ini cukup rumit dan memerlukan perhitungan yang besar. Oleh karena itu untuk menyelesaikan tugas akhir ini software yang digunakan adalah software COMSOL Multiphysics 4.2a. 2. Landasan Teori 2.1. Metode Elemen Hingga Metode Elemen Hingga juga merupakan teknik numerik untuk mencari solusi pendekatan persamaan diferensial parsial (PDP) juga persamaan integral. Pendekatan solusi yang dasar baik itu dengan mengeliminasi persamaan diferensial sepenuhnya (steady state problem), atau mengubah persamaan diferensial parsial menjadi sebuah sistem aproksimasi dari persamaan diferensial biasa, yang lebih erintegrasi secara numerik menggunakan teknik standar seperti Metode Euler, Runge-Kutta, dan lain sebagainya [2]. Ide dasar dalam metode elemen hingga adalah untuk menemukan solusi dari masalah yang rumit dengan menggantinya menjadi masalah yang sederhana [4]. Metode elemen hingga melibatkan pemodelan struktur menggunakan elemen yang saling berhubungan kecil yang disebut elemen-elemen hingga (finite elements). Sebuah fungsi perpindahan terkait dengan setiap elemen hingga. Setiap elemen yang berhubungan terkait, langsung maupun tidak langsung, untuk setiap elemen lain melalui interfaces, termasuk node dan/atau garis batas dan/atau permukaan (surface), [3]. Allaire (1985) menyebutkan langkah-langkah dalam metode elemen hingga adalah sebagai berikut: 1. Merumuskan governing equations (persamaan pengatur) dan kondisi batas, 2. Membagi daerah analisis menjadi elemen-elemen (diskritisasi), 3. Memilih fungsi interpolasi, 4. Menentukan sifat elemen, 5. Merakit/menggabungkan persamaan global, 6. Solusi persamaan global, 7. Verifikasi solusi. Persamaan dalam metode elemen hingga adalah di mana [K] adalah kumpulan matriks kekakuan (stiffness matrix), (I) ti adalah vektor perpindahan nodal (nodal displacement), dan /3 ti adalah vektor dari gaya nodal (nodal force) untuk struktur lengkap [4]. 3. Pembahasan 3.1 Aliran Air

Author name / SS Conference Series 01 (2018) 059 068 61 Zat cair riil didefinisikan sebagai zat yang mempunyai kekentalan. Kekentalan disebabkan karena adanya sifat kohesi antara partikel zat cair. Karena adanya kekentalan zat cair, maka terjadi perbedaan kecepatan partikel pada medan aliran. Zat cair yang berdampingan dengan dinding batas akan diam (kecepatan nol) sedang yang terletak pada suatu jarak tertentu dari dinding akan bergerak. Perubahan kecepatan tersebut merupakan fungsi jarak dari dinding batas. Aliran zat cair riil disebut juga aliran viskos. Untuk aliran viskos, apabila pengaruh kekentalan (viskositas) adalah cukup dominan sehingga zat cair bergerak secara teratur menurut lintasan lurus maka alirannya adalah aliran laminar. Dalam sejumlah besar masalah aliran fluida (terutama yang dengan cairan viskositas rendah, seperti air dan gas), efek dari viskositas akan menjadi kecil dibandingkan dengan jumlah lainnya, seperti tekanan, gaya inersia, dan medan kekuatan; maka, cairan dapat diperlakukan sebagai fluida inviskos. Masalah khas di mana efek dari viskositas fluida dapat diabaikan adalah aliran melalui lubang, mengalir di atas bendung, mengalir dalam saluran dan saluran pintu masuk, dan mengalir dalam saluran konvergen dan divergen. Dalam masalah aliran fluida, kecepatan fluida dan tekanan fluida ditentukan sebagai fungsi dari koordinat ruang dan waktu. Solusi ini akan sangat sederhana jika viskositas fluida diasumsikan nol. 3.2 Kondisi Awal dan Batas Untuk persoalan aliran air dalam penelitian ini diasumsikan jenis fluida (air) sebagai berikut: 1. Incompressible fluid (fluida tak mampu-mampat, p konstan), 2. Inviscid fluid (fluida nonviskos/tanpa gesekan), 3. Laminar flow (aliran laminar), 4. Air yang mengalir di sepanjang pipa jernih. Persamaan Navier-Stokes (governing equation) dengan nilai batas (boundary condition) 3.3 Simulasi Model dengan COMSOL Multiphysic 4.2a Untuk model dalam penelitian ini, penulis memodelkan aliran air dalam pipa dua-dimensi (2D); mengambil irisan fluida (air) dalam pipa (bidang 2D). Dengan memberikan paramater dan material yang terdapat dalam Tabel 1 dan 2, sehingga diperoleh model yang sesuai.

