J. Keith Murnighan Penerbit PT Elex Media Komputindo
Do Nothing! Author: J. Keith Murnighan J. Keith Murnighan, 2012 ISBN 978-1-59184-530-0 All rights reserved including the right of reproduction in whole or in part in any form. This edition published by arrangement with Portfolio, a member of Penguin Group (USA) LLC, a Penguin Random House Company Do Nothing! Ditulis oleh: J. Keith Murnighan Alih bahasa: Kusnandar Hak Cipta Terjemahan Indonesia 2015 Penerbit PT Elex Media Komputindo Hak Cipta dilindungi oleh Undang-Undang Diterbitkan pertama kali oleh: Penerbit PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia, Anggota IKAPI, Jakarta 717060193 ISBN: 978-602-04-0028-0 Cetakan Pertama : Juli 2015 C e t a k a n K e d u a : F e b r u a r i 2 0 1 7 Dilarang mengutip, memperbanyak, dan menerjemahkan sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit. Dicetak oleh Percetakan PT Gramedia, Jakarta Isi di luar tanggung jawab percetakan
Buku ini didedikasikan untuk Mom, Dad, dan Beth Kev, Tom, dan Peg para pemimpin yang menjadi panutan kita
Daftar Isi Pendahuluan xi 1 Jangan Melakukan Apa pun! 1 2 Berfokus pada Bawahan 27 3 Memulai dari Bagian Akhir 69 4 Memberikan Kepercayaan Lebih 95 5 Melepas Kontrol (dengan Curang) 131 6 Menggunakan Kekuatan Maksimal dengan Penuh Kehangatan 155 7 Mengabaikan Tujuan-Tujuan Kinerja 171 8 Tidak Mementingkan Keuntungan 197 9 Pemimpin-Pemimpin Luar Biasa 213 Ucapan Terima Kasih 251 Daftar Pustaka 257 ix
1 Jangan Melakukan Apa pun! MARI KITA MULAI DENGAN sebuah khayalan. Anda baru saja kembali bekerja setelah berlibur selama tiga minggu. Anda mempunyai waktu untuk bertemu dengan keluarga besar dan beberapa teman lama; menghabiskan waktu seminggu untuk bersantai-santai di pantai; dan juga sempat melakukan perjalanan tambahan untuk menikmati sisa-sisa bangunan masa lampau dan wilayah di sekitarnya. Selama berlibur Anda tidak membawa ponsel dan tidak mengecek e-mail. Baru pulang tadi malam, pagi ini Anda harus bekerja sedikit lebih awal karena berpikiran bahwa mungkin banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Ketika Anda memilah-milah e-mail yang masuk, beberapa orang tim Anda mulai berdatangan sesuai waktu sebagaimana biasanya mereka tiba di kantor. Mereka melewati meja kerja Anda, melambaikan tangan, menyapa halo dan selamat datang kembali, 1
2 dan bertanya apakah Anda bersenang-senang selama liburan. Kemudian mereka bergegas mengerjakan tugas-tugasnya. Sepanjang pagi Anda tidak melihat adanya urusan-urusan mendesak. Tidak hanya itu selama Anda tidak hadir di kantor, tim Anda berhasil mendapatkan banyak pelanggan baru dan mengatasi berbagai masalah yang sulit. Beberapa rekan dalam tim-tim lain berkomentar bahwa anggota-anggota tim Anda memiliki komitmen tinggi, dan hari ini mereka tampaknya juga sangat berfokus, bahkan ketika bekerja sendiri. Se benarnya, ketika Anda mengecek status proyek-proyek tim Anda, hampir semua proyek itu diselesaikan lebih awal dari waktu yang dijadwalkan. Dengan kata lain, pekerjaan berjalan sangat baik. Terdengar sangat bagus, bukan? Sayangnya, bagi kebanyakan