62 Author name / SS Conference Series 01 (2018), Page 059 068 Table 1: Parameter yang digunakan untuk geometri pipa Nama Nilai Keterangan D 26mm Diameter pipa L 10cm Panjang Pipa Table 2: material Properties air Properti Nilai Density(Kepadata) 1000 Kg/m 3 Dynamic Viscosity (Viskositas Dinamik) 1,519e-3 Pa*s

Author name / SS Conference Series 01 (2018) 059 068 63 3.4 Distribusi Tekanan Dalam penelitian ini visualisasi model aliran air dalam interval waktu t = 0 detik sampai dengan t = 3 detik. Namun, dalam pembahasannya hanya akan di ambil t = 1 detik; t = 1,875 detik; t = 2,5 detik; dan t = 3 detik.

64 Author name / SS Conference Series 01 (2018), Page 059 068 Untuk pipa I (Gambar 3, 4, dan 5), dapat dilihat besarnya tekanan aliran air pada inlet dan outlet pipa. Tekanan aliran air pada pipa I adalah konstan sebesar 1 pada inlet dan 0 pada outlet. Besarnya tekanan pada setiap perubahan posisi/perpindahan (displacement) aliran air sepanjang pipa dapat diperlihatkan dengan kontur tekanan. Semakin merah warnanya, maka tekanan semakin tinggi, sedangkan warna semakin biru menunjukkan besar tekanan yang semakin rendah/berkurang. Hal ini juga berlaku untuk kecepatan aliran air.

Author name / SS Conference Series 01 (2018) 059 068 65 Tekanan tidak tergantung terhadap waktu, namun tekanan tergantung pada kedalaman/posisi pipa. Gambar 8: Grafik distribusi tekanan aliran air pada pipa I dan pipa T 3.5 Distribusi Kecepatan Dengan interval waktu yang sama, akan diperlihatkan distribusi kecepatan aliran air pada pipa, sebagai berikut:

66 Author name / SS Conference Series 01 (2018), Page 059 068 Untuk pipa I (Gambar 9, 10, dan 11), dapat dilihat kecepatan aliran air pada pipa I meningkat terhadap waktu. Perhatikan bahwa kecepatan lebih tinggi pada pusat pipa dari pada dinding pipa. Hal ini karena kondisi tanpa slip (tanpa gesekan) pada dinding pipa sebagai kondisi batas dan kecepatan menuju garis normal adalah nol. Perbedaan besarnya kecepatan aliran air antara pipa I1, I2, dan I3 terhadap waktu cukup kecil. Kecepatan aliran air pada inlet dan outlet sama untuk pipa I. Gambar 12: Grafik pada pipa I distribusi kecepatan aliran air

Author name / SS Conference Series 01 (2018) 059 068 67 2. Pipa T Untuk pipa T pada Gambar 13 dan 14, terlihat kecepatan aliran air terbesar pada inlet. Pada pipa T, terdapat penurunan kecepatan aliran air pada cabang pipa. 4. Kesimpulan Dari pembahasan, memperlihatkan bahwa terdapat distribusi tekanan dan kecepatan aliran air pada pipa untuk masing-masing variasi pipa (pipa I dan pipa T) dan masing-masing juga dengan variasi posisi inlet/outlet pada pipa. Dari hasil simulasi dengan COMSOL untuk pipa bercabang (pipa T) dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kecepatan dan tekanan aliran air pada pipa. Kehilangan tekanan pada salah satu cabang pipa menyebabkan kecepatan aliran air menjadi tidak merata. Pada pipa T2, tekanan dan kecepatan aliran air sama/merata ke masing-masing cabang pipa (menuju outlet ), sedangkan pada pipa T1 tekanan dan kecepatan aliran air tidak merata. Referensi [1] Allaire, Paul E. 1985. Basic of the Finite Element Method: Solid Mechanics, Heat Transfer and Fluid Mechanics. Wm. C. Brown. USA.

68 Author name / SS Conference Series 01 (2018), Page 059 068 [2] Brandenburg, Jenna. and Clemmons, Lashaun. 2012. First edition, Analysis of Numerical Differential Equations and Finite Element Method. College Publishing House. Delhi. [3] Logan, Daryl L. 2007. Fourth edition, A First Course in the Finite Element Method. Thomson. Canada. [4] Rao, Singiresu S. 2011. Fifth edition, The Finite Element Method in Engineering. British Library. USA. [5] Susatio, Yerri. 2004. Dasar-dasar Metode Elemen Hingga. Andi Offset. Yogyakarta. [6] Triatmodjo, Bambang. 1993. Hidraulika II. Beta Offset. Yogyakarta.