orang cerita tersebut hanyalah sebuah mimpi mimpi indah, tetapi tetap saja hanya sebuah mimpi. Realitas yang terjadi bagi kebanyakan orang adalah mereka tidak pernah berlibur selama tiga minggu berturut-turut dan, kalaupun melakukannya, mereka akan membawa serta ponsel dan laptop. Dengan begitu, mereka bisa terus-menerus mengecek apa yang terjadi di kantor, sekalipun tidak benar-benar mem butuhkannya. Dan, ketika kembali bekerja, mereka mengira akan terjadi hal terburuk, merasa khawatir karena ketidak hadirannya, tim dan tugas-tugas yang harus dilakukan telah kacau dan mereka seharusnya tidak perlu pergi berlibur, bahkan selama sehari pun. Dengan kata lain, bagi kebanyakan pemimpin, realitas versi mereka lebih seperti mimpi buruk daripada sebuah mimpi. Kehidupan sehari-hari para pemimpin jarang berada dalam kondisi tenang. Hari-hari kerja mereka cenderung penuh kesibukan, terbagi-bagi, dan berlangsung sangat cepat; mereka tidak pernah berhasil menuntaskan semua pekerja an. Pemimpin datang ke kantor lebih awal dan pulang lebih terlambat; mereka membawa pulang pekerjaan; juga bekerja pada akhir pekan mereka merasa harus melakukan itu semua semata-mata untuk DO NOTHING!
bisa mengimbangi laju pekerjaan di kantor. Kondisi ini menciptakan tekanan yang sangat berat karena mereka melihat dirinya sendiri sebagai anggota yang paling penting dalam tim, yaitu orang yang paling bertanggung jawab atas hasil kerja setiap anggota tim lain. Banyak anggota tim mereka juga tidak membantu karena selalu mengharapkan pemimpinnya untuk memberikan berbagai solusi atas masalah-masalah yang sangat genting. Bagaimana para pemimpin merespons tekanan yang sangat besar ini? Reaksi alamiah mereka adalah bekerja lebih keras lagi melakukan apa saja yang mungkin bisa dilakukan. Mereka mengeluh tidak memiliki cukup waktu dalam sehari ( jika saya memiliki lebih banyak waktu ), seolah-olah belum bekerja sangat keras. Pengamatan-pengamatan ini mengarah pada satu kesimpulan sederhana: pemimpin yang berhati-hati dan berdedikasi melakukan tugas terlalu banyak sangatlah banyak. Kita semua telah menjumpai orang-orang yang gila kerja orang-orang yang mendefinisikan dirinya berdasarkan ke suksesan. Mereka tidak merasa puas kecuali bekerja dalam waktu yang sangat lama, dan sepertinya tidak tahu bahwa juga ada kehidupan lain di luar pekerjaannya. Namun, di sini kita tidak sedang membicarakan tentang orang yang gila kerja, tetapi tentang pemimpin kebanyak an yang bekerja keras dan berorientasi pada prestasi. Masalah penting di sini tidak berkenaan dengan orang yang gila kerja tetapi tentang pemimpin-pemimpin yang men cintai dan menilai keluarga lebih dari pekerjaannya; orang yang senang bercengkerama bersama teman-temannya dan, kalau bisa, tidak melakukan terlalu banyak pekerjaan; yang senang bersikap relaks dan tenang. Ini adalah tentang orang-orang yang memiliki keahlian tinggi dan cerdas, juga bekerja keras, tetapi tidak mengecualikan urusan-urusan lain. Orang-orang seperti ini masih ter libat dengan apa yang mereka anggap sebagai tuntutan menjadi 3 JANGAN MELAKUKAN APA PUN!
4 pemimpin yang hebat, bahwa se pertinya mereka harus bisa dijangkau selama 24 jam dalam tujuh hari, tentang keyakinan bahwa mereka bertanggung jawab atas berbagai urusan sampai hal yang sekecil-kecilnya yang dilakukan para anggota tim mereka. Sebagaimana yang mungkin sudah Anda tebak, buku ini menggunakan pendekatan yang sangat berbeda dalam memandang kepemimpinan. Kebanyakan pemimpin jelas-jelas mencoba terlibat terlalu banyak dalam pekerjaan; tidak hanya itu, karena berusaha melakukan pekerjaan terlalu banyak, kinerja mereka lebih buruk daripada jika melakukan hal sebaliknya dan tim mereka juga tidak berkinerja sebaik yang bisa mereka lakukan. Namun, ada solusi untuk mengatasi masalah ini. Masalahnya jauh lebih sederhana daripada yang Anda bayangkan. Empat kata! JANGAN LAKUKAN APA PUN! Ya, jangan lakukan apa pun. Gila? Tindakan bunuh diri? Ekstrem? Mungkin. Namun, pikirkan apa yang akan terjadi jika Anda benar-benar menjalankan saran sederhana ini dan tidak melakukan apa pun. Anda pergi bekerja setiap hari, menyapa para anggota tim, melihat cara mereka bekerja, dan kemudian Anda tinggal melakukan sisa urusan yang sedikit. Jika Anda benar-benar menjalankan ini semua, apa yang akan terjadi? Dalam ilmu fisika, ruang hampa (kekosongan) pada dasarnya sangat rentan: untuk bisa bertahan, ruang hampa harus diisi. Jika tidak, unsur-unsur lain akan tertarik ke dalam dan akan mengisinya. Tim yang efektif berproses dengan cara yang sama: jika ada peluang untuk mencapai keunggulan, orang-orang ingin mengisi peluang tersebut. Perhatikan cerita masa lalu tentang DO NOTHING!
Eastman Kodak Company. Setelah melakukan reorganisasi besar-besaran, ada satu divisi kecil yang secara tidak sengaja kehilangan pemimpin dan tidak memiliki jalur pelaporan ke kantor pusat. Tampaknya tidak seorang pun dalam divisi ini yang peduli. Mereka terus melanjutkan pekerjaannya, secara efektif dan efisien selama berbulan-bulan. Sesungguhnya, para eksekutif papan atas di Kodak bahkan lupa jika divisi ini memang benar-benar ada. Pihak kantor pusat baru mengetahui masalah ini dari seorang pelanggan yang merasa puas, yang berterima kasih kepada grup perusahaan tersebut atas pe kerjaan mereka yang sangat bagus, sebelum bos utama menyadari bahwa divisi ini benar-benar telah hilang dan ditinggalkan sendiri. Tentu saja, hebatnya situasi ini adalah bahwa orangorang yang bekerja di divisi tersebut memahami pekerjaan mereka dan menjalankannya mereka mengisi kekosongan dan bertindak seolah-olah tidak pernah membutuhkan seorang pemimpin. Mereka baik-baik saja bekerja sendiri. Hal seperti itu tidak akan terjadi pada tim saya mungkin menjadi jawaban spontan Anda secara alami. Tetapi jika itulah yang menjadi anggapan Anda, jelas ada satu pertanyaan yang mengiringinya: Bagaimana Anda tahu? Tentu saja jawabannya juga jelas: Anda tidak mungkin tahu karena belum mencobanya. Masalahnya di sini sangat sederhana: mengapa Anda tidak mencobanya? Jangan Lakukan Apa pun dan perhatikan kekosongan itu akan terisi. Pengalaman saya menunjukkan bahwa Anda akan terkejut sangat terkejut. Orang-orang yang bekerja dalam tim Anda akan mengeluarkan dan menunjukkan keahlian yang Anda tidak tahu mereka memilikinya, dan akan menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan dengan kemampuan jauh di luar perkiraan Anda. Mereka mungkin tidak akan melakukan pekerjaan-pekerjaan sebagaimana Anda melakukannya, tetapi mendapatkan hasil yang tidak pernah Anda sangka 5 JANGAN MELAKUKAN APA PUN!